Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

INDUSTRI HILIR JAGUNG

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU


KABUPATEN MUARA ENIM
Jalan Kemayoran No. 09 Muara Enim (31311) PO.Box 555 Sumatera Selatan
Telepon / Fax 0734-423982 Website : http://bpmpt.muaraenimkab.go.id
Email : dpm.ptspmuaraenim@gmail.com Custumer Service : cs.dpm.ptspmuaraenim@gmail.com
ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI
INDUSTRI HILIR JAGUNG

Sebagai bahan yang mengandung sekitar 70% pati, 10% protein, dan 5% lemak,
jagung mempunyai potensi yang cukup besar untuk dikembangkan menjadi beragam produk
dan berbagai jenis usaha. Teknologi pengolahan untuk biji jagung utuh berpotensi
membawa jagung ke dalam berbagai usaha, baik untuk produksi pakan maupun produksi
pangan seperti corn-flake, pop-corn, tepung jagung dan sebagainya. Sebaliknya, berbagai
teknologi pengolahan lainnya juga berpotensi menjadikan jagung sebagai bahan baku dalam
usaha pengolahan produk turunan parsial dari jagung, seperti usaha produksi pati, protein
maupun lemak (minyak) jagung dan produk turunan masing-masing.
Jagung juga berpotensi diusahakan dalam bentuk utuh tanpa diolah. Meskipun
usaha ini berpeluang tidak mendapatkan nilai tambah yang besar akibat pengolahan,
prospek usaha ekspor biji jagung relatif cukup baik. Terbukanya pasar jagung dunia sebesar
77 - 90 juta ton per tahun merupakan peluang bagi Indonesia untuk mengisi segmen pasar
tersebut. Dengan potensi jagung nasional, maka pengembangan agribisnis jagung nasional
di masa depan dapat diarahkan pada pengembangan ekspor jagung dan pengembangan
agroindustri pati jagung.
Teknologi pengeringan jagung selama ini masih dikerjakan secara tradisional. Panen
jagung dilakukan secara manual (dipetik), kemudian jagung dipipil untuk merontokkan biji
jagung dari tongkolnya. Proses pemipilan umumnya sudah dilaksanakan dengan
memanfaatkan alat pemipil, baik pemipil mekanis maupun bermotor. Pengeringan biji masih
dilakukan dengan mengandalkan teknik penjemuran di bawah sinar matahari dengan
beralaskan tikar atau terpal yang digelar di halaman rumah atau jalan desa. Sementara itu,
penyimpanan jagung dilakukan dalam kapasitas gudang yang terbatas dengan teknik
penyimpanan yang belum memadai dari sisi penjagaan mutu, keamanan maupun masa
simpan. Dengan teknologi yang ada (existing technology) seperti di atas, maka
pengembangan ekspor jagung ke pasar internasional memerlukan dukungan teknologi lebih
memadai. Aspek produksi merupakan faktor pertama yang menentukan keberhasilan
ekspor. Produksi yang gagal jelas tidak memungkinkan keinginan untuk ekspor jagung. Di
sisi lain, dukungan teknologi pascapanen juga sangat menentukan. Perbaikan proses
pengeringan merupakan prioritas, yang selanjutnya perlu didukung dengan adanya investasi
untuk pembangunan gudang penampungan dan/atau silo untuk penyimpanan sebelum
diekspor. Pengeringan jagung dengan alat pengering dapat memperbaiki mutu jagung
karena waktu pengeringan yang lebih singkat.

1
Penggunaan alat pengering ini sebenarnya telah dikenal oleh sebagian pedagang
jagung. Alat pengering yang telah dikenal tersebut adalah jenis pengering Lister Dryer dan
Flat Bed Dryer. Pengering tipe flat bed ini banyak digunakan perusahaan jagung untuk
orientasi ekspor. Kemampuan menghasilkan biji dengan mutu yang baik belum cukup untuk
menarik pembeli. Untuk pemenangan pasar, produksi jagung perlu memperhatikan adanya
jaminan mutu. Oleh sebab itu dukungan penerapan sistem mutu dalam rangka ekspor
jagung juga diperlukan.
Potensi industri hilir jagung di Kabupaten Muara Enim direkomendasikan ke arah
pengembangan pakan ternak dan unggas, meskipun peluang utuk jenis industri lain juga
masih terbuka. Pakan ternak dan unggas saat ini masih menjadi permasalahan di
Kabupaten Muara Enim, karena kebutuhannya masih dipasok dari wilayah lain, sedangkan
jumlah ternak dan unggas perkembangannya cederung meningkat setiap tahun. Selain
pakan ternak, jenis potensi industri hilir lainnya yang berbahan baku jagung yang dapat
dikembangka di wilayah ini antara lain pati dan tepung jagung sebagai bahan baku pangan
olahan berbahan bau jagung. Secara rinci berbagai potensi jenis industri hilir jagung yang
lain yang bisa dikembangkan wilayah ini, dapat dilihat pada pohon industri jagung yag
disajikan pada Gambar 1.

 Pakan
 Pakan  Kompos
Daun
 Kompos  Industri rokok

 Pakan
Kulit kelobot  Pangan
Grit
 Pakan
Tepung  Pangan
Jagung pipilan  Bahan baku
JAGUNG Buah Jagung Pati industri

Lembaga  Minyak
Tongkol
Kulit ari  Bahan baku
industri
Rambut
 Pakan
 Kompos
 Pakan
Batang  Pulp
 Pulp
 Bahan bakar
 Kertas
 Bahan
bakar

Gambar 1 Pohon Industri Komoditi Jagung

2
Aspek Teknis Produksi

Fasilitas Produksi dan Peralatan


Untuk pendirian dan pengembangan usaha pakan ternak yang menjadi industri hilir
dari komoditi jagung di Kabupaten Muara Enim dibutuhkan fasilitas lahan untuk
pembangunan pabrik dan pembuatan bangunan kantor. Pada bagian peralatan, tentunya
dibutuhkan pengadaan mesin produksi pakan.

Bahan Baku
Kebutuhan bahan baku dapat dihitung dari besarnya produksi pakan yang akan
dihasilkan guna memenuhi kebutuhan bahan pakan. Bahan baku utama pembuatan pakan
berupa jagung dan kedelai. Upaya menekan biaya produksi dapat dilakukan dengan
melakukan manajemen pembelian dan pengelolaan stok bahan baku, karena harga jagung
sebagai bahan baku utama cenderung fluktuatif sepanjang tahun.

Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk usaha ini terbagi menjadi tenaga kerja tak
langsung dan tenaga kerja langsung. Tenaga kerja tak langsung adalah tenaga kerja yang
tidak berhubungan langsung dengan proses produksi, tenaga kerja ini dibutuhkan untuk
operasionalisasi perusahaan diantaranya yaitu manajer, staf administrasi, petugas
lapangan, dankeamanan. Sedangkan tenaga kerja langsung merupakan tenaga kerja yang
berhubungan langsung dengan kegiatan proses produksi diantaranya yaitu tenaga operator
dan buruh pabrik.

Sistem Produksi
Secara teknis operasional, kegiatan manajerial untuk pengelolaan pabrik pakan
ternak unggas untuk skala usaha di Kabupaten Muara Enim adalah sebagai berikut:
a) Manajemen bahan Baku
- Melakukan pemesanan sesuai dengan proyeksi produksi
- Melakukan proses MRP
- Melakukan MoU dengan para pemasok
- Memeriksa kandungan air
- Memeriksa kualitas dankuantitas bahan
- Mengelola penyimpanan bahan baku sesuai dengan standar kualitas
b) Manajemen Produksi
- Proses Skema produksi
- Pembuatan layout produk
- Penerapan konsep Total Quality Management

3
- Penentuan kapasitas produksi
- Penentuan komposisi bahan baku dengan bantuan software pakan ternak
- Uji produk secara periodik ke laboratorium untuk mengetahui kadar nutrisi pakan
- Pengemasan dan labeling
c) Manajemen Stok
- Mapping pasar
- Pengelolaan stok perdasarkan produksi dan Pasar
Perencanaan produksi sangat krusial dalam proses teknis selanjutnya,karena secara
umum pekerjaan selanjutnya diotomatisasi menggunakansoftware dan mesin produksi. Titik
krusial yang sangat berpengaruh padaefesiensi usaha adalah pada proses pemasaran,
proses pembelian bahanbaku pakan.
Produk pakan ternak yang dijual untuk keperluan peternak ayam potong,dengan
variasi produk sebagai berikut:
a) Starter
Pakan untuk periode awal pertumbuhan sampai dengan ayam usia 10 hari, pakan dalam
periode ini mempunyai tingkat protein sangat tinggi mencapai 20% dengan biaya
produksi relatif lebih tinggi dibandingkan dengan kebutuhan grower dan finisher
b) Grower
Pakan untuk periode pertumbuhan antara 10 hari sampai 25 hari dengan kadar protein
lebih rendah dibandingkan dengan para periode starter.
c) Finisher
Pakan untuk periode akhir antara 26 hari sampai 38 hari dengan kadar protein lebih
rendah dibandingkan dengan para periode grower, pada periode ini pakan berukuran
lebih besar

Kendala Produksi
Selama ini Indonesia masih mengimpor jagung dari Argentina, AS dan China, lebih
dari 1,5 juta ton sumber protein karena ketidakcukupan produksi dalam negeri.
Permasalahan dalam produksi pakan adalah suplai bahan baku, fluktuasi kualitas dan harga
Berta keterbatasan informasi. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menggali bahan
baku inkonvensional sumber protein seperti kacang-kacangan, biji-bijian, protein daun,
limbah hewan dan sebagainya tetapi terbatas dalam aspek ketersediaan. Penelitian untuk
meningkatkan protein dari sumber karbohidrat dan juga hasil samping pertanian belum layak
untuk dikembangkan dalam industri pakan. Pabik pakan yang akan dibuat, diharapkan dapat
menjadi bagian dari solusi untuk mengembangkan berbagai inovasi teknologi untuk
menjawab permasalahan yang ada pada industri pakan termasuk meningkatkan efisiensi,
mengendalikan kualitas, pengolahan pakan dan mengembangkan imbuhan pakan.

4
Aspek Pasar dan Pemasaran

Permintaan
Bisnis pakan unggas ditandai oleh permintaan pasar yang senantiasa tumbuh
signifikan seiring dengan pertumbuhan penduduk. Permintaan pakan unggas tetap tinggi
sekalipun kondisi dunia sedang dalam krisis, bahkan ketika wabah flu burung menyerang,
secara umum peternakan unggas tidak mati. Ketersediaan bahan baku utama pakan unggas
berupa jagung yang mudah dan murah di Kabupaten Muara Enim merupakan faktor
pendorong, sehingga biaya produksi pembuatan pakan dapat ditekan sampai pada tingkat
minimal.
Pakan merupakan salah satu komoditi penting yang termasuk pada subsistem
agribisnis hulu. Ketersediaan pakan yang berkualitas dan murah menjadi prasyarat bagi
tumbuhnya industri peternakan yang maju. Pakan yang murah akan membuat peternak
mampu meningkatkan skala usaha dan keuntungan per satuan, sedangkan pakan yang
berkualitas akan meningkatkan konversi pakan sehingga proses pemberian pakan menjadi
lebih efisien. Pakan merupakan faktor yang berperan dalam peningkatan kualitas budidaya
yang berimplikasi pada peningkatan profitabilitas usaha ternak. Di sisi lain pengelolaan
pakan ternak akan berimplikasi pada penyerapan tenaga kerja penyediaan bahan baku
pakan, proses produksi dalam pembuatan, serta perkembangan peternakan yang lebih
merakyat.
Kebutuhan pakan per ekor ternak unggas pedaging dari DOC sampai panen (sekitar
38 hari) kurang lebih 3 Kg pakan. Dengan demikian maka proyeksi permintaan dapat
disesuaikan dengan proyeksi pengembangan petemakan di Kabupaten Muara Enim,
terutama para peternak mandiri. Jika diperkirakan jumlah peternak mandiri yang potensial
dibangkitkan sekitar 98 orang, dengan rata-rata kepemilikan ayam 1.000 ekor per orang
maka permintaan pakan per periode adalah sebanyak 98 X 1.000 X 3 Kg = 294 ton per
periode pemeliharaan atau setara dengan 5 ton pakan per hari.

Penawaran
Keberadaan pakan unggas yang murah sangat penting karena dalam struktur biaya
budidaya unggas terutama ayam potong, biaya mencapai persentasi tertinggi dalam biaya
mencapai 60 sampai 70%. Penyediaan pakan Indonesia sudah dilakukan dalam industri
khususnya untuk pakan unggas. Perkembangan pakan sudah terintegrasi menjadi sistem
agribisnis perunggasan. Hanya saja selama ini perusahaan pabrik pakan ternak masih
dikuasai oleh perusahaan multinasional, dengan skala besar dan menguasai seluruh
subsistem agribisnis perunggasan dari mulai pembibitan, budidaya, pembuatan pakan,
sampai dengan pemasaran. Namun demikian bisnis ini tetap menjanjikan karena selama ini

5
sumber-sumber pakan (jagung) tersebar di masyarakat belum dikuasai sepenuhnya oleh
perusahaan besar, dengan demikian masih ada celah untuk mengembangkan pakan ternak
skala kecil (5 ton per hari) terutama untuk mamasok kebutuhan lokal.

Analisis Persaingan dan Peluang Pasar


Produksi unggas di Kabupaten Muara Enim saat ini telah dapat memenuhi
kebutuhan daging dan telur ayam, dimana produk ini dihasilkan terutama dari usaha ayam
ras modern. Biaya pakan unggas dapat mencapai 70% dari biaya produksi. Ransum unggas
disusun dari bahan baku lokal dan impor dengan menggunakan teknik formulasi pakan
dengan biaya terendah untuk memenuhi kebutuhan gizi unggas. Bahan baku dikelompokkan
ke dalam sumber energi, protein, hasil samping industri pertanian, mineral dan suplemen
gizi. Imbuhan pakan yang terdiri dari antibiotika, enzim, bahan pengawet dan lain-lain
ditambahkan untuk meningkatkan penampilan produksi.
Produksi pakan di Indonesia hampir mencapai 7 juta ton, yang terdiri dari 85% pakan
unggas sedangkan sisanya untuk pakan ikan, babi dan ternak lainya. Ransum unggas
umumnya menggunakan jagung dan bungkil kedelai sebagai bahan utama dan masing-
masing dapat mencapai 55 dan 23% dari total ransum unggas. Peluang usaha pendirian
pabrik pakan ternak sangat besar mengingat besarnya pasar dan peluang untuk
membangun pemasaran relasional dengan para peternak kecil yang kurang terlayani oleh
perusahaan besar. Bisnis yang direkomendasikan dalam profit ini adalah bisnis pakan
ternakskala kecil, terutama bila dibandingkan dengan para pelaku pakan ternaksaat ini yang
kapasitas produksinya mencapai puluhan ribu ton per bulan.Untuk tahap permulaan
direkomendasikan pabrik pakan dengan kapasitassampai dengan 300 ton per bulan, atau
setara dengan kebutuhan pakanayam sekitar 80.000 ekor per periode
Investasi pabrik pakan ternak di Kabupaten Muara Enim, telah banyak dinantikan
oleh para pelaku usahaperunggasan, dengan harapan mereka mendapat harga lebih murah,
dengankualitas pakan yang memenuhi standar dalam hal kadar nutrisi dan tingkat daya
cernanya. Potensi ini belum banyak dilirik karena kurang populer jikadibandingkan dengan
investasi di bidang pariwisata dan tambang yang secarakasat mata lebih mudah
pengelolaannya, turn over nya relatif lebih cepat, dantelah banyak contoh investasi yang
berhasil di sektor tersebut.Terdapat beberapa keunggulan investasi pakan ternak, yang
sangat penting dipertimbangkan oleh para calon investor, antara lain adalah sebagaiberikut:
a) Pola pemasaran yang mudah bilaterintegrasi dengan pengembanganpeternakan unggas
b) Bisa terintegrasi dengan pengembangan pertanian jagung dan peternakan unggas
c) Dapat dibuat dalam skala kawasan dengan konsep cluster
d) Mempunyai nilai tambah yang sangat besar bagi masyarakat sekitar, bagi sektor terkait,
dan terutama bagi peningkatan geliatpertumbuhan ekonomi kawasan

6
e) Produk yang dihasilkan dapat lebih murah dibandingkan para pesaing.
Secara umum investasi pakan ternak menguntungkan secara langsung bagipemodal,
maupun memberikan maslahat bagi stakeholders maupunmasyarakat sekitar. Dalam
konteks Kabupaten Muara Enim, investasi pakan ternak juga relevan dengan arah dan
kebijakan pemerintah.

Harga
Harga pakan ternak secara umum relatif stabil berada dalam kisaran Rp. 6.000 di
tingkat peternak. Harga pakan juga tidak terlalu terpengaruh olehharga bahan baku jagung
yang sangat fluktuatif, dengan demikian makamargin keuntungan pembuatan pakan akan
sangat ditentukan olehmanajemen stok bahan baku pakan terutama jagung. Penentuan
hargadalam profil ini mengacu pada harga pakan unggas pada pertengahan tahun
2017,sebagai berikut:
a) Starter,DOC sampai dengan satu minggu Rp. 6.250
b) Grower,Ayam dalam masa pertumbuhan Rp. 6.200
c) Finisher,Ayam mendekati usia panen (sekitar 38 hari) Rp. 6.150
Biaya produksi pakan sangat ditentukan oleh harga jagung, sebagaikomponen utama
pakan ternak (60%) di para pengumpul jagung keringdengan kadar air sekitar 10% harganya
Rp. 2.700 (harga ini relatif fluktuasi)tergantung musim tanam, harga jagung di tingkatpetani
dapat mencapai kisaran Rp. 3.000.

Jalur Pemasaran Produk


Kunci sukses pendirian pabrik pakan ternak terletak pada keterhubungan pabrik
dengan pasar (kelompok peternak) sehingga seluruh produksidapat terserap oleh para
peternak lokal.Terkait dengan keterhubungan dengan pasar, maka perusahaan dapat
meniru pola pemasaran yang sudah berjalan dengan pola kemitraan dengan para peternak,
terutama peternak kecil yang selama ini sangat tergantung dari pasokan pakan dari
perusahaan besar.

Kendala Pemasaran
Sebagian besar perusahaan pakan ternak di Indonesia berada di Pulau Jawa. Untuk
Sumatera Selatanmasih sangat sedikit, sehingga masih sangat dibutuhkan. Kondisi
persaingan antarperusahaan pakan ternak umumnya terjadi pada persaingan dalam
mendapatkan mitra peternak. Namun kondisi persaingan tersebut belum terlihat di
Kabupaten Muara Enim. Pola distribusi pakan sangat khas karena dijual melalui jaringan-
jaringanpemasaran yang telah dibina dan dikelola setiap saat. Dalam skala besarpasar
sangat susah dimasuki namun pada skala kecil dimana perusahaandapat melakukan
penetrasi langsung pada para peternak, pasar masihsangat terbuka lebar.Investasi yang

7
disarankan menghadapi persaingan dengan perusahaan besaradalah investasi skala kecil
(kapasitas 5 ton pakan per hari) dengandemikian perusahaan tidak bersaing dengan
perusahaan besarmemperebutkan jaringan besar. Perusahaan dapat membangun
jaringansendiri sehingga tidak bersaing secara langsung dengan perusahaan besar.

Strategi Pemasaran
Pola pemasaran relasional, lebih dari sekedar personal selling, strategi iniakan
berpengaruh pada asumsi biaya modal selama 3 bulan, untukmengantisipasi adanya
kemandekan:

Segmentasi
Segmentasi pasar pakan ternak dikelompokkan menjadi segmentasi berbasis :
- Geografis
- Skala usaha menengah dan kecil
- Kepemilikan modal

Targeting
Target pasar dari usaha pakan ternak yang direkomendasikan untuk didirikan di
Kabupaten Muara Enim ini adalah sebagai berikut:
- Peternak kecil
- Peternak menengah yang mandiri
- Berada di lokasi yang berdekatan dengan pabrik

Marketing Mix
Bauran pemasaran yang disarankan untuk dilakukan dalam pengembangan usaha
pakan ternak di Kabupaten Muara Enim, meliputi:
- Produk untuk broiler
- Harga lebih murah dibandingkanproduk sejenis
- Distribusi langsung ke peternak
- Pola penjualan yang dioptimalkan adalah personal selling
- Promosi dilakukan bersamaandengan panen

Aspek Keuangan

Komponen dan Struktur Biaya Investasi dan Biaya Modal Kerja

Komponen biaya dalam analisis kelayakan usaha pabrik pakan dibedakan menjadi
dua yaitu biaya investasi dan biaya modal kerja. Biaya investasi adalah komponen biaya
yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan bangunan, peralatan dan mesin untuk

8
pemgolahan pakan di pabrik. Adapun biaya modal kerja merupakan gabungan dari biaya
tetap (yang diperhitungkan penyusutasn alat) dan biaya variabel. Biaya modal kerja atau
biaya operasional yang harus dikeluarkan untuk memulai usaha pabrik pakan akan
dipersiapkan pada awal pelaksanaan kegiatan

Biaya Investasi

Pada usaha pendirian pabrik pakan, dibutuhkan investasi untuk pembelian lahan dan
pembuatan bangunan sertapembelian mesin produksi. Pembelian lahan harus dilakukan
karena usaha ini akan berinvestasi pendirian bangunan yang akan digunakan untuk pabrik
pengolahan pakannya. Tabel 1 berikut ini menyajikan nilai investasi yang dibutuhkan untuk
pendirian pabrik pakan. Perhitungan investasi yang disajikan pada Tabel 1 tersebut telah
menyesuaikan dengankapasitas produksi yang dihitung dengan cara melakukan komparasi
terhadap perusahaan dengan kapasitas mesin yang relatif sama. Hasil perhitungan tersebut
menyajikan kebutuhaninvestasi yang cukup memadai untuk pembangunan pabrik pakan
unggasskala kecil

Tabel 1. Biaya Investasi Untuk Pendirian Pabrik Pakan Ternak (dalam ribuan)
Harga
Jumlah
No Nama Spek Kapasitas Satuan Volume Satuan
(Rp)
(Rp)
A Bangunan Lahan
Bangunan pabrik (lahan 1.000 m2 Unit 1 1.500.000 1.500.000
& bangunan)
B Mesin
1. Jo (penghancur Lokal 500 kg/jam Unit 1 24.000 24.000
tulang)
2. Laser
(penggilingan):
Jagung Impor 200 kg/jam Unit 1 20.400 20.400
Kedelai Impor 200 kg/jam Unit 1 20.400 20.400
Bahan lain Impor 200 kg/jam Unit 1 20.400 20.400
3. Mixer Lokal 2000 kg/jam Unit 1 120.000 120.000
4. Lotterpain Lokal 500 kg/jam Unit 1 120.000 120.000
(membuat butiran)
5. Oven/dryer Lokal 500 kg Unit 1 60.000 60.000
C. Alat-alat
1. Timbangan Besar 1 ton Unit 1 6.000 6.000
Kecil 100 kg Unit 1 240 240
2. Mesin jahit karung Lokal Standar Unit 4 360 1.440
Lokal Standar Unit 1 600 600
3. Elektrikal (Genset Impor 28 KVA Unit 1 180.000 180.000
28 KVA)
Total Kebutuhan Pabrik 2.073.480

9
Jumlah biaya investasi untuk kebutuhan belanja bangunan dan mesin adalah
sebesar Rp. 2.073.480.000 (Dua Milyar Tujuh Puluh Tiga Juta Empat Ratus Delapan Puluh
Ribu Rupiah).Kebutuhan dana untuk operasional pabrik juga membutuhkan modal kerja
yang cukupbanyak terutama untuk produksi selama 1 bulan dengan asumsi bahwa stok
selama 1 bulanmembuat perusahaan dalam kondisi aman tidak akan kewalahan memenuhi
order.

Biaya Modal Kerja / Biaya Operasional

Biaya modal kerja dalam usaha pabrik pakan diasumsikan harus tersedia minimal
untuk 1 bulan kedepan agar kondisi produksi aman. Biaya modal kerja tersebut tererdiri dari
biaya variabel (yang tergantung pada skala usaha dengan biaya tetap (yang sebagian
tergantung pada skala usaha). Total biaya variabel yang digunakan sebagai biaya modal
kerja usaha pabrik pakan per bulan adalah sebesar Rp.500.312.280,-atau
Rp.6.003.747.360,- per tahun dengan asumsi dalam sebulan operasional hampir setiap hari
(hanya hari minggu yang libur), sehingga terhitung satu bulan beroperasi sebanyak 26 hari.
Besaran biaya variabel tersebut tercantum pada Tabel 2.

Tabel 2. Modal Kerja dan Biaya Operasional Pabrik Pakan per Bulan
Harga Jumlah/
No Uraian Satuan Volume Jumlah/bulan
Satuan hari
A Modal Kerja
Biaya Produksi
1. Bahan Pakan 16.878.780 438.848.280
- Jagung kuning Kg 2.605 3.240 8.440.200
- Dedak Kg 775 1.440 1.116.000
- Bungkil kedelai Kg 900 4.200 3.780.000
- Tepung batu Kg 380 600 228.000
- Tepung daging Kg 150 9.600 1.440.000
- Corn gluten meal Kg 100 9.000 900.000
- Premiks Kg 6,5 48.000 312.000
- Minyak Kg 25 7.200 180.000
- Garam Kg 16 1.080 17.280
- Metionin Kg 5 42.000 210.000
- Lisin Kg 2,5 27.600 69.000
- Kalium Fosfat Kg 34,5 5.400 186.300
2. Gaji Tenaga Kerja 2.364.000 61.464.000
- Manajer pabrik HOK 1 180.000 180.000
- Administrasi HOK 2 96.000 192.000
- Teknis pabrik HOK 2 96.000 192.000
- Pekerja HOK 30 60.000 1.800.000
Jumlah Biaya Produksi 19.242.780 500.312.280

10
B Biaya Operasional/Tetap
Biaya listrik & BBM Is Is 1.200.000 1.200.000
Biaya Pemasaran Paket 1 600.000 600.000
Administrasi Paket 1 60.000 60.000
Jumlah Biaya
Operasional 1.860.000
C Penyusutan Mesin (3%) 633.084 633.084
Jumlah Biaya 502.805.364

Kebutuhan Dana Investasi dan Modal Kerja


Biaya investasi yang diperlukan untuk pendirian pabrik pakan untuk periode waktu 15
tahun adalah Rp.2.073.480.000,-.. Diasumsikan bahwa semua dana tersebut disediakan
dari dana sendiri tanpa pinjaman (100% dana sendiri). Struktur kebutuhan dana untuk
budidaya padi tercantum pada Tabel 3

Tabel 3. Kebutuhan Dana Investasi dan Modal Kerja Pabrik Pakan


No Komponen Biaya Proyek % Total Biaya (Rp)
1 Biaya Investasi
Total Biaya Investasi 2.073.480.000
2 Biaya Modal Kerja
Total Biaya Modal Kerja Bulan 1 502.805.364
Total Dana Proyek 2.576.285.364

Produksi Dan Pendapatan


Pabrik pakan disumsikan berproduksi setiap hari kecuali hari minggu, dengan
kapasitas produksi sebesar 5.000 Kg setiap hari dengan harga jual di tingkat pabrik
Rp.7.200 per Kg, maka perkiraan produksi per bulan sebanyak 130.000 Kg (1.560.000 Kg
per tahun). Dari asumsi tersebut diproyeksi penerimaan per bulan sebesar
Rp.936.000.000,- (Rp.11.232.000.000 per tahun). Proyeksi produksi dan pendapatan usaha
pabrik pakan secara rinci disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Perkiraan Produksi, Penerimaan dan Pendapatan Pabrik Pakan

No Uraian Satuan Harga Nilai per Bulan Nilai Per Tahun


1 Produksi Kg 5000 130.000 1.560.000
2 Harga Jual Rp/Kg 7.000
3 Penerimaan Rp 910.000.0000 10.920.000.000
4 Pendapatan Rp 407.194.636 4.886.335.632

11
Proyeksi Kelayakan, Laba Rugi dan Break Even Point
Keuntungan dari usaha pabrik pakan diproyeksikan pada setiap bulan sebesar
Rp.407.194.636,- atau dalam satu tahun mencapai Rp.4.886.335.632,-dengan asumsi pada
tahun tersebut seluruh produk terjual. Seperti penjelasan sebelumnya, bahwa adanya
kepastian pasar, kesepakatan harga, dan semua produk yang dihasilkan dapat terjual.
Dalam proyeksi ini juga diasumsikan bahwa selama masa proyeksi tidak terjadi perubahan
produkivitas,dan harga stabil. Dari perhitungan yang dilakukan untuk jangka waktu 10 tahun
dengan memperhitungkan nilai discount factor sebesar 15%, maka didapat hasil kriteria
kelayakan R/C sebesar 2,35 dan nilai B/C sebesar 1,35, yang menunjukkan bahwa usaha ini
layak untuk diusahakan. Pada perhitungan BEP diperoleh angka 36.933,71 Kg (BEP
tercapai jika produk yang dihasilkan sebanyak 36.933,71 Kg), dengan BEP rupiah sebesar
Rp.121.649.485. Rincian proyeksi kelayakan dan perhitungan BEP unit dan rupiah
usahatani padi disajikan pada Tabel 5 berikut ini.

Tabel 5. Proyeksi Kelayakan Usaha Pabrik Pakan dalam Jangka Waktu 15 Tahun
No Jenis Proyeksi Kelayakan Nilai Kriteria
1 R/C 2,35 Layak
2 B/C 1,35 Layak
3 BEP Unit (Kg) 44.131,62 Layak
4 BEP Rupiah (Rp) 308.921.358. Layak

12

Anda mungkin juga menyukai