Anda di halaman 1dari 10

PERJANJIAN KERJASAMA

PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT NIJI


DENGAN
SD KRISTEN 1
TENTANG
PEMBERIAN FASILITAS KREDIT BERGUNA

PERJANJIAN KERJASAMA

PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT NIJI


DENGAN
SD KRISTEN 1
TENTANG
PEMBERIAN FASILITAS KREDIT BERGUNA
NOMOR: 16/DIR-OPS/X/2015

Pada hari ini , tanggal Nopember 2015 (tanggal bulan Nopember tahun dua ribu
lima belas) bertempat di Magelang yang bertandatangan di bawah ini:
1. Tuan Doktorandus Haji Nanang Suratmodjo, Direktur utama PT. Bank Perkriditan
Rakyat Niji, bertempat tinggal di Kabupaten Sleman, Jetis baran, Rukun
Tetangga 001, Rukun Warga 037, Desa Sardonoharjo, Kecamatan Ngaglik,
dalam hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut mewakili Direksi berdasarkan
Surat Kuasa Nomor: 18 Tanggal 5 April 2013 yang dibuat di hadapan Priyo
Haryatmoko, Sarjana Hukum, Notaris di Magelang, oleh karena itu berdasarkan
Anggaran Dasar Perseroan yang dimuat dalam Akta Nomor 12 Tanggal 23
Nopember 2006 yang dibuat di hadapan Priyo Haryatmoko, Sarjana Hukum.
Notaris di Magelang dan telah diumumkan dalam Berita Negara RI Nomor W900029 HT. 01.01-TH.2007 Tanggal 15 Januari 2007, bertindak untuk dan atas
nama PT. Bank Perkriditan Rakyat Niji, berkedudukan di Jalan Raya MagelangSecang KM. 8,3 Desa Ngadirojo Kecamatan Secang kabupaten Magelang
selanjutnya disebut PT. Bank Perkreditan Rakyat Niji atau:
------------------------------------------PIHAK PERTAMA----------------------------------------2. Semiyati, Sarjana Pendidikan Agama Kristen, Jabatan Kepala Sekolah Dasar
Kristen 1 dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama SD Kristen 1 dengan
alamat , No telp. , selanjutnya disebut sebagai:
-----------------------------------------PIHAK KEDUA---------------------------------------------PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA (selanjutnya secara bersama-sama disebut
PARA PIHAK) menerangkan terlebih dahulu sebagai berikut:
Sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas, maka PARA PIHAK sepakat membuat
Perjanjian Kerjasama tentang Pemberian Fasilitas Kredit Berguna (selanjutnya disebut
Perjanjian) dengan Angsuran bulanan, melalui pemotongan gaji atau penarikan
tabungan dengan menggunakan kartu ATM, pegawai di lingkungan kerja PIHAK
KEDUA, dengan ketentuan dan syarat-syarat sebagai berikut:
PASAL 1
RUANG LINGKUP KERJASAMA

1. PIHAK PERTAMA bersedia memberikan fasilitas Kredit BERGUNA kepada para


pegawai tetap/kontrak di lingkungan kerja PIHAK KEDUA sepanjang memenuhi
ketentuan dan persyaratan yang ditetapkan oleh PIKAH PERTAMA.
2. PIHAK KEDUA (melalui Pemotongan Gaji/penarikan tabungan dengan
menggunakan kartu ATM atas nama pegawai PIHAK KEDUA) sanggup
menyediakan dananya atas rekening tabungan yang bersumber dari gaji setiap
bulan sebagai pembayaran angsuran kredit BERGUNA dari para pegawai yang
menerima fasilitas kredit BERGUNA dari PIHAK PERTAMA sesuai dengan daftar
nominative tagihan kredit BERGUNA yang disampaikan oleh PIHAK PERTAMA
kepada PIHAK KEDUA setiap bulannya.
PASAL 2
PENGERTIAN
1. PEGAWAI atau disebut pula debitur adalah pegawai tetap/kontrak di lingkungan
PIHAK KEDUA yang memperoleh fasilitas kredit BERGUNA dari PIHAK
PERTAMA.
2. KREDIT BERGUNA adalah kredit yang diberikan kepada debitur berpenghasilan
tetap yang masih aktif bekerja dan diangkat sebagai pegawai tetap/kontrak di
suatu instansi/perusahaan.
3. ANGSURAN pinjaman adalah angsuran bulanan (pokok+bunga) yang dipotong
dari gaji/upah atau ditarik dari rekening tabungan debitur dengan menggunakan
kartu ATM pegawai setiap bulannya sebagai pembayaran kredit BERGUNA
kepada PIKAH PERTAMA sesuai daftar nominative tagihan yang disampaiakan
oleh PIKAH PERTAMA kepada PIHAK KEDUA.
4. DAFTAR NOMINATIF TAGIHAN adalah daftar nominatif tagihan angsuran kredit
BERGUNA yang berisi nama-nama pegawai dari PIKAH KEDUA yang menerima
fasilitas kredit BERGUNA dari PIKAH PERTAMA yang terdiri dari Nomor Urut,
Nomor Rekening, Nama Pegawai dan Jumlah Angsuran.
5. SURAT KUASA POTONG GAJI/UPAH untuk selanjutnya disebut SKPG adalah
surat kuasa bermaterai cukup yang berisi pemberian kuasa dari Debitur kepada
Pemotong Gaji/Upah yang ditunjuk oleh PIHAK KEDUA untuk memotong
gaji/upah, guna keperluan angsuran Kredit BERGUNA dari PIHAK PERTAMA,
yang masa berlakunya surat kuasa berlaku sampai dengan Kredit BERGUNA
lunas.
6. PEMOTONG GAJI/UPAH adalah pejabat/petugas maupun badan/perusahaan
yang ditunjuk, disertai tugas, diberi wewenang secara kedinasan oleh PIHAK
KEDUA dan diberi kuasa oleh debitur dengan surat kuasa untuk
bertanggungjawab melaksanakan kewajiban memotong gaji/upah debitur di
lingkungan PIHAK KEDUA setiap bulannya guna keperluan angsuran kredit
BERGUNA dari PIHAK PERTAMA, yang masa berlakunya surat kuasa tersebut
sampai dengan kredit BERGUNA lunas.

7. JASA PEMOTONGAN GAJI adalah imbalan yang diberikan PIHAK PERTAMA


kepada PIHAK KEDUA, atas jasa pemotongan gaji yang akan dipergunakan
sebagai pembayaran angsuran fasilitas kredit BERGUNA.
8. Buku Tabungan adalah buku tabungan milik pegawai yang menikmati fasilitas
kredit BERGUNA yang dipergunakan untuk menampung gaji bulanan pegawai
tersebut.
9. Kartu ATM adalah kartu ATM yang diterbitkan oleh Bank, sebagai fasilitas pemilik
rekening tabungan yang dipergunakan untuk penarikan dana di tabungan yang
akan dipergunakan untuk mengangsur pinjaman setiap bulan sampai kreditnya
lunas.
PASAL 3
KEWAJIBAN PIHAK KEDUA
1. PIHAK KEDUA memberikan rekomendasi mengenai pegawai di lingkungan
kerjanya yang memerlukan fasilitas kredit BERGUNA dari PIHAK PERTAMA.
Adapun pegawai yang dapat direkomendasikan adalah sebagai berikut:
a. Pegawai tetap/kontrak dari PIHAK KEDUA yang dibuktikan dengan adanya
Surat Keputusan (SK) Pengankatan Pegawai.
b. Pegawai yang bersangkutan memiliki konduite baik berdasarkan penilaian
dari atasan/pimpinan perusahaan.
c. Pegawai yang bisa diberikan rekomendasi dari atasan/pimpinan adalah
pegawai yang telah mempunyai masa kerja minimal 1 (satu) tahun sejak
diangkat sebagai tetap/kontrak.
d. PIHAK KEDUA menyampaikan kepada PIHAK PERTAMA daftar pegawai
yang mengajukan permohonan fasilitas kredit BERGUNA yang telah
diberikan rekomendasi oleh PIHAK KEDUA tersebut dengan dilampiri untuk
masing-masing pegawai kelengkapan berkas permohonan Kredit BERGUNA
kepada PIHAK PERTAMA meliputi:
a) Foto copy KTP suami/istri dan Kartu Keluarga.
b) Asli/copy SK Pengangkatan Pegawai Pertama, yang dilegalisir oleh
pimpinan instansi/perusahaan tempat calon debitur bekerja.
c) Rekomendasi dari pimpinan instansi/perusahaan.
d) Daftar Perincian Gaji yang disahkan oleh pejabat yang berwenang.
e) Daftar Perincian Hutang yang bersangkutan kepada pihak lain yang
diperoleh pegawai selain yang diperoleh dari PIHAK PERTAMA.
f) Surat Pernyataan bermaterai cukup dari Pemotong Gaji/Upah, bahwa juru
bayar bersedia melakukan potong gaji setiap bulan sampai kreditnya
lunas.
g) Surat Kuasa Potong Gaji (SKPG) dari Debitur kepada juru bayar gaji atau
pegawai yang ditunjuk untuk memotong gaji setiap bulan sampai kreditnya
lunas.

2.

3.

4.

5.

6.

h) Calon Debitur menyerahkan buku Tabungan yang dipergunakan untuk


menampung gaji setiap bulan kepada PIHAK PERTAMA (apabila
penerimaan gaji pegawai masuk ke rekening Tabungan).
i) Menyerahkan kartu ATM dari rekening tabungan tersebut di atas dan PIN
ATM kepada PIHAK PERTAMA (apabila debitur diberikan fasilitas ATM
untuk menarik rekening Tabungan).
j) Debitur bersedia rekening tabungannya ditarik oleh PIHAK PERTAMA
utnuk membayar angsuran sampai kreditnya lunas.
k) Sisa dana setelah dipergunakan untuk membayar angsuran kredit,
dibukukan ke rekening tabungan nasabah yang ada di BPR Niji.
PIHAK KEDUA wajib memberikan keterangan yang sebenar-benarnya mengenai
segala sesuatu yang berhubungan dengan keadaan pegawai, hak-hak pegawai
(hak pension, cuti, perumahan hari tua, dll), termasuk keterangan jika terdapat
pinjaman pegawai tersebut pada Koperasi, bank lain, lembaga keuangan lainnya
selain pinjaman yang akan diperoleh dari PIHAK PERTAMA.
PIHAK KEDUA bertanggungjawab sepenuhnya terhadap kelancaran
pengembalian Kredit BERGUNA dari seluruh pegawainya kepada PIHAK
PERTAMA dengan cara:
a. PIHAK KEDUA menyerahkan buku Tabungan yang dipergunakan untuk
menampung penerimaan gaji bulanan, kartu ATM beserta PIN kepada PIHAK
PERTAMA.
b. PIHAK KEDUA memberi kuasa kepada PIHAK PERTAMA untuk menarik
tabungan debitur dengan menggunakan kartu ATM.
c. Hasil penarikan tabungan debitur tersebut akan dipergunakan untuk
mengangsur kredit setiap bulan sampai kreditnya lunas.
d. Sisa dana penarikan tabungan tersebut akan dibukukan ke rekening debitur
di BPR Niji.
PIHAK KEDUA menjamin dan bertanggungjawab bahwa saldo tabungan, pada
saat gajian saldonya cukup untuk dipergunakan mengangsur pinjaman pada
bulan tersebut.
PIHAK KEDUA menjamin dan bertanggungjawab bahwa apabila pegawai
penerima fasilitas kredit BERGUNA tersebut diberhentikan, atau berhenti bekerja
atas permintaan pegawai sendiri, maka segera melunasi sisa pinjamannya
terlebih dahulu.
PIHAK KEDUA memberikan keterangan-keterangan dan data-data lainnya yang
diperlukan PIHAK PERTAMA yang berkaitan dengan pemberian fasilitas kredit
BERGUNA kepada para pegawainya, termasuk pula mengijinkan kepada PIHAK
PERTAMA untuk meneliti keadaan/kondisi dari masing-masing pegawai
dimaksud apabila PIHAK PERTAMA memerlukannya.

PASAL 4
HAK-HAK PIHAK KEDUA

PIHAK KEDUA berhak untuk mengetahui disetujui atau alasan ditolaknya permohonan
fasilitas Kredit BERGUNA para PEGAWAI PIHAK KEDUA oleh PIHAK PERTAMA.
PASAL 5
KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA
1. Memberitahukan dan memberikan penjelasan kepada PIHAK KEDUA maupun
para pegawai pemohon kredit BERGUNA di lingkungan PIHAK KEDUA
menyangkut persyaratan dan segala hal yang harus dipenuhi dan dilaksanakan
oleh PIHAK KEDUA dan atau para pegawainya tersebut berkaitan dengan
permohonan fasilitas Kredit BERGUNA.
2. Memproses setiap permohonan fasilitas Kredit BERGUNA dari para pegawi di
lingkungan PIHAK KEDUA yang telah mendapatkan rekomendasi setelah
keseluruhan kelengkapan persyaratan berkas permohonan pinjaman atau berkas
pinjaman dipenuhi oleh para pegawai dimaksud.
3. Mengirimkan kepada PIHAK KEDUA Daftar Nominatif Tagihan Angsuran Kredit
BERGUNA dari para pegawai di lingkungan PIHAK KEDUA setiap bulan sebelum
tanggal penerimaan gaji.
PASAL 6
HAK-HAK PIHAK PERTAMA
1. Menyetujui atau menolak permohonan fasilitas Kredit BERGUNA yang telah
diajukan oleh PIHAK KEDUA.
2. Melakukan pemeriksaan dan penelitian (termasuk peninjauan langsung ke
lapangan) terhadap kebenaran data para pegawai pemohon Kredit BERGUNA di
lingkungan PIHAK KEDUA serta meminta keterangan dan data kepada PIHAK
KEDUA maupun pihak lainnya mengenai keadaan para pegawai dimaksud.
3. Menentukan dan menetapkan persyaratan pemberian Kredit BERGUNA, baik
persyaratan yang diberlakukan kepada PIHAK KEDUA maupun para pegawainya
sesuai ketentuan yang berlaku di PIHAK PERTAMA.
4. Menerima angsuran pembayaran kredit setiap bulan dari pegawai PIHAK
KEDUA, baik dengan cara potong gaji oleh juru bayar, maupun penarikan
rekening tabungan dengan ATM, sampai kreditnya lunas.
5. Mendapatkan prioritas utama dan pertama untuk memperoleh pembayaran atau
pelunasan Kredit BERGUNA dari masing-masing pegawai di lingkungan PIHAK
KEDUA yang menerima fasilitas Kredit BERGUNA, maupun menetapkan
langkah-langkah/upaya yang dianggap perlu dalam rangka kelancaran
pembayaran/pelunasan Kredit BERGUNA tersebut apabila pegawai dari PIHAK
KEDUA yang telah menikmati fasilitas Kredit diberhentikan, mengundurkan diri
atas kemauannya sendiri atau sebab lain yang mengakibatkan pegawai tersebut
berhenti bekerja.
PASAL 7

PENYETORAN ANGSURAN KREDIT BERGUNA


1. Angsuran pembayaran setiap bulan dilakukan dengan cara potong gaji yang
dilakukan oleh juru bayar atau petugas yang ditunjuk.
2. Pada hari yang sama atau paling lambat keesokan harinya, hasil potong gaji
yang ditampung oleh juru bayar segera disetor atau ditransfer ke rekening atas
nama BPR Niji di Bank yang telah ditentukan.
3. Setelah angsuran Kredit BERGUNA telah dibayar oleh PIHAK KEDUA/Debitur
diberikan Tanda Terima/Bukti Setoran Angsuran Pinjaman sebagai bukti
pembayaran angsuran Kredit BERGUNA.
Atau:
1. Angsura pembayaran Kredit BERGUNA setiap bulan dilakukan dengan cara
penarikan tabungan debitur dengan menggunakan kartu ATM yang telah
diserahkan kepada PIHAK PERTAMA.
2. Penarikan dilakukan oleh PIHAK PERTAMA seluruh saldo tabungan yang ada
(hanya bersisa saldo minimal Tabungan), selanjutnya PIHAK PERTAMA
membayarkan angsuran sejumlah yang telah ditentukan dan sisanya dibukukan
ke rekening tabungan atas nama debitur di BPR Niji.
3. Untuk selanjutnya debitur setiap saat bisa melakukan penarikan/pengambilan
tabungan di BPR Niji.
4. Setelah angsuran Kredit BERGUNA telah dibayar oleh PIHAK KEDUA/debitur
diberikan Tanda Terima/Bukti Setoran Angsuran Pinjaman sebagai bukti
pembayaran angsuran Kredit BERGUNA.
PASAL 8
JASA PEMOTONGAN GAJI
1. PIHAK PERTAMA memberikan imbalan kepada PIHAK KEDUA atas jasa
pemotongan gaji untuk pembayaran angsuran fasilitas Kredit BERGUNA.
2. Besarnya jasa pemotongan gaji dan tata pembayarannya tunduk kepada
peraturan dan ketentuan yang berlaku di PIHAK PERTAMA.
PASAL 9
JAMINAN DAN KELENGKAPAN DOKUMENTASI
1. Yang dijadikan jaminan atau agunan Kredit BERGUNA adalah:
a. Gaji yang diterima setiap bulannya oleh masing-masing pegawai penerima
fasilitas Kredit BERGUNA.
b. Hak-hak lainnya yang diterima oleh PEGAWAI dari PIHAK KEDUA dalam hal
PEGAWAI pension, termasuk apabila PEGAWAI dipercepat pensiunnya atau
diberhentikan atau berhenti bekerja atas permintaan pegawai sendiri sebelum
Kredit BERGUNA lunas, maupun segala penerimaan hak lainnya.
c. Apabila diperlukan dapat pula PIHAK PERTAMA mensyaratkan kepada
debitur menyerahkan jaminan tambahan berupa BPKB kendaraan bermotor,
Sertifikat hak milik tanah-tanah dan bangunan, namun hal ini bukan suatu

keharusan. Akan tetapi untuk pinjaman di atas Rp30.000.000,00 (tiga puluh


juta rupiah), pegawai yang direkomendasikan, harus bersedia dan sanggup
menyerahkan jaminan tambahan berupa Bukti kepemilikan BPKB kendaraan
bermotor, Sertifikat hak Milik tanah-tanah dan bangunan atau surat berharga
lainnya seperti Ijasah Asli, Surat Nikah, Akte Kelahiran Asli, dll.
PASAL 10
TANGGUNG JAWAB KERUGIAN
1. Kerugian yang timbul akibat kelalaian baik oleh PIHAK KEDUA maupun oleh
debitur, Pemotong Gaji yang ditunjuk maupun PUHAK KEDUA lainnya menjadi
tanggung jawab masing-masing yang bersangkutan dan harus diselesaikan
paling lambat 1 (SATU) minggu sejak terjadinya/timbul kerugian.
2. Kerugian yang timbul sebagai akibat kelalaian PIHAK PERTAMA menjadi
tanggug jawab PIHAK PERTAMA dan harus diselesaikan paling lambat 1 (satu)
minggu sejak terjadinya/timbul kerugian.
3. Kerugian yang timbul sebagai akibat kelalaian PARA PIHAK akan menjadi
tanggung jawab masing-masing PIHAK sesuai dengan bobot kelalaian dan akan
ditentukan secara musyawarah.
PASAL 11
PENYELESAIAN KREDIT BERGUNA BERMASALAH
Apabila PIHAK KEDUA melanggar atau tidak memenuhi kewajiban dan tanggung
jawabnya sebagaimana tercantum dalam PERJANJIAN seperti terlambat atau tidak
melimpahkan atau menyetorkan angsuran Kredit BERGUNA kepada PIHAK PERTAMA,
maka akan ditempuh langkah-langkah sebagai berikut:
a. PIHAK PERTAMA akan mengambil tindakan dan menempuh prosedur/tata cara
penyelesaian tunggakan Kredit BEGUNA sesuai dengan ketentuan yang berlaku
di PIHAK PERTAMA.
b. Dalam hal pemberian fasilitas kredit dimaksud dihentikan, maka PIHAK KEDUA
berkewajiban turut mengupayakan penyelesaian kewajiban sesuai dengan yang
telah diperjanjikan berdasarkan perjanjian ini sampai dengan berakhirnya
kewajiban.
PASAL 12
MASA BERLAKU DAN BERAKHIRNYA PERJANJIAN
1. Perjanjian ini mulai berlaku dan mengikat PARA PIHAK sejak ditandatangani
PARA PIHAK, dan berakhir apabila keseluruhan Kredit BERGUNA yang
diberikan oleh PIHAK PERTAMA kepada para pegawai di lingkungan PIHAK
KEDUA telah lunas dan atau dinyatakan lunas secara tertulis oleh PIHAK
PERTAMA.
2. Apabila satu pihak dimaksud untuk memutuskan PERJANJIAN ini, maka pihak
yang berkeinginan untuk itu harus memberitahukan maksudnya secara tertulis

kepada pihak lainnya dalam waktu sejurang-kurangnya 3 (tiga) bulan sebelum


tanggal pemutusan PERJANJIAN yang diinginkan.
3. Pemutusan PERJANJIAN sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 di atas baru
berlaku efektif setelah adanya persetujuan tertulis dari PIHAK lainnya.
4. PERJANJIAN ini dapat berakhir atau batal dengan sendirinya apabila ada
ketentuan perundang-undangan dan atau kebijakan pemerintah yang tidak
memungkinkan berlangsungnya PERJANJIAN ini.
5. Dalam hal PERJANJIAN ini berakhir baik karena permintaan salah satu PIHAK
sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 di atas, ataupun karena alasan lain yang
dimaksud dalam ayat 4 di atas, maka pengakhiran PERJANJIAN ini tidak
membebaskan hak dan kewajiban dari masing-masing PIHAK yang belum
diselesaikan sebagai akibat dari pelaksanaan sebelum PERJANJIAN ini berakhir.
PASAL 13
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
1. Perjanjian ini dan segala akibatnya tunduk pada hokum dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.
2. PARA PIHAK sepakat untuk menyelesaikan segala perselisihan yang timbul
sehubungan dengan pelaksanaan PERJANJIAN ini dengan cara musyawarah
untuk mufakat dalam waktu 14 hari kalender.
3. Apabila dengan cara musyawarah dan mufakat sebagaimana dimaksud dalam
ayat 2 pasal ini tidak tercapai, maka PARA PIHAK sepakat untuk menyelesaikan
perselisihan tersebut melalui Pengadilan Negeri Kabupaten Magelang.
4. Untuk PERJANJIAN ini dan segala akibatnya PARA PIHAK memilih tempat
kedudukan hokum (domisili) yang tetap dan umum di Kantor Pengadilan Negeri
Kabupaten Magelang.
PASAL 14
PERGANTIAN PEJABAT
1. Setiap terjadinya pergantian pejabat yang bertindak mewakili PIHAK PERTAMA
maupun PIHAK KEDUA dalam PERJANJIAN ini maupun pergantian Pemotong
Gaji yang ditunjuk yang bertindak sebagai pemotong gaji para pegawai yang
menikmati fasilitas Kredit BERGUNA dimaksud atau pejabat/petugas di PARA
PIHAK yang berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan pemberian
fasilitas kredit ini, maka secara otomatis tugas, kewajiban serta tanggung
jawabnya beralih ke pejabat/petugas pemotong gaji yang ditunjuk/petugas
penggantinya. Dengan demikian ikatan dalam perjanjian ini adalah pada tugas
dan tanggung jawab yang melekat pada jabatan berdasarkan pada Surat Kuasa
atau Surat Penunjukan/Surat Kuasa dari Perusahaan/instansi dan bukan pada
pribadi pejabat.
2. Hal-hal yang belum diatur atau belum cukup diatur dalam Perjanjian ini maupun
perubahan yang perlu dilakukan terhadap Perjanjian ini, maka akan diatur

kenudian atas dasar kesepakatan PARA PIHAK yang dituangkan, baik dalam
bentuk surat menyurat antar PARA PIHAK atau dituangkan dalam Perjanjian
tambahan (addendum) atau dalam bentuk lainnya yang merupakan satu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan denga Perjanjian ini.
PASAL 15
PENUTUP
1. Surat menyurat, dokumen-dokumen dan lampiran-lampiran yang berhubungan
dengan perjanjian ini merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan
denga perjanjian ini.
2. Perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) masing-masing bermaterai cukup
dan ditandatangani oleh PARA PIHAK, serta mempunyai kekuatan hokum yang
sama. Rangkap pertama dipegang oleh PIHAK KEDUA, Rangkap Kedua
dipegang oleh PIHAK PERTAMA
PIHAK PERTAMA
PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT NIJI

Drs. Nanang Suratmojo


Direktur Utama
PIHAK KEDUA
Kepala Sekolah Dasar Kristen 1

Semiyati, S.Pd.K.
Mengetahui
Komisaris PT. BPR Niji

Imron
Komisaris Utama

Anda mungkin juga menyukai