Anda di halaman 1dari 15

PEMERINTAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS KEMALARAJA
KECAMATAN BATURAJA TIMUR
Jalan Dr. Setia Budi Baturaja Kecamatan Baturaja Timur Kabupaten Ogan Komering Ulu
Telepon Nomor (0735) 320223 Faximile (0735) 324463 KodePos 32115

MAKALAH

“ISPA”

Oleh : Nurma, SKM

NIP : 1966101219888022001

UPTD PUSKESMAS KEMALARAJA


2020

I
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karuniaNya

saya dapat menyelesaikan makalah “ISPA”.

    Makalah ini merupakan sebagian tugas yang telah diberikan sebagai salah satu

syarat untuk kenaikan pangkat Pegawai Negeri Sipil. Makalah ini saya susun untuk

memperluas dan menambah wawasan para pembaca khususnya tenaga medis. Untuk

menunjang pemahaman, saya kutip dan lampirkan beberapa sumber dari jurnal dan buku.

Dalam pembuatan makalah ini telah disadari terdapat beberapa kekurangan dan

masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, saya mengharapkan kepada semua pembaca

agar dapat menyampaikan saran dan kritik guna penyempurnaan makalah ini.

  

Baturaja, 01 Oktober 2020

Nurma, SKM

II
DAFTAR ISI

COVER...............................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................2
1.3 Tujuan......................................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................3
2.1 Definisi ISPA...........................................................................................................3
2.2 Etiologi ISPA...........................................................................................................3
2.3 Klasifikasi ISPA.......................................................................................................4
2.4 Tanda dan Gejala ISPA............................................................................................5
2.5 Cara Penularan ISPA................................................................................................6
2.6 Penatalaksanaan ISPA..............................................................................................7
BAB III............................................................................................................................11
PENUTUP........................................................................................................................11
3.1 Kesimpulan............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................12

III
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) telah menjadi penyakit umum bagi

masyarakat. Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) adalah infeksi akut yang

menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran napas, mulai dari hidung sampai

alveoli termasuk jaringan adneksanya, seperti sinus, rongga telinga tengah dan

pleura. Penyakit ini diawali dengan panas disertai salah satu atau lebih gejala:

tenggorokan sakit atau nyeri telan, pilek batuk kering atau berdahak (Badan

Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI, 2013).

Data Indonesia, menurut Perhimpunan Dokter Paru Indonesia tahun 2003 dari

hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga Depkes tahun 2001 penyakit infeksi saluran

pernapasan bagian bawah menempati urutan ke-2 sebagai penyebab kematian

tertinggi di masyarakat. Hampir 4 juta orang meninggal akibat ISPA setiap tahun,

98%-nya disebabkan oleh infeksi saluran pernapasan bawah. Dari semua kasus yang

terjadi di masyarakat, 7- 1 2 13% kasus berat dan memerlukan perawatan rumah

sakit. Episode batuk-pilek pada balita di Indonesia diperkirakan 2-3 kali per tahun

(Kemenkes RI, 2011).

Secara klinis ISPA ditandai dengan gejala akut akibat infeksi yang terjadi di

setiap bagian saluran pernafasan dengan berlangsung tidak lebih dari 14 hari. Infeksi

saluran pernafasan akut merupakan kelompok penyakit yang komplek dan

heterogen, yang disebabkan oleh 300 lebih jenis virus, bakteri, serta jamur. Virus

penyebab ISPA antara lain golongan miksovirus yang meliputi virus influensa, virus

pra-influensa dan virus campak (WHO, 2011).

Faktor penting yang mempengaruhi ISPA adalah pencemaran udara. Adanya

pencemaran udara di lingkungan rumah akan merusak mekanisme pertahanan paru-

1
paru sehingga mempermudah timbulnya gangguan pernapasan. Tingginya tingkat

pencemaran udara menyebabkan ISPA memiliki angka yang paling banyak diderita

oleh masyarakat dibandingkan penyakit lainnya. Selain faktor tersebut, peningkatan

penyebaran penyakit ISPA juga dikarenakan oleh perubahan iklim serta rendahnya

kesadaran perilaku hidup bersih dan sehat dalam masyarakat. Dalam rangka

memahamilebih jauh tentang ISPA maka di dalam makalah ini akan dijabarkan

secaralengkap semua hal yang berkaitan dengan ISPA.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah Definisi dari ISPA?

2. Apa saja Etiologi ISPA?

3. Apa saja Klasifikasi ISPA?

4. Apa saja Tanda dan Gejala ISPA?

5. Bagaimana Cara Penularan ISPA?

6. Bagaimana Penatalaksanaan ISPA?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui Definisi dari ISPA

2. Mengetahui Etiologi ISPA

3. Mengetahui Klasifikasi ISPA

4. Mengetahui Tanda dan Gejala ISPA

5. Mengetahui Cara Penularan ISPA

6. Mengetahui Penatalaksanaan ISPA

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi ISPA

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Infeksi akut yang menyerang salah

satu bagian/lebih dari saluran napas mulai hidung sampai alveoli termasuk

adneksanya (sinus, rongga telinga tengah, pleura) (WHO, 2011). ISPA merupakan

penyakit umum yang terjadi pada masyarakat dan sering dianggap biasa atau tidak

membahayakan. ISPA adalah penyakit saluran pernapasan atas atau bawah, biasanya

menular yang dapat menimbulkan berbagai spektrum penyakit yang berkisar dari

penyakit tanpa gejala sampai penyakit yang parah dan mematikan, tergantung pada

patogen penyebabnya, faktor lingkungan dan faktor pejamu. Sekelompok penyakit

yang termasuk ISPA adalah pneumonia, influenza, dan pernapasan syncytial virus

(RSV).

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah infeksi saluran pernapasan yang

disebabkan oleh virus atau bakteri dan berlangsung selama 14 hari.Penyakit ISPA

merupakan infeksi akut yang menyerang saluran pernapasan bagian atas dan bagian

bawah.Gejala yang ditimbulkan yaitu gejala ringan (batuk dan pilek), gejala sedang

(sesak danwheezing) bahkan sampai gejala yang berat (sianosis dan pernapasan

cuping hidung). Komplikasi ISPA yang berat mengenai jaringan paru dapat

menyebabkan terjadinya pneumonia. Pneumonia merupakan penyakit infeksi

penyebab kematian nomor satu pada balita (Riskesdas, 2013).

2.2 Etiologi ISPA

Etiologi ISPA terdiri dari :

Bakteri : Diplococcus pneumoniae, pneumococcus, streptococcus pyogenes,

Staphylococcus aureus, Haemophilus influenzae, dan lain-lain.

3
Virus : influenza, adenovirus, sitomegalovirus.

Jamur : Aspergilus sp, Candida albicans, Histoplasma, dan lain-lain.

Aspirasi : makanan, asap kendaraan bermotor, BBM (bahan bakar minyak) biasanya

minyak tanah, cairan amnion pada saat lahir, benda asing (biji-bijian, mainan plastik

kecil, dan lain-lain) (Dr. Widoyono, MPH. 2008: 156).

ISPA disebabkan oleh bakteri atau virus yang masuk kesaluran nafas. Salah satu

penyebab ISPA yang lain adalah asap pembakaran bahan bakar kayu yang biasanya

digunakan untuk memasak. Asap bahan bakar kayu ini banyak menyerang

lingkungan masyarakat, karena masyarakat terutama ibu-ibu rumah tangga selalu

melakukan aktifitas memasak tiap hari menggunakan bahan bakar kayu, gas maupun

minyak. Timbulnya asap tersebut tanpa disadarinya telah mereka hirup sehari-hari,

sehingga banyak masyarakat mengeluh batuk, sesak nafas dan sulit untuk bernafas.

Polusi dari bahan bakar kayu tersebut mengandung zat-zat seperti Dry basis, Ash,

Carbon, Hidrogen, Sulfur, Nitrogen dan Oxygen yang sangat berbahaya bagi

kesehatan (Depkes RI, 2002).

2.3 Klasifikasi ISPA

Klasifikasi ISPA menurut Depkes RI (2002) adalah :

a. ISPA ringan

Seseorang yang menderita ISPA ringan apabila ditemukan gejala batuk,

pilek dan sesak.

b. ISPA sedang

ISPA sedang apabila timbul gejala sesak nafas, suhu tubuh lebih dari 390 C

dan bila bernafas mengeluarkan suara seperti mengorok.

c. ISPA berat

Gejala meliputi: kesadaran menurun, nadi cepat atau tidak teraba, nafsu

makan menurun, bibir dan ujung nadi membiru (sianosis) dan gelisah.

4
2.4 Tanda dan Gejala ISPA

Tanda dan gejala ISPA banyak bervariasi antara lain demam, pusing, malaise

(lemas), anoreksia (tidak nafsu makan), vomitus (muntah), photophobia (takut

cahaya), gelisah, batuk, keluar sekret, stridor (suara 17 nafas), dyspnea (kesakitan

bernafas), retraksi suprasternal (adanya tarikan dada), hipoksia (kurang oksigen), dan

dapat berlanjut pada gagal nafas apabila tidak mendapat pertolongan dan

mengakibatkan kematian. (Nelson, 2003).

Sedangkan tanda gejala ISPA menurut Depkes RI (2002) adalah :

a. Gejala dari ISPA Ringan

Seseorang anak dinyatakan menderita ISPA ringan jika ditemukan satu atau

lebih gejala-gejala sebagai berikut :

1) Batuk

2) Serak, yaitu anak bersuara parau pada waktu mengeluarkan suara (misal

pada waktu berbicara atau menangis).

3) Pilek, yaitu mengeluarkan lender atau ingus dari hidung.

4) Panas atau demam, suhu badan lebih dari 370 C atau jika dahi anak

diraba.

b. Gejala dari ISPA Sedang

Seorang anak dinyatakan menderita ISPA sedang jika dijumpai gejala dari

ISPA ringan disertai satu atau lebih gejala-gejala sebagai berikut :

1) Pernafasan lebih dari 50 kali per menit pada anak yang berumur kurang

dari satu tahun atau lebih dari 40 kali per menit pada anak yang berumur satu

tahun atau lebih. Cara menghitung pernafasan ialah dengan menghitung

jumlah tarikan nafas dalam satu menit. Untuk menghitung dapat digunakan

arloji.

2) Suhu lebih dari 390 C (diukur dengan termometer).

5
3) Tenggorokan berwarna merah.

4) Timbul bercak-bercak merah pada kulit menyerupai bercak campak.

5) Telinga sakit atau mengeluarkan nanah dari lubang telinga.

6) Pernafasan berbunyi seperti mengorok (mendengkur).

7) Pernafasan berbunyi menciut-ciut.

c. Gejala dari ISPA Berat

Seorang anak dinyatakan menderita ISPA berat jika dijumpai gejala-gejala

ISPA ringan atau ISPA sedang disertai satu atau lebih gejala-gejala sebagai

berikut:

1) Bibir atau kulit membiru.

2)Lubang hidung kembang kempis (dengan cukup lebar) pada waktu

bernafas.

3) Anak tidak sadar atau kesadaran menurun.

4) Pernafasan berbunyi seperti orang mengorok dan anak tampak gelisah.

5) Sela iga tertarik ke dalam pada waktu bernafas.

6) Nadi cepat lebih dari 160 kali per menit atau tidak teraba.

7) Tenggorokan berwarna merah.

2.5 Cara Penularan ISPA

Penularan penyakit ISPA terjadi melalui udara, bibit penyakit masuk ke tubuh

melalui pernafasan, oleh karena itu ISPA termasuk dalam salah satu penyakit

golongan air borne disease. Penularan melalui udara yang dimaksudkan adalah cara

penularan yang terjadi tanpa kontak dengan penderita maupun dengan benda yang

terkontaminasi. Sebagian besar penularan melalui udara dapat menular juga melalui

kontak langsung, namun dengan menghirup udara yang telah terkontaminasi oleh

bibit penyakit menjadikan risiko penularan penyakit. Manusia merupakan reservoir

utama dan diperkirakan seluruh umat manusia memiliki bakteri penyebab ISPA pada

6
saluran pernafasannya. Oleh sebab itu, dalam keadaan daya tahan menurun, penyakit

ini bisa berkembang dengan baik pada anak-anak maupun orang tua (Achmadi,

2012).

Prinsipnya kuman ISPA yang ada di udara akan terhirup oleh orang yang

berada disekitarnya dan masuk ke dalam saluran pernafasan, dari saluran pernafasan

akan menyebar ke seluruh tubuh. Apabila orang terinfeksi maka akan rentan terkena

ISPA, ditambah dengan jika kelembaban dan suhu kamar tinggi yang merupakan

faktor pemicu pertumbuhan dan perkembangan bakteri, virus, dan jamur penyebab

ISPA. Cara penularannya melalui udara yang tercemar dan masuk ke dalam tubuh

melalui saluran pernafasan, maka penyakit ISPA termasuk golongan air Air Borne

Disease (penularannya melalui udara yang recemar). Bibit penyakit di udara

umumnya berbentuk aerosol yakni suatu suspensi yang melayang di udara, dapat

seluruhnya berupa bibit penyakit atau hanya bagian (Achmadi, 2012).

2.6 Penatalaksanaan ISPA

Penemuan dini penderita pneumonia dengan penatalaksanaan kasus yang benar

merupakan strategi untuk mencapai dua dari tiga tujuan program (turunnya kematian

karena pneumonia dan turunnya penggunaan antibiotik dan obat batuk yang kurang

tepat pada pengobatan penyakit ISPA). Pedoman penatalaksanaan kasus ISPA akan

memberikan petunjuk standar pengobatan penyakit ISPA yang akan berdampak

mengurangi penggunaan antibiotik untuk kasus-kasus batuk pilek biasa, serta

mengurangi penggunaan obat batuk yang kurang bermanfaat. Strategi

penatalaksanaan kasus mencakup pula petunjuk tentang pemberian makanan dan

minuman sebagai bagian dari tindakan penunjang yang penting bagi pederita ISPA .

Penatalaksanaan ISPA meliputi langkah atau tindakan sebagai berikut (Smeltzer &

Bare, 2002) :

7
a. Pemeriksaan

Pemeriksaan artinya memperoleh informasi tentang penyakit anak

dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada ibunya, melihat dan

mendengarkan anak. Hal ini penting agar selama pemeriksaan anak

tidak menangis (bila menangis akan meningkatkan frekuensi napas),

untuk ini diusahakan agar anak tetap dipangku oleh ibunya.

Menghitung napas dapat dilakukan tanpa membuka baju anak. Bila

baju anak tebal, mungkin perlu membuka sedikit untuk melihat

gerakan dada. Untuk melihat tarikan dada bagian bawah, baju anak

harus dibuka sedikit. Tanpa pemeriksaan auskultasi dengan steteskop

penyakit pneumonia dapat didiagnosa dan diklassifikasi.

b. Klasifikasi ISPA

Program Pemberantasan ISPA (P2 ISPA) mengklasifikasi ISPA sebagai berikut:

1) Pneumonia berat: ditandai secara klinis oleh adanya tarikan dinding dada

kedalam (chest indrawing).

2) Pneumonia: ditandai secara klinis oleh adanya napas cepat.

3) Bukan pneumonia: ditandai secara klinis oleh batuk pilek, bisa

disertai demam, tanpa tarikan dinding dada kedalam, tanpa napas

cepat. Rinofaringitis, faringitis dan tonsilitis tergolong bukan

pneumonia.

c. Pengobatan

1) Pneumonia berat : dirawat di rumah sakit, diberikan antibiotik parenteral,

oksigendan sebagainya.

2) Pneumonia : diberi obat antibiotik kotrimoksasol peroral. Bila penderita tidak

mungkin diberi kotrimoksasol atau ternyata dengan pemberian kontrmoksasol

keadaan penderita menetap, dapat dipakai obat antibiotik pengganti yaitu

ampisilin, amoksisilin atau penisilin prokain.

8
3) Bukan pneumonia: tanpa pemberian obat antibiotik. Diberikan perawatan di

rumah, untuk batuk dapat digunakan obat batuk tradisional atau obat batuk

lain yang tidak mengandung zat yang merugikan seperti

kodein,dekstrometorfan dan, antihistamin. Bila demam diberikan obat penurun

panas yaitu parasetamol. Penderita dengan gejala batuk pilek bila pada

pemeriksaan tenggorokan didapat adanya bercak nanah (eksudat) disertai

pembesaran kelenjar getah bening dileher, dianggap sebagai radang

tenggorokan oleh kuman streptococcuss dan harus diberi antibiotik (penisilin)

selama 10 hari. Tanda bahaya setiap bayi atau anak dengan tanda bahaya harus

diberikan perawatan khusus untuk pemeriksaan selanjutnya.

d. Perawatan di rumah

Beberapa hal yang perlu dikerjakan seorang ibu untuk mengatasi

anaknya yang menderita ISPA.

1) Mengatasi panas (demam)

Untuk anak usia 2 bulan sampai 5 tahun demam diatasi dengan

memberikan parasetamol atau dengan kompres, bayi dibawah 2 bulan

dengan demam harus segera dirujuk. Parasetamol diberikan 4 kali tiap 6

jam untuk waktu 2 hari. Cara pemberiannya, tablet dibagi sesuai dengan

dosisnya, kemudian digerus dan diminumkan. Memberikan kompres,

dengan menggunakan kain bersih, celupkan pada air (tidak perlu air es).

2) Mengatasi batuk

Dianjurkan memberi obat batuk yang aman yaitu ramuan tradisional

yaitu jeruk nipis ½ sendok teh dicampur dengan kecap atau madu ½ sendok

teh , diberikan tiga kali sehari.

9
3) Pemberian makanan

Berikan makanan yang cukup gizi, sedikit-sedikit tetapi

berulangulang yaitu lebih sering dari biasanya, lebih-lebih jika muntah.

Pemberian ASI pada bayi yang menyusu tetap diteruskan.

4) Pemberian minuman

Usahakan pemberian cairan (air putih, air buah dan sebagainya) lebih

banyak dari biasanya. Ini akan membantu mengencerkan dahak,

kekurangan cairan akan menambah parah sakit yang diderita.

5) Lain-lain

a) Tidak dianjurkan mengenakan pakaian atau selimut yang terlalu tebal

dan rapat, lebih-lebih pada anak dengan demam.

b) Jika pilek, bersihkan hidung yang berguna untuk mempercepat

kesembuhan dan menghindari komplikasi yang lebih parah.

c) Usahakan lingkungan tempat tinggal yang sehat yaitu yang berventilasi

cukup dan tidak berasap.

d) Apabila selama perawatan dirumah keadaan anak memburuk maka

dianjurkan untuk membawa kedokter atau petugas kesehatan.

e) Untuk penderita yang mendapat obat antibiotik, selain tindakan diatas

usahakan agar obat yang diperoleh tersebut diberikan dengan benar selama

5 hari penuh dan untuk penderita yang mendapatkan antibiotik, usahakan

agar setelah 2 hari anak dibawa kembali ke petugas kesehatan untuk

pemeriksaan ulang.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) telah menjadi penyakit umum bagi

masyarakat. Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) adalah infeksi akut yang

menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran napas, mulai dari hidung sampai

alveoli termasuk jaringan adneksanya, seperti sinus, rongga telinga tengah dan

pleura. Penyakit ini diawali dengan panas disertai salah satu atau lebih gejala:

tenggorokan sakit atau nyeri telan, pilek batuk kering atau berdahak.

Secara klinis ISPA ditandai dengan gejala akut akibat infeksi yang terjadi di

setiap bagian saluran pernafasan dengan berlangsung tidak lebih dari 14 hari. Infeksi

saluran pernafasan akut merupakan kelompok penyakit yang komplek dan

heterogen, yang disebabkan oleh 300 lebih jenis virus, bakteri, serta jamur.

Faktor penting yang mempengaruhi ISPA adalah pencemaran udara. Adanya

pencemaran udara di lingkungan rumah akan merusak mekanisme pertahanan paru-

paru sehingga mempermudah timbulnya gangguan pernapasan. Tingginya tingkat

pencemaran udara menyebabkan ISPA memiliki angka yang paling banyak diderita

oleh masyarakat dibandingkan penyakit lainnya. Selain faktor tersebut, peningkatan

penyebaran penyakit ISPA juga dikarenakan oleh perubahan iklim serta rendahnya

kesadaran perilaku hidup bersih dan sehat dalam masyarakat.

11
DAFTAR PUSTAKA

Achmadi U.F. 2012. Dasar-Dasar Penyakit Berbasis Lingkungan. Depok:


Rajawali Pers.

Depkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan
pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI.

Depkes RI. 2002. ISPA Pembunuh Utama. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

Kemenkes RI. 2011. Pedoman Pelaksanaa Jaminan Kesehatan Masyarakat.


Jakarta : Kemenkes.

Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta: Balitbang


Kemenkes RI

Nelson. 2003. Ilmu kesehatan anak. Jakarta: EGC

Widoyono. 2008. Penyakit Tropis : Epidemiologi, Penularan, Pencegahan &


Pemberantasannya. Jakarta: Erlangga

World Health Organization (WHO). 2011. Noncommunicable Diseases in the


South-East Asia Region.

12

Anda mungkin juga menyukai