Anda di halaman 1dari 5

PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN

Kompetensi Dasar : Menerapkan penanganan nyeri


1. Memahami definisi nyeri
2. Mengklasifikasikan nyeri
3. Menguraikan proses fisiologis nyeri
4. Menjabarkan factor yang berhubungan dengan nyeri
5. Menerapkan teknik pengkajian nyeri
6. Menyususn diaagnosa keperawatan yang berhubungan dengan nyeri
7. Merumuskan intervensi nyeri
Kompetensi Dasar : Melakukan teknik penanganan nyeri
1. Melakukan teknik pengkajian nyeri
2. Menyusun diagnose keperawatan yang berhubungan dengan nyeri
3. Merumuskan intervensi untuk mengatasi masalah nyeri

Materi :
1. Definisi nyeri

Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan
jaringan yang actual ataupun potensial.
Nyeri bersifat subjektif, sehingga masing-masing individu punya pengalaman yang berbeda
tentang respon nyeri.

2. Klasifikasi nyeri

a. Nyeri akut

1) Terjadi secara tiba-tiba


2) Berkaitan dengan cedera spesifik
3) Terjadi dalam jangka waktu (awitan) antara beberapa detik hingga kurang dari 6 bulan
4) Misalnya trauma tertusuk atau fraktur

b. Nyeri kronis

1) Bersifat konstan atau intermitten


2) Menetap sepanjang waktu periode tertentu
3) Berlangsung diluar waktu penyembuhan
4) Tidak berkaitan dengan cedera spesifik
5) Tidak mempunyai awitan tepat.
6) Tidak berespons terhadap pengobatan
7) Berlangsung selama 6 bulan atau lebih
8) Misalnya nyeri kanker.

3. Proses fisiologis nyeri


4. Factor yang berhubungan dengan nyeri

Factor yang berhubungan (memoengaruhi) dengan nyeri :


a. Keluarga dan dukungan social
b. Usia
c. Jenis kelamin
d. Kebudayaan
e. Makna nyeri
f. Perhatian
g. Kecemasan (ansietas)
h. Pengalaman terdahulu
i. Mekanisme (gaya) koping

5. Teknik pengkajian nyeri

a. Pedoman pengkajian nyeri


1) Intensitas, menggunakan skala nyeri 0 – 10 atau 0 – 5
2) Karakteristik, kaji letak nyeri, irama, durasi, kualitas nyeri
3) Factor yang meredakan nyeri, kaji pengalaman terdahulu mengatasi nyeri dan mekanisme
koping sebelumnya
4) Dampak nyeri terhadap Aktifitas Kehidupan Sehari-hari
5) Dampak nyeri terhadap persepsi prognosis, ekonomi, peran, citra diri.
b. Metode pengkajian nyeri : PQRST
1) P (Pain, Problem, Pemicu) : merupakan factor yang menyebabkan berat atau
ringannya respons nyeri
2) Q (Quality, kualitas) : merupakan sensasi yang dirasakan apakah seperti
tertusuk, tajam, tumpul, atau merobek.
3) R (Region, Radius) : merupakan daerah penyebaran sensasi nyeri
4) S (Severity, keparahan) : merupakan dampak nyeri terhadap Aktifitas sehari-
hari, prognosis, ekonomi, peran, dan citra diri.
5) T (Time, durasi, waktu) : merupakan waktu awitan berlangsungnya nyeri.

6. Rumusan diagnose keperawatan yang berhubungan dengan nyeri

a. Nyeri akut
1) Batasan karakteristik :
a) Subyektif :
(1) Mengungkapkan secara verbal atau melaporkan (nyeri) dengan isyarat.
b) Obyektiif :
(1) Perubahan posisi untuk menghindari nyeri
(2) Perubahan tonus otot
(3) Respons otonomik (misalnya, diaphoresis, perubahan tekanan darah,
perubahan pernafasan, perubahan nadi, dilatasi pupil)
(4) Perubahan selera makan
(5) Perilaku distraksi (mondar-mandir, perilaku mencari orang, dana tau aktifitas
lain yang berulang)
(6) Perilaku ekspresif (gelisah, merintih, menangis, kewaspadaan berlebih, peka
terhadap rangsangan, menghela nafas panjang)
(7) Wajah topeng (nyeri)
(8) Perilaku menjaga atau sikap melindungi
(9) Focus menyempit (misalnya gangguan persepsi waktu, gangguan proses piker,
interaksi social menurun)
(10) Bukti nyeri yang dapat di amati
(11) Berfokus pada diri sendiri
(12) Gangguan tidur (mata kuyu, gerakan tidak teratur, atau tidak menentu, dan
menyeringai)
2) Factor yang berhubungan :
Agens penyebab cedera (biologis, kimia, fisik, dan psikologis)
b. Nyeri kronis
1) Batasan karakteristik :
a) Subyektif
(1) Mengungkapkan secara verbal depresi, keletihan, takut kembali cedera
b) Oyektif
(1) Mengungkapkan dengan menunjukkan isyarat atau bukti : depresi atau
keletihan
(2) Perubahan kemampuan meneruskan aktifitas sebelumnya
(3) Anoreksia
(4) Atrofi kelompok otot yang terlibat
(5) Perubahan pola tidur
(6) Wajah topeng
(7) Perilaku melindungi
(8) Iritabilitas
(9) Perilaku protektif yang dapat di amati
(10) Penurunan interaksi dengan orang lain
(11) Gelisah
(12) Berfokus pada diri sendiri
(13) Respon yang dimediasi oleh saraf simpati (misalnya suhu dingin, perubahan
posisi tubuh)
(14) Perubahan berat badan
2) Factor yang berhubungan :
Ketidak berdayaan fisik atau psikososial kronis (misalnya kanker metastase, cedera
neurologis, dan arthtritis)
c. Hambatan mobilisasi fisik
d. Defisir perawatan diri
e. Ansietas
f. Ketidak efektifan koping individu
g. Ketidak berdayaan
h. Resiko cedera
i. Disfungsi seksual
j. Perubahan pola tidur

7. Intervensi : nyeri

a. Bina hubungan saling pecaya


b. Monitor perubahan tanda-tanda vital
c. Kaji factor yang dapat menyebabkan nyeri
d. Kaji factor yang dapat meringankan nyeri
e. Bantu identifikasi strategi penanganan nyeri :
1) Farmakologis
a) Analgesic narkotik
(1) Mepiridin
(2) Kodein
(3) Morfin
(4) Fentanyl

b) Analgesic non-narkotik
(1) Asetaminofen = paracetamol
(2) Asetil salisilat = asetosal, aspirin, aspilet

c) Analgesic –NSAID (Non Steroid Anti Inflamation Drugs)


(1) Ibuprofen
(2) Indometacyn
(3) Pyroxicam
(4) Ketorolac

d) Adjuvan
(1) Amitroptilin
(2) Hydroksin
(3) Chlorpromazine (CPZ)
(4) Diazepam (Valium)

2) Non-farmakologis
a) Massase kutaneus
b) Kompres es dan hangat
c) Distraksi = memfokkuskan perhatian pada sesuatu selain nyeri, misalnya, ngobor
dengan kerabat saat kunjungan, membaca buku atau majalah, mendengarkan radio
atau televise, mendengarkan music, menonton film
d) Relaksasi = latihan nafas dalam
e) Imnajinasi terbimbing (Guide Imaginary)
f) Hypnosis diri
g) TENS

3) Bedah Neuro

Anda mungkin juga menyukai