Anda di halaman 1dari 75

TATA NASKAH DINAS

No. Dokumen :

PEDOMAN No. Revisi :


Tanggal Terbit :
Halaman :
UPTD PUSKESMAS HJ. KHOSAMAWATI, S.ST, M. KES
KEMALARAJA NIP. 19620202.198503.2.015

LEMBAR PENGESAHAN

PEDOMAN TATA NASKAH DINAS

UPTD PUSKESMAS KEMALARAJA

Diperiksa oleh: Disiapkan oleh:

dr. HJ. SUSY PRIHATININGSIH HJ. SEPTIANI, A. M. Kep

Nip. 1971008072006042012 Nip. 198209172014072002

Disahkan

HJ. KHOSAMAWATI, S.ST, M.KES


PEMBINA UTAMA MUDA
NIP. 19620202 198503 2 015

PEDOMAN TATA NASKAH UPTD PUSKESMAS KEMALARAJA 1


PEMERINTAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS KEMALARAJA
KECAMATAN BATURAJA TIMUR

Jalan Dr.Setia Budi Baturaja Kecamatan BaturajaTimur Kabupaten Ogan Komering Ulu
Telepon Nomor ( 0735) 322586 Kode Pos 32111
Email : puskesmas.kemalaraja@yahoo.co.id

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS KEMALARAJA


NOMOR : 445/NOMOR URUT/SK/P1601130202/BULAN/2018
2 KALI ENTER

TENTANG
1 KALI ENTER
JUDUL…………………………………………………………………………………

2 KALI ENTER

KEPALA UPTD PUSKESMAS KEMALARAJA,


1 KALI ENTER
Menimbang : a. bahwa…………………………………………………………;
b. bahwa…………………………………………………………:
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam butir (a) dan (b) diatas, maka perlu ditetapkan dengan
Surat keputusan Kepala UPTD Puskesmas Kemalaraja
tentang…………………………………………………………
1 kali enter
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan;
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75
tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46
tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama,
Tempat Praktek Mandiri Dokter dan Tempat Praktek Mandiri
UU wajib
Dokter Gigi;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 44 Tahun
2016 tentang Pedoman Manajemen Puskesmas;
5. Peraturan Bupati Ogan Komering Ulu Nomor 56 tahun 2008
tentang pembentukan Unit Pelaksana Teknis Dinas dan Unit
Pelaksana Teknis Badan di Lingkungan Pemerintah Kabupaten
Ogan Komering Ulu.
6. (Peraturan/Perundangan sesuai/relevan dengan judul
SK……….. dan diurutkan sesuai jabatan perundangan dan tahun
terbit)
1 kali enter
MEMUTUSKAN
1 Kali enter
MENETAPKAN : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TENTANG ………………. (SAMA
DENGAN JUDUL SK)
1 Kali Enter
Kesatu : Mencabut Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Kemalaraja
PEDOMAN TATA NASKAH UPTD PUSKESMAS KEMALARAJA 2
Nomor:…………………………………………………dan menetapkan
kembali, menunjuk dan mengangkat……………………… sebagaimana
tercantum dalam lampiran keputusan ini. (jika ada perubahan SK)
Tim sebagaimana dimaksud dalam diktum kesatu diatas memiliki tugas
Kedua : dan fungsi sebagaimana tercantum dalam lampiran ini.
Keputusan ini berlaku sejak ditetapkan, apabila dikemudian hari ternyata
Ketiga : ada kekeliruan dalam keputusan ini, maka akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya.

2 kali enter

Ditetapkan di : Kemalaraja
Pada tanggal : ………………………
1 kali enter
KEPALA UPTD PUSKESMAS KEMALARAJA,

5 kali enter

HJ. KHOSAMAWATI, S.ST, M.KES


PEMBINA UTAMA MUDA
NIP. 19620202 198503 2 015

Daftar Lampiran : Surat Keputusan Kepala UPTD


Puskesmas Kemalaraja
Nomor : ……………………….
Tanggal : ……………………….

BAB I

PEDOMAN TATA NASKAH UPTD PUSKESMAS KEMALARAJA 3


PENDAHULUAN

Akreditasi Puskesmas dan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama merupakan


upaya peningkatan mutu dan kinerja pelayanan yang dilakukan melalui
membangun sistem manajemen mutu, penyelenggaraan Upaya Kesehatan, dan
sistem pelayanan klinis untuk memenuhi standar akreditasi yang ditetapkan dan
peraturan perundangan serta pedoman yang berlaku.

Untuk membangun dan membakukan sistem manajemen mutu, sistem


pelayanan, perlu disusun pengaturan-pengaturan (regulasi) internal yang menjadi
dasar dalam pelaksanaan upaya kesehatan di Puskesmas, baik upaya kesehatan
masyarakat maupun upaya kesehatan perorangan. Regulasi internal tersebut
berupa Kebijakan, Pedoman, Standar Operasional Prosedur (SOP) dan dokumen
lain disusun berdasarkan peraturan perundangan dan pedoman-pedoman
eksternal yang berlaku. Untuk memudahkan dalam mempersiapkan regulasi
internal tersbut, maka perlu disusun pedoman penyusunan dokumen akreditasi
Puskesmas.

Pedoman ini disusun dengan tujuan sebagai berikut


1. Tersedianya pedoman bagi Kepala Puskesmas/Fasiltas Kesehatan Tingkat
Pertama, penanggung jawab dan pelaksana Upaya Kesehatan di Puskesmas,
dan tim mutu dalam menyusun dokumen-dokumen yang dipersyaratkan dalam
standar akreditasi,
2. Tersedianya Pedoman bagi pendamping akreditasi di Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota untuk melakukan pendamping pada Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama,
3. Tersedianya pedoman bagi surveyor dalam melakukan penilaian akreditasi
Puskesmas dan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama lainnya,
4. Tersedianya pedoman penyusunan dokumen untuk pelatihan akreditasi
Puskesmas dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama lainnya.

Pedoman ini disusun untuk dapat digunakan sebagai pedoman penyusunan


dokumen bagi Kepala Puskesmas dan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
lainnya, Penanggung jawab dan pelaksana Upaya Kesehatan di Puskesmas, baik
upaya kesehatan masyarakat

PEDOMAN TATA NASKAH UPTD PUSKESMAS KEMALARAJA 4


1

PEDOMAN TATA NASKAH UPTD PUSKESMAS KEMALARAJA 5


maupun upaya kesehatan perorangan, pendamping tingkat Kabupaten/Kota, dan
surveior akreditasi Puskesmas dan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama lainnya.

Pedoman ini disusun sebagai bahan bagi FKTP untuk menyusun


kelengkapan pedoman tata naskah terkait dengan dokumen-dokumen yang
dipersyaratkan oleh standar akreditasi. Dalam pedoman tata naskah perlu
dimasukkan bagaimana penyusunan kebijakan, standar prosedur operasional,
dengan tata penomorannya.

PEDOMAN TATA NASKAH UPTD PUSKESMAS KEMALARAJA 6


BAB II
DOKUMENTASI AKREDITASI PUSKESMAS DAN FASILITAS
KESEHATAN TINGKAT PERTAMA

Sistem manajemen mutu, sistem pelayanan, dan sistem penyelenggaraan


upaya Puskesmas/Klinik perlu dibakukan berdasarkan regulasi internal. Regulasi
internal ini
disusun dalam bentuk dokumen akreditasi yang harus dipersiapkan oleh
Puskesmas/Klinik/Praktik mandiri untuk memenuhi standar akreditasi.

Penyusunan regulasi internal, perlu didukung regulasi eksternal yang


berupa peraturan perundangan dan pedoman-pedoman yang diberlakukan oleh
Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dan organisasi profesi, yang merupakan acuan bagi Puskesmas
dalam menyelenggarakan manajemen Puskesmas, upaya kesehatan masyarakat,
dan upaya kesehatan perorangan. Dokumen-dokumen tersebut sebaiknya ada di
Puskesmas/Klinik, dan merupakan dokumen eksternal yang dikendalikan,
meskipun dokumen eksternal tersebut tidak merupakan persyaratan dalam
penilaian akreditasi.

Dokumen-dokumen yang perlu dipersiapkan di Puskesmas dapat dibedakan


sebagai berikut :
A. Penyelenggaraan manajemen Puskesmas:
1. Kebijakan Kepala Puskesmas/Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat
Pertama,
2. Rencana Lima Tahunan Puskesmas
3. Pedoman/manual mutu,
4. Pedoman/panduan tehnis yang terkait dengan manajemen
5. Standar Operasional Prosedur (SOP)
6. Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP): Rencana Usulan Kegiatan (RUK)
dan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)
7. Kerangka Acuan Kegiatan
B. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat Puskesmas:
1. Kebijakan Kepala Puskesmas,
2. Pedoman untuk masing-masing upaya kesehatan masyarakat,

PEDOMAN TATA NASKAH UPTD PUSKESMAS KEMALARAJA 7


3. Standar Operasional Prosedur (SOP),
3

PEDOMAN TATA NASKAH UPTD PUSKESMAS KEMALARAJA 8


4. Rencana Tahunan untuk masing-masing UKM,
5. Kerangka Acuan Kegiatan pada tiap-tiap UKM,
C. Penyelenggaraan pelayanan klinis/upaya kesehatan perorangan
1. Kebijakan tentang pelayanan klinis,
2. Standar Operasional Prosedur (SOP) klinis,
3. Pedoman Pelayanan Klinis,
Kerangka Acuan terkait dengan Program/Kegiatan
4. Pelayanan Klinis dan
Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien

Dokumen-dokumen yang perlu dipersiapkan oleh Fasilitas Kesehatan Tingkat


Pertama lainnya, seperti klinik pratama dan praktik dokter/dokter gigi mandiri,
antara lain adalah:
1. Rencana strategik/rencana lima tahunan
2. Rencana tahunan
3. Kebijakan Kepala Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
4. Pedoman/panduan mutu
5. Standar Operasional Prosedur (SOP)
6. Panduan-panduan teknis
7. Kerangka Acuan Kegiatan

Sebagai bukti pelaksanaan kegiatan dan pelayanan, Puskesmas dan


Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama perlu menyiapkan rekam implementasi
(bukti tertulis kegiatan yang dilaksanakan) dan dokumen-dokumen pendukung
lain, seperti foto copy ijazah, sertifikat pelatihan, sertifikat kalibrasi, dan
sebagainya.

PEDOMAN TATA NASKAH UPTD PUSKESMAS KEMALARAJA 9


4

PEDOMAN TATA NASKAH UPTD PUSKESMAS KEMALARAJA 10


BAB III
PENYUSUNAN DOKUMEN AKREDITASI

A. Kebijakan

Kebijakan adalah Peraturan/Keputusan yang ditetapkan oleh Kepala FKTP


yang merupakan garis besar yang bersifat mengikat dan wajib dilaksanakan
oleh: penanggung jawab maupun pelaksana. Berdasarkan kebijakan tersebut,
disusun pedoman/panduan dan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang
memberikan kejelasan langkah-langkah dalam pelaksanaan kegiatan di
Puskesmas/Klinik/Praktik Mandiri.

Penyusunan Peraturan/Surat Keputusan tersebut harus didasarkan pada


peraturan perundangan, baik Undang-undang, Peraturan Pemerintah,
Peraturan Presiden, Peraturan Daerah, Peraturan Kepala Daerah, Peraturan
Menteri dan pedoman-pedoman teknis yang berlaku seperti yang ditetapkan
oleh Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri, Dinas Kesehatan
Provinsi, dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

Aturan penulisan kebijakan adalah sebagai berikut


1. Kertas ukuran Folio
2. Jenis huruf Times New Roman
3. Ukuran huruf 12
4. Spasi 1,15
5. Batas kertas:
: 2,5
a. Batas kanan cm
b. Batas kiri : 3 cm
: 2,5
c. Batas atas cm
: 2,5
d. Batas bawah cm

Format Peraturan/ surat keputusan dapat disusun sebagai berikut:

PEDOMAN TATA NASKAH UPTD PUSKESMAS KEMALARAJA 11


5

PEDOMAN TATA NASKAH UPTD PUSKESMAS KEMALARAJA 12


1. Pembukaan:
a. Judul : Surat Keputusan Kepala …………….…
b. Nomor: ditulis sesuai sistem penomoran surat keputusan di FKTP,
c. Jabatan pembuat keputusan ditulis simetris, diletakkan di tengah margin
serta ditulis dengan huruf kapital,
d. Konsideran, meliputi:
1) Menimbang: memuat uraian singkat tentang pokok-pokok pikiran yang
menjadi latar belakang dan alasan pembuatan keputusan. Huruf awal
kata menimbang ditulis dengan huruf capital diakhiri dengan tanda
baca titik dua ( : ), dan diletakkan di bagian kiri, konsideran
menimbang diawali dengan penomoran menggunakan huruf kecil
abjad dan dimulai dengan kata bahwa dengan “b” huruf kecil;
2) Mengingat: memuat dasar kewenangan dan peraturan perundangan
yang memerintahkan pembuat keputusan tersebut. Perturan
perundangnan yang menjadi dasar hukum adalah peraturan yang
tingkatannya sederajat atau lebih tinggi. Konsideran ini diletakkan di
bagian kiri tegak lurus dengan kata menimbang. Konsideran yang
berupa peraturan perundangan diurutkan sesuai dengan hirarki tata
perundangan diawali dengan nomor dengan huruf angka 1, 2, dst.

2. Diktum:
a. Diktum “Memutuskan” ditulis simetris di tengah, seluruhnya dengan huruf
capital, serta diletakkan di tengah margin;
b. Diktum Menetapkan dicantumkan setelah kata memutuskan disejajarkan
ke bawah dengan kata menimbang dan mengingat, huruf awal kata
menetapkan ditulis dengan huruf capital, dan diakhiri dengan tanda baca
titik dua ( : );
c. Nama keputusan sesuai dengan judul (kepala), seluruhnya ditulis
dengan huruf capital dan diakhiri dengan tanda baca titik ( . ).

3. Batang Tubuh.
a. Batang tubuh memuat semua substansi keputusan yang dirumuskan
dalam dictum-diktum, misalnya:
6

PEDOMAN TATA NASKAH UPTD PUSKESMAS KEMALARAJA 13


KESATU :
KEDUA :
dst
b. Dicantumkan saat berlakunya peraturan/keputusan, perubahan,
pembatalan, pencabutan ketentuan, dan peraturan lainnya, dan
c. Materi kebijakan dapat dibuat sebagai lampiran peraturan/keputusan, dan
pada halaman terakhir ditandatangani oleh pejabat yang menetapkan
peraturan/keputusan.
d. Kaki:
Kaki peraturan/keputusan merupakan bagian akhir substansi
peraturan/keputusan yang memuat penanda tangan penerapan
peraturan/keputusan, pengundangan peraturan/keputusan yang teridiri
atas tempat dan tanggal penetapan, nama jabatan, tanda tangan pejabat,
dan nama lengkap pejabat yang menanda tangani.
e. Penandatanganan:
Peraturan/Keputusan Kepala FKTP ditandatangani oleh Kepala FKTP,
dituliskan nama tanpa gelar.
f. Lampiran peraturan/keputusan:
1). Halaman pertama harus dicantumkan judul dan nomor peraturan/keputusan
2). Halaman terakhir harus ditandatangani oleh Kepala FKTP.

KOP Surat
Puskesmas
Tirtoyudo
PEMERINTAH KABUPATEN MALANG sesuai
DINAS KESEHATAN dengan Tata
Naskah Dinas
UPTD PUSKESMAS TIRTOYUDO Di
Jl. Samudera No. 66 Tirtoyudo Telp: (0341) 897201 Lingkungan
Pemerintah
Email: pkmtirtoyudo@yahoo.com Kabupaten
Malang

PEDOMAN TATA NASKAH UPTD PUSKESMAS KEMALARAJA 14


MALANG- 65182

Nomor
kebijakan KEPUTUSAN Judul
sesuai dengan (kepala)
sistem KEPALA PUKESMAS TIRTOYUDO Font:
NOMOR :
penomoran 440/XX/SK/35.07.103.124/2015 Times New
Surat Roman 12
Keputusan di 2 pt
Puskesmas Spasi 1,15
TENTANG Keseluruha
.........................................................
...... n huruf
1 kapital.
KEPALA PUSKESMAS TIRTOYUDO

2
Menimbang : a. bahwa dalam .........................................................................
..........................................................
... ;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan yang dimaksud pada
huruf a perlu ditetapkan Keputusan Kepala Puskesmas
Tirtoyudo Tentang .............................................
2
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009
Tentang Pelayanan Publik;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2009 Tentang Kesehatan;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2014 Tentang Tenaga Kesehatan;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014
Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 Tahun 2014
Tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat
Praktik Mandiri Dokter, dan Tempat Praktik Mandiri
Dokter Gigi;

Konsideran
Font:
Times New Roman 12 pt
Spasi 1,15
Rata Kanan-Kiri (Justify).
Menimbang :
 Huruf awal kata menimbang ditulis dengan huruf kapital diakhiri dengan tanda baca titik
koma ( ; )
 dan diletakkan di bagian kiri

PEDOMAN TATA NASKAH UPTD PUSKESMAS KEMALARAJA 15


 Konsideran menimbang diawali dengan penomoran menggunakan huruf kecil abjad a, b,
dst.
 Dimulai dengan kata “bahwa dengan” huruf kecil.

 Diletakkan di bagian kiri tegak lurus dengan kata menimbang


 Konsideran yang berupa peraturan perundangan diurutkan sesuai dengan hierarki tata
perundangan diawali dengan nomor dengan huruf angka 1, 2, dst.

PEDOMAN TATA NASKAH UPTD PUSKESMAS KEMALARAJA 16


Diktum “Memutuskan”
Font:
Times New Roman 12 pt
Spasi 1,15
Keseluruhan huruf kapital.
Rata tengah (center).
Nama keputusan sesuai dengan judul
(kepala),
seluruhnya ditulis dengan huruf capital dan
diakhiri
dengan tanda baca titik ( . ).

MEMUTUSKAN
1
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TIRTOYUDO
TENTANG ..............................................

9
PEDOMAN TATA NASKAH UPTD PUSKESMAS KEMALARAJA 17
Batang tubuh

PEDOMAN TATA NASKAH UPTD PUSKESMAS KEMALARAJA 18


Kesatu : ……………………………..dalam Lampiran merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Keputusan ini.
1 ini berlaku sejak tanggal ditetapkan
Kedua : dengan
ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan
akan diadakan perbaikan atau perubahan sebagaimana
mestinya.
dst

2
Diktum Menetapkan Ditetapkan di : Tirtoyudo
Font: Pada tanggal: XX Bulan 20XX
Times New Roman 12 pt
Spasi 1,15 2
Dicantumkan setelah kata KEPALA PUSKESMAS TIRTOYUDO
“memutuskan” disejajarkan ke
bawah dengan kata menimbang
dan mengingat.
Isi diktum “menetapkan” ditulis
dengan huruf kapital secara
keseluruhan dan diakhiri dengan Nama Kepala Puskesmas
tandan baca titik ( . ) ;

Batang Tubuh Diktum Penandatanganan


Font: Font:
Times New Roman 12 pt Times New Roman 12 pt
Spasi 1,15 Spasi 1,15
Huruf awal kata menetapkan Diletakkan di bagian kanan.
ditulis dengan huruf capital, dan Tulisan “ditetapkan” dan tanggal
diakhiri dengan tanda baca titik ditulis dengan diawali huruf
kapital.
(.); Penandatangan ditulis dengan
keseluruhan huruf kapital.
Nama Kepala Puskesmas
Ditulis tanpa gelar dan NIP.
Font:
Times New Roman 12 pt
LAMPIRAN : Spasi 1,15
Lampiran NOMOR : Setiap kata diawali dengan huruf
Font: Times New TENTANG : ..............................................
Roman 12 pt
Spasi 1,15
Keseluruhan huruf
kapital.
Diletakkan di Judul
bagian kanan.
Judul, nomor, dan 2
perihal lampiran amet, consectetur adipiscing elit magna, pretium ac risus id, luctus
harus sesuai ornare dolor, eu semper eros. Curabitur finibus volutpat tempus. Donec in
dengan judul
(kepala). 10

PEDOMAN TATA NASKAH UPTD PUSKESMAS KEMALARAJA 19


PEDOMAN TATA NASKAH UPTD PUSKESMAS KEMALARAJA 20
mi sem. Proin pellentesque ultricies nibh, id commodo nulla tempus a. Proin dapibus porttitor
convallis. Maecenas fringilla sodales ex sit amet pulvinar. Nulla facilisi. Nam pulvinar et nunc
quis gravida. Sed vitae libero ut diam luctus fringilla.

dst

Isi Lampiran
Font:
Times New Roman 12 pt
Spasi 1,15
Format isi disesuaikan dengan

Penandatanganan
Font:
Times New Roman 12 pt KEPALA PUSKESMAS TIRTOYUDO
Penandatangan ditulis
dengan keseluruhan huruf
kapital.
Diletakkan di bagian
kanan.
Nama ditulis tanpa gelar
dan NIP, serta setiap kata Nama Kepala Puskesmas
diawali dengan huruf

B. Manual Mutu,
Manual Mutu adalah: dokumen yang memberi informasi yang konsisten ke
dalam maupun ke luar tentang sistem manajemen mutu. Manual mutu
disusun, ditetapkan, dan dipelihara oleh organisasi, yang meliputi:
1. Pendahuluan
a) Latar belakang
1) Profil organisasi
2) Kebijakan mutu
3) Proses pelayanan (proses bisnis)
b) Ruang lingkup
11

PEDOMAN TATA NASKAH UPTD PUSKESMAS KEMALARAJA 21


c) Tujuan
d) Landasan hukum dan acuan
e) Istilah dan definisi

2. Sistem Manajemen Mutu dan Sistem Penyelenggaraan Pelayanan:


a) Persyaratan umum
b) Pengendalian dokumen
c) Pengendalian rekaman
3. Tanggung Jawab Manajemen
a) Komitmen manajemen
b) Fokus pada sasaran/pasien
c) Kebijakan mutu
d) Perencanaan sistem manajemen mutu dan pencapaian sasaran
kinerja/mutu
e) Tanggung jawab, wewenang dan komunikasi
f) Wakil manajemen mutu/penanggung jawab manajemen mutu
g) Komunikasi internal
4. Tinjauan Manajemen:
a) Umum
b) Masukan tinjauan manajemen
c) Luaran tinjauan
5. Manajemen sumber daya:
a) Penyediaan sumber daya
b) Manajemen sumber daya manusia
c) Infrastruktur
d) Lingkungan kerja
6. Penyelenggaraan pelayanan:
a) Upaya kesehatan masyarakat
b) Pelayanan klinis (Upaya kesehatan perorangan)
7. Penutup

Lampiran (jika ada)

Aturan penulisan manual mutu adalah sebagai


berikut 1. Kertas ukuran A4
12

PEDOMAN TATA NASKAH UPTD PUSKESMAS KEMALARAJA 22


2. Jenis huruf Times New Roman
3. Ukuran huruf 12
4. Spasi 1,5
5. Batas kertas:
: 2,5
a. Batas kanan cm
b. Batas kiri : 3 cm
: 2,5
c. Batas atas cm
: 2,5
d. Batas bawah cm

C. Rencana Lima Tahunan Puskesmas


1. Pendahuluan
Sejalan dengan rencana stratejik Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota,
Puskesmas perlu menyusun rencana kinerja lima tahunan dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan target kinerja
yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Rencana lima tahunan tersebut harus sesuai dengan visi, misi, tugas pokok
dan fungsi Puskesmas bedasarkan pada analisis kebutuhan masyarakat
akan pelayanan kesehatan sebagai upaya untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat secara optimal.
Dalam menyusun rencana lima tahunan, Kepala Puskesmas bersama
seluruh jajaran karyawan yang bertugas di Puskesmas melakukan analisis
situasi yang meliputi analisis pencapaian kinerja, mencari factor-faktor yang
menjadi pendorong maupun penghambat kinerja, sehingga dapat menyusun
program kerja lima tahunan yang dijabatkan dalam kegiatan dan rencana
anggaran.

2. Sistematika Rencana Kinerja Lima Tahunan Puskesmas


Sistematika Rencana kinerja lima tahunan Puskesmas dapat disusun dengan
sistematika sebagai berikut:

Bab I. Pendahuluan
A. Keadaan Umum Puskesmas
B. Tujuan penyusunan rencana lima tahunan

PEDOMAN TATA NASKAH UPTD PUSKESMAS KEMALARAJA 23


13

PEDOMAN TATA NASKAH UPTD PUSKESMAS KEMALARAJA 24


C. Indikator dan standar kinerja untuk tiap jenis pelayanan dan
upaya Puskesmas
Bab II. Analisis Kinerja
A. Pencapaian Kinerja untuk tiap jenis pelayanan dan upaya
Puskesmas
B. Analisis Kinerja: menganalisis factor pendukung dan penghambat
pencapaian kinerja
Bab III. Rencana Pencapaian Kinerja Lima Tahun
A. Program Kerja dan kegiatan: berisi program-program kerja yang
akan dilakukan yang meliputi antara lain:
1. Program Kerja Pengembangan SDM, yang dijabarkan dalam
kegiatan-kegiatan, misalnya: pelatihan, pengusulan
penambahan SDM, seminar, workshop, dsb
2. Program Kerja Pengembangan sarana, yang dijabarkan dalam
kegiatan-kegiatan, misalnya: pemeliharaan sarana,
pengadaan alat-alat kesehatan, dsb
3. Program Kerja Pengembangan Manajemen, dan seterusnya,.
B. Rencana anggaran: yang merupakan rencana biaya untuk tiap-
tiap
program kerja dan kegiatan-kegiatan yang direncanakan secara
garis besar
Bab IV. Penutup
Lampiran : matriks rencana kinerja lima tahunan Puskesmas/ Klinik

3. Langkah-langkah Penyusunan Rencana Kinerja Lima Tahunan Puskesmas/


Klinik: Adapun tahapan penyusunan rencana lima tahunan Puskesmas/ Klinik
adalah sebagai berikut:
a. Membentuk tim penyusunan rencana kinerja lima tahun yang terdiri dari
Kepala Puskesmas bersama dengan penanggung jawab upaya
Puskesmas dan Pelayanan Klinis.
b. Tim mempelajari rencana stratejik Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota,
target kinerja lima tahunan yang harus dicapai oleh Puskesmas
c. Tim mengumpulkan data pencapaian kinerja
d. Tim melakukan analisis kinerja
e. Tim menyusun pentahapan pencapaian indikator kinerja untuk tiap upaya
Puskesmas dengan penjabaran pencapaian untuk tiap tahun
14
PEDOMAN TATA NASKAH UPTD PUSKESMAS KEMALARAJA 25
f. Tim menyusun program kerja dan kegiatan yang akan dilakukan untuk
mencapai target pada tiap-tiap indicator kinerja
g. Tim menyusun dokumen rencana kinerja lima tahunan untuk disahkan
oleh Kepala Puskesmas
h. Sosialisasi rencana pada seluruh jajaran puskesmas
4. Matriks Rencana Kinerja Lima Tahunan
Panduan dalam mengisi matriks rencana kinerja lima tahunan:
a. Nomor : diisi dengan nomor urut
b. Pelayanan/Upaya Puskesmas: diisi dengan Pelayanan Klinis (Upaya
Kesehatan Perseorangan), dan Upaya Kesehatan Masyarakat yang
dilaksanakan di Puskesmas tersebut, misalnya Upaya KIA, Upaya KB,
Upaya PKM, dan seterusnya,
c. Indikator: diisi dengan indikator-indikator yang menjadi tolok ukur kinerja
Upaya/Pelayanan
d. Standar : diisi dengan standar kinerja untuk tiap indicator
e. Pencapaian : diisi dengan pencapaian kinerja tahun terakhir
f. Target pencapaian: diisi dengan target-target yang akan dicapai pada tiap
tahap tahunan
g. Program Kerja : diisi dengan Program Kerja yang akan dilakukan untuk
mencapai target pada tiap tahun berdasarkan hasil analisis kinerja,
misalnya program kerja pengembangan SDM, program kerja peningkatan
mutu, program kerja pengembangan SDM, program kerja pengembangan
sarana, dsb
h. Kegiatan: merupakan rincian kegiatan untuk tiap program yang
direncanakan, misalnya untuk program pengembangan SDM, kegiatan
Pelatihan Perawat, Pelatihan Tenaga PKM, dan sebagainya.
i. Volume : diisi dengan volume kegiatan yang direncanakan untuk tiap
tahapan tahunan
j. Harga Satuan: harga satuan untuk tiap kegiatan,
k. Perkiraan Biaya : diisi dengan perkalian antara volume dengan harga
satuan.
5. Penutup.
Panduan ini disusun dengan harapan akan membantu Kepala Puskesmas
dalam menyusun rencana kinerja lima tahunan, yang kemudian diuraikan
dalam rencana tahunan dalam bentuk Rencana Usulan Kegiatan dan
Rencana Pencapaian Kegiatan. Lampiran:

PEDOMAN TATA NASKAH UPTD PUSKESMAS KEMALARAJA 26


15

PEDOMAN TATA NASKAH UPTD PUSKESMAS KEMALARAJA 27


Lampiran 1. Matriks Rencana Kinerja Lima Tahunan Puskesmas

Aturan penulisan rencana lima tahunan puskesmas adalah sebagai berikut


1. Kertas ukuran A4
2. Jenis huruf Times New Roman
3. Ukuran huruf 12
4. Spasi 1,5
5. Batas kertas:
: 2,5
a. Batas kanan cm
b. Batas kiri : 3 cm
: 2,5
c. Batas atas cm
: 2,5
d. Batas bawah cm

D. Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) Tahunan


Perencanaan adalah: suatu proses kegiatan secara urut yang harus dilakukan
untuk mengatasi permasalahan dalam rangka mencapai tujuan yang telah
ditentukan dengan memanfaatkan sumberdaya yang tersedia secara berhasil
guna dan berdaya guna.
Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) diartikan sebagai proses penyusunan
rencana kegiatan Puskesmas pada tahun yang akan datang, dilakukan secara
sistematis untuk mengatasi masalah atau sebagian masalah kesehatan
masyarakat diwilayah kerjanya.
Perencanaan Puskesmas mencakup semua kegiatan upaya Puskesmas yang
dilakukan di Puskesmas baik wajib, pengembangan maupun upaya khusus
spesifik wilayah/ Puskesmas sebagai rencana Tahunan Puskesmas yang
dibiayai oleh pemerintah, baik pemerintah pusat maupun daerah serta sumber
dana lainnya.
1. Mekanisme Perencanan Tingkat Puskesmas.
Langkah pertama dalam mekanisme Perencanaan Tingkat Puskesmas
(PTP)
adalah: menyusun usulan kegiatan yang meliputi usulan mencakup
semua
kegiatan semua upaya Puskesmas, maupun upaya khusus spesifik
wilayah/

PEDOMAN TATA NASKAH UPTD PUSKESMAS KEMALARAJA 28


Puskesmas.
Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK) memperhatikan berbagai
kebijakan yang berlaku, baik secara global, nasional maupun daerah
sesuai dengan hasil kajian data dan informasi yang tersedia di Puskesmas.
Puskesmas perlu mempertimbangkan masukan dari masyarakat melalui
kajian maupun asupan dari
16

PEDOMAN TATA NASKAH UPTD PUSKESMAS KEMALARAJA 29


lintas sektoral Puskesmas. Rencana Usulan Kegiatan harus dilengkapi
usulan pembiayaan untuk kebutuhan rutin, sarana, prasarana dan
operasional Puskesmas. RUK yang disusun merupakan RUK tahun
mendatang (H+1). RUK dibahas di Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota
selanjutnya terangkum dalam usulan Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota
akan diajukan ke DPRD untuk memperoleh persetujuan pembiayaan dan
dukungan politis. Secara rinci RUK dijabarkan kedalam rencana
pelaksanaan kegiatan (RPK).
Setelah menapatkan persetujuan, selanjutnya diserahkan ke Puskesmas
melalui Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota maka disusun secara rinci
rencana pelaksanaan kegiatan dengan menyesesuaikan anggaran yang
telah turun.
2. Tahap penyusunan RUK.
a. Tahap persiapan.
Tahap ini mempersiapkan staf Puskesmas yang terlibat dalam proses
penyusunan RUK agar memperoleh kesamaan pandangan dan
pengetahuan untuk melaksanakan tahap- tahap perencanaan.
b. Tahap analisis situasi.
Tahap ini dimkasudkan untuk memperoleh informasi mengenai keadaan
dan permasalahan yang dihadapi Puskesmas melalui proses analisis
terhadap data yang dikumpulkan tim yang telah ditunjuk oleh Kepala
Puskesmas. Data- data tersebut mencakup data umum, data khusun (hasil
penilaian kinerja Puskesmas.
3. Tahap penyusunan RUK.
Penyusunan RUK memperhatikan hal- hal untuk mempertahankan
kegiatan yang sudah dicapai pada periode sebelmnya dan memperhatikan
program/ upaya yang masih bermasalah, menyusun rencana kegiatan baru
yang disesuaikan dengan kondisi kesehatan diwilayan tersebut dan
kemampuan Puskesmas.
Penyusunan RUK terdiri dua tahap, yaitu:
a. Analisis Masalah dan Kebutuhan Masyarakat.
Analisis masalah dan kebutuhan masyarakat dilakukan melalui
kesepakatan tim penyusun dan lintas sektoral Puskesmas melalui:

PEDOMAN TATA NASKAH UPTD PUSKESMAS KEMALARAJA 30


1) Identifikasi masalah dan kebutuhan masyarakat akan pelayanan
kesehatan, melalui analisis kesehatan masyarakat (community
health analysis)
2) Menetapkan urutan prioritas masalah,
3) Merumuskan masalah,

17

PEDOMAN TATA NASKAH UPTD PUSKESMAS KEMALARAJA 31


4) Mencari akar penyebab, dapat mepergunakan diagram sebab
akibat, pohon masalah, curah pendapat, dan alat lain yang dapat
digunakan.
b. Penyusunan RUK
Penyusunan RUK meliputi upaya kesehatan upaya wajib,
pengembangan dan upaya khusus setempat yang meliputi:
1) Kegiatan tahun yang akan datang,
2) Kebutuhan sumber daya,
3) Rekapitulasi rencana usulan kegiatan.

4. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan


Rencana Pelaksanaan Kegiatan baik upaya kesehatan wajib,
pengembangan maupun khusus setempat dan rencana inovasi secara
bersama-sama, terpadu dan terintegrasi, dengan langkah-langkah:
a. Mempelajarai alokasi kegiatan,
b. Membandingkan alokasi kegiatan yang disutujui dengan RUK,
c. Menyusun rancangan awal secara rinci,
d. Mengadakan lokakarya mini,
e. Membuat Rencana Pelaksanaan Kegiatan.
Proses penyusunan Perencanaan Tingkat Puskesmas dengan menggunakan
format-format sesuai dengan Pedomanan Perencanaan Tingkat Puskesmas
yang dikeluarkan Kementrian Kesehatan Direktorat Jenderal Bina Kesehatan
Masyarakat, tahun 2006.

Aturan penulisan perencanaan tingkat puskesmas (PTP) tahunan adalah


sebagai berikut
1. Kertas ukuran A4
2. Jenis huruf Times New Roman
3. Ukuran huruf 12
4. Spasi 1,5
5. Batas kertas:
: 2,5
a. Batas kanan cm
b. Batas kiri : 3 cm

PEDOMAN TATA NASKAH UPTD PUSKESMAS KEMALARAJA 32


: 2,5
c. Batas atas cm
18

PEDOMAN TATA NASKAH UPTD PUSKESMAS KEMALARAJA 33


d. Batas bawah : 2,5 cm

E. Pedoman/ Panduan
Pedoman/ panduan adalah: kumpulan ketentuan dasar yang memberi arah
langkah-langkah yang harus dilakukan. Pedoman merupakan dasar untuk
menentukan dan melaksanakan kegiatan.
Panduan adalah petunjuk dalam melakukan kegiatan, sehingga dapat
diartikan pedoman mengatur beberapa hal, sedangkan panduan hanya
mengatur 1 (satu) kegiatan. Pedoman/ panduan dapat diterapkan dengan baik
dan benar melalui penerapan SOP.
Mengingat sangat bervariasinya bentuk dan isi pedoman/panduan
maka
Puskesmenyusun/membuat sistematika buku pedoman/ panduan sesuai
kebutuhan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk dokumen pedoman atau panduan
yaitu :
1. Setiap pedoman atau panduan harus dilengkapi dengan peraturan atau keputusan
Kepala Puskesmas untuk pemberlakuan pedoman/ panduan tersebut.
2. Peraturan Kepala Puskesmas tetap berlaku meskipun terjadi penggantian Kepala
Puskesmas.
3. Setiap pedoman/ panduan sebaiknya dilakukan evaluasi minimal setiap 2-3 tahun
sekali.
4. Bila Kementerian Kesehatan telah menerbitkan Pedoman/ Panduan untuk suatu
kegiatan/ pelayanan tertentu, maka Puskesmasdalam membuat pedoman/
panduan wajib mengacu pada pedoman/ panduan yang diterbitkan oleh
Kementerian Kesehatan.
5. Format baku sistematika pedoman panduan yang lazim digunakan sebagai
berikut : a. Format Pedoman Pengorganisasian Unit Kerja
BAB I Pendahuluan
BAB II Gambaran Umum Puskesmas
BAB III Visi, Misi, Falsafah, Nilai dan Tujuan Puskesmas
BAB IV Struktur Organisasi Puskesmas
BAB V Struktur Organisasi Unit Kerja
BAB VI Uraian Jabatan
BAB VII Tata Hubungan Kerja
BAB VIII Pola Ketenagaan dan Kualifikasi Personil

PEDOMAN TATA NASKAH UPTD PUSKESMAS KEMALARAJA 34


BAB IX Kegiatan Orientasi
BAB X Pertemuan/ Rapat
19

PEDOMAN TATA NASKAH UPTD PUSKESMAS KEMALARAJA 35


BAB XI Pelaporan
1. Laporan Harian
2. Laporan Bulanan
3. Laporan Tahunan

b. Format Pedoman Pelayanan Unit Kerja


BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Pedoman
C. Ruang Lingkup Pelayanan
D. Batasan Operasional
E. Landasan Hukum
BAB II STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
B. Distribusi Ketenagaan
C. Jadwal Kegiatan, termasuk Pengaturan Jaga (Rawat Inap)
BAB III STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
B. Standar Fasilitas
BAB IV TATALAKSANA PELAYANAN
BAB V LOGISTIK
BAB VI KESELAMATAN PASIEN
BAB VII KESELAMATAN KERJA
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU
BAB IX PENUTUP
c. Format Panduan Pelayanan Puskesmas
BAB I DEFINISI
BAB II RUANG LINGKUP
BAB III TATALAKSANA
BAB IV DOKUMENTASI
Sistematika panduan pelayanan Puskesmas dapat dibuat sesuai dengan
materi/isi panduan. Pedoman/panduan yang harus dibuat adalah
pedoman/panduan minimal yang harus ada di Puskesmas yang
dipersyaratkan sebagai regulasi yang diminta dalam elemen penilaian.
20

PEDOMAN TATA NASKAH UPTD PUSKESMAS KEMALARAJA 36


Bagi Puskesmas yang telah menggunakan e-file tetap harus mempunyai
hardcopy pedoman/panduan yang dikelola oleh tim akreditasi Puskesmas atau
bagian Tata Usaha Puskesmas.
Aturan penulisan panduan adalah sebagai berikut
1. Kertas ukuran A4
2. Jenis huruf Times New Roman
3. Ukuran huruf 12
4. Spasi 1,15
5. Batas kertas:
: 2,5
a. Batas kanan cm
b. Batas kiri : 3 cm
: 2,5
c. Batas atas cm
: 2,5
d. Batas bawah cm

F. Penyusunan Kerangka Acuan Program/Kegiatan


Kerangka acuan disusun untuk program atau kegiatan yang akan dilakukan
oeh Puskesmas, misalnya: program pengembangan SDM, program
peningkatan mutu Puskesmas dan Keselamatan Pasien, Program
pencegahan bencana, Program pencegahan kebakaran, Program Imunisasi,
dsb. Dalam menyusun kerangka acuan harus jelas tujuan dan kegiatan-
kegiatan yang akan dilakukan dalam mencapai tujuan. Tujuan dibedakan atas
tujuan umum yang merupakan tujuan secara garis besar dari keseluruhan
program/kegiatan, dan tujuan khusus yang merupakan tujuan dari tiap-tiap
kegiatan yang akan dilakukan. Dalam kerangka acuan harus dijelaskan
bagaimana cara melaksanakan kegiatan agar tujuan tercapai, dengan
penJadwalan yang jelas, dan evaluasi serta pelaporan.
1. Sistematika/ Format Kerangka Acuan Program/Kegiatan
Sistematika atau format kerangka acuan Program/Kegiatan adalah sebagai
berikut :
a. Pendahuluan
b. Latar belakang
c. Tujuan umum dan tujuan khusus
d. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan
e. Cara melaksanakan kegiatan
f. Sasaran
PEDOMAN TATA NASKAH UPTD PUSKESMAS KEMALARAJA 37
g. Jadwal pelaksanaan kegiatan
21

PEDOMAN TATA NASKAH UPTD PUSKESMAS KEMALARAJA 38


h. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan
i. Pencatatan, Pelaporan dan evaluasi kegiatan
Jika diperlukan, dapat ditambahkan butir-butir lain sesuai kebutuhan, tetapi
tidak diperbolehkan mengurangi, misalnya rencana pembiayaan dan
anggaran
Petunjuk Penulisan
a. Pendahuluan
Yang ditulis dalam pendahuluan adalah hal-hal yang bersifat umum yang
masih terkait dengan upaya/ kegiatan
b. Latar belakang
Latar belakang adalah merupakan justifikasi atau alasan mengapa
program tersebut disusun. Sebaiknya dilengkapi dengan data-data
sehingga alasan diperlukan program tersebut dapat lebih kuat.
c. Tujuan umum dan tujuan khusus
Tujuan ini adalah merupakan tujuan Program/kegiatan. Tujuan umum
adalah tujuan secara garis besarnya, sedangkan tujuan khusus adalah
tujuan secara rinci
d. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan
Kegiatan pokok dan rincian kegiatan adalah langkah-langkah kegiatan
yang harus dilakukan sehingga tercapainya tujuan Program/kegiatan.
Oleh karena itu antara tujuan dan kegiatan harus berkaitan dan sejalan.
e. Cara melaksanakan kegiatan
Cara melaksanakan kegiatan adalah metode untuk melaksanakan
kegiatan pokok dan rincian kegiatan. Metode tersebut bisa antara lain
dengan membentuk tim, melakukan rapat, melakukan audit, dan lain-lain
f. Sasaran
Sasaran program adalah target pertahun yang spesifik dan terukur untuk
mencapai tujuan-tujuan upaya/ kegiatan .
Sasaran Program/kegiatan menunjukkan hasil antara yang diperlukan
untuk merealisir tujuan tertentu. Penyusunan sasaran program perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
Sasaran yang baik harus memenuhi “SMART” yaitu :
1) Specific : sasaran harus menggambarkan hasil spesifik yang
diinginkan, bukan cara pencapaiannya. Sasaran harus memberikan
arah dan tolok ukur yang jelas sehingga dapat dijadikan landasan
untuk penyusunan strategi dan kegiatan yang spesifik.

PEDOMAN TATA NASKAH UPTD PUSKESMAS KEMALARAJA 39


22

PEDOMAN TATA NASKAH UPTD PUSKESMAS KEMALARAJA 40


2) Measurable : sasaran harus terukur dan dapat dipergunakan untuk
memastikan apa dan kapan pencapaiannya. Akontabilitas harus
ditanamkan kedalam proses perencanaan. Oleh karenanya
meetodologi untuk mengukur pencapaian sasaran (keberhasilan
upaya/ kegiatan) harus ditetapkan sebelum kegiatan yang terkait
dengan sasaran tersebut dilaksanakan.
3) Agressive but Attainable : apabila sasaran harus dijadikan standar
keberhasilan, maka sasaran harus menantang, namun tidak boleh
mengandung target yang tidak layak.
4) Result oriented : sedapat mungkin sasaran harus menspesifikkan
hasil yang
ingin dicapai. Misalnya : mengurangi komplain masyarakat terhadap
pelayanan rawat inap sebesar 50%
5) Time bound : sasaran sebaiknya dapat dicapai dalam waktu yang
relatif pendek, mulai dari beberapa minggu sampai beberapa bulan
(sebaiknya kurang dari 1 tahun). Kalau ada Program/kegiatan 5
(lima) tahun dibuat sasaran antara. Sasaran akan lebih mudah
dikelola dan dapat lebih serasi dengan proses anggaran apabila
dibuat sesuai dengan batas-batas tahun anggaran di Puskesmas.

g. Jadwal pelaksanaan kegiatan


Skedul atau jadwal adalah merupakan perencanaan waktu untuk tiap-
tiap rincian kegiatan yang akan dilaksanakan, yang digambarkan dalam
bentuk bagan Gantt.
h. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan
Yang dimaksud dengan evaluasi pelaksanaan kegiatan adalah evaluasi
pelaksanaan kegiatan terhadap Jadwal yang direncanakan. Jadwal
tersebut akan dievaluasi setiap berapa bulan sekali (kurun waktu
tertentu), sehingga apabila dari evaluasi diketahui ada pergeseran jadwal
atau penyimpangan jadwal, maka dapat segera diperbaiki sehingga tidak
mengganggu Program/kegiatan secara keseluruhan. Karena itu yang
ditulis dalam kerangka acuan adalah kapan (setiap kurun waktu berapa
lama) evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan dan siapa yang
melakukan.
Yang dimaksud dengan pelaporannya adalah bagaimana membuat laporan
evaluasi pelaksanaan kegiatan tersebut dan kapan laporan tersebut harus

PEDOMAN TATA NASKAH UPTD PUSKESMAS KEMALARAJA 41


dibuat. Jadi yang harus ditulis di dalam kerangka acuan adalah cara
bagaimana membuat

23

PEDOMAN TATA NASKAH UPTD PUSKESMAS KEMALARAJA 42


laporan evaluasi dan kapan laporan tersebut harus dibuat dan ditujukan
kepada siapa.
i. Penutup

Aturan penulisan kerangka acuan program/kegiatan adalah sebagai berikut


1. Kertas ukuran A4
2. Jenis huruf Times New Roman
3. Ukuran huruf 12
4. Spasi 1,15
5. Batas kertas:
a. Batas kanan : 2,5 cm
b. Batas kiri : 3 cm
c. Batas atas : 2,5 cm
d. Batas bawah : 2,5 cm

G. Standar Operasional Prosedur (SOP)


Istilah prosedur ada beberapa pengertian, diantaranya:
1. Standard Operating Procedures (SOP) adalah serangkaian instruksi tertulis
yang dibakukan mengenai berbagai proses penyelenggaraan administrasi
pemerintah, (Kepmenpan No.021 tahun 2008).
2. Instruksi kerja adalah petunjuk kerja terdokumentasi yang dibuat secara rinci,
spesifik dan bersifat instruktif, yang dipergunakan oleh pekerja sebagai
acuan dalam melaksanakan suatu pekerjaan spesifik agar dapat mencapai
hasil kerja sesuai persyaratan yang telah ditetapkan (Susilo, 2003).
Langkah didalam penyusunan instruksi kerja sama dengan penyusunan
prosedur, namun ada perbedaan, instruksi kerja adalah suatu proses yang
melibatkan satu bagian/unit/ profesi, sedangkan prosedur adalah suatu
proses yang melibat lebih dari satu bagian/ unit/ profesi. Prinsip dalam
penyusunan prosedur dan instruksi kerja adalah kerjakan yang ditulis, tulis
yang dikerjakan, buktikan dan tindak-lanjut, serta dapat ditelusur hasilnya.
3. Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah suatu perangkat
instruksi/langkah-langkah yang dibakukan untuk menyelesaikan proses kerja
rutin tertentu. Istilah ini

24

PEDOMAN TATA NASKAH UPTD PUSKESMAS KEMALARAJA 43


digunakan di Undang-undang No. 29 Tahun 2004, tentang Praktik
Kedokteran dan Undang-undang No. 44 Tahun 2009, tentang Rumah Sakit,
Beberapa Istilah Prosedur yang sering digunakan yaitu :
Prosedur yang telah ditetapkan disingkat Protap,
Prosedur untuk panduan Kerja (prosedur kerja,
disingkat PK), Prosedur untuk melakukan tindakan,
Prosedur Penatalaksanaan
Petunjuk pelaksanaan disingkat Juklak,
Petunjuk pelaksanaan secara tehnis, disingkat Juknis,
Prosedur untuk melakukan tindakan klinis: protokol klinis, Algoritma/Clinical
Pathway
Walaupun banyak istilah tentang pengertian prosedur agar tidak
menjadikan salah tapsir maka yang dipergunakan didalam dokumen
akreditasi Puskesmas dan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama didalam
buku panduan ini adalah “Standar Prosedur Operasional (SOP)”.
Sedangkan pengertian SOP adalah : Suatu perangkat instruksi/ langkah-
langkah yang di bakukan untuk menyelesaikan proses kerja rutin tertentu.
a. Tujuan Penyusunan SOP,
Agar berbagai proses kerja rutin terlaksana dengan efisien, efektif,
konsisten/ seragam dan aman, dalam rangka meningkatkan mutu
pelayanan melalui pemenuhan standar yang berlaku.
b. Manfaat SOP
c. Memenuhi persyaratan standar pelayanan Puskesmas
d. Mendokumentasi langkah-langkah kegiatan
e. Memastikan staf Puskesmas memahami bagaimana melaksanakan
pekerjaannya.
Contoh :
SOP Pemberian informasi, SOP Pemasangan infus, SOP
Pemindahan pasien dari tempat tidur ke kereta dorong,
f. Format SOP
1) Format SOP dibakukan agar tidak terjadi banyak format yang
digunakan, contoh pada lampiran, dan diberlakukan sesuai dengan
akreditasi Puskesmas ini diberlakukan,
25

PEDOMAN TATA NASKAH UPTD PUSKESMAS KEMALARAJA 44


2) Format merupakan format minimal, oleh karena itu format ini dapat
diberi tambahan materi/kolom misalnya, nama penyusun SOP, unit
yang memeriksa SOP. Untuk SOP tindakan agar memudahkan
didalam melihat langkah-langkahnya dengan bagan alir, persiapan
alat dan bahan dan lain- lain, namun tidak boleh mengurangi item-tem
yang ada di SOP.

Format SOP sebagai berikut :

26

PEDOMAN TATA NASKAH UPTD PUSKESMAS KEMALARAJA 45


D
C
JUDUL
No. Dokumen : KOP SOP
LOGO LOGO Jenis Font:
No. Revisi :
E
KABUPATEN BAKTI HUSADA
Times New
SOP Tanggal Terbit :
Roman
Halaman : Spasi 1,5
B NAMA
FKTP
Tanda Tangan Kepala FKTP Nama Kepala FKTP
NIP.
Bold (huruf
tebal)

Pengertian Ukuran Font :


A dan C = 14
2. Tujuan
pt
3. Kebijakan
4. Prosedur B, D, E= 11 A
5. Diagram Alir
6. Referensi A, B, dan C
ditulis dengan
7. Dokume
huruf kapital
n Terkait secara
8. Unit Terkait keseluruhan.

Badan SOP
Jenis Font:
Times New
1. Rekaman Historis Perubahan
Roman 12 pt
Spasi 1,5 Ditulis
Tgl.Mulai dengan diawali
No Yang Dirubah Isi Perubahan
Diberlakukan huruf kapital.

Penjelasan :
Penulisan SOP yang harus tetap didalam tabel/kotak adalah : nama
Puskesmas dan logo, judul SOP, nomor dokumen, tanggal terbit dan
tandatangan Kepala Puskesmas, sedangkan untuk pengertian, tujuan,
kebijakan, prosedur/ langkah-langkah, dan unit terkait boleh tidak diberi
kotak/ tabel.
g. Petujuk Pengisian SOP
1) Logo yang dipakai adalah logo Pemerintah Kabupaten Malang dan logo
Bakti Husada.

2) Kotak Heading : masing-masing kotak (Puskesmas, judul SOP, No.


Dokumen, No. Revisi, Halaman, SOP, Tanggal Terbit, ditetapkan Kepala
Puskesmas) diisi sebagai berikut :

27

PEDOMAN TATA NASKAH UPTD PUSKESMAS KEMALARAJA 46


a) Heading dicetak pada setiap halaman. Untuk halaman pertama
heading lengkap dengan logo Pemerintah Daerah dan logo Bakti
Husada. Untuk halaman kedua dan seterusnya heading tidak perlu
diberi logo.
b) Kotak Nama FKTP diberi nama Puskesmas.
c) Judul SOP : diberi Judul /nama SOP sesuai proses kerjanya.
d) No. Dokumen: diisi dengan nomor urut SOP 440/[XX]/SOP-[MM] /
35.07.103.124/[YYYY], penomoran SOP dibuat oleh sekretariat umum
akreditasi puskesmas
XX : nomor urut dokumen
MM : jenis upaya
pelayanan ;
- ADMEN : administrasi dan manajemen puskesmas
- UKM : upaya kesehatan masyarakat
- UKP : upaya kesehatan perseorangan
YYYY : tahun terbit dokumen

e) No. Revisi : diisi dengan status revisi, diisi menggunakan angka,


misalnya untuk dokumen baru dapat diberi nomor 00, sedangkan
dokumen revisi pertama diberi nomor 01, revisi kedua diberi nomor 02,
dan seterusnya.
f) Halaman : diisi nomor halaman dengan mencantumkan juga total
halaman
untuk SOP tersebut (misalnya ; halaman pertama : 1/5, halaman
kedua : 2/5, dan seterusnya).
g) SOP diberi penamaan sesuai ketentuan (istilah) yang digunakan
Puskesmas, misalnya : SOP.
h) Tanggal terbit : diberi tanggal sesuai tanggal terbitnya atau tanggal
diberlakukannya SOP tersebut.
i) Ditetapkan Kepala Pusksmas: diberi tanda tangan Kepala Puskesmas
dan nama jelasnya.
a. Isi SOP
Isi dari SOP minimal adalah sebagai
berikut: Isi SOP adalah sebagai berikut:

PEDOMAN TATA NASKAH UPTD PUSKESMAS KEMALARAJA 47


a) Pengertian : berisi penjelasan dan atau definisi tentang istilah yang
mungkin sulit dipahami atau menyebabkan salah
pengertian/menimbulkan multi persepsi.

28

PEDOMAN TATA NASKAH UPTD PUSKESMAS KEMALARAJA 48


b) Tujuan : berisi tujuan pelaksanaan SOP secara spesifik. Kata kunci :
“Sebagai acuan……”
c) Kebijakan : berisi kebijakan Kepala Puskesmas yang menjadi dasar
dibuatnya SOP tersebut. Dicantumkan kebijakan yang mendasari
SOP tersebut, contoh untuk SOP imunisasi pada bayi, pada
kebijakan dituliskan: Keputusan Kepala Puskesmas No ...........
tentang Pelayanan Imunisasi.
d) Referensi : berisikan dokumen ekternal sebagai acuan penyusunan
SOP, bisa berbentuk buku, peraturan perundang- undangan,
ataupun bentuk lain sebagai bahan pustaka.
e) Langkah- langkah prosedur : bagian ini merupakan bagian utama
yang menguraikan langkah-langkah kegiatan untuk menyelesaikan
proses kerja tertentu.
f) Unit terkait : berisi unit-unit yang terkait dan atau prosedur terkait
dalam proses kerja tersebut.
Dari keenam isi SOP sebagaimana diuraikan di atas, dapat
ditambahkan antara lain: bagan alir, dokumen terkait.
g) Diagram Alir/ bagan alir (Flow Chart) :
Didalam penyusunan prosedur maupun instruksi kerja sebaiknya
dalam langkah- langkah kegiatan dilengkapi dengan diagram
alir/bagan alir untuk memudahkan dalam pemahaman langkah-
langkahnya. Adapun bagan alir secara garis besar dibagi menjadi
dua macam, yaitu diagram alir makro dan diagram alir mikro.
(1) Diagram alir makro/ Macro flow chart, menunjukkan kegiatan-
kegiatan secara garis besar dari proses yang ingin kita
tingkatkan, hanya mengenal satu simbol.
Bentuk balok :

(2) Diagram alir mikro/ micro flow chart, menunjukkan rincian


kegiatan-kegiatan dari tiap tahapan diagram makro, bentuk
simbul sebagai berikut:

o Awal kegiatan :
29

PEDOMAN TATA NASKAH UPTD PUSKESMAS KEMALARAJA 49


o Akhir kegiatan :

o Keputusan : ? Ya

Tidak

o Penghubung :

o Dokumen : , Arsip :

h) Dokumen Terkait : berisi nama-nama dokumen yang ada


kaitannya dengan SOP tersebut.
i) Rekaman historis perubahan : berisi riwayat jika dilakukan revisi
SOP.

b. Tata Cara Pengelolaan SOP:


1) Agar ditetapkan siapa yang mengelola SOP,
2) Pengelola SOP harus mempunyai arsip seluruh SOP
Puskesmas/Klinik,
3) Pengelola SOP agar membuat tata cara penyusunan, penomoran,
distribusi, penarikan, penyimpanan, evaluasi dan revisi SOP
c. Tata Cara Penyusunan
SOP Hal-hal yang perlu
diingat :
1) Siapa yang harus menulis atau menyusun SOP
2) Bagaimana merencanakan dan mengembangkan SOP
3) Bagaimana SOP dapat dikenali
4) Bagaimana memperkenalkan SOP kepada pelaksana dan unit terkait
5) Bagaimana pengendalian SOP: penomoran, revisi yang keberapa,
dan distribusi kepada siapa.
6) Syarat penyusunan SOP :

PEDOMAN TATA NASKAH UPTD PUSKESMAS KEMALARAJA 50


30

PEDOMAN TATA NASKAH UPTD PUSKESMAS KEMALARAJA 51


 Identifikasi kebutuhan, yakni mengidentifikasi apakah kegiatan yang
dilakukan saat ini sudah memiliki SOP atau belum, dan bila sudah
agar diidentifikasi apakah SOP masih efektif atau tidak, jika belum
apakah kegiatan tersebut perlu disusun prosedurnya.
 Perlu ditekankan bahwa SOP harus ditulis oleh mereka yang
melakukan pekerjaan tersebut atau oleh unit kerja tersebut. Tim
atau panitia yang ditunjuk oleh Kepala Puskesmas/FKTP hanya
untuk menanggapi dan mengkoreksi SOP tersebut. Hal tersebut
sangatlah penting, karena komitmen terhadap pelaksanaan SOP
hanya diperoleh dengan adanya keterlibatan personel/unit kerja
dalam penyusunan SOP.
 SOP harus merupakan flow charting dari suatu kegiatan. Pelaksana
atau unit kerja agar mencatat proses kegiatan dan membuat
alurnya kemudian Tim Mutu diminta memberikan tanggapan.
 Di dalam SOP harus dapat dikenali dengan jelas siapa melakukan
apa, dimana, kapan, dan mengapa.
 SOP jangan menggunakan kalimat majemuk, subjek, predikat dan
objek harus jelas.
 SOP harus menggunakan kalimat perintah/instruksi dengan bahasa
yang dikenal pemakai.
 SOP harus jelas, ringkas, dan mudah dilaksanakan. Untuk SOP
pelayanan pasien maka harus memperhatikan aspek keselamatan,
keamanan dan kenyamanan pasien. Untuk SOP profesi harus
mengacu kepada standar profesi, standar pelayanan, mengikuti
perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
kesehatan, dan memperhatikan aspek keselamatan pasien.

d. Proses penyusunan SOP


1) SOP disusun dengan menggunakan format sesuai dengan panduan
penyusunan dokumen akreditasi Puskesmas/FKTP ini.
2) Penyusunan SOP dapat dikoordinir oleh tim mutu/tim akreditasi
Puskesmas/FKTP dengan mekanisme sebagai berikut :
a) Pelaksana atau unit kerja/ upaya menyusun SOP dengan
melibatkan unit terkait.
31

PEDOMAN TATA NASKAH UPTD PUSKESMAS KEMALARAJA 52


b) SOP yang telah disusun oleh pelaksana atau unit kerja disampaikan
ke tim mutu/tim akreditasi,
c) Fungsi tim mutu/ tim akreditasi Puskesmas didalam penyusunan
SOP adalah :
(1) Memberikan tanggapan, mengkoreksi dan memperbaiki SOP
yang telah disusun oleh pelaksana atau unit kerja baik dari segi
bahasa maupun penulisan,
(2) Mengkoordinir proses pembuatan SOP sehingga tidak terjadi
duplikasi SOP/tumpang tindih SOP antar unit,
(3) Melakukan cek ulang terhadap SOP-SOP yang akan
ditandatangani oleh Kepala Puskesmas.
(4) Penyusunan SOP dilakukan dengan mengidentifikasi kebutuhan
SOP. Untuk SOP pelayanan dan SOP administrasi, untuk
melakukan identifikasi kebutuhan SOP bisa dilakukan dengan
menggambarkan proses bisnis di unit kerja tersebut atau alur
kegiatan dari kerja yang dilakukan di unit tersebut. Sedangkan
untuk SOP klinis, identifikasi kebutuhan dilakukan dengan
mengetahui pola penyakit yang sering ditangani di unit kerja
tersebut. Dari identifikasi kebutuhan SOP dapat diketahui berapa
banyak dan macam SOP yang harus dibuat/disusun. Untuk
melakukan identifikasi kebutuhan SOP dapat pula dilakukan
dengan memperhatikan elemen penilaian pada standar
akreditasi, minimal SOP-SOP apa saja yang harus ada. SOP
yang dipersyaratkan di elemen penilaian adalah SOP minimal
yang harus ada di Puskesmas/FKTP. Sedangkan identifikasi
SOP dengan menggambarkan terlebih dahulu proses bisnis di
unit kerja adalah seluruh SOP secara lengkap yang harus ada di
unit kerja tersebut.
(5) Mengingat SOP merupakan flow charting dari proses kegiatan
maka untuk memperoleh pengertian yang jelas bagi subyek,
penulisan SOP adalah dimulai dengan membuat flow chart dari
kegiatan yang dilaksanakan. Caranya adalah membuat diagram
kotak sederhana yang menggambarkan langkah penting dari
seluruh proses.

PEDOMAN TATA NASKAH UPTD PUSKESMAS KEMALARAJA 53


Setelah dibuatkan diagram kotak maka diuraikan kegiatan di
masing-masing kotak dan dibuat alurnya.

32

PEDOMAN TATA NASKAH UPTD PUSKESMAS KEMALARAJA 54


(6) Semua SOP harus ditandatangani oleh Kepala Puskesmas/
kepala Klinik,
(7) Agar SOP dapat dikenali oleh pelaksana maka perlu dilakukan
sosialisasi SOP-SOP tersebut dan bila SOP tersebut rumit maka
untuk melaksanakan SOP tersebut perlu dilakukan pelatihan.
e. Hal-hal yang mempengaruhi keberhasilan penyusunan SOP
1) Ada komitmen dari Kepala Puskesmas/FKTP yang terlihat dengan
adanya dukungan fasilitas dan sumber daya.
2) Adanya fasilitator/petugas yang mempunyai kemampuan dan kemauan
untuk menyusun SOP.
3) Ada target waktu yaitu ada target dan jadwal yang disusun dan
disepakati
4) Adanya pemantauan dan pelaporan kemajuan penyusunan SOP.
5) Tata cara penomoran SOP.
Penomoran SOP maupun dokumen lainnya diatur pada kebijakan
pengendalian dokumen, dengan ketentuan:
a) Semua SOP harus diberi nomor,
b) Puskesmas/FKTP agar membuat kebijakan tentang pemberian
nomor untuk SOP sesuai dengan tata naskah yang dijadikan
pedoman,
c) Pemberian nomor mengikuti tata naskah Puskesmas/FKTP, atau
ketentuan penomoran yang khusus untuk SOP (bisa menggunakan
garis miring atau dengan sistem digit). Pemberian nomor sebaiknya
dilakukan secara terpusat.
6) Kode-kode dapat dipergunakan untuk pemberian nomor, seperti contoh
sebagai berikut:
a)Kode unit kerja : masing-masing unit kerja di Puskesmas/FKTP
mempunyai kode sendiri-sendiri yang dapat berbentuk angka atau
huruf. Sebagai contoh pada Program Bab VI, dengan VI/ SOP/KIA.KB,
dan lain sebagainya (namun tergantung didalam pedoman tata naskah
yang berlaku,
b)Nomor urut SOP adalah urutan nomor SOP di dalam unit kerja upaya
Puskesmas/FKTP.
c)Satu SOP dipergunakan oleh lebih dari satu unit yang berbeda
misalnya SOP rujukan pasien maka diberi kolom unit terkait/unit
pemakai SOP.

PEDOMAN TATA NASKAH UPTD PUSKESMAS KEMALARAJA 55


7) Tata Cara Penyimpanan SOP
a) Penyimpanan adalah bagaimana SOP tersebut disimpan.

33

PEDOMAN TATA NASKAH UPTD PUSKESMAS KEMALARAJA 56


b) SOP asli (master dokumen/ SOP yang sudah dinomori dan sudah
ditandatangani) agar disimpan di sekretariat Tim Akreditasi
Puskesmas/FKTP atau Bagian Tata Usaha Puskesmas/FKTP, sesuai
dengan ketentuan yang berlaku di organisasi tersebut tentang tata
cara pengarsipan dokumen yang diatur dalam tata nasakh.
Penyimpanan SOP yang asli harus rapi, sesuai metode pengarsipan
sehingga mudah dicari kembali bila diperlukan.
c) SOP fotocopy disimpan di masing-masing unit upaya
Puskesmas/FKTP, dimana SOP tersebut dipergunakan. Bila SOP
tersebut tidak berlaku lagi atau tidak dipergunakan maka unit kerja
wajib mengembalikan SOP yang sudah tidak berlaku tersebut ke
sekretariat Tim mutu atau Bagian Tata Usaha sehingga di unit kerja
hanya ada SOP yang masih berlaku saja. Sekretariat Tim Mutu atau
Bagian Tata Usaha organisasi dapat memusnahkan fotocopy SOP
yang tidak berlaku tersebut, namun untuk SOP yang asli agar tetap
disimpan, dengan lama penyimpanan sesuai ketentuan dalam
ketentuan retensi dokumen yang berlaku di Puskesmas/FKTP.
d) SOP di unit upaya Puskesmas/FKTP harus diletakkan ditempat yang
mudah dilihat, mudah diambil, dan mudah dibaca oleh pelaksana.
8) Tata Cara Pendistribusian SOP
a) Distribusi adalah kegiatan atau usaha menyampaikan SOP kepada
unit upaya atau pelaksana yang memerlukan SOP tersebut agar
dapat digunakan sebagai panduan dalam melaksanakan
kegiatannya. Kegiatan ini dilakukan oleh tim mutu atau bagian Tata
Usaha Puskesmas/FKTP sesuai pedoman tata naskah.
b) Distribusi harus memakai ekspedisi dan/atau formulir tanda terima.
c) Distribusi SOP bisa hanya untuk unit kerja tertentu tetapi bisa juga
untuk seluruh unit kerja lainnya.
d) Bagi Puskesmas/Klinik yang sudah menggunakan e-file maka
distribusi SOP bisa melalui jejaring area local, dan diatur
kewenangan otorisasi disetiap unit kerja, sehingga unit kerja dapat
mengetahui batas kewenangan dalam membuka SOP.

9) Evaluasi SOP.
Evaluasi SOP dilakukan terhadap isi maupun penerapan SOP.

PEDOMAN TATA NASKAH UPTD PUSKESMAS KEMALARAJA 57


34

PEDOMAN TATA NASKAH UPTD PUSKESMAS KEMALARAJA 58


a) Evaluasi penerapan/kepatuhan terhadap SOP dapat dilakukan
dengan meniai tingkat kepatuhan terhadap langkah-langkah dalam
SOP. Untuk evaluasi ini dapat dilakukan dengan menggunakan
daftar tilik/check list
Daftar tilik adalah daftar urutan kerja (actions) yang dikerjakan
secara konsisten, diikuti dalam pelaksanaan suatu rangkaian
kegiatan, untuk diingat, dikerjakan, dan diberi tanda (check-mark).
Daftar tilik merupakan bagian dari sistem manajemen mutu untuk
mendukung standarisasi suatu proses pelayanan.
Daftar tilik tidak dapat digunakan untuk SOP yang kompleks.
Daftar tilik digunakan untuk mendukung, mempermudah
pelaksanaan dan memonitor SOP, bukan untuk menggantikan
SOP itu sendiri.
(1) Langkah-langkah menyusun daftar tilik
Langkah awal menyusun daftar tilik dengan melakukan
Identifikasi prsedur yang membutuhkan daftar tilik untuk
mempermudah pelaksanaan dan monitoringnya
 Gambarkan flow-chart dari prosedur tersebut,
 Buat daftar kerja yang harus dilakukan,
 Susun urutan kerja yang harus dilakukan,
 Masukkan dalam daftar tilik sesuai dengan format tertentu,
 Lakukan uji-coba,
 Lakukan perbaikan daftar tilik,
 Standarisasi daftar tilik.
Daftar tilik untuk mengecek kepatuhan terhadap SOP dalam
langkah-langkah kegiatan, dengan rumus sebagai berikut.

Compliance rate (CR) x 100


= Σ Ya %
Σ Ya+Tidak
(2) Evaluasi isi SOP.
(a) Evaluasi SOP dilaksanakan sesuai kebutuhan dan minimal
dua tahun sekali yang dilakukan oleh masing-masing unit
kerja.

PEDOMAN TATA NASKAH UPTD PUSKESMAS KEMALARAJA 59


35

PEDOMAN TATA NASKAH UPTD PUSKESMAS KEMALARAJA 60


(b) Hasil evaluasi : SOP masih tetap bisa dipergunakan, atau
SOP tersebut perlu diperbaiki/direvisi. Perbaikan/revisi isi SOP
bisa dilakukan sebagian atau seluruhnya.
(c) Perbaikan/ revisi perlu dilakukan bila :
 Alur SOP sudah tidak sesuai dengan keadaan yang ada
 Adanya perkembangan Ilmu dan Teknologi (IPTEK)
pelayanan kesehatan,
 Adanya perubahan organisasi atau kebijakan baru,
 Adanya perubahan fasilititas
(d) Pergantian kepala Puskesmas, bila SOP memang masih
sesuai/ dipergunakan maka tidak perlu direvisi.

Aturan penulisan Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah sebagai


berikut
1. Kertas ukuran A4
2. Jenis huruf Times New Roman
3. Ukuran huruf 12
4. Spasi 1,15
5. Batas kertas:
a. Batas kanan : 2,5 cm
b. Batas kiri : 3 cm
: 2,5
c. Batas atas cm
Batas : 2,5
d. bawah cm
BAB IV
PENGENDALIAN DOKUMEN DAN REKAMAN
PUSKESMAS TIRTOYUDO

1. TUJUAN PROSES
Pedoman ini disesuaikan sebagai acuan untuk melaksanakan pengedalian
dokumen dan rekaman agar terjadinya proses perubahan, penerbitan,
distribusi dan sirkulasi dokumen yang ada di Puskesmas Tirtoyudo sesuai
dengan Perundangan dan Peraturan yang berlaku serta memenuhi
Persyaratan Akreditasi Puskesmas.
2. TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG

PEDOMAN TATA NASKAH UPTD PUSKESMAS KEMALARAJA 61


1 Wakil Manajemen Mutu
36

PEDOMAN TATA NASKAH UPTD PUSKESMAS KEMALARAJA 62


2 Pengendali Dokumen
3 Penanggung Jawab Program
3. URAIAN UMUM
1 DOKUMEN PUSKESMAS adalah seluruh dokumen resmi yang berlaku
di Puskesmas Tirtoyudo yang digunakan sebagai acuan dalam
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi, meliputi:
a Dokumen Internal
1 Surat Keputusan/Kebijakan (SK)
2 Manual Mutu (MM)
3 Kerangka Acuan Kegiatan (KAK)
4 Standar Operasional Prosedur
(SOP) b Dokumen Eksternal
1 Dasar Hukum berupa Undang-Undang, Peraturan dan Keputusan
yang berasal dari supra sistem.
- Undang-Undang (UU)
- Keputusan Menteri Kesehatan (KMK)
- Peraturan Menteri Kesehatan (PMK)
- Lain-lain (X)
2 Buku-buku Pedoman atau buku lainnya yang menjadi referensi.
- Buku Pedoman atau panduan lain (Ped)

2 MANUAL MUTU
a Dokumen yang merincikan sistem manajemen mutu Puskesmas
Tirtoyudo b Format Manual Mutu Puskesmas Tirtoyudo ditentukan
sebagai berikut:
1 Pendahuluan
a Latar belakang
1 Profil organisasi
2 Kebijakan mutu
3 Proses pelayanan (proses
bisnis) b Ruang lingkup
c Tujuan
d Landasan hukum dan
acuan e Istilah dan definisi

37

PEDOMAN TATA NASKAH UPTD PUSKESMAS KEMALARAJA 63


2 Sistem Manajemen Mutu dan Sistem Penyelenggaraan
Pelayanan: a Persyaratan umum
b Pengendalian dokumen
c Pengendalian rekaman
3 Tanggung Jawab
Manajemen a Komitmen
manajemen
b Fokus pada
sasaran/pasien c
Kebijakan mutu
d Perencanaan sistem manajemen mutu dan pencapaian sasaran
kinerja/mutu
e Tanggung jawab, wewenang dan komunikasi
f Wakil manajemen mutu/penanggung jawab manajemen mutu
g Komunikasi internal
4 Tinjauan
Manajemen: a
Umum
b Masukan tinjauan
manajemen c Luaran tinjauan
5 Manajemen sumber daya:
a Penyediaan sumber
daya
b Manajemen sumber daya
manusia c Infrastruktur
d Lingkungan kerja
6 Penyelenggaraan pelayanan:
a Upaya kesehatan masyarakat
b Pelayanan klinis (Upaya kesehatan perorangan)
7 Penutup

3 DOKUMEN INDUK
a Dokumen asli.

PEDOMAN TATA NASKAH UPTD PUSKESMAS KEMALARAJA 64


b Telah disahkan oleh Kepala Puskesmas
Tirtoyudo. c Didokumentasikan oleh Pengendali
Dokumen.
d Tidak memiliki cap “TERKENDALI” atau “TIDAK TERKENDALI”
maupun “KADALUARSA”.
4 DOKUMEN TERKENDALI
38

PEDOMAN TATA NASKAH UPTD PUSKESMAS KEMALARAJA 65


a Dokumen yang didistribusikan kepada setiap unit
kerja. b Terdaftar dalam Daftar Distribusi Dokumen.
c Menjadi acuan dalam melaksanakan
pekerjaan. d Ditarik bila ada perubahan
(revisi).
e Pada dokumen ini harus ada tanda/stempel “TERKENDALI”.
5 DOKUMEN TIDAK TERKENDALI
a Didistribusikan untuk kebutuhan eksternal atau atas permintaan pihak
di luar Puskesmas Tirtoyudo.
b Digunakan untuk keperluan insidentil.
c Tidak dapat digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan
pekerjaan.
d Apabila didistribusikan harus memiliki tanda/stempel “TIDAK
TERKENDALI”.
e Yang berhak mengeluarkan dokumen ini adalah Wakil Manajemen
Mutu dan tercatat pada Daftar Distribusi Dokumen Tidak Terkendali.
6 DOKUMEN KADALUARSA/TIDAK BERLAKU
a Dokumen yang dinyatakan sudah tidak berlaku oleh karena telah
mengalami perubahan/revisi.
b Tidak dapat lagi menjadi acuan dalam melaksanakan pekerjaan.
c Dokumen ini harus ditarik dari seluruh unit dan dicatat dalam Lembar
Distribusi/Penarikan Dokumen.
d Dokumen induk diberi stempel “KADALUARSA” dan dokumen
sisanya dimusnahkan.
7 KETENTUAN NUMERISASI DOKUMEN adalah sebagai berikut:
a Surat Keputusan/Kebijakan : 440/[XX]/SK/35.07.103.124/[YYYY]
XX : nomor urut dokumen
YYYY : tahun terbit
dokumen
b Standar Operasional Prosedur: 440/[XX]/SOP-[MM]/35.07.103.124/
[YYYY]
XX : nomor urut dokumen
MM : jenis upaya
pelayanan ;
- ADMEN : administrasi dan manajemen puskesmas
- UKM : upaya kesehatan masyarakat

PEDOMAN TATA NASKAH UPTD PUSKESMAS KEMALARAJA 66


- UKP : upaya kesehatan
perseorangan YYYY : tahun
terbit dokumen
39

PEDOMAN TATA NASKAH UPTD PUSKESMAS KEMALARAJA 67


c Dokumen Eksternal, khusus buku-buku atau peraturan yang dijadikan
referensi untuk melaksanakan kegiatan :
1 Undang-Undang : UU-[XX]
XX : nomor urut dokumen
2 Keputusan Menteri Kesehatan RI : KMK-
[XX] XX : nomor urut dokumen
3 Peraturan Menteri Kesehatan RI : PMK-
[XX] XX : nomor urut dokumen
4 Pedoman atau panduan : Ped-
[XX] XX : nomor urut
dokumen
5 Dokumen jenis lain : X-[XX]

XX : nomor urut

dokumen

8 Setiap pembuatan dokumen harus mendapat persetujuan kecukupannya


sebagai berikut :
a Manual Mutu :
1 Dibuat dan disiapkan oleh Pengendali Dokumen.
2 Ditinjau dan diperiksa oleh Wakil Manajemen Mutu.
3 Disahkan dan diberlakukan oleh Kepala
Puskesmas. b Kerangka Acuan :
1 Dibuat dan disiapkan oleh Penanggung Jawab Program/Kegiatan.
2 Ditinjau dan diperiksa oleh Koordinator Upaya.
3 Disahkan dan diberlakukan oleh Kepala Puskesmas.
c Standar Operasional Prosedur
1 Dibuat dan disiapkan oleh Penanggung Jawab Program/kegiatan.
2 Ditinjau dan diperiksa oleh Koordinator Upaya.
3 Disahkan dan diberlakukan oleh Kepala Puskesmas.
9 Revisi atau Perubahan Dokumen :
a Dilakukan jika terdapat perubahan pada sebagian atau seluruh isi
dokumen. b Revisi atau perubahan dokumen harus sepengetahuan
Koordinator Upaya
dan/atau Wakil Manajemen Mutu.

PEDOMAN TATA NASKAH UPTD PUSKESMAS KEMALARAJA 68


c Revisi atau perubahan dokumen merupakan upaya perbaikan
berkelanjutan.

40

PEDOMAN TATA NASKAH UPTD PUSKESMAS KEMALARAJA 69


d Revisi atau perubahan dokumen yang telah disetujui diajukan ke
Pengendali Dokumen untuk pencatatan, penomoran, penggandaan
dan pendistribusian.
e Dokumen yang dirubah/direvisi ditarik oleh Pengendali Dokumen.
10 Penyimpanan dokumen harus berprinsip pada keamanan dan memiliki
kemampuan telusur agar tidak hilang, tidak rusak, mudah ditemukan
serta terkendali.
11 Dokumen yang
beredar : a Status
terkendali.
b Telah mendapat pengesahan.
12 Dokumen eksternal :
a Harus ditetapkan dan dikendalikan oleh
pemakainya. b Daftar dokumen eksternal disimpan
oleh pemakai.

13 Rekaman:
a Dokumen yang menyatakan hasil yang dicapai atau memberi bukti
pelaksanaan kegiatan.
b Dapat dipakai untuk mendokumentasikan ketelusuran dan memberi
bukti verifikasi, tindakan pencegahan dan tindakan perbaikan.
c Tidak perlu terkena pengendalian revisi.
d Formulir yang diisi dan atau semua catatan yang merupakan bukti
melaksanakan pekerjaan menjadi rekaman.
14 Rekaman yang muncul dari setiap kegiatan diidentifikasi dan
dikelompokkan sesuai klasifikasi
15 Menentukan referensi rekam dan metode penyimpanan rekam
16 Memberikan pengesahan terhadap data induk rekam
17 Penyimpanan dan pemusnahan rekaman sesuai dengan masa retensi
yang telah ditetapkan Memeriksa rekam yang telah habis masa simpan
18 Rekaman disimpan dan dipelihara sehingga dapat dimanfaatkan sebagai
bukti pelaksanaan kegiatan, bahan analisa dan pengukuran kinerja.
19 Membuat daftar rekam habis masa simpan
20 Rekaman yang telah habis masa simpan dilaporkan ke atasan terkait
untuk dilakukan pemusnahan

PEDOMAN TATA NASKAH UPTD PUSKESMAS KEMALARAJA 70


21 Data rekam yang akan dimusnahkan dicek dan direview kemudian
disetujui pemusnahan rekam sesuai dalam aturan yang berlaku
41

PEDOMAN TATA NASKAH UPTD PUSKESMAS KEMALARAJA 71


22 Memerintahkan staf untuk melakukan pemusnahan
23 Memisahkan rekam dan melakukan pemusnahan rekam dan membuat
berita acara pemusnahan rekam
24 Pemusnahan rekaman diarsipkan dalam Berita Acara Pemusnahan
Rekaman

4. KEBIJAKAN
1 Pengendalian dokumen dan rekaman di Puskesmas Tirtoyudo dilakukan
secara
terpusat dibawah kendali Tim Manajemen Mutu.
2 Seluruh Dokumen Internal (SK, MM, PK, KAK, SOP) tercatat dalam
Daftar
Dokumen Internal dan disimpan oleh Pengendali Dokumen.
3 Seluruh Dokumen Eksternal tercatat dalam Daftar Dokumen Eksternal
dan
dikelompokkan berdasarkan program.
4 Seluruh Formulir/Rekaman tercatat dalam Daftar Rekaman dan
dikelompokkan
berdasarkan program.
5 Dokumen Master disimpan oleh Tim Manajemen Mutu.
6 Setiap dokumen harus dikendalikan sesuai prosedur yang berlaku
dengan tujuan
untuk :
a Menyetujui kecukupan dokumen sebelum diterbitkan.
b Meninjau dan memutakhirkan seperlunya serta untuk menyetujui
ulang
dokumen.
c Memastikan bahwa versi relevan dari dokumen yang berlaku
tersedia di
tempat pemakaian.
d Memastikan dokumen selalu dapat dibaca dan mudah dikenali.
e Memastikan bahwa dokumen yang berasal dari luar dikenali dan
distribusinya dikendalikan.
f Mencegah pemakaian dokumen kadaluarsa yang disengaja dan
menerakan identifikasi sesuai dengan dokumen tersebut apabila
disimpan untuk
maksud tertentu.
g Memastikan bahwa perubahan dan status revisi terkini dari dokumen
ditunjukkan.
7 Review terhadap dokumen internal berupa Surat Keputusan, Manual
Mutu, Panduan Kerja, Kerangka Acuan Kegiatan, dan Standar

PEDOMAN TATA NASKAH UPTD PUSKESMAS KEMALARAJA 72


Operasional Prosedur dilakukan secara berkala dan/atau jika terdapat
perubahan dalam proses
pelayanan.
8 Dokumen yang telah direview dan dinyatakan tidak dipergunakan
kembali
masuk ke dalam kategori dokumen kadaluarsa.
9 Masa retensi dokumen kadaluarsa ditetapkan bersama oleh Penanggung
Jawab Program/kegiatan dan Tim Manajemen Mutu dan tercantum
dalam daftar rekaman dan kode formulir.
42

PEDOMAN TATA NASKAH UPTD PUSKESMAS KEMALARAJA 73


10 Setiap kegiatan baru didokumentasikan dalam bentuk catatan
kegiatan/rekaman.
11 Pemusnahan dokumen kadaluarsa diusulkan Penanggung Jawab
Program dan dilakukan oleh Pengendali Dokumen atas persetujuan
Wakil Tim Manajemen Mutu dan Kepala Puskesmas.
12 Pemusnahan dokumen kadaluarsa dicatat dalam Berita Acara
Pemusnahan Dokumen.

43

PEDOMAN TATA NASKAH UPTD PUSKESMAS KEMALARAJA 74


BAB V
PENUTUP

Pada prinsipnya dokumen akreditasi adalah “TULIS YANG DIKERJAKAN


DAN KERJAKAN YANG DITULIS, BISA DIBUKTIKAN SERTA DAPAT
DITELUSURI DENGAN BUKTINYA”. Namun pada penerapannya tidaklah
semudah itu. Penyusunan kebijakan, pedoman/ panduan, standar prosedur
operasional dan program selain diperlukan komitmen Kepala Puskesmas/FKTP,
juga diperlukan staf yang mampu dan mau menyusun dokumen akreditasi
tersebut. Dengan tersusunnya Buku Panduan Penyusunan Dokumen Akreditasi
diharapkan dapat membantu Puskesmas/FKTP dan fasilitator pendamping
akreditasi dalam menyusun dokumen-dokumen yang dipersyaratkan oleh standar
akreditasi.
Dengan pedoman ini diharapkan semua penulisan dokumen di Puskesmas
dan seluruh jaringannya dapat dilaksanakan sesuai dengan standar. Dokumen ini
terbuka terhadap saran-saran untuk perbaikan dan penyempurnaan.
Akhirnya semoga buku pedoman ini bermanfaat secara maksimal, dengan
tidak mengurangi kesempatan untuk berkonsultasi.

44

PEDOMAN TATA NASKAH UPTD PUSKESMAS KEMALARAJA 75

Anda mungkin juga menyukai