RANCANGAN PABRIK
STICK TAHU
PROGRAM STUDI
TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL BUMI
POLITEKNIK PALU
TAHUN 2021
1
KATA PENGANTAR
PENULIS
2
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI…………………………………………….........................................I
KATA PENGANTAR.............................................................................................II
BAB I PENDAHULUAN
1.1.LatarBelakang…………………………................................................4
BAB II PEMBAHASAN
3.1 …………………………………………………………
3.2 ………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Stick merupakan salah satu jenis makanan ringan yang cukup diminati
masyarakat. Kesukaan masyarakat terhadap stick ini menjadikannya sebagai
salah satu produk olahan makanan ringan yang banyak diproduksi. Variasi
stick sudah banyak dikembangkan mulai dari stick keju, stick tahu, stick ikan
sampai stick dari umbi-umbian. Bahan baku utama pembuatan stick adalah
tepung terigu, dimana impor tepung terigu di Indonesia terus menerus
mengalami peningkatan. Menurut data BPS impor tepung terigu Indonesia
pada tahun 2015 telah mencapai 7,4 juta ton. Untuk itu upaya mengurangi
kebutuhan tepung terigu perlu dilakukan antara lain dengan cara
mensubstitusikan tepung terigu dengan produk pangan lokal seperti tepung
gadung yang berasal dari umbi gadung (Dioscorea hispida Dennst).
Tepung beramilosa tinggi memiliki gel tepung yang lebih keras, adesif,
dan kompak dibandingkan tepung beramilosa rendah dan sedang. Sedangkan
tepung dengan kadar amilosa yang rendah memiliki kadar amilopektin tinggi,
dimana amilopektin bersifat merangsang terjadinya proses mekar, sehingga
produk pangan yang dihasilkan bersifat renyah, ringan, porus dan garing.
Dalam penelitian ini akan dibuat stick dengan substitusi tepung gadung,
dimana pada pembuatan stick diperlukan tepung dengan kandungan amilosa.
Kandungan amilosa pada tepung sangat berpengaruh pada tingkat kerenyahan
atau pengembangan suatu produk pangan, dimana stick memiliki tekstur yang
renyah. Semakin renyah produk yang dihasilkan maka tingkat kekerasan akan
semakin kecil.
1.2. TujuanPenulisan
Agar mengetahui cara menentukan peluang usaha, memilih usaha,
mengembangkan produk, menetapkan rencana produksi, dan perancangan
tata letak fasilitas pabrik.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
Penjelasan
Dari hasil survei pasar mengenai produk yang diminati konsumen, dapat di
lihat dari kuesioner yang ada di atas. Bahwa peminat dari produk stick berbahan
dasar tahu lebih dominan/lebih banyak di sukai dari pada bahan dasar yang lain.
Ini membuktikan bahwa konsumen lebih menyukai produk stick berbahan dasar
tahu.
Bahan-bahan
5 tahu putih kotak kecil 2 siung bawang putih haluskan
2) Masukkan kedalam plastik segitiga atau bisa juga pake plastik kiloan
gunting ujungnya pencet adonan tahu pada minyak panas.
6
Kemasan adalah desain kreatif yang mengaitkan bentuk, struktur, material,
warna, citra, tipografi dan elemen-elemen desain dengan informasi produk agar
produk dapat dipasarkan. Kemasan digunakan untuk membungkus, melindungi,
mengirim, mengeluarkan, menyimpan, mengidentifikasi dan membedakan sebuah
produk di pasar. Pengemasan adalah kegiatan merancang dan memproduksi
wadah atau bungkus sebagai sebuah produk. Pengemasan adalah aktivitas
merancang dan memproduksi kemasan atau pembungkus untuk produk. Biasanya
fungsi utama dari kemasan adalah untuk menjaga produk. Namun, sekarang
kemasan menjadi faktor yang cukup penting sebagai alat pemasaran.
7
A. Flowchart Dari Alur Produksi Pembuatan
8
duyu
2. Tepung 20 karung Rp. 50 ribu Rp. 1 jt Palu
3. Minyak goreng 1 ton 1 L=Rp.13 Rp. pasangk
rb 11.793.405 ayu
Sub Total Rp.
13.700.590
II. Bahan Tidak
Langsung
1. Garam 5 bungkus Rp. 3000 Rp. 15.000 Pasar
2. Lada bubuk 5 bungkus Rp. 3000 Rp. 15.000 Pasar
Sub Total Rp. 30.000
Jumlah Total Biaya Rp.
13.730.590
9
2. Mesin 2 unit Rp. 10 jt 20 jt 10 tahun Rp. 4 jt
pengemas
Total 5 unit Rp. 17 jt 41 jt 20 tahun Rp. 7 jt
10
6. Perkiraan biaya tenaga kerja produksi
c. Biaya sewa -
11
e. Penyusutan bangunan/ruangan Rp. 1.000.000
Keterangan :
Kursi
Meja
Tempat Menggoreng
Mesin Pengemas
Tata letak fasilitas dapat didefinisikan sebagai kumpulan unsur-unsur fisik yang
diatur mengikuti aturan atau logika tertentu. Tata letak fasilitas merupakan bagian
perancangan fasilitas yang lebih fokus pada pengaturan unsur-unsur fisik. Unsur-unsur
fisik dapat berupa mesin, peralatan, meja, bangunan, dan sebagainya. Aturan atau logika
pengaturan dapat berupa ketetapan fungsi tujuan misalnya total jarak atau total biaya
perpindahan bahan. Dalam merancang tata letak fasilitas manufaktur atau tata letak
pabrik, unsur-unsur fisik yang perlu diperhatikan adalah mesin, peralatan, operator, dan
material. Umumnya fungsi tujuannya adalah total biaya perpindahan yang minimum. Hal
demikian dicapai melalui pengaturan mesin-mesin dan peralatan sedemikian rupa
sehingga jaraknya tidak jauh tanpa melanggar kaidah-kaidah ergonomis.
12
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
13
DAFTAR PUSTAKA
Kreatif BE. Ekonomi Kreatif Indonesia Mencapai Rp 1.200 Triliun Pada 2019 [Internet].
2018. Available From:
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2018/12/11/ekonomi-kreatif-indonesia-
mencapai-rp-
14