Anda di halaman 1dari 8

KPRI KARYA BHAKTI TOROH

PERJANJIAN KERJA SAMA


ANTARA
KPRI KARYA BHAKTI TOROH
DENGAN
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
TENTANG
PEMOTONGAN REKENING GAJI UNTUK TAGIHAN KREDIT
DAN PENEMPATAN DANA KPRI KARYA BHAKTI
TOROH

Nomor : 0491/HT.01.04/017.2021
Nomor :

Pada hari ini, ….. tanggal bulan tahun dua ribu dua puluh satu (…..-
…..-2021), bertempat di Purwodadi telah dibuat dan ditandatangani Perjanjian Kerjasama
tentang Pemotongan Rekening Gaji Untuk Tagihan Kredit Dan Penempatan Dana KPRI
KARYA BHAKTI TOROH yang selanjutnya disebut “Perjanjian Kerjasama”, oleh dan
antara :

1 KPRI KARYA BHAKTI TOROH dalam hal ini diwakili oleh Jasmin jabatan Ketua
, berkedudukan di Proyudo No 121 Boloh, dalam hal ini bertindak dalam jabatannya
tersebut diatas dengan demikian sah mewakili KPRI KARYA BHAKTI TOROH
Berdasarkan Adendum Anggaran Dasar KPRI KARYA BHAKTI TOROH Tanggal
………., selanjutnya dalam Perjanjian ini disebut PIHAK PERTAMA.

2 PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH dalam hal ini diwakili
oleh Windarti PN jabatan Pemimpin Bank Jateng Cabang Purwodadi, berkedudukan di
Jalan S parman No 16 Purwodadi, dalam hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut di
atas berdasarkan Surat Keputusan Direksi PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah
Nomor :0277.HT.01.01/SDM/2020 tanggal 15 Juli 2020 tentang Mutasi Pegawai,
dengan demikian sah mewakili PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah Cabang
Purwodadi, selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA.

Bahwa…….

Pihak Pertama
Pihak Kedua
Bahwa kedua belah pihak secara bersama-sama selanjutnya disebut PARA PIHAK.
PARA PIHAK terlebih dahulu menerangkan sebagai berikut :
1 PIHAK PERTAMA bermaksud mengadakan perjanjian kerjasama untuk
pembayaran tagihan para debiturnya melalui pemotongan gaji yang pembayaran
gajinya melalui PIHAK KEDUA.
2 PIHAK KEDUA bersedia untuk bekerja sama dengan PIHAK PERTAMA dalam
hal pembayaran tagihan melalui sistem potong gaji bagi para debitur PIHAK
PERTAMA yang penerimaan gajinya melalui rekening di Bank PIHAK KEDUA.
3 Kredit adalah pinjaman yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA kepada Debitur
yang diangsur dalam jangka waktu tertentu.
4 Debitur adalah Aparatur Sipil Negara (ASN) yang pembayaran gajinya melalui
PIHAK KEDUA.
Dengan ini kedua belah pihak sepakat untuk mengadakan Perjanjian Kerjasama mengenai
pemotongan gaji untuk tagihan dengan syarat–syarat dan ketentuan sebagai berikut :
Pasal 1
MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dan tujuan diadakannya perjanjian kerjasama ini adalah untuk mengatur tentang
hak dan kewajiban para pihak sesuai dengan hakekat dan prinsip perbankan yang saling
menguntungkan serta sebagai landasan bagi PIHAK KEDUA untuk melakukan
pemotongan gaji atas tagihan Debitur PIHAK PERTAMA.
Pasal 2
PENGERTIAN UMUM

(1). ASN adalah Aparatur Sipil Negara (perubahan dari Pegawai Negeri Sipil/ PNS).
(2). Bank adalah PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah Cabang Purwodadi
beserta unit-unit operasionalnya.
(3). Koperasi adalah KPRI KARYA BHAKTI TOROH beserta
cabang-cabangnya.
(4). Debitur adalah Debitur existing/lama yang sudah memiliki fasilitas pinjaman kredit
di PIHAK PERTAMA.
(5). Gaji Bruto ASN adalah pendapatan atau gaji yang diterima oleh ASN melalui
rekening yang diterimakan secara utuh.
(6). Imbal Jasa atau Collection Fee adalah provisi yang diberikan PIHAK PERTAMA
kepada PIHAK KEDUA sebesar prosentase tertentu dari total tagihan kredit yang
tertagih
(7). Repayment Capacity adalah kemampuan debitur dalam mengembalikan tagihan
kredit
(8). Force Majeure adalah peristiwa-peristiwa yang terjadi diluar kemampuan kekuasaan
PARA PIHAK yang berakibat tidak dapat dipenuhinya hak dan kewajiban PARA
PIHAK
(9) Hari….

Pihak Pertama
Pihak Kedua
(9) Hari kerja adalah hari yang berlaku di PIHAK KEDUA yaitu hari senin sampai
dengan hari sabtu, kecuali hari libur Nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah atau
hari libur lainnya yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
(10). Hari Kalender adalah setiap hari yang dimulai dari hari senin hingga hari minggu
sesuai perhitungan dalam kalender masehi

Pasal 3
RUANG LINGKUP

Ruang lingkup perjanjian kerjasama ini adalah :


(1). Pemotongan rekening gaji untuk tagihan Debitur PIHAK PERTAMA yang berstatus
sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemerintah Provinsi dan Pemerintah
Kabupaten/Kota, yang pembayaran gajinya melalui PIHAK KEDUA.
(2). Penempatan dana milik PIHAK PERTAMA pada PIHAK KEDUA dalam bentuk
tabungan dan atau deposito.

Pasal 4
HAK DAN KEWAJIBAN

(1) PIHAK PERTAMA berhak untuk :


Menerima setoran tagihan Debitur dan ASN dari PIHAK KEDUA melalui
pemotongan gaji yang diterima Debitur melalui Kantor Cabang PIHAK KEDUA
paling lambat bersamaan dengan penerimaan gaji ASN pada bulan yang
bersangkutan.

(2) PIHAK PERTAMA berkewajiban :


a. Membayar imbal hasil (collection fee) kepada PIHAK KEDUA atas jasa
pemotongan gaji Debitur dan ASN sebagai tagihan Debitur dan ASN PIHAK
PERTAMA.
b. Menyerahkan Surat Kuasa pemotongan gaji sebesar jumlah tagihan dari Debitur
kepada PIHAK KEDUA, sebagai dasar PIHAK KEDUA untuk melakukan
pemotongan gaji Debitur.
c. Menyerahkan daftar tagihan Debitur dan ASN kepada PIHAK KEDUA paling
lambat tanggal 20 ( dua puluh ) bulan berjalan untuk dipotongkan bulan
berikutnya.
d. Memberikan data berupa nominatif dan atau keterangan yang diperlukan oleh
PIHAK KEDUA untuk kelancaran pelaksanan pemotongan uang gaji (format
terlampir).
e. Menjamin nominatif sebagaimana butir d ayat ini adalah benar – benar debitur
PIHAK PERTAMA.
f. Menempatkan dananya pada PIHAK KEDUA dalam bentuk tabungan maupun
deposito.
(3) Pihak….

Pihak Pertama
Pihak Kedua
(3) PIHAK KEDUA berhak :
a. Menerima imbal hasil (collection fee) sebagai jasa pemotongan gaji untuk
tagihan kredit Debitur PIHAK PERTAMA.
b. Menerima Surat Kuasa pemotongan gaji Debitur dari PIHAK PERTAMA,
sebagai dasar PIHAK KEDUA untuk melakukan pemotongan gaji.
c. Menerima daftar tagihan Debitur dari PIHAK PERTAMA paling lambat
tanggal 20 ( dua puluh ) bulan berjalan untuk dipotongkan bulan berikutnya.
d. Meminta data berupa nominatif dan atau keterangan yang diperlukan oleh
PIHAK KEDUA untuk kelancaran pelaksanaan pemotongan uang gaji.
e. Memberikan fasilitas pinjaman kepada Debitur yang sudah dibiayai terlebih
dahulu oleh PIHAK PERTAMA dengan tetap memperhatikan Repayment
Capacity dari Debitur, dan harus ada persetujuan dari PIHAK PERTAMA
melalui surat tertulis atau media komunikasi lain.
f. Menerima penempatan dana PIHAK PERTAMA dalam bentuk tabungan
maupun deposito.
g. Menolak untuk memotongkan atau menghentikan kerjasama apabila terdapat
data yang tidak sesuai dengan kondisi yag ada atau bukan kewajiban kepada
PIHAK PERTAMA.
h. Melakukan evaluasi sesuai kebutuhan untuk kelangsungan kerjasama.

(4) PIHAK KEDUA berkewajiban :


a Melakukan pemotongan gaji Debitur PIHAK PERTAMA berdasarkan Surat
Kuasa pemotongan gaji dari Debitur.
b Menyerahkan bukti tagihan kredit yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA
kepada Debitur yang bersangkutan.
c Menyetorkan melalui pemindahbukuan hasil pemotongan gaji sesuai dengan
kuitansi yang tertagih setiap bulan paling lambat bersamaan penerimaan gaji ASN
ke rekening atas nama PIHAK PERTAMA dan rekening atas nama Cabang
PIHAK PERTAMA di kantor Cabang PIHAK KEDUA.

Pasal 5
IMBAL HASIL ( COLLECTION FEE )

(1) Atas jasa pemotongan gaji yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA melalui Kantor
Cabangnya PIHAK PERTAMA akan membayar kepada PIHAK KEDUA imbal hasil
( collection fee ).

(2) Besarnya imbal hasil (collection fee) tersebut sebesar 0.2 % ( nol koma dua persen)
termasuk pajak dari jumlah nominal tagihan atas dasar kuitansi yang tertagih setiap
bulan dengan cara mendebet langsung rekening PIHAK PERTAMA yang ada di
PIHAK KEDUA.

Pasal 6….

Pihak Pertama
Pihak Kedua
Pasal 6
PAJAK
(1) PARA PIHAK sepakat bahwa setiap pajak yang timbul sehubungan dengan Perjanjian
ini menjadi tanggung jawab masing-masing PIHAK sesuai dengan ketentuan/
peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku di Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
(2) Kewajiban PIHAK PERTAMA :
a. Memotong PPh pasal 23;
b. Menyetor PPh pasal 23 ke Kas Negara;
c. Melaporkan PPh pasal 23 ke Kantor Pelayanan Pajak;
d. Memberikan bukti Pemotongan PPH pasal 23 yang sah kepada PIHAK KEDUA
(3) Kewajiban PIHAK KEDUA :
a. Memungut PPN (yang dibayar PIHAK PERTAMA sebesar 10% dari Imbal
Jasa yang diterima PIHAK KEDUA)
b. Menyetor PPN ke Kas Negara;
c. Melaporkan PPN ke Kantor Pelayanan Pajak;
d. Menerbitkan faktur pajak yang sah untuk PIHAK PERTAMA

Pasal 7
JANGKA WAKTU PERJANJIAN

(1) Perjanjian kerjasama ini berlaku untuk jangka waktu 1 (satu) tahun terhitung sejak
tanggal ………… dan akan berakhir pada tanggal ……………..

(2) Jangka waktu Perjanjian sebagaimana ditetapkan ayat 1 Pasal ini dapat diperpanjang dan
perpanjangan tersebut ditegaskan secara tertulis paling lambat 1 ( satu ) bulan sebelum
jangka waktu berakhir.

(3) Apabila salah satu pihak berkeinginan untuk mengakhiri Perjanjian ini, maka pihak
tersebut wajib untuk memberitahukan kepada pihak lainnya secara tertulis paling lambat
3 (tiga) bulan sebelum tanggal pengakhiran perjanjian.

(4) Pengakhiran perjanjian kerjasama ini tidak dengan serta merta menghapuskan
kewajiban-kewajiban PARA PIHAK yang belum dilaksanakan pada saat berakhirnya
perjanjian kerjasama ini.

(5) Perjanjian kerjasama ini dapat berakhir atau batal dengan sendirinya tanpa terikat
ketentuan jangka waktu sebagaimana tersebut ayat 1 Pasal ini, apabila ketentuan
perundang-undangan dan atau kebijakan pemerintah yang tidak memungkinkan
berlangsungnya perjanjian ini.

Pasal 8….

Pihak Pertama
Pihak Kedua
Pasal 8
FORCE MAJEURE

(1) Yang dimaksud dengan Force Majeure adalah peristiwa-peristiwa yang terjadi diluar
kemampuan kekuasaan PARA PIHAK yang berakibat tidak dapat dipenuhinya hak dan
kewajiban PARA PIHAK. Adapun peristiwa yang dimaksud antara lain : gempa bumi
besar, angin taufan, banjir besar, kebakaran besar, tanah longsor, wabah penyakit,
pemogokan umum, huru – hara, sabotase, perang, pemberontakan, dan sebagainya.

(2) Apabila terjadi Force Majeure sebagaimana dimaksud pada ayat 1 maka pihak yang
terkena Force Majeure wajib memberitahukan secara tertulis kepada pihak lainnya
dalam waktu 14 (empatbelas) hari kalender terhitung sejak dimulainya kejadian
sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 disertai keterangan resmi dari pejabat pemerintah
yang berwenang.
(3) Kelalaian atau keterlambatan dalam memenuhi kewajiban, memberitahukan
sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 mengakibatkan tidak diakuinya keadaan tersebut
dalam ayat 1 sebagai Force Majeure.
(4) Pihak yang mengalami Force Majeure dibebaskan untuk sementara waktu paling lama
30 (tiga puluh) hari kalender dari kewajibannya melaksanakan isi Perjanjian Kerjasama
ini baik sebagian maupun keseluruhan. Setelah Force Majeure tersebut berakhir, pihak
yang mengalami Force Majeure harus melaksanakan kembali kewajibannya sesuai
Perjanjian Kerjasama ini.
(5) Segala dan setiap permasalahan yang timbul akibat terjadinya Force Majeure akan
diselesaikan oleh PARA PIHAK secara musyawarah.

Pasal 9
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

(1) Perjanjian ini dibuat ditafsirkan dan dilaksanakan berdasarkan hukum negara Republik
Indonesia
(2) Setiap perselisihan yang timbul sehubungan dengan Perjanjian ini, akan diupayakan
untuk diselesaikan terlebih dahulu oleh Para Pihak dengan melakukan musyawarah
untuk mencapai mufakat.
(3) Apabila penyelesaian perselisihan sebagaimana di maksud ayat (2) tidak berhasil,
maka PARA PIHAK sepakat akan menyelesaikan melalui Lembaga Alternatif
Penyelesaian Sengketa Perbankan Indonesia (LAPSPI)
(4) Apabila penyelesaian perselisihan sebagaimana di maksud ayat (3) tidak berhasil,
maka PARA PIHAK sepakat akan menyelesaikan melalui Pengadilan Negeri di
Purwodadi.

Pasal 10….

Pihak Pertama
Pihak Kedua
Pasal 10
KOMUNIKASI DAN PEMBERITAHUAN

(1) Setiap pemberitahuan, surat menyurat, pengiriman/ penyampaian dokumen, instruksi


dan/atau komunikasi lain yang diminta atau diperlukan menurut Perjanjian Kerjasama
ini dialamatkan kepada :

PIHAK PERTAMA : KPRI KARYA BHAKTI TOROH


Proyudo No 121 Boloh
Telepon :
Faksimile : -
Email :-

PIHAK KEDUA : PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah


Cabang Purwodadi
Jl. S Parman No 16 Purwodadi
Telepon : (0292) 421172
Faksimile : (0292) 421404
Email : bankjatengcabpurwodadi@gmail.com

(2) Surat menyurat dan pemberitahuan-pemberitahuan dan atau komunikasi ke alamat


tersebut dianggap telah diterima dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Pada hari yang sama, apabila diserahkan langsung yang dibuktikan dengan tanda
tangan penerima pada buku pengantar surat (ekspedisi) atau tanda terima lain yang
diterbitkan oleh pengirim.
b. Pada hari kalender ketujuh setelah pengiriman pos, apabila pemberitahuan tersebut
dikirimkan per pos yang dibuktikan dengan resi pengirim pos tercatat
c. Pada hari yang sama, apabila pemberitahuan tersebut dikirimkan melalui
faksimile dan/atau email dengan hasil baik, disertai dengan pemberitahuan melalui
telepon.
(3) Dalam hal terjadi perubahan alamat dari alamat sebagaimana ayat (1) Pasal ini, maka
perubahan tersebut harus diberitahukan secara tertulis dari Pihak yang melakukan
perubahan alamat kepada Pihak lainnya dalam Perjanjian Kerja Sama ini paling lambat
14 (empat belas) hari kalender sebelum terjadinya perubahan alamat dimaksud

Pasal 11….

Pasal 11
Pihak Pertama
Pihak Kedua
LAIN – LAIN

(1) Perjanjian kerjasama ini dibuat oleh kedua belah pihak dengan berpedoman kepada
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(2) Hal-hal yang belum cukup diatur dalam perjanjian kerjasama ini, baik perubahan
maupun penambahan dan disepakati oleh kedua pihak diatur lebih lanjut dalam
perjanjian tambahan (addendum) dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
perjanjian kerjasama ini.

Pasal 12
PENUTUP

Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani oleh kedua belah pihak pada hari dan tanggal
tersebut diatas dalam rangkap 2 ( dua ) masing-masing bermeterai cukup dan mempunyai
kekuatan hukum yang sama.
PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA
KPRI KARYA BHAKTI TOROH PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH
JAWA TENGAH
Cabang Purwodadi

Jasmin Windarti PN
Ketua Pemimpin Cabang

Pihak Pertama
Pihak Kedua

Anda mungkin juga menyukai