ABSTRACT
Corn is a cash crop for small holder farmers and has important factor to increase farmers’ income. This
paper aimed to identify the key actors who played important role in value chain and to analyze value added
of corn supply chain in Southeast Sulawesi. This study was conducted in South Konawe region during the
period of April till August 2016. Site study has been selected based on the consideration of largest area
of growing corn in South Konawe District. Selected respondents has considered based on the purposive
sampling due to the uncertainty and limited information of middle man, suplier and any stakeholders who
involved on this value chain. Thus, snowball sampling has considered to be used. Hayami method to count
value added. Study shows that middle man (big supllier) has the highest added value around Rp6.300,00
per kg, CV. Usaha Inti Rakyat as the agribusiness of feed corn around Rp6.275,00 per kg and farmers
around Rp5.415,00 per kg. Study found that market margin of CV. Usaha Inti Rakyat is the highest value
(Rp6.850,00 per kg), than farmers and PT. BSl, Rp5.915,00 per kg and Rp5.225,00 per kg, respectively.
keywords : agriculture, supply chain, maize farmer, South Konawe
P ertanian masih memegang peran penting dalam sebagai sumber bahan makanan yang dapat
upaya peningkatan pendapatan masyarakat dimanfaatkan secara luas oleh masyarakat.
khususnya di pedesaan dan sebagai daya ungkit Selain berfungsi sebagai bahan pangan,
perekonomian daerah. Jagung merupakan jagung juga dapat diolah sebagai bahan pakan
Pengembangan Produk Beras Jagung Instan : Kajian Penerimaan Sensoris, Karakteristik Kimia, dan Analisis Biaya Produksi 13
Riyanti Ekafitri, Febtri Wijayanti, dan Rima Kumalasari
ternak unggas yang memiliki kontribusi penting (Marimin dan Slamet, 2010). Dalam memasarkan
bagi produksi telur dan daging ayam. Hal ini jagung anggota rantai pasok membentuk sistem
didukung oleh pendapat Haryono (2012) yang pemasaran yang di dalamnya terdapat aliran
menyatakan bahwa proporsi penggunaan pemasaran dimana pada setiap tingkatannya
jagung untuk pakan terhadap total kebutuhan akan terbentuk nilai tambah tersendiri (Julianto,
jagung mencapai 83 persen serta Tangenjaya, 2015; Merisa, 2010). Pada sistem pemasaran
dkk. (2002) yang menyatakan bahwa komposisi jagung terdapat kegiatan-kegiatan pemasaran
pakan berasal dari jagung, yaitu untuk ayam yang dilakukan anggota rantai pasok, kegiatan
pedaging 54 persen dan ayam petelur 47,14 yang dilakukan tersebut memiliki nilai (Oni, 2013;
persen. Sukayana, dkk., 2013). Nilai yang didapatkan
anggota rantai pasok pada proses pemasaran
Ketersediaan jagung memberikan multiple tersebut merupakan nilai tambah (Fajar, 2014).
effect terhadap usaha agribisnis lainnya
terutama peternakan (Andri, 2009). Kenaikan Kajian ini merupakan hasil penelitian yang
harga pakan ternak saat ini dipengaruhi oleh bertujuan untuk mengevaluasi kinerja rantai
pasok jagung untuk kebutuhan industri pakan
harga jagung mengingat jagung yang dipakai
ternak dan menganalisis nilai tambah pada
untuk pakan ternak harus diimpor dan jagung
sistem pemasaran jagung pakan ternak.
memakan biaya hampir 70 persen dari ongkos
produksi pakan ternak. Kondisi tersebut akan II. METODOLOGI
memberatkan peternak-peternak kecil dan 2.1. Waktu, Lokasi, dan Metode Penentuan
dampak akhirnya akan dirasakan konsumen Wilayah Sampel Penelitian
yaitu harga daging ayam dan telur meningkat.
Komoditas jagung di Sulawesi Tenggara Studi tentang rantai pasok ini dilaksanakan
merupakan komoditas penting dan strategis pada bulan April–Agustus 2016. Pemilihan
yang merupakan sumber bahan pangan setelah wilayah penelitian ditentukan berdasarkan teknik
purposive sampling di wilayah sentra produksi
beras. Hal ini ditandai dengan luas panen jagung
jagung di Kabupaten Konawe Selatan. Dipilihnya
di Sulawesi Tenggara yang mencapai 23.945 ha
Kabupaten Konawe Selatan berdasarkan
dengan produksi sekitar 68.141 ton atau tingkat
pertimbangan perkembangan agribisnis jagung
produktivitas rata-rata 2,8 ton/ha (BPS, 2016).
khususnya sebagai bahan pakan ternak memiliki
Menurut data BPS (Sulawesi Tenggara dalam
potensi yang sangat besar.
angka tahun 2016), jumlah populasi ternak
ayam petelur di Sulawesi Tenggara mencapai 2.2. Metode Penentuan Sampel Responden
202.400 ekor, sedangkan jumlah populasi ayam Pemilihan narasumber dalam studi ini pada
pedaging mencapai 3.970.393 ekor. Produksi dasarnya berdasar purposive sampling, di mana
telur ayam di Sulawesi Tenggara mencapai pemilihan sampel dilakukan berdasarkan jenis
1.524.072 kg, dan produksi daging ayam (ayam informasi atau pertimbangan yang sudah ada/
broiler) mencapai 3.600.948 kg. Kondisi ini ditetapkan sebelumnya dan adanya identifikasi
memperlihatkan bahwa agribisnis jagung di atas kelompok/orang yang memiliki kekhususan
Sulawesi Tenggara memiliki potensi yang besar tertentu (terkait jabatan, kepakaran/expert
dan peran penting untuk mencukupi kebutuhan sampling, dan pengalaman dalam usaha
konsumsi masyarakat akan telur dan daging jagung). Namun di lapangan, sebagai bagian
ayam. dari purposive sampling adalah dimungkinkan
dan bahkan didorong untuk pengembangan
Penilaian kinerja rantai pasok sangatlah
kategori/subjek narasumber lain berdasarkan
penting untuk dilakukan, karena pengukuran
teknik snowballing (berdasarkan keterkaitan
kinerja diperlukan untuk mengetahui sejauh
informasi, rekomendasi nama, dan seterusnya).
mana optimalisasi kegiatan pemasaran yang
Bertolak dari teknik tersebut, responden yang
dilakukan anggota rantai pasok sehingga
diwawancarai merupakan stakeholders jagung
akan terlihat sejauh mana upaya-upaya yang
yang terkait langsung dengan rantai nilai yakni
dilakukan untuk memperbaiki permasalahan
petani, pengepul tingkat desa/kecamatan,
di dalam pengelolaan rantai pasok tersebut
pengepul besar, penyedia sarana produksi,
Analisis Nilai Tambah Rantai Pasok Jagung Pakan Ternak: Studi Kasus di Kabupaten Konawe Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara 15
Julian Witjaksono
Tabel 1. Penghitungan Nilai Tambah dengan Menggunakan Metode Hayami
Berdasarkan hasil survei dan wawancara 3.2. Deskripsi Sistem Rantai Nilai jagung
terhadap responden yang terlibat dalam sistem
Kendala pemasaran jagung di Kabupaten
rantai pasok di Kabupaten Konawe Selatan
Konawe Selatan tidak hanya terdapat pada sisi
secara umum menggambarkan bahwa sebagian
produksi akan tetapi juga pada sisi pemasaran.
besar petani responden sudah mencoba
Sama halnya dengan komoditas pertanian
menjalin hubungan kemitraan dengan PT. Bumi
lainnya jagung merupakan tanaman yang rentan
Lestari dan beberapa pengusaha pakan dan
akan hama salah satu hama yang menyerang
ayam petelur. Sifat kemitraan ini masih ada yang
jagung setelah panen adalah hama bubuk. Untuk
bersifat non formal (tanpa perjanjian jual beli),
menekan hama bubuk tersebut petani harus
pola inti-plasma, dan pola perjanjian jual beli
melakukan pengeringan sampai pada kadar air
dengan harga jual berdasarkan tingkat kadar air
tertentu dan teknik penyimpanan yang benar,
yang telah disepakati.
sedangkan petani umumnya tidak memiliki lahan
Menurut Qhoirunisa (2014) sasaran pasar yang cukup untuk penjemuran dan gudang
juga dapat ditinjau dari upaya segmentasi pasar, untuk penyimpanan. Permasalahan inilah yang
kualitas yang terintegrasi, dan optimalisasi dimanfaatkan para pedagang ataupun pelaku
rantai. Jagung yang dihasilkan petani jagung lain dalam rantai nilai untuk menekan harga
sedari awal dikhususkan untuk kebutuhan jagung. Berdasarkan hasil wawancara pra survei
pakan ternak, sehingga jagung yang berasal harga jagung sangat ditentukan atau tergantung
dari Kabupaten Jawa Barat harus memiliki pada kualitas jagung dan kadar air, sedangkan
kualitas tinggi dengan kadar protein tinggi agar ditingkat tengkulak dapat lebih mahal lagi di
dapat bersaing dengan jagung impor. Selain pelaku rantai nilai berikutnya hingga jagung
itu, hasil wawancara juga menunjukkan bahwa diterima oleh konsumen harga tersebut dapat
perlakuan pasca panen terutama dalam hal berubah tergantung ketersediaan jagung di
pengeringan jagung juga menjadi masalah pasaran. Dengan begitu perlu dilihat rantai nilai
dalam menentukan kualitas kadar air yang dari jagung agar dapat memperbaiki dari sisi
diminta oleh pasar. harga sehingga dapat memperoleh keuntungan
Analisis Nilai Tambah Rantai Pasok Jagung Pakan Ternak: Studi Kasus di Kabupaten Konawe Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara 17
Julian Witjaksono
Tabel 3. Keragaan Sistem Rantai Pasok di Kabupaten Konawe Selatan
didapatkan jagung pipilan berkadar air rendah Beberapa pengusaha/penjual pakan ayam
dan harga lebih tinggi. Alasan petani tidak ternak antara lain PT. Bintani dan PT. Unggas
mengeringkan jagung hingga kadar air rendah Mutmainah di Kecamatan Baruga. Harga jual
karena petani khawatir dengan dikeringkan dari petani Rp1.900,00/kg dengan kadar air
besaran jagung yang dijual menjadi berkurang. 18 persen. Kemudian diolah dan dipipil oleh
PT. BSL dengan kadar air 14 persen dan dijual
3.3. Gambaran Sistem Rantai Nilai Jagung di
Kabupaten Konawe Selatan dengan harga Rp3.500,00/kg. oleh PT. BSL.
Gambaran rantai nilai jagung di Kabupaten Survei dan wawancara identifikasi pedagang
Konawe Selatan (Gambar 1) dapat dijelaskan jagung pakan di Kabupaten Konawe Selatan
secara ringkas bahwa petani/produsen jagung telah dilaksanakan di Kecamatan Konda pada
menjual hasil panennya (masih dalam bentuk usaha ternak ayam petelur, yang menunjukkan
tongkol) kepada PT. Bumi Sejahtera Lestari beberapa data dan informasi penting terkait
(BSL) di Kecamatan Andoolo Kabupaten Konawe dengan suplai jagung pakan dalam sistem rantai
Selatan. PT BSL merupakan pabrik pemipilan nilai jagung di Kabupaten Konawe Selatan,
jagung terbesar di Kabupaten Konawe Selatan yaitu : (i) Suplai jagung untuk kebutuhan pakan
dengan kapasitas 1.000 ton. Proses pemipilan ternak ayam petelur CV. Usaha Inti Ternak
dilakukan oleh PT. BSL yang selanjutnya berkisar 1–1,5 ton/hari, kemudian CV. Inti Tani
jagung pipilan dijual kepada para pedagang berkisar 1 ton/hari, dan CV. Usaha H. Madi
atau pengusaha pakan ternak unggas. Namun sekitar 17 karung @ 50 kg setiap hari dengan
ada beberapa pengusaha ternak unggas yang harga Rp150.000,00/karung; (ii) Suplai jagung
langsung membeli jagung pipilan di PT. BSL dan berupa jagung pipilan kering dengan harga
langsung diolah menjadi pakan ternak unggas. sekitar Rp2.400,00/kg untuk CV. Usaha Inti
Rakyat, Rp2.500,00/kg untuk CV. Inti Tani dan
Rp3.000,00/kg untuk CV. Usaha H. Madi; (iii) bahwa rantai pasok tersebut sudah cukup efektif
Suplai jagung tersebut dipasok dari Bombana dan efisien sehingga mampu memberikan nilai
dan Muna khususnya dari Kambara dan marjin yang tinggi. Dari sisi nilai tambah usaha
Kabangka serta dari Makassar dan sebagian pakan ayam petelur (penggilingan jagung berasan)
kecil dari Kabupaten Konsel di Desa Pangan CV. Usaha Inti Rakyat mampu memperoleh
Jaya; dan (iv) Harga jagung berasan (jagung marjin yang tertinggi bila dibandingkan dengan
giling) untuk campuran pakan dedak dan pelaku lainnya dalam rantai pasok jagung.
konsentrat dijual dengan harga Rp4.000,00–
IV. KESIMPULAN
Rp4.500,00/kg.
Pertama, kondisi rantai pasok jagung di
3.4. Analisis Nilai Tambah
Kabupaten Konawe Selatan saat ini masih
Peran rantai pasok pada prinsipnya adalah belum berjalan dengan baik. Sasaran pasar
untuk menambah nilai kepada produk, dengan memiliki target yang jelas namun terdapat
cara memindahkan dari suatu lokasi ke lokasi permasalahan dalam optimalisasi sasaran
lain, atau dengan melakukan proses perubahan rantai pasok, yaitu petani petani tidak ditunjang
terhadapnya (Janvier, 2012). Penambahan nilai dengan pengetahuan mengenai kualitas jagung
tersebut dapat diterapkan pada aspek kualitas, yang baik. Penerapan manajemen dan jaringan
biaya-biaya, saat pengiriman, fleksibilitas dalam rantai pasok belum berjalan dengan
pengiriman, inovasi, dan lain-lain (Trienekens, baik, salah satunya dapat dilihat kesepakatan
2011). Metode Hayami (Hayami, dkk., 1987) kontraktual antar lembaga pemasaran tanpa
menghitung nilai tambah dengan cara perjanjian tertulis. Kesepakatan tidak tertulis
menggabungkan metode nilai tambah untuk menimbulkan kesulitan dalam hal memprediksi
pengolahan dan nilai tambah untuk pemasaran. jumlah jagung yang harus dijual kepada
Dengan Metode Hayami dapat diketahui faktor pabrik sedangkan pabrik memiliki aturan yang
konversi, koefisien tenaga kerja, nilai produk, harus ditaati. Selain itu, dukungan pemerintah
nilai tambah, rasio nilai tambah, imbalan tenaga sebelumnya hanya fokus pada sarana fisik pada
kerja, sumbangan input lain, serta tingkat subsistem hilir, akibatnya pengawasan pada
keuntungan dan marjinnya (Tabel 4). pemasaran jagung tidak diperhatikan.
Analisis nilai tambah rantai pasok pada Kedua, analisis nilai tambah merupakan analisis
sistem rantai nilai jagung di Kabupaten Konawe nilai yang dimulai pada saat pembelian bahan
Selatan dari desa sampel di desa Baito baku sampai dengan proses pengolahan bahan
Kabupaten Konawe Selatan secara ringkas baku menjadi sebuah produk. Dari hasil analisis
dapat dijelaskan pada Tabel 4 berdasarkan nilai tambah di Kabupaten Konawe Selatan
rantai pasok petani – PT. BSL dan CV Usaha menunjukan bahwa nilai tambah sebuah
Inti Rakyat. Hasil analisis data primer dari sisi komoditas akan semakin tinggi dan bernilai jika
penerimaan dan keuntungan dapat dijelaskan produk tersebut diolah menjadi bahan pakan
tingkat keuntungan usahatani jagung jauh lebih ternak, hal ini dapat dilihat dari nilai tambah
kecil bila dibandingkan dengan PT. BSl selaku tertinggi yang diperoleh dari usaha pakan ternak
pedagang pengumpul dan usaha pemipilan unggas.
jagung. Namun dari sisi margin usahatani jagung
Ketiga, hasil analisis nilai margin memberikan
cukup memberikan nilai marjin yang tinggi bila
gambaran di Kabupaten Konawe Selatan bahwa
dibandingkan dengan PT. BSL, hal ini berarti
Analisis Nilai Tambah Rantai Pasok Jagung Pakan Ternak: Studi Kasus di Kabupaten Konawe Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara 19
Julian Witjaksono
Tabel 4. Penghitungan Nilai Tambah Per Tahun Rantai Pasok Jagung di Kabupaten Konawe
Selatan, 2016
BIODATA PENULIS :
Julian Witjaksono dilahirkan di Jakarta tanggal
30 Juli 1971. Menyelesaikan pendidikan S1
Sosial Ekonomi Pertanian, Universitas Huluoleo
tahun 1995, pendidikan S2 Studi Pengelolaan
Sumber Daya Alam dan Lingkungan tahun 2002,
Institut Pertanian Bogor (IPB) dan S3 di Chinese
Academy of Agricultural Sciences bidang studi
Ekonomi Sumberdaya.
Analisis Nilai Tambah Rantai Pasok Jagung Pakan Ternak: Studi Kasus di Kabupaten Konawe Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara 21
Julian Witjaksono