Anda di halaman 1dari 4

HUBUNGAN KELEKATAN ORANG TUA-REMAJA DENGAN

KEMANDIRIAN

Dosen pengampu : Susi Muryani,MNS


Disusun Oleh
Bernika Sastya F
C1018008

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWAN DAN NERS
UNIVERSITAS BHAMADA SLAWI
2021
Latar Belakang
Tema :
Masa remaja merupakan periode transisi perkembangan yang terjadi antara masa kanak-
kanak dan masa dewasa ,yang melibatkan perubahan-perubahan yang baik itu secara
biologis,kognitif dan sosioemosional (Santrock,2007). Transisi perkembangan ini juga
nampak jelas,salah satunya dalam perkembangan sosioemosional remaja. Erikson (dalam
santrock,2011). Menggambarkan tahap perkembangan sosioemosional yang di alami remaja
adalah tahap kelima yaitu identitas versus kebingungan identitas (identity versus identity
confusion). Pada tahap ini remaja mencoba mengembangkan pemahaman diri yang sesuai
dengan identitas dirinya,termasuk peran yang akan dijalani di masyarakat. Kebebasan renaja
dalam mencari identitas diri tidak membuat remaja terlepas dari hubungannya dengan orang
tua. Remaja juga masih merupakan bagian dari sebuah keluarga (Rosenberg,2006). Sistem
dalam keluarga membantu dan membentuk remaja untuk lebih memahami siapa dirinya.
Allen (dalam santrock,2011) menyebutkan orang tua memainkan peranan penting dalam
perkembangan remaja. Konflik yang terjadi sehar-hari antara orang tua dan remaja menjadi
sebuah ciri hubungan yang positif,saat perselisihan kecil dan negosisasi yang terjadi dapat
memfasilitasi transisi dari remaja yang bergantung pada orang tua menjadi individu yang
mandiri.
Menurut steinberg dan lerner (2009) kemandirian merupakan kemampuan individu untuk
bertingkah laku secara seorang diri dan merupakan bagian dari pencapaian otonomi diri pada
remaja. Ada tiga aspek untuk mencapai kemandirian,yaitu aspek kemandirian emosi,aspek
kemandirian perilaku dan aspek kemandirian nilai . dalam pembentukan kemandirian
individu tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian tersebut. Faktor-
faktor yang mempengaruhi kemandirian individu antara lain genetis atau keturunan dari
orang tua ,pola asuh orang tua,sistem pendidikan disekolah,serta sistem kehidupan
masyarakat (Caesar dalam Rahmawati,2011) Ada juga yang mengatakan faktor lain
pembentuk kemandirian adalah urutan lahir (Latifati,2010) serta jenis kelamin
(Noom,Meeus&Dekovic,2001). Dari beberapa faktor tersebut ,faktor genetis atau keturunan
dari orang tua masih mendapatkan banyak perdebatan,karena ada yang berpendapat bahwa
bukan sifat yang diturunkan oleh orang tua membuat anak menjadi mandiri,namun cara orang
tua tersebut mendidik anaknya yang membuat anak menjadi mandiri.
Gambaran Seharusnya
Seharusnya kelekatan orang tua dengan anak menjadi salah satu hal yang wajib karena
memberi sumbangan terhadap perkembangan manusia sepanjang hidupnya dengan dukungan
emosional dan rasa kedekatan. Jadi ketika remaja belajar menjalin hubungan dengan orang
lain di luar keluarganya , dukungan dari keluarga akan memampukan remaja untuk lebih
percaya diri dan terbuka terhadap orang lain.
Rumusan Fenomena
Hubungan orang tua remaja di ungkapan oleh santrock (2011) dalam bentuk model lama dan
baru. Model lama menunjukan ketika beranjak deasa,remaja memisahkan diri dari orang tua
dan masuk ke dunia kemandirian yang terpisah dari orang tua. Selain itu ,model lama juga
menunjukan bahwa konflik yang terjadi antara orangtua-remaja sangat kuat dan penuh
tekanan. Berbeda dengan model lama,model baru menekankan bahwa orangtua menjadi figur
lekat yang penting dan sebagai sistem pendukung saat remaja mengeksplorasi dunia sosial
yang lebih luas dan kompleks.
Rumusan Masalah
Bagaimana cara agar membangun kemandirian remaja dengan kelekatan orang tua

Anda mungkin juga menyukai