Anda di halaman 1dari 4

ALAT UKUR PENELITIAN 2

1. Alat Ukur Pada Bidang-bidang Ilmu Sosial


Pada bidang ilmu sosial alat ukur yang umum digunakan adalah kuesioner atau pemandu wawancara. 
Untuk memperoleh alat ukur maka penliti harus membuat/ menyusun/pemandu  wawancara  yang  harus
diperhatikan  adalah penyusunan  butir-butir pertanyaan.  Terdapat dua pihak yang harus dipertimbangkan
dalam menyusun kuesiioner.

1).  Pertimbangan Pihak (Kerangka Pikir) Responden

(1).   Daya tangkap Responden. Untuk ini peneliti harus memperhatikan usia,latar belakang pendidikan,
latarbelakang kehidupan social, dalam menyusun alat pengumpul data.

(2).   Kesibukan Responden.  Hal ini mempengaruhi banyak sedikitnya waktu yang tersedia  untuk
menjawab pertanyaan angket.  Aspek kesibukan perlu dipertimbangkan dalam rangka

[1]. Menentukan butir-butir alat ukur,  banyak butir akan berpengaruh  terhadap waktu yang tersedia untuk
menjawab.

[2]. Kemudahan administrasi, hal  ini berpengaruh pada kerelaan atau keengganan responden dalam
menyedikan  diri sebagai responden.

(3).   Kemudahan mengerjakan oleh responden

2).  Perimbangan dari pihak (Kerangka Pikir ) Peneliti.

(1).  Variabel yang diungkap, hal ini berkaitan dengandata atau jenis data yang akan dikumpulkan.
(2).  Tenaga, waktu dan dana,  hal ini berkaitan dengan rehabilitas, umumnya termasuk pada banyak
butir pertanyaan,  makin banyak butir pertanyaan semakin tinggi rehabilitasnya.
(3).  Teknik pengujian reliabilitas yang dipilih jika peneliti ingin mengujian reliabilitas alat ukurnya dapat
dipakai rumus Flanagan dan Rulon.
Selain pertimbangan diatas, pertanyaan lain yang haus dipertimbangkan adalah aturan kebahasaan, yaitu
pemilihan kalimat tunggal, efektif, ungkapan yang tepat dan lain-lain, perlu pula dipertimbangkan dalam
penyusunan alat ukur.  Jadi apa bila menyusun alat ukur (pertanyaan atau angket) tidak akurat, hasil
pengukuranpun tidak akurat pula.

1.2.  Pemilihan atau Pengembangan Alat Pengumpul Data


Dalam ukur mengukur, diperlukan kesesuaian antara alat pengukur dengan apa yang akan diukur.  Artinya
mengukur tinggi akan keliru bila digunakan timbangan, haruslah diukur dengan meter.  Selain kesesuaian
antara alat pengukur dengan yang diukur, kecermatan dan kestabilan tertentu dari alat ukur yang
diperlukan, misal: Menimbang  berat dengan satuan ukuran gram lebih cermat ketimbang kilogram.

Pada suatu penelitian, alat pengambil data,  menentukan mutu data yang dikumpulkan dan mutu data
menentukan mutu penelitian.  Alat yang dipergunakan untuk mengumpulkan data harus dipilih secara tepat
agar tidak terjadi kesalahan dalam penelitian.

Kesalahan- kesalahan bisa terjadi karena:

1).  Jenis alat pengumpul data tidak tepat ,

2).  Skala pengukuran tidak sesuai dengan karakteristik data yang akan dikumpulkan.

Teladan

[1].  Teknik wawancara digunakan terhadap mahasiwa untuk mengevluasi performansi dosen, bisa
menghasilkan data yang tidak tepat, karena mahasiswa merasa takut  untuk mengemukakan pendapatnya
secara terbuka.

[2].  Penggunan skala Likert untuk mengukur opini responden berpendidikan  rendah seringkali kurang
tepat karena mereka umumnya tidak mampu mengukur kadar persetujuan terhadap hal yang ditanyakan,
seperti ini

Sangat tidak setuju  /———/———/———/———/  sangat sangat setuju


………………………………..1        2       3        4        5
Seringkali terjadi pada responden semacam ini yaitu meletakkan tanda (x) sebagai berikut

1).  Jika responden  merasa sangat mengerti akan permasalahan yang ditanyakan dan setuju, cendrung
memilih angka mengerti atau terendah (5 atau 1).

2).  Jika responden tidak terlalu mengerti akan permasalahan, umumnya enggan atau tidak mampu berfikir
atau tidak mau mau berpikir, sehingga cenderung memilih titik netral (tengah) yaitu angka 3.  Karena itu,
walaupun responden cukup banyak, akhirnya jawaban yang diperoleh hanya terdiri dari tiga angka
skor/bobot yaitu 1, 3 dan 5.

Agar data penelitian memiliki mutu yang cukup tinggi,  maka alat pengambil data harus memenuhi syarat-
syarat sebagai alat pengukur yang baik.  Syarat-syarat alat pengukur yang baik adalah:

1).  Reliabel atau keterandalan dan

2).  Validitas atau kesahihan


Selain kedua syarat diatas, suatu alat ukur akan memberikan data yang lebih baik mutunya kalau
memenuhi syarat-syarat keterbukaan artinya responden dalam menjawab pertanyaan tidak menutup-nutupi
atau dibuat-buat dan dijawab dengan seadaanya.

Reliabilitas adalah apabila alau ukur mampu memberikan hasil yang relative tetap, apabila dilakukan
secara berulang pada sekelompok individu yang sama.  Rehabilitas secara implisit juga mengandung
objektifitas, karena hasil pengukuran tidak terpengaruh oleh siapapun  pengukurannya.
Validitas adalah apabila alat ukur benar-benar dapat mengungkapkan aspek yang diselidiki secara tepat
dan sesuai, atau benar-benar sesuai secara dan menjawab sec ara cermat tentang variable yang diukur. 
Tingkat validitas harus diukur, sebelum alat ukur itu dipergunakan melalui serangakaian uji coba, terhadap
keseluruhan alat ukur maupun  item demi item
Syarat lain, yang sangat penting adalah:

1).  Bersifat diagnosis

2).  Bersifat efisien

Alat ukur dikatakan bersifat dianostik bila memiliki daya pembeda.  Dalam arti kata, mampu memilah-
milah atau memisah-misahkan antara keadaan teringgi sampai terendah.  Alat ukur dikatakan efisien bila
cara mengerjakan mudah dan mudah pula memberkan nilai.
Berikut ini dikemukakan alat ukur yang mengandung objektifitas.  Walaupun bukan dalam scope metode
penelitian.

Syarat bagi pembuat alat ukur yang obyektif  adalah harus berusaha memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut.

1).  Memiliki pengetahuan yang mendalam tentang yang akan diukur.

2).  Memiliki pengetahuan dan kecakapan dalam teknik konstrusi alat ukur

3).  Memiliki kemampuan meneruskan buah pikiran secara teliti, singkat dan jelas dengan
menggunkanbahasa yang baik dan benar.

Petunjuk umum menyusun item alat ukur yang objektif.

1).  Rumusan setiap pertanyaan secara tajam dan jelas agar tidak menimbulkan  bermacam-macam
tafsiran.

2).  Usahakan tidak memberikan  pertanyaan dengan mempergunakan kalimat seperti yang terdapat pada
buku.
3).  Usahakan agar pertanyaan tidak mendorong atau memberi sugesti agar yang diukur memilih jawaban
tertentu sesuai dengan keinginan penyusun alat ukur.

4).   Usahakan membuat jumlah item yang cukup banyak dalam arti mencakup seluruh bahan yang akan
alat ukur.

5).   Lakukan uji coba sebelum alat ukur digunakan sebagai pengumpul data.  Uji coba diperlukan untuk
mengetahui validitas, rehabilitas, penyebaran  tingkat kesukaran dan analisis setiap item.

Anda mungkin juga menyukai