Materi :
1. Definisi nyeri
Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan
jaringan yang actual ataupun potensial.
Nyeri bersifat subjektif, sehingga masing-masing individu punya pengalaman yang berbeda
tentang respon nyeri.
2. Klasifikasi nyeri
a. Nyeri akut
b. Nyeri kronis
a. Nyeri akut
1) Batasan karakteristik :
a) Subyektif :
(1) Mengungkapkan secara verbal atau melaporkan (nyeri) dengan isyarat.
b) Obyektiif :
(1) Perubahan posisi untuk menghindari nyeri
(2) Perubahan tonus otot
(3) Respons otonomik (misalnya, diaphoresis, perubahan tekanan darah,
perubahan pernafasan, perubahan nadi, dilatasi pupil)
(4) Perubahan selera makan
(5) Perilaku distraksi (mondar-mandir, perilaku mencari orang, dana tau aktifitas
lain yang berulang)
(6) Perilaku ekspresif (gelisah, merintih, menangis, kewaspadaan berlebih, peka
terhadap rangsangan, menghela nafas panjang)
(7) Wajah topeng (nyeri)
(8) Perilaku menjaga atau sikap melindungi
(9) Focus menyempit (misalnya gangguan persepsi waktu, gangguan proses piker,
interaksi social menurun)
(10) Bukti nyeri yang dapat di amati
(11) Berfokus pada diri sendiri
(12) Gangguan tidur (mata kuyu, gerakan tidak teratur, atau tidak menentu, dan
menyeringai)
2) Factor yang berhubungan :
Agens penyebab cedera (biologis, kimia, fisik, dan psikologis)
b. Nyeri kronis
1) Batasan karakteristik :
a) Subyektif
(1) Mengungkapkan secara verbal depresi, keletihan, takut kembali cedera
b) Oyektif
(1) Mengungkapkan dengan menunjukkan isyarat atau bukti : depresi atau
keletihan
(2) Perubahan kemampuan meneruskan aktifitas sebelumnya
(3) Anoreksia
(4) Atrofi kelompok otot yang terlibat
(5) Perubahan pola tidur
(6) Wajah topeng
(7) Perilaku melindungi
(8) Iritabilitas
(9) Perilaku protektif yang dapat di amati
(10) Penurunan interaksi dengan orang lain
(11) Gelisah
(12) Berfokus pada diri sendiri
(13) Respon yang dimediasi oleh saraf simpati (misalnya suhu dingin, perubahan
posisi tubuh)
(14) Perubahan berat badan
2) Factor yang berhubungan :
Ketidak berdayaan fisik atau psikososial kronis (misalnya kanker metastase, cedera
neurologis, dan arthtritis)
c. Hambatan mobilisasi fisik
d. Defisir perawatan diri
e. Ansietas
f. Ketidak efektifan koping individu
g. Ketidak berdayaan
h. Resiko cedera
i. Disfungsi seksual
j. Perubahan pola tidur
7. Intervensi : nyeri
b) Analgesic non-narkotik
(1) Asetaminofen = paracetamol
(2) Asetil salisilat = asetosal, aspirin, aspilet
d) Adjuvan
(1) Amitroptilin
(2) Hydroksin
(3) Chlorpromazine (CPZ)
(4) Diazepam (Valium)
2) Non-farmakologis
a) Massase kutaneus
b) Kompres es dan hangat
c) Distraksi = memfokkuskan perhatian pada sesuatu selain nyeri, misalnya, ngobor
dengan kerabat saat kunjungan, membaca buku atau majalah, mendengarkan radio
atau televise, mendengarkan music, menonton film
d) Relaksasi = latihan nafas dalam
e) Imnajinasi terbimbing (Guide Imaginary)
f) Hypnosis diri
g) TENS
3) Bedah Neuro