Anda di halaman 1dari 4

A.

    Deskripsi

Gambar 1
Lapik Terawang
(Foto: Delvia Hatmi Ningsih, 2014)

Salah satu produk kerajinan anyaman milik keluarga pak Deri di Koto Dian Rawang kota
Sungai Penuh, yaitu berupa Lapik Terawang  yang memiliki ukuran 50 cm x 50 cm dan
ketebalan 1,5 cm. Media utama yang digunakan  adalah daun pandan, media pendukungnya kain
furing, kain buludru, manik-manik, cat minyak, dan renda, dan untuk finishing menggunakan
plastik kaca.
Karya ini berbentuk persegi yang panjang dan lebarnya sama. Di sekeliling  tepi karya ini
diberi kain warna merah, ke arah dalamnya lagi di setiap sudut terdapat kain warna hijau dan
semakin ketengah terdapat seperti gambar bintang.

B.     Analisis Formal
Analisis formal adalah tahap awal mengkaji sebuah karya berdasarkan apa yang terlihat.
Pada tahap ini belum ada memberikan penilaian dan tanggapan terhadap karya. Yang dikaji
hanyalah karya berdasarkan bentuknya (Form) saja, tidak ada makna yang dimunculkan di
dalamnya.
Seni rupa merupakan karya seni yang memiliki wujud visual atau bentuk yang nyata,
artinya karya seni rupa karya yang dapat dilihat dan diraba. Pada dasarnya yang dimaksud
dengan bentuk (Form) adalah totalitas dari karya seni. Sesuatu yang nampak dalam karya seni
rupa adalah bentuk nyata dari karya itu sendiri. Menurut Dharsono (2004: 30), bentuk itu
merupakan organisasi atau satu kesatuan atau komposisi dari unsur-unsur pendukung
karya. Berdasarkan pendapattersebut, ayaman lapik terawang secara bentuk visual adalah
karya dua dimensi dan berbentuk persegi dengan ukuran keempat sisinya sama. Dari segi sudut
pandang dapat dilihat dari sisi depannya.
Bentuk fisiknya adalah semua unsur visual yang kelihatan dalam karya tersebut, seperti
titik, garis, warna, irama, ruang, dan tekstur. Titik merupakan unsur terkecil pada sebuah karya
seni rupa, dengan adanya hubungan satu titik dengan titik yang lain maka lahirlah garis.
kemudian kumpulan-kumpulan titik pada sebuah posisi menghasilkan warna dan tekstur. Dari
warna dan tekstur yang memiliki jenis yang beragam sehingga terjadi sebuah irama.
Karya tersebut memiliki tekstur yang licin karena pada permukaan depan menggunakan
plastik kaca dan terkesan harmonis dengan warna-warna, motif, dan renda yang diterapkan.
Karya tersebut tentunya melewati beberapa tahap dalam pembuatannya, seperti pengolahan
bahan utama, yaitu daun pandan, pembentukan, perakitan, dan finishing yang sempurna.
Secara umum tekstur seni rupa ada dua tekstur semu dan tekstur nyata. Tekstur semu
adalah kasar halusnya sebuah benda dapat dirasakan dengan rabaan. Sedangkan tekstur nyata
adalah tektur yang dapat diraba halus dan kasarnya. Tekstur anyaman lapik terawang
ini menggunakan tektur nyata yang licin sehingga permukaan kelihatan datar.

C.    Interpretasi
Berdasarkan bentuk di atas maka lahirlah suatu pemaknaan atau isi dalam suatu karya.
Dalam sebuah karya seni antara bentuk dan makna maupun fungsi yangmerupakan satu kesatuan
yang tidak dapat dilepaskan. Setiap goresan dalam karya seni memiliki makna dan maksud
tersendiri. Sehingga bentuklah yang menentukan keberadaan makna dan kegunaannya, begitu
juga sebaliknya karya seni yang tidak memiliki makna dan fungsi maka bentuknya yang bagus
akan sia-sia.
Lapik terawang merupakan kerajinan khas masyarakat koto dian yang menggunakan
tenik anyaman. Jika hanya ditinjau dari sudut pandang fungsi suatu karya seni rupa, Feldman
(1967) dalam bukunya yang berjudul  Art As  Image And Idea,  terjemahan Gustami dengan
judul Seni Sebagai Wujud Dan Gagasan  (1991: 2) membagi fungsi seni menjadi tiga bagian,
yaitu: fungsi personal  (the  personal function of art); fungsi sosial (the social function of art);
dan fungsi fisik (the fisical function of art). Fungsi personal merupakan saluran ekspresi pribadi
dan mengandung pandangan-pandangan pribadi tentang peristiwa dan objek umum yang dekat
dengan kehidupan, termasuk situasi kemanusiaan yang mendasar. Fungsi sosial terlihat apabila
karya seni itu mencari atau cenderung mempengaruhi perilaku kolektif orang banyak, diciptakan
untuk dilihat atau dipakai khususnya dalam situasi-situasi umum, dan dapat mengekspresikan
atau menjelaskan aspek-aspek tentang eksistensi sosial atau kolektif  sebagai lawan dari
bermacam-macam pengalaman personal individu. Sedangkan fungsi fisik adalah karya seni yang
dihubungkan dengan penggunaan benda-benda yang efektif sesuai dengan kriteria kegunaan dan
efesiensi, baik penampilan maupun tuntutan permintaan.
Berdasarkan penjelasan diatas, dari sudut pandan fungsi karya seni rupa,lapik
terawang memiliki ketiga fungsi tersebut. Adapun fungsi personal dari karya ini ialah diciptakan
berdasarkan ide, cara pandang, cara berfikir, dan curahan ekspresi estetik perajin. Lapik
terawang juga digunakan dalam acara adat, seperti musyawarah para depati ninik mamak dan
acara pernikahan yang terkait dengan fungsi sosialnya. Dan lapik terwang juga memiliki fungsi
fisik yang dapat dilihat bentuk keseluruhan karya, ia digunakan sebagai sandaran untuk duduk
dan disamping itu ia juga bisa berfungi sebagai hiasan dinding ketika orang yang duduk dan
bersandar telah pergi.

D.    Evaluasi
Dari beberapa produk anyaman yang ada di kota sungai penuh, lapikterawang memiliki
ukuran dan fungsi yang bisa dibilang unik karena ukurannya hanya untuk satu orang yang
bersandar. Anyaman lapik terawang merupakan karya yang sangat menarik untuk dikaji secara
ilmiah. Karena memiliki bentuk menarikdengan teknik yang digunakan, motif yang diterapkan
dan perpaduan berbagai warna yang seimbang.
Berdasarkan deskprisi, analisis formal dan interpretasi di atas serta dibandingkan
dengan produk anyaman yang lainnya, maka lapik terawang  layak untuk diapresiasi oleh
masyarakat umum karena bentuk mudah dipahami oleh orang, dibandingkan dengan karya
lainnya. Sehingga karya ini secara bentuk dapat dikatakan indah memenuhi nilai estetik dan
secara fungsi ia juga memiliki banyak fungsi.

Anda mungkin juga menyukai