TENTANG
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2010-2015
BUPATI KARANGASEM,
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA
MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN KARANGASEM TAHUN
2010-2015.
BAB l
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
BAB ll
Pasal 2
(1) RPJMD memuat arah kebijakan keuangan Daerah, strategi
pembangunan daerah, kebijakan umum, dan program SKPD, lintas
SKPD dan program kewilayahan disertai dengan rencana kerja dalam
kerangka regulasi dan pendanaan yang bersifat indikatif.
BAB lll
SISTEMATIKA
Pasal 3
BAB IV
Pasal 4
Pasal 5
BAB V
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 6
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Ditetapkan di Amlapura
pada tanggal 30 Mei 2011
BUPATI KARANGASEM,
I WAYAN GEREDEG
Diundangkan di Amlapura
pada tanggal 30 Mei 2011
I NENGAH SUDARSA
PENJELASAN
ATAS
TENTANG
l. UMUM
Untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis,
transparan, akuntabel, efisien dan efektif di bidang perencanaan pembangunan
daerah, diperlukan adanya tahapan, tata cara penyusunan, pengendalian dan
evaluasi perencanaan pembangunan daerah. Penerapan peraturan perundangan
yang berkaitan dengan perencanaan daerah merupakan alat untuk mencapai
tujuan pelayanan publik sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Untuk itu, pelaksanaan otonomi
daerah perlu mendapatkan dorongan yang lebih besar dari berbagai elemen
masyarakat melalui perencanaan pembangunan daerah agar demokratisasi,
transparansi, akuntabilitas dapat terwujud.
Sesuai dengan pasal 14 ayat (2) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional bahwa Pemerintah Daerah
diwajibkan untuk menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) sebagai penjabaran dari visi, misi dan program kepala daerah ke dalam
strategi pembangunan daerah, kebijakan umum program prioritas kepala daerah
dan arah kebijakan keuangan daerah, yang penyusunannya berpedoman pada
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Provinsi dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).
RPJMD ini nantinya akan menjadi acuan dalam penyusunan Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Karangasem dan Rencana Strategis Satuan
Kerja Perangkat Daerah (Renstra-SKPD). RPJMD merupakan dokumen
perencanaan yang menyediakan pedoman berwawasan lima tahun untuk
menentukan arah pembangunan daerah, dengan mendasarkan dari data kondisi
riil dan proyeksi kedepan sehingga dapat memudahkan aparatur Pemerintah
Daerah dan DPRD untuk memahami serta menilai arah kebijakan dan program
dalam kegiatan tahunan daerah.
Proses penyelenggaraan perencanaan perlu diikuti oleh adanya mekanisme
pemantauan kinerja kebijakan, rencana program, dan pembiayaan secara terpadu
bagi penyempurnaan kebijakan perencanaan selanjutnya, dan mekanisme
koordinasi perencanaan horizontal dan vertikal yang lebih difokuskan pada
komunikasi dan dialog antar lembaga perencanaan dengan prinsip kebersamaan,
kesetaraan, dan saling ketergantungan satu sama lain.
Proses perencanaan dilaksanakan dengan memasukkan prinsip
pemberdayaan, pemerataan, demokratis, desentralistik, transparansi, akuntabel,
9
Pasal 1
Cukup jelas
Pasal 2
Cukup jelas
Pasal 3
Cukup jelas
Pasal 4
Cukup jelas
Pasal 5
Cukup jelas
Pasal 6
Cukup jelas
Hal
Daftar Isi ................................................................................................................... i
Daftar Gambar.............................................................................................................. iv
Daftar Grafik................................................................................................................. v
Daftar Tabel ................................................................................................................. vi
Daftar Gambar
i
BAB lV ANALISIS ISU - ISU STRATEGIS .............................................................. 113
4.1 Makro Ekonomi ................................................................................... 113
4.2 Sosial Dasar dan Sosial Budaya ............................................................ 118
4.2.1 Kependudukan ......................................................................... 118
4.2.2 Kemiskinan .............................................................................. 119
4.2.3 Ketenagakerjaan ...................................................................... 120
4.2.4 Kesehatan ............................................................................... 121
4.2.5 Pendidikan ............................................................................... 122
4.2.6 Kebudayaan ............................................................................. 122
BAB Vll KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH .............. 185
ii
9.2.1 RPJMD merupakan pedoman bagi SKPD dalam penyusunan
Renstra-SKPD ......................................................................... 271
9.2.2 RPJM Daerah akan digunakan dalam Penyusunan RKPD ............. 272
9.2.3 Penguatan peran para stakeholders/pelaku dalam Pelaksanaan
RPJM Daerah .......................................................................... 273
9.2.4 RPJMD merupakan dasar melakukan evaluasi kinerja terhadap
pelaksanaan pembangunan lima tahunan ................................. 273
BAB X PENUTUP ............................................................................................... 274
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR GRAFIK
v
DAFTAR TABEL
vi
Tabel 2.23 Penduduk Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan di Kabupaten
Karangasem Tahun 2009....................................................................... 42
Tabel 2.24 Rasio Grup Kesenian ............................................................................. 43
Tabel 2.25 Rasio Gedung Kesenian ......................................................................... 44
Tabel 2.26 Rasio gedung Olahraga ......................................................................... 44
Tabel 2.27 Angka Partisipasi Sekolah menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur..... 45
Tabel 2.28 Rasio Ketersediaan Sekolah/Penduduk usia sekolah SD, SMP ................... 46
Tabel 2.29 Rasio Ketersediaan Sekolah/Penduduk usia sekolah SMA/SMK ................. 46
Tabel 2.30 Jumlah dan Ratio Murid-Guru pada SD dan SMP di Kabupaten
Karangasem Tahun 2005-2009 .............................................................. 48
Tabel 2.31 Jumlah dan Ratio Murid-Guru pada SMA dan SMK di Kabupaten
Karangasem Tahun 2005-2009 .............................................................. 48
Tabel 2.32 Perkembangan Sarana Prasarana Kesehatan Tahun 2005-2009 ............... 50
Tabel 2.33 Jumlah Tenaga Kesehatan dan Rasio Tenaga Kesehatan per 100.000
Penduduk menurut Jenis Tenaga Kesehatan di Kabupaten Karangasem
Tahun 2009 .......................................................................................... 53
Tabel 2.34 Banyaknya Persalinan Nakes Tahun 2009 per Kecamatan........................ 53
Tabel 2.35 Jumlah Bayi yang Diberi ASI Ekslusif Tahun 2009 per Kecamatan ............ 54
Tabel 2.36 Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Pekerjaan Umum ......................... 57
Tabel 2.37 Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Perencanaan Pembangunan ......... 58
Tabel 2.38 Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Perhubungan .............................. 59
Tabel 2.39 Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Lingkungan Hidup ....................... 60
Tabel 2.40 Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Ketenagakerjaan ......................... 62
Tabel 2.41 Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Koperasi, Usaha Kecil dan
Menengah ............................................................................................ 63
Tabel 2.42 Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Pemuda dan Olahraga ................. 65
Tabel 2.43 Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik
Dalam Negeri ....................................................................................... 65
Tabel 2.44 Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Statistik ...................................... 67
Tabel 2.45 Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Perpustakaan .............................. 69
Tabel 2.46 Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Pertanian .................................... 69
Tabel 2.47 Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Kehutanan .................................. 70
Tabel 2.48 Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral.. 71
Tabel 2.49 Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Pariwisata ................................... 71
Tabel 2.50 Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Kelautan dan Perikanan ............... 72
vii
Tabel 2.51 Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Karangasem atas Dasar Harga
Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2005-2009............................... 74
Tabel 2.52 Panjang Jalan Negara, Provinsi dan Kabupaten Menurut Kondisi jalan di
Kabupaten Karangasem Tahun 2009 ...................................................... 76
Tabel 2.53 Jenis dan Banyaknya Angkutan Darat Bermotor dan Tidak Bermotor di
Kabupaten Karangasem Tahun 2005-2009 ............................................. 78
Tabel 2.54 Banyaknya Sarana Angkutan Menurut Jenisnya Yang Ada di Kabupaten
Karangasem Tahun 2009....................................................................... 79
Tabel 2.55 Produk Dokumen Tata Ruang Kabupaten Karangasem Sampai tahun
2010 .................................................................................................... 82
Tabel 2.56 Banyaknya Pelanggan Pemakai dan Nilai Pemakaian Air Minum menurut
Kecamatan Tahun 2009 ........................................................................ 83
Tabel 2.57 Jumlah Desa yang Sudah Dilayani dan Belum Dilayani oleh Jaringan
PDAM Tahun 2009 ................................................................................ 84
Tabel 2.58 Banyaknya Pelanggan Telpon Menurut Jenis Pemakai Dirinci Per
Kecamatan Tahun 2009 ........................................................................ 85
Tabel 2.59 Banyaknya Sarana Akomodasi, Kapasitas Kamar, Tempat Tidur Tahun
2005-2009............................................................................................ 87
Tabel 2.60 Pengenaan Pajak Daerah....................................................................... 88
Tabel 2.61 Komposisi Penduduk dan Angka Ketergantungan Kabupaten Karangasem
Tahun 2005-2009 ................................................................................. 89
Tabel 3.1 Target dan Realisasi Keuangan Tahunan Pemerintah Kabupaten
Karangasem Periode 2005-2006 ............................................................ 94
Tabel 3.2 Target dan Realisasi Keuangan Tahunan Pemerintah Kabupaten
Karangasem Periode 2007-2008 ............................................................ 97
Tabel 3.3 Target dan Realisasi Keuangan Tahunan Pemerintah Kabupaten
Karangasem Periode 2009-2010 ............................................................ 99
Tabel 3.4 Target dan Realisasi DAK Tahun 2006 .................................................... 103
Tabel 3.5 Target dan Realisasi DAK Tahun 2007 .................................................... 104
Tabel 3.6 Target dan Realisasi DAK Tahun 2008 .................................................... 105
Tabel 3.7 Target dan Realisasi DAK Tahun 2009 .................................................... 106
Tabel 3.8 Alokasi Dana Tugas Pembantuan per SKPD Tahun 2007.......................... 107
Tabel 3.9 Alokasi Dana Tugas Pembantuan per SKPD Tahun 2008.......................... 108
Tabel 3.10 Alokasi Dana Tugas Pembantuan per SKPD Tahun 2009.......................... 108
Tabel 3.11 Alokasi Dana Tugas Pembantuan per SKPD Tahun 2010.......................... 108
Tabel 3.12 Rasio Likuiditas Kabupaten Karangasem Tahun 2007-2009...................... 109
viii
Tabel 3.13 Rasio Solvabilitas Kabupaten Karangasem Tahun 2007-2009 ................... 110
Tabel 3.14 Rencana Keuangan Tahunan Pemerintah Kabupaten Karangasem Periode
2011-2015............................................................................................ 111
Tabel 4.1 Nilai PDRB Kabupaten Karangasem dan Kontribusi Sektor Atas Dasar
Harga Berlaku Tahun 2005 dan 2009 ..................................................... 116
Tabel 4.2 Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Karangasem atas Dasar Harga
Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2004-2008............................... 117
Tabel 4.3 Kecenderungan Pemakaian Metode Kontrasepsi di Kabupaten
Karangasen Tahun 2005-2009 ............................................................... 119
Tabel 5.1 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Kabupaten Karangasem.......... 144
Tabel 6.1 Hubungan Strategi dan Arah Kebijakan dalam rangka Pencapaian Tujuan
dan Sasaran ......................................................................................... 166
Tabel 7.1 Matrik Indikasi Rencana Program ........................................................... 186
Tabel 8.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja
Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Karangasem ............. 255
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1
saing daerah yang semakin meningkat serta dinamika masyarakat yang semakin
heterogen. Angka Indek Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Karangasem
menduduki rangking 9 di tingkat Provinsi Bali, ini menunjukkan bahwa kondisi kesehatan
dan pendidikan di wilayah Kabupaten Karangasem masih belum baik. Disamping itu,
dengan keterbatasan sumber daya alam dan sumberdaya manusia juga sangat
mempengaruhi keterbatasan sumber-sumber pembiayaan dalam pembangunan. Untuk
itu diperlukan inovasi-inovasi untuk mensiasati perencanaan pembangunan kedepan
sehingga bisa menghasilkan pembangunan yang berkelanjutan tepat sasaran dengan
efisiensi biaya. Salah satu program yang perlu ditekankan adalah debirokratisasi
pelayanan publik sehingga dapat meningkatkan minat para investor untuk
mengembangkan usahanya diwilayah Kabupaten Karangasem.
2
hal tersebut, pemerintah juga merevisi Undang-Udang Nomor 22 Tahun 1999 menjadi
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah
diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah, dengan butir-butir penting hasil revisi, antara lain mengamanatkan pemilihan
Kepala Daerah secara langsung. Sehingga program-program yang tertuang dalam RPJMD
2010-2015 ini mengacu kepada Visi dan Misi Kepala Daerah terpilih.
3
7. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
4
Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4593);
19. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas
Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 2,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816);
20. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);
21. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);
22. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014;
23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan
5
Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah;
24. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata
Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah;
25. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 16 Tahun 2009 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Provinsi Bali Tahun 2009-2029 (Lembaran Daerah Provinsi Bali
Tahun 2009 Nomor 16, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Bali Nomor 15);
27. Peraturan Daerah Kabupaten Karangasem Nomor 7 Tahun 2006 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Kabupaten Karangasem Tahun
2006-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Karangasem Tahun 2006 Nomor 7);
6
RPJP Pedoman RPJM Dijabarkan
Nasional Nasional RKP
Dijabarkan
RPJP Pedoman RPJM RKP
Provinsi Provinsi Provinsi
RPJP Pedoman
RPJM Dijabarkan
RKP Pedoman Pedoman
Daerah Daerah Daerah RAPBD APBD
Gambar 1.1 Hubungan RPJMD Kabupaten Karangasem Tahun 2010-2015 dalam Perencanaan Pembangunan
Daerah.
Bab ll, Gambaran Kondisi Umum Daerah menguraikan gambaran umum wilayah
dan evaluasi kinerja pembangunan daerah selama 5 tahun terakhir dilihat dari aspek
geografi dan demografi, aspek kesejahteraan masyarakat, aspek pelayanan umum dan
aspek daya saing daerah.
7
Bab IV, Analisis Isu-isu Strategis menjabarkan tentang permasalahan
pembangunan dan isu-isu strategis terkait tantangan maupun peluang di berbagai bidang
pembangunan untuk 5 tahun kedepan.
Bab V, Penyajian Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran menguraikan visi, misi, tujuan
dan sasaran pembangunan daerah yang diharapkan dalam lima tahun mendatang.
Bab Vl, Strategi dan Arah Kebijakan menguraikan strategi dan arah kebijakan
pembangunan daerah untuk mencapai kondisi yang diharapkan lima tahun mendatang
sesuai dengan visi, misi, tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
Bab IX, Pedoman Transisi dan Kaidah Pelaksanaan memuat tentang rencana
program satu tahun sebelum ditetapkannya RPJMD yang baru dan menjelaskan prinsip-
prinsip dasar pelaksanaan RPJMD serta kaidah pelaksanaannya.
8
1. Sebagai dasar penyusunan perencanaan pembangunan daerah yang bersifat
indikatif selama 5 (lima) tahun kedepan yang merupakan penjabaran visi, misi dan
program kepala daerah terpilih.
2. Menjabarkan kebijakan pembangunan jangka panjang daerah, dan
3. Menyelaraskan kebijakan dan program pembangunan, baik di tingkat pusat maupun
di daerah untuk menciptakan program pembangunan yang berkesinambungan.
9
BAB ll
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Kabupaten Karangasem terletak di ujung timur pulau Bali yang merupakan salah
satu dari beberapa kabupaten yang ada di Provinsi Bali memiliki daerah pantai dan
pegunungan dengan batas wilayah sebagai berikut:
10
Kabupaten Karangasem terdiri dari 8 kecamatan, 3 kelurahan, 75 desa, 581
banjar dinas/lingkungan, 190 desa adat dan 605 banjar adat. Untuk menjalankan roda
pemerintahan di masing-masing tingkat wilayah dikepalai oleh seorang camat untuk
tingkat kecamatan, lurah/perbekel untuk tingkat kelurahan/desa, kepala lingkungan
untuk tingkat lingkungan dan kelian banjar untuk tingkat banjar dinas. Sedangkan dari
sisi adat atau desa pakraman dipimpin oleh bendesa pakraman. Adapun luas masing-
masing wilayah kecamatan disajikan pada tabel 2.1.
Tabel 2.1.
Luas Wilayah Kabupaten Karangasem menurut Kecamatan
Dari lahan bukan sawah seluas 76.814 ha, terdiri dari lahan kering seluas 76.743
ha (91,41 %) dan lahan lainnya seluas 71 ha (0,09 %). Lahan kering terdiri dari
perkebunan seluas 27.927 ha (33,27 %), kebun/tegalan seluas 23.221 ha (27,66 %),
11
kawasan hutan seluas 14.260,43 ha (17,31 %), lahan kering lainnya seluas 6.850 ha
(8,16 %), pekarangan seluas 1.724 ha (2,05 %) dan ditanami pohon/hutan rakyat
seluas 2.489 ha (2,96 %).
12
kw/ha gabah kering giling meningkat menjadi 65,38 kw/ha tahun 2009, jagung tahun
2005 sebesar 13,72 kw/ha pipilan kering meningkat menjadi 21,92 kw/ha tahun 2009,
ubi kayu tahun 2005 sebesar 138,04 kw/ha meningkat menjadi 162,58 kw/ha tahun
2009, ubi jalar tahun 2005 sebesar 130,96 kw/ha menurun menjadi 130,50 kw/ha
tahun 2009, kacang tanah pada tahun 2005 sebesar 12,61 kw/ha menurun menjadi
10,71 kw/ha tahun 2009, kacang kedelai pada tahun 2005 sebesar 13,81 kw/ha menurun
menjadi 11,59 kw/ha tahun 2009.
Perkebunan
Peternakan
Populasi sapi pada tahun 2009 sebanyak 152.437 ekor, meningkat sebanyak
1,15 % per tahun sejak tahun 2005. Demikian pula populasi babi sebanyak 170.878 ekor
dan populasi kambing 20.618. Ayam buras populasinya pada tahun 2009 sebanyak
891.271 ekor, ayam petelur sebanyak 472.819 ekor, ayam pedaging 350.670 ekor.
13
Secara umum populasi ayam buras dan itik mengalami peningkatan tiap tahun dengan
rata-rata peningkatan 6,15 % per tahun, sementara populasi ayam petelor dan pedaging
mengalami penurunan masing-masing sebesar 1,1 % per tahun untuk ayam petelor dan
1,17 % untuk ayam pedaging.
b. Sumberdaya Hutan
Hutan merupakan kekayaan alam yang tidak ternilai harganya karena sebagai
salah satu penentu sistem penyangga kehidupan. Kabupaten Karangasem merupakan
bagian dari satu kesatuan ekosistem bali adalah merupakan satu kesatuan ekosistem
pulau yang merupakan satu kesatuan wilayah, ekologi dan sosial budaya dengan kondisi
sumber daya hutannya.
Kabupaten Karangasem memiliki 2 jenis hutan yaitu hutan lindung dan hutan
produksi. Kawasan hutan lindung berada di wilayah Kecamatan Rendang, Karangasem,
Abang, Bebandem, Selat dan Kubu dengan luas mencapai 14.056,32 ha. Sedangkan
untuk hutan produksi terdapat hanya di Kecamatan Kubu dengan luas 201,11 ha. Yang
perlu mendapat perhatian adalah kawasan hutan yang berada di sekitar Gunung Agung.
Hal ini perlu dipertahankan dan dilestarikan karena telah mengalami kekritisan lahan
yang tidak hanya di dalam kawasan hutan Gunung Agung tetapi juga hampir diseluruh
kawasan pegunungan. Luas lahan kritis mencapai 17.877 ha yang berada di Kecamatan
Kubu, di Kecamatan Abang seluas 8.594 ha, dan Bebandem 5.215 ha.
14
Permasalahan utama yang dihadapi sektor kehutanan adalah luasnya lahan kritis.
Permasalahan lain yang terkait dengan sumber daya hutan yaitu gangguan keamanan
hutan seperti penebangan liar atau pencurian hasil kayu hutan, perambahan hutan dan
kebakaran hutan. Sebagai gambaran kebakaran hutan tahun 2006 seluas 141 ha dan
Tahun 2009 sudah menurun menjadi 19 ha. Hal ini disebabkan oleh musim hujan yang
relatif panjang, bahkan tahun 2010 tidak ada kebakaran hutan. Kasus pencurian kayu
tahun 2005 terjadi 6 kasus pada tahun 2009 menjadi 2 kasus. Namun demikian,
pemerintah berusaha untuk mengurangi semua permasalahan secara periodik. Untuk
mengurangi kebakaran hutan yang disebabkan oleh manusia dan utamanya untuk
mengurangi pencurian kayu dilaksanakan penyuluhan dan memasukkan keamanan hutan
dalam awig-awig desa khususnya desa yang berbatasan dengan kawasan hutan.
Disamping itu dilakukan pula pengelolaan sumber daya hutan seperti: pelaksanaan
rehabilitasi dan reboisasi, serta pelaksanaan GERHAN. Pelaksanaan rehabilitasi dan
reboisasi dari tahun 2004-2007 seluas 2.168 ha, sedangkan untuk pelaksanaan GERHAN
selama 4 tahun adalah seluas 26.710 ha. Disamping permasalahan tersebut bidang
kehutanan juga menghadapi masalah internal seperti: sumber daya manusia, sarana
prasarana dan sistem informasi kehutanan. Data rehabilitasi hutan/lahan diluar Kegiatan
GERHAN dalam lima tahun terakhir (tahun 2003- 2008) dapat dilihat pada tabel 2.2.
Tabel 2.2
Data Rehabilitasi Hutan/Lahan diluar Kegiatan GERHAN
Dalam Lima Tahun Terakhir (2003-2008)
Lokasi Kegiatan Luas (ha) Jenis Tanaman Tahun Tanam
01. Kecamatan Selat 165,00 Albesia, Gamelina, Mahoni, Jati, 2003-2008
Akasia, Kejimas, Cengkeh,
02. Kecamatan Karangasem 833,80 Beringin, Suar
03. Kecamatan Rendang 228,00
04. Kecamatan Sidemen 25,00
05. Kecamatan Bebandem 170,50
06. Kecamatan Kubu 521,62
07. Kecamatan Abang 578,00
08. Kecamatan Manggis 452,32
Kab. Karangasem 2.974,24
15
Untuk menjaga keberlangsungan hutan di Kabupaten Karangasem sejak lima
tahun terakhir pemerintah daerah telah melaksanakan pengembangan sumber daya
hutan dan konservasi daya alam dengan capaian: tahun 2005 penanaman seluas 1.980
ha untuk tanaman kehutanan dan 75 ha untuk tanaman perkebunan, tahun 2006
penanaman seluas 1.268 ha untuk tanaman kehutanan dan 30 ha untuk tanaman
perkebunan, tahun 2007 penanaman seluas 2.284 ha untuk tanaman kehutanan dan 715
ha untuk tanaman perkebunan, tahun 2008 penanaman seluas 1.532,5 ha untuk
tanaman kehutanan dan 705,5 ha untuk tanaman perkebunan, dan tahun 2009
penanaman seluas 1.536 ha untuk tanaman kehutanan dan 1.187 ha untuk tanaman
perkebunan. Dengan demikian, dari tahun 2005 sampai dengan 2009 telah dilakukan
penanaman seluas 8.600 ha untuk tanaman kehutanan dan 2.712,5 ha untuk tanaman
perkebunan.
Usaha mikro kecil menengah dan koperasi (UMKM-K) sebagai pelaku utama
perekonomian daerah, telah mampu dan teruji mengatasi berbagai permasalahan yang
terkait dengan makro ekonomi, khususnya dalam mengatasi pengangguran, kemiskinan,
dan keterbelakangan. Meningkatnya kemitraan usaha mikro kecil menengah dan koperasi
dengan pengusaha besar, BUMD, BUMN, dan swasta yang didukung oleh kebijakan
pengembangan iklim usaha yang kondusif, pengembangan kewirausahaan dan daya
saing pengusaha kecil menengah dan koperasi sangat kita harapkan. Kemitraan usaha
bertujuan untuk menumbuhkan struktur dunia usaha yang lebih kokoh dan efisien,
sehingga dapat menguasai dan mengembangkan pasar sekaligus meningkatkan daya
saing baik pasar lokal, regional maupun global. Kelembagaan ekonomi telah tumbuh dan
berkembang antara lain lembaga keuangan desa adat, koperasi simpan pinjam, unit
simpan pinjam koperasi, lembaga perkreditan desa (LPD), kelompok-kelompok pra-
16
koperasi di banjar-banjar, subak, sekaha. Jenis koperasi per kecamatan dapat dilihat
pada tabel 2.3.
Tabel 2.3
Jenis Koperasi Dirinci per Kecamatan di Kabupaten Karangasem Tahun 2009
Kecamatan KUD Non KUD
Jumlah Anggota Jumlah Anggota
01. Rendang 1 2.251 34 1.807
02. Sidemen 2 2.141 9 824
03. Manggis 1 3.242 29 2.628
04. Karangasem 1 8.932 81 9.777
05. Abang 1 3.063 12 1.883
06. Bebandem 1 9.568 17 2.074
07. Selat 1 5.472 16 6.316
08. Kubu 1 1.834 13 1.206
Karangasem 2009 10 36.502 211 26.515
2008 10 36.883 182 18.032
2007 10 37.478 145 16.826
2006 10 37.536 130 16.310
2005 10 39.322 122 10.522
d. Penanaman Modal
17
merupakan salah satu potensi yang sedang dikembangkan di Kabupaten Karangasem.
Upaya ini memerlukan keterlibatan investor yang berpihak pada pengembangan ekonomi
diwilayah Kabupaten Karangasem namun dengan tetap memegang teguh prinsip-prinsip
pelestarian lingkungan. Untuk bisa mensukseskan langkah ini salah satunya adalah
melalui penciptaan iklim investasi yang mampu mendorong minat investor untuk
berinvestasi di Kabupaten Karangasem.
Peningkatan daya saing investasi dan pelayanan prima merupakan kebijakan yang
ditempuh dalam rangka pencapaian sasaran tersebut. Kebijakan tersebut didukung
melalui dua program utama, yaitu: pengembangan dan peningkatan akses informasi
investasi dan kemitraan, peningkatan SDM, peningkatan sarana dan prasarana
penunjang investasi.
e. Keanekaragaman Hayati
18
yang paling menonjol adalah pengeboman ikan yang dapat berakibat pada rusaknya
terumbu karang. Potensi keanekaragaman hayati (ekosistem, spesies dan genetik) yang
ada di wilayah Kabupaten Karangasem (jenis tumbuhan dan satwa yang ada di
Kabupaten Karangasem yang dilindungi sesuai PP Nomor 7 Tahun 1999) dapat dilihat
pada tabel 2.4.
Tabel 2.4
Jenis Tumbuhan dan Satwa yang ada di Kabupaten Karangasem
yang Dilindungi Sesuai PP Nomor 7 Tahun 1999
A Tumbuhan
01 Palem Raja Caryota No Sulit ditemukan biasanya Perlu dikembangkan jika ada
terdapat pada daerah orang yang menemukan
pegunungan yang jenisnya
02 Pinang Merah Bangka Cystostochys lakka letaknya sangat terjal
B Satwa
No Nama daerah Nama ilmiah Permasalahan Upaya konservasi
19
f. Sumber Daya Pesisir dan Laut
Adapun jenis terumbu karang yang ada terdiri dari karang masif (karang otak),
karang jahe (karang tanduk) dan karang gobah. Usaha penanaman terumbu karang telah
dilaksanakan sampai tahun 2002 telah ditanam sebanyak 72 unit.
Ada 2 (dua) sumber ancaman terhadap kondisi terumbu karang secara umum
yaitu: oleh faktor alam (badai gelombang, pemanasan global, erosi dan sedimentasi) dan
aktivitas manusia. Ekosistem laut yang ada di wilayah Kabupaten Karangasem dapat
dilihat pada tabel 2.5.
Tabel 2.5
Ekosistem Laut Yang Ada di Wilayah Kabupaten Karangasem
No Ekosistem Lokasi Luas Permasalahan Upaya Konservasi
01 Terumbu - Candidasa - - Adanya pendangkalan - Penangkaran dan
Karang - Padangbai laut dan abrasi penanaman
- Pembuangan limbah ke kembali
- Jemeluk
sungai - Penyuluhan dan
- Amed
- Pencurian terumbu patroli
- Tulamben
karang - Melakukan kajian
- Kubu untuk menjaga
- Pencarian ikan dengan
- Batu Ringgit menggunakan bom dan plasma nuftah di
potassium,sianida kawasan pantai
tersebut
02 Mangrove - - - -
20
Panjang garis pantai mencapai 87 km dan banyak yang telah mengalami abrasi.
Umumnya yang mengalami abrasi adalah pantai yang berhadapan langsung dengan
Samudra Indonsia yaitu di pesisir selatan yang notabene merupakan kawasan pariwisata
di Kabupaten Karangasem.
Pantai yang mengalami erosi meliputi wilayah pantai di desa Ulakan, Buitan,
Candidasa, Bugbug, Jasri, Ujung, Yeh Kali, Tenggang dan Biaslantang. Yang terpanjang
mengalami erosi adalah pantai di wilayah Candidasa sepanjang 5 km, Ulakan 1,7 km,
Bugbug 2,7 km, Buitan 0,8 km, Tenggang 0,5 km dan Biaslantang 0,3 km. Usaha yang
telah dilakukan untuk menanggulangi abrasi adalah dengan melakukan revetment pantai.
Potensi terbesar untuk galian C terdapat di wilayah Kecamatan Kubu. Hal ini
karena wilayahnya merupakan daerah bekas aliran lahar dari letusan Gunung Agung.
Kecamatan Selat memiliki potensi khususnya di wilayah desa Sebudi yang telah banyak
diekploitasi sampai saat ini. Eksploitasi ini ada yang menggunakan tenaga mekanik
dengan alat berat dan ada juga yang dilakukan oleh masyarakat secara manual.
h. Pariwisata
Melalui kegiatan penataan obyek wisata, promosi dan pemasaran yang dilakukan
oleh pemerintah, pelaku pariwisata, dan masyarakat menunjukkan bahwa Pemerintah
21
Kabupaten Karangasem telah mampu mendorong dan meningkatkan kepariwisataan di
Kabupaten Karangasem. Pembangunan kepariwisataan kedepan tetap menitikberatkan
pada pemanfaatan potensi alam, flora dan fauna, peninggalan sejarah, obyek dan daya
tarik wisata lainnya dengan tetap mengedepankan kehidupan sosial budaya daerah.
Tabel 2.6
Daftar Nama Obyek Wisata dan Lokasi di Kabupaten Karangasem Tahun 2009
Nama Obyek Wisata Daya Tarik Wisata Lokasi
01. Bukit Jambul Wisata Alam Desa Pesaban, Kec. Rendang
02. Putung Wisata Alam Desa Duda Timur, Kec. Selat
03. Iseh Wisata Alam Desa Sidemen, Kec. Sidemen
04. Sibetan Wisata Alam Desa Sibetan, Kec. Bebandem
05. Puri Agung Karangasem Wisata Budaya Kelurahan Karangasem, Kec.
Karangasem
06. Taman Sukasada Ujung Wisata Budaya Desa Tumbu, Kec. Karangasem
07. Taman Tirta Gangga Wisata Budaya Desa Ababi, Kec. Abang
08. Tenganan Wisata Budaya Desa Tenganan, Kec. Manggis
09. Candidasa Wisata Budaya Desa Bugbug, Kec. Karangasem
10. Besakih Wisata Budaya Desa Besakih, Kec. Rendang
11. Kebun Salak Sibetan Wisata Agro Desa Sibetan, Kec. Bebandem
12. Padangbai Wisata Tirta Desa Padangbai, Kec. Manggis
13. Jemeluk Wisata Tirta Desa Purwakerta, Kec. Abang
14. Tulamben Wisata Tirta Desa Tulamben, Kec. Kubu
15. Sungai Telaga Waja Wisata Tirta Desa Rendang, Kec. Rendang
22
293.277 orang atau 23,40% dari tahun 2005. Untuk meningkatkan kunjungan wisatawan
Kabupaten Karangasem terus berbenah untuk menata obyek-obyek wisata yang ada agar
lebih menarik.
Tabel 2.7
Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara
Tahun Jumlah Jumlah Jumlah Perkembangan
Wisatawan Asing Wisatawan Wisatawan (%)
(orang) Domestik (orang)
(orang)
2005 99.063 52.415 151.478 -
2006 125.236 44.385 169.621 + 11,98
2007 146.512 43.920 190.432 + 12,27
2008 163.764 85.942 249.706 + 31,13
2009 219.256 74.021 293.277 + 17,45
i. Perdagangan
23
di tahun 2009. Sementara yang bergerak di bidang usaha jasa, dari 21 di tahun 2005
menurun menjadi 9 di tahun 2009.
j. Industri
Industri tekstil yang secara umum di Bali masih menjadi industri andalan,
perkembangannya di wilayah kabupaten karangasem mengalami penurunan dari 3.753
unit usaha pada tahun 2005 menurun menjadi 3.127 unit usaha pada tahun 2009.
Jumlah unit idustri dan tenaga kerja yang diserap tahun 2005-2009 dapat dilihat pada
tabel 2.8 dan tabel 2.9.
24
Tabel 2.8
Banyaknya Perusahaan/Usaha Industri Kecil
Tahun 2005-2009
No Jenis Usaha 2005 2006 2007 2008 2009
Tabel 2.9
Banyaknya Tenaga Kerja pada Perusahaan / Usaha Industri Kecil
Tahun 2005 - 2009
No Jenis Usaha 2005 2006 2007 2008 2009
25
arah Kota Amlapura sampai ke pantai karena aliran material letusan mengikuti daerah
aliran Tukad Jangga dan anak-anak sungainya, termasuk juga Tukad Buhu. Desa-desa
yang terkena ancaman gunung meletus adalah : Ban, Sukadana, Baturinggit, Tulamben,
Kubu, Dukuh, Datah dan Bhuana Giri. Sedangkan untuk rawan bencana longsor terdapat
di wilayah desa : Sangkan Gunung, Duda Timur, Sibetan dan Bunutan.
Pada tahun 2004 telah terjadi beberapa bencana yaitu bencana gempa bumi
dengan kekuatan 6,1 skala richter di Kabupaten Karangasem dengan korban luka-luka 9
orang, total kerugian mencapai Rp. 4.070.000.000,00. Bencana angin ribut terjadi di
desa seraya dengan kerugian mencapai Rp. 750.000.000,00 dan tidak ada korban jiwa.
Kabupaten Karangasem merupakan daerah rawan bencana alam gempa bumi, dan pada
tahun 2007 telah terjadi bencana alam hampir di seluruh kabupaten/kota, seperti: angin
puting beliung, tanah longsor, kebakaran hutan, banjir dan hujan deras, hujan lebat dan
angin kencang, angin kencang, angin topan dan gelombang pasang.
Untuk bencana banjir, pada umumnya wilayah yang berada pada dataran rendah
berpotensi untuk terkena bencana tersebut. Umumnya terjadi pada saat musim hujan.
Banjir yang pernah terjadi umumnya disebabkan karena curah hujan yang tinggi dan
kapasitas daya tampung saluran tidak memadai sehingga meluap menggenangi kawasan
permukiman. Kalaupun pernah terjadi banjir tidak sampai menyebabkan korban jiwa dan
umumnya daerah yang tergenangi adalah jalan.
Bencana alam lain yang pernah terjadi adalah kekeringan dan kebakaran.
Kekeringan sering terjadi pada saat musim kemarau panjang. Umumnya wilayah yang
terkena adalah di desa-desa di wilayah Kecamatan Kubu, Karangasem bagian timur dan
Abang. Untuk kebakaran, yang sering terjadi adalah kebakaran hutan yang berada di
lereng Gunung Agung. Biasanya terjadi pada saat musim kemarau panjang, sedangkan
untuk kebakaran pada kawasan terbangun tidak terlalu sering terjadi.
2.1.4 Demografi
26
2009 mengalami peningkatan dimana pada tahun 2005 berjumlah 395.418 jiwa dan
pada tahun 2009 menjadi 432.791 jiwa. Dilihat dari sex ratio-nya selama lima tahun
terakhir tahun 2005-2009 jumlah penduduk laki-laki lebih kecil dari pada penduduk
perempuan dengan sex ratio-nya 99,17 yang artinya setiap 100 penduduk perempuan
terdapat 99 penduduk laki-laki demikian juga pada tahun 2007 sex ratio-nya sebesar
100,23 artinya setiap 100 penduduk perempuan akan terdapat 101 penduduk laki-laki.
Pertumbuhan penduduk baik yang disebabkan oleh tingkat kelahiran, kematian serta
migrasi menunjukan kecendrungan yang terus meningkat berakibat pada tingkat
kepadatan penduduk yang terus mengalami peningkatan pula. Adapun angka kepadatan
penduduk dari tahun 2005-2009 selalu mengalami peningkatan, dimana pada tahun 2005
angka kepadatan penduduk mencapai 471 jiwa/km2, meningkat menjadi 516 jiwa/km2 di
tahun 2009. Gambaran kondisi kependudukan dapat dilihat pada tabel 2.10.
Tabel 2.10
Penduduk Menurut Jenis Kelamin, Sex Ratio, dan Kepadatannya di Kabupaten
Karangasem Tahun 2005-2009
27
tersebut (SP tahun 2000, SUPAS 2005 dan Registrasi Penduduk Tahun 2009) dapat
dilihat pada tabel 2.11.
Tabel 2.11
Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk per Kecamatan
Tahun
Kecamatan
2000 2005 2009 2000-2005 2000-2009
Tabel 2.12
Proporsi Penduduk Menurut Agama yang Dianut di Kabupaten Karangasem
Tahun 2005-2009
Persentase Penduduk menurut Agama yang Dianut
Agama
2005 2006 2007 2008 2009
28
Dari Tabel 2.12 diatas, penduduk Kabupaten Karangasem selama tahun 2005-
2009 sebagian besar (diatas 95 %) menganut Agama Hindu. Proporsi penduduk
beragama hindu dari tahun 2005-2009 tidak mengalami perubahan yang berarti masih
berkisar pada angka 95 %. Demikian juga halnya dengan proporsi penduduk yang
beragama islam tetap berkisar di angka 4 %, agama Katholik di kisaran 0,05 % dan
agama budha 0,14 %. Hanya penduduk yang beragama kristen protestan yang
mengalami penurunan dari 0,3 % di tahun 2005 menjadi 0,07 % di tahun 2009.
a. Pertumbuhan PDRB
Kondisi makro ekonomi Kabupaten Karangasem selama kurun waktu lima tahun
terakhir yaitu dari tahun 2005 sampai dengan 2009, bila dilihat dari indikator laju
pertumbuhan PDRB Kabupaten Karangasem atas dasar harga konstan 2000 pada kurun
waktu tersebut menunjukkan kecederungan perkembangan yang fluktuatif dimana pada
tahun 2005 angka laju pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan 2000 sebesar
5,13 % dan di tahun 2006 menurun drastis menjadi 4,80 %, baru pada tahun 2007
terjadi peningkatan yang cukup signifikan hingga mencapai angka 5,20 %, namun di
29
tahun 2008 terjadi perlambatan laju pertumbuhan menjadi 5,07 % dan di tahun 2009
terjadi perlambatan laju pertumbuhan hingga menjadi 5,01 %.
Grafik 2.1
Laju Pertumbuhan PDRB Tahun 2005-2010
20
15,91 16,83
15 15,05
12,59 harga berlaku
10 9,82
harga konstan
5 5,13 4,8 5,2 5,07 5,01
0
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Nilai absolut PDRB tahun 2009 atas dasar harga konstan adalah Rp. 1.747.169,48
juta. yang berarti meningkat bila dibandingkan nilai tahun-tahun sebelumnya yaitu tahun
2008 yang berjumlah Rp.1.663.749,20 juta, tahun 2007 yang berjumlah Rp.1.583.407,93
juta, tahun 2006 Rp.1.505.163,65 juta, dan tahun 2005 Rp1.436.224,88. Angka ini
menggambarkan peningkatan produk riil dari barang dan jasa yang dihasilkan
dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sedangkan nilai absolut PDRB berdasarkan
harga berlaku tahun 2009 adalah sebesar Rp.3.667.700,34 yang berarti meningkat 14,96
% dibandingkan nilai tahun 2008 sebesar Rp.3.187.794,20, tahun 2007 sebesar
Rp.2.728.601,05, tahun 2006 sebesar Rp.2.423.402,61, dan tahun 2005 sebesar
Rp.2.206.742,52 Indikator-indikator tersebut menunjukkan proses pemulihan ekonomi
(recovery) ekonomi di Kabupaten Karangasem telah berjalan cukup baik, setelah
kinerjanya terpuruk pada tahun 1998 karena krisis multidimensi yang melanda Indonesia.
30
Grafik 2.2
Perkembangan PDRB Tahun 2005-2009
4.000.000,00
3.000.000,00
Harga Berlaku
2.000.000,00
Harga Konstan
1.000.000,00
-
2005 2006 2007 2008 2009
b. Laju Inflasi
Laju inflasi merupakan ukuran yang dapat menggambarkan kenaikan/penurunan
harga dari sekelompok barang dan jasa yang berpengaruh terhadap kemampuan daya
beli masyarakat.
Secara regional, tingkat inflasi untuk daerah Provinsi Bali, pada kurun waktu
tersebut menunjukkan angka yang stabil pada kisaran rata-rata satu digit di bawah 6 %,
kecuali pada tahun 2005 terjadi peningkatan sampai di atas dua digit yaitu menyentuh
angka 11,31 %. Kondisi ini disebabkan oleh karena pemerintah pusat mengeluarkan
kebijakan tentang kenaikan harga BBM pada akhir tahun 2005. Untuk mengendalikan laju
inflasi, maka sinergi kebijakan fiskal, moneter dan sektor riil terus perlu diupayakan,
31
sekaligus menjaga likuiditas agar sesuai kebutuhan perekonomian dan menurunkan
ekspektasi inflasi.
Tabel 2.13
Gambaran Kondisi Makro Ekonomi Kabupaten Karangasem Tahun 2005-2009
No. Indikator Makro Tahun
2005 2006 2007 2008 2009
1 Pertumb. ekonomi (%) 5,13 4,80 5,20 5,07 5,01
2 PDRB (Rp juta ):
a. Atas dasar harga berlaku 2.206.742,52 2.423.407,27 2.728.601,05 3.187.794,20 3.667.700,34
b. Atas dasar harga konstan 1.436.224,87 1.505.163,65 1.583.407,93 1.663.749,20 1.747.169,48
3 PDRB per kapita atas dasar 3,81 3,958 4,129 4,318 4,515
harga berlaku (Rp. juta)
4 Struktur perekonomian,
kontribusi sektor (dalam
persen):
a. Primer 34,68 34,38 33,85 32,96 32,57
b. Sekunder 10,84 10,86 11,05 11,32 14,40
c. Tersier 54,49 54,75 55,10 55,71 56,03
5 Pajak Daerah (Rp. ribu) 12.733.783,91 13.964.841,65 16.268.023,42 23.288.118,94 27.879.148,83
6 Retribusi (Rp. ribu) 4.201.015,58 4.589.302,62 4.984.409,04 6.743.202,27 7.376.860,92
7 Dana Perimbangan (Rp. 249.072.774,04 370.741.640,87 382.354.984,44 430.385.164,80 438.520.577,66
ribu)
8 Sumber Penerimaan Daerah 10.219.724,76 7.572.129,00 64.614.166,31 138.735.721,26 136.467.565,17
Lainnya (Rp. Ribu)
32
IPM merupakan salah satu ukuran yang dapat digunakan untuk melihat upaya
dan kinerja pembangunan dengan dimensi yang lebih luas karena memperlihatkan
kualitas penduduk dalam hal kelangsungan hidup, intelektualitas, dan standar hidup
layak. IPM disusun dari tiga komponen yaitu lamanya hidup, yang diukur dengan angka
harapan hidup pada saat lahir; tingkat pendidikan, yang diukur dengan kombinasi antara
melek huruf pada penduduk dewasa dan rata-rata lama sekolah; tingkat kehidupan yang
layak dengan ukuran pengeluaran perkapita (purchasing power parity).
Tabel 2.14
Indek Pembangunan Manusia Kabupaten Karangasem tahun 2005-2009
No Tahun Skor
1 2005 63,3
2 2006 64,3
3 2007 65,11
4 2008 65,46
5 2009 66,06
Melihat dari topografi wilayah Kabupaten Karangasem yang didominasi lahan kritis
faktor kekeringan dan keterbatasan sumber daya air menjadi salah satu faktor pendorong
kemiskinan. Kemiskinan memang masih menjadi permasalahan utama tidak hanya di
wilayah Kabupaten Karangasem tetapi juga di seluruh wilayah Indonesia. Strategi
pembangunan yang terfokus pada industrialisasi yang cenderung top down yang
berpusat pada kota dan sektor industri padat modal ternyata belum mampu
menuntaskan masalah kemiskinan dan kesenjangan, dan tidak memberikan banyak
kontribusi pada peningkatan kualitas dan daya kreasi masyarakat terutama masyarakat
pedesaan.
33
Kondisi tersebut justru membuat masyarakat makin tergantung dan lebih banyak
menunggu adanya program pemerintah dan kurang tertarik pada bidang pertanian yang
pada dasarnya merupakan potensi utama dalam penyerapan tenaga kerja dan juga
kontribusinya dalam peningkatan PDRB Kabupaten (dimana sektor pertanian dalam arti
luas memberi kontribusi tertinggi dalam peningkatan PDRB Kabupaten Karangasem yaitu
32,67 % selama kurun waktu 2004-2008).
Pada periode pertama jabatan Bupati (2005-2009) beberapa program yang telah
dilaksanakan dalam rangka pengentasan kemiskinan telah menunjukkan hasil yang
signifikan dari 41.826 RTM pada tahun 2006 sudah menurun sebesar 8.627 RTM
(20,63 %) menjadi 33.199 RTM berdasarkan hasil pemutahiran data pada tahun 2009.
Hasil pendataan rumahtangga miskin tahun 2006-2009, jumlah RTM tertinggi berada di
wilayah Kecamatan Karangasem, Abang, Kubu dan Bebandem. Gambaran jumlah
penduduk miskin di Kabupaten Karangasem per Kecamatan tahun 2006-2009 dapat
dilihat pada tabel 2.15.
Tabel 2.15
Jumlah Penduduk Miskin di Kabupaten Karangasem per Kecamatan
Tahun 2006-2009
f. Angka kriminalitas
34
Banyaknya tindak kejahatan/pelanggaran merupakan salah satu cermin tingkat
keamanan di satu wilayah. Data dari table berikut menyajikan tindak perkembangan
Tabel 2.16
Banyaknya Perkara Kejahatan / Pelanggaran yang Dilaporkan
Di Kabupaten Karangasem Tahun 2009
Bulan Pencurian Peng Penipu Pena Penganiyaan Kejahat Kebaka Jlm
an ran
gelap dahan an lain-
Berat Ringan Biasa Berat Ringan
an lain
01. Januari 2 0 1 1 1 0 0 1 16 1 20
02. Pebruari 0 0 3 1 1 0 1 2 17 0 39
03. Maret 1 0 2 1 0 0 0 0 15 1 33
04. April 4 0 3 1 3 0 1 2 25 0 18
05. Mei 3 0 3 0 1 0 2 2 22 0 26
06. Juni 3 0 2 0 0 0 0 1 12 0 29
07. Juli 2 0 5 0 2 0 2 0 15 0 36
08. Agustus 8 0 6 0 0 0 0 3 12 0 31
09. September 12 0 3 0 4 0 0 3 12 2 29
10. Oktober 4 0 2 0 0 0 1 1 19 4 30
11. Nopember 3 0 0 0 2 0 1 3 17 3 23
12. Desember 1 0 1 1 0 0 0 3 22 2 25
Jumlah 2009 43 0 31 5 14 0 8 21 204 13 339
2008 53 0 28 10 4 0 11 21 178 18 323
2007 42 0 15 6 2 0 11 17 121 27 241
2006 80 0 20 7 7 2 16 17 91 19 259
2005 51 0 11 5 10 0 15 11 79 15 197
35
Pembangunan pada fokus kesejahteraan sosial meliputi indikator angka melek
huruf, angka rata-rata lama sekolah, angka partisipasi kasar, angka pendidikan yang
ditamatkan, angka partisipasi murni, angka kelangsungan hidup bayi, angka usia harapan
hidup, Jumlah balita gizi buruk, angka kematian ibu, dan rasio penduduk yang bekerja.
Kinerja pembangunan kesejahteraan sosial Kabupaten Karangasem selama kurun waktu
lima tahun terakhir untuk masing-masing indikator adalah sebagai berikut :
Persentase penduduk usia 10 tahun ke atas yang tergolong buta huruf (tidak bisa
membaca dan menulis) dari tahun 2005-2009 sudah menunjukkan penurunan dari
25,20 % pada tahun 2005 menurun menjadi 24,85 % di tahun 2009 atau dengan kata
lain sebanyak 75,15 % penduduk usia 10 tahun keatas mampu membaca dan menulis.
Gambaran penduduk berumur 10 tahun ke atas menurut kepandaian membaca dan
menulis tahun 2005-2009 dapat dilihat pada tabel 2.17.
Tabel 2.17
Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas menurut Kepandaian
Membaca dan Menulis tahun 2005-2009
Dapat Baca Tulis Tidak Dapat Baca Tulis
No Tahun
Laki-Laki Peremp. L+P Laki-Laki Peremp. L+P
Jika dilihat berdasarkan jenis kelamin, penduduk perempuan yang buta huruf di
Kabupaten Karangasem tahun 2005-2009 rata-rata mencapai lebih dari dua kali lipat
penduduk laki-laki yang buta huruf.
36
Rata-rata lama sekolah digunakan untuk mengidentifikasi rata-rata jenjang
kelulusan pendidikan penduduk suatu daerah.
Angka rata-rata lama sekolah di Kabupaten Karangasem pada tahun 2009 sebesar
5,41 tahun. Dengan kata lain rata-rata penduduk di Kabupaten karangasem baru
mengenyam pendidikan hingga kelas 5 SD atau belum bisa menikmati program wajib
belajar (WAJAR) 9 tahun.
Grafik 2.3
Angka Rata-rata lama Sekolah di Kabupaten Karangasem
5,5 5,41
5,4 5,4 5,35
5 5
4,5
2005 2006 2007 2008 2009
Tahun
Sebaran APK SMP dari tahun 2005 sampai tahun 2009 menunjukkan bahwa
pemerataan pendidikan SMP terus meningkat hanya saja jika dilihat dari sisi APM yang
cenderung meningkat dari Tahun 2005-2008, namun di tahun 2009 terjadi penurunan
nilai APM. APK SMP tahun 2009 telah mencapai 102,06 % dan APM mencapai 66,53 %.
37
Sedangkan APK untuk SMA/SMK selama kurun waktu tahun 2005 sampai tahun
2009 juga terus mengalami peningkatan. Sementara nilai APM yang cenderung
meningkat dari tahun 2005-2008, kembali menurun di tahun 2009. Pada tahun 2005 APK
SMA/SMK mencapai 43,36 % dan tahun 2009 telah mencapai 51,67 %. Untuk nilai APM
SMA/SMK tahun 2005 mencapai 31,10 % dan pada tahun 2009 telah mecapai 35,95 %.
Tabel 2.18
Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM) SD, SMP dan
SMA/SMK di Kabupaten Karangasem Tahun 2005-2009
SD SMP SMA/SMK
No Tahun APK APM APK APM APK APM
(%) (%) (%) (%) (%) (%)
1 2005/2006 111,53 96,88 82,39 60,65 43,36 31,10
2 2006/2007 112,73 97,51 84,,84 61,04 43,30 33,74
3 2007/2008 113,43 98,11 88,41 65,97 48,03 39,62
4 2008/2009 114,11 99,39 97,07 70,62 49,95 39,35
5 2009/2010 114,19 99,58 102,06 66,53 51,67 35,95
Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, 2005-2009
38
tahun keatas yang tidak mempunyai ijazah dari 49,18 % di tahun 2005 menurun menjadi
29,72 % saja.
Tabel 2.19
Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas menurut Jenis Kelamin
dan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Tahun 2009
Pendidikan Tertinggi yang
Laki-laki Perempuan L+P M+F
Ditamatkan
01. Tidak Punya 28,84 30,60 29,72
02. SD/MI/Sederajat 35,61 39,95 37,78
03. SLTP/MT/Sederajat 15,70 17,73 16,71
04. SMU/MA/Sederajat 13,43 6,68 10,05
05. SMK/Sederajat 2,30 2,31 2,31
06. Diploma I/II 1,54 1,27 1,41
07. Diploma III/Akademi 0,46 0,16 0,31
08. Diploma IV/S1 1,76 1,30 1,53
09. S2/S3 0,36 0,00 0,18
Jumlah 100,00 100,00 100,00
Sumber: Karangasem Dalam Angka 2009
Tabel 2.20
39
Angka Kematian Balita (AKB) Tahun 2009 Per Kecamatan
Jumlah Kematian Balita AKB per 1000
Kecamatan
Kelahiran Hidup (0-4 tahun) Kelahiran Hidup
Tabel 2.21
Umur Harapan Hidup Tahun 2005-2008
2005 67,60
2006 67,70
2007 67,77
2008 67,80
40
g. Angka Kematian Ibu (AKI)
Angka kematian ibu (AKI) sebagai akibat komplikasi kehamilan dan persalinan
berguna untuk menggambarkan tingkat kesadaran dan perilaku hidup sehat, status gizi
dan kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan untuk ibu
hamil, pelayanan kesehatan waktu melahirkan dan masa nifas. Angka kematian ibu di
Kabupaten Karangasem tahun 2005-2009 cenderung mengalami peningkatan dimana
tahun 2005 AKI 57,00 per 100.000 kelahiran hidup, meningkat menjadi menjadi 104,70
per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2009. Hanya pada tahun 2007 dan tahun 2008
terjadi penurunan yang cukup signifikan yaitu 27,40 per 100.000 kelahiran hidup pada
tahun 2007 dan 66,10 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2008.
41
Tabel 2.22
Angkatan Kerja (jiwa) di Kabupaten Karangasem Tahun 2005-2009
Status
Tahun Angkatan kerja
Bekerja Pengangguran
Penduduk bekerja pada tahun 2009 menurut lapangan pekerjaan paling banyak
terserap pada sektor pertanian dalam arti luas sebesar 54,15 %. Pada urutan kedua,
terserap pada sektor perdagangan, rumah makan dan hotel sebesar 15,95 % dan pada
urutan ketiga terserap pada sektor industri pengolahan sebesar 12,07 %. Gambaran
penduduk bekerja menurut lapangan pekerjaan di Kabupaten Karangasem tahun 2009
dapat dilihat pada tabel 2.23.
Tabel 2.23
Penduduk Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan
di Kabupaten Karangasem Tahun 2009
Penduduk Bekerja
Sektor/Lapangan Pekerjaan
2009 Persentase (%)
10. Lainnya. 0 0
42
2.2.3 Fokus Seni Budaya dan Olah Raga
Analisis kinerja atas seni budaya dan olah raga dilakukan terhadap indikator-
indikator : jumlah grup kesenian, jumlah klub olahraga dan jumlah gedung olahraga.
Tabel. 2.24
Rasio Grup Kesenian
Tahun
Uraian
2005 2006 2007 2008 2009
Jumlah Grup 1659 1659 1659 1659 1659
Kesenian
Jumlah 395.418 404.594 427.481 430.251 432.791
Penduduk
Rasio/10.000 41,96 41 38,81 38,56 38,33
Penduduk
Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karangasem
43
Tabel. 2.25
Rasio Gedung Kesenian
Tahun
Uraian
2005 2006 2007 2008 2009
Jumlah 1 1 1 1 1
Gedung
Kesenian
Jumlah 395.418 404.594 427.481 430.251 432.791
Penduduk
Rasio/10.000 0,025 0,025 0,023 0,023 0,023
Penduduk
Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karangasem
b. Olah Raga
Jumlah gedung olah raga yang dimiliki Kabupaten Karangasem tetap yaitu 1 buah
gedung olahraga yaitu GOR Gunung Agung Amlapura dengan ratio 0,023% per 10.000
orang penduduk, tetapi ini bukan berarti rendahnya budaya olah raga di kalangan
masyarakat, karena banyak aktivitas olahraga yang dilakukan diluar gedung seperti naik
sepeda, jalan santai, volly dan sebagainya. Kedepannya untuk dapat memacu
peningkatan prestasi di bidang olahraga, diperlukan peningkatan sarana dan prasarana
olah raga yang representative.
Tahun
Uraian
2005 2006 2007 2008 2009
Jumlah - - 1 1 1
Gedung Olah
Raga
Jumlah 395.418 404.594 427.481 430.251 432.791
Penduduk
Rasio/10.000 - - 0,023 0,023 0,023
Penduduk
Sumber: Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Karangasem
44
2.3 Aspek Pelayanan Umum
Tabel 2.27
Angka Partisipasi Sekolah menurut Jenis Kelamin dan kelompok umur
Jenis Tahun
Kelamin/Kelompok
Umur 2008 2009
7-12
L 91,94 96,31
P 91,61 94,31
13-15
L 73,60 87,31
P 76,35 69,24
L+P 74,98 78,28
16-18
L 52,93 47,46
P 48,55 39,30
19-24
L 3,70 5,78
P 4,42 3,44
45
akan pentingnya pendidikan dan semakin mudah terjangkaunya akses pendidikan oleh
masyarakat.
Tabel 2.28
Rasio ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah SD, SMP
SD SMP
Tabel 2.29
Rasio ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah SMA/SMK
SMA SMK
Dilihat dari tabel, rasio ketersediaan sekolah terhadap penduduk usia sekolah
untuk jenjang SD pada tahun 2009 mencapai 1 : 134 orang per penduduk usia sekolah,
yang artinya dalam 1 sekolah terdapat rata-rata 134 orang siswa. Rasio ini masih di
bawah rasio nasional yang ditetapkan 180-240 orang/sekolah. Untuk jenjang SMP
46
mencapai 1 : 448 orang, yang artinya dalam 1 sekolah rata-rata terdapat 448 orang
siswa. Rasio ini masih tinggi diatas rasio nasional yaitu 240-360 0rang/sekolah, artinya
perlu kebijakan dalam peningkatan jumlah sekolah dan penerapan kuota siswa/sekolah
agar semua sekolah mendapatkan jumlah siswa yang ideal. Untuk jenjang SMA rasio
ketersediaan sekolah pada tahun 2009 mencapai 1 : 383, artinya terdapat rata-rata 383
orang siswa persekolah. Untuk SMK rasionya pada tahun 2009 mencapai rata-rata 324
orang per sekolah.
c. Rasio guru/murid
Dalam mewujudkan out put dari pendidikan yang lebih baik maka jumlah guru
memegang peranan penting dalam menunjang proses belajar mengajar. Rasio antara
jumlah murid terhadap jumlah guru akan dapat mencerminkan kelancaran proses belajar
mengajar. Semakin kecil rasio jumlah murid terhadap jumlah guru maka akan semakin
baik, artinya bila rasionya semakin kecil maka jumlah murid yang diasuh oleh seorang
guru akan semakin kecil pula dan demikian sebaliknya.
Untuk SMP, rasio jumlah murid terhadap jumlah guru 2005-2009 berkisar antara
11,06 pada tahun 2005 dan menurun menjadi 13,53, pada tahun 2009. Untuk SMA, rasio
jumlah murid terhadap jumlah guru tahun 2005-2009 berkisar antara 11,23 pada tahun
2005 dan 9,21, pada tahun 2009. Sementara itu, rasio jumlah murid terhadap jumlah
guru untuk SMK tahun 2005-2009 berkisar antara 7,62 pada tahun 2005 dan pada tahun
2009 menjadi 10,54. Secara umum rasio pendidikan baik SD, SMP, SMA dan SMK
rasionya masih ideal yaitu di bawah 30. Gambaran jumlah dan rasio murid-guru pada
SD, SMP, SMA dan SMK di Kabupaten Karangasem tahun 2005-2010 dapat dilihat pada
tabel 2.30 dan tabel 2.31.
47
Tabel 2.30
Jumlah dan Rasio Murid-Guru pada SD dan SMP
di Kabupaten Karangasem Tahun 2005-2009
SD SMP
No Tahun Murid Guru Rasio Murid Guru Rasio
(orang) (orang) (orang) (orang)
1 2005 46.864 3.049 1 : 15 14.020 1.268 1 : 11
2 2006 47.718 3.141 1 : 15 15.016 1.172 1 : 13
3 2007 49.083 3.322 1 : 15 15.342 1.091 1 : 14
4 2008 49.053 3.587 1 : 14 15.889 1.122 1 : 14
5 2009 49.052 3.874 1 : 13 17.488 1.293 1 : 15
Tabel 2.31
Jumlah dan Rasio Murid-Guru pada SMA dan SMK
di Kabupaten Karangasem Tahun 2005-2009
SMA SMK
No Tahun Murid Guru Rasio Murid Guru Rasio
(orang) (orang) (orang) (orang)
1 2005 7.041 627 1 : 11 975 128 1:8
2 2006 7.720 619 1 : 12 986 133 1:7
3 2007 7.280 659 1 : 11 1.034 135 1:7
4 2008 7.732 761 1 : 10 1.620 161 1 : 10
5 2009 7.652 831 1 : 9 2.266 215 1 : 10
d. Fasilitas Pendidikan
48
Ketersediaan Perpustakaan
Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan
dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir
sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan
untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, diselenggarakan pada jalur
formal, non formal dan informal.
2. Kesehatan
49
pemerintah, 12 Puskesmas, 70 Puskesmas Pembantu, 12 puskesmas Keliling, 662
posyandu dan 34 poskesdes. Perkembangan sarana prasarana kesehatan di Kabupaten
Karangasem dari tahun ke tahun dapat dilihat pada tabel 2.32.
Tabel 2.32
Perkembangan sarana prasarana kesehatan Tahun 2005-2009
Sarana
2005 2006 2007 2008 2009
Kesehatan
Rumah Sakit 1 1 1 1 1
Pokesdes - - - 34 34
Puskesmas induk 12 12 12 12 12
Puskesmas
58 59 64 64 70
Pembantu
Puskesmas Keliling 17 18 21 23 12
Rasio Dokter
Tenaga dokter terdiri dari dokter umum, dokter gigi dan dokter spesialis baik yang
berada di Puskesmas, Rumah Sakit dan Dinas Kesehatan. Pada tahun 2009, tenaga
dokter yang ada berjumlah 105 orang dengan rasio terhadap penduduk sebesar 24 per
100.000, meningkat bila dibandingkan tahun 2008 (21 per 100.000). Jika dibandingkan
dengan target Indonesia Sehat 2010 (40 per 100.000), maka masih ada kekurangan
tenaga dokter umum sebanyak 68 orang.
Tenaga dokter spesialis yang ada tahun 2009 berjumlah 7 orang yang semuanya
berada di Rumah Sakit dengan rasio terhadap penduduk sebesar 1,62 per 100.000.
Jumlah ini sama dengan keadaan tahun 2008 tapi dengan rasio yang lebih kecil (1,87)
sedangkan target Indonesia Sehat 2010 sebesar 6 per 100.000, sehingga masih ada
kekurangan tenaga dokter spesialis sebanyak 19 orang.
Tenaga dokter gigi yang ada tahun 2009 berjumlah 18 orang meliputi 15 orang di
Puskesmas dan 3 orang di Rumah Sakit. Rasio dokter gigi terhadap jumlah penduduk
adalah 4,16 per 100.000. Bila dibandingkan dengan tahun 2008 yaitu sebesar 3,96 per
50
100.000, sedangkan target Indonesia Sehat 2010 (11 per 100.000 penduduk), maka
masih ada kekurangan tenaga dokter gigi sebanyak 30 orang.
Tenaga farmasi terdiri dari apoteker, S1 Farmasi, D-III Farmasi dan asisten
apoteker baik yang berada di Puskesmas, Rumah Sakit dan Dinas Kesehatan. Tenaga
apoteker yang ada tahun 2009 sebanyak 5 orang sehingga didapat rasio jumlah tenaga
apoteker dengan penduduk sebesar 1,16 per 100.000 penduduk. Bila dibandingkan tahun
2008 (0,47 per 100.000 penduduk) maka terjadi peningkatan. Sedangkan target IS 2010
sebesar 10 per 100.000 penduduk, sehingga masih ada kekurangan tenaga apoteker
sebanyak 38 orang.
Tenaga bidan terdiri dari D3 bidan dan bidan baik yang berada di Puskesmas,
rumah sakit dan Dinas Kesehatan. Tenaga bidan tahun 2009 berjumlah 153 orang
sehingga didapat rasio tenaga bidan dengan penduduk sebesar 35,35 per 100.000.
Mengalami sedikit peningkatan bila dibandingkan tahun 2008 (31,50 per 100.000
penduduk). Jika dibandingkan dengan target Indonesia Sehat 2010 (100 per 100.000),
maka masih ada kekurangan tenaga Bidan sebanyak 280 orang.
Tenaga perawat terdiri dari sarjana keperawatan, D-3 perawat, SPK dan sederajat
baik yang berada di Puskesmas, Rumah Sakit dan Dinas Kesehatan. Tenaga perawat
yang ada pada tahun 2009 berjumlah 232 orang, rasio dengan penduduk sebesar 53,61
per 100.000, menurun bila dibandingkan tahun 2008 (54,60 per 100.000 penduduk).
Sedangkan target yang ingin dicapai Indonesia Sehat 2010 (117,5 per 100.000), maka
masih ada kekurangan tenaga perawat sebanyak 277 orang.
Tenaga gizi terdiri dari D1 Gizi, D3 Gizi dan DIV/S1 gizi baik yang berada di
Puskesmas, rumah sakit dan Dinas Kesehatan. Tenaga Gizi yang ada pada tahun 2009
berjumlah 27 orang sehingga didapat rasio jumlah tenaga gizi per 100.000 penduduk
sebesar 6,24. Meningkat bila dibandingkan tahun 2008 (5,13 per 100.000 penduduk).
Sedangkan jumlah tenaga ahli gizi ( DIII gizi) tahun 2009 sebanyak 18 orang dengan
rasio sebesar 4,16 per 100.000 penduduk, namun target IS 2010 tentang rasio ahli gizi
terhadap penduduk sebesar 22 per 100.000 penduduk, masih ada kekurangan tenaga
Gizi sebanyak 68 orang.
51
Tenaga sanitasi terdiri dari D1 Sanitasi dan D3 Sanitasi baik yang ada di
Puskesmas, Rumah Sakit dan Dinas Kesehatan. Jumlah tenaga sanitasi tahun 2009
sebanyak 44 orang, dengan jenjang pendidikan D3 sebanyak 30 orang dan D1 sebanyak
14 orang. Rasio tenaga sanitasi dengan jumlah penduduk sebesar 10,17 per 100.000.
Mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan tahun 2008 (5,83 per 100.000
penduduk) Berdasarkan target IS 2010 sebesar 40 per 100.000 penduduk, masih ada
kekurangan tenaga ahli sanitasi sebesar 129 orang.
Tenaga teknisi medis terdiri dari analis laboratorium, tenaga elektromedik dan
penata rontgen, penata anastesi dan fisioterapis yang berada di Rumah Sakit Umum
Amlapura. Tenaga teknisi medis yang ada tahun 2009 sebanyak 28 orang dengan rasio
6,47 per 100.000 penduduk, meningkat bila dibandingkan dengan tahun 2008 ( 4,43 per
100.000 penduduk). Jumlah tenaga kesehatan dan rasio tenaga kesehatan per 100.000
penduduk menurut jenis tenaga kesehatan di Kabupaten Karangasem tahun 2009 dapat
dilihat pada tabel 2.33.
52
Tabel 2.33
Jumlah Tenaga Kesehatan dan Rasio Tenaga Kesehatan per 100.000 Penduduk
Menurut Jenis Tenaga Kesehatan di Kabupaten Karangasem Tahun 2009
Tenaga Kesebatan Jumlah Rasio
01. Dokter 105 24
Tabel 2.34
Banyaknya Persalinan Nakes Tahun 2009 Per Kecamatan
Kecamatan Sasaran Pencapaian Persentase (%)
01. Rendang 635 691 108,82
02. Sidemen 677 644 95,13
03. Manggis 890 819 92,02
04. Karangasem 1.652 1.721 104,18
05. Abang 1.276 1.174 92,01
06. Bebandem 769 758 98,57
07. Selat 736 711 96,60
08. Kubu 1.211 1.166 96,28
Jumlah 2009 7.846 7.684 97,94
2008 7.849 7.612 96,98
2007 7.817 7.239 92,61
2006 7.935 7.073 93,37
2005 7.446 6.913 92,84
53
d. Cakupan Balita Gizi Buruk
Berkaitan dengan status gizi, tahun 2010 jumlah balita yang pertumbuhannya
dibawah garis merah (BGM) mencapai 416 balita dari jumlah 32.040 balita (1,78%) dan
jumlah balita yang naik berat badannya adalah 17.296 balita dari 32.040 balita (74,15%),
sedang Balita dengan gizi buruk sebanyak 2 Balita. Cakupan Balita mendapat Vit. A 2 kali
per tahun mencapai 96,33 % (atau 27.362 dari jumlah 28.404 target balita) yang berarti
diatas target (90%). Sedangkan cakupan ibu hamil mendapat 90 tablet Fe sebesar 93,76
% (7.828 orang dari 8.349 bumil yang ada) sudah diatas target 90%. Terjadinya kasus
gizi kurang dan buruk disebabkan oleh kondisi sosial ekonomi sebagian masyarakat yang
belum membaik. Sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan makanan bergizi dan
sehat terutama bagi pertumbuhan balita dan kesehatan ibu hamil.
Tabel 2.35
Jumlah Bayi yang Diberi ASI Eksklusif Tahun 2009 per Kecamatan
Kecamatan Sasaran Pencapaian Persentase (%)
01. Rendang 644 236 36,65
02. Sidemen 590 381 64,58
54
yang mendapatkan ASI eksklusif mencapai 60,49 %, di tahun 2009 menurun drastis
hingga hanya mencapai 29,77 % saja. Gambaran jumlah bayi yang diberi ASI eksklusif
tahun 2009 per kecamatan dapat dilihat pada tabel 2.35 diatas.
Angka AFP tahun 2009 sebesar 4,29 per 100.000 penduduk umur dibawah 15
tahun, tahun 2008 AFP sebesar 3,04 per 100.000 penduduk < 15 tahun. Target AFP
nasional (Indonesia Sehat 2010) adalah 0,9 per 100.000 penduduk < 15 tahun, ini berarti
AFP rate per 100.000 penduduk < 15 tahun di Kabupaten Karangasem berada di atas
target nasional yang berarti bahwa kinerja surveilans semakin baik.
Persentase HIV/AIDS ditangani tahun 2009 sebesar 100 % (22 penderita), tahun
2008 tidak ditemukan kasus HIV/AIDS di Kabupaten Karangasem. Prevalensi HIV
(Persentase kasus terhadap penduduk beresiko) tahun 2009 sebesar 0 %. Persentase
Infeksi Menular Seksual diobati tahun 2009 sebanyak 100 % dengan jumlah penderita
111 penderita, tahun 2008 Persentase Infeksi Menular Seksual diobati sebesar 100 %
(103 penderita). Angka kesakitan DBD tahun 2009 sebesar 42,75 per 100.000 penduduk
dengan jumlah penderita sebanyak 185 penderita, meningkat bila dibandingkan tahun
2008 dimana angka kesakitan DBD sebesar 25,20 per 100.000 penduduk dengan jumlah
penderita sebanyak 108 penderita, sedangkan target nasional (Indonesia Sehat 2010)
adalah 2 per 100.000 penduduk. Ini berarti angka kesakitan DBD di Kabupaten
Karangasem masih tinggi, jauh dari target nasional.
Jumlah penderita DBD yang ditangani sesuai dengan standar sebanyak 185 orang
dari 185 penderita atau 100 %. Persentase Balita dengan diare yang ditangani pada
tahun 2009 sebesar 100 % atau sebesar 3.151 penderita. Angka kesakitan Malaria per
55
1.000 penduduk (API) tahun 2009 sebesar 0,009 dengan jumlah penderita positif
sebanyak 4 orang, menurun bila dibandingkan dengan tahun 2008 yaitu sebesar 0,01
dengan 12 penderita. Target API nasional (Indonesia sehat 2010) sebesar 5 per 1.000
penduduk, ini berarti Kabupaten Karangasem masih berada di bawah target nasional.
Persentase penderita malaria yang diobati tahun 2009 sebesar 100 % dengan jumlah
penderita sebanyak 4 orang. Persentase penderita kusta selesai berobat (RFT Rate)
tahun 2009 81,25 %, meningkat bila dibandingkan dengan tahun 2008 dimana RTF Rate
sebesar 76,19 %. Jumlah penyakit filaria yang ditangani tidak ada karena tahun 2009 di
Kabupaten Karangasem tidak ditemukan kasus filariasis. Jumlah kasus dan angka
kesakitan penyakit menular yang dapat dicegah dengan Imunisasi (PD3I) sebanyak 18
yang terdiri dari tetanus 14 kasus dan campak 4 kasus.
3. Pekerjaan Umum
Jalan merupakan urat nadi pembangunan ekonomi yang sangat penting dan
strategis untuk memperlancar arus barang dan penumpang. Dengan semakin
meningkatnya aktivitas pembangunan di Kabupaten Karangasem menuntut adanya
prasarana jalan yang memadai. Kondisi kualitas jalan terhadap panjang jalan di
Kabupaten Karangasem selama 5 tahun terakhir (2005-2009) menunjukkan
perkembangan yang fluktuatif, ratio kondisi jalan dalam keadaan baik terhadap jumlah
panjang jalan tahun 2005 sebesar 76,72%, tahun 2006 menurun menjadi 45,93%, tahun
2007 sebesar 74,88%, tahun 2008 menurun menjadi sebesar 63,32% , tahun 2009
sebesar 64,90%, perubahan kondisi kualitas jalan ini dipengaruhi oleh perubahan iklim,
khususnya pada saat musim hujan.
Sarana prasarana irigasi pengairan merupakan aspek penting dalam
pembangunan pedesaan dan ketahanan pangan daerah melalui mekanisme pengelolaan
daerah irigasi yang efektif dan efisien.
56
Tabel 2. 36
Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Pekerjaan Umum
Tahun
No Indikator
2005 2006 2007 2008 2009
4. Perumahan
5. Penataan Ruang
57
kepatuhan terhadap regulasi tata ruang dan bangunan perlu diimbangi dengan pelayanan
perijinan yang lebih baik.
Tabel 2.37
Tabel Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Perencanaan Pembangunan
Tahun
No Indikator
2005 2006 2007 2008 2009
1.
Tersedianya dokumen perencanaan
RPJPD yg telah ditetapkan dgn Draf Ada Ada Ada Ada
PERDA Ada/ tidak
2.
Tersedianya Dokumen Perencanaan :
RPJMD yg telah ditetapkan dgn Ada Ada Ada Ada Ada
PERDA/PERKADA Ada/ tidak
3.
Tersedianya Dokumen Perencanaan :
RKPD yg telah ditetapkan dgn Ada Ada Ada Ada Ada
PERKADA Ada/ tidak
7. Perhubungan
58
penumpang tahun 2005 menurun menjadi 6.449 penumpang pada tahun 2006, 6.029
pada tahun 2007, mulai meningkat pada tahun 2008 menjadi 8.801 dan tahun 2009
menjadi 9.736 penumpang. Penurunan jumlah penumpang lebih disebabkan adanya
pergeseran penggunaan moda angkutan umum ke angkutan pribadi .
Persentase jumlah angkutan darat dibanding jumlah penumpang angkutan darat
mengalami peningkatan dari tahun 2005 sebesar 34,11% menjadi 35,60% pada tahun
2009. Jumlah terminal bus tidak mengalami perubahan atau tetap sebanyak 1 buah,
tetapi pelabuhan laut jumlahnya bertambah dari tahun 2008 menjadi 3 buah. Tantangan
kedepan adalah bagaimana menyediakan pelayanan angkutan masal yang murah,
nyaman, aman dan tepat waktu agar kemacetan yang disebabkan oleh banyaknya
angkutan pribadi tidak terjadi.
Tabel 2.38
Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Perhubungan
Tahun
Indikator
No 2005 2006 2007 2008 2009
Jumlah arus penumpang
1. 9.050 6.449 6.029 8.801 9.736
angkutan umum (bh)
8. Lingkungan Hidup
59
penanganan sampah tahun 2005 sebesar 60% menjadi 85% pada tahun 2009.
Persentase pelayanan sampah tahun terakhir mencapai 74% dengan volume sampah
yang mampu ditangani setiap hari sebesar 120 M3 dari 161,39 M3 sampah. Semakin
besarnya volume sampah yang dihasilkan oleh masyarakat menuntut peran serta
masyarakat untuk dapat memusnahkan sampah dengan cara yang ramah lingkungan
demi memperpanjang usia TPA. Berikut gambaran perkembangan pelayanan bidang
lingkungan hidup sebagaimana tabel berikut :
Tabel 2.39
Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Lingkungan Hidup
Tahun
No Indikator
2005 2006 2007 2008 2009
Persentase penanganan sampah
1. 60 65 70 75 85
(%)
9. Pertanahan
60
10. Kependudukan dan Catatan Sipil
Peningkatan kinerja kependudukan dan catatan sipil di Kabupaten Karangasem
lebih dipengaruhi oleh kesadaran penduduk yang disebabkan makin mudahnya pelayanan
administrasi kependudukan dan terlaksananya kebijakan kependudukan yang serasi
antara kebijakan kependudukan nasional dengan kebijakan kependudukan di daerah.
Pada tahun 2009 persentase kepemilikan KTP mencapai 90% dari 308.421 jumlah
penduduk yang wajib KTP, kepemilikan akte kelahiran per 1000 penduduk mencapai
87%.
61
kualitas keluarga, pengenalan kesehatan reproduksi, kesetaraan gender serta pelayanan
KB kontrasepsi bagi keluarga miskin.
13. Sosial
Kebijakan pembangunan pelayanan sosial di Kabupaten Karangasem pada tahun
2009 diarahkan untuk meningkatkan akses masyarakat miskin terhadap pelayanan sosial
dasar serta menurunkan jumlah masyarakat yang mengalami masalah sosial.
Permasalahan PMKS yang terus berkembang diantaranya disebabkan oleh persoalan
tuntutan kehidupan yang semakin berat, disamping persoalan kemiskinan. Oleh karena
itu penanganan persoalan sosial terus dilakukan secara komprehensif dan terintegrasi
melalui program pemberdayaan fakir miskin dan KAT, PMKS, pelayanan dan rehabilitasi
kesejahteraan sosial, pembinaan anak terlantar, pembinaan eks penyandang penyakit
sosial dan pemberdayaan kelembagaan kesejahteraan sosial.
14. Ketenagakerjaan
Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan ketenagakerjaan selama periode
2005-2009 pada masing-masing indikator sebagaimana tabel berikut :
Tabel 2.40
Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Ketenagakerjaan
Tahun
No Indikator
2005 2006 2007 2008 2009
1.
Angka partisipasi angkatan kerja
237.621 202.837 227.881 242.347 236.309
(orang)
2.
Tingkat partisipasi angkatan kerja
60 48,86 81,13 85,81 83,12
(%)
3.
Tingkat pengangguran terbuka (%) 5,67 5,26 2,69 2,76 2,76
62
Capaian kinerja pelayanan umum bidang ketenaga kerjaan juga dapat dilihat dari tingkat
pengangguran terbuka, dimana pada lima tahun terakhir menunjukkan penurunan yang
cukup baik dari 5,67 % pada tahun 2005 menjadi 2,76 % pada tahun 2009. Kedepan,
upaya fasilitasi penciptaan lapangan kerja melalui pelatihan ketrampilan dan
kewirausahaan terus ditingkatkan.
Tabel 2. 41
Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Koperasi,
Usaha Kecil dan Menengah
Tahun
No Indikator
2005 2006 2007 2008 2009
1. 88 % 90 % 88 % 90 % 89 %
Persentase koperasi aktif
2. 0,76 % 0,6 % 0,52 % 33,3% 95,07 %
Usaha Mikro dan Kecil
Sumber : Data Olahan Dinas Koperasi & UKM Kab. Karangasem, 2010
63
usaha meningkat 14.905 juta rupiah atau 27,83 % dan Sisa Hasil Usaha (SHU) menurun
sebesar 253 juta rupiah (14,62 %).
17. Kebudayaan
Kinerja pelayanan umum bidang kebudayaan dapat dilihat dari rutinnya
penyelenggaraan Pesta Kesenian Bali (PKB) setiap tahunnya yang merupakan ajang
pesta kesenian rakyat sebagai wadah apresiasi seni dan budaya yang berakar di
masyarakat. Disamping itu sebagai upaya pemerintah Kabupaten Karangasem dalam
memberdayakan kebudayaan daerah, lembaga-lembaga tradisional dan lembaga adat,
secara rutin telah dilaksanakan kegiatan seperti pembinaan desa pakraman, pembinaan
sekaa teruna , pembinaan bahasa dan aksara Bali, penelitian sejarah dan purbakala serta
penelitian lontar dan lomba subak. Diharapkan dengan upaya pemerintah tersebut maka
kebudayaan daerah akan tetap lestari dan berakar kuat dimasyarakat dalam menghadapi
pengaruh globalisasi.
64
Tabel 2.42
Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Pemuda dan Olahraga
Tahun
No Indikator
2005 2006 2007 2008 2009
Tabel 2.43
Aspek Pelayanan Umum dalam
Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
Tahun
No Indikator
2005 2006 2007 2008 2009
1. Jumlah tenaga pengendalian
keamanan dan kenyamanan 3.399 3.399 3.399 3.399 3.399
lingkungan di desa/kelurahan
65
Dari tabel terlihat bahwa kinerja pelayanan umum bidang Kesatuan bangsa dan
politik dalam negeri tidak mengalami perkembangan. Jumlah tenaga pengendali
keamanan di desa/kelurahan tetap, jika dibandingkan dengan meningkatnya jumlah
penduduk maka rasio tenaga pengendali keamanan per satuan penduduk mengalami
penurunan dari tahun ke tahun. Jumlah pos jaga/ronda juga tidak mengalami perubahan
atau tetap. Prosentase kegiatan pengamanan pantai mencapai 100% setiap tahunnya
mengingat Kabupaten Karangasem mempunyai luas pantai sepanjang 87 Km yang
terbentang dari Kecamatan Manggis, Abang, sampai dengan Kecamatan Kubu. Jalur
pantai tersebut saangat rawan terhadap pencurian ikan, penyelundupan dan
pengeboman ikan. Untuk menjaga keamanan dan ketertiban pesisir pantai maka
diberikan pembinaan keamanan dan ketertiban.
66
22. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
23. Statistik
Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan statistik selama periode 2005-2009
pada masing-masing indikator sebagaimana tabel berikut :
Tabel 2.44
Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Statistik
Tahun
No Indikator
2005 2006 2007 2008 2009
1.
Buku ”kabupaten dalam angka”
ada ada ada ada Ada
Ada/Tidak
2.
Buku ”PDRB kabupaten”
ada ada ada ada Ada
Ada/Tidak
67
kelengkapan data dan informasi terutama untuk data-data yang bersifat khusus dan
olahan.
24. Kearsipan
Dalam upaya mewujudkan tata laksana dan penyimpanan dokumen kebijakan
administrasi penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di Kabupaten
Karangasem diarahkan pada peningkatan kapasitas sumber daya aparatur, peningkatan
kualitas pelayanan informasi serta perbaikan sistem kearsipan melalui kegiatan
bimbingan teknis kearsipan, pemantauan dan pembinaan kearsipan.
26. Perpustakaan
Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan perpustakaan selama periode 2005-
2009 pada masing-masing indikator sebagaimana tabel berikut.
68
Tabel 2.45
Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Perpustakaan
Tahun
No Indikator
2005 2006 2007 2008 2009
1. Jumlah perpustakaan 131 147 150 152 156
2. Jumlah pengunjung perpustakaan per
7.269 19.923 25.673 33.354 36.382
tahun (orang)
3. Koleksi buku yang tersedia di
2.539 12.810 7.758 10.390 7.611
perpustakaan daerah (buah)
Sumber : Data Olahan Kantor Perpustakaan & Arsip Kota Semarang, 2010
1. Pertanian
Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan pertanian selama periode 2005-
2009 pada masing-masing indikator sebagaimana tabel berikut :
Tabel 2.46
Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Pertanian
Tahun
No Indikator
2005 2006 2007 2008 2009
69
Sektor pertanian memberikan pengaruh besar terhadap perekonomian Kabupaten
Karangasem. Sektor pertanian merupakan penyumbang kontribusi terbesar terhadap
PDRB Kabupaten Karangasem selama kurun waktu 2005-2009. Namun demikian dilihat
dari perkembangannya, sektor pertanian cenderung mengalami penurunan, hal ini
disebabkan produktivitas tanaman bahan makanan yang naik turun secara alami sebagai
akibat dari alih fungsi lahan, curah hujan dan kurangnya infrastruktur pendukung.
2. Kehutanan
Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan kehutanan selama periode 2005-
2009 pada masing-masing indikator sebagaimana tabel berikut :
Tabel 2.47
Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Kehutanan
Tahun
No Indikator
2005 2006 2007 2008 2009
Rehabilitasi hutan dan lahan kritis
1. 1.960 210 2.455 280 600
(ha)
Kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB masih relatif kecil. Namun demikian
upaya untuk melakukan konservasi dan rehabilitasi hutan terus dilakukan. Pembangunan
sumber daya hutan ke depan difokuskan pada manfaat hutan dalam mempertahankan
keseimbangan siklus hidrologi. Karena itu, selain harus menerapkan konsep
pembangunan hutan yang berkelanjutan maka upaya rehabilitasi kawasan hutan dan
lahan kritis serta perlindungan dan konservasi sumber daya hutan pada DAS menjadi
prioritas. Hal ini diperlukan untuk meningkatkan daya dukung dan fungsi DAS dalam
rangka menjamin ketersediaan air.
70
Tabel 2.48
Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Energi
dan Sumber Daya Mineral
Tahun
No Indikator
2005 2006 2007 2008 2009
Kontribusi sektor pertambangan dan Galian terhadap PDRB dari tahun 2005
hingga tahun 2009 mengalami Peningkatan. Kondisi ini terjadi dikarenakan kegiatan
pertambangan khususnya bahan tambang galian C memang sedang marak-maraknya,
namun demikian perkembangan aktivitas pertambangan dan galian di Kabupaten
Karangasem tetap mengedepankan fungsi tata ruang dengan memperhatikan kelestarian
dan keseimbangan alam.
4. Pariwisata
Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan pariwisata selama periode 2005-
2009 pada masing-masing indikator sebagaimana tabel berikut :
Tabel 2.49
Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Pariwisata
Tahun
No Indikator
2005 2006 2007 2008 2009
1. Kunjungan wisata 1.141.323 1.255.005 1.457.554 1.465.105 1.633.042
2. Kontribusi sektor
pariwisata terhadap 0.18 % 0.18% 0.18 % 0.18 % 0.18 %
PDRB
71
negeri. Pemeliharaan situs-situs bersejarah dan peningkatan kualitas sarana prasarana,
obyek maupun destinasi wisata yang menarik dan terintegrasi terus dilaksanakan sebagai
upaya meningkatkan minat wisatawan untuk berkunjung ke Kabupaten Karangasem.
Tabel 2. 50
Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Kelautan dan Perikanan
Tahun
No Indikator
2005 2006 2007 2008 2009
1. 90,83 % 98,28 % 70,76 % 87,90 % 96,26%
Produksi perikanan
2. 21,99 % 21,87 % 29,25 % 33,06% 34,12%
Konsumsi ikan
3.
Cakupan bina kelompok 83,33 % 92,31 % 100 % 83,87 % 88,57 %
nelayan
6. Perdagangan
Meningkatnya eksport perdagangan tidak lepas dari kinerja pelayanan urusan
perdagangan. Hasil tersebut tampak dari besarnya kontribusi sektor perdagangan
terhadap PDRB dimana sektor perdagangan memberikan kontribusi terbesar ketiga
terhadap PDRB Kabupaten Karangasem. Perkembangan sektor perdagangan mengalami
sedikit penurunan dari tahun 2005 – 2009, namun demikian selama kurun waktu tersebut
beberapa produk daerah seperti kerajinan ate, tenun dan pandan sudah bisa menembus
72
pasar ekspor. Hal ini tidak terlepas dari pelayanan dukungan promosi maupun
peningkatan kualitas produk unggulan yang terus dilakukan pemerintah Kabupaten
Karangasem seiring dengan persaingan global yang makin tajam.
7. Perindustrian
Sektor industri merupakan sektor yang memberikan kontribusi cukup terhadap
PDRB. Oleh karena itu layanan pengembangan industri harus tetap dilaksanakan dengan
tetap mengedepankan tumbuhnya iklim investasi yang kondusif dengan memperbesar
cakupan industri kecil menengah serta ramah lingkungan. Kontribusi sektor industri
terhadap PDRB Kabupaten Karangasem selama lima tahun terakhir mengalami sedikit
penurunan yaitu berdasarkan harga konstan dari 7,14 % pada tahun 2005 menjadi 6,79
% pada tahun 2009, berdasarkan harga berlaku 7,23 % pada tahun 2005 menjadi 6,90
pada tahun 2009. Kondisi ini disebabkan karena kegiatan sektor industri di Kabupaten
Karangasem masih berkisar pada industri kecil dan menengah.
8. Transmigrasi
Sejalan dengan berkembangnya semangat otonomi daerah, minat masyarakat
untuk mengikuti transmigrasi relatif kecil tetapi pemerintah tetap melakukan dorongan
dan motivasi kepada masyarakat.
Daya saing merupakan kemampuan daerah untuk menghasilkan barang dan jasa
untuk keperluan peningkatan kualitas hidup masyarakat. Aspek daya saing dapat dilihat
dari kemampuan ekonomi daerah, fasilitasi wilayah/infrastruktur, fasilitas iklim
berinvestasi dan sumber daya manusia.
73
masyarakat. Kemampuan ekonomi daerah juga dapat dilihat dari produktivitas masing-
masing sektor PDRB seperti disajikan pada tabel 2.51.
Tabel 2.51
Distribusi Persentase PDRB kabupaten Karangasem Atas Dasar Harga Berlaku
menurut Lapangan Usaha tahun 2005 - 2009
Tahun
Uraian
2005 2006 2007 2008 2009
Produktivitas Daerah Tiap Sektor
4 Listrik, Gas dan Air Bersih 0,73 0,89 0,99 1,09 1,13
Dari tabel diatas kontribusi sektor usaha terbesar terhadap PDRB Kabupaten
Karangasem Tahun 2005-2009 adalah sektor pertanian. Pada tahun 2005 kontribusi
sektor pertanian mencapai 32,47% dan mengalami penurunan menjadi 28,96% pada
tahun 2009. Kecenderungan penurunan ini disebabkan oleh produktivitas tanaman bahan
makanan yang naik turun secara alami, alih fungsi lahan, curah hujan dan kurangnya
infrastruktur pendukung.
Sektor jasa memberikan kontribusi terbesar kedua terhadap PDRB yaitu 22,64%
pada tahun 2009 mengalami sedikit penurunan dari 23,68% pada tahun 2005. Kondisi ini
disebabkan oleh perkembangan produktivitas beberapa sub sektor jasa swasta seperti
jasa hiburan dan sosial kemasyarakatan yang mengalami penurunan. Walaupun secara
total trend sektor jasa mengalami penurunan tetapi pada sub sektor pariwisata
mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya jumlah permintaan penyediaan
74
makanan dan minuman pada restoran dan rumah makan sebagai implikasi dari semakin
meningkatnya jumlah tamu yang berkunjung ke obyek wisata.
Peringkat ketiga yang memberikan kontribusi besar terhadap PDRB adalah dari
sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran yang memberikan kontribusi 17,42% pada
tahun 2009, disusul oleh sektor pengangkutan dan komunikasi, industri pengolahan,
keuangan, persewaan & jasa perusahaan, bangunan, pertambangan dan galian serta
listrik, gas dan air bersih.
a. Aksesbilitas Daerah
75
Tabel 2.52
Panjang Jalan Negara, Provinsi dan Kabupaten Menurut Kondisi Jalan
di Kabupaten Karangasem Tahun 2010
Insfrastruktur yang lain adalah jembatan yang jumlahnya 68 buah (16 jembatan
provinsi dan 52 buah jembatan kabupaten) dan pelabuhan laut Padangbai. Pelabuhan ini
merupakan pelabuhan penyeberangan yang menghubungkan pulau Bali dengan pulau
Lombok dan Nusa Ppenida.
Ruas Arteri
a) Ruas arteri primer : bagian dari jalan Gilimanuk-Padangbai (ruas Klungkung-
Antiga, Antiga-Padangbai) Antiga-Amlapura, dan Amlapura-Kubutambahan.
76
b) Ruas arteri sekunder : jalan lingkar dalam kota (Inner Ring Road) : Pertima-
Bungaya- Padangkerta-Tumbu-Ujung-Pertima, jalan lingkar luar kota (Outer Ring
Road) : Bugbug- Bungaya-Ababi-Pidpid-Culik-Tulamben.
Ruas Kolektor
a) Kolektor primer : Amlapura-Selat-Rendang-Semarapura.
b) Kolektor sekunder : Muncan-Sangkan Gunung-Sidemen, Pesangkan-pertigaan
Padangbai, pertigaan Manggis-Putung-Pesangkan, Bebandem-Budakeling-Ababi,
Amlapura- Seraya-Culik.
Jalan Lokal
Lokal primer seluruh jalan yang menghubungkan pusat desa dengan pusat Kota
Amlapura dan pusat desa dengan pusat kecamatan.
Angkutan Darat
77
Tabel 2.53
Jenis dan Banyaknya Angkutan Darat Bermotor dan Tidak Bermotor
di Kabupaten Karangasem Tahun 2005-2009
Angkutan Laut
Untuk sarana angkutan laut di Kabupaten Karangasem terdapat pelabuhan laut
Padangbai. Pelabuhan Padangbai merupakan pelabuhan penyeberangan yang
menghubungkan pulau Bali dengan pulau Lombok dan Nusa Penida. Sarana angkutan
menurut jenisnya disajikan pada tabel 2.54.
78
Tabel 2.54
Banyaknya Sarana Angkutan Menurut Jenisnya Yang Ada
di Kabupaten Karangasem Tahun 2009
Kabupaten Karangasem sebagai pintu gerbang Bali bagian timur memiliki satu
buah pelabuhan penyeberangan yaitu pelabuhan penyeberangan Padangbai ke Lembar
terletak di Kecamatan Manggis, dan merupakan pelabuhan penyeberangan lintas
nasional.
Selain itu, dalam upaya untuk menggairahkan bidang kepariwisataan saat ini
sedang dibangun pelabuhan kapal cruise di Tanah Ampo, Kecamatan Manggis. Pelabuhan
ini dikhususkan untuk melayani kapal pesiar (cruise) yang sebelumnya berlabuh secara
alami di tengah laut sekitar Tanah Ampo dan selanjutnya menggunakan skoci menuju
pelabuhan Padangbai.
79
transportasi angkutan udara dengan rata-rata penurunan 17,55 % per tahun. Sedangkan
untuk moda yang lain mengalami perkembangan naik turun sampai dengan 2009.
Transportasi Laut
Sampai dengan tahun 2010, pelabuhan cruise masih dalam tahap pembangunan
bangunan gedung utama pelabuhan dan dermaga, yang nantinya kapal pesiar yang
datang dapat langsung sandar di dermaga dan penumpang dijemput dengan kendaraan
roda 4 menuju terminal penumpang di pelabuhan. Sedangkan untuk prasarana
pendukung berupa jalan sedang dalam tahap konstruksi yang nantinya merupakan jalan
lingkar dengan sistem satu jalur.
b. Penataan Wilayah
80
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan dan sesuai amanat Undang-undang 26
Tahun 2007 bahwa RDTR Kawasan dilengkapi dengan Zonasi (Zoning Regulation)
sehingga dapat diketahui secara jelas dan mendetail tentang peruntukan ruang yang
ada. Untuk Provinsi Bali telah disusun Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 16 Tahun
2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bali Tahun 2009-2029 dan
selanjutnya perlu ditindak lanjuti penyusunan Peraturan Daerah Kabupaten Karangasem
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karangasem yang sampai saat ini
masih dalam proses. Dengan adanya produk penataan ruang berupa zoning regulation
yang bersifat oprasional selanjutnya dapat dipakai sebagai pedoman pengeluaran
perijinan dalam perencanaan dan pengendalian pemanfaatan lahan di Kabupaten
Karangasem.
81
Tabel 2.55
Produk Dokumen Tata Ruang Kabupaten Karangasem
Sampai Tahun 2010
*03 Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Disusun pada TA. 2002 Secara keseluruhan Luasan Status hukum: Perda Nomor
Kawasan Pariwisata Candidasa dengan tahun akhir Perencanaan Rencana Detail Tata 8 Tahun 2003, tentang
rencana th. 2012 Ruang ( RDTR ) Kawasan Rencana Detail Tata Ruang
Pariwisata Candidasa 2.400 (RDTR) Kawasan Pariwisata
Ha,sekala peta 1:5000 Candidasa (Lembaran
Daerah Kabupaten
Karangasem Tahun 2003
Nomor 34 Seri E Nomor 20),
disyahkan pada tanggal 17
September 2003 dan
diundangkan pada tanggal 17
Oktober 2003
04 Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) disusun pada Tahun Secara keseluruhan Luasan Status hukum: Perda Nomor
Kawasan Pariwisata Ujung Anggaran 2002 dengan Perencanaan Rencana Detail Tata 7 Tahun 2003, tentang
tahun akhir rencana Ruang (RDTR) Kawasan Pariwisata Rencana Detail Tata Ruang
Tahun 2012 Ujung yaitu 2.250 Ha (RDTR) Kawasan Pariwisata
Ujung (Lembaran Daerah
Kabupaten Karangasem
Tahun 2003 Nomor 33 Seri E
Nomor 19), disahkan pada
tanggal 17 September 2003
dan diundangkan pada
tanggal 17 Oktober 2003.
05 Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) disusun pada Tahun Secara keseluruhan Luasan Status Hukum: Baru berupa
Kawasan Pariwisata Tulamben 1994/1995 disusun Perencanaan Rencana Detail Tata Rancangan Peraturan
review Penyusunan Ruang (RDTR) Kawasan Pariwisata Daerah (Ranperda) RDTR
Rencana Detai Tata Tulamben 2.200 Ha Kawasan Pariwisata
Ruang (RDTR) Kawasan Tulamben Tahun Anggaran
Pariwisata Tulamben 2005.
Tahun Anggaran 2004
06 Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) - Penyusunan awal Secara keseluruhan luas - Dokumen Teknis RDTR
Kecamatan Sidemen RUTR Kecamatan perencanaan Rencana Detail Tata Kec. Sidemen 2009 –
Sidemen pada Tahun Ruang (RDTR) Kecamatan Sidemen 2029
Anggaran 2004. 3.515 ha dengan skala peta - Ranperda RDTR
- Tahun 2009 1:5000 Sidemen
penyempurnaan
Rencana Detail Tata
Ruang (RDTR)
Kecamatan Sidemen
berlaku sampai tahun
82
No Dokumen Tata Ruang Tahun Substansi Status Hukum
2019
Air bersih yang dikelola PDAM Kabupaten Karangasem berasal dari 33 sumber air
yang terdapat di Kabupaten Karangasem. Selama periode tahun 2005-2009 jumlah
pelanggan bertambah dari 16.185 pelanggan menjadi 19.956 pelanggan. Hampir 90
persen dari total pelanggan merupakan pelanggan rumah tempat tinggal. Banyaknya
pelanggan pemakai dan nilai pemakaian air minum menurut kecamatan tahun 2009
dapat dilihat pada tabel 2.56.
Tabel 2.56
Banyaknya Pelanggan Pemakai dan Nilai Pemakaian Air Minum
Menurut Kecamatan Tahun 2009
Selain itu, jumlah desa yang sudah dapat dilayani oleh jaringan air bersih PDAM
adalah sebanyak 59 desa, sedangkan sisanya yang berjumlah 19 desa belum tersentuh
83
pelayanan air bersih PDAM, akan tetapi ada berupa sarana pelayanan air berupa cubang
yang hampir berjumlah 9000 buah yang dapat melayani keperluan air penduduk. Jumlah
desa yang sudah dilayani dan belum dilayani oleh jaringan PDAM tahun 2009 dapat
dilihat pada tabel 2.57.
Tabel 2.57
Jumlah Desa Yang Sudah Dilayani dan Belum Dilayani
Oleh Jaringan PDAM Tahun 2009
Kecamatan Jumlah Desa Yang Sudah Jumlah Desa Yang Belum Keterangan
Dilayani Dilayani
01. Rendang 6 -
02. Sidemen 4 6
03. Manggis 12 -
04. Karangasem 11 -
05. Abang 10 4
06. Bebandem 5 3
07. Selat 5 3
08. Kubu 6 3
Jumlah 59 19
84
penggunaan mobile phone amat pesat yang ditunjukkan dengan makin banyaknya
penyelenggara/operator seluler yang beroperasi di wilayah Karangasem, baik yang
menggunakan sistem GSM maupun CDMA. Sarana fisik yang menonjol dari mobile phone
ini adalah digunakannya tower/menara untuk memancarkan sinyal agar pelayanan mobile
phone ini dapat melingkupi seluruh wilayah Kabupaten Karangasem.
Tabel 2.58
Banyaknya Pelanggan Telpon Menurut Jenis Pemakai Dirinci
Per Kecamatan Tahun 2009
Jenis Pemakai
Kecamatan Perusahaan RT/Kantor Umum Umum Jumlah
Koin Kartu
01. Rendang 0 0 0 0 0
02. Sidemen 0 0 0 0 0
03. Manggis 351 801 0 0 1.152
04. Karangasem 563 1.801 11 2 2.377
05. Abang 185 0 0 0 185
06. Bebandem 109 113 1 0 223
07. Selat 0 0 0 0 0
85
08. Kubu 105 0 0 0 105
Karangasem 2009 1.313 2.715 12 0 4.042
2008 1.309 2.784 14 2 4.104
2007 1.140 2.523 16 0 3.679
2006 1.624 2.644 19 0 4.287
2005 1.572 1.996 22 0 3.596
Pelayanan listrik dikelola oleh PT. PLN (Persero) Wilayah IX dengan jumlah
pelanggan yang terus mengalami peningkatan. Sampai dengan tahun 2008 jumlah
pelanggan mencapai 55.574 pelanggan. Kemungkinan peningkatan permintaan akan
sambungan listrik sangat tinggi sedangkan kemampuan akan ketersediaan daya masih
belum memungkinkan. Untuk mencukupi kebutuhan listrik, kiranya perlu dipikirkan
alternatif sumber energi listrik baik berupa pembangunan pembangkit ataupun dengan
sumber energi alternatif lainnya seperti pemanfaatan energi tenaga surya. Pemanfaatan
listrik tenaga surya di Kabupaten Karangasem telah diterapkan terutama untuk wilayah-
wilayah yang sulit untuk pengembangan jaringan listrik yang diberikan kepada KK miskin
di pedesaan. Jumlah PLTS tahun 2007 sebanyak 105 unit terpusat di Dusun Cegi dan
Pengalusan Desa Ban Kecamatan Kubu, tahun 2008 sebanyak 100 unit tersebar di 8
Kecamatan Kabupaten Karangasem. Panel surya ini merupakan bantuan dari pemerintah
Pusat.
86
e. Ketersediaan Fasilitas Pariwisata
Tabel 2.59
Banyaknya Sarana Akomodasi, Kapasitas Kamar, Tempat Tidur
Tahun 2005-2009
Usaha jasa dan sarana Tahun
pariwisata
2005 2006 2007 2008 2009
Dalam buku Karangasem Dalam Angka 2009, tercatat jumlah rata-rata kredit
yang disalurkan selama periode 2009 yang disalurkan BPD Cabang Karangasem sekitar
419,663 milyar rupiah. Sedangkan jumlah rata-rata kredit yang disalurkan oleh BRI
Cabang Karangasem beserta unit-unitnya selama periode tahun 2009 adalah sekitar
247,480 milyar rupiah.
Lembaga Keuangan Bank lain adalah Lembaga Perkreditan Desa (LPD). Selama
periode tahun 2009 jumlah LPD bertambah dari 156 LPD menjadi 185 buah LPD, dengan
Desa Adat sebanyak 190 buah, ini berarti masih ada beberapa desa adat yang belum
memiliki LPD. Lembaga Keuangan Non Bank yang tercatat dalam buku Karangasem
Dalam Angka adalah Perum Penggadaian. Selama periode tahun 2009 tercatat terdapat
pinjaman sebesar Rp. 64.749.698,50.
87
Tingkat suku bunga, kebijakan perpajakan, regulasi perbankan, kemudahan
proses perizinan dan ketersediaan sumber daya manusia yang berkualitas merupakan
faktor-faktor yang mempengaruhi daya tarik investor untuk menanamkan modalnya
selain faktor keamanan dan ketertiban wilayah.
a. Kemudahan Perizinan
Faktor pendukung yang sangat erat kaitannya dalam melakukan investasi adalah
prosedur dan tata cara perolehan ijin atau pengurusan ijin untuk berinvestasi. Proses
perijinan dalam berinvestasi di Kabupaten Karangasem dilaksanakan dengan pelayanan
perijinan satu atap/pelayanan perijinan satu pintu (One Stop Service), melalui kantor
Pelayanan Perijinan Terpadu (KPPT). Kepastian prosedur, waktu dan keamanan perijinan
merupakan kinerja utama pelayanan investasi. Dengan kemudahan perijinan berinvestasi
diharapkan dapat menarik semakin banyak investor baik dalam negeri maupun luar
negeri untuk menanamkan modalnya di Kabupaten Karangasem.
Penerimaan pajak daerah merupakan salah satu sumber pendapatan asli daerah.
Selama kurun waktu 2005 – 2009 perkembangan penerimaan pajak daerah di Kabupaten
Karangasem mengalami pertumbuhan yang meningkat rata-rata 16,39 % per tahun. Dari
tabel 2. 60 terlihat bahwa penerimaan pajak daerah pada tahun 2005 sebesar
33.408.462.539,51 meningkat menjadi 60.693.300.906,70 pada tahun 2009.
Tabel 2.60
Tahun
Uraian
2005 2006 2007 2008 2009
88
2.4.4 Fokus Sumber Daya Manusia
Jumlah penduduk suatu daerah bisa jadi merupakan aset manakala kualitas
tenaga kerja yang tersedia sama dengan lapangan kerja yang tersedia. Bila dilihat
persentase penduduk Kabupaten Karangasem menurut golongan umur tahun 2005 dan
2009 terlihat bahwa jumlah penduduk usia produktif cukup tinggi. Angka ketergantungan
(dependency ratio) penduduk Karangasem pada tahun 2009 adalah 59 yang artinya
bahwa 100 orang penduduk umur produktif (15-64 tahun) menanggung 59 orang
penduduk usia tidak produktif (umur 0-14 dan diatas 64 tahun). Gambaran
perkembangan komposisi penduduk dan angka ketergantungan dari tahun 2005-2009
dapat dilihat pada tabel 2.61.
Tabel 2.61.
Komposisi Penduduk dan Angka Ketergantungan Kabupaten Karangasem
Tahun 2005-2009
Jumlah Jumlah Angka
Tahun Penduduk Usia Produktif Penduduk Usia Tidak Produktif Ketergantungan
(15-64 tahun) (0-14 dan diatas 64 tahun)
89
90
BAB lll
GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
90
disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD, ditetapkan dengan peraturan
daerah, yang strukturnya merupakan satu kesatuan terdiri atas: a) pendapatan daerah;
b) belanja daerah; dan c) pembiayaan daerah.
a. Pendapatan Daerah
2) Dana perimbangan yang meliputi dana bagi hasil pajak/bagi hasil bukan pajak,
dana alokasi umum, dan dana alokasi khusus;
3) Lain-lain pendapatan daerah yang sah meliputi hibah, dana darurat, dana bagi
hasil pajak dari provinsi dan pemerintah daerah lainnya, dana penyesuaian dan
otonomi khusus, dan dana bantuan keuangan dari provinsi atau pemerintah
daerah lainnya.
91
b. Belanja Daerah
Belanja daerah adalah semua pengeluaran dari rekening kas umum daerah
yang mengurangi ekuitas dana, merupakan kewajiban daerah dalam satu tahun
anggaran, dan tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh daerah. Belanja
daerah sebagaimana dimaksud, dirinci menurut urusan pemerintahan daerah,
organisasi, program, kegiatan, kelompok, jenis, obyek dan rincian obyek belanja, dan
dipergunakan dalam rangka mendanai pelaksanaan urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangannya, yang terdiri atas urusan wajib, urusan pilihan, dan urusan
yang penanganannya dalam bagian atau bidang tertentu yang dapat dilaksanakan
bersama antara pemerintah dan pemerintah daerah atau antar pemerintah daerah
yang ditetapkan dengan ketentuan perundang-undangan.
92
Belanja menurut kelompok belanja terdiri dari :
c. Pembiayaan Daerah
93
belanja peningkatan jaminan sosial, yang diwujudkan dalam bentuk program dan
kegiatan pelayanan dasar masyarakat yang dianggarkan pada SKPD yang secara
fungsional terkait dengan tugasnya melaksanakan program dan kegiatan tersebut.
Tabel 3.1
94
1.1 Pendapatan Asli Daerah T (Rp) 22.477.659.016,13 26.032.214.613,07
95
2.4 Belanja Tidak Tersangka T (Rp) 3.000.000.000,00 2.000.000.000,00
Keterangan :
T (Rp) : Target dalam satuan rupiah
R (Rp) : Realisasi dalam satuan rupiah
T (%) : Capaian Target Anggaran dalam satuan persen
Pertumbuhan (%) : Tingkat pertumbuhan dalam satuan persen
P (%) : Proporsi realisasi terhadap realisasi APBD dalam satuan persen
96
2007, dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 26 Tahun 2006 tentang Pedoman
Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2007, Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 30 Tahun 2007 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2008, serta Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 32 Tahun 2008 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Tahun Anggaran 2009 dengan struktur dan besaran anggarannya seperti
tabel di bawah ini :
Tabel 3.2
97
2 Belanja Daerah T (Rp) 501.712.660.675,35 668.742.628.966,75
98
Pembiayaan Netto T (Rp) 52.433.206.786,34 94.039.705.084,50
Tabel 3.3
99
T (Rp) 437.203.763.185,00 456.202.906.676,00
1.2 Dana Perimbangan
R (Rp) 438.520.577.657,00 457.801.431.305,00
R (%) 100,30 100,35
Pertum (%) 2,80 4,35
P (%) 66,61 69,58
100
R (%) 100,00 100,06
Pertum (%) 2,95 (36,94)
P (%) 15,80 9,98
T (Rp) - -
3.3
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran R (Rp) 65.599.673.584,82 99.038.245.616,51
Tahun Berkenaan (SILPA) R (%) 100,00 100,00
Pertum (%) - 100,00
P (%) 9,96 15,05
Keterangan :
T (Rp) : Target dalam satuan rupiah
R (Rp) : Realisasi dalam satuan rupiah
T (%) : Capaian Target Anggaran dalam satuan persen
Pertum (%) : Tingkat pertumbuhan dalam satuan persen
P (%) : Proporsi realisasi terhadap realisasi APBD dalam satuan persen
101
Belanja daerah disusun berdasarkan pendekatan prestasi kerja yang
berorientasi pada pencapaian hasil dari input yang direncanakan. Penyusunan belanja
daerah diprioritaskan untuk menunjang efektivitas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam rangka melaksanakan urusan pemerintah
yang menjadi tanggung jawabnya. Dalam kurun waktu lima tahun terakhir belanja
daerah mengalami peningkatan yang cukup signifikan yaitu rata-rata 26,20 % per tahun.
3.2.3 Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), Dana
Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan
102
Dana Alokasi Khusus (DAK)
Tabel 3.4
Target dan Realisasi DAK Tahun 2006
TARGET DAN REALISASI ANGGARAN
NO URAIAN
DAK MURNI PENDAMPING JUMLAH
103
Tabel 3.5
Target dan Realisasi DAK Tahun 2007
104
Tabel 3.6
Target dan Realisasi DAK Tahun 2008
105
Tabel 3.7
Target dan Realisasi DAK Tahun 2009
Keterangan :
T = Target
R = Realisasi
.............................K 2010..............................???????
106
infrastruktur, bidang kesehatan, bidang pertanian dalam arti luas, bidang lingkungan
hidup, bidang keluarga berencana dan bidang sarana dan prasarana pedesaan.
Pelaksanaan kegiatan dan penggunaan DAK secara umum berjalan dengan baik. Dari
Alokasi anggaran yang diberikan realisasinya rata-rata mencapai 95,5 % dengan
pencapaian prosentase fisik program rata-rata mencapai 100 %.
Tabel 3.8
Alokasi Dana Tugas Pembantuan per SKPD Tahun 2007
107
Tabel 3.9
Alokasi Dana Tugas Pembantuan per SKPD Tahun 2008
Tabel 3.10
Alokasi Dana Tugas Pembantuan per SKPD Tahun 2009
Tabel 3.11
Alokasi Dana Tugas Pembantuan per SKPD Tahun 2010
108
3.3 Neraca Daerah
a. Rasio Likuiditas
Ratio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan pemerintah daerah dalam
memenuhi kewajiban jangka pendek. Rasio likuiditas yang jelek dalam jangka panjang
juga akan mempengaruhi solvabilitas. Data Rasio Likuiditas selama 3 (Tiga) tahun
terakhir tahun 2007 - 2009 sebagaimana tabel 3.12.
Tabel 3.12
Rasio Likuiditas Kabupaten Karangasem Tahun 2007 – 2009
Sumber : data diolah dari Neraca Daerah Kabupaten Karangasem Tahun 2005-2010
109
b. Rasio Solvabilitas
Tabel 3.13
Rasio Solvabilitas Kabupaten Karangasem Tahun 2007 - 2009
Rasio
kewajiban Kewajiban 5.704.125.383,08 2.418.021.153,90 10.525.136.962,40
terhadap Ekuitas
1.062.597.473.361,79 1.098.054.642.942,62 1.058.573.037.407,03
ekuitas
0,005 0,002 0,010
Sumber : data diolah dari Neraca Daerah Kabupaten Karangasem Tahun 2005-2010
Dengan memperhatikan ketentuan dari uraian tersebut diatas serta target dan
realisasi keuangan tahunan pemerintahan daerah selama 6 (enam) tahun terakhir, yaitu
dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2010, maka rencana keuangan tahunan
pemerintahan daerah Kabupaten Karangasem untuk 5 (lima) tahun ke depan, yaitu dari
tahun 2011 sampai dengan 2015, adalah seperti tersaji pada tabel 3.12.
110
Tabel 3.14
Rencana Keuangan Tahunan Pemerintah Kabupaten Karangasem
Periode 2011-2015
Lain-lain pendapatan
1.3
daerah yang sah
138,234,861,684.83 158,970,090,938 182,815,604,578 210,237,945,265 241,773,637,055
Belanja tidak
2.1
langsung
515,968,189,829.99 557,245,645,016.39 601,825,296,617.70 649,971,320,347.12 701,969,025,974.89
3 Pembiayaan Daerah
Penerimaan
3.1
Pembiayaan Daerah
61,672,042,248.80 67,839,246,473.68 74,623,171,121.05 82,085,488,233.15 90,294,037,056.47
Pengeluaran
3.2
Pembiayaan
6,193,187,062.64 13,979,291,096.68 23,743,125,664.72 35,860,903,603.41 50,772,315,791.72
111
Pembiayaan Netto 55,478,855,186.16 53,859,955,377.00 50,880,045,456.33 46,224,584,629.74 39,521,721,264.75
112
BAB lV
ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah nilai tambah yang dihasilkan
oleh seluruh sektor ekonomi yang meliputi antara lain : (1) sektor pertanian, peternakan,
kehutanan, dan perikanan; (2) pertambangan dan penggalian; (3) industri pengolahan;
(4) listrik, gas, dan air bersih; (5) bangunan/konstruksi; (6) perdagangan, hotel, dan
restoran; (7) pengangkutan dan komunikasi; (8) keuangan, persewaan, dan jasa
perusahaan; (9) jasa-jasa, baik menurut harga berlaku maupun harga konstan. PDRB
juga mencerminkan tingkat produktivitas dari suatu sektor. Semakin tinggi produktivitas
maka nilai tambah yang dihasilkan juga semakin tinggi. Untuk mencapai tingkat
produktivitas yang tinggi perlu didukung oleh sumber daya yang tersedia seperti
investasi, sumber daya manusia, sumber daya alam, dan teknologi.
113
b. Pertumbuhan Ekonomi
Semakin tinggi tingkat pertumbuhan yang dicapai maka akan memberi dampak
positif pada pembukaan lapangan kerja baru, pendapatan masyarakat, dan tingkat
kesejahteraan masyarakat dengan asumsi pertumbuhan yang dicapai berkualitas artinya
bermanfaat bagi masyarakat dan diikuti oleh pemerataan pendapatan. Pertumbuhan
disebabkan karena meningkatnya nilai tumbuh yang dihasilkan oleh sektor-sektor
ekonomi dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Agar pertumbuhan ekonomi dapat
meningkat maka harus ada peningkatan dasar PDRB dan untuk meningkatkan PDRB
perlu mengoptimalkan seluruh potensi yang dimiliki.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita merupakan suatu ukuran
yang dapat dijadikan cerminan kasar tentang tingkat kesejahteraan penduduk di suatu
wilayah. Semakin meningkat nilai PDRB per kapita berarti semakin tinggi kesejahteraan
masyarakat. Agar PDRB semakin meningkat maka pertumbuhan juga harus meningkat
yang dibarengi dengan pengendalian tingkat pertumbuhan penduduk karena sekalipun
pertumbuhan tinggi apabila jumlah penduduk juga tinggi maka bisa saja PDRB per kapita
akan menjadi rendah. Disamping itu, yang lebih penting dalam perhitungan PDRB per
kapita adalah dari aspek pemerataan pendapatan antara masyarakat yang berpengasilan
rendah, menengah, dan tinggi. PDRB per kapita yang tinggi juga tidak berdampak positif
apa bila hanya dinikmati oleh sekelompok masyarakat berpengasilan menengah keatas.
114
Untuk itu, perlu dilakukan upaya-upaya agar distribusi pendapatan antar
kelompok masyarakat menjadi semakin merata untuk tidak terjadi ketimpangan
pendapatan. Selama periode 2011 sampai dengan 2015 PDRB per kapita direncanakan
sebesar 11,97 juta rupiah pada tahun pertama yaitu tahun 2011 dan diperkirakan
meningkat menjadi 19,19 juta rupiah pada akhir periode yaitu 2015. Secara rata-rata
perkembangan PDRB per kapita di wilayah Kabupaten Karangasem selama periode 2010-
2015 direncanakan mampu mencapai 15,40 juta rupiah.
d. Inflasi
e. Struktur Ekonomi
115
Salah satu indikator yang sering dipakai untuk mengamati struktur
perekonomian suatu daerah adalah distribusi persentase nilai tambah bruto sektoral yang
juga dapat digunakan untuk mengamati potensi wilayah. Nilai PDRB Kabupaten
Karangasem dan kontribusi sektor atas dasar harga berlaku tahun 2005 dan 2009 dapat
dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1
Nilai PDRB Kabupaten Karangasem dan Kontribusi Sektor
Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2005 dan 2009
2005 2009
Sektor Nilai Kontribusi Nilai Kontribusi
(Juta Rp) (%) (Juta Rp) (%)
Sementara itu, sektor primer terus mengalami penurunan dari 34,56 % di tahun
2005 menjadi 31,60 % pada tahun 2009. Hal ini sesuai dengan pola umum
pembangunan yang menyatakan bahwa dengan meningkatnya pendapatan per kapita di
116
suatu wilayah umumnya dibarengi dengan penurunan kontribusi sektor primer di wilayah
tersebut atau ekonomi akan selalu bergeser ke arah sektor sekunder dan tersier.
Distribusi persentase PDRB Kabupaten Karangasem atas dasar harga berlaku menurut
lapangan usaha tahun 2004-2008 disajikan pada tabel 4.2.
Tabel 4.2
Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Karangasem atas Dasar Harga Berlaku
Menurut Lapangan Usaha Tahun 2004-2008
Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Karangasem Rata-
No. Lapangan Usaha
2005 2006 2007 2008 2009 rata
2. Pertambangan dan
Penggalian 2,09 2,27 2,38 2,46 2,64 2,37
2. Listrik, Gas dan Air Bersih 0,73 0,89 0,99 1,09 1,13 0,97
2. Pengangkutan dan
Komunikasi 8,11 8,16 8,18 8,78 9,20 8,49
3. Keuangan, persewahan
dan Jasa perusahaan 4,56 5,15 5,78 6,46 6,46 5,68
f. Pengangguran
117
4.2 Sosial Dasar dan Sosial Budaya
4.2.1 Kependudukan
118
mengalami perubahan yang signifikan. Kondisi ini akan berpengaruh pada layanan
kesehatan serta layanan lain bagi penduduk usia lanjut sedangkan kualitas penduduk
tercermin dari indeks pembangunan manusia (IPM) yang amat ditentukan oleh dua faktor
yaitu tingkat pendidikan dan kesehatan. Kecenderungan pemakaian metode kontrasepsi
di Kabupaten Karangasem tahun 2005-2009 disajikan pada tabel 4.3.
Tabel 4.3
Kecendrungan Pemakaian Metode Kontrasepsi di
Kabupaten Karangasem Tahun 2005-2009
Tahun IUD/AKDR (%) Suntikan KB (%)
2005 45,67 25,42
2006 41,57 26,12
2007 39,79 27,65
2008 35,69 29,25
2009 39,30 30,10
4.2.2 Kemiskinan
Mencermati data penduduk miskin di Kabupaten Karangasem (tabel 2.6),
terlihat dengan jelas bahwa rumah tangga miskin kebanyakan dijumpai pada daerah-
daerah perkotaan serta daerah-daerah yang sumber airnya sangat terbatas, baik air
minum maupun air untuk bercocok tanam yaitu daerah-daerah di Kecamatan
Karangasem, Abang, Kubu, dan Kecamatan Bebandem.
119
Untuk mengefektifkan upaya penanggulangan kemiskinan, pemerintah
menetapkan Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2005 tentang Tim Koordinasi
Penanggulangan Kemiskinan (TKPK), yang selanjutnya Pemerintah Provinsi Bali
membentuk Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) Provinsi Bali
berdasarkan Keputusan Gubernur Nomor 240/04-H/HK/2008, tanggal 14 April 2008. Dan
ditingkat Kabupaten, dibentuk Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah
(TKPKD) Kabupaten Karangasem berdasarkan Keputusan Bupati Karangasem Nomor
66/HK/2011 tanggal 8 Pebruari 2011. Tugas Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan
Daerah (TKPKD) Kabupaten Karangasem adalah mengkoordinasikan berbagai aspek
meliputi (1) aspek pendataan, (2) aspek program, (3) aspek pendanaan dan (4) aspek
kelembagaan. Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dalam upaya
penanggulangan kemiskinan antara lain: kurang validnya data rumah tangga miskin
sebagai sasaran program dan belum sinkronnya berbagai program penanggulangan
kemiskinan lintas sektor.
4.2.3 Ketenagakerjaan
Kualitas tenaga kerja relatif tinggi, serta sangat diminati oleh pasar kerja baik
dalam maupun luar negeri dan didukung dengan adanya dana penguatan modal bagi
tenaga kerja yang melakukan magang dan kerja di luar negeri dan adanya kebijakan
yang mewajibkan pemerintah daerah untuk menyusun Perencanaan Tenaga Kerja
Daerah (PTKD) sesuai amanat Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan. Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dalam pembangunan
bidang ketenagakerjaan, antara lain: masih banyaknya jumlah pengangguran, masih
rendahnya minat masyarakat untuk bekerja di sektor informal.
Pasar kerja bagi tenaga kerja Karangasem cukup terbuka di luar negeri serta
kepercayaan pihak luar dalam menampung tenaga kerja Kabupaten Karangasem cukup
tinggi sehingga memungkinkan tingkat penyerapan tenaga kerja cukup besar. Hal-hal
yang perlu mendapat perhatian dalam pembangunan bidang ketenagakerjaan adalah
meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pola pelatihan three in one
120
(pelatihan, sertifikasi dan penempatan) dan mengaktifkan program Gerakan Nasional
Penanggulangan Pengangguran (GNPP) didaerah secara lintas sektor serta perlu
menindaklanjuti Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 kedalam peraturan daerah.
4.2.4 Kesehatan
121
4.2.5 Pendidikan
Peluang lainnya dalam bidang pendidikan adalah adanya kemauan politik dari
Pemerintah sebagai pengejawantahan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Pendidikan diselenggarakan secara berkeadilan, tidak
diskriminatif, menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultur, dan
kemajemukan bangsa serta mewajibkan biaya pendidikan minimal 20 % dari APBN, APBD
Provinsi dan APBD Kabupaten/Kota. Amanat konstitusi ini merupakan acuan bagi
peningkatan akses pelayanan pendidikan yang terjangkau dan merata serta semakin
meningkatnya kualitas pendidikan. Adanya Nota Kesepakatan Bersama (MoU) antara
Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota tentang Rehab Gedung Sekolah SD/MI,
SMP/MTs, SMA/MA dan SMK, program penuntasan wajib belajar pendidikan dasar 9
tahun dengan capaian APK 102,06 % serta program penuntasan buta aksara
menunjukkan komitmen pemerintah dalam pembangunan pendidikan, sekaligus sebagai
modal utama dalam merealisasikan program wajib belajar 12 tahun.
4.2.6 Kebudayaan
122
pada individualisme, komersialisasi, dan materialisme. Pengaruh budaya global dengan
kemajuan teknologi informasinya telah menerpa hampir semua aspek kehidupan
masyarakat. Lembaga tradisional seperti banjar, desa pakraman, subak dan sekaha
tampaknya belum mampu membentengi masyarakat dari pengaruh negatif budaya luar.
123
4.3 Ekonomi
4.3.1 Pertanian
Tantangan dalam bidang pertanian secara umum pada kurun waktu tahun
2010-2015 adalah alih fungsi lahan. Walaupun demikian, jika dilihat dari data
perkembangan penggunaan lahan lima tahun terakhir, luasan lahan pertanian dalam arti
luas cenderung meningkat, yang berkurang hanya luasan lahan kering lainnya. Jika
peningkatan luas sawah tersebut bisa berjalan dengan konstan, maka pada tahun 2015
akan terjadi penambahan lahan sawah seluas lebih dari 30 ha atau sekitar 0,4 % dari
luas sawah pada tahun 2009 yaitu 7.140 ha. Bila produktivitas padi sawah bisa
ditingkatkan, maka ketahanan pangan di wilayah Kabupaten Karangasem dapat dicapai.
Selain penyusutan luas sawah, tantangan lainnya adalah tersedianya air irigasi
yang diprediksi akan mengalami penurunan dalam kurun waktu lima tahun ke depan,
persaingan penggunaan air untuk keperluan pertanian dan non-pertanian, banyaknya
lahan-lahan yang belum produktif akibat ketiadaan air, tingginya konflik kepentingan
dalam pemanfaatan lahan yang ditunjukkan dengan tingginya konversi lahan pertanian,
masih rendahnya penguasaan teknologi pengolahan produk pertanian berakibat rendahya
nilai tambah produk, dan rendahnya minat investasi untuk pengembangan pertanian. Bila
persediaan air irigasi untuk sawah berkurang, maka luas tanam dan luas panen untuk
padi sawah akan mengalami penurunan yang berimplikasi terhadap penurunan produksi
beras.
Secara nasional, tingkat konsumsi beras penduduk Indonesia masih relatif tinggi
dibandingkan dengan berbagai negara di Asia walaupun sudah mengalami penurunan
dari sekitar 130 kg per kapita per tahun menjadi 116 kg per kapita per tahun. Sebagai
pembanding, Singapura dan Jepang mengkonsumsi beras hanya sekitar 65-70 per kg per
kapita per tahun. Tingkat konsumsi umbi-umbian oleh masyarakat masih relatif kecil
yaitu sekitar 8 kg/kapita/tahun, padahal umbi-umbian sangat mudah diproduksi dengan
produktivitas dan keragaman yang tinggi. Sedangkan pengembangan penanaman
komoditas sayur-sayuran mengalami penurunan, hal ini disebabkan oleh menurunnya
minat petani untuk mengusahakan tanaman sayur-sayuran.
124
Kekuatan (strength) bidang pertanian dalam arti luas adalah masih
terpeliharanya sistem subak dengan kearifan budidaya pertaniannya yang bisa menjamin
pengadaan air untuk lahan pertanian basah. Peluang (opportunity) yang masih terbuka
luas adalah tersedianya pasar domestik (hotel dan restoran).
b. Perkebunan
Permasalahan yang dihadapi sub sektor perkebunan antara lain adalah masih
rendahnya produktivitas, kualitas yang belum memadai dengan selera pasar, terbatasnya
permodalan petani, masih rendahnya kelembagaan petani, kemitraan usaha yang belum
sesuai dengan harapan, dan rata-rata penguasaan lahan perkebunan masih relatif sempit
disertai dengan teknologi budidaya yang belum optimum. Selain itu, teknologi
penanganan pasca panen yang seharusnya mampu meningkatkan nilai tambah produk
perkebunan, selain dapat menciptakan lapangan kerja belum bisa digarap dengan baik,
dan sebagian besar produk perkebunan dijual dalam bentuk bahan baku.
Berdasarkan sensus pertanian tahun 2002, kualitas sumber daya petani di Bali
relatif rendah, yaitu sekitar 80 % petani tidak tamat SD atau hanya tamat SD. Selain itu,
minat generasi muda untuk bekerja di sektor pertanian sangat rendah. Hal ini terbukti
bahwa hanya 4,28 % petani berumur di bawah 25 tahun.
125
c. Peternakan
Ada dua masalah utama yang merupakan tantangan bagi pengembangan sapi
Bali ke depan yaitu penyediaan bibit yang berkualitas tinggi dalam jumlah yang cukup
dan ketersediaan pakan ternak yang berbasis bahan lokal dengan kualitas baik dan
dengan harga terjangkau oleh peternak. Selain itu, kualitas daging sapi bali masih
dianggap relatif alot/keras, sehingga belum banyak diserap untuk memenuhi kebutuhan
hotel dan restoran di Bali. Salah satu kendala yang dihadapi terkait dengan penyediaan
bibit sapi Bali adalah terbatasnya jumlah dan kualitas inseminator untuk mendukung
inseminasi buatan.
Adanya beberapa penyakit dari unggas dan ternak lainnya yang berpotensi
menular ke manusia, merupakan suatu ancaman karena selain menyebabkan kerugian
secara material yaitu kematian unggas, juga menyebabkan ancaman bagi kesehatan
masyarakat. Seperti kasus penyakit flu burung yang disebabkan oleh virus yang pada
awalnya menyerang unggas.
126
d. Perikanan
Untuk sub sektor perikanan, produksi perikanan pada kurun waktu 2005-2009
meningkat, yaitu dari 8.353,9 ton menjadi 14.277,4 ton atau rata-rata meningkat sebesar
17,73 %. Kabupaten Karangasem dengan panjang pantai 87 km memiliki potensi
perikanan laut (penangkapan dan budidaya) yang cukup besar dengan luas areal untuk
perikanan budidaya perikanan air tawar seluas 40 ha. Di samping itu saat ini sedang
dirintis dan dikembangkan budidaya udang di kawasan Bugbug Kecamatan Karangasem,
serta pengembangan Abalon di wilayah Kecamatan Kubu.
127
sebesar 963.694 juta rupiah. Tumbuhnya kesadaran masyarakat untuk berkoperasi,
karena semakin dirasakan meningkatnya pelayanan koperasi dan manfaat koperasi dalam
mendukung perekonomian masyarakat yang diperlihatkan dengan semakin meningkatnya
modal koperasi sebesar Rp 6.117 juta rupiah atau 11,15 %, volume usaha meningkat
14.905 juta rupiah atau 27,83 % dan sisa hasil usaha (SHU) menurun sebesar 253 juta
rupiah (14,62 %).
128
Keberhasilan dalam menarik investor ke Kabupaten Karangasem tidak terlepas
dari beberapa faktor penunjang, yaitu penyebarluasan informasi mengenai potensi
investasi dan sumber daya yang dimiliki, penciptaan iklim investasi yang kondusif,
sumber daya produktif dan berkelanjutan, tersedianya sumber daya manusia yang
memadai, dan adanya kerjasama yang optimal antara instansi terkait. Namun, tantangan
internal yang dihadapi dalam pengembangan investasi di Karangasem antara lain
meliputi: sarana dan prasarana terbatas, ketersediaan lahan terbatas, kualitas sumber
daya manusia belum memadai, dan pelayanan perijinan belum optimal.
4.3.4 Pariwisata
129
kesadaran masyarakat tentang arti penting pariwisata dan kurangnya jaminan keamanan
dan kenyamanan bagi wisatawan pada obyek–obyek wisata, gangguan keamanan di luar
dan dalam negeri, serta berbagai isue wabah penyakit.
4.3.5 Perdagangan
4.3.6 Industri
130
adanya sentra-sentra industri yang telah menjadi tujuan wisata, dan didukung oleh faktor
budaya tradisional. Selain itu, adanya otonomi daerah sesuai dengan Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004, di mana pemerintah daerah diberi kewenangan untuk
membangun daerahnya sesuai dengan potensi dan unggulan yang dimiliki
Tantangan yang dihadapi pada sektor industri antara lain: sumber daya yang
dimiliki belum siap dalam menghadapi persaingan global, lemahnya daya saing produk
komoditi ekspor daerah, kebutuhan modal kerja semakin besar akibat peningkatan biaya
produksi, kualitas sumber daya manusia masih rendah dalam menciptakan inovasi baru,
terbatasnya bahan baku lokal, sehingga bahan baku harus didatangkan dari luar daerah,
belum terdaftarnya hasil produk/desain industri daerah Karangasem dalam HKI serta
adanya persaingan yang sangat ketat dari negara lain dengan harga yang terjangkau
oleh konsumen.
131
Tantangan yang dihadapi dalam pembangunan iptek adalah belum sinergisnya
mekanisme intermediasi antara akademisi, badan usaha, dan pemerintah Tantangan
lainnya yaitu kemajuan iptek sering berdampak pada munculnya berbagai isu lingkungan
dan kesehatan manusia. Kemajuan teknologi seperti teknologi informasi dan informasi
lainnya dapat berpengaruh terhadap menurunnya peradaban dan kebudayaan bangsa.
Masalah politik, hukum dan pemerintahan, satu dengan yang lain saling
berkaitan. Untuk mewujudkan situasi dan kondisi politik yang kondusif, terciptanya
perlindungan dan kepastian hukum serta penyelenggaraan pemerintahan yang baik
mutlak diperlukan, dan harus didukung oleh pemerintah, swasta dan masyarakat.
Dalam bidang hukum, guna mewujudkan pemerintahan yang baik, bersih dari
kolusi, korupsi dan nepotisme (KKN), maka melalui sitem informasi dan komunikasi yang
obyektif dan transparan serta akuntabel akan bisa dicapai apabila semua elemen
pemerintahan terjalin hubungan emosional yang sama dan mempunyai komitmen dalam
mengemban amanat penderitaan rakyat.
132
Untuk itu, pembangunan perlu difokuskan pada penegakan supremasi hukum
secara konsekuen. Hal ini dapat diwujudkan apabila ada peraturan hukum yang
substansinya jelas, adanya elit penegak hukum yang berkualitas, dan perilaku (budaya
hukum) masyarakat yang mentaati hukum. Untuk mewujudkan hal ini diperlukan
pengkajian-pengkajian terhadap berbagai peraturan hukum dan hukum yang hidup di
masyarakat (hukum adat), pembinaan-pembinaan terhadap para elit penegak hukum dan
peningkatan kesadaran hukum warga masyarakat. Juga tidak kalah pentingnya
peningkatan sarana prasarana sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman.
133
pada gilirannya akan menimbulkan tindakan-tindakan kriminal, yang dapat mengganggu
ketertiban dan ketenteraman serta mengusik kenyamanan hidup dalam masyarakat.
Untuk mengatasinya, petugas ketertiban perlu melakukan pengawasan dan penertiban
yang dilakukan dengan melibatkan peranserta partisipasi desa pakraman.
Kekuatan yang dimiliki Karangasem sebagai salah satu daerah tujuan wisata di
Bali bagian timur adalah meningkatnya jumlah dan kualitas kunjungan wisatawan. Hal
tersebut merupakan peluang untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dari berbagai
negara donor untuk berkunjung dan membantu pembangunan infrastruktur yang
berkaitan dengan sarana dan prasarana sanitasi di Kabupaten Karangasem.
134
4.7.2 Sarana dan Prasarana Sumberdaya Air
135
antar dan intra moda dengan kapasitas mencukupi, sehingga tercipta aksesibilitas tinggi
untuk meningkatkan kelancaran mobilitas dan distribusi barang dan jasa keseluruh
pelosok wilayah, dengan cepat, teratur, tertib, aman, efektif, dan efisien, serta mampu
mendukung dan menggerakkan dinamika pembangunan, mendukung mobilitas manusia,
barang dan jasa, mendukung pola distribusi nasional serta mendukung pengembangan
wilayah Karangasem.
136
4.7.4 Sumber Daya Energi Listrik
137
dalam penataan ruang sehingga menyebabkan persepsi yang berbeda diantara aparatur
pemerintah didalam memahami peraturan yang ada, (2) rendahnya tingkat kesadaran
investor dalam mencari informasi tata ruang (advice planning) sebelum melakukan
investasi sehingga pembangunan oleh investor cenderung melanggar kawasan
perlindungan seperti sempadan pantai, sempadan jurang, sempadan sungai serta
pelanggaran RTH berfungsi lindung, (3) kecenderungan investor merangkul dan
memanfaatkan organisasi masyarakat setempat seperti Desa Pakraman dan kelompok-
kelompok masyarakat lainnya dalam mencari dukungan setelah melakukan pelanggaran
tata ruang jika berhadapan dengan Pemerintah, (4) belum optimalnya pengendalian
pemanfaatan ruang serta belum optimalnya mekanisme pengendalian pembangunan
(development control), (5) belum sepenuhnya rencana tata ruang wilayah di pakai
sebagai pedoman dalam menyusun kebijakan dan program pembangunan daerah serta
pelaksanaan investasi, (6) belum selesainya penyusunan review RTRW Kabupaten
Karangasem yang mengacu pada Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007, (7) belum
semua wilayah/kawasan memiliki rencana tata ruang yang dapat dipakai sebagai acuan
dalam pengembangan wilayah untuk mengurangi salah penafsiran.
138
Kesenjangan pembangunan terjadi pada wilayah bagian selatan meliputi
Kecamatan Karangasem, Bebandem dan Manggis berlangsung relatif lebih cepat
terutama dalam alih fungsi lahan, diikuti pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Wilayah
bagian utara kondisi infrastruktur yang kurang memadai yang disebabkan oleh kondisi
kawasan secara geografis kurang menguntungkan (kering/tandus), kegiatan ekonomi
lebih dominan pada bidang perkebunan dan pertambangan.
139
Peluang pengelolaan lingkungan hidup untuk mewujudkan pembangunan
berkelanjutan yang berwawasan lingkungan dalam tahapan perencanaan adalah adanya
upaya untuk menyusun kajian lingkungan hidup strategis (KLHS). KLHS merupakan
kajian lingkungan hidup yang lebih terfokus pada kajian yang bersifat lebih strategis
yakni di tingkat kebijakan, rencana dan program. Penerapan KLHS akan diarahkan pada
pemberdayaan rencana pembangunan yang bersifat strategis (RPJP, RPJM, RTRW, dan
sebagainya) yang menekankan pada proses kerjasama dan partisipatif dari seluruh
komponen terkait/stakeholder secara tripartit (pemerintah, masyarakat dan dunia usaha).
140
BAB V
PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
5.1 Visi
Penjabaran makna dari Visi tersebut adalah seperti diuraikan dibawah ini.
Jagadhita artinya kondisi masyarakat yang berada pada keadaan ekonomi yang
sejahtera dengan ukuran menurut terminologi ilmiah, yang selama ini dijadikan indikator
oleh pemerintah.
Ya Ca Iti Dharma artinya bahwa dasar filosofi yang dijadikan kerangka di dalam
berinteraksi sosial adalah nilai-nilai kebenaran universal yang menurut terminologi agama
dan hukum positif.
141
Periode ll artinya bahwa dalam pelaksanaan pembangunan tidak bisa instan
selalu mengalami proses waktu atau periodeisasi, untuk itu guna melanjutkan visi yang
terdahulu perlu berkelanjutan sehingga tujuan menjadi optimal.
Batasan-batasan:
2. Nilai-nilai kebenaran terminologi agama yang dijadikan acuan secara khusus adalah
Agama Hindu dengan nafas budaya Bali dan Undang-Undang Negara.
5.2 Misi
142
barat, dan timur, memperbaiki infrastruktur penunjang pariwisata, mensinergikan
pembangunan pertanian dengan sektor pariwisata dan mewujudkan ekonomi kerakyatan
yang tangguh.
Adapun tujuan dan sasaran yang ingin dicapai dari setiap misi yang dirumuskan
untuk menuju “ Karangasem Jagadhita Ya Ca Iti Dharma Periode ll “ dapat dijabarkan
dalam tabel 5.1 berikut :
143
Tabel 5.1 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran
Kabupaten Karangasem
Tujuan Sasaran
Tujuan : Mengoptimalkan pelayanan, 1 Optimalisasi pelayanan
pendayagunaan aparatur dan
peningkatan kompetensi aparatur, 2 Pendayagunaan dan peningkatan
pendayagunaan organisasi dan kompetensi aparatur
sistem, fasilitasi antar stakeholders, 3 Pendayagunaan organisasi dan sistem
demokratisasi pelaksanaan aturan
perundangan negara. 4 Fasilitasi antar stakeholders
5 Demokratisasi
6 Pelaksanaan aturan perundangan negara
Tujuan Sasaran
Tujuan : Mewujudkan pendayagunaan potensi 1 Pendayagunaan potensi dan
dan pemanfaatan SDA pemanfaatan SDA berkelanjutan
berkelanjutan, peningkatan investasi
berwawasan lingkungan, 2 Peningkatan investasi berwawasan
pemberdayaan masyarakat yang lingkungan
bertanggung jawab, peningkatan 3 Pemberdayaan masyarakat bertanggung
dan penyelarasan pembangunan di jawab
segala bidang serta menjaga 4 Peningkatan dan penyelarasan
kelestarian lingkungan fisik dan non pembangunan di segala bidang
fisik.
5 Menjaga kelestarian lingkungan fisik dan
non fisik
Tujuan Sasaran
Tujuan : Pengurangan jumlah RT miskin 1 Pengentasan kemiskinan bertahap dan
secara bertahap dan komprehensif, komprehensif
peningkatan kesejahteraan sosial
masyarakat, mencerdaskan 2 Kesejahteraan sosial
kehidupan masyarakat melalui
pemanfaatan teknologi informasi, 3 Mencerdaskan kehidupan masyarakat
adanya jalinan kemitraaan strategis dengan pemanfaataan IT
dengan stakeholders sampai
4 Menjalin kemitraan strategis dengan
ketingkat kecamatan, serta menjaga
stakeholders
keamanan dan ketertiban sosial,
pelestarian nilai-nilai budaya 5 Menjaga keamanan dan ketertiban
tradisional. sosial, pelestarian nilai-nilai budaya bali
144
145
BAB VI
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Untuk mencapai visi dan melaksanakan misi di atas, strategi yang akan ditempuh
adalah:
1. Meningkatkan efektivitas pelayanan prima secara terpadu, penyederhanaan
pelayanan birokrasi.
2. Meningkatkan pemahaman dan pengawasan kinerja birokrasi yang lebih efektif
dan bebas KKN.
3. Meningkatkan kompetensi aparatur.
4. Meningkatkan koordinasi organisasi berjenjang.
5. Meningkatkan frekuensi forum pertemuan dalam penyerapan aspirasi masyarakat.
6. Meningkatkan pemahaman aspek hukum birokrasi.
7. Meningkatkan pemanfaatan dan pengendalian potensi sumber daya alam secara
berkelanjutan.
8. Meningkatkan investasi yang berwawasan lingkungan dan terpadu.
9. Meningkatkan peranan kelembagaan masyarakat secara terukur dan bertanggung
jawab.
10. Meningkatkan kelestarian lingkungan fisik dan non fisik.
11. Meningkatkan pengentasan kemiskinan bertahap dan komprehensif.
12. Meningkatkan kesejahteraan sosial terpadu.
13. Meningkatkan akses pemanfaatan teknologi informasi secara luas jangkauannya
dan bertahap.
14. Meningkatkan daya saing masyarakat kecil dan menengah.
Arah kebijakan pembangunan dari ketiga misi tersebut akan dilaksanakan dalam
lima tahun kedepan, dikelompokkan berdasarkan urusan. Urusan terdiri dari 2 komponen
yaitu urusan wajib serta urusan pilihan yang secara rinci dijabarkan dalam matrik pada
Bab VIII.
145
6.2.1 Arah Kebijakan Pembangunan untuk Melaksanakan Misi Pertama
A. Optimalisasi Pelayanan
2. Kesehatan
Meningkatkan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan untuk
optimalisasi pelayanan.
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia terkait pelayanan
kesehatan.
Peningkatan jangkauan pelayanan jamkesmas dan pelayanan
kesehatan sejenis.
Pengawasan pelayanan kesehatan terutama terkait pemberian
pelayanan kesehatan gratis kepada masyarakat kurang mampu.
146
Meningkatkan jangkauan pelayanan administrasi kependudukan.
Peningkatan pengawasan pelaksanaan pelayanan administrasi
kependudukan.
4. Perdagangan
Meningkatkan sarana dan prasarana pelayanan untuk optimalisasi
pelayanan.
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat terkait perijinan.
Penyederhanaan prosedur perijinan.
Pengawasan proses pelayanan perijinan yang efektif, efesien dan
bebas KKN.
5. Perpustakaan
Meningkatkan kemampuan dan budaya baca masyarakat terutama
di daerah pedesaan dan daerah terpencil.
Meningkatkan jumlah dan jenis bacaan, dan keterampilan bagi
pengelola perpustakaan.
6. Lingkungan Hidup
Meningkatkan pengelolaan ruang terbuka hijau perkotaan dan
perdesaan.
Meningkatan sarana dan prasarana serta penataan pertamanan dan
kebersihan lingkungan.
2. Pendidikan
Peningkatan sarana dan prasarana pendidikan.
147
Peningkatan kualitas tenaga pendidik melalui kursus, bintek, diklat
maupun pendidikan akademis.
3. Kesehatan
Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia terkait petugas
kesehatan melalui kursus, bintek, diklat maupun pendidikan
akademis.
1. Penataan Ruang
148
2. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah,
Perangkat Daerah, Kepegawaian, dan Persandian
3. Kebudayaan
Meningkatkan Peranan lembaga Adat Desa Pakraman.
E. Demokratisasi
149
F. Pelaksanaan Aturan Perundangan Negara
150
Peningkatan pengendalian pemanfaatan SDA melalui SKPD terkait
(Bappeda , BLH, Kantor Satpol PP, Bagian Ekonomi).
Meningkatkan profesionalisme aparat dalam penataan ruang,
karena banyaknya kepentingan yang terkait, sehingga proporsi
pemanfaatan ruang optimal dan kelestarian manfaat berkelanjutan
dalam keseimbangan dinamika perubahan.
Pembentukan tim pembina dan pengendali tata ruang yang
kompeten, proporsional dan profesional, yang mampu menyusun
dan menetapkan regulasi-regulasi yang ramah lingkungan.
Penyesuaian tata ruang dengan menetapkan dan mensosialisasikan
peraturan/perda tata ruang dan peruntukannya. Didukung dengan
kesungguhan operasional pengendalian dan menindak pelanggaran
tata ruang.
Mengamankan kelestarian daerah tangkapan air, resapan air,
daerah cadangan air, sempadan (jalan, sungai, jurang, pantai),
daerah perlindungan jurang.
Mengkaji dan mempertegas kembali Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten (RTRWK), guna memayungi kebijakan kabupaten dan
mencegah kesemrawutan dan tumpang tindih, disertai dengan
konsistensi dari aparat dalam implementasinya.
4. Lingkungan Hidup
151
B. Peningkatan Investasi Berwawasan Lingkungan
1. Penataan Ruang
Melakukan pengendalian dengan Pengeluaran ijin secara
komprehensif melalui KUPT serta mendapat rekomendasi/advice
planning dari Bappeda/Badan Koordinasi Penataan Ruang (BKPRD).
Peningkatan anggaran unit tertentu khususnya dalam pengendalian
perijinan dan lingkungan.
Kerjasama pihak swasta (KPS) yang difasilitasi Bappenas
Meningkatkan peranan lembaga yang terkait lingkungan.
Mendorong peranan aktif Lembaga Adat dalam pengawasan
investor untuk berinvestasi berwawasan lingkungan.
Sosialisasi rencana tata ruang yang intens dan berkesinambungan.
Pemanfaatan sosialisasi rencana tata ruang dan profil investasi
melalui multi media.
Penggalakan sosialisasi masalah lingkungan kepada masyarakat
dan lembaga adat dengan mengangkat kearifan lokal (local
genious) di masing-masing desa/wilayah kecamatan.
Pengimplementasian Kerjasama Pihak Swasta (KPS) yang difasilitasi
Bappenas secara lebih terpadu dan pro aktif dari SKPD terkait.
2. Lingkungan Hidup
152
Meningkatkan prasarana dan sarana, pendayagunaan teknologi
tepat guna serta pemantapan keterpaduan pembangunan
Meningkatkan peran pemerintahan desa dan kelurahan dalam
pemberdayaan masyarakat.
Membuka berbagai peluang kemajuan ekonomi masyarakat.
4. Kebudayaan
1. Perencanaan
Meningkatkan pemantauan terhadap keberlanjutan pelaksanaan
program CBD.
2. Kebudayaan
Peningkatan peranan kelembagaan/Desa Pekraman, lembaga subak
serta organisasi kemasyarakatan lainnya.
Memantapkan pengembangan koperasi dan lembaga ekonomi
kerakyatan lainnya, agar mampu mandiri dan memiliki kemampuan
bersaing lebih tinggi.
1. Perencanaan
Meningkatkan fungsi koordinasi dibawah kendali asisten 2 dalam
bidang administrasi pembangunan.
Peningkatan fungsi tim koordinasi penanggulangan kemiskinan dan
penanganan investasi.
153
2. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah,
Perangkat Daerah, Kepegawaian, dan Persandian
Meningkatkan fungsi koordinasi dibawah kendali asisten 1 dalam
bidang tata praja.
Meningkatkan fungsi koordinasi dibawah kendali asisten 3 dalam
bidang administrasi umum.
1. Pekerjaan Umum
Program terpadu penanganan lingkungan yaitu perbaikan pantai
melaui program Revertment pantai secara berkelanjutan.
Penanganan program pasca bencana alam.
Mengembangkan prasarana dan sarana air baku dan irigasi yang
memadai, untuk meningkatkan pelayanan air minum dan irigasi
yang berkeadilan sesuai dengan kebutuhan.
2. Kehutanan
Program penanganan lahan kritis dengan program gerhan, program
sejuta pohon dan program one man one tree serta program
swadaya masyarakat terhadap penanganan lingkungan.
3. Sosial
Program non fisik pada aspek program sosial budaya.
Perencanaan program CSR (Care Social Responsibility).
4. Lingkungan Hidup
Pemberian prioritas penanganan lingkungan oleh masyarakat dan
lembaga swadaya lingkungan.
Program terpadu di dalam menangani permasalahan lingkungan.
Pengelolaan RTH perkotaan dan perdesaan.
Pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan.
Perlindungan dan konservasi sumber daya alam.
154
5. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah,
Perangkat Daerah, Kepegawaian, dan Persandian
Pembinaan dan pengawasan bidang pertambangan.
1. Pendidikan
Meningkatkan kualitas SDM lahir dan bathin dengan meningkatkan
kualitas dan akses pendidikan melalui wajib belajar 12 tahun, serta
meningkatkan penguasaan dan penerapan IPTEK.
Memantapkan paradigma baru pembangunan pendidikan yang
bertumpu pada tiga pilar utama, yakni: kemandirian dalam
pengelolaan, akuntabilitas (accountability) dan jaminan mutu
(quality assurance).
Mensinergikan pembangunan pendidikan yang mengacu pada 2
dimensi dasar, yakni: dimensi lokal yang menekankan pada
keharusan untuk mengakomodir dan mengintegrasikan unsur-unsur
akuntabilitas, relevansi, kualitas, otonomi dan jaringan kerjasama;
sementara dimensi global menuntut agar segala aktivitas didasari
oleh aspek kompetitif, kualitas dan jaringan kerjasama.
Mengembangkan pembangunan pendidikan berbudaya sejalan
dengan kekhasan yang dimiliki masyarakat Bali.
Mengupayakan untuk memperkokoh lembaga- lembaga pendidikan
sebagai pusat pengembangan kebudayaan dan memelihara
kelestarian budaya yang adiluhung.
Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pendidikan termasuk
kualitas pengelolanya, serta memberikan perhatian khusus kepada
penduduk yang kurang mampu.
Pemasangan sistem jaringan yang murah dan bertahap di semua
SKPD sehingga terjadinya proses perencanaan dan evaluasi
pembangunan secara koneksitas.
Pelibatan Institusi BPPT/Departemen/Kementerian terkait secara
lebih intensif dan pengimplementasian program keluaran.
155
Program Pemanfaatan Media Internet yang lebih luas
jangkauannya di masyarakat secara bertahap.
2. Kesehatan
Meningkatkan pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan
berkualitas terutama bagi penduduk miskin.
Meningkatkan upaya-upaya pencegahan penyakit, baik pencegahan
primer, skunder maupun tersier terutama penyakit yang menjadi
masalah kesehatan di Kabupaten Karangasem.
Meningkatkan jumlah, mutu dan penyebaran tenaga serta sarana
dan prasarana kesehatan.
3. Ketenagakerjaan
Mengembangkan ekonomi berkerakyatan yang berkeadilan dengan
mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber
daya alam Bali secara profesional dan berkelanjutan.
Menetapkan dan meningkatkan serta mengawasi pelaksanaan upah
minimum kabupaten/kota agar dapat meningkatkan kesejahteraan
pekerja membuka lapangan kerja baru untuk mengurangi jumlah
pengangguran.
Memantapkan pengembangan koperasi dan lembaga ekonomi
kerakyatan lainnya, agar mampu mandiri dan memiliki kemampuan
bersaing lebih tinggi.
Pemasangan sistem jaringan yang murah dan bertahap di semua
SKPD sehingga terjadinya proses perencanaan dan evaluasi
pembangunan secara koneksitas.
Pelibatan Institusi BPPT/Departemen/Kementerian terkait secara
lebih intensif dan pengimplementasian program keluaran.
Program Pemanfaatan Media Internet yang lebih luas
jangkauannya di masyarakat secara bertahap.
156
serta terwujudnya distribusi, komposisi yang berimbang, dan
terwujudnya iklim berinvestasi yang sehat.
Mengoptimalkan pertumbuhan ekonomi dengan meminimalisir
resiko kredit modal kerja dan kredit investasi.
Program Peningkatan Lembaga Keuangan Desa (LPD).
5. Perdagangan
Mengembangkan kemitraan pemasangan industri kecil dan
menengah
6. Industri
Mengembangkan industri kecil dan industri rumah tangga berdaya
saing tinggi, melalui berbagai usaha perbaikan mutu, desain dan
akses pasar dengan memanfaatkan kemajuan teknologi olahan
terkini yang sesuai.
7. Penanaman Modal
Menciptakan iklim investasi yang kondusif dan menyederhanakan
peraturan investasi, sehingga dapat menarik investor.
8. Pertanian
Mengembangkan pertanian dalam arti luas, yang tangguh menuju
kemandirian, sejahtera dan keadilan.
Menetapkan kebijakan untuk memberikan insentif bagi petani
dalam usaha meningkatkan produksi hasil pertanian, seperti:
keringanan pajak, subsidi pupuk, kemudahan kredit, terlebih lagi
yang ada dalam jalur hijau atau kawasan wisata.
Meningkatkan kerjasama penelitian dan pengembangan budidaya
pertanian, disertai dengan pelatihan pemanfaatan kemajuan
teknologi, termasuk pengembangan penanganan pasca panen,
guna memberi nilai tambah terhadap hasil produksi pertanian.
Mensinergikan pembangunan pertanian dengan sektor pariwisata
melalui program kerjasama kemitraan yang saling menguntungkan.
157
9. Ketahanan Pangan
Meningkatkan peran sektor pertanian dalam perekonomian Bali
terutama dalam perkokohan ketahanan pangan dan peningkatan
kesejahtraan petani melalui optimalisasi pengelolahan sumber daya
alam dan SDM Bali, penguatan kelembagaan, memperbaiki akses
petani terhadap permodalan teknologi, pemasaran dan fasilitas
penunjang lainnya.
11. Pertanahan
Mewujudkan tata kelola pertanahan daerah yang tertib dan
akuntabel.
12. Pariwisata
Pengembangan pariwisata spritual.
Mengembangkan ”pariwisata kerakyatan” yang dapat memberikan
efek ganda (multiplier effect) bagi sebagian besar masyarakat lokal
Bali.
Perbaikan infrastuktur penunjang pariwisata, menjaga lingkungan
alam secara berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas dan daya
saing, serta dengan lebih mengutamakan quality tourism.
Menggali dan menemukan gagasan baru atau inovasi agar terjadi
penemuan kembali aktivitas kehidupan pariwisata, sehingga
terhindar dari stagnasi dan penurunan drastis atau decline kegiatan
pariwisata.
Melakukan demokratisasi usaha pariwisata, dalam rangka lebih
memberdayakan masyarakat lokal, seperti: memberikan
158
kesempatan kepada masyarakat lokal melalui koperasi untuk
mengelola usaha perhotelan, atau ikut membeli saham sebagai
penyertaan modal dalam pengelolaannya.
Mewujudkan kualitas pariwisata budaya terpadu, yang berbasis
pada masyarakat, serta peningkatan penghasilan yang dirasakan
langsung oleh sebagian besar masyarakat Bali.
Mewujudkan suasana dan kondisi yang kondusif bagi
perkembangan industri pariwisata Bali, yang didukung oleh
bersinerginya berbagai komponen pariwisata.
Meningkatkan kuantitas maupun kualitas sarana dan prasarana
pemeliharaan obyek baik keaslian maupun kebersihannya, menjaga
kelestarian dan keamanannya, memberdayakan dan memberikan
manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat sekitar obyek wisata
sebagai penyangga utamanya.
Memberikan perlindungan dan insentif khusus kepada lembaga,
perorangan, pelaku pariwisata yang benar-benar mengabdikan
dirinya pada pelestarian budaya yang menjadi daya tarik
wisatawan.
Pengembangan kepariwisataan yang berkualitas dan berkelanjutan
guna memperluas kesempatan kerja dan meningkatkan
pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.
14. Perhubungan
Mengembangkan prasarana dan sarana transportasi, informasi dan
komunikasi yang memadai, terutama wilayah Bali Utara, Barat dan
Timur guna memperluas dan mendistribusikan pusat pertumbuhan
ekonomi, agar terjadi keseimbangan antara daerah Bali bagian
Selatan, Tengah, Timur dan Utara.
159
15. Perumahan Rakyat
Mengembangkan sarana dan prasarana perumahan dan
permukiman dengan mengefisienkan penggunaan lahan sesuai
rencana tata ruang dan tetap mengacu peraturan daerah tentang
ketinggian bangunan serta keselarasan dengan daya dukung
lingkungan.
17. Ketransmigrasian
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia transmigrasi asal Bali.
19. Sosial
Meningkatkan kualitas kesejahteraan sosial perseorangan,
keluarga, kelompok dan komunitas masyarakat, sehingga dapat
menjalankan fungsinya dalam kehidupan bermasyarakat.
Penggalian dan peningkatan potensi serta sumber kehidupan
penyandang masalah kesejahteraan sosial.
160
B. Kesejahteraan Sosial
1. Ketenagakerjaan
3. Pertanian
4. Ketahanan Pangan
5. Pariwisata
161
Mewujudkan kualitas pariwisata budaya terpadu, yang berbasis
pada masyarakat, serta peningkatan penghasilan yang dirasakan
langsung oleh sebagian besar masyarakat Bali.
Meningkatkan kuantitas maupun kualitas sarana dan prasarana
pemeliharaan obyek baik keaslian maupun kebersihannya, menjaga
kelestarian dan keamanannya, memberdayakan dan memberikan
manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat sekitar obyek wisata
sebagai penyangga utamanya.
Pengembangan kepariwisataan yang berkualitas dan berkelanjutan
guna memperluas kesempatan kerja dan meningkatkan
pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.
1. Ketenagakerjaan
Meningkatkan kemampuan IT tenaga kerja melalui program
Magang di Jepang
Pemasangan sistem jaringan yang murah dan bertahap di semua
SKPD sehingga terjadinya proses perencanaan dan evaluasi
pembangunan secara koneksitas
Program pemanfaatan media internet yang lebih luas jangkauannya
di masyarakat secara bertahap.
3. Perencanaan Pembangunan
Meningkatkan kualitas SDM lahir dan bathin dengan meningkatkan
kualitas dan akses pendidikan melalui wajib belajar 12 tahun, serta
meningkatkan penguasaan dan penerapan IPTEK.
162
4. Pendidikan
Meningkatkan kualitas SDM lahir dan bathin dengan meningkatkan
kualitas dan akses pendidikan melalui wajib belajar 12 tahun, serta
meningkatkan penguasaan dan penerapan IPTEK.
Pemasangan sistem jaringan yang murah dan bertahap di segala
SKPD sehingga terjadinya proses perencanaan dan evaluasi
pembangunan secara koneksitas.
Program pemanfaatan media internet yang lebih luas jangkauannya
di masyarakat secara bertahap.
2. Pendidikan
Pelibatan Institusi BPPT/Departemen/Kementerian terkait secara
lebih intensif dan pengimplementasian program keluaran.
3. Ketenagakerjaan
Memantapkan pengembangan koperasi dan lembaga ekonomi
kerakyatan lainnya, agar mampu mandiri dan memiliki kemampuan
bersaing lebih tinggi.
Pelibatan Institusi BPPT/Departemen/Kementerian terkait secara
lebih intensif dan pengimplementasian program keluaran.
4. Pertanian
Meningkatkan kerjasama penelitian dan pengembangan budidaya
pertanian, disertai dengan pelatihan pemanfaatan kemajuan
teknologi, termasuk pengembangan penanganan pasca panen,
guna memberi nilai tambah terhadap hasil produksi pertanian.
163
Mensinergikan pembangunan pertanian dengan sektor pariwisata
melalui program kerjasama kemitraan yang saling menguntungkan.
1. Kebudayaan
Peningkatan peranan kelembagaan/desa pekraman, lembaga subak
serta organisasi kemasyarakatan lainnya.
Memantapkan pengembangan koperasi dan lembaga ekonomi
kerakyatan lainnya, agar mampu mandiri dan memiliki kemampuan
bersaing lebih tinggi.
Peningkatan pengetahuan kerohanian di masing-masing desa
pekraman melalui pesraman.
3. Pendidikan
Peningkatan pelestarian budaya Bali melalui pendidikan formal dan
informal.
Mengembangkan pembangunan pendidikan berbudaya sejalan
dengan kekhasan yang dimiliki masyarakat Bali.
Mengupayakan untuk memperkokoh lembaga- lembaga pendidikan
sebagai pusat pengembangan kebudayaan dan memelihara
kelestarian budaya yang adiluhung.
4. Ketenagakerjaan
Peningkatan kemampuan dan keterampilan masyarakat kecil dan
menengah di sektor-sektor informal.
164
5. Pertanahan
Mewujudkan tata kelola pertanahan daerah yang tertib dan
akuntabel.
6. Pariwisata
Pengembangan pariwisata spritual
Mengembangkan ”pariwisata kerakyatan” yang dapat memberikan
efek ganda (multiplier effect) bagi sebagian besar masyarakat lokal
Bali.
Menggali dan menemukan gagasan baru atau inovasi agar terjadi
penemuan kembali aktivitas kehidupan pariwisata, sehingga
terhindar dari stagnasi dan penurunan drastis atau decline kegiatan
pariwisata.
Mewujudkan kualitas pariwisata budaya terpadu, yang berbasis
pada masyarakat, serta peningkatan penghasilan yang dirasakan
langsung oleh sebagian besar masyarakat Bali.
Hubungan strategi dengan arah kebijakan dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran
yang telah ditetapkan dapat dilihat dalam tabel 6.1 berikut ini :
165
134
134
134
Tabel 6.1
Hubungan Strategi dengan Arah Kebijakan dalam rangka Pencapaian Tujuan dan Sasaran
2 Kesehatan
166
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
- Pengawasan pelayanan kesehatan terutama terkait pemberian
pelayanan kesehatan gratis kepada masyarakat kurang mampu.
167
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
2 Pendayagunaan dan Meningkatkan kompetensi aparatur. 1 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan
peningkatan kompetensi Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
aparatur
- Peningkatan kualitas sumber daya aparatur melalui pembinaan
berjenjang, kursus, bintek, diklat, maupun pendidikan akademis,
termasuk program magang.
- Peningkatan kapasitas pimpinan dan anggota dewan.
2 Pendidikan
- Peningkatan sarana dan prasarana pendidikan.
168
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
4 Fasilitasi antar stakeholders 5 Meningkatkan frekwensi forum 1 Penataan Ruang
pertemuan dalam penyerapan - Meningkatkan fungsi koordinasi dalam rangka penyusunan
aspirasi masyarakat. rencana pembangunan daerah dan evaluasi pelaksanaan
pembangunan daerah.
- Meningkatkan fungsi koordinasi dalam rangka perencanaan
pemanfaatan ruang.
169
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
3 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan
Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian, dan Persandian
- Pengaduan aspirasi masyarakat
6 Pelaksanaan aturan Meningkatkan pemahaman aspek 1 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan
perundangan Negara hukum birokrasi. Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian, dan Persandian
- Meningkatkan pengetahuan aparatur terkait pemahaman terhadap
peraturan dan aspek hukum.
170
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
- Mendorong peranan aktif Lembaga Adat dalam pengawasan
investor untuk berinvestasi berwawasan lingkungan.
- Sosialisasi rencana tata ruang yang intens dan berkesinambungan.
171
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
- Meningkatkan peranan lembaga adat dalam melaksanakan
pengawasan terhadap investor untuk berinvestasi yang
berwawasan lingkungan.
2 Peningkatan investasi Meningkatkan investasi yang 1 Penataan Ruang
berwawasan lingkungan berwawasan lingkungan dan terpadu
- Melakukan pengendalian dengan Pengeluaran ijin secara
komprehensif melalui KUPT serta mendapat rekomendasi/advice
- planning dari Bappeda/Badan
Peningkatan anggaran Koordinasi
unit Penataan
tertentu Ruang dalam
khususnya
pengendalian perijinan dan lingkungan.
- Kerjasama pihak swasta (KPS) yang difasilitasi Bappenas
- Meningkatkan peranan lembaga yang terkait lingkungan.
172
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
3 Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
- Peningkatan monitoring dan evaluasi guna mendapatkan
mekanisme yang tepat dalam memberdayakan masyarakat
sehingga memiliki pemahaman yang sama dalam membuka
peluang investasi yang berwawasan lingkungan.
- Meningkatkan prasarana dan sarana, pendayagunaan teknologi
tepat guna serta pemantapan keterpaduan pembangunan
- Meningkatkan peran pemerintahan desa dan kelurahan dalam
pemberdayaan masyarakat.
- Membuka berbagai peluang kemajuan ekonomi masyarakat.
4 Kebudayaan
173
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
2 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan
Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian, dan Persandian
- Meningkatkan fungsi koordinasi dibawah kendali asisten 1 dalam
bidang tata praja.
- Meningkatkan fungsi koordinasi dibawah kendali asisten 3 dalam
bidang administrasi umum.
3 Sosial
- Program non fisik pada aspek program sosial budaya.
- Perencanaan program CSR (Care Social Responsibility ).
4 Lingkungan Hidup
- Pemberian prioritas penanganan lingkungan oleh masyarakat dan
lembaga swadaya lingkungan.
- Program terpadu di dalam menangani permasalahan lingkungan.
174
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
175
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
2 Kesehatan
- Meningkatkan pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan
berkualitas terutama bagi penduduk miskin.
- Meningkatkan upaya-upaya pencegahan penyakit, baik
pencegahan primer, skunder maupun tersier terutama penyakit
yang menjadi masalah kesehatan di Kabupaten Karangasem.
- Meningkatkan jumlah, mutu dan penyebaran tenaga serta sarana
dan prasarana kesehatan.
3 Ketenagakerjaan
- Mengembangkan ekonomi berkerakyatan yang berkeadilan
dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya manusia dan
sumber daya alam Bali secara profesional dan berkelanjutan.
176
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
5 Perdagangan
9 Ketahanan Pangan
177
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
10 Kelautan dan Perikanan
178
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
- Meningkatkan kuantitas maupun kualitas sarana dan prasarana
pemeliharaan obyek baik keaslian maupun kebersihannya,
menjaga kelestarian dan keamanannya, memberdayakan dan
memberikan manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat sekitar
obyek wisata sebagai penyangga utamanya.
- Memberikan perlindungan dan insentif khusus kepada lembaga,
perorangan, pelaku pariwisata yang benar-benar mengabdikan
dirinya pada pelestarian budaya yang menjadi daya tarik
wisatawan.
- Pengembangan kepariwisataan yang berkualitas dan
berkelanjutan guna memperluas kesempatan kerja dan
meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.
13 Pekerjaaan Umum
179
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
- Membuka berbagai peluang kemajuan ekonomi masyarakat
180
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
4 Ketahanan Pangan
- Meningkatkan peran sektor pertanian dalam perekonomian bali
terutama dalam perkokohan ketahanan pangan dan peningkatan
kesejahtraan petani melalui optimalisasi pengelolahan sumber
daya alam dan sumber daya manusia, penguatan kelembagaan,
memperbaiki akses petani terhadap permodalan teknologi,
pemasaran dan fasilitas penunjang lainnya.
5 Pariwisata
- Melakukan demokratisasi usaha pariwisata, dalam rangka lebih
memberdayakan masyarakat lokal, seperti: memberikan
kesempatan kepada masyarakat lokal melalui koperasi untuk
mengelola usaha perhotelan, atau ikut membeli saham sebagai
penyertaan modal dalam pengelolaannya.
- Mewujudkan kualitas pariwisata budaya terpadu, yang berbasis
pada masyarakat, serta peningkatan penghasilan yang dirasakan
langsung oleh sebagian besar masyarakat Bali.
- Meningkatkan kuantitas maupun kualitas sarana dan prasarana
pemeliharaan obyek baik keaslian maupun kebersihannya,
menjaga kelestarian dan keamanannya, memberdayakan dan
memberikan manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat sekitar
obyek wisata sebagai penyangga utamanya.
- Pengembangan kepariwisataan yang berkualitas dan
berkelanjutan guna memperluas kesempatan kerja dan
meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.
181
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
2 Komunikasi dan Informatika
- Meningkatkan sistem jaringan di segala SKPD untuk menciptakan
proses perencanaan dan evaluasi pembangunan secara koneksitas
4 Pendidikan
- Meningkatkan kualitas SDM lahir dan bathin dengan meningkatkan
kualitas dan akses pendidikan melalui wajib belajar 12 tahun,
serta meningkatkan penguasaan dan penerapan IPTEK.
2 Pendidikan
- Pelibatan Institusi BPPT/Departemen/Kementerian terkait secara
lebih intensif dan pengimplementasian program keluaran.
182
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
3 Ketenagakerjaan
- Memantapkan pengembangan koperasi dan lembaga ekonomi
kerakyatan lainnya, agar mampu mandiri dan memiliki kemanpuan
bersaing lebih tinggi.
- Pelibatan Institusi BPPT/Departemen/Kementerian terkait secara
lebih intensif dan pengimplementasian program keluaran
4 Pertanian
- Meningkatkan kerjasama penelitian dan pengembangan budidaya
pertanian, disertai dengan pelatihan pemanfaatan kemajuan
teknologi, termasuk pengembangan penanganan pasca panen,
guna memberi nilai tambah terhadap hasil produksi pertanian.
183
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
- Mengupayakan untuk memperkokoh lembaga- lembaga
pendidikan sebagai pusat pengembangan kebudayaan dan
memelihara kelestarian budaya yang adiluhung.
4 Ketenagakerjaan
- Peningkatan kemampuan dan keterampilan masyarakat kecil dan
menengah di sektor-sektor informal.
5 Pertanahan
- Mewujudkan tata kelola pertanahan daerah yang tertib dan
akuntabel.
6 Pariwisata
- Pengembangan pariwisata spritual
- Mengembangkan ”pariwisata kerakyatan” yang dapat memberikan
efek ganda (multiplier effect ) bagi sebagian besar masyarakat
lokal bali.
- Menggali dan menemukan gagasan baru atau inovasi agar terjadi
penemuan kembali aktivitas kehidupan pariwisata, sehingga
terhindar dari stagnasi dan penurunan drastis atau decline
kegiatan pariwisata.
- Mewujudkan kualitas pariwisata budaya terpadu, yang berbasis
pada masyarakat, serta peningkatan penghasilan yang dirasakan
langsung oleh sebagian besar masyarakat bali.
184
BAB Vll
KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
Untuk mewujudkan tujuan dan sasaran misi-misi serta kebijakan yang telah
dijelaskan sebelumnya, disusun program-program prioritas pembangunan beserta
indikator kinerja yang diharapkan dapat tercapai pada akhir periode RPJMD 2011-2015.
185
186
Tabel 6.1
Matrik Indikasi Rencana Program
Indikator Sasaran
No. Urusan Kebijakan Program
Uraian Indikator Tahun l Tahun ll Tahun lll Tahun lV Tahun V
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A. URUSAN WAJIB
1 Pendidikan 1. Meningkatkan kualitas SDM 1. Pendidikan Anak Usia Dini 1. Meningkatnya APK pendidikan 20 % 25 % 30 % 35 % 40 %
dengan meningkatkan kualitas anak usia dini (PAUD)
dan akses pendidikan wajib
belajar 12 tahun, serta me- 2. Terselenggaranya pendidikan dan 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
ningkatkan penguasaan dan pelatihan bagi pendidikan PAUD
penerapan iptek
3. Pencapaian pendukung 30 % 35 % 40 % 45 % 50 %
pembelajaran PAUD
a. Pemerataan dan perluasan akses 1. Pencapaian APK jenjang SD 114,11 % 114,01 % 114,22 % 114, 44 % 114,66 %
pendidikan
2. Pencapaian APK jenjang SMP 97,07 % 97,07 % 99,01 % 100 % 100 %
3. Pencapaian APM jenjang SD 99,39 % 99,39 % 99,58 % 99,77 % 100 %
4. Pencapaian APM jenjang SMP 66,53 % 66,66 % 66,79 % 66,92 % 70 %
5. Persentase SD melaksanakan MBS 50 % 55 % 60 % 65 % 70 %
b. Peningkatan mutu dan relevansi 1. Pencapaian UASBN-SD 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
pendidikan
2. Pencapaian UN-SMP 99,90 % 100 % 100 % 100 % 100 %
186
Indikator Sasaran
No. Urusan Kebijakan Program
Uraian Indikator Tahun l Tahun ll Tahun lll Tahun lV Tahun V
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
3. Memiliki SD dan SMP RSBI 2 3 5 7 10
4. Memiliki SD dan SMP SBI 0 2 4 8 16
5. Memiliki SD dan SMP SSN 7 11 16 24 35
6. Perolehan medali nasional dan 7 11 16 24 35
internasional
- Sekolah RSKM 20 % 25 % 30 % 35 % 40 %
- Sekolah RSKM model 5% 10 % 15 % 20 % 25 %
- Sekolah RSBI 5% 10 % 15 % 20 % 25 %
187
Indikator Sasaran
No. Urusan Kebijakan Program
Uraian Indikator Tahun l Tahun ll Tahun lll Tahun lV Tahun V
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
- Beasiswa prestasi 70 % 75 % 80 % 85 % 90 %
4. Meningkatkan pengembangan 5. Pendidikan Non Formal 1. Meningkatnya prestasi didik 90 % 95 % 100 % 100 % 100 %
program paket A, B dan C bagi mengikuti paket A lulus ujian
anak yang putus sekolah/tidak 2. Meningkatnya prestasi didik 90 % 95 % 100 % 100 % 100 %
mampu dan penuntasan buta mengikuti paket B lulus ujian
aksara
3. Meningkatnya prestasi didik 90 % 95 % 100 % 100 % 100 %
mengikuti paket C lulus ujian
188
Indikator Sasaran
No. Urusan Kebijakan Program
Uraian Indikator Tahun l Tahun ll Tahun lll Tahun lV Tahun V
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
- Pendidikan Menengah 90 % 92 % 96 % 98 % 100 %
5. Meningkatkan kualitas sarana dan 6. Program peningkatan sarana dan 1. Meningkatnya kualitas sarana dan 20 % 20 % 20 % 20 % 20 %
prasarana pendidikan. prasarana pendidikan prasarana pendidikan
2 Kesehatan 1. Meningkatkan ketersediaan obat 1. Obat dan pembekalan kesehatan 1. Persentase Ketersediaan Obat dan 90% 93% 95% 98% 100%
dan pembekalan bagi masyarakat Perbekalan Kesehatan
189
Indikator Sasaran
No. Urusan Kebijakan Program
Uraian Indikator Tahun l Tahun ll Tahun lll Tahun lV Tahun V
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
5. Promosi kesehatan dan 1. Prosentase Desa siaga aktif 50 % 55 % 60 % 65 % 70 %
pemberdayaan masyarakat
2. Persentase rumah tangga 50 % 55 % 60 % 65 % 70 %
melaksanakan PHBS
3 Pelaksanaan penyebaran 100% 100% 100% 100% 100%
informasi kesehatan
6. Perbaikan gizi masyarakat 1. Persentase balita 6-23 bulan 80 % 80 % 80 % 80 % 100 %
keluarga miskin dapat MP-ASI
2. Cakupan D/S di posyandu 72 % 74 % 76 % 78 % 80 %
3. Cakupan bayi ASI eksklusif 40 % 50 % 60 % 70 % 80 %
4. Persentase rumah tangga 60 % 60 % 70 % 70 % 80 %
mengkonsumsi garam beryodium
7. Pelayanan kesehatan penduduk 1. Penduduk miskin yang 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
miskin memperoleh pelayanan
8 Promosi kesehatan dan 1. Terbinanya UKS 8 Kec. 8 Kec. 8 Kec. 8 Kec. 8 Kec.
pemberdayaan masyarakat
190
Indikator Sasaran
No. Urusan Kebijakan Program
Uraian Indikator Tahun l Tahun ll Tahun lll Tahun lV Tahun V
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
3. Meningkatkan Upaya-Upaya 9 Pengembangan lingkungan sehat 1. Persentase keluarga yang 80 % 81 % 83 % 84 % 85 %
Pencegahan Penyakit baik menggunakan air bersih yang
Pencegahan Primer, Sekunder memenuhi syarat kesehatan
maupun Tersier Terutama
Penyakit yang menjadi Masalah
Kesehatan di Bali
3. Angka kematian diare saat KLB 1,1 % <1 % <1 % <1 % <1 %
5. Prevalensi kusta/10.000 penduduk < 1/10.000 < 1/10.000 < 1/10.000 < 1/10.000 < 1/10.000
191
Indikator Sasaran
No. Urusan Kebijakan Program
Uraian Indikator Tahun l Tahun ll Tahun lll Tahun lV Tahun V
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
7. Angka kematian (CFR) BDB <1% <1% <1% <1% <1%
13. Persentase desa yang mencapai 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
universal child imunisasi (UCI)
14. Angka accute flacid paralysis (AFP 2/100.000 2/100.000 2/100.000 2/100.000 2/100.000
rate) 100.000 penduduk
11 Peningkatan pelayanan 1. Persentase posyandu lansia yang 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
kesehatan lansia dibina
4. Deteksi faktor Resiko tinggi oleh 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
masy. dan kesehatan
5. kunjungan nifas 98 % 98 % 98 % 98 % 98 %
192
Indikator Sasaran
No. Urusan Kebijakan Program
Uraian Indikator Tahun l Tahun ll Tahun lll Tahun lV Tahun V
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
6. Kunjungan neonatal 1 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
9. Kunjungan bayi 90 % 90 % 90 % 90 % 90 %
12 Pelayanan KB aktif 75 % 75 % 75 % 75 % 75 %
17 Audit kematian Ibu dan Bayi 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
4. Meningkatkan jumlah mutu dan 14 Standarisasi pelayanan 1. Penyusunan standar pelayanan 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
penyebaran tenaga kesehatan kesehatan kesehatan
serta sarana dan prasarana
193
Indikator Sasaran
No. Urusan Kebijakan Program
Uraian Indikator Tahun l Tahun ll Tahun lll Tahun lV Tahun V
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2 Terbangunnya Puskesmas Rawat 1 unit - - 1 unit -
Inap
3 Terlaksananya Pemeliharaan 13 paket 13 paket 13 paket 13 paket 13 paket
rutin/berkala sarana dan
Prasarana Pusk.
4 Rehabilitasi sedang/berat Pusk. - - 1 unit 1 unit 1 unit
16 Pengadaan, peningkatan sarana 1. Pembangunan bangsal rawat inap 1 unt 1 unt 1 unt 1 unt 1 unt
dan prasarana rumah sakit
17 Pemeliharaan sarana dan 1. Terpeliharanya alkes RS 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
prasarana rumah sakit
18 Pendidikan dan Pelatihan Tenaga 1. Meningkatnya Pengetahun dan 35 % 45 % 55 % 65 % 75 %
Kesehatan Keterampilan Tenaga Kesehatan
194
Indikator Sasaran
No. Urusan Kebijakan Program
Uraian Indikator Tahun l Tahun ll Tahun lll Tahun lV Tahun V
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
5. Mengembangkan Sistem 19 Kemitraan peningkatan 1. Masyarakat yang mendapatkan 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
Pembiayaan Pelayanan Kesehatan pelayanan kesehatan pelayanan kesehatan melalui
JKBM
20 Pelayanan rujukan kesehatan 1. Terlaksananya rujukan pasien ke 720 kali 720 kali 720 kali 720 kali 720 kali
RS
3. Pekerjaan Umum 1. Meningkatkan prasarana dan 1. Pembangunan jaringan 1. Terbangunnya jaringan prasarana
sarana transportasi yang prasarana jalan dan Jembatan jalan dan jembatan
memadai
- Jalan 22,70 km 23,30 km 19,40 km 16,90 km 18,50 km
- Jembatan 12 m 52 m 20 m 70 m 35 m
2. Pembangunan saluran drainase/ 1. Terbangunnya saluran 1 pkt 1 pkt 1 pkt 1 pkt 1 pkt
gorong-gorong drainase/gorong-gorong
2. Terpeliharanya saluran 1 pkt 1 pkt 1 pkt 1 pkt 1 pkt
3. Rehabilitasi/pemeliharaan jalan 1. Terpeliharanya kondisi jaringan
dan jembatan prasarana jalan dan jembatan
- Jalan (rutin) 618,34 km 644,98 km 695,02 km 676,72 km 699,90 km
4. Pembangunan sistem informasi/ 1. Tersedianya data base tentang ke- 1 pkt 1 pkt 1 pkt 1 pkt 1 pkt
data base jalan dan jembatan PU-an
5. Pendayagunaan perencanaan 1. Implementasi hasil perencanaan 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
pengelolaan dan pelaksanaan
pengawasan ke-PU-an
2. Mengembangkan prasarana dan 6. Pengembangan dan pengelolaan 1. Rehabilitasi/pemeliharaan jaringan 11 pkt 10 pkt 10 pkt 9 pkt 11 pkt
sarana air baku dan irigasi yang jaringan irigasi, dan jaringan irigasi
memadai untuk meningkatkan pengairan lainnya
pelayanan air minum dan irigasi 2. Terbangunnya irigasi subak di 7 9 pkt 13 pkt 18 pkt 17 pkt 15 pkt
sesuai kebutuhan kecamatan
195
Indikator Sasaran
No. Urusan Kebijakan Program
Uraian Indikator Tahun l Tahun ll Tahun lll Tahun lV Tahun V
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
3. Terawasinya pembangunan 7 kec 7 kec 7 kec 7 kec 7 kec
jaringan irigasi
7. Penyediaan dan pengolahan air 1. Tersedianya sistem pengelo-laan 1 lokasi 1 lokasi 1 lokasi 1 lokasi 1 lokasi
baku sumber-sumber air dan
penyediaan air baku telaga waja
8. Pengembangan, pengelolaan dan 1. Pengembangan embung/ cubang 2 pkt 2 pkt 2 pkt 2 pkt 3 pkt
konsevasi sungai dan sumber dan penampungan air lainnya
daya air lainnya
2. Pemeliharaan dan rehabilitasi 1 pkt 1 pkt 1 pkt 1 pkt 1 pkt
embung dan penampungan air
lainnya
10. Pengendalian banjir 1. Terbangunnya prasarana 2 pkt 4 pkt 2 pkt 2 pkt 2 pkt
pengaman pantai
2. Terpeliharanya prasarana 1 pkt 1 pkt 1 pkt 1 pkt 1 pkt
pengaman pantai
3. Terpeliharanya bantaran dan 1 pkt 1 pkt 1 pkt 1 pkt 1 pkt
tanggul sungai
11. Pembangunan infrastruktur 1. Meningkatnya ketersediaan - 1 kws 1 kws 1 kws -
perdesaan infrastruktur perdesaan di desa
tertinggal
2. Tertatanya lingkungan - 5 pkt 4 pkt 1 pkt -
permukiman penduduk perdesaan
196
Indikator Sasaran
No. Urusan Kebijakan Program
Uraian Indikator Tahun l Tahun ll Tahun lll Tahun lV Tahun V
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
12. Pemberdayaan jasa kontruksi 1. Penyediaan jasa kontruksi 50 % 75 % 90 % 90 % 90 %
4. Perumahan 1. Mengembangkan sarana dan 1. Pengembangan Perumahan dan 1. Meningkatnya koordinasi 8 kec 8 kec 8 kec 8 kec 8 kec
prasarana perumahan dan permukiman pengembangan perumahan dan
permukiman sesuai dengan permukiman
kemampuan daya dukung lahan
2. Lingkungan sehat perumahan 1. Perbaikan lingkungan permukiman 6 pkt 7 pkt 5 pkt 5 pkt 5 pkt
- Air limbah komunal dan rumah 1 lokasi 1 lokasi 1 lokasi 1 lokasi 1 lokasi
2 Peningkatan Fungsi Pengaturan 5 Peningkatan Kesiagaan dan 1 Terlaksananya Sosialisasi Nama, - 100 % 100 % 100 % 100 %
Dalam Penyelenggaraan Pencegahan Bahaya Kebakaran Standar, Prosedur dan Makna
Pemadam Kebakaran Pencegah Bahaya Kebakaran
197
Indikator Sasaran
No. Urusan Kebijakan Program
Uraian Indikator Tahun l Tahun ll Tahun lll Tahun lV Tahun V
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
5 Terlaksananya Pemeliharaan 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
Sarana dan Prasarana
Pencegahan Bahaya Kebakaran
6 Terlaksananya Peningkatan 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
Penanggulangan Bahaya
Kebakaran
7 Terlaksananya Monev dan 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
Pelaporan
5. Penataan Ruang 1. Meningkatkan profesionalisme 1. Peningkatan profesionalisme 1. Meningkatnya kompetensi aparat 1 pkt 1 pkt 1 pkt 1 pkt 1 pkt
aparat dalam penataan ruang aparat penataan ruang penataan ruang
2. Meningkatnya rencana tata ruang 2. Penataan ruang 1. Tersusunnya rencana tata ruang 1 pkt 1 pkt 1 pkt 1 pkt 1 pkt
sesuai dengan perkem-bangan
sosial ekonomi masya-rakat dan
teknologi perencanaan 2. Tertatanya ruang kawasan 1 kws 1 kws 1 kws 1 kws 1 kws
wilayah kabupaten karangasem
3. Peningkatan pembinaan dan 3. Pengendalian pemanfaatan 1. Terselenggaranya pemanfaatan 8 kec 8 kec 8 kec 8 kec 8 kec
pengendalian tata ruang yang ruang ruang sesuai dengan struktur dan
kompeten, proporsional, pro- pola pemanfaatan ruang
fesional dan ramah lingkungan
4. Evaluasi pemanfaatan ruang 1. Tersusunnya laporan evaluasi 8 kec 8 kec 8 kec 8 kec 8 kec
pemanfaatan ruang
6. Perencanaan 1. Menyelaraskan konsep program 1. Pengembangan data/informasi 1. Tersedianya data dan informasi 1 pkt 1 pkt 1 pkt 1 pkt 1 pkt
Pembangunan dengan instansi terkait, tentang pembangunan daerah
menyangkut pendidikan,
kesehatan, tenaga kerja,
kependudukan, pertanian,
perkebunan, peternakan,
perikanan, kelautan, ke-PU-an,
lingkungan hidup di tingkat pusat,
provinsi dan kabupaten.
198
Indikator Sasaran
No. Urusan Kebijakan
Menyelaraskan konsep program Program
Uraian Indikator Tahun l Tahun ll Tahun lll Tahun lV Tahun V
dengan instansi terkait,
1 2 menyangkut 3 pendidikan, 4 5 6 7 8 9 10
kesehatan, tenaga kerja, 2. Peningkatan kapasitas 1. Terwujudnya peningkatan sistem 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
kependudukan, pertanian, kelembagaan perencanaan kelembagaan perencanaan
perkebunan, peternakan, pembangunan daerah
perikanan, kelautan, ke-PU-an, 3. Perencanaan pembangunan 1. Tersusunnya dokumen 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
lingkungan hidup di tingkat pusat, daerah perencanaan pembangunan
provinsi dan kabupaten. daerah:
- RPJMD 1 jenis - - - -
6 Perencanaan sosial dan budaya 1. Terkoordinasinya perencanaan 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
pembangunan di bidang sosial
budaya
7 Perencanaan prasarana wilayah 1. Terlaksananya koordinasi 8 kec. 8 kec. 8 kec. 8 kec. 8 kec.
dan sumber daya alam dan perencanaan pembangunan
lingkungan hidup penataan ruang
199
Indikator Sasaran
No. Urusan Kebijakan Program
Uraian Indikator Tahun l Tahun ll Tahun lll Tahun lV Tahun V
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
8 Perencanaan tata ruang 1. Tersusunnya perda tata ruang 8 kec. 8 kec. 8 kec. 8 kec. 8 kec.
tentang :
- RTRW 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
- RDTR 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
9 Penelitian dan pengembangan 1. Tersedianya hasil penelitian iptek 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
iptek sesuai bidang penelitian
7. Perhubungan 1. Mengembangkan sarana dan 1. Pembangunan prasarana dan 1 Terlaksananya Perencanaan - - - 1 unit -
prasarana pendukung fasilitas perhubungan Pembangunan Prasarana dan
perhubungan Fasilitas Perhubungan
2 Terlaksananya Peningkatan 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
Pengelolaan Terminal Angkutan
Penyeberangan
3 Terlaksananya Peningkatan 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
Pengelolaan Terminal Angkutan
Darat
4 Meningkatnya Kinerja 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
Pemungutan retribusi Bidang
Perhubungan
5 Peningkatan Pelayanan 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
Penumpang Penyeberangan Laut
200
Indikator Sasaran
No. Urusan Kebijakan Program
Uraian Indikator Tahun l Tahun ll Tahun lll Tahun lV Tahun V
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
3 Terlaksananya 4 Gedung 4 Gedung 4 Gedung 4 Gedung 4 Gedung
Rehabilitasi/Pemeliharaan
Terminal/Pelabuhan
4 Terlaksananya
Rehabilitasi/Pemeliharaan Rambu
Lalu Lintas, Lampu Penerangan
Jalan Umum, Marka Jalan, dan
APILL
- Rambu : 526 Buah 105 Buah 105 Buah 105 Buah 105 Buah 106 Buah
- LPJU : 1500 Buah 300 Buah 300 Buah 300 Buah 300 Buah 300 Buah
2. Meningkatkan fungsi pengaturan 3. Peningkatan pelayanan angkutan 1 Terlaksananya Penyuluhan Bagi 40 orang 40 orang 48 orang 48 orang 56 orang
dalam penyelenggaraan Sopir/ Juru Mudi Untuk
transportasi Peningkatan Keselamatan
Penumpang
2 Terlaksananya Pengendalian 40 orang 40 orang 48 orang 48 orang 56 orang
Disiplin Pengoperasian Angkutan
Umum di Jalan Raya
3 Terlaksananya Fasilitas Perijinan
di Bidang Perhubungan
- Perhubungan Darat 1400 Mobil 1400 Mobil 1400 Mobil 1400 Mobil 1400 Mobil
4 Terlaksananya Sosialisasi/ 200 Orang 200 Orang 200 Orang 200 Orang 200 Orang
Penyuluhan Ketertiban Lalu Lintas
dan Angkutan
201
Indikator Sasaran
No. Urusan Kebijakan Program
Uraian Indikator Tahun l Tahun ll Tahun lll Tahun lV Tahun V
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
5 Terlaksananya Pemilihan dan 3 Orang 3 Orang 3 Orang 3 Orang 3 Orang
Pemberian Penghargaan
Sopir/Juru Mudi/Awak Kendaraan
Angkutan Umum Teladan
3 Meningkatkan Sarana dan 4 Pembangunan Sarana dan 1 Pembangunan Gedung Terminal - - - - 1 Unit
Prasarana Pendukung Prasarana Perhubungan
Perhubungan
2 Pembangunan Halte Bus Bagi - - - 1 Unit -
Gedung Terminal
5 Pengendalian dan Pengaman 1 Terlaksananya Pengadaan Rambu- 300 Unit 300 Unit 300 Unit 300 Unit 300 Unit
Lalu Lintas Rambu Lalu Lintas
4 Terlaksananya Pengadaan Lampu 300 Unit 300 Unit 300 Unit 300 Unit 300 Unit
Penerangan Jalan Umum
6 Peningkatan Kelaikan 1 Meningkatnya Kualitas Hasil Uji 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
Pengoperasian Kendaraan Kendaraan Bermotor
Bermotor
2 Terlaksananya Pengadaan Alat - - - - 1 Unit
Pengujian Kendaraan Bermotor
202
Indikator Sasaran
No. Urusan Kebijakan Program
Uraian Indikator Tahun l Tahun ll Tahun lll Tahun lV Tahun V
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
8. Lingkungan Hidup 1. Merumuskan dan melaksanakan 1. Pengembangan kinerja 1. Tersedianya sarana dan prasarana
kebijakan teknis bidang pengelo pengelolaan persampahan pengelolaan persampahan :
laan Lingkungan Hidup yang
meliputi penataan, pemanfaatan, - Tong sampah 20 unit 40 unit 50 unit 50 unit 60 unit
pengembangan, pemuli han,
pengendalian dan pengawasan
lingkungan. - Mesin pencacah sampah 1 unit - - - -
203
Indikator Sasaran
No. Urusan Kebijakan Program
Uraian Indikator Tahun l Tahun ll Tahun lll Tahun lV Tahun V
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Meningkatnya pengolahan - 3% 4% 5% 7%
sampah melalui sistem 3 R oleh
masyarakat
Pengadaan bantuan alat - 8 paket 8 paket 8 paket 8 paket
komposter
2. Pengelolaan ruang terbuka hijau 1. Pemeliharaan Ruang Terbuka
Hijau ( RTH) :
Terpeliharanya Taman Kota 46.438,91 46.438,91 m 2 46.438,91 46.438,91 46.438,91
m2 m2 m2 m2
Terbangunnya Taman Kota - 1 paket 2 paket 3 paket 4 paket
2 Meningkatkan pengelolaan ruang 2 Tersusunnya land scape hutan - 1 lokasi 1 lokasi 1 lokasi 1 lokasi
terbuka hijau perkotaan dan dan penanaman tanaman
perdesaan penghijauan
- Mata air - 5 ma 5 ma 5 ma 5 ma
- Air embung - 5 ma 5 ma 5 ma 5 ma
204
Indikator Sasaran
No. Urusan Kebijakan Program
Uraian Indikator Tahun l Tahun ll Tahun lll Tahun lV Tahun V
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tersedianya bahan-bahan 1 pkt 1 pkt - - -
operasional lab dan alat lab
6. Penyusunan kebijakan
pengendalian pencemaran dan
perusakan lingkungan :
Tersedianya pedoman bagi daerah - 1 pkt - - -
dalam melaksanakan pengelolaan
lingkungan
Tersusunnya buku SLHD 20 bk 20 bk 25 bk 25 bk 25 bk
205
Indikator Sasaran
No. Urusan Kebijakan Program
Uraian Indikator Tahun l Tahun ll Tahun lll Tahun lV Tahun V
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
4 Pemberian prioritas penanganan 8. Peningkatan Peran serta
lingkungan oleh masyarakat dan Masyarakat Dalam Pengendalian
lembaga swadaya lingkungan Lingkungan Hidup :
206
Indikator Sasaran
No. Urusan Kebijakan Program
Uraian Indikator Tahun l Tahun ll Tahun lll Tahun lV Tahun V
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Terciptanya kawasan konservasi - - - 2 lokasi 2 lokasi
laut daerah
Terbangunnya lubang resapan - 200 lbng 200 lbng 200 lbng 200 lbng
biopori
6. Pengelolaan Keanekaragaman
Hayati dan Ekosistem :
Terdatanya/ terinventarisasinya - 60 bk 60 bk 60 bk 60 bk
pohon/ tanaman ritual di Kab.
Karangasem
Tersusunnya profil - 60 bk 60 bk 60 bk 60 bk
keanekaragaman hayati (floura)
di Kab. Karangasem
Tersusunnya profil - 60 bk 60 bk 60 bk 60 bk
keanekaragaman hayati (fauna)
di Kab. Karangasem
7 Peningkatan pengendalian 7. Monitoring, Evaluasi dan
pemanfaatan SDA strategis Pelaporan :
melalui kajian lingkungan hidup
strategis
207
Indikator Sasaran
No. Urusan Kebijakan Program
Uraian Indikator Tahun l Tahun ll Tahun lll Tahun lV Tahun V
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Terlaksananya Monitoring evaluasi - 8 lokasi 8 lokasi 8 lokasi 8 lokasi
dan Pelaporan
5. Rehabilitasi dan Pemulihan 1. Pengelolaan dan Rehabilitasi - 2 lokasi 2 lokasi 2 lokasi 2 lokasi
Cadangan Sumber Daya Alam Terumbu karang, Mangrove,
Padang lamun, Estuaria dan
Teluk
2. Rehabilitasi Hutan dan Lahan - 2 lokasi 2 lokasi 2 lokasi 2 lokasi
208
Indikator Sasaran
No. Urusan Kebijakan Program
Uraian Indikator Tahun l Tahun ll Tahun lll Tahun lV Tahun V
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tersedianya Sarana dan 2 unit 7 unit 11 unit 13 unit 15 unit
prasarana angkutan kebersihan
dan pertamanan
9. Pertanahan 1. Mewujudkan tata kelola 1. Penataan penguasaan, 1. Pensertifikatan Tanah 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
pertanahan daerah yang tertib pemilikan, penggunaan dan
dan akuntable. pemanfaatan tanah
2. Tersedianya Tanah Civic Centre - 100 % - - -
10. Kependudukan dan 1. Menata dan menyelenggarakan 1. Penataan administrasi 1. Terlaksananya tertib administrasi 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
Catatan Sipil sistem administrasi kependudukan dan meningkatnya kepemilikan
kependudukan secara dokumen kependudukan
menyeluruh
2. Jumlah data base kependudukan 1 pkt 1 pkt 1 pkt 1 pkt 1 pkt
yang memadai
2. Pemberdayaan masyarakat dan 1. Terlaksananya sistem SIAK 8 Kec 8 Kec 8 Kec 8 Kec 8 Kec
pemanfaatan data kependudukan
berbasis SIAK
2. Terlaksananya sistem informasi 8 Kec 8 Kec 8 Kec 8 Kec 8 Kec
administrasi kependudukan secara
komprehensif
2. Meningkatkan sarana dan 3 Peningkatan sarana dan 1. Tersedianya dokumen 8 Kec 8 Kec 8 Kec 8 Kec 8 Kec
prasarana pelayanan administrasi prasarana aparatur kependudukan bagi masyarakat
kependudukan (anak umur 0-4 th)
3. Meningkatkan kualitas sumber 4 Peningkatan kapasitas sumber 1. Pendidikan dan pelatihan SIAK 8 Kec 8 Kec 8 Kec 8 Kec 8 Kec
daya manusia terkait pelayanan daya aparatur
administrasi kependudukan
209
Indikator Sasaran
No. Urusan Kebijakan Program
Uraian Indikator Tahun l Tahun ll Tahun lll Tahun lV Tahun V
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
4. Meningkatkan jangkauan 5 Penataan administrasi 1. Terlaksananya validasi data 8 Kec 8 Kec 8 Kec 8 Kec 8 Kec
pelayanan administrasi kependudukan penduduk berdasarkan SIAK
kependudukan secara berkelanjutan
2. Pelaksanaan SIAK
- offline 100 % - - - -
- online - 100 % 100 % 100 % 100 %
3. Terbentuknya dan tertatanya - - 15% 30% 30%
sistem koneksi (CT-Net)
4. Terimplementasikannya sistem 8 Kec 8 Kec 8 Kec 8 Kec 8 Kec
administrasi kependudukan
(membangun, updating,
pemeliharaan)
5. Peningkatan pelayanan publik pelabuhan pelabuhan pelabuhan pelabuhan pelabuhan
dalam bidang kependudukan padangbai padangbai padangbai padangbai padangbai
5. Peningkatan pengawasan 6 Monitoring, evaluasi dan 1. Terlaksananya monitoring Kartu 8 Kec 8 Kec 8 Kec 8 Kec 8 Kec
pelaksanaan pelayanan pelaporan Tanda Penduduk dan Kartu
administrasi kependudukan Keluarga
2. Terlaksananya pengawasan 8 Kec 8 Kec 8 Kec 8 Kec 8 Kec
penduduk pendatang di 8
Kecamatan
11. Pemberdayaan 1. Meningkatkan Kedudukan, Peran 1. Keserasian kebijakan 1. Menurunnya angka kematian ibu 100% 100% 100% 100% 100%
Perempuan dan Kualitas Perempuan serta peningkatan kualitas anak dan melahirkan dan bayi baru lahir
mewujudkan Kesetaraan dan perempuan
Keadilan Gender dalam kehidupan
berkeluarga, bermasyarakat
berbangsa dan bernegara
2. Penguatan kelembagaan 1. Menurunnya angka tindak 100% 100% 100% 100% 100%
pengarusutamaan gender dan kekerasan terhadap anak dan
anak perempuan
210
Indikator Sasaran
No. Urusan Kebijakan Program
Uraian Indikator Tahun l Tahun ll Tahun lll Tahun lV Tahun V
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2. Meningkatnya perlindungan tindak 100% 100% 100% 100% 100%
kekerasan terhadap anak dan
perempuan
3. Peningkatan kualitas hidup dan 1 Meningkatnya kualitas hidup 100% 100% 100% 100% 100%
perlindungan perempuan perempuan di daerah tertinggal
4. Peningkatan peran serta dan 1. Meningkatnya partisipasi aktif 100% 100% 100% 100% 100%
kesetaraan gender dalam kaum perempuan dalam
pembangunan pembangunan dan mendapatkan
tokoh perempuan yang bisa
menjadi suri tauladan
12. Keluarga Berencana 1. Mengendalikan tingkat kelahiran 1. Keluarga Berencana 1 Pelayanan Peserta KB selain KB
dan Keluarga baru pria :
Sejahtera
Jumlah Peserta KB baru IUD 100% 100% 100% 100% 100%
Kondom
2 Meningkatkan kualitas kesehatan 2 Kesehatan Reproduksi Remaja 1. Terbentuknya pusat informasi dan
reproduksi KRR :
211
Indikator Sasaran
No. Urusan Kebijakan Program
Uraian Indikator Tahun l Tahun ll Tahun lll Tahun lV Tahun V
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Cakupan PIK KRR kategori Tegak 3 klpk 4 klpk 5 klpk 6 klpk 8 klpk
Cakupan PIK KRR kategori Tegar 1 klpk 1 klpk 1 klpk 1 klpk 2 klpk
3 Meningkatkan jumlah cakupan 3 Pelayanan Kontrasepsi 1. Terlaksanaya Pelayanan KB gratis 100% 100% 100% 100% 100%
peserta KB dan jumlah peserta KB melalui TMKK dan TKBK di 8
mandiri menuju keluarga Kecamatan
sejahtera
4 Pembinaan peran serta 1. Terlaksananya Pembinaan di 40 100% 100% 100% 100% 100%
masyarakat dalam pelayanan Desa Kabupaten Karangasem
KB/KR yang mandiri
4 Meningkatkan promosi KIBA di 5 Promosi kesehatan ibu, bayi dan 1. Penyuluhan Kesehatan Ibu, bayi 100% 100% 100% 100% 100%
masyarakat anak melalui kelompok kegiatan dan anak melalui kelompok
dimasyarakat kegiatan di masyarakat
6 Pengembangan pusat pelayanan 1. Terlaksananya Advokasi dan KIE 100% 100% 100% 100% 100%
informasi dan konseling KRR tentang Kesehatan Reproduksi
Remaja di masing-masing sekolah
yang tergabung dalam PIK-KRR
8 Penyiapan tenaga pendamping 1 Meningkatnya Pengelolaan usaha 100% 100% 100% 100% 100%
kelompok bina keluarga Kelompok UPPKS
212
Indikator Sasaran
No. Urusan Kebijakan Program
Uraian Indikator Tahun l Tahun ll Tahun lll Tahun lV Tahun V
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2 Meningkatnya Kualitas Keluarga 100% 100% 100% 100% 100%
melalui Bina Keluarga Balita
(BKB)
3 Meningkatnya Kualitas Keluarga 100% 100% 100% 100% 100%
melalui Bina keluarga Remaja
(BKR)
4 Meningkatnya Kualitas Keluarga 100% 100% 100% 100% 100%
melalui Bina Keluarga Lansia
(BKL)
5 Meningkatnya Kualitas Keluarga 100% 100% 100% 100% 100%
melalui Bina Keluarga Lingkungan
(BLK)
6 Meningkatkan kualitas keluarga, 9 Orientasi Pengembangan dan 1. Terlaksananya Orientasi, 100% 100% 100% 100% 100%
SDM aparatur serta Pemuthahiran Data Keluarga Monitoring , Evaluasi dan
menyempurnakan sistem Sejahtera pemutahiran data keluarga
pelaporan berbasis web online sejahtera di 8 kecamatan
10 Peningkatan kapasitas Sumber Terlaksananya penetapan Angka 78 org 78 0rg 78 org 78 org 78 org
Daya Aparatur kredit (PPK) bagi jabatan
Fungsional
13. Sosial 1. Penggalian dan peningkatan 1. Pemberdayaan fakir miskin, 1. Tersedianya rumah layak huni 400 unit 450 unit 500 unit 550 unit 600 unit
potensi serta sumber kehidupan komunitas adat terpencil (KAT)
penyandang masalah dan penyandang masalah 2. Tersalurnya raskin 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
kesejahteraan sosial kesejahteraan sosial (PMKS)
lainnya 3. Terbentuknya keluarga harapan 2.200 KK 2.400 KK 2.600 KK 2.800 KK 3.000 KK
5. Meningkatnya pemahaman dan - 250 orang 250 orang 250 orang 250 orang
motivasi masyarakat miskin untuk
meningkatkan taraf
hidup/kesejahteraan
6. Pemberian Paket Sembako kepada - 200 RTM 200 RTM 200 RTM 200 RTM
Rumah Tangga Miskin (RTM)
sebagai perangsang pemenuhan
kebutuhan rumah tanggaTangga
Miskin (RTM)
213
Indikator Sasaran
No. Urusan Kebijakan Program
Uraian Indikator Tahun l Tahun ll Tahun lll Tahun lV Tahun V
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2. Pelayanan dan rehabilitasi 1. Tersedianya data PMKS 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
kesejahteraan sosial
2. Terlaksananya Monev, dan 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
Pelaporan Penerimaan Bantuan
3. Terbinanya Penyandang Cacat 20 Org 25 Org 30 Org 35 Org 40 Org
2. Tersedianya Peralatan Sekolah 100 org 100 org 100 org 100 org 100 org
bagi Anak Terlantar di Luar Panti
3. Terwujudnya Kreativitas Anak 150 org 150 org 150 org 150 org 150 org
Terlantar
214
Indikator Sasaran
No. Urusan Kebijakan Program
Uraian Indikator Tahun l Tahun ll Tahun lll Tahun lV Tahun V
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
5. Pembinaan orang terlantar 1. Terlaksananya pemulangan orang 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
terlantar
5 Terbentuknya Kube- Kube Fakir 160 Kube 160 Kube 160 Kube 160 Kube 160 Kube
Miskin
7. Pengembangan Wawasan 1 Terlaksananya Peringatan Hari 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
Kebangsaan dan Internasional Pahlawan
2 Terlaksananya Pelacakan Rute 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
Perjuangan I Gusti Ngurah Rai
3 Terlaksananya Kirab Puputan 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
Margarana
4 Terlaksanaya Hari 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
Kesetiakawanan Sosial Nasional
5 Terlaksananya Pameran Dalam 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
Rangka HUT RI
14. Tenaga Kerja 1. Mengembangkan ekonomi 1. Peningkatan kualitas dan 1. Terlatihnya calon tenaga kerja 60 org 60 org 60 org 60 org 60 org
kerakyatan dengan meng- produktivitas tenaga kerja terampil pada berbagai kejuruan
optimalkan pemanfaatan sumber
daya manusia dan sumber daya
alam
215
Indikator Sasaran
No. Urusan Mengembangkan ekonomi
Kebijakan Program
kerakyatan dengan meng- Uraian Indikator Tahun l Tahun ll Tahun lll Tahun lV Tahun V
1 2 optimalkan pemanfaatan
3 sumber 4 5 6 7 8 9 10
daya manusia dan sumber daya 2. Peningkatan kesempatan kerja 1. Penyerapan tenaga kerja melalui 200 org 200 org 200 org 200 org 200 org
alam pola padat karya
2. Terlatihnya pencari kerja yang 50 org 50 org 50 org 50 org 50 org
siap bekerja ke luar negeri melalui
program pemagangan
3. Tersedianya data calon 100% 100% 100% 100% 100%
transmigrasi
2 Meningkatkan kerjasama dengan 3 Sertifikasi lembaga pelatihan 1 Pendaftaran dan evaluasi lembaga 100% 100% 100% 100% 100%
stakeholder kerja swasta (LPKS) ketenagakerjaan
2 Terkirimnya calon transmigrasi ke 25 kk 25 kk 25 kk 25 kk 25 kk
daerah tujuan
3 Menetapkan dan meningkat-kan 4 Perlindungan dan pengemba- 1. Perlindungan pekerja dan 100% 100% 100% 100% 100%
serta mengawasi pelaksa-naan ngan lembaga ketenaga-kerjaan pengusaha secara umum
upah minimum untuk
meningkatkan kesejahtraan 2. Penetapan besaran UMK 100% 100% 100% 100% 100%
pekerja
15. Koperasi dan Usaha 1. Memantapkan pengembangan 1. Penciptaan iklim usaha kecil 1. Pameran dan promosi produk 1x 2x 2x 2x 2x
Kecil Menengah koperasi, usaha kecil menengah menengah yang kondusif UMKM dalam dan atau luar negeri
dan lembaga ekonomi kerakyatan
lainnya, agar mampu mandiri dan 2. Pengembangan kewirausahaan 1. Terlatihnya pengelola koperasi 30 org 30 org 30 org 30 org 30 org
bersaing dan keunggulan kompetitif tentang manajemen usaha
koperasi usaha kecil menengah
216
Indikator Sasaran
No. Urusan Kebijakan Program
Uraian Indikator Tahun l Tahun ll Tahun lll Tahun lV Tahun V
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2. Mewujudkan ekonomi kerakyatan 3. Pengembangan sistem 1. Terbinanya pengusaha mikro 80 orang 80 orang 80 orang 80 orang 80 orang
yang tangguh, dan terwujudnya pendukung usaha bagi Usaha
iklim berinvestasi yang sehat Mikro Kecil Menengah
4. Peningkatan kualitas kelembagaan 1 Terbinanya LPD 8 Kec. 8 Kec. 8 Kec. 8 Kec. 8 Kec.
koperasi
3. Penyiapan potensi sumberdaya, 1. Tersusunnya kajian dan 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
sarana dan prasarana daerah pengembangan penanaman
modal
2. Meningkatnya kualitas SDM 2 orang 2 orang 2 orang 2 orang 2 orang
dibidang perijinan dan
penanaman modal
3. Meningkatnya sarana dan 10 % 10 % 10 % 10 % 10 %
prasarana Pelayanan perijinan
217
Indikator Sasaran
No. Urusan Kebijakan Program
Uraian Indikator Tahun l Tahun ll Tahun lll Tahun lV Tahun V
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2 Kerjasama pihak swasta (KPS) 4. Mengkoordinasikan dan 1. Meningkatnya kemitraan 10 % 10 % 10 % 10 % 10 %
yang difasilitasi Bappenas mendorong peran swasta dalam Pemerintah daerahy dan swasta
pembangunan
2. Memberikan kemudahan bagi 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
swasta dalam pelayanan perijinan
2. Meningkatnya kesadaran 10 % 10 % 10 % 10 % 10 %
masyarakat / pengusaha dalam
mengurus ijin
6. Merencanakan Penanaman Modal 1. Terwujudnya koordinasi 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
perencanaan penanaman modal
secara terpadu
2. Terwujudnya Dokumen Peluang 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
dan profil investasi
3. Terwujudnya Sistem Pelayanan 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
Perijinan Terpadu
17. Kebudayaan 1. Memperkuat kelembagaan 1. Pengembangan nilai budaya 1 Terselenggaranya pesta kesenian 1 kali 1 kali 1 kali 1 kali 1 kali
tradisional kemasyarakatan guna bali
mengusung dan mengawal
2 Terlaksananya pesona budaya di 1 kali 1 kali 1 kali 1 kali 1 kali
pelestarian dan perubahan
Taman Mini Indonesia Indah
lingkungan strategis yang terjadi.
(TMII)
218
Indikator Sasaran
No. Urusan Kebijakan Program
Uraian Indikator Tahun l Tahun ll Tahun lll Tahun lV Tahun V
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
10 Pelestarian kebudayaan dan 60 orang 15 orang 125 orang 125 orang 125 orang
kesenian bali melalui Utsawa
Dharma Gita Tingkat Kabupaten,
Provinsi dan Nasional.
11 Pencetakan dan pendistribusian 65 buku 315 buku 150 buku 200 buku 250 buku
buku-buku pesantian dan
keagamaan
14 Peningkatan pemahaman umat 650 buku 650 buku 750 buku 750 buku 800 buku
tentang tata cara, nilai dan
pemaknaan yadnya melalui
Pencetakan dan pendistribusian
buku hasil Paruman Sulinggih.
15 Peningkatan partisipasi 305 lokasi 325 lokasi 330 lokasi 335 lokasi 350 lokasi
pembangunan dan aktifitas
swadaya masyarakat melalui
pemberian bansos dan hibah.
16 Peningkatan kesadaran 40 lokasi 75 lokasi 100 lokasi 150 lokasi 200 lokasi
masyarakat tentang prosedur dan
pertanggungjawaban masyarakat
sebagai penerima bansos dan
hibah
219
Indikator Sasaran
No. Urusan Kebijakan Program
Uraian Indikator Tahun l Tahun ll Tahun lll Tahun lV Tahun V
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
17 Peningkatan aktifitas seni budaya 75% 80% 90% 95% 100%
terutama wewalen upacara agama
yaitu sekaa gong, sekaa topeng
dan rejang sebagai pendukung
utama pelaksanaan upacara
agama.
18 Pelestarian dan aktualisasi adat 8 Kec 8 Kec 8 Kec 8 Kec 8 Kec
budaya daerah
3 Pengembangan kerjasama 1. Terbinanya administrasi dan 190 DP 190 DP 190 DP 190 DP 190 DP
pengelolaan kekayaan budaya organisasi lembaga tradisional
desa pekraman
3. Meningkatkan fungsi lembaga 4 Pengelolaan keragaman budaya 1. Terselenggaranya promosi 1 pkt 1 pkt 1 pkt 1 pkt 1 pkt
tradisional yang ada dengan kebudayaan ke luar daerah
mengedepankan kemandirian,
sikap toleransi dan tenggang 2. Terselenggaranya pemilihan jegeg 1 pkt 1 pkt 1 pkt 1 pkt 1 pkt
rasa, kepedulian sosial, saling bagus
hormat menghormati dan
meningkatkan rasa kekeluar-gaan
220
Meningkatkan fungsi lembaga
tradisional yang ada dengan
Indikator Sasaran
No. Urusan mengedepankan
Kebijakan kemandirian, Program
sikap toleransi dan tenggang Uraian Indikator Tahun l Tahun ll Tahun lll Tahun lV Tahun V
rasa, kepedulian
3
sosial, saling 4 5
1 2 6 7 8 9 10
hormat menghormati dan 5 Pengembangan kerjasama 1. Terlaksananya kemitraan 1 pkt 1 pkt 1 pkt 1 pkt 1 pkt
meningkatkan rasa kekeluar-gaan pengelolaan kekayaan budaya pengelolaan kebudayaan antar
daerah
18. Pemuda dan Olah Raga 1. Meningkatkan kontribusi pemu-da 1. Peningkatan peran serta 1. Seleksi paskibraka tingkat 19 skl 19 skl 19 skl 19 skl 19 skl
dan lembaga kepemudaan dalam kepemudaan kabupaten dan provinsi
meningkatkan kesejah-teraan
masyarakat 2. Terlatihnya PASKIBRAKA HUT RI 7 sekolah 7 sekolah 7 sekolah 7 sekolah 7 sekolah
tingkat kabupaten
2. Peningkatan upaya penumbu- 1. Seleksi penyiapan calon magang 25 org 25 org 25 org 25 org 25 org
han kewirausahaan dan kecaka- ke jepang
pan hidup pemuda
3. Upaya pencegahan penyalah- 1. Penyuluhan narkoba di kecamatan 8 kec 8 kec 8 kec 8 kec 8 kec
gunaan narkoba dan penang-
gulangan HIV
2. Sosialisasi pendidikan kecakapan 59 skl 59 skl 59 skl 59 skl 59 skl
hidup (life skill education )
2. Meningkatkan prestasi olahraga 4. Pembinaan dan pemasyaraka-tan 1. Terselenggaranya kompetisi olah 1 kali 1 kali 1 kali 1 kali 1 kali
karangasem di Tingkat provinsi, olahraga raga (porsenijar)
nasional dan Internasional
221
Indikator Sasaran
No. Urusan Kebijakan Program
Uraian Indikator Tahun l Tahun ll Tahun lll Tahun lV Tahun V
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2. Terlaksananya Pengamanan 100% 100% 100% 100% 100%
Daerah
3. Terbangunnya Pos Jaga / Ronda 8 unit 8 unit 8 unit 8 unit 8 unit
4 Tersedianya pakaian Linmas 256 stel 256 stel 256 stel 256 stel 256 stel
2 Meningkatkan Pengembangan 3. Pengembangan wawasan 1. Terlatihnya Tenaga Pelaksana 50 orang 50 orang 50 orang 50 orang 50 orang
Wawasan Kebangsaan kebangsaan Pembauran Bangsa
222
Indikator Sasaran
No. Urusan Kebijakan Program
Uraian Indikator Tahun l Tahun ll Tahun lll Tahun lV Tahun V
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
4. Kemitraan pengembangan 1. Terlaksananya Ceramah 100 orang 100 orang 100 orang 100 orang 100 orang
wawasan kebangsaan Kewaspadaan Nasional/bela
negara
2 Terlaksananya forum kemunikasi 100% 100% 100% 100% 100%
antar umat beragama/tomas
5. Pemberdayaan masyarakat untuk 1. Terbinanya Hansip/linmas 8 Kec 8 Kec 8 Kec 8 Kec 8 Kec
menjaga ketertiban dan
keamanan
3. Meningkatkan Pemberdayaan 6 Pemberdayaan masyarakat untuk 1. Terbinanya Pecalang Desa 50 org 50 org 50 org 50 org 50 org
Masyarakat untuk menjaga menjaga ketertiban dan Pekraman
ketertiban dan keamanan keamanan
2. Terlatihnya anggota Linmas 250 org 250 org 250 org 250 org 250 org
4 Meningkatkan Pemberantasan 7 Peningkatan pemberantasan 1. Terlaksananya sosialisasi anti 2000 org 2000 org 2000 org 2000 org 2000 org
Penyakit Masyarakat penyakit masyarakat narkoba bagi generasi muda /
pelajar
2. Terlatihnya Kader Penyuluh 40 org 40 org 40 org 40 org 40 org
Narkoba
3. Terlaksananya Sidak Narkoba 16 kali 16 kali 16 kali 16 kali 16 kali
- Kepada Generasi Muda 40 org 40 org 40 org 200 org 120 org
223
Indikator Sasaran
No. Urusan Kebijakan Program
Uraian Indikator Tahun l Tahun ll Tahun lll Tahun lV Tahun V
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2. Terwujudnya hasil penelitian 100% 100% 100% 100% 100%
administrasi bantuan keuangan
parpol
3. Terlaksananya foruk komunikasi 50 orang 50 orang 50 orang 50 orang 50 orang
konsultasi partai politik
7 Meningkatkan pencegahan dini 10 Pencegahan dini dan 1. Terlaksananya pemantauan dan 400 orang 400 orang 400 orang 400 orang 400 orang
dan penanggalunganan Bencana penanggulangan bencana alam penyebarluasan informasi potensi
Alam bencana alam
224
Indikator Sasaran
No. Urusan Kebijakan Program
Uraian Indikator Tahun l Tahun ll Tahun lll Tahun lV Tahun V
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
3 Terlaksananya pemantauan 100% 100% 100% 100% 100%
bencana alam melalui posko
ruang pusat pengendali operasi
penanggulangan bencana
20. Otonomi Daerah, 1. Meningkatkan kapasitas lembaga 1. Peningkatan kapasitas lembaga 1. Lancarnya koordinasi dan 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
Pemerintahan Umum, perwakilan rakyat daerah perwakilan rakyat daerah konsultasi ketugasan DPRD
Administrasi Keuangan
Daerah, Perangkat 2. Bimbingan teknis 4 kali 4 kali 4 kali 4 kali 4 kali
Daerah, Kepegawaian
3. Konsultasi 4 kali 4 kali 4 kali 4 kali 4 kali
dan Persan dian
4. Kunjungan kerja 4 kali 4 kali 4 kali 4 kali 4 kali
2. Meningkatkan pelayanan 2. Peningkatan pelayanan 1. Terlaksananya kegiatan 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
kedinasan kepala daerah/wakil kedinasan kepala daerah/wakil penerimaan kunjungan kerja
kepala daerah kepala daerah pejabat negara/departemen/
lembaga pemerintah non
departemen
3 Meningkatkan prngrndalian 3 Peningkatan pelayanan 1. Menghimpun dan melaporkan 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
pelaksanaan pembangunan kedinasan kepala daerah/wakil realisasi kegiatan fisik dan
kepala daerah keuangan SKPD
1. Terlaksananya evaluasi di 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
Kabupaten Karangasem
4 Mengupayakan efektivitas dan 4 Peningkatan dan pengemba- 1. Tersusunnya perda APBD 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
efisiensi, serta transparansi dalam ngan pengelolaan keuangan
penggalian dan penge-lolaan daerah 2. Tersusunnya perbup APBD 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
sumber-sumber dana bagi
penyelenggara pemerin-tah
daerah.
225
Mengupayakan efektivitas dan Indikator Sasaran
No. Urusan Kebijakan Program
efisiensi, serta transparansi dalam Uraian Indikator Tahun l Tahun ll Tahun lll Tahun lV Tahun V
penggalian dan penge-lolaan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
sumber-sumber dana bagi
3. Tersusunnya perda perubahan 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
penyelenggara pemerin-tah
APBD
daerah.
4. Tersusunnya perbup penja-baran 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
perubahan APBD
5. Pembinaan dan fasilitasi 1. Meningkatnya dan tertibnya 78 desa 78 desa 78 desa 78 desa 78 desa
pengelolaan keuangan desa pengelolaan keuangan desa
5 Meningkatkan fungsi pengawa- 6 Peningkatan sistem pengawa-san 8. terlaksananya Pengendalian 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
san terhadap penyelenggaraan internal dan pengendalian administrasi dan fisik lapangan
pemerintahan dan pelaksanaan pelaksanaan kebijakan KDH SKPD
pembangunan
9 Terlaksananya pengumpulan data 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
program dan paket kegiatan dari
SKPD
226
Indikator Sasaran
No. Urusan Kebijakan Program
Uraian Indikator Tahun l Tahun ll Tahun lll Tahun lV Tahun V
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
11. Terlaksananya kegiatan penataan 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
arsip dan pengelolaan data
pegawai
7 Pemilihan dan Pelantikan 1. Terselenggaranya Pemilihan dan 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
Perbekel Pelantikan Perbekel
6 Meningkatkan Penataan 8 Fasilitasi Peraturan Tentang 1. Terbentuknya Peraturan Bupati 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
Peraturan Perundang-Undangan Pemerintahan Desa Tentang Petunjuk Teknis
Pelaksanaan ADD dan Peraturan
Bupati tentang Pedoman
Penyusunan dan Pelaksanaan APB
Des, Perubahan APB Des serta
perhitungan dan
pertanggungjawaban APB Des
serta tata cara Pelaporan
Pertanggungjawaban
Penyelenggaraan Pemerintahan
Desa
9 Fasilitasi Sosislisasi Peraturan 1. Monitoring dan Evaluasi Peraturan 25 Desa 25 Desa 25 Desa 25 Desa 25 Desa
Perundang-undangan Bupati Tentang Petunjuk Teknis
Pelaksanaan ADD dan Peraturan
Bupati tentang Pedoman
Penyusunan dan Pelaksanaan APB
Des, Perubahan APB Des serta
perhitungan dan
pertanggungjawaban APB Des
serta tata cara Pelaporan
Pertanggungjawaban
Penyelenggaraan Pemerintahan
Desa
7 Memberikan fasilitasi bagi 10 Peningkatan sistem pengawasan 1. Meningkatnya pembinaan dan 64 obrik 68 obrik 72 obrik 76 obrik 80 obrik
terlaksananya pengawasan internal dan pembinaan aparatur tindakan pencegahan
terhadap kegiatan di SKPD pemerintah penyimpangan pada SKPD
227
Indikator Sasaran
No. Urusan Kebijakan Program
Uraian Indikator Tahun l Tahun ll Tahun lll Tahun lV Tahun V
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2. Prosentase temuan hasil 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
pemeriksaan tahun lalu yang telah
selesai ditindaklanjuti
11 Meningkatkan penyelenggaraan 14 Pembentukan hukum 1 Pembuatan dan pencetakan 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
legislasi produk-produk hukum pruduk hukum daerah berupa
daerah dan yustisial produk pencetakan buku produk hukum
hukum daerah daerah yang terdiri dari perda dan
perbup.
2 Pembuatan dan pencetakan 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
himpunan lemda
228
Indikator Sasaran
No. Urusan Kebijakan Program
Uraian Indikator Tahun l Tahun ll Tahun lll Tahun lV Tahun V
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
3 Pengadaan sistem jaringan 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
dokumentasi dan informasi (SJDI)
hukum
15 Penataan peraturan perundang- 1. Operasi yustisi produk hukum 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
undangan
12 Peningkatan dan perkuatan 16 Penegakan hukum dan HAM 1 Peningkatan pengetahuan 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
lembaga tim ahli hukum yang aparatur terhadap penegakan
telah dibentuk oleh pemkab. hukum dan HAM
Karangasem
2 Peningkatan peranan aparatur 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
terhadap penegakan hukum dan
HAM
17 Pembinaan sarana dan prasarana 1 Penelitian/Penyuratan awig-awig 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
hukum desa pakraman
13 Meningkatkan koordinasi dan 18 Kerjasama penyelesaian masalah 1 Penyelesaian masalah hukum 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
kerjasama antar lembaga hukum hukum
19 Koordinasi dan konsolidasi 1. Kesatuan tafsir terhadap 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
peraturan perundang-undangan peraturan perundang-undangan
229
Indikator Sasaran
No. Urusan Kebijakan Program
Uraian Indikator Tahun l Tahun ll Tahun lll Tahun lV Tahun V
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
3 Tercapainya sosialisasi produk 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
hukum daerah
14 Memantapkan pelaksanaan 21 Penataan daerah otonomi 1. Penetapan dan penegasan batas 20 % 40 % 60 % 80 % 100 %
otonomi daerah didukung oleh wilayah kecamatan dan desa
kerjasama saling menguntung-
kan antar daerah.
2 Evaluasi otonomi daerah 20 % 40 % 60 % 80 % 100 %
- Diklat Teknis Sertifikasi Panitia 1. Terdidik dan terlatihnya petugas - 100 org 100 org 100 org 100 org
Pengadaan Barang dan Jasa pengadaan barang dan jasa di
Daerah lingkungan pemkab. karangasem
230
Indikator Sasaran
No. Urusan Kebijakan Program
Uraian Indikator Tahun l Tahun ll Tahun lll Tahun lV Tahun V
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
4. Terdidik dan terlatihnya petugas - - 100 orang - -
pengelola barang dan jasa pada
SKPD di Lingkungan Pemkab.
Karangsem
16 Meningkatkan kemampuan 25 Peningkatan kapasitas
motivasi aparatur dalam sumberdaya aparatur
melaksnakan tugas pokok dan
fungsinya
- Pendidikan dan Pelatihan 1. Terdidik dan terlatihnya CPNS 88 org 241 org 300 org 200 org 200 org
Prajabatan Calon Pegawai Negeri untuk memenuhi syarat menajdi
Sipil (CPNS) PNS
- Penyelenggaraan Diklat Teknis & 2. Terkirimnya peserta diklat 10 org 15 org 15 org 20 org 25 org
Fungsional teknis/kursus-krsus
singkat/bimbingan teknis
- Pemberian bantuan tugas belajar 3. Meningkatnya kualitas sumber 5 orang 5 orang 5 orang 5 orang 5 orang
dan ikatan kedinasan daya manusia aparatur di
lingkungan Pemerintah Kab.
Karangasem
- Sosialisasi Peraturan 4. Terlaksananya Sosialisasi 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
Perundangan -undangan peraturan kepegawaian
kepegawaian
- Penataan Sistem Administrasi 2. Terlaksananya kenaikan pangkat 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
Kenaikan Pangkat Otomatis PNS PNS
- Pembangunan Sistem Aplikasi 3. Tercapainya pelayanan Sistem 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
Pelayanan Kepegawaian (SAPK) Aplikasi Pelayanan Kepegawaian
(SAPK) secara menyeluruh
terhadap PNS
- Pemberian Penghargaan bagi 4. Diberikannya penghargaan kepada 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
PNS yang berprestasi PNS yang berprestasi
231
Indikator Sasaran
No. Urusan Kebijakan Program
Uraian Indikator Tahun l Tahun ll Tahun lll Tahun lV Tahun V
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
- Pembinaan Disiplin PNS 5. Terlaksananya penanganan kasus- 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
kasus pelanggaran disiplin PNS
- Penyusunan Data Kepegawaian 7. Tersusunnya Buku data 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
kepegawaian
- Penyusunan Rencana Pembinaan 8. Tersisinnya Kebijakan tentang 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
Karier Pegawai Negeri Sipil Standar Kompetensi Jabatan
Struktural PNS
- Pembinaan Teknis Administrasi 9. Terbinanya Pengawai di 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
Disiplin Pegawai Negeri Sipil Lingkungan Pemkab. Karangasem
- Pengambilan Sumpah dan Janji 10. Terlaksananya pengambilan 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
Pegawai dan Penyerahan SK sumpah dan Janji bagi PNS yang
CPNS baru
- Pelaksanaan Ujian Dinas dan 11. Terlaksananya ujian dinas dan 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
Biaya Pelaksanaan penyesuaian penyesuaian ijasah
ijasah
- Penataan sistem Pengurusan 12. Terpenuhinya Karpeg, Karis dan 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
Karpeg, Karis dan Karsu Karsu PNS
- Penempatan PNS 13. Terlaksananya penempatan / 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
mutasi staf
232
Indikator Sasaran
No. Urusan Kebijakan Program
Uraian Indikator Tahun l Tahun ll Tahun lll Tahun lV Tahun V
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
- Pemberian Penghargaan bagi 1. Diberikannya bantuan biaya 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
PNS yang pensiun /penghargaan kepada PNS yang
pensiun sesuai dengan Hak
Pensiun
- Pelatihan PNS menjelang Pensiun 2. Terlatihnya PNS menjelang 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
pansiun
19 Meningkatnya Pelayanan 28 Program Pembayaran 1. Terbayarnya kesejahteraan dan 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
Kesehatan Aparat Pemerntahan Kesejahteraan dan Penghargaan Penghargaan Aparat
Desa Aparat Pemerintahan Desa Pemerintahan Desa
20 Mewujudkan apartur yang 3 Terlaksananya pendidikan dan 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
profesional dan berkualitas dalam pelatihan teknis di setda Kab.
` melaksanakan tugas Karangasem
pemerintahan dan pembangunan
21 Meningkatkan Pengembangan 29 Peningkatan pengembangan 1. Terkumpulnya bahan penyusunan 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
Sistim Pelaporan yang efektif, sistem pelaporan, capaian kinerja LPPD dan LKPJ
transparan dan akuntabel dan keuangan
2. Tersusunnya buku LPPD dan LKPJ 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
30 Peningkatan pelayanan informasi 1. Tersedianya aneka dokumentasi 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
dan dokumentasi media cetak/ surat kabar
31 Peningkatan peran kehumasan 1. Tersedianya penerbitan informasi 4000 expl 4950 expl 5400 expl 4000 expl 5850 expl
pemerintah daerah dalam bentuk
tabloid, majalah dan buku profile
233
Indikator Sasaran
No. Urusan Kebijakan Program
Uraian Indikator Tahun l Tahun ll Tahun lll Tahun lV Tahun V
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
4. Terpublikasikannya informasi 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
pembangunan dalam pencitraan
pemerintah kabupaten pada
aneka media
5. Terlaksananya orientasi jurnalistik 30 Orang 35 Orang 40 Orang 45 Orang 30 Orang
rekayasa penyampaian informasi
publik dan diskusi peningkatan
kapasitas kehumasan pertukaran
informasi bagi komunitas pers dan
insan humas
22 Penataan dan Penyempurnaan 32 Penyusunan dan Penulisan LAKIP - Terwujudnya Penataan dan 100% 100% 100% 100% 100%
Kebijakan Sistem dan Kabupaten Karangasem Tahun Penyempurnaan kebijakan Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi 2010 dan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah Pemerintah
24 Meningkatkan koordinasi 34 Peningkatan Sistem Pengawasan Terlaksananya Rapat Rutin/ Rapat 100% 100% 100% 100% 100%
Perangkat daerah Internal dan Pengendalian Kerja
Pelaksanaan Kebijakan.
25 Peningkatan Kedisiplinan PNS 35 Pembinaan terhadap PNS dalam Tercapainya Disiplin PNS di 100% 100% 100% 100% 100%
pada SKPD di Kabupaten menaati jam-jam kerja/ Tim Kabupaten Karangasem
Karangasem Budaya Tertib.
26 Peningkatan Pelayanan kepada 36 Pembinaan Pelayanan Publik tercapainya Peningkatan Pelayanan 90% 99% 100% 100% 100%
masyarakat untuk tercapainya pada Instansi Pelayaan kepada masyarakat dengan prima
pelayanan prima dilingkungan Pemerintah
Kabupaten Karangasem
234
Indikator Sasaran
No. Urusan Kebijakan Program
Uraian Indikator Tahun l Tahun ll Tahun lll Tahun lV Tahun V
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
21 Ketahanan Pangan 1. Meningkatkan ketersediaan 1. Peningkatan ketahanan pangan 1. Berkembangnya desa mandiri 5 desa 8 desa 11 desa 14 desa 17 desa
pangan dan penanganan masyarakat (pertanian pangan
kerawanan pangan /perkebunan)
2. Terlaksananya pemantauan 1 pkt 1 pkt 1 pkt 1 pkt 1 pkt
kerawanan pangan (SKPG)
3. Terlaksananya analisis 1 pkt 1 pkt 1 pkt 1 pkt 1 pkt
ketersediaan dan kebutuhan
pangan
4. Tertanganinya daerah rawan 1 pkt 1 pkt 1 pkt 1 pkt 1 pkt
pangan
2. Meningkatkan sistem 2 Pengembangan sistem distribuisi 1 Berkembangnya lumbung pangan 1 unit 4 unit 6 unit 8 unit 9 unit
distribusidan stabilitas harga dan stabilitas harga pangan
pangan
2 Terlaksananya pemantauan harga 1 pkt 1 pkt 1 pkt 1 pkt 1 pkt
pangan
3 Meningkatkan pemenuhan 3 Peningkatan percepatan 1 Berkembangnya kelompok wanita 10 klp 20 klp 30 klp 40 klp 50 klp
kebutuhan konsumsi pangan dan penganekaragaman konsumsi dalam pemanfaatan pekarangan
keamanan pangan pangan (diversifikasi pangan)
2 Berkembangnya usaha mikro kecil 10 unit 20 unit 30 unit 40 unit 50 unit
dalam pengolahan pangan lokal
berbasis tepung-tepungan
22. Pemberdayaan 1. Peningkatan keberdayaan 1. Pembinaan Pengembangan 1. Terbinanya masyarakat terhadap 16 Klmpk 16 Klmpk 16 Klmpk 16 Klmpk 16 Klmpk
Masyarakat dan Desa masyarakat Perdesaan Teknologi Tepat Guna (TTG) penggunaan teknologi tepat guna
(TTG) dan terjalinnya komunikasi
Pengguna TTG melalui Gelar TTG
Tingkat Nasional
235
Indikator Sasaran
No. Urusan Kebijakan Program
Uraian Indikator Tahun l Tahun ll Tahun lll Tahun lV Tahun V
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
3. Terbentuknya Tim koordinasi 1 Paket 1 Paket 1 Paket 1 Paket 1 Paket
Penanggulangan Kemiskinan
(TKPK) dan tersusunnya laporan
strategi penanggulangan
kemiskinan daerah (SPKD)
2. Pengembangan lembaga ekonomi 2. Fasilitasi Pembentukan dan 1. Terbentuk dan terbinanya Badan 24 Desa 24 Desa 24 Desa 24 Desa 24 Desa
perdesaan Pengelolaan Badan Usaha Milik Usaha Milik Desa serta meregulasi
Desa Usaha-usaha Ekonomi Perdesaan
3. Peningkatan partisipasi 3. Penyelenggaraan Program 1. Terlaksananya PNPM mandiri 100% 100% 100% 100% 100%
masyarakat dalam membangun Nasional Pemberdayaan perdesaaan dalam rangka
desa Masyarakat Mandiri Perdesaan penanggulangan kemiskinan
4. Penilaian Lomba Desa 1. Terwujudnya Data Profil 100% 100% 100% 100% 100%
Deas/Kelurahan dan
Terencananya skala prioritas
Perencanaan Pembangunan di
Desa
5 Inventarisasi swadaya 3. Tersedianya data kegiatan 100% 100% 100% 100% 100%
masyarakat (ISM) swadaya masyarakat
6. Pembinaan Lembaga Masyarakat 4. Terbentuknya Lembaga yang 100% 100% 100% 100% 100%
Desa (LPM) berkualitas dan terlaksananya
Bulan Bakti Gotong Royong
7. Tentara Manunggal Membangun 2. Terbinanya Pembangunan di 100% 100% 100% 100% 100%
Desa (TMMD) Perdesaan melalui Partisipasi
Masyarakat dan TNI
4. Peningkatan kapasitas aparatur 4. Pelatihan Aparatur Pemerintahan 1. Terlatihnya Tenaga Teknis 75 Desa 75 Desa 75 Desa 75 Desa 75 Desa
pemerintah desa Desa dalam Bidang Manajemen Manajemen Pemerintahan Desa
Pemerintahan Desa yang handal.
5. Peningkatan peran perempuan di 1. Posyandu 1. Terselenggaranya pemeliharaan 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
perdesaan kesehatan usia balita
236
Indikator Sasaran
No. Urusan Kebijakan Program
Uraian Indikator Tahun l Tahun ll Tahun lll Tahun lV Tahun V
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2. Pemberdayaan Kesejahteraan 1. Terlaksananya Kegiatan 10 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
Keluarga Program Pokok PKK
23. Statistik 1 Meningkatkan kualitas data 1. Pengembangan data/informasi/ 1. Penyusunan dan pengumpulan 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
pendukung perencanaan daerah statistik daerah data dan statistik daerah
24. Kearsipan 1. Meningkatkan kinerja penge- 1. Perbaikan sistem administrasi 1. Inventaris arsip daerah 15,20 % 25% 50 % 75% 100%
lolaan kearsipan daerah. Kearsipan
237
Indikator Sasaran
No. Urusan Kebijakan Program
Uraian Indikator Tahun l Tahun ll Tahun lll Tahun lV Tahun V
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
4 Tersimpannya arisp daerah 30 % 50 % 60 % 70 % 85 %
dengan baik
3. Pemeliharaan rutin/berkala 1. Terpeliharanya sarana dan 100% 100% 100% 100% 100%
sarana dan prasarana kearsipan prasarana penyimpanan arsip
4. Peningkatan kualitas pelayanan 1. Pemantauan dan pembinaan 41,11 % 50% 58,89 % 77,78 % 100%
informasi kearsipan
2. Terlaksananya bimbingan teknis 41,11 % 50 % 59,34 % 78,02 % 100%
kearsipan di semua SKPD
25. Komunikasi dan 1. Optimalisasi layanan komunikasi 1. Pengembangan komunikasi, 1. Meningkatnya layanan komunikasi 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
Informatika dan informasi serta perdaya- informasi dan media massa melalui radio pancar ulang
gunaanya bagi pemerintah dan
masyarakat
2. Terpeliharanya wibesite pemda 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
karangasem
3 Meningkatkan penyebarluasan 3. Kerjasama informasi dengan mas 1. Penyebaran informasi melalui mas 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
informasi untuk mencapai media media
keterbukaan informasi pelayanan
publik
238
Indikator Sasaran
No. Urusan Kebijakan Program
Uraian Indikator Tahun l Tahun ll Tahun lll Tahun lV Tahun V
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
- Saresehan 1 kali 1 kali 2 kali 2 kali 3 kali
4. Pengkajian dan penelitian bidang 1. Meningkatkan pengawasan dan 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
informasi dan komunikasi pengendalian lembaga penyiaran
di daerah.
4 Meningkatkan sarana dan 5. Pengembangan Pos dan 3. Penataan dan penertiban 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
prasarana serta pengelolaan Telekomunikasi pemasangan tower komunikasi
persandian dan telekomunikasi
4 Penataan dan Penertiban 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
penyelenggaraan jasa titipan dan
layanan pos dan telekomunikasi
26 Perpustakaan 1. Meningkatkan kemampuan dan 1. Pengembangan budaya baca dan 1. Terlaksananya sosialisasi minat 16% 40% 60% 80% 100%
budaya baca masyarakat pembinaan perpustakaan serta baca dan budaya baca pada siswa
terutama di daerah pedesaan optimalisasi pelayanan SMA/SMK/MA
perpustakaan
2 Meningkatkan jumlah dan jenis 2. Pengadaan /penyediaan bahan 60% 70% 80% 90% 100%
bacaan, dan keterampilan bagi pustaka (buku) perpustakaan
pengelola perpustakaan umum daerah
3 Meningkatnya keterampilan bagi 100% 100% 100% 100% 100%
pengelola perpustakaan
3. Pembinaan perpustakaan sekolah 21,18 % 42,35 % 62,35 % 82,35 % 100%
239
Indikator Sasaran
No. Urusan Kebijakan Program
Uraian Indikator Tahun l Tahun ll Tahun lll Tahun lV Tahun V
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
6. Promosi Perpustakaan dan Lomba 20% 40% 60% 80% 100%
minat baca pada siswa
B. URUSAN PILIHAN
240
Indikator Sasaran
No. Urusan Kebijakan Program
Uraian Indikator Tahun l Tahun ll Tahun lll Tahun lV Tahun V
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Terbinanya pemilik RMU (Rice 2 kali 2 kali 2 kali 2 kali 2 kali
Milling Unit)
241
Indikator Sasaran
No. Urusan Kebijakan Program
Uraian Indikator Tahun l Tahun ll Tahun lll Tahun lV Tahun V
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
3 Pengembangan Pertanian Pada
Lahan Kering :
Terlaksananya Konservasi Lahan 25 Ha 25 Ha 25 Ha 25 Ha 25 Ha
4 Pengendalian Organisme
Penggagu Tanaman (OPT) :
242
Indikator Sasaran
No. Urusan Kebijakan Program
Uraian Indikator Tahun l Tahun ll Tahun lll Tahun lV Tahun V
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Terlaksananya pengembangan 0,02 ha 0,02 ha 0,02 ha 0,02 ha 0,02 ha
tanaman hias krisan
Pemeliharaan pohon induk 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket
tanaman hortikultura
8 Penyususunan Data Base Potensi
Produksi Pangan :
243
Indikator Sasaran
No. Urusan Kebijakan Program
Uraian Indikator Tahun l Tahun ll Tahun lll Tahun lV Tahun V
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
11 Pengembangan pembibitan dan - 150 ha 150 ha 150 ha 150 ha
perluasan tanaman perkebunan
14 Terlaksananya difersifikasi 10 ha 10 ha 10 ha 10 ha 10 ha
tanaman perkebunan
3 Peningkatan percepatan 1 Berkembangnya kelompok wanita 10 klp 20 klp 30 klp 40 klp 50 klp
penganekaragaman konsumsi dalam pemanfaatan pekarangan
pangan (diversifikasi pangan)
2 Berkembangnya usaha mikro kecil 10 unit 20 unit 30 unit 40 unit 50 unit
dalam pengolahan pangan lokal
berbasis tepung-tepungan
244
Indikator Sasaran
No. Urusan Kebijakan Program
Uraian Indikator Tahun l Tahun ll Tahun lll Tahun lV Tahun V
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
3. Terlaksananya pameran hasil 2 kl 2 kl 2 kl 2 kl 2 kl
produksi perkebunan
Terlaksananya SL - PTT Padi 120 unit 120 unit 120 unit 120 unit 120 unit
245
Indikator Sasaran
No. Urusan Kebijakan Program
Uraian Indikator Tahun l Tahun ll Tahun lll Tahun lV Tahun V
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
- Cubang 4 unit 4 unit 4 unit 4 unit 4 unit
29.250 ds
kasus Al 4.500 ds
246
Indikator Sasaran
No. Urusan Kebijakan Program
Uraian Indikator Tahun l Tahun ll Tahun lll Tahun lV Tahun V
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
4. Pengembangan RPH dan 20 % 40 % 60 % 80 % 100 %
peralatan
8 Peningkatan produksi hasil
peternakan
a. Pembibitan dan perawatan 1. Optimalisasi IB 11.000 ds 12.400 ds 14.000 ds 15.900 ds 17.000 ds
b. Distribusi bibit ternak kepada 1. Sapi betina produktif 25 ekor 25 ekor 50 ekor 50 ekor 50 ekor
masyarakat
2. Kambing gembrong 10 ekor 10 ekor 10 ekor 20 ekor 20 ekor
3. Babi 100 ekor 100 ekor 100 ekor 100 ekor 100 ekor
4. Ayam buras 1000 ekor 1000 ekor 1000 ekor 1000 ekor 1000 ekor
2. Kehutanan 1. Meningkatkan perlindungan dan 1. Perlindungan dan konservasi 1. Pengendalian kebakaran hutan 45 % 50 % 55 % 65 % 75 %
konservasi sumber daya hutan sumber daya hutan dan lahan
247
Indikator Sasaran
No. Urusan Kebijakan Program
Uraian Indikator Tahun l Tahun ll Tahun lll Tahun lV Tahun V
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2 Meningkatnya kesadaran 4 desa 8 desa 8 desa 8 desa 8 desa
masyarakat di sekitar kawasan
hutan mengenai dampak
kerusakan hutan
3. Terpeliharanya kawasan hutan 2 unt 2 unt 2 unt 2 unt 2 unt
wisata dan hutan kota
Meningkatnya rehabilitasi hutan 2. Rehabilitasi hutan dan lahan 1. Rehabilitasi lahan kritis (reboisasi, 600 ha 700 ha 700 ha 700 ha 700 ha
dan lahan hutan rakyat, penghijauan
lingkungan)
2. Penyediaan bibit/benih tanaman 1.100 ha 1.100 ha 1.100 ha 1.100 ha 1.100 ha
kehutanan
3 Meningkatnya peran serta 4 paket 4 paket 4 paket 4 paket 4 paket
masyarakat dalam rehabilitasi
hutan dan lahan
3. Energi dan 1. Meningkatkan perlindungan 1. Pembinaan dan pengawasan 1. Terlaksananya pengendalian 62 % 67 % 72 % 75 % 79 %
Sumberdaya Mineral sumber daya alam bawah tanah bidang pertambangan umum kegiatan penambangan bahan
yang memadai. galian C (capaian pertahun)
2. Reklamasi galian C 45 % 46 % 50 % 54 % 60 %
4. Pariwisata 1. Mengembangkan pariwisata 1. Pengembangan pemasaran 1 Promosi dan pameran industri 6 paket 6 paket 6 paket 6 paket 6 paket
kerakyatan yang dapat mem- pariwisata pariwisata di dalam dan luar
berikan efek ganda bagi negeri
masyarakat lokal.
2 Analisa pasar untuk promosi dan 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
pemasaran obyek wisata
248
Indikator Sasaran
No. Urusan Kebijakan Program
Uraian Indikator Tahun l Tahun ll Tahun lll Tahun lV Tahun V
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
5 Peningkatan sarana dan 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
prasarana promosi kebudayaan
dan pariwisata
2. Perbaikan infrastuktur penun-jang 2. Pengembangan destinasi 1. Pengembangan sosilalisasi dan 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
pariwisata, menjaga lingkungan pariwisata penerapan serta pengawasan
alam secara berkelanjutan standarisasi
3. Mewujudkan kualitas pariwisata 3. Pengembangan kemitraan 1. Pelaksanaan pengembangan SDM 100% 100% 100% 100% 100%
budaya terpadu, yang berbasis melalui penyuluhan sadar wisata
pada masyarakat.
2 Meningkat kunjungannya 10 % 10 % 10 % 10 % 10 %
kedaerah karangasem
5. Kelautan dan 1. Mengembangkan komoditas 1. Pemberdayaan ekonomi 1. Terbinanya kelompok nelayan 20 klp 20 klp 20 klp 20 klp 20 klp
Perikanan andalan, unggulan dan rintisan masyarakat pesisir
serta meningkatkan produktivitas
dan produksi perikanan
2. Terbinanya kelompok budidaya 10 klp 10 klp 10 klp 10 klp 10 klp
249
Indikator Sasaran
No. Urusan Kebijakan Program
Uraian Indikator Tahun l Tahun ll Tahun lll Tahun lV Tahun V
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2. Pemberdayaan masyarakat 1. Pembinaan pokmas 2 kali 2 kali 2 kali 2 kali 2 kali
dalam pengawasan dan
pengendalian sumberdaya
kelautan
2. Lomba pokmaswas 1 kali 1 kali 1 kali 1 kali 1 kali
- Lele 58 paket 111 paket 225 paket 281 paket 340 paket
- Udang galah 230 paket 230 paket 230 paket 230 paket 230 paket
4. Pengembangan perikanan 1. Pengadaan sarana dan peralatan 4 kec 4 kec 4 kec 4 kec 4 kec
tangkap penangkapan ikan :
- Colstorage - 1 paket - - -
250
Indikator Sasaran
No. Urusan Kebijakan Program
Uraian Indikator Tahun l Tahun ll Tahun lll Tahun lV Tahun V
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
- Mobil pengangkut ikan - 1 unt 1 unt -
- Alat pengolah ikan - 30 paket 30 paket 30 paket 30 paket
6. Perdagangan 1. Meningkatkan Perlindungan 1. Perlindungan konsumen dan 1 Meningkatnya pengawasan 240 245 toko/kios 250 255 260
konsumen dan pengawasan pengamanan perdagangan peredaran barang dan jasa toko/kios toko/kios toko/kios toko/kios
perdagangan
2 Tera ulang alat UTTP 8.000 bh 8.025 bh 8.050 bh 8.075 bh 8.100 bh
6 Pendaftaran HAKI 10 bh 12 bh 14 bh 16 bh 18 bh
2. Meningkatkan Pengembangan 2 Peningkatan kerjasama 1. Pameran produk eksport luar 1 kali/ 9 1 kali/ 10 1 kali/ 11 1 kali/ 12 1 kali/ 13
Ekspor perdagangan internasional daerah komodite komodite komodite komodite komodite
251
Indikator Sasaran
No. Urusan Kebijakan Program
Uraian Indikator Tahun l Tahun ll Tahun lll Tahun lV Tahun V
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
3. Meningkatkan efisiensi 3 Peningkatan efisiensi 1. Pameran pesta kesenian bali 1 kali/th 1 kali/th 1 kali/th 1 kali/th 1 kali/th
perdagangan dalam negeri perdagangan dalam negeri (PKB)
2. Peningkatan sistem dan jaringan 1.000 exp 1.000 exp 1.000 exp 1.000 exp 1.000 exp
informasi perdagangan
3. Terbangunnya Pusat seni 1 unit - - - -
Tradisional
4. Terbangunnya Pasar Seni Manggis 1 Unit - - - -
7. Perindustrian 1. Meningkatkan pengembangan 5 Pengembangan industri kecil dan 1. Pembinaan IKM dalam 8 klp/15 8 klp/15 org 8 klp/20 8 klp/20 8 klp/25
IKM menengah memperkuat jaringan kluster org org org org
industri
252
Indikator Sasaran
No. Urusan Kebijakan Program
Uraian Indikator Tahun l Tahun ll Tahun lll Tahun lV Tahun V
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
4. Pembinaan pencegahan limbah 100 org 100 org 100 org 100 org 100 org
IKM
8. Transmigrasi 1. Meningkatkan kualitas sumber 1 Transmigrasi Lokal 1. Penyediaan data calon 1 Paket 1 Paket 1 Paket 1 Paket 1 Paket
daya manusia transmigrasi asal transmigrasi, pelatihan
bali peserta/calon transmigran,KSAD
danpengiriman peserta
transmigran ke daerah tujuan
253
Indikator Sasaran
No. Urusan Kebijakan Program
Uraian Indikator Tahun l Tahun ll Tahun lll Tahun lV Tahun V
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
254
BAB Vlll
PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH
Penetapan indikator kinerja atau ukuran kinerja akan digunakan untuk mengukur kinerja
atau keberhasilan organisasi. Pengukuran kinerja organisasi akan dapat dilakukan dengan
mudah, cepat, tepat dan akurat jika terlebih dahulu ditetapkan indikator kinerja yang telah
disepakati bersama.
254
Secara rinci, penetapan indikator kinerja utama program pembangunan daerah
Kabupaten Karangasem Tahun 2010-2015 dapat diuraikan sebagai berikut :
Tabel 8.1
Penetapan Indikator Kinerja Daerah
Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan
Kabupaten Karangasem
Kondisi
Kinerja
Pada Kondisi
ASPEK/FOKUS/BIDANG
Target Capaian Setiap Tahun Kinerja
URUSAN/INDIKATOR Awal
No Satuan Pada Akhir
KINERJA PEMBANGUNAN Periode
Periode
DAERAH RPJMD
RPJMD
Thn Th Th Th Th Th
2010 2011 2012 2013 2014 2015
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
ASPEK KESEJAHTERAAN
I
MASYARAKAT
a Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
1.1 Pertumbuhan Ekonomi % 5,38 5,75 6,12 6,49 6,86 7,21 7,21
1.2 PDRB (Harga Konstan) Rp Milyar 1792,25 1839,74 1889,78 1942,69 1998,64 2.058,01 2.058,01
1.2 Laju Inflasi % 5,99 5,71 5,43 5,14 4,86 4,58 4,58
1.3 PDRB Perkapita (Harga Berlaku) Rp Juta 10,94 11,97 13,21 14,74 16,67 19,19 19,19
Persentase penduduk di atas garis
1.4 % 93,22 94,11 95 95,89 96,78 97,67 97,67
kemiskinan
1.5 Angka kriminalitas yang ditangani % 100 100 100 100 100 100 100
b Kesejahteraan Sosial
1 Pendidikan
1.1 Angka melek huruf % 75,87 76,58 77,30 78,01 78,73 79,44 79,44
1.2 Angka Rata-rata lama sekolah Tahun 6 6 6 9 9 12 12
1.3 Pemerataan Pendidikan (APK)
APK SD % 114,39 114,11 114,11 114,22 114,44 114,66 114,66
APK SMP % 100,35 97,07 97,07 99,01 100 100 100
APK SMA/SMK/MA % 58,51 51,67 51,77 51,87 51,97 52,07 52,07
1.4 Angka pendidikan yang ditamatkan SD SD SD SMP SMP SMA SMA
1.5 Angka Partisipasi Murni (APM)
APM SD % 99,31 99,39% 99,39% 99,58% 99,77% 100% 100%
APM SMP % 70,95 66,53% 66,66% 66,79% 66,92% 70% 70%
APM SMA/SMK/MA % 41,38 35,95% 36,02% 36,09% 36,16% 36,23% 36,23%
255
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
2 Kesehatan
2.1 Angka Kematian Bayi Per 100 KH 8,7 7,96 7,22 6,48 5,74 5 5
2.2 Angka Usia Harapan Hidup tahun 67,94 68,01 68,08 68,15 68,22 68,29 68,29
2.3 Persentase balita gizi buruk % 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01
Per 100.000
2.4 Angka Kematian Ibu (AKI) 25,3 24,8 24,3 23,8 23,3 22,8 22,8
KH
3 Ketenaga kerjaan
3.1 Rasio Penduduk yang bekerja % 57 58 59 60 61 65 65
256
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
1.4 Pendidikan Usia Dini
Pendidikan Usia Dini (meningkatnya APK
1.4.1 % 20 20 25 30 35 40 40
PAUD)
2 Kesehatan
2.1 Rasio Dokter per 100.000 Penduduk Org/ 100.000 24 27 30 33 36 39 39
2.2 Rasio bidan per 100.000 Penduduk Org/ 100.000 39 43 47 51 55 58 58
Meningkatnya cakupan kunjungan ibu
2.3 % 93,76 98% 98% 98% 98% 98% 98%
hamil K4
Cakupan pertolongan persalinan oleh
2.4 tenaga kesehatan yang memiliki % 90 100 100 100 100 100 100
kompetensi kebidanan
2.5 Persentase desa kelurahan UCI % 100 100 100 100 100 100 100
Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat
2.6 % 100 100 100 100 100 100 100
perawatan
Cakupan penemuan dan penanganan
2.7 % 85 85 85 85 85 85 85
penderita penyakit TBC BTA
Cakupan penemuan dan penanganan
2.8 % 100 100 100 100 100 100 100
penderita penyakit DBD
Cakupan pelayanan kesehatan rujukan
2.9 % 80 100 100 100 100 100 100
pasien masyarakat miskin
2.10 Cakupan kunjungan bayi % 90 90 90 90 90 90 90
Meningkatnya cakupan rawat jalan
2.11 % 15 15 15 15 15 15 15
Puskesmas
Meningkatnya cakupan rawat inap
2.12 % 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5
Puskesmas
3 Pekerjaan Umum
% (jumlah jln
Proporsi panjang Jaringan Jalan dalam dlm kondisi
3.1 53,57 56,22 58,42 61,22 63,72 66,22 66,22
Kondisi baik baik/jumlah
pjg jalan)
257
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
jmlh jaringan
irigasi/luas
3.2 Rasio jaringan Irigasi 1: 53,41 1: 51,41 1: 49,70 1: 48,01 1: 46,43 1: 44,95 1: 43,56
lahan yg
diairi
Jalan Penghubung Kabupaten dari ibu kota
3.5 kecamatan ke kawasan permukiman km 661,990 665 670 675 680 685 690
penduduk (minimal dilalui roda 4)
Jumlah irigasi kabupaten dalam kondisi
3.6 % 132,14 137,14 142 147 152 157 162
baik
4 Perumahan
4.1 Rumah tangga pengguna air bersih % 80 80 81 83 84 86 86
4.2 Rumah tangga pengguna listrik % 92,64 94,11 95,58 97,05 98,52 100 100
4.3 Rumah tangga bersanitasi % 79,12 79,3 79,47 79,65 79,82 80 80
4.4 Lingkungan pemukiman sehat % 71,15 72,92 74,69 76,46 78,23 80 80
4.5 Rumah layak Huni % 85 85 87 88 89 90 90
5 Penataan Ruang
Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan
5.1 % 60,54 62,43 64,32 66,22 68,11 70 70
Luas Wilayah ber HPL/HGB
Rasio bangunan ber-IMB per satuan
5.2 % 94,67 95,54 96,41 97,28 98,15 99,02 99,02
bangunan
6 Perencanaan Pembangunan
Tersedianya dokumen perencanaan
6.1 RPJPD yang telah ditetapkan dengan Ada/tidak ada ada ada ada ada ada ada
PERDA
Tersedianya dokumen perencanaan
6.2 RPJMD yang telah ditetapkan dengan Ada/tidak ada ada ada ada ada ada ada
PERDA/PERKADA
Tersedianya dokumen perencanaan RKPD
6.3 Ada/tidak ada ada ada ada ada ada ada
yang telah ditetapkan dengan PERKADA
Penjabaran Program RPJMD ke dalam
6.4 % 100 100 100 100 100 100 100
RKPD
7 Perhubungan
Jumlah arus penumpang
7.1 bh 9.963 9.849 9.940 10.035 10.140 10.250 10.250
angkutan umum
7.2 Rasio Ijin trayek Bh/0rg 1.394 1.600 1.680 1.770 1.860 1.860 1.860
7.3 Jumlah uji KIR angkutan umum bh 2.637 2.737 2.837 2.937 3.037 3.137 3.137
7.4 Jumlah Pelabuhan Laut/ Terminal Bus bh 3/1 3/2 3/2 3/2 3/2 3/2 3/2
7.5 Angkutan Darat bh 3060 3160 3261 3360 3460 3560 3560
7.6 Kepemilikan KIR angkutan umum % 37,79 41,59 45,19 48,69 52,09 55,39 55,39
Lama Pengujian kelayakan angkutan
7.7 menit 30 30 30 30 30 30 30
umum (KIR)
Persen pengujian kelayakan angkutan
7.8 % 90 90 90 90 90 90 90
umum
258
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
8 Lingkungan Hidup
Persentase penanganan
8.1 % 74 70 70 75 75 80 80
sampah
Pengawasan terhadap usaha/kegiatan yg
8.2 prshn 50 50 60 70 80 90 90
wajib Amdal, UKL/UPL, DPPL DAN IJIN
8.3 Tempat pembuangan sampah (TPS) Bh 59 100 100 100 100 100 559
8.4 Penegakan Hukum Lingkungan % 100 100 100 100 100 100 100
9 Pertanahan
9.1 Pensertifikatan tanah % 100 100 100 100 100 100 100
9.2 Penyelesaian kasus tanah negara % 100 100 100 100 100 100 100
9.3 Penyelesaian izin lokasi % 100 100 100 100 100 100 100
13 Sosial
Sarana sosial seperti panti asuhan, panti
13.1 bh 4 4 4 4 4 4 4
jompo dan panti rehabilitasi
13.2 PMKS yang memperoleh bantuan sosial % 18,18 40,91 40,91 40,91 40,91 40,91 40,91
Penanganan penyandang masalah
13.3 % 100 100 100 100 100 100 100
kesejahteraan sosial
14 Ketenagakerjaan
14.1 Angka partisipasi angkatan kerja % 57 58 59 60 61 65 65
Angka sengketa pengusaha pekerja per
14.2 % 10 12 14 16 18 20 20
tahun
259
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
14.3 Pencari kerja yang ditempatkan % 57 58 59 60 61 65 65
14.4 Tingkat pengangguran terbuka % 54,63 34,06 30,96 27,08 25,77 15,43 15,43
14.5 Keselamatan dan perlindungan % 50 50 50 50 50 50 50
Perselisihan buruh dan pengusaha
14.6 % 50 54 58 60 62 65 65
terhadap kebijakan pemerintah daerah
16 Penanaman Modal
16.2 Realisasi investasi % 33,84 47,07 60,3 73,53 86,76 100 100
17 Kebudayaan
17.1 Penyelenggaraan Pesta Kesenian Bali kali 1 1 1 1 1 1 1
17.2 Penyelenggaraan pesona Budaya kali 1 1 1 1 1 1 1
Peningkatan aktifitas seni budaya untuk
17.3 % 75 75 80 90 95 100 100
upacara agama
17.4 Pemberian bansos dan hibah lokasi 305 325 330 335 350 350
260
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
20.5 Pembahasan rancangan Perda Buah 12 12 12 12 12 12 12
21 Ketahanan Pangan
21.1 Regulasi ketahanan pangan bh - - - - - -
21.2 Ketersediaan pangan utama % 178,3 191,63 197,96 207,46 216,24 228,67 228,67
21.3 Ketersediaan Energi dan protein perkapita 65 70 75 80 85 90 90
21.4 Penguatan Cadangan pangan 35 40 45 50 55 60 60
Ketersediaan informasi pasokan harga dan
21.5 65 70 75 80 85 90 90
akses pangan di daerah
21.6 Stabilitas harga dan pasokan pangan 65 70 75 80 85 90 90
21.7 Skor Pola Pangan Harapan (PPH) 90,6 91,5 92,4 93,3 94,1 94,1
Pengawasan dan pembinaan ketahanan
21.8 55 60 65 70 75 80 80
pangan
21.9 Penanganan daerah rawan pangan 35 40 45 50 55 60 60
23 Statistik
23.1 Buku ’’Karangasem Dalam Angka” Ada/tidak ada ada ada ada ada ada ada
23.2 Buku ”PDRB Kabupaten” Ada/tidak ada ada ada ada ada ada ada
24 Kearsipan
24.1 Pengelolaan arsip secara buku % 15 38 60 65 75 85 85
24.2 Peningkatan SDM pengelola kearsipan Org 30 40 50 60 75 90 90
26 Perpustakaan
26.1 Pengadaan bahan pustaka % 100 100 100 100 100 100 100
Meningkatnya ketrampilan pengelola
26.2 % 100 100 100 100 100 100 100
perpustakaan
26.3 Layanan Mobil pintar % 10 20 40 60 80 100 100
26.4 Pembinaan Perpustakaan Sekolah % 21,18 42,35 62,35 82,35 100 100
261
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
b Fokus Layanan Pilihan
1 Pertanian
Kontribusi sektor peternakan terhadap
1.1 % 4,61 4,7 4,79 5,69 5,78 5,87 5,87
PDRB (%)
Jumlah lembaga petani yang ditingkatkan
1.2 klp 3 27 27 27 27 27
pengetahuan, sikap dan ketrampilannya
1.3 Pelayanan kesehatan hewan terpadu % 30 50 70 80 100 100
2 Kehutanan
2.1 Rehabilitasi Hutan dan Lahan ha 537 535 785 625 625 625 ?
2.2 Kerusakan kawasan hutan kawasan - - - - - - -
4 Pariwisata
4.1 Kunjungan wisata % 10 10 10 10 10 10 60
Konstribusi sektor pariwisata terhadap
4.2 % 0,20 0,25 0,30 0,35 0,40 0,45 0,45
PDRB
6 Perdagangan
Jumlah produk unggulan daerah yang Komoditi
6.1 9 9 10 11 12 13 13
memenuhi kualifikasi ekspor (jenis)
Cakupan bina kelompok pedagang/usaha
6.2 klp - 320 325 330 335 340 340
informasi
7 Perindustrian
Jumlah Produk unggulan daerah yang Komoditi
7.1 6 6 7 8 9 10 10
memenuhi kualifikasi ekspor (jenis)
7.2 Tertibnya UTTP di 8 Kecamatan buah 8.000 8.000 8.025 8.050 8.075 8.100 8.100
8 klp ; 15 8 klp ; 15 8 klp ; 20 8 klp ; 20 8 klp ; 25 8 klp ; 25 8 klp ; 25
7.3 Cakupan Bina Kelompok Pengerajin Klp, org
orang orang orang orang orang orang orang
8 Ketransmigrasian
8.1 Transmigrasi Swakarsa KK - 25 25 25 25 25 125
262
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
III ASPEK DAYA SAING
a Fokus Kemampuan Ekonomi daerah
1.1 Pertumbuhan Ekonomi % 5,38 5,75 6,12 6,49 6,86 7,21 7,21
2 Pertanian
2.1 Peningkatan kemampuan kelompok tani % 40 45 50 55 60 65 65
2 Penataan ruang
2.1 Ketaatan terhadap RTRW % 100 100 100 100 100 100 100
3 Lingkungan Hidup
3.1 Ketersediaan air bersih % 80 80 81 83 84 86 86
263
BAB lX
PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN
1. Pendidikan
Program Pendidikan untuk tahun 2015 penekanan pada : progam pendidikan anak
usia dini (PAUD), program wajib belajar (wajar) 9 tahun dan program pendidikan
menengah dengan pemberian beasiswa kepada masyarakat kurang mampu dan
berprestasi, program pendidikan formal dan non formal, peningkatan mutu pendidik dan
tenaga kependidikan, program pendidikan luar biasa, program peningkatan sekolah
berstandar internasional (SBI) SD, SMP dan SMA/SMK serta program peningkatan
manajemen pelayanan pendidikan.
2. Kesehatan
Bidang kesehatan sampai tahun 2015 dengan program pengembangan
dititikberatkan pada program peningkatan kualitas dan pemerataan pelayanan kesehatan;
peningkatan mutu sumber daya manusia dan lingkungan yang saling mendukung dengan
pendekatan paradigma sehat, yang memberikan prioritas pada upaya peningkatan
kesehatan, pencegahan, penyembuhan, pemulihan dan rehabilitasi sejak pembuahan
dalam kandungan sampai usia lanjut, peningkatan dan pemeliharaan mutu, efisiensi
akuntabilitas lembaga dan pelayanan kesehatan melalui pemberdayaan sumberdaya
manusia secara berkelanjutan dan sarana prasarana dalam bidang medis, mutu serta
ketersediaan obat yang terjangkau oleh masyarakat, peningkatan hubungan kerjasama
dan koordinasi antar daerah baik antara kabupaten/kota maupun antara provinsi dengan
kabupaten/kota, pengembangan jaminan sosial kesehatan masyarakat (jamkesmas);
program pengawasan obat dan makanan serta pemantapan manajemen pembangunan
kesehatan dengan konsep paradigma sehat secara sinergis lintas sektor.
264
3. Pekerjaan Umum
Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan publik dalam bidang sanitasi (air
minum, sampah dan air limbah) sebagai upaya untuk memenuhi target nasional berupa
target Melinium Development Goals (MDGs) yaitu meningkatkan pelayanan sebanyak 50
persen dari pelayanan yang belum dapat terlayani sampai tahun 2015. Beberapa
program transisi yang telah direncanakan yaitu Rencana Program Investasi Jangka
Menengah (RPIJM) bidang cipta karya yang telah menjadi kesepakatan antara
Bupati/Walikota dan Gubernur serta renstra Provinsi Bali sebagai acuan dalam
membangun infrastruktur yang berhubungan dengan sanitasi adalah:
Dalam bidang sarana dan prasarana wilayah lainnya adalah meningkatkan sistem
transportasi dan pelabuhan regional serta aksesibilitas kawasan.
4. Perumahan
Dalam upaya meningkatkan kepemilikan dan kualitas rumah layak huni bagi
masyarakat berpengasilan rendah sesuai sasaran pembangunan bidang perumahan,
maka program transisi yang direncanakan adalah melakukan pengembangan dan
penataan bangunan untuk mempertahankan nuansa bangunan tradisional sesuai
arsitektur Bali.
5. Penataan Ruang
Dalam rangka memberikan arahan pemanfaatan ruang secara berkualitas serta
menjamin kepastian hukum terhadap keberlanjutan investasi sesuai rencana tata ruang
wilayah Kabupaten Karangasem yang meliputi rencana umum tata ruang dan rencana
rinci tata ruang, maka urusan penataan ruang pada tahun 2015 diarahkan pada program
perencanaan tata ruang, program pemanfaatan ruang dan program pengendalian
pemanfaatan ruang.
265
6. Perencanaan Pembangunan
Dalam tahun terakhir Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kabupaten Karangasem, urusan Perencanaan Pembangunan Daerah pada tahun 2015
diarahkan pada program :
7. Perhubungan
Beberapa program transisi yang akan dilaksanakan dalam rangka pelaksanaan
RPJMD Kabupaten Karangasem Tahun 2010-2015 bidang fisik sarana dan prasarana
perhubungan/transportasi adalah:
1. Penataan dan peningkatan kualitas pelayanan angkutan umum perkotaan.
2. Penyelesaian pembangunan pelabuhan laut Tanah Ampo.
3. Study/peningkatan kualitas dan kapasitas jaringan jalan Gilimanuk– singaraja - Amed.
4. Study rencana induk pelabuhan penyeberangan Amed - Ampenan.
266
8. Lingkungan Hidup
Program untuk tahun 2015 masih tetap dilanjutkan melalui program pengendalian
pencemaran dan perusakan lingkungan hidup, program perlindungan konservasi sumber
daya alam, program rehabilitasi dan pemulihan cadangan sumber daya alam, program
peningkatan kualitas dan akses informasi sumber daya alam dan lingkungan hidup,
program peningkatan kualitas dan akses informasi sumber daya dan lingkungan hidup.
9. Pertanahan
Urusan pertanahan untuk tahun 2015 pada prinsipnya masih berlanjut melalui
program penataan, penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah.
13. Sosial
Kesejahteraan sosial untuk tahun 2015 diarahkan pada : program peningkatan
kualitas dan penyebarluasan informasi; program pemberdayaan fakir miskin, Komunitas
Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), program
pelayanan dan rehabilitasi sosial, program pembinaan anak terlantar, program
pemberdayaan kelembagaan kesejahteraan sosial, program pengembangan sarana dasar
perumahan dan permukiman, program peningkatan kualitas dan perlindungan
perempuan dan program pelestarian nilai-nilai kepahlawanan, keperintisan dan
267
kejuangan, program pembinaan eks penyandang penyakit sosial, dan program upaya
pencegahan penyalahgunaan narkoba.
14. Ketenagakerjaan
Ketenagakerjaan untuk tahun 2015 diarahkan pada program kualitas dan
produktivitas tenaga kerja, program peningkatan kesempatan kerja, program
perlindungan dan pengembangan lembaga ketenagakerjaan
17. Kebudayaan
Bidang Kebudayaan dengan program transisi yang perlu dilaksanakan pada tahun
2015 lebih difokuskan pada program pengembangan nilai budaya, program pengelolaan
kekayaan budaya, program pengelolaan keragaman budaya, program pengembangan
kerjasama pengelolaan kekayaan budaya serta program peningkatan kualitas dan
penyebarluasan informasi.
268
dari ancaman gangguan, hambatan dan tantangan, pada program transisi lebih
difokuskan pada pemikiran masyarakat Karangasem melalui pengamanan.
23. Statistik
Urusan Statistik untuk tahun 2015 diarahkan pada program pengembangan data/
informasi/statistik dalam rangka peningkatan kualitas data pendukung perencanaan
daerah.
24. Kearsipan
Kearsipan dengan program transisi tahun 2015 penyelamatan dan pelestarian
dokumen/arsip daerah, program sistem pengelolaan kearsipan.
269
Kedepannya, pengawasan dibidang komunikasi dan informatika adalah sangat
mutlak diperlukan dimana untuk bisa mengejar kemajuan dan bersaing dengan daerah
lain dalam rangka memajukan pembangunan akan ditentukan oleh tingkat pengawasan
terhadap bidang komunikasi dan informatika.
26. Perpustakaan
Program bidang perpustakaan dan kearsipan pada program transisi dengan
penekanan program pada program penyelamatan dan pelestarian dokumen/arsip daerah,
program pengelolaan kearsipan, program peningkatan kapasitas sumberdaya aparatur
bidang kepustakaan, program pengembangan budaya baca dan pembinaan perpustakaan
serta peningkatan kualitas dan penyebarluasan informasi.
Urusan Pilihan
1. Pertanian
Program untuk tahun 2015 pada sub sektor pertanian, perkebunan, peternakan
masih tetap dilanjutkan melalui program peningkatan ketahanan pangan, program
pengembangan agribisnis dan program peningkatan kesejahteraan petani.
2. Kehutanan
Program untuk tahun 2015 masih tetap dilanjutkan melalui program pemanfaatan
potensi sumber daya hutan, program rehabilitasi hutan dan lahan, program perlindungan
dan konservasi sumber daya hutan, program pembinaan dan penertiban industri hasil
hutan, program peningkatan kualitas pelayanan publik, program perencanaan dan
pembangunan kehutanan, program rehabilitasi hutan dan lahan, program perencanaan
dan pembangunan kehutanan.
270
4. Pariwisata
Program transisi pariwisata yang perlu dilaksanakan pada tahun 2015 adalah lebih
dititikberatkan pada :
6. Perdagangan
Program perdagangan untuk tahun 2015 yang merupakan program lanjutan dari
sektor perdagangan yaitu program pelayanan perdagangan industri melalui single
window yang arahnya untuk mempermudah dan memperlancar ijin yang dikeluarkan.
7. Industri
Program industri untuk tahun 2015 yang perlu diperhatikan tindak lanjutnya adalah
program pengembangan kompetensi inti daerah.
8. Ketransmigrasian
Ketransmigrasian untuk tahun 2015 diarahkan pada program pengembangan
wilayah ketransmigrasian.
271
RPJMD adalah merupakan penjabaran dari visi, misi dan program kepala daerah yang
penyusunannya berpedoman pada RPJP Nasional dan RPJM Nasional. RPJMD memuat
arah kebijakan umum, kebijakan keuangan, program dan strategi. Berdasarkan hal
tersebut maka penyusunan Renstra SKPD wajib mempedomani RPJMD. Hal ini
dimaksudkan agar terwujud keselarasan kebijakan dan program didalam mencapai
sasaran dan tujuan pembangunan.
Disamping itu pula secara hirarki, RPJMD adalah dokumen Perencanaan Jangka
Menengah yang memiliki rentang waktu lima tahun, sedangkan RKPD adalah dokumen
perencanaan tahunan daerah. Untuk itu arah kebijakan dan program yang telah
disepakati dalam RPJMD hendaknya mampu dijelaskan kedalam RKPD. Baik dokumen
RPJMD maupun dokumen RKPD sama-sama memuat program dekonsentrasi,
desentralisasi dan pembantuan. Dari sisi substansi antara materi RPJMD dengan RKPD
sangat terkait terutama terhadap pencapaian sasaran makro dan sasaran sektoral atau
bidang-bidang pembangunan.
Apabila terjadi kepakuman dalam pelaksanaan RPJMD dimana masa berlaku telah
habis maka didalam RPJMD telah tercantum program-program transisi yang dapat
dijadikan pedoman didalam penyusunan RKPD.
272
9.2.3 Penguatan peran para stakehorders/pelaku dalam pelaksanaan RPJM
Daerah
Salah satu azas dan pendekatan pembangunan secara reformasi adalah
partisifasipasi pemerintah dalam memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk
berpatisifasi baik mulai dari perencanan, pelaksanaan maupun pengawasan, keterlibatan
masing-masing dalam proses pembangunan sangat penting artinya sebagai upaya
meningkatkan daya guna dan hasil guna bagi masyarakat. Pembangunan yang
dilaksanakan pada hakekatnya adalah untuk mensejahterakan masyarakat, sehingga
peran masyarakat untuk mensukseskan pelaksanaan program pembangunan adalah
sangat penting.
Maka dari itu keterlibatan masyarakat dalam pembangunan sejak dini sudah harus
diikutkan. Masyarakat agar dapat berperan lebih besar dalam pembangunan dan
hendaknya dapat memanfaatkan momen-momen yang diciptakan oleh pemerintah untuk
menyampaikan aspirasinya.
Disamping itu pula peran masyarakat akan semakin penting bila masyarakat
mampu meningkatkan wawasannya tentang sistem pemerintahan sehingga dapat
memberikan masukan-masukan yang bermanfaat bagi pemerintah.
273
BAB X
PENUTUP
1. Acuan dalam menyusun visi, misi yang dijabarkan dalam program dan kegiatan
pembangunan untuk penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD),
Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra-SKPD), Rencana Kerja
Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja-SKPD), dan Kebijakan Umum Anggaran
(KUA) dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPA-S), Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD).
5. Acuan dan arahan bagi penentu kebijakan program dan kegiatan pembangunan
serta dalam pengambilan keputusan bagi penyelenggaraan pemerintahan di daerah.
Keberhasilan dan implementasi pelaksanaan RPJMD Kabupaten Karangasem Tahun
2011-2015, sangat tergantung dari komitmen bersama antara Pemerintah Daerah
dengan stakeholders dan seluruh lapisan masyarakat Kabupaten Karangasem.
Untuk itu RPJMD Kabupaten Karangasem Tahun 2010-2015, dapat dijadikan
274
pedoman dan arahan bagi seluruh pemangku kepentingan pembangunan dan
penyelenggara pemerintahan di Kabupaten Karangasem serta terintegrasi dengan
arah pembangunan nasional selama kurun waktu 5 (lima) tahun kedepan.
BUPATI KARANGASEM,
I WAYAN GEREDEG
275