Anda di halaman 1dari 5

TUGAS RESUME

KONSEP DASAR BUMI ANTARIKSA DAN KIMIA SD

“Teori Terbentuknya Alam Semesta dan Galaksi dan Teori Geosentris dan Heliosentris”

Disusun Oleh :

Septi Misliza (20129206)

Dosen Pengampu :

Dr. Yanti Fitria, M.Pd.

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2022
A. Teori Terbentuknya Alam Semesta dan Galaksi
1. Teori Steady State
Teori ini berpendapat bahwa materi yang hilang melalui resesi galaksigalaksi,
karena pengembungan alam yang berlangsung terus menerus digantikan oleh materi yang
baru saja tercipta sehingga alam semesta yang terlihat tetap berada dalam keadaan tidak
berubah (stady state), artinya bahwa materi secara terus menerus tercipta diseluruh alam
semesta. Teori ini sama sekali tidak menyebut peristiwa awal yang bersifat khusus pada
waktu atau ruang. Tidak ada awal maupun akhir karena materi diperbarui secara terus
menerus di satu tempat sementara di tempat lain dihancurkan.
2. Teori Ekspansi dan Kontraksi (Teori mengembang dan memampat)
Teori ini berpendapat bahwa ada suatu siklus di jagat raya. Satu siklus mengalami
satu masa ekspansi dan satu masa kontraksi. Satu siklus diperkirakan berlangsung selama
30 milyar tahun. Dalam masa ekspansi terbentuklah galaksigalaksi serta bintang-bintang
di dalamnya. Ekspansi ini diakibatkan oleh adanya reaksi inti hydrogen yang pada
akhirnya membentuk unsur-unsur lain yang komplek. Pada masa kontraksi, galaksi-
galaksi dan bintang-bintang yang telah terbentuk meredup dan unsure-unsur yang telah
terbentuk menyusut dengan mengeluarkan tenaga berupa panas yang sangat tinggi.
Disebut juga Oscillating Theory (teori mengembang dan memampat).
3. Teori Big – Bang
Konsekuensi alami dari Teori Big Bang yaitu pada masa lampau alam semesta
punya suhu yang jauh lebih tinggi dan kerapatan yang jauh lebih tinggi. Teori Big-Bang
juga dikenal teori Super Dense, menyatakan bahwa jika alam semesta mengembang pada
skala tertentu, maka ketika kita pergi kembali ke dalam waktu, kelompok-kelompok
galaksi akan semakin mendekat dan tentu akan sampai pada suatu saat di mana semua
materi, energi dan waktu yang membentuk alam semeseta terkonsentrasi pada suatu
tempat dalam bentuk gumpalan yang sangat padat ( super dense agglomeration).
Dengan bekerja mundur , dari peringkat resesi galaksi-galaksi yang teramati,
ditemukan bahwa galaksi-galaksi itu diduga telah berada berdekatan satu sama lain
sekitar 12 milyar tahun yang lalu. Dipostulasikan bahwa saat ini ledakan hebat
menyebabkan alam semesta mengembang 1030 kali atau lebih dari ukuran aslinya,
sebagai akibatnya gumpalan yang sangat padat dari materi dan energi berserakan menjadi
banyak bagian yang semuanya berjalan dengan kecepatan berbeda-beda ke arah berbeda-
beda pula.
Hasil dari ledakan ini berkondensasi membentuk benda-benda langit seperti yang
ada sekarang. Pengembangan alam alam yang teramati ini merupakan kelanjutan dari
proses ini. Teori berkonsentrasi pada peristiwa spesifik sebagai „awal‟ alam semesta dan
menampilkan suatu evolusi progresif sejak titik itu hingga sekarang. Selama satu abad
terakhir, serangkaian percobaan, pengamatan, dan perhitungan yang dilakukan dengan
menggunakan teknologi mutakhir, telah mengungkapkan tanpa ragu bahwa alam semesta
memiliki permulaan.
Para ilmuwan telah memastikan bahwa alam semesta berada dalam keadaan yang
terus mengembang. Dan mereka telah menyimpulkan bahwa, karena alam semesta
mengembang, jika alam ini dapat bergerak mundur dalam waktu, alam semesta ini
tentulah memulai pengembangannya dari sebuah titik tunggal. Sungguh, kesimpulan
yang telah dicapai ilmu pengetahuan saat ini adalah alam semesta bermula dari ledakan
titik tunggal ini. Ledakan ini disebut “Dentuman Besar” atau Big-bang.
B. Teori Geosentris dan Heliosentris
1. Teori Geosentris
Embrio teori Geosentris dimulai sejak zaman Aristoteles yang menyatakan bahwa
bumi itu bulat, dengan menunjukkan argument ketika terjadi proses gerhana terdapat
baying-bayang lengkung pada bulan yang disebabkan oleh posisi bumi. Ia juga
berpendapat bahwa pusat jagat raya adalah bumi. Sehingga semua benda-benda langit
bergerak mengitari bumi. Konsep ini dikenal dengan konsep alam semesta Ptolomeus.
a. Model Tata Surya Geosentris

b. Tokoh Pendukung Teori Geosentrisme


 Aristoteles (384 SM-322 SM), Seorang ahli filsafat terbesar sepanjang masa.
Dikenal dengan bapak peradaban baru, bapak ensiklopedi, bapak ilmu
pengetahuan, dan berbagi julukan lain yang disematkan kepadanya.
 Hipparchus (150 SM), Seorang berkebangsaan Yunani yang juga hali dalam
bidang asronomi, dia termasuk salah satu pendukung teori Geosentris
 Claudius Ptolomeus (140 SM), Seorang ahli Geografi dan astrologi. Pendukung
teori yang dikemukakan oleh aristoteles, kemudian menyempurnakan dan
mempopulerkannya hingga namanya lebih dikenal di dunia.
Runtuhnya Teori Geosentris Teori yang menempatkan bumi sebagai tata surya
(geosentris) ternyata membuat beberapa ilmuwan merasakan keraguan. Teori yang telah
berlangsung selama lebih dari 14 abad ini gugur karena gagal menjelaskan fenomena
retrogresi (gerak balik) periodik dari planet-planet yang teramati. Lintasan semu planet
sepanjang tahun relatif terhadap bintang-bintang adalah berupa lengkungan (kurva) yang
tidak rata. Malahan, adakalanya planet-planet teramati seolah-olah bergerak mundur
(berbalik) sebelum akhirnya bergerak maju kembali selama periode orbitnya.
Untuk menjelaskan gerak mundur semu ini dalam kerangka teori geosentris, maka
perlu menganggap bahwa planet-planet bergerak dalam lintasan-lintasan sirkular kecil
yang disebut episiklus (epicycles), ketika Gambar 3. Hipparchus Gambar 4. Ptolomeus
planet-planet bergerak dalam orbit besarnya mengelilingi Bumi. Akan tetapi, anggapan
ini justru tidak sesuai dengan hasil pengamatan. Alasan inilah yang membuat teori
geosentris menjadi runtuh dan digantikan oleh teori yang baru. Teori baru tersebut adalah
teori heliosentris.
2. Teori Heliosentris
Teori Heliosentris Teori ini beranggapan bahwa matahari adalah merupakan pusat
peredaran planet-planet, termasuk di dalamnya adalah bumi, sedangkan bulan adalah
mengelilingi bumi yang kemudian bersama-sama bumi berputar mengelilingi matahari.
Sedangkan matahari hanyalah berputar mengelilingi sumbunya saja. Saat ini diketahui
bahwa planet-planet dalam tata surya matahari kita jumlahnya ada sembilan, yakni:
Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saternus, Uranus, Neptunus dan Pluto, yang
kesemuanya berputar mengelilingi matahari. Untuk yang terakhir yakni Pluto,
diperselisihkan apakah termasuk planet dalam tata surya matahari kita atau bukan.
Dalam astronomi, heliosentrisme adalah teori yang berbunyi bahwa Matahari
menjadi pusat alam semesta. Kata tersebut berasal dari bahasa Yunani, yaitu (Helios =
Matahari, dan Kentron = Pusat). Secara historis, heliosentrisme bertentangan dengan
geosentrisme yang menempatkan bumi sebagai pusat alam semesta. Pandangan mengenai
kemungkinan heliosentrisme ini terjadi sejak zaman klasik kuno. Tapi abad ke-14 baru
dapat ditemukan suatu model matematis yang dapat meramalkan secara lengkap sistem
heliosentris. Hal tersebut dikemukakan oleh Nicolas Copernicus. Jadi, bisa disimpulkan
bahwa teori heliosentris ini berawal pada masa peradaban Eropa.
Seteleh Nicolas berhasil mengemukakan teorinya, ternyata masih banyak
kelemahan-kelemahan dalam teori tersebut. Lalu, beberapa ilmuwan setelahnya pun ikut
mendukung teori itu dengan cara membuat penelitian-penlitian yang sejenis dengan apa
yang dilakukan oleh Copernicus. Diantara beberapa ilmuwan itu adalah Galileo Galilei,
sang penemu teleskop ini ikut berperan dalam memperkuat teori Heliosentris, dengan
telekop canggih yang diciptakannya, Galileo mampu mengamati kondisi benda-benda
langit, gerak-geriknya, serta berbagai perubahan ataau fase-fase yang terjadi padanya,
sehingga Galileo dapat membuat kesimpulan bahwa semua benda langit itu mengitari
matahari.
a. Model Tata Surya Heliosentris
b. Tokoh Pendukung Teori Heliosentris.
 Aristarchus (abad III SM) Aristarcus merupakan seorang ahli astronomi klasik
Yunani pertama yang tidak setuju dengan pendapat Aristoteles tentang teori
geosentrisnya pada abad III SM.
 Nicolas Copernicus (1473- 1543) Nicolas Copernicus adalah ahli astronomi
amatir dari Polandia yang menentang pandangan Geosentris dari Ptolomeus.

Anda mungkin juga menyukai