Anda di halaman 1dari 2

Nama : Atika Nurul Maslakhah

NIM : 19101608
Kelas : 3 PAI A

Karakteristik Perkembangan Sosial Masa Remaja

  Dalam penyesuaian diri terhadap lingkungannya, remaja telah mulai memperhatikan dan
mengenal berbagai norma pergaulan, yang berbeda dengan norma yang berlaku sebelumnya
didalam keluarganya. Dengan demikian, remaja mulai memahami norma pergaulan dengan
kelompok remaja, kelompok anak-anak, kelompok dewasa dan kelompok orang tua. Pergaulan
dengan sesama remaja lawan jenis dirasakan yang paling penting tetapi cukup sulit, karena
disamping harus memperhatikan norma pergaulan sesama remaja, juga terselip pemikiran
pemikiran adanya kebutuhan masa depan untuk memilih teman hidup.
Kehidupan sosial pada jenjang remaja ditandai dengan menonjolnya fungsi intelektual
emosional. Seorang remaja dapat mengalami sikap hubungan sosial yang bersifat tertutup
sehubungan dengan masalah yang dialami oleh remaja. Keadaan atau peristiwa ini oleh Erik
Erickson  (dalam lefton, 1982:281) dinyatakan bahwa anak telah mengalami krisi identitas.
Proses pembentukan identitas diri dan konsep diri seseorang adalah sesuatu yang kompleks. 
Banyak remaja yang amat percaya pada kelompok mereka dalam menemukan jati dirinya. 
Dalam hal ini Erik Erickson berpendapat bahwa penemuan jati diri seseorang didorong oleh
pengaruh sosiaokultural. Semua perilaku sosial didorong oleh kepentingan sosial. Pergaulan
remaja banyak diwujudkan dalam bentuk kelompok baik kelompok kecil maupun besar. Dalam
menetapkan pilihan kelompok yang diikuti, didasari oleh berbagai penimbangan, seperti moral,
sosial ekonomi, minat dan kesamaan bakat, dan kemampuan. Baik didalam kelompok kecil
maupun kelompok besar, masalah yang umum dihadapi oleh ramaja dan yang paling rumit
adalah faktor penyesuaian diri. Didalam kelompok besar akan terjadi persaingan yang berat,
masing-masing individu bersaing tampil menonjol, memperlihatkan akunya. Oleh karena itu,
sering terjadi perpecahan dalam kelompok tersebut yang disebabkan oleh menonjolnya
kepentingan pribadi setiap orang. Teteapi sebaliknya dalam kelompok ini terbentuk suatu
persatuan yang kokoh, yang diikati oleh norma kelompok yang telah disepakati.
Nilai positif dalam kehidupan kelompok adalah tiap anggota kelompok belajar
berorganisasi, memilih pemimpin, dan mematuhi kelompok.  Penyesuaian dalam kelompok
kecil, kelompok yang terdiri dari pasangan remaja berbeda jenis sekalipun, tetap menjadi
permasalahan yang cukup berat. Di dalam proses penyesuaian diri, kemampuan intelektual dan
emosional mempunyai pengaruh yang kuat. Saling pengertian akan kekuarngan masing-masing
dan upaya menahan sikap menonjolakn diri atau tindakan dominasi terhadap pasangannya,
diperlukan tindakan intelektual yang tepat dan kemapuan menyeimbangkan pengendalian
emosional. Dalam hubungan sosial yang lebih khusus, yang mengarah kepemilihan pasangan
hidup, pertimbangan faktor agama dan suku ini bukan saja menjadi kepentingan masing-masing
individu  yang bersangkutan, tetapi dapat menyangkut kepentingan keluarga dan kelompok yang
besar (sesama agama atau sesama suku).
Remaja pada tingkat perkembangan anak yang telah mencapai jenjang menjelang
dewasa. Pada jenjang ini, kebutuhan remaja telah cukup kompleks, cakrawala interaksi sosial
dan pergaulan remaja telah cukup luas. Dalam penyesuaian diri terhadap lingkungannya, remaja
telah mulai memperlihatkan dan mengenal berbagai norma pergaulan, yang berbeda dengan
norma yang berlaku sebelumnya di dalam keluarganya. Dengan demikian, remaja mulai
memahami norma pergaulan dengan kelompok remaja, kelompok anak-anak, kelompok dewasa,
dan kelompok orang tua.

 Sumber : Drs. Zulkifli L. 2009. Psikologi Perkembangan. Bandung : Remaja Rosdakarya

Anda mungkin juga menyukai