Anda di halaman 1dari 14

”CRITICAL JOURNAL REVIEW”

“ Manajemen Kebencanaan”

Disusun Oleh :

Nama : Nur Saidah Siregar

NIM : 3182131004

Kelas : C 2018

Dosen Pengampu : Dr. Dwi Wahyuni Nurwihastuti, M.Sc

Muhammad Farouq Ghazali ,S.Pd, M.Sc

PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan kesehatan sehingga makalah jurnal review ini dapat penulis selesaikan tepat
waktu. Penulis juga berterimakasih kepada Ibu Dr. Dwi Wahyuni Nurwihastuti, M.Sc dan
Bapak Muhammad Farouq Ghazali ,S.Pd, M.Sc selaku dosen pengampu di mata kuliah
manajemen kebencanaan.

Penulis menyadari bahwa makalah Critical Jurnal Review ini belumlah sempurna.
Oleh karena itu penulis bersedia menerima kritik dan saran demi kebaikan penulisan di masa
yang akan datang. Semoga makalah Critical Jurnal Review ini dapat bermanfaat bagi setiap
orang yang membacanya. Sekian dan terimakasih.

Medan, Desember 2021

Nur Saidah Siregar


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................4
PNDAHULUAN..............................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang Masalah........................................................................................................4
1.2 Tujuan....................................................................................................................................4
1.3 Identitas Jurnal/Artikel..........................................................................................................5
BAB II..................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...................................................................................................................................6
2.1 Deskripsi Isi...........................................................................................................................6
1. Jurnal Utama..........................................................................................................................6
2. Jurnal Kedua..........................................................................................................................9
BAB III...............................................................................................................................................11
PEMBAHASAN.................................................................................................................................11
3.1 Kelebihan dan Kekurangan isi Jurnal...................................................................................11
1. Kelebihan dan Kekurangan Jurnal Utama............................................................................11
2. Kelebihan dan Kekurangan Jurnal Pembanding...................................................................11
BAB IV...............................................................................................................................................12
PENUTUP..........................................................................................................................................12
4.1 Kesimpulan................................................................................................................................12
1. Kesimpulan Jurnal Utama....................................................................................................12

2. Kesimpulan Jurnal Pembanding...........................................................................................12


4.2 Saran....................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................14
BAB I

PNDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Begitu banyak bencana alam terjadi di berbagai wilayah Indonesia dengan jenis bencana
bervariasi, dengan magnitude serta frekuensi yang relatif tinggi. Bencana alam
mengakibatkan kerugian yang tidak sedikit baik secara langsung maupun tidak langsung
semisal korban jiwa, rusak dan hilangnya harta, rusaknya infrastruktur, lingkungan hidup
rusak, dan trauma bagi korban yang berhasil selamat. Penyebab bencana alam dapat
dikategorikan menjadi dua, yaitu bencana alam yang disebabkan oleh alam itu sendiri,
misalnya gempa bumi, letusan gunung api, tsunami, dan angin, dan bencana alam yang
disebabkan aktivitas manusia misalnya pemotongan lereng, penebangan hutan, pembakaran
hutan, pembuangan sampah sembarangan, pengeboran minyak bumi dan masih banyak lagi.
Bencana lainnya yaitu disebabkan adanya konflik hubungan atau aktivitas manusia
dengan sesama manusia seperti perselisihan antar suku/kelompok (Susanto, 2006: 2-3).
Penanggulangan bencana oleh pemerintah untuk mengurangi resiko dampak bencana alam
telah diatur sebagaimana bunyi undang-undang nomor 24 tahun 2007 tentang
Penganggulangan Bencana telah membawa perubahan paradigma dalam pengelolaan bencana
di Indonesia. Paradigma yang dahulu lebih bersifat responsif atau tanggap darurat dalam
menangani bencana sekarang diubah menjadi suatu kegiatan bersifat preventif, sehingga
risikonya dapat diminimalisir (mitigasi). Apabila ditinjau dari aspek perencanaan
pembangunan maka upaya penanggulangan bencana masuk dalam lingkungan hidup dan
pengelolaan bencana. Sedangkan penyeleng- garaan penanggulangan bencana menjadi
wewenang pemerintah pusat/daerah yaitu membuat perencanaan pembangunan yang
memasukkan unsur-unsur kebijakan dalam penanggulangan bencana dan dipertegas dalam.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan saya mengkritik jurnal ini adalah untuk mengetahui bagaimana jurnal
yang baik itu, dan untuk memahami permasalahan yang terjadi di dalam jurnal agar lebih
memahami dan mendalami materi yang bersangkutan dengan mata kuliah mitigasi bencana.
1.3 Identitas Jurnal/Artikel

Jurnal Utama
 Judul Artikel : GOVERNANCE DAN CAPACITY BUILDING DALAM
MANAJEMEN BENCANA BANJIR DI INDONESIA
 Nama Jurnal : Jurnal Penanggulangan Bencana
 Edisi Terbit : 2013
 Pengarang Artikel : Mochamad Chazienul Ulum
 Penerbit : Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya(B2P3KS)
 Kota Terbit : Yogyakarta
 Vol : Vol. 4, No. 2 Hal. 5-12

Jurnal Pembanding
 Judul Artikel : KONSEPTUALISASI MITIGASI BENCANA MELALUI
PERSPEKTIF KEBIJAKAN PUBLIK
 Nama Jurnal : Jurnal Ilmu Administrasi Publik
 Edisi Terbit : 2018
 Pengarang Artikel : Burhanudin Mukhamad Faturahman
 Penerbit : Pascasarjana Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya
 Kota Terbit : Malang
 Vol : Volume 3, Nomor 2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Deskripsi Isi


1. Jurnal Utama

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah


studi literatur dan Focus Group Discussion (FGD). Untuk studi
literatur, beberapa sumber yang dapat digunakan, yaitu: 1) laporan
hasil penelitian, 2) jurnal, 3) buku referensi.

1. Laporan hasil penelitian merupakan sumber referensi berharga.


Dengan membaca laporan penelitian tentang manajemen bencana,
kita akan mendapatkan deskripsi keseluruhan dari penelitian
sejenis yang telah dilakukan.
Metode Penelitian
2. Jurnal yang berisi tulisan-tulisan dalam disiplin yang sama.
Tujuan utama dari jurnal ini adalah untuk digunakan sebagai
sumber data sekunder. Peneliti juga dapat menggunakan tulisan
dijurnal sebagai kutipan untuk bahan referensi dalam penelitian.

3. Buku referensi berisi teks yang umum dalam disiplin ilmu


tertentu. Sebuah buku referensi dapat memuat sebuah artikel yang
mendalam tentang topik tertentu dan disertai dengan teori teori
pendukung sehingga kita akan dapat mengetahui perkembangan
(terakhir) ilmu/teori tersebut.

Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mencoba untuk


menelaah hubungan antara studi empiris dan teoritis tentang
manajemen bencana banjir. Secara empiris, hal itu berkaitan
dengan masalah banjir di Indonesia, khususnya beberapa
kabupaten di Provinsi Jawa Timur (Bojonegoro, Lamongan,
Mojokerto, dan Pasuruan), dan secara teoritis terkait dengan
penerapan dan pengembangan model governance dan capacity
building dalam konteks manajemen bencana, khususnya banjir.

Penelitian ini dilakukan di 4 (empat) kabupaten di wilayah


Provinsi Jawa Timur yang merupakan daerah rawan banjir
Objek Penelitian (floodprone area), yaitu Bojonegoro, Lamongan, Mojokerto, dan
Pasuruan. Adapun waktu penelitian berlangsung pada tanggal 18
sampai 25 Agustus 2010.

Hasil dan Minimnya kemampuan antisipasi bencana di Indonesia diungkap


Pembahasan oleh Wijaya (2007) bahwa yang menjadi masalah tidak hanya
bencana dan beberapa penyebabnya, melainkan antisipasi bencana
itu juga menjadi sebuah masalah tersendiri. Sebagai misal, sistem
peringatan dini memerlukan struktur yang jelas, institusi yang
fleksibel dan sigap, serta sosialisasi yang dapat menyentuh ke
seluruh lapisan sosial. Tujuannya, membangun sebuah masyarakat
yang selalu waspada menghadapi bencana sebagai konsekuensi
dari kondisi hidup di daerah rawan bencana (disaster-prone area).
Menurut Nurjanah dkk. (2012), kapasitas yang kuat untuk
menghadapi ancaman bencana berkaitan dengan program /
kegiatan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat. Tujuan
utamanya adalah masyarakat yang mampu mengantisipasi
bencana, mampu menangani keadaan darurat dan mampu pulih
dari bencana. Oleh karena itu, program / kegiatan yang dapat
dilakukan, antara lain:
1. Pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pe-ngembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi bencana, manajemen bencana melalui
penerapan teknologi dan pemetaan spasial; Jurnal Penanggulangan
Bencana Vol. 4, No. 2 Tahun 2013 Hal. 5-12 11
2. Sistem peringatan dini dari berbagai jenis bencana;
3. Sosialisasi bencana melalui media massa;
4. Pelatihan manajemen bencana;
5. Pemberian dukungan teknis dan non-teknis, meningkatkan
peran aktif masyarakat dalam penanggulangan bencana,
pembangunan kapasitas masyarakat pada pengenalan ancaman
dan kerentanan di wilayahnya Pendidikan dan pelatihan tentang
pelestarian lingkungan dan pengurangan risiko bencana, termasuk
banjir, harus diadakan. Muatan materinya disesuaikan dengan
keadaan unik dari potensi situasi kebencanaan dan berdasarkan
pada pengalaman bencana yang sebelumnya. Pendidikan dan
pelatihan tersebut merupakan hak masyarakat untuk
mendapatkannya. Manajemen bencana tidak hanya menuntut
partisipasi individu dalam komunitas yang rentan, tetapi juga
keterlibatan instansi pemerintah terkait, LSM, dan sektor swasta.
Hal ini harus didukung dengan strategi manajemen yang efektif
melalui perencanaan operasional, pendidikan dan pelatihan
kelompok. Pengembangan sistem manajemen bencana dapat
dimulai dari formulasi kebijakan di tingkat pemerintah demi
kesiapsiagaan komunitas/ masyarakat. Akhirnya, menurut UN-
Habitat (2001), pengambilan keputusan hendaknya merupakan
kombinasi dari pendekatan top-down dan bottom-up yang
memungkinkan keterlibatan semua stakeholder atas dasar
kesetaraan. Para stakeholder terdiri dari pemerintah (yang
bertanggung jawab), lembaga akademis, sektor swasta, LSM dan
warga masyarakat. Keterlibatan pengetahuan stakeholder dari
perspektif yang berbeda bersama-sama memungkinkan
pemahaman risiko banjir yang koheren. Anggota komunitas yang
terkena dampak banjir memiliki kesempatan untuk
mengekspresikan kebutuhan dan untuk mempromosikan integrasi
tuntutan mereka dalam pengambilan keputusan. Keterlibatan
stakeholder memungkinkan untuk melakukan identifikasi dan
implementasi tindakan pengelolaan banjir yang efektif dan
berkelanjutan karena sebagian besar stakeholder mendukung
mereka.
2. Jurnal Kedua

Kajian ini menggunakan metode deskriptif yang bertujuan


melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi
tertentu secara faktual dan cermat untuk memperoleh gambaran
sacara umum mengenai suatu peristiwa. Teknik pengumpulan data
dari peneltian ini yaitu melalui data sekunder yaitu berbagai literatur
yang relevan dengan topik penelitian, jurnal, dan dokumen RPJMD
masing-masing Kabupaten. Pendekatan yang digunakan untuk
Metode Penelitian
membahas yakni 1) Pendekatan konseptual (conceptual approach).
Pendekatan ini dibahas dengan menghubungkan konsep mitigasi
bencana dengan teori siklus kebijakan public; dan 2). Pendekatan
komparatif (comparative approach) dengan membandingkan agenda
kebijakan mitigasi bencana di daerah rawan bencana melalui
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah di Kabupaten
Pacitan, Ponorogo dan Trenggalek.

Tulisan ini bertujuan untuk membahas konsep pencegahan


(mitigasi) bencana kaitannya dengan perpektif siklus kebijakan
Tujuan Penelitian
publik. Siklus penanganan bencana sendiri melalui tiga tahap yakni
pra bencana, tanggap darurat dan pasca bencana.

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Pacitan, Ponorogo dan


Objek Penelitian
Trenggalek.

Hasil dan Dimensi sosial, budaya, politik, dan hukum sangat penting dan
Pembahasan mendasar dalam konteks pengelolaan lingkungan hidup yang
berbasis pada pembangunan berkelanjutan. Dengan terbitnya UU
No 24 Tahun 2007 maka lahirlah kebijakan turunan serta
pengarusutamaan perencanaan dan pendanaan penggulangan
bencana. UU tersebur secara garis besar mengandung pemahaman
penting yaitu pertama, adanya perubahan paradigma kebencanaan
yang difokuskan pada prabencana atau pengurangan resiko .
Kedua, penanggulangan bencana tidak lagi bersifat reaktif namun
lebih terencana dan proaktif. Ketiga, posisi pemerintah pada
paradigma baru ini tidak lagi bersifat dominan akan tetapi lebih
mengedepankan partisipasi masyarakat(Faturahman, 2018), dengan
menempatkan masyarakat sebagai subjek, tidak lagi sebagai objek
penanggulangan bencana. Keempat , domain penanggulangan
bencana tidak lagi menjadi hak mutlak pemerintah pusat tetapi
telah terdesentralisasi ke daerah. Dengan kata lain, dalam konteks
otonomi daerah, pengurusan penanggulangan bencana juga telah
menjadi tanggungjawab daerah, baik dalam wilayah anggaran
maupun kebijakan. Kabupaten Pacitan merupakan salah satu
daerah di Provinsi di Jawa Timur yang rawan terkena bencana
alam. Kondisi geografis daerah yang didominasi oleh perbukitan
(Berbukit (kelas kelerengan 31- 50%) dengan luas 722,73 km2
atau 52% dari 1.389,87 km2 luas wilayah Kabupaten Pacitan) serta
berbatasan langsung dengan pesisir membuat Kabupaten Pacitan
memiliki resiko tinggi terkena dampak bencana alam. Data dari
IKPLHD Jawa Timur (2016) menujukkan potensi rawan bencana
di Kabupaten Pacitan.
BAB III
PEMBAHASAN

1.1 Kelebihan dan Kekurangan isi Jurnal

1. Kelebihan dan Kekurangan Jurnal Utama


Kelebihan:
Dari sekian banyak jurnal yang saya dapat dan review, ini adalah jurnal pertama
yang saya temukan begitu lengkap dan sangat mendalam. Komponen-komponen yang
terdapat dalam jurnal ini sangat lengkap yaitu terdapat abstrak, pendahuluan, rumusan
masalah, tujuan penelitian, pertanyaan penelitian, manfaat penelitian, penelitian
terdahulu yang relevan, materi atau landasan teori, prosedur penilitian yang terdapat
didalamnya berupa pendekatan penelitian, lokasi dan waktu penelitian, subjek penelitian,
instrument penelitian, uji kredibilitas. Setelah itu, jurnal ini juga memiliki pembahasan
dan hasil penelitian, dan yang terakhir ada kesimpulan dan saran. Dari komponen itu,
dapat kita menyimpulkan bahwa jurnal ini sangat sedikit kemungkinan adanya
kekurangan.
Kekurangan :
Setelah saya mereview dan mamahami jurnal ini, saya tidak mendapatkan kelemahan
dari jurnal, karena semua terlihat sempurna dan sangat lengkap.

2. Kelebihan dan Kekurangan Jurnal Pembanding


Kelebihan :
1. Tinjauan pustaka yang dimuat dalam jurnal cukup banyak sehingga pembaca tidak
bingung dalam memahami hasil dan pembahasan dalam penelitian, serta penyajian
data yang dapat dibuktikan pembaca untuk dihitung ulang keabsahannya.
2. Abstrak Jurnal sudah mencakup setidaknya 90% mengenai isi dari jurnal yang
tersedia.
Kekurangan :

Adapun kekurangan dari jurnal ini yaitu penjelasan tentang hasil dari pembahasan dan
penarikan kesimpulan yang kurang lengkap dan belum detail.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

1. Kesimpulan Jurnal Utama


Manajemen bencana banjir yang berkelanjutan membutuhkan keterlibatan
multipihak dan partisipasi komunitas secara simultan. Partisipasi setiap komponen
komunitas dalam menjalankan manajemen bencana merupakan kunci keberhasilan.
Kiranya semakin besar keterlibatan mereka akan dapat meningkatkan kapasitas dalam
meminimalkan risiko banjir. Manajemen bencana banjir harus dilakukan dengan
pendekatan sistematis dan sinergis dari berbagai pihak dalam upaya untuk mengatasi
bencana tersebut. Melalui pendekatan ini, diharapkan nanti tidak lagi dilakukan secara
parsial oleh masing-masing pihak, tetapi semua elemen dapat terlibat untuk bekerja
sama secara bahu-membahu. Oleh karena itu, memperkuat sense of crisis, kepedulian,
komitmen, peran dan tanggung jawab kolektif dan kontinuitas kerjasama / kolaborasi
dalam konteks jaringan governance diperlukan untuk keberlanjutan pengelolaan
bencana banjir yang efektif.

2. Kesimpulan Jurnal Pembanding


Konsep mitigasi bencana sebagai tahap awal dalam manajemen bencana
memiliki keterkaitan dengan proses kebijakan publik dimana perlu menentukan
posisi mitigasi bencana untuk dijadikan keputusan dalam kebijakan publik. Tahap
mitigasi bencana sendiri sebagai bagian dari siklus kebijakan publik (input-output)
yaitu kondisi empiris daerah rawan bencana dan proses eksekutif maupun legislatif
masuk dalam input dan process sedangkan output adalah kebijakan mitigasi bencana
yang selanjutnya dimasukkan sebagai agenda publik dalam proses kebijakan publik.
Dengan dimasukkannya mitigasi bencana dalam agenda kebijakan maka proses
perumusan, implementasi dan evaluasi kebijakan dilakukan untuk menentukan arah
kebijakan penanggulangan bersifat pra bencana pada pembangunan daerah.
Paradigma penanggulangan bencana berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun
2007 memberikan wewenang sepenuhnya kepada daerah untuk membentuk pola
pembangunan yang selaras dengan kondisi masing-masing daerah. Hal ini
dimaksudkan meningkatkan kapasitas pemerintah daerah dalam menghadapi bencana
alam melalui pencegahan dan kesiapsiagaan bencana. Untuk itu perlu integrasi
pembangunan daerah yang mengarah pada tindakan mitigasi bencana bagi daerah
rawan bencana terutama di Kabupaten Pacitan, Kabupaten Ponorogo dan Kabupaten
Trenggalek. Ketiga Kabupaten Tersebut memasukkan agenda mitigasi bencana pada
Rencana Pembangunan Jangka Mengengah di masing-masing Kabupaten. Sehingga
kebijakan terhadap penanggulangan pra bencana telah disepakati sebagai agenda
publik untuk ditindaklanjuti sebagai program prioritas pembangunan daerah.

1.2 Saran
Critical jurnal review (CJR) yang saya buat ini, sangat jauh dari kesempurnaan maka
dari itu, saya persilahkan untuk mengoreksi dan mengkritiknya. Hanya saja ada
dibeberapa bagian pengetikan huruf yang salah, jadi saran saya penulis lebih
memperhatikan letak huruf saat menegetik.
DAFTAR PUSTAKA

http://jurnal.unmer.ac.id/index.php/jkpp/article/download/2365/pdf
https://www.bnpb.go.id/uploads/migration/pubs/595.pdf

Anda mungkin juga menyukai