Anda di halaman 1dari 4

Nama : Jorgen Andrew

NIM : 1764190236
Mata kuliah : Strategi Brand Communication
Hari/Jam : Senin / 10:20 - 12:50

Tugas :
1. Brand Positioning
Sederhananya, brand positioning adalah proses memposisikan brand di benak pelanggan
Anda. Brand positioning juga disebut sebagai positioning strategy, brand strategy atau brand
positioning statement. Brand positioning strategy melibatkan pembentukan asosiasi brand di
benak pelanggan untuk membuat mereka mempersepsikan brand dengan cara tertentu.

Idenya adalah untuk mengidentifikasi dan mencoba untuk “memiliki” ceruk pemasaran
untuk brand, produk, atau layanan menggunakan berbagai strategi termasuk harga, promosi,
distribusi, pengemasan, dan persaingan. Tujuannya apalagi kalau bukan untuk menciptakan
kesan unik di benak pelanggan sehingga pelanggan mengaitkan sesuatu yang spesifik dan
diinginkan dengan brand kita yang berbeda dari yang sudah ada di pasaran. Ada baiknya
bila management perusahaan atau brand untuk mengambil pendekatan yang cerdas dan
visioner yang dapat secara positif mempengaruhi brand positioning di mata pelanggan
targetnya.

Positioning Statement
Sering kali, positioning statement salah kaprah dengan slogan atau tagline perusahaan.
Padahal positioning statement sebenarnya dipergunakan untuk penggunaan internal sebagai
memandu keputusan marketing dan operasional bisnis Anda. Adanya positioning
statement ini akan membantu kita membuat keputusan penting yang mempengaruhi persepsi
pelanggan terhadap brand kita.

Berbeda dengan tagline yang merupakan pernyataan eksternal yang digunakan dalam
upaya marketing kita. Nah insight dari positioning statement kita dapat diturunkan menjadi
slogan perusahaan, tetapi penting untuk membedakan keduanya.

Ada empat elemen penting dari positioning statement yang wajib Anda jawab. Diantaranya:
• Target Pelanggan: Apa ringkasan singkat dari deskripsi tentang sikap dan demografi dari
kelompok sasaran pelanggan brand kita yang menarik?
• Definisi Pasar: Kategori apa yang bersaing dengan brand kita dan dalam konteks apa brand
Anda memiliki relevansi dengan pelanggan kita?
• Brand promise: Apa manfaat (baik emosional dan rasional) yang paling menarik untuk
pelanggan target kita yang dapat dimiliki brand kita dibandingkan pesaing kita?
• Alasan untuk Percaya: Bukti apa yang paling meyakinkan yang diberikan oleh brand
pada brand promise-nya?

Setelah kita dapat menjawab empat pertanyaan ini, kita dapat menyusun positioning
statement kita secara singkat dalam format berikut:

Untuk [target pelanggan], [nama perusahaan] adalah [definisi pasar] yang memberikan
[brand promise] karena hanya [nama perusahaan] yang [alasan untuk percaya].
Sebagai contoh, kita bisa merujuk pada amazon.com yang telah menggunakan positioning
statement berikut pada tahun 2001 yaitu ‘For World Wide Web users who enjoy
books (target pelanggan & definisi pasar), Amazon.com (nama perusahaan) is a retail
bookseller that provides instant access to over 1.1 million books (brand promise). Unlike
traditional book retailers, Amazon.com provides a combination of extraordinary
convenience, low prices, and comprehensive selection’. (Alasan untuk percaya).

Atau, seperti zipcar.com yang menggunakan positioning statement berikut ketika bisnisnya
didirikan pada tahun 2000 yaitu ‘To urban-dwelling, educated techno-savvy consumers,
when you use Zipcar car-sharing service instead of owning a car, you save money while
reducing your carbon footprint’.

2. Secara umum merek atau brand adalah nama atau identitas dari sebuah produk baik yang
berupa barang nyata maupun jasa, yang digunakan untuk membedakan satu produk dengan
produk yang lain dalam kategori yang sama.

Strategi Perluasan Lini Produk (Product Line Extension Strategy)


Strategi perluasan lini produk artinya perusahaan membuat produk baru atau produk
tambahan dalam lini produk yang sama dan juga menggunakan merek yang sama, tetapi
dengan tambahan atau feature tertentu, seperti bentuk, rasa, kandungan, ukuran kemasan,
dan lain sebagainya.

Strategi ini banyak diterapkan oleh perusahaan yang sudah berhasil dengan merek produk
pertama, kemudian ingin meningkatkan volume penjualan atau memang masih memiliki
kapasitas produksi, sehingga perusahaan memutuskan untuk menambah lini produk baru.

Dalam menggunakan strategi perluasan lini produk baru ini, ada yang harus diperhatikan,
yaitu jangan semata-mata karena kelebihan kapasitas produk, tetapi harus juga benar-benar
dipikirkan aspek pasarnya.

Jangan sampai dengan menambahkan perluasan lini produk, yang ada bukan omset
penjualan yang meningkat, tetapi terjadi kanibalisme yang tidak terkendali, dan lebih
berbahaya adalah pelemahan produk utama atau produk yang sudah terlebih dahulu eksis di
pasar.

Kanibalisme bisa saja terjadi, jika dalam jumlah yang wajar tidak menjadi masalah, karena
akan lebih baik konsumen yang tidak tertarik dengan produk utama diambil oleh produk
kedua ini, dari pada dimakan kompetitor.

Contoh dari strategi perluasan lini produk adalah, Indomie Goreng dengan Indomie Goreng
Ayam, Supermie Soto dengan Supermie Soto Banjar, Shampo Sunsilk dengan aneka
variannya dan lain-lain.
Strategi Perluasan Merek (Brand Extension Strategy)
Strategi perluasan merek adalah saat perusahaan memutuskan untuk menggunakan merek
yang sudah ada yang biasanya memang sudah berhasil di pasar untuk digunakan sebagai
merek produk baru dalam lini produk yang berbeda.

Dengan menggunakan merek yang sudah ada, perusahaan berharap proses pengenalan
produk ke pasar akan lebih mudah, karena brand atau merek tersebut sudah dikenal oleh
konsumen.

Menggunakan merek yang sudah ada dan sudah dikenal luas oleh konsumen, memiliki
banyak keuntungan, termasuk di dalamnya biaya untuk mengenalkan merek menjadi lebih
kecil, biaya untuk promosi juga menjadi berkurang, karena reputasi merek yang sudah
dikenal oleh konsumen (kesadaran merek tersebut / brand awareness sudah tinggi), sehingga
tingkat kepercayaan konsumen terhadap produk baru tersebut sudah kuat.

Yang perlu diwaspadai oleh pemasar dalam menggunakan brand extension strategy ini
adalah produk baru jangan sampai gagal, karena jika produk baru tersebut yang nota bene
menggunakan merek yang sudah dikenal luas sebagai merek produk yang sukses mengalami
kegagalan, maka produk pertama akan ikut terpengaruh kinerjanya.

Contoh penggunaan strategi perluasan merek adalah penggunaan merek Dove, Shampo
Dove, Sabun Mandi Dove, kemudian penggunaan merek Lifebuoy untuk shampo Lifebuoy
dan sabun mandi Lifebuoy, dan lain sebagainya.

Strategi Banyak Merek (Multi Brand Strategy)


Strategi multi brand adalah strategi di mana perusahaan menggunakan banyak merek untuk
setiap produknya, dalam kategori produk yang sama.

Ada berbagai alasan atau sebab mengapa perusahaan memilih strategi multi brand atau
mengapa perusahaan memiliki banyak merek dalam kategori produk yang sama tersebut.

Kadang perusahaan memang tidak ingin mengganggu kinerja merek yang sudah ada,
sehingga ketika akan memperluas lini produk maka digunakanlah merek yang baru, dengan
demikian merek pertama akan aman, jika terjadi kegagalan pada merek kedua ini.

Bisa juga perusahaan dengan sengaja menciptakan second brand dengan maksud untuk
melindungi merek pertama, jadi merek kedua ini sifatnya atau fungsinya adalah untuk
berperang jika ada produk pesaing yang mengganggu, istilahnya sebagai fighting
brand atau flanking brand.

Tetapi terjadinya multi brand bisa juga diakibatkan oleh proses akuisisi perusahaan dimana
perusahaan yang diakuisisi juga memiliki merek untuk kategori produk yang sama.
Strategi Merek Baru (New Brand Strategy)
Penggunaan merek baru untuk meluncurkan produk baru biasanya dipilih oleh perusahaan
dengan alasan tertentu, diantaranya adalah dikhawatirkan jika produk baru gagal, maka bisa
mempengaruhi merek dan produk yang sudah ada, perusahaan tidak mau mengambil resiko
dengan merek dan produk yang baru tersebut.

Atau perusahaan menganggap merek yang sudah dimiliki tidak ada yang cocok dengan
produk baru tersebut (menurut penulis alasan ini masih kurang pas, karena banyak merek
yang sebelumnya tidak cocok, ketika produk tersebut booming, mereknya terdengar enak
juga diucapkan untuk produk tersebut)

Dengan menggunakan merek yang sama sekali baru, maka jika terjadi kegagalan produk,
merek-merek yang sudah ada tidak akan terpengaruh, benar memang demikian, bahkan
dalam prakteknya jika resiko kegagalan produk cukup tinggi, proses pemasaran dan
distribusi merek tersebut di sendirikan, kalau nanti sudah eksis di pasar, baru diakuisisi
kembali.

Akan tetapi penggunaan merek produk yang sama sekali baru ini juga memiliki
konsekuensi, yaitu biaya pemasaran yang cukup tinggi.
Produk baru dengan merek baru membutuhkan biaya untuk edukasi pasar, biaya
komunikasi, biaya penjualan dan distribusi yang lebih besar dibandingkan dengan yang
sudah existing (perhatikan product life cycle dan strategi untuk setiap tahapannya).

Strategi Merek Bersama (Co-Branding Strategy)


Merek bersama atau co-branding adalah penggunaan dua merek untuk satu produk, atau
biasa disebut juga kerjasama branding, dan strategi ini ditempuh perusahaan untuk
mendapatkan kekuatan dari masing-masing merek tersebut.

Biasanya strategi ini ditempuh oleh perusahaan besar yang sudah memiliki merek yang
terkenal dan sudah sangat kuat, sehingga penggunaan dua merek tersebut akan semakin
menguatkan posisi produk di pasar.

Anda mungkin juga menyukai