Anda di halaman 1dari 117

MAN 2J

AKARTA
R
I
N
G
K
A
S
A 1
N
M
A
T B
ida
ngK
imi
a
E
R
I
Silabus KSN Kimia
• Kimia Dasar
1. Atom
- Inti Atom
- Radioaktifitas
2. Tabel Periodik Unsur
- Konfigurasi Elektron
- Hibridisasi
- Sifat Keperiodikan Unsur
3. Ikatan Kimia
- Jenis-jenis Ikatan Kimia
- Gaya antar Molekul
- Geometri Molekul

• Kimia Anorganik
4. Kecenderungan Sifat Unsur Utama dan Transisi
- Reaksi Reduksi Oksidasi
- Kompleksometri
- Koloid

• Kimia Analitik
5. Perhitungan Kimia
- Persamaan Reaksi Kimia
- Perhitungan Stoikiometri
- Hubungan massa, volume dan persentase unsur
- Rumus Empiris dan Rumus Molekul
- Bilangan Avogadro
- Perhitungan Konsentrasi
- Titrasi

• Kimia Fisik
6. Termokimia
- Entalpi (∆H), Entropi (∆S) dan Energi Bebas Gibs (∆G)
7. Kesetimbangan Kimia Molekular dan Ionik
- Konsep Kesetimbangan
- Kesetimbangan dalam Fasa Gas (Kp dan Kc)
- Kesetimbangan Larutan Asam Basa (Larutan Buffer dan Hidrolisis)
- Solubilitas (Kelarutan)
- Sifat Koligatif
- Elektrokimia dan Elektrolisis

• Kinetika Kimia • Kimia Organik


8. Hukum Laju Reaksi 9. Hidrokarbon
- Faktor Penentu Laju Reaksi - Turunan Hidrokarbon
- Mekanisme Reaksi - Polimer
- Biokimia
K
I
M
I
A
D
B
ida
ngK
imi
a A
S
A
R
materi78.co.nr KIM 4

Kimia Unsur Radioaktif


A. PENDAHULUAN

43Tc

84Po 85At 86Rn

87Fr 88Ra 89Ac 104Rf 105Db 106Sg 107Bh 108Hs 109Mt 110Ds 111Rg 112Cn 113Uut 114Fl 115Uup 116Lv 117Uus 118Uuo

61Pm

90Th 91Pa 92U 93Np 94Pu 95Am 96Cm 97Bk 98Cf 99Es 100Fm 101Md 102No 103Lr

Sifat radioaktif adalah sifat yang dimiliki atom Macam-macam sinar radioaktif:
sebuah unsur karena memiliki inti tidak stabil. α (+) β (-) γ (0)
Pita kestabilan adalah daerah keberadaan inti-
inti isotop stabil suatu unsur. daya tembus makin besar

daya ionisasi makin kecil


Sifat-sifat sinar radioaktif:
N>Z
jumlah neutron (N)

1) Dapat menembus kertas atau lempengan


logam tipis.
Z=N
2) Dapat mengionisasi gas.
3) Dapat menghitamkan pelat film.
4) Dapat menyebabkan ZnS berpendar.
5) Dapat diuraikan oleh medan magnet.
Z>N Jenis-jenis partikel dasar:
Partikel/gelombang Muatan Notasi
jumlah proton (Z) Sinar α + 4 4
2α, 2He
Pada pita kestabilan: Sinar β – 0
-1β
1) Isotop stabil terletak pada pita kestabilan, 0
Sinar γ/foton 0 0γ
sedangkan yang tidak berada di atas, bawah
0
Elektron – -1e
atau luar pita kestabilan.
2) Unsur bernomor 83 ke bawah bersifat stabil Proton + 1
1
p, 11H
(kecuali teknisium dan prometium), namun Neutron 0 1
0n
dapat memiliki isotop yang tidak stabil yang 0
Positron (antielektron) + 1e̅
disebut radioisotop.
1
Antiproton – p
̅
3) Unsur bernomor di atas 83 pasti bersifat -1
2
radioaktif. Deuteron/deuterium + 1H

4) Unsur bernomor 83 ke bawah berada pada 3


Triton/tritium + 1H
pita kestabilan, sedangkan bernomor di atas
83 berada di luar pita kestabilan. Cara radioisotop dan unsur radioaktif
mencapai kestabilan:
Radioisotop dan unsur radioaktif dapat
1) Radioisotop terletak di atas pita kestabilan
mencapai kestabilan dengan melepas sinar
mengurangi jumlah neutron untuk stabil.
radioaktif dan partikel dasar.
1
Sinar radioaktif adalah sinar yang dipancarkan 0n d 11p + -10e
dari reaksi inti.

KIMIA UNSUR 1
materi78.co.nr KIM 4
2) Radioisotop terletak di bawah pita kestabilan 235 139 94
92U + 10n d 56Ba + 36Kr + 3 10n
mengurangi jumlah proton untuk stabil. 235 90 143
92U + 10n d 38Sr + 54Xe + 3 10n
1 1 0
1
p d 0n + 1e̅ Laju peluruhan inti (aktivitas) dapat
0
1
1
p + -1e d 01n dirumuskan:
3) Unsur radioaktif cenderung mengurangi A = laju peluruhan inti (Bq atau dps)
jumlah proton dan neutron untuk stabil. A = λ.N λ = tetapan peluruhan (1/s)
N = jumlah inti
2 1
1
p + 201nd 42α
Waktu hidup adalah waktu yang dibutuhkan inti
B. PERSAMAAN REAKSI INTI sampai seluruhnya meluruh, dapat dirumuskan:
Reaksi inti adalah reaksi yang melibatkan 1
perubahan jumlah neutron dan proton inti. τ= τ = waktu hidup (s)
λ λ = tetapan peluruhan (1/s)
Persamaan reaksi inti adalah persamaan reaksi
yang melibatkan perubahan nomor massa dan Waktu paruh adalah waktu yang dibutuhkan inti
nomor atom. untuk meluruh setengah dari massa awal, dapat
Aturan pada reaksi inti: dirumuskan:
1) Berlakunya hukum kekekalan nomor massa. ln2
t1/2 = = τ.ln2 ln2 = 0,693
2) Berlakunya hukum kekekalan nomor atom. λ
3) Berlakunya hukum kekekalan energi.
Jumlah inti sisa peluruhan setelah meluruh
Reaksi inti terbagi menjadi reaksi fisi
selama waktu tertentu dapat dirumuskan:
(peluruhan inti) dan reaksi fusi (peleburan inti)
Nt = jumlah sisa
yang melepas energi dan tergolong reaksi Nt 1 n t No = jumlah mula-mula
eksoterm. =( ) n= t = waktu (s)
No 2 t1/2
Perbedaan reaksi fisi dan fusi: t1/2 = waktu paruh (s)

Sifat Fisi Fusi Laju peluruhan inti (aktivitas) pada waktu


tertentu dapat dirumuskan:
Reaksi peluruhan inti peleburan inti
n t
massa reaktan massa produk At 1
Massa inti =( ) n=
lebih besar lebih besar Ao 2 t1/2
Energi lebih besar lebih kecil
Deret radioaktif dalam reaksi peluruhan inti:
Reaksi fisi adalah reaksi peluruhan inti Deret Rumus inti Inti induk Inti stabil
(disintegrasi) radioisotop/unsur radioaktif. 232 208
Thorium 4n 90Th 82Pb
Contoh persamaan reaksi fisi: 237 209
Neptunium 4n + 1 Np 83Bi
1) Transmutasi alami 93

Uranium 4n + 2 238 206


Menghasilkan inti yang mencapai kestabilan. 92U 82Pb
234 Aktinium 4n + 3 235 207
92U
238
92U d 90Th + 42α 82Pb
212 208
84Po d 82Pb + 42α Reaksi fusi adalah reaksi peleburan dua inti yang
14
6C d 14
7N + 0 menghasilkan suatu inti baru.
-1e
31
d 31
+ 01e̅ Contoh persamaan reaksi fusi:
16S 15P
2
2) Transmutasi buatan (penembakan inti) 1H + 31H d 42He + 10n
1
Menghasilkan inti yang tidak stabil. 1H + 11H d 21H + 01e̅
Notasi reaksi transmutasi buatan: C. PENGGUNAAN RADIOISOTOP
T(x,y)P Secara garis besar, radioisotop digunakan
dalam dua hal:
T = inti target 1) Sebagai perunut, yaitu untuk mempelajari
x = partikel yang ditembakkan (proyektil)
suatu sistem.
y = partikel yang dipancarkan
P = inti produk 2) Sebagai sumber radiasi, yaitu untuk
27 menghasilkan sinar-sinar radioaktif.
13Al + 42He d 30
15P + 10n
14 17
7N + 42He d 8O + 11H

KIMIA UNSUR 2
materi78.co.nr KIM 4
Penggunaan radioisotop dalam bidang pengawetan makanan, aliran
Cs-137
kedokteran dan ilmu biologi: minyak, erosi tanah
Radioisotop Fungsi/fokus kebocoran pipa, keretakan
Ir-192
P-32 logam
Co-60 U-235
pembangkit listrik (energi)
Ir-192 Pu-238
kanker/tumor
I-131 U-238 usia batuan
Cs-137 detektor asap, detektor
Ra-226 Am-241 hidrokarbon, pengukur
ketebalan benda
C-14 diabetes, anemia
O-15 paru-paru
Na-24 peredaran darah
P-32 mata, hati
Cr-51 limpa, protein darah, ginjal
Fe-59 sel darah merah
Co-60 sterilisasi alat kedokteran
Ga-67 getah bening
Se-75 pankreas
Sr-89 kelenjar prostat dan tulang
Tc-99 jantung, hati, paru-paru, tulang
I-125 hormon
I-131 kelenjar tiroid, hati, ginjal
Xe-133 paru-paru
Cs-137 sterilisasi alat kedokteran
Tl-201 jantung

Penggunaan radioisotop dalam ilmu kimia dan


fisika:
Radioisotop Fungsi/fokus
C-14
fotosintesis
O-15
O-18 esterifikasi
I-131 kesetimbangan kimia
Ag-110 titrasi

Penggunaan radioisotop dalam bidang lainnya:


Radioisotop Fungsi/fokus
C-14 usia fosil, khasiat tumbuhan
N-15 pupuk
Na-24 kebocoran pipa, aliran sungai
P-32 pupuk
Xe-41 kebocoran tangki reaksi
Co-60 pengawetan makanan
detektor polusi, pengukur
Kr-85
ketebalan benda
Sb-124 kebocoran pipa

KIMIA UNSUR 3
materi78.co.nr KIM 1

Sifat Tabel Periodik


A. PENDAHULUAN EI mengalami penyimpangan pada golongan IIA,
VA, dan VIIIA, yaitu nilai EI yang sangat besar,
Sifat periodik adalah sifat pada tabel periodik
lebih besar dari golongan di sebelah kanannya,
yang berubah secara teratur sesuai kenaikan
yaitu golongan IIIA dan VIA.
nomor atom (sistem modern), baik dalam satu
golongan maupun satu periode. Penyimpangan EI terjadi karena konfigurasi
elektron golongan IIA, VA, dan VIIIA yang relatif
Sifat periodik meliputi:
stabil.
1) Sifat fisis, yaitu jari-jari atom, energi ionisasi,
afinitas elektron, keelektronegatifan, dan ENERGI IONISASI
kelogaman. He
2500
2) Sifat kimia, yaitu titik leleh dan titik didih. Ne
B. JARI-JARI ATOM 2000
F
Jari-jari atom adalah jarak dari inti atom hingga Ar
N Kr
1500 H O Cl
kulit elektron terluar. Br Xe
C PSi As
Se I Hg Rn
Ukuran jari-jari atom dipengaruhi oleh: Be
B
Zn Te
Sb Au Po At
1000 Mg Si Cu Ge Sn Re PbBi
1) Jumlah kulit atom V
Ca Ga Zr
Li NaAl Sr Lu Tl
Ba Ra
Ac
K Rb Cs Fr
Setiap bertambahnya jumlah kulit atom, 500
maka bertambah pula panjang jari-jari atom.
2) Muatan inti atom 0

Setiap bertambahnya elektron valensi atom, Kecenderungan EI dalam tabel periodik:


maka gaya tarik/muatan inti makin besar,
sehingga memperkecil jari-jari atom. Makin ke bawah dalam satu golongan makin
kecil, karena jari-jari atom makin besar dan
Jari-jari atom diukur dalam berbagai satuan,
gaya tariknya makin kecil.
diantaranya dengan picometer (pm) dan
Makin ke kanan dalam satu periode makin
amstrong (Å).
besar, karena jari-jari atom makin kecil dan
Kecenderungan jari-jari dalam tabel periodik:
gaya tariknya makin besar.
Makin ke bawah dalam satu golongan makin
EI terbesar dimiliki helium (2He), dan terkecil
besar.
dimiliki cesium (55Cs).
Makin ke kanan dalam satu periode makin
kecil. D. AFINITAS ELEKTRON
Afinitas elektron (AE) adalah besarnya energi
Jari-jari atom terbesar adalah fransium (87Fr) dan
yang dibebaskan dan diserap untuk menerima
terkecil adalah helium (2He).
elektron dari luar atom netral agar menjadi ion
C. ENERGI IONISASI negatif.
Energi ionisasi (EI) adalah besarnya energi yang Harga AE menentukan beberapa hal:
diperlukan/diserap untuk melepas satu elektron Harga AE negatif Harga AE positif
atom netral agar menjadi ion positif.
Penerimaan elektron Penerimaan elektron
Besar EI dipengaruhi oleh jari-jari atom dan
disertai pembebasan disertai penyerapan
muatan inti atom.
energi energi
1) Bila jari-jari atom makin besar, berarti jarak
Ion lebih stabil dari Ion kurang stabil dari
elektron valensi ke inti makin jauh.
atom netralnya atom netralnya
2) Bila jaraknya makin jauh, maka gaya
Makin mudah Makin sulit menerima
tarik/muatan inti makin kecil, sehingga
menerima elektron elektron
elektron semakin mudah untuk ditarik.
Nilai afinitasnya besar Nilai afinitasnya kecil
3) Semakin mudah elektron ditarik oleh inti,
maka EI yang dibutuhkan kecil. AE dinyatakan menggunakan satuan kJmol-1 atau
EI dinyatakan menggunakan satuan kJ mol-1 atau elektronVolt (eV).
elektronVolt (eV).

SISTEM PERIODIK UNSUR-UNSUR 1


materi78.co.nr KIM 1
AE mengalami penyimpangan pada golongan IIA
dan VIIIA (lebih positif dibanding golongan
sebelahnya).
IA IIA IIIA IVA VA VIA VIIA VIIIA
H He
-73 21
Li Be B C N O F Ne
-60 240 -27 -122 0 -141 -328 29
Na Mg Al Si P S Cl Ar
-53 230 -44 -134 -72 -200 -349 35
K Ca Ga Ge As Se Br Kr Kecenderungan KE dalam tabel periodik adalah:
-48 156 -30 -120 -77 -195 -325 39
Makin ke bawah dalam satu golongan makin
Rb Sr In Sn Sb Te I Xe
kecil, karena jari-jari atom makin besar dan
-47 168 -30 -121 -101 -190 -295 41
gaya tariknya makin kecil.
C Ba Tl Pb Bi Po At Rn
-45 52 -30 -110 -110 -180 -270 41 Makin ke kanan dalam satu periode makin
Kecenderungan AE dalam tabel periodik: besar, karena jari-jari atom makin kecil dan
gaya tariknya makin besar.
Makin ke bawah dalam satu golongan makin
kecil (positif), karena jari-jari atom makin KE terbesar dimiliki fluorin (9F), dan terkecil
besar dan gaya tariknya makin kecil. dimiliki fransium (87Fr).
Makin ke kanan dalam satu periode makin
besar (negatif), karena jari-jari atom makin F. KELOGAMAN (KEELEKTROPOSITIFAN)
kecil dan gaya tariknya makin besar. Kelogaman (KL) adalah sifat keelektro-positifan
atau logam yang dimiliki unsur yang bergantung
AE terbesar dimiliki klor (17Cl), dan terkecil
pada energi ionisasi.
dimiliki berilium (4Be).
Logam adalah unsur yang mudah meng-
E. KEELEKTRONEGATIFAN hantarkan listrik dan melepas elektron.
Keelektronegatifan (KE) atau elektro- Garis perbatasan sifat logam dan non-logam
negativitas adalah ukuran kemampuan atau berbentuk garis tangga. Unsur yang sifatnya
kecenderungan suatu atom untuk menarik perantaraan logam dan non-logam disebut
elektron dalam ikatan kimianya. metaloid.
Persamaan KE dan AE adalah sama-sama Kecenderungan sifat KL dalam tabel periodik
membahas tentang bagaimana suatu atom adalah:
menarik elektron dari luarnya.
Makin ke bawah dalam satu golongan, sifat
Perbedaan KE dan AE adalah, KE hanya
logam makin bertambah, dan sifat non-
mengukur kemampuannya saja, sedangkan AE
logam makin berkurang.
mengaitkannya dengan jumlah energi dan
pembentukan ion. Makin ke kanan dalam satu periode, sifat
logam makin berkurang, dan sifat non-
logam makin bertambah.

H He
B C N O F Ne
Si P S Cl Ar
Ge As Se Br Kr
Sb Te I Xe
Po At Rn

logam non-logam metaloid

SISTEM PERIODIK UNSUR-UNSUR 2


materi78.co.nr KIM 1
G. TITIK LELEH DAN TITIK DIDIH Kecenderungan sifat TL dan TD dalam tabel
periodik adalah:
Titik leleh (TL) dan titik didih (TD) merupakan
titik dimana suatu unsur mulai berubah wujud Golongan IA – IVA:
menjadi wujud lain. Makin ke bawah dalam satu golongan makin
berkurang.
TITIK DIDIH Makin ke kanan dalam satu periode makin
6000 bertambah sampai puncaknya pada IVA (TL
C
5000 dan TD tertinggi).
4000 Be
SUHU (°C)

B Al Si Golongan VA – VIIIA:
3000
Li Makin ke bawah dalam satu golongan makin
2000 NaMg
P Si Cl bertambah.
1000 N O F Ne Ar
HHe Makin ke kanan dalam satu periode makin
0
berkurang.
-1000
TL dan TD terbesar dimiliki karbon (6C), dan
terkecil dimiliki helium (2He).
H. TREN PERIODIK
Secara keseluruhan, tren/kecenderungan periodik adalah:

ENERGI IONISASI, AFINITAS DAN KEELEKTRONEGATIFAN

ENERGI IONISASI, AFINITAS DAN KEELEKTRONEGATIFAN


JARI-JARI ATOM, KELOGAMAN

TL DAN TD TL DAN TD

JARI-JARI ATOM, KELOGAMAN

SISTEM PERIODIK UNSUR-UNSUR 3


materi78.co.nr KIM 1

Bilangan Kuantum
A. PENDAHULUAN D. BILANGAN KUANTUM MAGNETIK
Bilangan kuantum adalah suatu harga yang Bilangan kuantum magnetik (ml atau m) adalah
menyatakan keadaan orbital suatu atom. suatu harga yang menyatakan banyak dan
Bilangan kuantum terdiri dari: posisi/orientasi orbital.
1) Bilangan kuantum utama (n), menyatakan Harga m yang diijinkan di setiap sub-kulitnya:
tingkat energi/kulit atom.
-l ≤ m ≤ +l
2) Bilangan kuantum azimuth (l), menyatakan
sub-kulit atom dan bentuk geometri orbital. Posisi/orientasi atau orbital adalah tempat
3) Bilangan kuantum magnetik (m), yaitu dimana elektron bergerak di dalam atom, dan
menyatakan banyak dan posisi/orientasi orbital. masing-masing orbital maksimal menampung
4) Bilangan kuantum spin (s), menyatakan sepasang elektron.
kedudukan elektron dalam suatu orbital. Sub-kulit atom dalam keadaan terisi penuh
elektron beserta harga b.k. magnetik:
B. BILANGAN KUANTUM UTAMA
Sub-kulit s p
Bilangan kuantum utama/prinsipal (n) adalah
suatu harga yang menyatakan tingkat energi atau Harga 0 -1 s.d. 1
kulit dalam atom.
Diagram 0 -1 0 1
Bilangan kuantum utama merupakan dasar
penentu harga bilangan kuantum lainnya. Total orbital 1 3
Bilangan kuantum utama antara lain: Elektron maks 2 6
Kulit K L M N Sub-kulit d
Harga 1 2 3 4 Harga -2 s.d. 2

C. BILANGAN KUANTUM AZIMUTH Diagram -2 -1 0 1 2


Bilangan kuantum azimuth/orbital (l) adalah
Total orbital 5
suatu harga yang menyatakan sub-kulit atom dan
bentuk geometri orbital. Elektron maks 10
Harga l yang diijinkan di setiap kulitnya adalah: Sub-kulit f
Harga -3 s.d. 3
0 ≤ l ≤ (n-1)
Diagram -3 -2 -1 0 1 2 3
Sub- Bentuk
Nama Harga
kulit orbital Total orbital 7
s sharp 0 1 balon Elektron maks 14
p principal 1 1 balon terpilin
E. BILANGAN KUANTUM SPIN
d diffuse 2 2 balon terpilin
Bilangan kuantum spin (ms atau s) adalah suatu
f fundamental 3 4 balon terpilin harga yang menyatakan kedudukan dan arah
Kulit-kulit atom dalam keadaan penuh terisi rotasi elektron pada suatu orbital.
elektron beserta harga b.k. azimuth: Bilangan kuantum spin tidak digunakan dalam
Kulit K L menentukan keadaan orbital, hanya untuk
menentukan perbedaan elektron pada orbital.
Harga 0 0, 1
Karena terdapat dua elektron dalam satu
Sub-kulit 1s 2s 2p
orbital, sedangkan keduanya memiliki kutub
Elektron maks 2 8 padanya, maka nilai elektron yang berpasangan
Kulit M N dalam orbital tersebut harus berbeda nilai.
Harga 0, 1, 2 0, 1, 2, 3
Sub-kulit 3s 3p 3d 4s 4p 4d 4f
Elektron maks 18 32

BILANGAN KUANTUM 1
materi78.co.nr KIM 1
Harga bilangan kuantum spin terdiri dari: Orbital atom adalah sebuah fungsi matematika
Harga 1
s = + /2 1
s = - /2 yang menggambarkan perilaku elektron pada
suatu atom sebagai partikel gelombang. Orbital
S S
atom mempunyai tiga buah sumbu, yaitu sumbu
x, y dan z, dan kemungkinan terbesar
U ditemukannya elektron terdapat pada titik
S
Elektron pertemuannya yang disebut daerah orbital.
S
U Orbital s berbentuk satu buah balon atau satu
bola.
U U Fungsi
s
berlawanan searah jarum orbital
Arah
jarum jam jam
Kutub terbalik tidak terbalik
Posisi pada
f g Gambar
orbital

F. BENTUK ORBITAL
Bentuk orbital bergantung pada harga bilangan
kuantum azimuth (l), dan setiap nilai l memiliki
bentuk orbital berbeda.

Orbital p berbentuk satu buah balon yang dipilin atau dua bola.
Fungsi orbital px py pz

Gambar

Orbital d berbentuk dua buah balon yang dipilin atau empat bola.
Fungsi orbital dxy dxz dyz

Gambar

Fungsi orbital dx²-y² dz²

Gambar

BILANGAN KUANTUM 2
materi78.co.nr KIM 1
Orbital f berbentuk empat buah balon yang dipilih atau delapan bola.
Fungsi orbital fxyz fz(x²−y²) fz³

Gambar

Hibridisasi adalah gabungan orbital-orbital


5f12 ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑ ↑ ↑
atom dalam suatu senyawa membentuk orbital
hibrid molekul. (lihat di bagian Bentuk dan Interaksi Molekul) Penyimpangan pengisian sub-kulit terjadi
pada sub-kulit d, karena menginginkan
G. DIAGRAM ORBITAL
kestabilan.
Diagram orbital menggambarkan urutan
Sub-kulit d stabil apabila terisi 5 atau 10
konfigurasi elektron dalam setiap kulit atom.
elektron, sehingga apabila terdapat 4 atau 9
Konfigurasi elektron yang ditulis menggunakan
elektron pada sub-kulit d, maka sub-kulit d
bilangan kuantum harus memenuhi kaidah berikut:
akan ‘meminjam’ elektron dari sub-kulit s.
1) Azas Aufbau
Contoh:
Pengisian elektron pada sub-kulit diisi 4s2 3d4 menjadi 4s1 3d5
dari tingkat energi yang lebih rendah ke Sub-kulit d juga mengalami penyimpangan
tingkat energi yang lebih besar. pada unsur-unsur lantanida dan aktinida,
dimana sebelum mengisi sub-kulit f, terdapat
Aturan pengisian sub-kulit:
satu elektron yang mengisi sub-kulit d
terlebih dahulu.
1s
Contoh:
2s 2p 6s2 4f8 menjadi 6s2 5d1 4f7
3s 3p 3d 3) Larangan Pauli
4s 4p 4d 4f
Tidak ada elektron dengan keempat
5s 5p 5d 5f bilangan kuantum yang sama dalam satu
6s 6p 6d atom.

7s 7p Contoh:
8s Buktikan dari konfigurasi elektron unsur B
bahwa tidak ada elektron dengan keempat
Contoh: bilangan kuantum sama!
8O : 1s2 2s2 2p4 : 1s2 2s2 2p2
6C
2 2 6 2 6 1
19K : 1s 2s 2p 3s 3p 4s
↑↓ ↑↓ ↑ ↑
26Fe : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d8
2) Aturan Hund Elektron
n l m s
ke
Pengisian elektron pada orbital yang satu
sub-kulit, mula-mula elektron mengisi 1 1 0 0 +1/2
satu di tiap orbital, baru kemudian 2 1 0 0 -1/2
berpasangan. 3 2 0 0 +1/2
4 2 0 0 -1/2
Contoh:
5 2 1 -1 +1/2
2p 3 ↑ ↑ ↑ 3p6 ↑↓ ↑↓ ↑↓
6 2 1 0 +1/2
4d7 ↑↓ ↑↓ ↑ ↑ ↑

BILANGAN KUANTUM 3
materi78.co.nr KIM 1
Penulisan konfigurasi elektron dapat
dipersingkat dengan menggunakan notasi gas
mulia.
Contoh:
Unsur halogen dapat dipersingkat konfigurasi
elektronnya dengan:
9F : [He] 2s2 2p5
17Cl : [Ne] 3s2 3p5
35Br : [Ar] 4s2 4p5
53I : [Kr] 5s2 5p5
85At : [Xe] 6s2 6p5
H. GOLONGAN DAN PERIODE PADA TABEL
PERIODIK
Konfigurasi elektron dengan diagram orbital
dapat digunakan untuk menentukan blok,
golongan, dan periode unsur dalam sistem
periodik modern.
Blok unsur merupakan pembagian unsur
berdasarkan sub-kulit terakhir yang diisi oleh
suatu atom.
Penentuan golongan dan periode unsur pada
tabel periodik utama adalah sebagai berikut.
Konfigurasi akhir Golongan Blok
1
ns IA
2
s
ns IIA
ns2 np1 IIIA
2 2
ns np IVA
2 3
ns np VA
2 4
p
ns np VIA
ns2 np5 VIIA
2 6
ns np VIIIA
ns2 (n-1)d1 IIIB
ns2 (n-1)d2 IVB
ns2 (n-1)d3 VB
1 5
ns (n-1)d VIB
2 5
d
ns (n-1)d VIIB
ns2 (n-1)d6 s.d. 8 VIIIB
1 10
ns (n-1)d IB
2 10
ns (n-1)d IIB

Penentuan golongan dan periode unsur pada


tabel periodik unsur lantanida dan aktinida:
1) Unsur-unsur lantanida merupakan blok f
dengan konfigurasi 6s2 5d1 4f1 s.d. 14.
2) Unsur-unsur aktinida merupakan blok f
dengan konfigurasi 7s2 6d1 5f1 s.d. 14.

BILANGAN KUANTUM 4
materi78.co.nr KIM 1

Ikatan Kimia
A. PENDAHULUAN Atom Mg berikatan dengan atom Cl,
Ikatan kimia adalah ikatan antara atom-atom Konfigurasi:
untuk membentuk senyawa, sehingga mencapai 12Mg :2.8.2 Mg akan membentuk ion
kestabilan. positif dan memberi
Atom yang belum stabil menginginkan dirinya elektron kepada Cl agar
mencapai kestabilan.
agar stabil seperti unsur gas mulia.
19Cl :2.8.7 Cl akan membentuk ion
Oleh karena itu, untuk mencapai kestabilan,
negatif dan menerima
suatu atom membentuk konfigurasi gas mulia,
elektron dari Na agar
yaitu:
mencapai kestabilan.
1) Duplet, memiliki elektron valensi 2, seperti
Reaksi yang dapat dituliskan:
He.
Mg d Mg2+ + 2e 2.8
2) Oktet, memiliki elektron valensi 8, seperti Ne,
Cl + e d Cl- 2.8.8
Ar, Kr, Xe, Rn.
Karena kedua atom muatannya tidak seimbang,
Namun, kadang-kadang terjadi penyimpangan
maka hasil akhir dari ikatan dibutuhkan dua atom
oktet, dimana elektron valensi jumlahnya lebih
Cl untuk menerima 2 elektron atom Mg.
dari 8, namun atom tetap stabil.
Reaksi yang dapat dituliskan:
Ikatan kimia terdiri dari tiga jenis: ikatan ion,
Mg d Mg2+ + 2e
ikatan kovalen, dan ikatan logam.
2Cl + 2e d 2Cl-
B. IKATAN ION
Rumus molekul:
Ikatan ion adalah ikatan yang terjadi:
Mg2+ + 2Cl- d MgCl2
1) Berdasarkan serah terima/perpindahan
Hasil akhir adalah terbentuknya senyawa MgCl2
elektron.
yang stabil.
2) Antara ion positif dan ion negatif. Atom Ca berikatan dengan atom S,
3) Antara unsur logam dan non-logam. Konfigurasi:
4) Antara unsur golongan IA dan IIA (+) dan 20Ca :2.8.8.2 Ca akan membentuk ion
golongan VIA dan VIIA (-). positif dan memberi
Contoh senyawa ion antara lain: NaCl, MgCl2, elektron kepada S agar
CaCl2, KOH, KCl, dll. mencapai kestabilan.
Jalan terjadinya ikatan ion: 16S :2.8.6 S akan membentuk ion
Contoh: negatif dan menerima
Atom Na berikatan dengan atom Cl, elektron dari Ca agar
mencapai kestabilan.
Konfigurasi:
Reaksi yang dapat dituliskan:
11Na :2.8.1 Na akan membentuk ion
Ca d Ca2+ + 2e 2.8.8
positif dan memberi
elektron kepada Cl agar S + 2e d S2- 2.8.8
mencapai kestabilan. Rumus molekul:
19Cl :2.8.7 Cl akan membentuk ion Ca2+ + S2- d CaS
negatif dan menerima Hasil akhir adalah terbentuknya senyawa CaS
elektron dari Na agar yang stabil.
mencapai kestabilan. C. IKATAN KOVALEN
Reaksi yang dapat dituliskan: Ikatan kovalen adalah ikatan yang terjadi:
Na d Na+ + e 2.8 1) Berdasarkan pemakaian pasangan elektron
Cl + e d Cl- 2.8.8 bersama.
Rumus molekul: 2) Antara unsur non-logam dan non-logam.
+ -
Na + Cl d NaCl 3) Ikatan kovalen terdiri dari tiga jenis: ikatan
Hasil akhir adalah terbentuknya senyawa NaCl kovalen biasa, ikatan kovalen rangkap,
yang stabil. ikatan kovalen koordinat.

IKATAN KIMIA 1
materi78.co.nr KIM 1
Ikatan kovalen dituliskan menggunakan rumus a. Garis satu (−) melambangkan ikatan
Lewis dan rumus bangun/struktur molekul. kovalen biasa.
1) Rumus Lewis (rumus elektron) b. Garis dua (=) atau tiga (≡) melambangkan
Rumus Lewis menggambarkan bagaimana ikatan kovalen rangkap.
keadaan elektron-elektron valensi atom- c. Tanda panah (d) melambangkan ikatan
atom saling berpasangan dan saling kovalen koordinat.
berikatan secara kovalen. Contoh senyawa kovalen antara lain: H2O, HF,
2) Rumus bangun (struktur molekul) HCl, CO2, NH3, Cl2, I2, Br2, O2, dll.
Rumus bangun menggambarkan bagaimana
cara ikatan kovalen yang digunakan atom-
atom.
IKATAN KOVALEN BIASA
Ikatan kovalen biasa adalah ikatan kovalen yang jumlah pemakaian elektron bersamanya adalah satu pasang.
Hidrogen klorida (HCl) Air (H2O)
1H :1 • 1H :1 •
Konfigurasi Konfigurasi
17Cl : 2 . 8. 7 x 8O :2.6 x

Rumus Lewis
H Cl Rumus Lewis H O H
Rumus bangun
H – Cl Rumus bangun
H–O–H
Amonia (NH3) Metana (CH4)
1H :1 • 1H :1 •
Konfigurasi Konfigurasi
7N :2.5 x 6C :2.4 x

H
Rumus Lewis H N H Rumus Lewis H C H
H H
H
H–N–H |
Rumus bangun | Rumus bangun H–C–H
H |
H
IKATAN KOVALEN RANGKAP
Ikatan kovalen rangkap adalah ikatan kovalen yang jumlah pemakaian elektron bersamanya lebih dari satu pasang.
Oksigen (O2) Nitrogen (N2)
Konfigurasi 8O :2.6 Konfigurasi 7N :2.5

Rumus Lewis
O O Rumus Lewis
N N
Rumus bangun
O=O Rumus bangun
N≡N
IKATAN KIMIA 2
materi78.co.nr KIM 1
IKATAN KOVALEN KOORDINAT
Ikatan kovalen koordinat adalah ikatan kovalen yang pemakaian elektron bersamanya hanya berasal dari satu atom.
Amonium (NH4+) Amino boron trifluorida (BF3NH3)

H H F
+
Rumus Lewis
H N H Rumus Lewis
H N B F
H H F
H H F
| | |
Rumus bangun H – N→H Rumus bangun H – N →B – F
| | |
H H F
NH3 + H+ d NH4+ BF3 + NH3 d BF3NH3
NH3 dan H+ menggunakan BF3 dan NH3 menggunakan
elektron valensi bebas dari NH3 elektron valensi bebas dari NH3
bersama. bersama.
Asam sulfat (H2SO4) Asam nitrat (HNO3)

O O
Rumus Lewis
HO S OH Rumus Lewis
H O N
O O
O O
↑ ||
Rumus bangun H–O–S–O–H Rumus bangun H–O–N
↓ ↓
O O
D. KEPOLARAN 2) Senyawa kovalen non-polar
Kepolaran senyawa adalah perilaku suatu zat Adalah senyawa kovalen yang dibentuk oleh
yang menyerupai medan magnet, yaitu terdapat dua unsur sama, dimana keelektronegatifan
kutub sementara yang disebut dipol. pasti sama.
Kepolaran senyawa terdapat pada senyawa Contoh: H2, Cl2, O2, N2, dan senyawa
kovalen, dan dibagi menjadi dua, yaitu: poliatomik lainnya.
1) Senyawa kovalen polar Tingkat kepolaran senyawa dinyatakan dalam
momen dipol dalam satuan Coulumb meter.
Adalah senyawa kovalen yang dibentuk oleh
Senyawa non-polar memiliki momen dipol nol.
dua unsur berbeda, dimana keelektro-
negatifan pasti berbeda, sehingga meng-
hasilkan dipol.
Contoh: HCl, HBr, HI, H2O.

IKATAN KIMIA 3
materi78.co.nr KIM 1
E. PERBEDAAN IKATAN ION DAN KOVALEN F. IKATAN LOGAM
Senyawa ionik dan kovalen memiliki beberapa Ikatan logam adalah ikatan yang terjadi:
perbedaan sifat, antara lain: 1) Antar atom-atom unsur logam.
Senyawa 2) Antara elektron valensi logam yang
Sifat Senyawa ionik
kovalen membentuk lautan valensi.
Titik leleh dan titik Unsur logam kulit terluarnya relatif longgar,
tinggi rendah
didih karena memiliki sedikit elektron valensi. Elektron
Wujud keadaan padat, cair, dan valensi tersebut mengalami delokalisasi.
padat
kamar gas Delokalisasi adalah keadaan dimana posisi
Volatilitas elektron tidak tetap dan berpindah-pindah,
(kemudahan non-volatil volatil sehingga berbaur menyerupai awan/lautan
menguap) valensi.
Kelarutan pada Awan/lautan valensi tersebut bertindak sebagai
larut (pada air) tidak larut perekat atom logam yang saling tarik-menarik
pelarut polar
dan berdekatan satu sama lain.
Kelarutan pada
tidak larut larut Ikatan logam menjadikan logam:
pelarut non-polar
Daya hantar listrik 1) Keras namun lentur.
menghantar menghantar
larutan 2) Tidak mudah patah meski ditempa.
Daya hantar listrik tidak 3) Titik leleh dan titik didih yang tinggi.
menghantar
lelehan menghantar 4) Konduktor listrik dan panas yang baik.

IKATAN KIMIA 4
materi78.co.nr KIM 1

Bentuk dan Interaksi Molekul


A. BENTUK MOLEKUL Bentuk molekul (BM) adalah bentuk akhir
molekul yang ditentukan oleh nilai BGPE, PEI dan
Bentuk molekul adalah susunan ruang atom-
PEB. (lihat di halaman terakhir)
atom suatu molekul. Bentuk molekul hanya
terdapat pada senyawa kovalen. C. KEPOLARAN
B. TEORI DOMAIN ELEKTRON Sebuah atom yang berikatan dengan atom lain
saling tolak menolak sehingga berada dalam
Teori domain elektron (VSEPR) adalah teori
jarak terjauh dengan atom yang diikatnya.
yang menyatakan bahwa:
Kepolaran senyawa adalah perilaku suatu zat
1) Pasangan elektron ikat (PEI) adalah
yang menyerupai medan magnet, yaitu terdapat
pasangan elektron yang terikat antara atom
kutub sementara yang disebut dipol.
pusat dengan atom lain secara kovalen.
Dipol dapat menyebabkan gaya tarik-menarik
2) Pasangan elektron bebas (PEB) adalah
atau tolak-menolak dalam senyawa.
pasangan elektron bebas pada atom pusat
yang tidak terikat dengan atom lain. Dipol (δ) pada suatu senyawa terdiri atas:
3) Domain elektron adalah total dari pasangan 1) Dipol positif (δ+), atom yang berdipol positif
elektron ikat dan bebas. Setiap pasangan adalah yang memiliki keelektronegatifan
elektron bernilai satu domain. lebih kecil dari atom lain.
Bentuk geometri pasangan elektron (BGPE) 2) Dipol negatif (δ–), atom berdipol negatif
adalah domain total yang dimiliki atom pusat adalah yang memiliki keelektronegatifan
suatu molekul, dan menjadi bentuk ruang dasar lebih besar dari atom lain.
molekul. Contoh: Keelektronegatifan H lebih kecil dari Cl,
BGPE sehingga pada HCl, H bertindak sebagai δ+, dan
Jumlah Susunan Sudut Kepolaran
Cl bertindak sebagai δ–.
Domain Ruang Hibridisasi Ikatan Awal
Kepolaran dalam bentuk molekul dipengaruhi:
linear
2 A 180° non-polar 1) Sudut ikatan
sp
Atom yang berikatan akan selalu berada jarak
jauh maksimum dengan atom lainnya
segitiga
membentuk sudut ikatan yang merata, dan
3 planar 120° non-polar
A saling meniadakan kepolaran senyawa.
Namun, jika sudut ikatan tidak tersebar
sp2
merata, maka kepolaran akan muncul.
2) Simetri bentuk molekul
tetrahedron Bentuk molekul simetris bersifat non-polar,
4 A 109,5° non-polar
sedangkan asimetris bersifat polar.
3) Pasangan elektron bebas
sp3
Jika terdapat pasangan elektron bebas yang
tidak saling meniadakan posisinya
segitiga (asimetris), maka kepolaran akan muncul.
90° dan
5 A bipiramid polar Tingkat kepolaran senyawa dinyatakan dalam
120°
momen dipol dalam satuan Coulumb meter.
Senyawa non-polar memiliki momen dipol nol.
sp3d
D. INTERAKSI ANTAR MOLEKUL
Gaya antar molekul adalah gaya yang terjadi
akibat interaksi antar molekul sejenis.
oktahedron gaya London paling lemah
6 A 90° non-polar gaya tarik dipol-dipol
gaya van der Waals
ikatan hidrogen paling kuat
sp3d2

IKATAN KIMIA 1
materi78.co.nr KIM 1
Gaya London atau gaya dipol sesaat/terimbas Faktor-faktor yang mempengaruhi gaya tarik
adalah gaya tarik-menarik dipol yang terjadi pada dipol-dipol:
molekul non-polar dan/atau berwujud gas. 1) Beda keelektronegatifan (berbanding lurus)
Gaya London terjadi akibat terbentuknya dipol 2) Momen dipol (berbanding lurus)
sesaat, dan memiliki daya tarik-menarik yang Gaya van der Waals atau gaya kohesi adalah
lemah, karena hanya terjadi sesaat. gabungan antara gaya London dan gaya tarik
Contoh: gaya antar molekul O2. dipol-dipol akibat pembentukan dipol.
O=O --- O=O Faktor-faktor yang mempengaruhi gaya van
dipol molekul der Waals:
molekul
netral sesaat netral lain 1) Massa relatif/Ar/Mr (berbanding lurus)
δ+ δ- 2) Jumlah elektron (berbanding lurus)
O O O O
3) Momen dipol (berbanding lurus)
dipol Ikatan hidrogen adalah ikatan yang terbentuk
terimbas akibat gaya antar molekul polar yang memiliki
δ+ δ- δ+ δ- ikatan antara H dengan N, O, atau F.
Contoh: air (H2O), asam fluorida (HF), amonia
(NH3).

δ+ δ- H H δ-
| | O
kembali dipol O--O H H
netral sesaat | |
H H δ+
Faktor-faktor yang mempengaruhi gaya London: δ+
1) Massa relatif/Ar/Mr (berbanding lurus) Ikatan hidrogen mengakibatkan penyimpangan
2) Panjang rantai molekul (berbanding lurus) tren periodik titik didih senyawa golongan VA-
3) Titik didih zat (berbanding lurus) VIIA menjadi sangat tinggi.
Gaya tarik dipol-dipol adalah gaya tarik
menarik dipol yang terjadi antar molekul polar
dan/atau wujud padat, cair dan larutan.
Gaya tarik dipol-dipol terjadi karena adanya
dipol pada molekul, dan memiliki daya tarik-
menarik yang lebih kuat dari gaya London.
Contoh: gaya antar molekul HCl.
H–Cl --- H–Cl
δ-
δ- δ+
δ+ H Cl
H Cl
H Cl
δ+
δ-

IKATAN KIMIA 2
materi78.co.nr KIM 1
BENTUK MOLEKUL
Domain Tipe BGPE BM Susunan Ruang Sudut Ikatan Kepolaran Contoh

2 AX2 linear linear A 180° non-polar CO2

AX3 Δ planar 120° non-polar BCl3


A

3 Δ planar

huruf V
AX2E ~120° polar SO2
(bengkok) A

AX4 tetrahedron A 109,5° non-polar CH4

4 AX3E tetrahedron Δ piramid A ~107,5° polar NH3

huruf V
AX2E2 A ~104,5° polar H2O
(bengkok)

AX5 Δ bipiramid A 90° dan 120° polar PCl5

tetrahedron
~90° dan
AX4E terdistrusi A polar SF4
~120°
(jungkat-jungkit)

5 Δ bipiramid

AX3E2 huruf T A ~120° polar BrF3

AX2E3 linear A 180° non-polar XeF2

IKATAN KIMIA 3
materi78.co.nr KIM 1

AX6 oktahedron A 90° non-polar SF6

AX5E □ piramid A ~90° polar IF5

6 AX4E2 oktahedron □ planar A 90° non-polar XeF4

AX3E3 huruf T A ~90° polar -

AX2E4 linear A 180° non-polar -

IKATAN KIMIA 4
K
I
M
I
A
A
N
O
R
B
ida
ngK
imi
a G
A
N
I
K
materi78.co.nr KIM 4

Kimia Unsur
A. PENDAHULUAN Non-logam lain
Kimia unsur adalah cabang ilmu kimia yang H H2(g)
mempelajari sifat fisis dan sifat kimia unsur. C C(s), alotrop: grafit, intan, amorf
Sistem periodik unsur modern sampai tahun N N2(g)
2011 terdiri atas 118 unsur, 98 di antaranya O O2(g), alotrop: oksigen atomik, oksigen
ditemukan secara alami, dan 20 lainnya disintesis triatomik, ozon
di laboratorium.
P P4(s), alotrop: fosfor merah, fosfor putih
B. KELIMPAHAN UNSUR DI ALAM S S8(s), alotrop: belerang α, belerang β
Kelimpahan unsur-unsur di kulit bumi:
Unsur logam kebanyakan ditemukan dalam
Unsur Kelimpahan Unsur Kelimpahan
bentuk senyawa/mineral, namun dapat juga
O 49,20% Ca 3,39% ditemukan unsur bebasnya (kecuali logam alkali
Si 25,67% Na 2,63% dan alkali tanah).
Al 7,50% K 2,40% Unsur Mineral/bijih
Fe 4,71% Mg 1,93% Logam alkali & alkali tanah
Kelimpahan senyawa di udara kering di bumi: Na  sendawa Chili (NaNO3)
 air laut/halit (NaCl)
Rumus Kelimpahan Rumus Kelimpahan
K  air laut/silvit (KCl)
N2 78,09% Ne 0,0018%
 ortoklas/kalium feldspar (KAlSi3O8)
O2 20,94% He 0,00052%
Mg  air laut (MgCl2)
Ar 0,934% CH4 0,00012%
 magnesit (MgCO3)
CO2 0,0315% Kr 0,00010%
 dolomit (MgCO3.CaCO3)
Kelimpahan unsur di perairan bumi:  epsomit/garam inggris (MgSO4.7H2O)
Unsur Kelimpahan Unsur Kelimpahan  karnalit (KCl.MgCl2.6H2O)
O 85,84% Mg 0,13% Ca  kalsit/batu kapur/pualam (CaCO3)
H 10,82% S 0,09%  gipsum/batu tahu (CaSO4.2H2O)
Cl 1,94% Ca 0,04%  kaporit (Ca(OCl)2)
Na 1,08% K 0,04% Sr  selestit (SrSO4)
 stronsianit (SrCO3)
C. SUMBER UNSUR DI ALAM Logam transisi
Unsur di bumi secara alami dapat ditemukan Ti  rutil (TiO2)
dalam bentuk unsur bebas atau mineral.
Cr  kromit (FeCr2O4)
Mineral atau bijih (ore) adalah zat yang
Mn  pirolusit (MnO2)
terbentuk secara alami yang mengandung
Fe  hematit (Fe2O3)  siderit (FeCO3)
bermacam-macam unsur dengan kadar tinggi,
dan dapat dituliskan dalam suatu rumus mineral.  magnetit (Fe3O4)  kromit (FeO3)
 pirit (FeS2)  limonit (Fe2O3.H2O)
Unsur non-logam kebanyakan ditemukan dalam
bentuk bebasnya (tidak membentuk senyawa). Ni  pentlandit (FeNiS)
Unsur Sumber murni Senyawa/mineral  millerit (NiS)
Cu  kalkopirit (CuFeS2)  kuprit (Cu2O)
Gas mulia
 kalkosit (Cu2S)  malasit
Hanya ditemukan dalam bentuk gas
(Cu2(OH)2CO3)
monoatomik di alam.
Zn  sfalerit (ZnS)
Halogen
 smithsonit (ZnCO3)
F F2(g)  fluorspaar/fluorit (CaF2)
Logam golongan utama & metaloid
 kriolit (Na3AlF6) Al  bauksit (Al2O3)
Cl Cl2(g)  air laut/halit (NaCl)  kriolit (Na3AlF6)
Br Br2(l)  air laut/bromargirit (AgBr) Si  pasir/kuarsa (SiO2)
I I2(s)  air laut (NaIO3)  tanah liat (Al2O3.2SiO2.2H2O)

KIMIA UNSUR 1
materi78.co.nr KIM 4
Sn  kasiterit (SnO2) Proses Deacon
Pb  galena (PbS) 4HCl(g) + O2(g) d 2Cl2(g) + 2H2O(g)
 anglesit (PbSO4)
Pembuatan bromin:
C  intan (C)
Pendesakan Br-
 grafit (C)
2NaBr(aq) + Cl2(g) d 2NaCl(aq) + Br2(l)
Berdasarkan kandungan mineralnya, secara
umum mineral dibagi menjadi: Pembuatan iodin:

1) Unsur bebas, contohnya belerang, intan. Pendesakan I-

2) Sulfida (S2-), contohnya pirit, kalkopirit. 2KI(aq) + Br2(g) d 2KBr(aq) + I2(s)

3) Oksida (O2-), contohnya hematit, bauksit. Proses Weldon


4) Halida (X-), contohnya kriolit, halit. Dilakukan dengan mencampurkan KI dengan
5) Karbonat (CO32-), contohnya dolomit, pualam. batu kawi dan asam sulfat pekat.
6) Sulfat (SO42-), contohnya garam inggris. 2KI(aq) + MnO2(s) + 2H2SO4(aq)
7) Fosfat (PO43-), contohnya fluorapatit. d MnSO4(aq) + K2SO4(aq) + H2O(l) + I2(s)
8) Silikat (Si), contohnya feldspar, kuarsa.
Pembuatan hidrogen:
D. PEMBUATAN UNSUR NON-LOGAM Elektrolisis air
Unsur Cara Pembuatan/Proses 2H2O(l) + 2e d 2OH-(aq) + H2(g)
Halogen
Reaksi metana
F  Elektrolisis leburan KF
Reaksi metana dengan uap air menghasilkan
Cl  Elektrolisis lelehan NaCl  Proses Weldon suatu campuran CO dan H2 yang disebut sin-gas.
 Proses Deacon CH4(g) + H2O(g) d CO(g) + H2(g)
Br  Pendesakan Br -
Pembuatan nitrogen dan oksigen:
I  Pendesakan I-  Proses Weldon
Distilasi bertingkat udara cair
Non-logam lain
1) Penyaringan
H  Elektrolisis air  Reaksi metana
Udara disaring dari pengotor padat.
N  Distilasi bertingkat udara cair
2) Pencairan udara
O  Distilasi bertingkat udara cair
Udara dikompresi lalu didinginkan, sehingga
P  Proses Wohler air dan CO2 membeku dan dapat dipisahkan.
S  Proses Frasch  Proses Sisilia Jadi, udara cair hanya mengandung N2, O2
Pembuatan fluorin: dan Ar.
Elektrolisis leburan KF 3) Distilasi bertingkat
E : +
2KF d 2K + 2F - Udara diekspansi kembali dan didistilasi
K (-) : +
2K + 2e d 2K bertingkat dengan menurunkan tekanan.
A (+) : 2F- d F2 + 2e + Gas-gas dalam udara cair tersebut menguap
2KF d 2K + F2 pada tekanan yang berbeda, urutannya
adalah N2, Ar lalu O2.
Pembuatan klorin:
Elektrolisis lelehan NaCl Pembuatan fosfor:
E : 2NaCl d 2Na + 2Cl + - Proses Wohler (fosfor putih)
K (-) : 2Na+ + 2e d 2Na 1) Reaksi dalam tanur listrik
A (+) : 2Cl- d Cl2 + 2e + 2Ca3(PO4)2(l) + 6SiO2(l) d 6CaSiO3(l) + P4O10(g)
2NaCl d 2Na + Cl2 2) Reduksi
Proses Weldon P4O10(g) + 5C(s) d P4(s) + 5CO2(g)
Dilakukan dengan mencampurkan NaCl dengan Fosfor putih lalu disimpan dalam CS2 atau
batu kawi dan asam sulfat pekat. H2O agar tidak teroksidasi.
2NaCl(aq) + MnO2(s) + 2H2SO4(aq)
d MnSO4(aq) + Na2SO4(aq) + H2O(l) + Cl2(g)

KIMIA UNSUR 2
materi78.co.nr KIM 4
Pembuatan belerang: Selanjutnya proses elektrolisis lelehan NaCl yang
Proses Frasch dicampur dengan CaCl2 untuk menurunkan titik
Adalah proses pengambilan belerang dari bawah leleh NaCl.
permukaan tanah. E : 2NaCl d 2Na+ + 2Cl-
1) Belerang dicairkan dengan dialiri air bersuhu K (-) : 2Na+ + 2e d 2Na
1600oC dan bertekanan 16 atm. A (+) : 2Cl- d Cl2 + 2e +
2) Belerang cair dikeluarkan dengan pompa 2NaCl d 2Na + Cl2
udara panas bertekanan 20-25 atm.
Pembuatan magnesium:
3) Belerang cair kemudian dibiarkan membeku
menjadi belerang padat. Proses Dow
Magnesium berasal dari air laut yang diproses
Proses Sisilia sehingga menghasilkan MgCl2, melalui tahap:
Adalah proses pengambilan belerang di 1) Pelarutan CaO dalam air
permukaan tanah.
CaO(s) + H2O(l) d 2Ca2+(aq) + 2OH-(aq)
1) Mineral yang mengandung belerang
2) Pengendapan Mg2+
dipanaskan hingga belerang terpisah.
Mg2+(aq) + 2OH-(aq) d Mg(OH)2(s)
2) Belerang kemudian dimurnikan dengan cara
sublimasi. 3) Reaksi dengan HCl pekat
Mg(OH)2(s) + 2HCl(aq) d MgCl2(aq) + 2H2O(l)
E. PEMBUATAN UNSUR LOGAM
4) Pencairan MgCl2
Unsur Cara Pembuatan/Proses
MgCl2(aq) d MgCl2(s)
Logam alkali & alkali tanah
MgCl2(s) d MgCl2(l)
Li, Na, K, Mg, Ca, Sr, Ba
Selanjutnya proses elektrolisis lelehan MgCl2.
 Elektrolisis cairan/lelehan garam halidanya
E : MgCl2 d Mg2+ + 2Cl-
 Proses Down (Na)
 Proses Dow (Mg) K (-) : Mg2+ + 2e d Mg
Logam transisi A (+) : 2Cl- d Cl2 + 2e +
Cr  Proses Goldschmidt MgCl2 d Mg + Cl2
Mn  Proses aluminotermi Pembuatan kromium:
Fe  Tanur tiup/tanur tinggi Proses Goldschmidt
Cu  Reduksi kalkopirit Cr2O3(s) + 2Al(s) d Al2O3(s) + 2Cr(s)
Logam golongan utama & metaloid
Al  Proses Hall-Heroult Pembuatan mangan:
Si  Reduksi kuarsa Proses aluminotermi
3MnO2(s) d Mn3O4(s) + O2(g)
Pembuatan logam alkali dan alkali tanah:
3Mn3O4(s) + 8Al(s) d 9Mn(s) + 4Al2O3(s)
Elektrolisis cairan/lelehan garam halidanya
Contoh: Pembuatan besi:
Pembuatan kalium dari elektrolisis cairan KCl. Proses tanur tiup
E : 2KCl d 2K+ + 2Cl- Menghasilkan besi gubal (pig iron).
K (-) : 2K+ + 2e d 2K 1) Hematit, kokas dan batu kapur diletakkan
pada puncak tanur yang ditiup udara panas.
A (+) : 2Cl- d Cl2 + 2e +
2) Pembakaran kokas
2KCl d 2K + Cl2
a. Menaikkan suhu sampai 2000oC
Pembuatan natrium: C(s) + O2(g) d CO2(g) (eksoterm)
Proses Down b. Menghasilkan CO untuk reduksi hematit
Natrium berasal dari air laut yang diuapkan CO2(g) + C(s) d 2CO(g)
sehingga menghasilkan NaCl. 3) Reduksi hematit
NaCl(aq) d NaCl(s) Fe2O3(s) + 3CO(g) d 2Fe(l) + 3CO2(g)
NaCl(s) d NaCl(l) 4) Pembentukan terak (cairan kental) dari
pengotor bijih besi oleh batu kapur

KIMIA UNSUR 3
materi78.co.nr KIM 4
CaCO3(s) d CaO(s) + CO2(g) Pembuatan silikon:
CaO(s) + SiO2(s) d CaSiO3(l) Reduksi kuarsa
3CaO(s) + P2O5(g) d Ca3(PO4)2(l) 1) Reduksi kuarsa
SiO2(l) + C(s) d Si(l) + 2CO(g)
Pembuatan tembaga:
2) Pemurnian
Reduksi kalkopirit
Si(l) d Si(s)
1) Flotasi
Si(s) + 2Cl2(g) d SiCl4(g)
Serbuk kalkopirit diberi air dan minyak,
sehingga tembaga berminyak dan mengapung. 3) Pengendapan
2) Pemanggangan SiCl4(g) + 2H2(g) d Si(s) + 4HCl(g)
4CuFeS2(s) + 9O2(g) F. PEMBUATAN SENYAWA
d 2Cu2S(s) + 2Fe2O3(s) + 6SO2(g) Senyawa Cara Pembuatan/Proses
3) Peleburan H2SO4  Proses kontak
Peleburan menghasilkan lapisan Cu2S dan Fe  Bilik timbal
cair, dan lapisan FeSiO3 cair (terak). NaOH  Proses klor-alkali
4) Reduksi NaHCO3  Proses Solvay
Menghasilkan tembaga kotor yang disebut Na2CO3  Proses Solvay
tembaga lepuh. NH3  Proses Haber-Bosch
2Cu2S(l) + 3O2(g) d 2Cu2O(s) + 2SO2(g) HNO3  Proses Ostwald
Cu2S(l) + Cu2O(s) d 2Cu(s) + SO2(g) baja  Proses tungku oksigen
5) Elektrolisis (pemurnian logam)
Proses kontak pada pembuatan H2SO4:
Cu murni dijadikan katoda, Cu kotor di-
1) Pembakaran belerang
jadikan anoda, dan larutan CuSO4 dijadikan
elektrolitnya. S(s) + O2(g) → SO2(g)

Pengotor-pengotor Cu biasanya adalah Ag, 2) Oksidasi belerang dioksida


Au, Pt, Fe dan Zn. 2SO2(g) + O2(g) qe 2SO3(g)
Selama elektrolisis, logam pengotor tidak Reaksi ini dilakukan pada suhu sekitar 500°C
akan larut, tetapi membentuk lumpur dan tekanan 1 atm, dan dengan katalis V2O5.
anoda, sehingga tembaga menjadi murni. 3) Pelarutan belerang trioksida
Pembuatan aluminium: SO3(s) + H2SO4(aq) → H2S2O7(l)
Proses Hall-Heroult 4) Asam pirosulfat direaksikan dengan air
1) Pelarutan bauksit H2S2O7(l) + H2O(l) → H2SO4(aq)
Al2O3(s) + 2NaOH(aq) + 3H2O(l)
Proses klor-alkali adalah elektrolisis larutan
d 2NaAl(OH)4(aq) NaCl pada pembuatan NaOH:
2) Pengendapan E : 2NaCl d 2Na+ + 2Cl-
2NaAl(OH)4(aq) + CO2(g) K (-) : 2H2O + 2e d 2OH- + 2H2
d 2Al(OH)3(s) + Na2CO3(aq) + H2O(l) A (+) : 2Cl- d Cl2 + 2e +
3) Pemanasan + -
2NaCl + 2H2O d 2Na + 2OH + 2H2 + Cl2
2Al(OH)3(s) d Al2O3(s) + 3H2O(g) 2NaCl + 2H2O d 2NaOH + 2H2 + Cl2
Selanjutnya proses elektrolisis bauksit yang
dicampur dengan lelehan kriolit agar titik Proses Sovlay pada pembuatan NaHCO3 dan
didihnya turun. Na2CO3:
E : 2Al2O3 d 4Al3+ + 6O2- 1) Pemanasan batu kapur
K (-) : 4Al3+ + 12e d 4Al CaCO3(s) → CaO(s) + CO2(g)
A (+) : 6O2- d 3O2 + 12e + 2) Pembentukan asam karbonat
2Al2O3 d 4Al + 3O2 CO2(g) + H2O(l) → H2CO3(aq)
Elektroda yang digunakan adalah grafit. Oksigen 3) Penambahan amonia
yang dihasilkan bereaksi dengan grafit, sehingga H2CO3(aq) + NH3(g) → NH4HCO3(aq)
anoda harus diganti ketika telah habis.

KIMIA UNSUR 4
materi78.co.nr KIM 4
4) Pembentukan NaHCO3 Baja adalah aliasi logam yang dibentuk dari
NH4HCO3(aq) + NaCl(aq) logam utama besi, sedikit karbon dan logam lain.
→ NaHCO3(s) + NH4Cl(aq) Berdasarkan kadar karbon, baja terbagi
Endapan NaHCO3 kemudian dipisahkan menjadi:
melalui penyaringan, dan dapat diolah Beda Rendah Menengah Tinggi
kembali menjadi Na2CO3. Kadar C 0,05-0,3% 0,3-0,6% 0,6-1,5%
5) Pemanasan NaHCO3 menghasilkan Na2CO3 mudah sukar sangat keras
Sifat
2NaHCO3(s) → Na2CO3(s) + H2O(g) + CO2(g) ditempa ditempa dan kuat
badan bor,
Proses Haber-Bosch pada pembuatan NH3: poros as,
mobil, pipa, pemotong
N2(g) + 3H2(g) qe 2NH3(g) Contoh rel, palu,
rantai, logam, palu
Reaksi ini dilakukan pada suhu tinggi dan obeng
corong, baut pandai besi
tekanan tinggi, dan dengan katalis serbuk Fe.
Untuk mengurangi reaksi balik, amonia yang Contoh-contoh baja:
terbentuk segera dipisahkan. Nama Aliasi Sifat Contoh
perkakas
Proses Ostwald pada pembuatan HNO3:
Stainless steel Cr, Ni tahan karat dapur, alat
1) Pembentukan nitrogen oksida
pemotong
4NH3(g) + 5O2(g) → 4NO(g) + 6H2O(g)
Baja kromium- poros as,
2) Pembentukan nitrogen dioksida Cr, V kuat
vanadium roda gigi
2NO(g) + O2(g) → 2NO2(g) keras dan per, mesin
3) Pembentukan asam nitrat Baja mangan Mn
kuat penghancur
3NO2(g) + H2O(l) → 2HNO3(aq) + NO(g) keras dan
Baja silikon Si magnet
kuat
Proses tungku oksigen pada pembuatan baja:
sukar
1) Besi gubal dari proses tanur tiup dimasukkan Baja invar Ni alat ukur
memuai
ke dalam tungku oksigen.
2) Tungku oksigen lalu ditiupkan oksigen,
sehingga kadar karbon turun karena
teroksidasi menjadi CO, dan pengotor diikat
CaO menjadi terak.

KIMIA UNSUR 5
materi78.co.nr KIM 4

Kimia Unsur Logam


A. LOGAM ALKALI Reaksi-reaksi pada logam alkali:
1) Reaksi dengan air
Golongan IA
Unsur 3Li, 11Na, 19K, 37Rb, 55Cs, 87Fr L. Alkali + Air d Basa Alkali + H2
E. valensi 1
Contoh: 2Na(s) + 2H2O(l) → 2NaOH(aq) + H2(g)
Konf. e. ns2
2K(s) + 2H2O(l) → 2KOH(aq) + H2(g)
Sifat Li Na K Rb Cs 2) Reaksi dengan hidrogen
nama litium natrium kalium rubidium sesium
L. Alkali + H2 d Hidrida Alkali
no. a. 3 11 19 37 55
Ar 7 23 39 85,5 133 Contoh: 2Na(s) + H2(g) → 2NaH(s)
e.v. 1 1 1 1 1 2K(s) + H2(g) → 2KH(s)
biloks +1 +1 +1 +1 +1 3) Reaksi dengan oksigen
konf. e. [He] 2s1 [Ne] 3s1 [Ar] 4s1 [Kr] 5s1 [Xe] 6s1 Oksigen cukup

reaktif sangat reaktif L. Alkali + O2 d Oksida Alkali


ikatan
ion ion ion ion ion Contoh: 4Na(s) + O2(g) → 2Na2O(s)
senyawa
Oksigen berlebih
wujud padat lunak, mudah diiris
warna abu-abu Na + O2 d Peroksida Alkali
nyala merah kuning ungu merah biru Contoh: 2Na(s) + O2(g) → Na2O2(s)
Alkali adalah unsur gol. IA yang ditemukan di
K/Rb/Cs + O2 d Superoksida Alkali
alam dalam bentuk senyawa umumnya.
Sifat-sifat logam alkali: Contoh: K(s) + O2(g) → KO2(s)
Sifat Tren Secara umum 4) Reaksi dengan halogen
Jari-jari atom ↑ besar L. Alkali + X2 d Halida Alkali
EI ↓ rendah
Contoh: 2Na(s) + Cl2(g) → 2NaCl(s)
AE ↓ rendah
2K(s) + Br2(g) → 2KBr(s)
KE ↓ rendah
Penggunaan logam alkali:
TL-TD ↓ rendah
1) Litium (Li)
Eo ↑ (kec. Li) reduktor kuat
- Pengisi baterai litium-ion.
Kereaktifan ↑ sangat reaktif - Penambah daya tahan korosi Al.
Kestabilan ↓ tidak stabil 2) Natrium (Na)
Kekerasan ↓ lunak - Reduktor, menghasilkan Ti.
Kuat basa ↑ pembentuk basa kuat - Pendingin reaktor nuklir.
Logam alkali sangat reaktif disebabkan oleh: - Pengisi lampu jalan raya.
1) Elektron valensi 1, sehingga EI rendah. - NaOH untuk pembuatan sabun dan kertas.
2) Jari-jari atom besar. - NaCl untuk garam dapur, pengawet
makanan, dan pencair salju di jalan raya.
3) Ikatan logam lemah.
- NaHCO3 untuk soda kue.
Bukti sangat reaktifnya logam alkali:
- Na2CO3 untuk pengolahan air, pembuatan
1) Sangat reaktif terhadap air.
sabun, detergen, obat, kertas, kaca.
2) Pembentuk basa kuat dalam air.
3) Kalium (K)
3) Reduktor kuat dan konduktor yang baik.
- KI dan KBr untuk garam pada fotografi.
- KMnO4 sebagai disinfektan.
- KCl dan K2SO4 untuk campuran pupuk.

KIMIA UNSUR 1
materi78.co.nr KIM 4
B. ALKALI TANAH Logam alkali tanah Ca, Sr dan Ba reaktif
terhadap air, Mg hanya bereaksi dalam air
Golongan IIA
panas, dan Be tidak bereaksi sama sekali.
Unsur 4Be, 12Mg, 20Ca, 38Sr, 56Ba, 88Ra
Contoh: Ca(s) + 2H2O(l) → Ca(OH)2(aq) + H2(g)
E. valensi 2
Konf. e. ns2 Sr(s) + 2H2O(l) → Sr(OH)2(aq) + H2(g)
2) Reaksi dengan oksigen
Sifat Be Mg Ca Sr Ba
L. Alkali T. + O2 d Oksida Alkali T.
nama berilium magnesium kalsium stronsium barium
no. a. 4 12 20 38 56 Logam alkali tanah Ca, Sr dan Ba reaktif
Ar 9 24,3 40 87,6 137,3 terhadap oksigen, Be dan Mg hanya bereaksi
pada permukaannya saja.
e.v. 2 2 2 2 2
Contoh: 2Ca(s) + O2(g) → 2CaO(s)
biloks +2 +2 +2 +2 +2
2Ba(s) + O2(g) → 2BaO(s)
konf. e. [He] 2s2 [Ne] 3s2 [Ar] 4s2 [Kr] 5s2 [Xe] 6s2
3) Reaksi dengan halogen
reaktif kurang reaktif reaktif
L. Alkali T. + X2 d Halida Alkali T.
ikatan
kovalen ion ion ion ion
senyawa Contoh: Mg(s) + Cl2(g) → MgCl2(s)
wujud padat padat agak lunak Ca(s) + I2(g) → CaI2(s)
warna abu-abu perak perak perak perak 4) Reaksi dengan asam kuat
nyala putih putih jingga merah hijau L. Alkali T. + Asam Kuat d Garam + H2
Alkali tanah adalah unsur gol. IIA yang ditemu- Contoh: Ca(s) + 2HCl(aq) → CaCl2(aq) + H2(g)
kan di alam dalam bentuk senyawa umumnya.
Sr(s) + 2HBr(aq) → SrBr2(aq) + H2(g)
Sifat-sifat logam alkali tanah:
5) Reaksi dengan basa kuat
Sifat Tren Secara umum
L. Alkali T. + Basa Kuat + Air
Jari-jari a. ↑ besar
d Basa Lain + H2
EI ↓ rendah (>alkali)
AE ↓ rendah (<alkali) Contoh: Sr(s) + 2NaOH(aq) + 2H2O(l)
→ Na2Sr(OH)4(aq) + H2(g)
KE ↓ rendah (>alkali)
Kelarutan alkali tanah sebagai larutan:
TL-TD ↓ rendah (>alkali)
OH– CrO42– SO42– C2O42– CO32–
Eo ↑ reduktor kuat
Be2+ x √ √ x x
Kereaktifan ↑ reaktif, tidak sereaktif alkali 2+
Mg x √ √ √ x
Kekerasan ↓ lunak (>alkali) 2+
Ca √ √ √ x x
Kuat basa ↑ pembentuk basa kuat (<alkali) 2+
Sr √ √ x x x
Logam alkali tanah reaktif disebabkan oleh: Ba 2+
√ x x x x
1) Elektron valensi 2, sehingga EI rendah, tapi
1) Kelarutan pada hidroksida makin ke bawah
lebih tinggi dari alkali.
makin besar.
2) Jari-jari atom besar, tapi lebih kecil dari alkali.
2) Kelarutan pada kromat, sulfat, oksalat makin
3) Ikatan logam lemah, tapi lebih kuat dari alkali. ke bawah makin besar.
Bukti reaktifnya logam alkali tanah: 3) Alkali tanah tidak larut dalam karbonat.
1) Reaktif terhadap air, kecuali Be dan Mg. Air sadah adalah air yang mengandung kadar
2) Pembentuk basa kuat dalam air, tapi lebih mineral yang tinggi, dan menyebabkan daya buih
lemah dari basa alkali. sabun berkurang.
3) Reduktor kuat, lebih lemah dari alkali, dan Air sadah terdiri dari:
konduktor yang baik, lebih baik dari alkali. Air sadah Sementara Tetap
Reaksi-reaksi pada logam alkali tanah: Kation terlarut Ca 2+
dan Mg 2+

1) Reaksi dengan air Anion terlarut HCO3– selain HCO3–


L. Alkali T. + Air d Basa Alkali T. + H2 Cara penambahan
pemanasan
penghilangan Na2CO3

KIMIA UNSUR 2
materi78.co.nr KIM 4
Penggunaan logam alkali tanah: 2) Kalsium (Ca)
1) Magnesium (Mg) - Ca(OH)2 untuk pengolahan air dan
- Aliasi magnalium (Mg-Al) untuk bahan pembuatan soda.
konstruksi bangunan, kendaraan, kapal - CaCO3 untuk beton, batu bata dan
laut, pesawat terbang. marmer bangunan.
- Mencegah korosi pipa bawah tanah. - CaO digunakan dalam industri besi,
- Mg(OH)2 untuk obat maag. semen, soda dan kaca.
- MgCl2.6H2O untuk kain, kertas, keramik. - CaC2 untuk membuat gas asetilena (C2H2).
Sifat Na Mg Al Si P S Cl Ar
nama natrium magnesium aluminium silikon fosfor sulfur klorin argon
no. a. 11 12 13 14 15 16 17 18
Ar 23 24,3 27 28 31 32 35,5 40
e.v. 1 2 3 4 5 6 7 8
biloks +1 +2 +3 +4, -4 -3, + 3 + 5 -2, +2, +4, +6 -1, +1, +3, +5, +7 0
1 2 2 1 2 2 2 3 2 4 2 5
konf. e. [Ne] 3s [Ne] 3s [Ne] 3s 3p [Ne] 3s 3p [Ne] 3s 3p [Ne] 3s 3p [Ne] 3s 3p [Ne] 3s2 3p6
sifat logam logam logam metaloid non-logam non-logam non-logam non-logam
bentuk di kristal kovalen poliatomik poliatomik monoatomik
logam logam logam diatomik (Cl2)
alam raksasa (P4) (S8) (Ar)
reaktif sangat reaktif reaktif reaktif reaktif reaktif reaktif sangat reaktif tidak reaktif
ikatan seny. ion ion ion-kovalen kovalen kovalen kovalen kovalen kovalen
wujud padat padat padat padat padat padat gas gas

C. UNSUR PERIODE KETIGA Penggunaan unsur periode ketiga:


Unsur periode ketiga terdiri atas 1) Aluminium (Al)
11Na, 12Mg,

13Al, 14Si, 15P, 16S, 17Cl, 18Ar.


- Aliasi magnalium (Mg-Al) untuk bahan
konstruksi bangunan, kendaraan, kapal
Sifat-sifat unsur periode ketiga:
laut, pesawat terbang.
Sifat Tren Keterangan
- Bahan peralatan dapur dan kemasan kaleng.
 Na terbesar
Jari a. ↓ - KAl(SO4)2, tawas untuk penjernihan air.
 Ar terkecil 2) Silikon (Si)
 Ar terbesar - Bahan baku microprocessor komputer,
EI ↑
 Na terkecil kalkulator dan baterai solar.
Reduktor ↓  Na reduktor terkuat - Bahan baku kaca, tanah liat dan semen.
Oksidator ↑  Cl oksidator terkuat - Na2SiO3 untuk bahan pembuatan sabun.
↑ (kec. gol.  Cl terbesar (negatif) 3) Fosfor (P)
AE
IIA dan VIIIA)  Mg terkecil (positif) - Alotrop fosfor (P4):
 Cl terbesar Beda Fosfor merah Fosfor putih
KE ↑
 Na terkecil struktur amorf tetrahedral
 Na mudah jadi ion + kerapatan lebih rapat kurang rapat
Logam ↓
 Cl mudah jadi ion – kelarutan
tidak larut larut
↑ (IA – IVA)  Si tertinggi dalam CS2
TL-TD
↓ (VA – VIIIA)  Ar terendah bersinar tidak ya
 NaOH (basa kuat) beracun tidak ya
Asam ↑  Mg(OH)2 (basa kuat) reaktif kurang reaktif reaktif
 Al(OH)3 (amfoter) terbakar
300oC 35oC
 H3SiO3 (asam lemah) pada
 H3PO3 (asam lemah) korek api dan
Basa ↓ kegunaan racun tikus
 H2SO4 (asam kuat) kembang api
 HClO4 (asam kuat)

KIMIA UNSUR 3
materi78.co.nr KIM 4
- H3PO4 untuk bahan baku pupuk Sifat-sifat kemagnetan unsur:
superfosfat, pembersih lantai, insektisida. 1) Diamagnetik, sedikit menjauhi medan
- Na5P3O10 (STPP) untuk campuran detergen. magnet, karena seluruh elektron berpasangan.
- POCl3 untuk bahan pemadam kebakaran. Contoh: Cu, Zn, Ag, Cd, Au, Hg.
- P4O6 dan P4O10 untuk bahan baku pupuk. 2) Paramagnetik, sedikit mendekati medan
4) Sulfur/belerang (S) magnet, karena 1 elektron tak berpasangan.
- H2SO4 untuk pengisi aki, bahan peledak. Contoh: logam transisi pada umumnya.
- (NH4)2SO4 untuk bahan baku pupuk ZA. 3) Ferromagnetik, tertarik kuat menuju medan
- FeSO4.7H2O untuk bahan baku tinta. magnet, karena banyak elektron tak
berpasangan.
D. LOGAM TRANSISI
Contoh: Fe, Co, Ni.
Logam transisi adalah logam yang terdapat
Logam transisi umumnya bersifat paramagnetik
pada golongan B atau blok d.
karena memiliki orbital d yang mengandung
Ciri-ciri umum logam transisi:
elektron tak berpasangan.
1) Bersifat paramagnetik pada umumnya.
Logam transisi memiliki berbagai macam warna
2) Ion dan senyawanya berwarna. karena tingkat energi elektron yang hampir sama,
3) Mempunyai lebih dari 1 bilangan oksidasi. yang dapat berpindah-pindah dengan menyerap
4) Dapat membentuk senyawa ion kompleks. sinar tampak.
5) Berfungsi sebagai katalis reaksi. Logam transisi memiliki lebih dari 1 biloks
6) Memiliki ikatan logam sehingga keras dan karena untuk mencapai kestabilan, elektron
konduktor yang baik. valensi dapat dilepaskan baik dari orbital s atau d.
Sifat Sc Ti V Cr Mn Fe Co Ni Cu Zn
nama skandium titanium vanadium kromium mangan ferrum kobalt nikel cupprum zink
no. a. 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Ar 45 47,8 51 52 55 56 59 58,7 63,5 65,4
biloks* +3 +4 +4, +5 +3, +6 +2, +4, +7 +2, +3 +2, +3 +2 +2 +2
konf. e. [Ar] 4s 3d [Ar] 4s 3d [Ar] 4s 3d [Ar] 4s 3d [Ar] 4s 3d [Ar] 4s 3d [Ar] 4s 3d [Ar] 4s 3d [Ar] 4s 3d [Ar] 4s2 3d10
2 1 2 2 2 3 1 5 2 5 2 6 2 7 2 8 1 10

wujud padat, mengkilap


magnet paramagnetik ferromagnetik diamagnetik
*stabil
Unsur transisi periode kempat terdiri atas 21Sc, - Penggunaan pada berbagai barang,
22Ti, 23V, 24Cr, 25Mn, 26Fe, 27Co, 28Ni, 29Cu, 30Zn. seperti konstruksi bangunan, peralatan
Penggunaan unsur transisi periode keempat: dapur, kendaraan, dll.
1) Skandium (Sc) 6) Nikel (Ni)
- Lampu listrik intensitas tinggi. - Pembuatan baja tahan karat (stainless steel).
2) Titanium (Ti) - Aliasi alniko (Al-Ni-Co) untuk magnet.
- Bahan konstruksi tank dan roket. 7) Tembaga (Cu)
- Bahan implan gigi, penyambung tulang, - Aliasi kuningan (Cu-Zn) untuk kabel listrik.
struktur penahan katup jantung. - Aliasi perunggu (Cu-Sn) untuk medali.
3) Kromium (Cr) 8) Seng (Zn)
- Logam penyepuh (electroplating). - Sebagai atap seng.
- Campuran aliasi dan pelapis logam. - Bahan pembuat alat elektronik.
- H2CrO4 untuk membersihkan peralatan lab. E. TATA NAMA ION KOMPLEKS
4) Mangan (Mn) Ion kompleks adalah ion yang terbentuk dari
- MnO2 sebagai pengisi baterai kering. kation logam yang berikatan dengan anion atau
- MnO42- sebagai oksidator kuat. molekul netral lain.
5) Besi (Fe) Istilah-istilah dalam ion kompleks antara lain:
- Logam utama dalam campuran aliasi. 1) Atom pusat adalah kation logam yang
menjadi pusat ikatan ion kompleks.

KIMIA UNSUR 4
materi78.co.nr KIM 4
2) Ligan adalah molekul netral/gugus fungsi
atau anion yang berikatan kovalen koordinasi
dengan atom pusat.
Ligan Nama Ligan Nama
Netral/gugus fungsi Anion, akhiran -o
H2O akuo Contoh:
NH3 amin F- fluoro
CH3 metil CN -
sianato
NO nitrosil OH- hidrokso
CO karbonil CO32- karbonato
N2 dinitrogen C2O42- oksalato
O2 dioksigen S2O32- tiosulfato
3) Bilangan koordinasi adalah jumlah ligan
yang diikat oleh atom pusat.
4) Muatan ion kompleks adalah jumlah biloks
atom pusat dan ligannya.
Tata nama ion kompleks didasarkan pada
aturan IUPAC.
Aturan penamaan ion kompleks:
1) Nama ion kompleks terdiri atas nama ligan,
lalu nama ion pusat, ditulis dalam satu kata.
2) Ketentuan nama ligan:
a. Di depan nama ligan ditambahkan
indeks (-mono, -di, -tri, dst.) sesuai
jumlah ligan.
b. Jika jumlah ligan >1, maka urutan
penulisannya berdasarkan abjad dalam
bahasa Inggris sebelum diberi indeks.
3) Ketentuan nama atom pusat:
a. Jika ion kompleks positif, maka nama ion
pusat adalah nama biasa dari logam.
b. Jika ion kompleks negatif, maka nama
ion pusat adalah nama Latinnya diberi
akhiran –at.
Contoh 1:
Nama dari [CrCl2(CN)2(C2O4)2]2- adalah:
muatan ion pusat = x
-2 = x + 2(-1) + 2(-1) + 2(-2)
x = 8 – 2 = +6
jadi, nama ion kompleks [CrCl2(CN)2(C2O4)2]2-
adalah diklorodisianodioksalatokromat(VI).
Contoh 2:
Rumus dan nama ion kompleks yang terdiri atas
Fe3+, 2 OH- dan 4 ligan amin adalah:
muatan ion kompleks = x
x = (+3) + 2(-1) + 4(0) = +1
jadi, rumus molekul adalah [Fe(NH3)4(OH)2]+ dan
bernama tetraamindihidroksobesi(III).

KIMIA UNSUR 5
materi78.co.nr KIM 4

Kimia Unsur Non-Logam


A. GAS MULIA Penggunaan gas mulia:
1) Helium (He)
Golongan VIIIA
- Pengisi balon udara yang ringan.
Unsur 2He, 10Ne, 18Ar, 36Kr, 54Xe, 86Rn
E. valensi 2 (He), 8 (Ne, Ar, Kr, Xe, Rn) - Isi tabung penyelam (80% He, 20% O).
Konf. e. ns2 (He), ns2 np6 (Ne, Ar, Kr, Xe, Rn) - Pendingin reaktor nuklir.
- Pencipta lingkungan inert.
Sifat He Ne Ar Kr Xe Rn
2) Neon (Ne)
nama helium neon argon kripton xenon radon
- Pengisi tube lamp, reklame dan TV tabung.
no. a. 2 10 18 36 54 86 - Pendingin reaktor nuklir.
Ar 4 20 40 84 131 222 - Lampu runway bandar udara.
e.v. 2 8 8 8 8 8 3) Argon (Ar)
konf. [He] 2s2 [Ne] 3s2 [Ar] 4s2 [Kr] 5s2 [Xe] 6s2 - Pengisi tube lamp dan bola lampu dengan
1s2
e. 2p6 3p6 4p6 5p6 6p6 kawat tungsten.
reaktif sangat tidak reaktif tidak reaktif - Pencipta lingkungan inert.
wujud gas 4) Kripton (Kr)
warna tak berwarna, tak berbau, tak berasa - Pengisi lampu fluorosens, mercusuar dan
merah merah merah biru biru runway bandar udara.
nyala - 5) Xenon (Xe)
pucat jingga muda putih hijau
- Pembuatan tabung elektron.
Gas mulia adalah unsur gol. VIIIA yang
- Pembiusan pada bedah.
ditemukan di alam dalam bentuk monoatomik.
- Lampu blitz pada kamera.
Sifat-sifat gas mulia:
6) Radon (Rn)
Sifat Tren Secara umum
- Terapi radiasi penderita kanker.
Jari-jari atom ↑ relatif kecil
B. HALOGEN
EI ↓ sangat tinggi
AE ↓ rendah Golongan VIIA
Unsur 9F, 17Cl, 35Br, 53I, 85At
KE ↓ rendah
E. valensi 7
rendah, perbeda- Konf. e. ns2 np5
TL-TD ↑
an TL & TD kecil
sangat tidak Sifat F Cl Br I
Kereaktifan ↑ nama fluorin klorin bromin iodin
reaktif
Kestabilan ↓ stabil no. a. 9 17 35 53
Ar 19 35,5 80 127
Gas mulia sangat tidak reaktif disebabkan oleh:
e.v. 7 7 7 7
1) Konfigurasi elektronnya memenuhi kaidah
konf. e. [He] 2s 2p [Ne] 3s 3p [Ar] 4s 4p [Kr] 5s2 5p5
2 5 2 5 2 5
duplet (He) dan oktet (Ne, Ar, Kr, Xe, Rn),
sehingga EI sangat tinggi. -1, +1, +3, -1, +1, +5,
biloks* -1 -1, +1, +7
+5, +7 +7
2) Jari-jari atomnya relatif kecil.
wujud gas gas cair padat
Walau sukar bereaksi, pada tahun 1962
senyawa XePtF6 berhasil dibuat oleh ilmuwan hitam
bernama Neil Bartlett dan Lohman. warna kuning hijau coklat (padat),
ungu (gas)
Senyawa yang dapat dibentuk dari gas mulia
hanyalah Kr, Xe dan Rn saja (EI kecil), dan larut, larut,
kelarutan
berikatan dengan F atau O (KE besar). bereaksi bereaksi bereaksi sukar larut
dalam air
sedikit sedikit
Contoh: XeF2, XeF4, XeF6, KrF2, RnF2, XeO2, XeO4,
*paling umum
H4XeO6, dll.
Halogen adalah unsur gol. VIIA yang ditemukan
di alam dalam bentuk diatomik (F2, Cl2, Br2, dan I2).

KIMIA UNSUR 1
materi78.co.nr KIM 4
Sifat-sifat halogen: Oksida halogen yang dapat terbentuk:
Sifat Tren Secara umum Oksida Biloks
X2 : O2
Jari-jari atom ↑ kecil halogen halogen
EI ↓ rendah X2O +1 2:1
AE ↓ tinggi X2O3 +3 2:3
KE ↓ tinggi X2O5 +5 2:5
rendah, uapnya me- X2O7 +7 2:7
TL-TD ↑
nyengat dan berbahaya Fluorin hanya dapat membentuk oksida X2O
Kereaktifan ↓ sangat reaktif dengan biloks -1 saja.
Kestabilan ↓ tidak stabil Contoh: 2F2(g) + O2(g) → 2F2O(g)
o
E ↓ oksidator kuat 2Br2(g) + 3O2(g) → 2Br2O3(g)
Kuat asam ↑ pembentuk asam kuat 2I2(s) + 5O2(g) → 2I2O5(g)
<

Halogen sangat reaktif disebabkan oleh elektron 2Cl2(g) + 7O2(g) → 2Cl2O7(g)


valensi berjumlah 7, sehingga EI sangat rendah. 4) Reaksi dengan halogen
Bukti sangat reaktifnya unsur halogen: Halogen 1 + Halogen 2 d
1) Mudah menguap dan menyublim. Antarhalogen
2) Fluorin sangat reaktif dengan air, sedangkan
klorin dan bromin bereaksi sedikit. A2 + nB2 d 2ABn
3) Pembentuk basa kuat dalam air. Nilai n yang memenuhi n = {1, 3, 5, 7}.
4) Pembentuk garam kuat. Keelektronegatifan halogen 2 harus lebih
5) Oksidator kuat. besar dari keelektronegatifan halogen 1.

Kekuatan asam-asam dari unsur halogen: Contoh: I2(s) + Cl2(g) → 2ICl(s)


Kekuatan asam halida Titik didih Cl2(g) + 3F2(g) → 2ClF3(g)
HI > HBr > HCl > HF HF > HI > HBr > HCl Br2(l) + 5F2(g) → 2BrF5(g)
I2(s) + 7F2(g) → 2IF7(g)
Kekuatan asam oksi halogen berbeda
5) Reaksi pendesakan antarhalogen
HClO > HBrO > HIO (dll.)
Halogen 1 + Ion Halogen 2
Kekuatan asam oksi halogen sama d Ion Halogen 1 + Halogen 2

HClO4 > HClO3 > HClO2 > HClO (dll.) Halogen 1 harus lebih kuat mendesak
halogen 2.
Reaksi-reaksi pada unsur halogen:
1) Reaksi dengan air Halogen 1 harus berada di atas halogen
2 pada sistem periodik unsur.
F2 + Air d Asam Halida + O2
Contoh: Br2(l) + 2KI(aq) d 2KBr(aq) + I2(s)
Cl2/Br2/I2 + Air d Br2(l) + 2I–(aq) d 2Br–(aq) + I2(s)
Asam Halida + Asam Hipohalit Br2(l) + 2NaCl(aq) sd
Fluorin sangat reaktif dengan air, sedangkan Br2(l) + 2Cl–(aq) sd
klorin dan bromin bereaksi sedikit. 6) Reaksi dengan basa
Contoh: 2F2(g) + 2H2O(l) → 4HF(aq) + O2(g)
F2 + Basa d
Cl2(g) + H2O(l) → HCl(aq) + HClO(aq) Oksida Halogen + Garam Halida + Air
2) Reaksi dengan hidrogen
Halogen + H2 d Asam Halida Cl2/Br2/I2 + Basa d
Garam Halat + Garam Halida + Air
Contoh: F2(g) + H2(g) → 2HF(aq)
Br2(l) + H2(g) → 2HBr(aq) Reaksi halogen dengan basa tergolong reaksi
3) Reaksi dengan oksigen disproporsionasi.
Pada klorin, basa harus dipanaskan agar
Halogen + O2 d Oksida Halogen reaksi tuntas.

KIMIA UNSUR 2
materi78.co.nr KIM 4
Contoh: 3) Bromin (Br)
Reaksi fluorin dengan NaOH - NaBr sebagai obat penenang.
2F2(g) + 2NaOH(aq) - AgBr sebagai bahan pembuat negatif film.
→ F2O(g) + 2NaF(aq) + H2O(l) - CH3Br sebagai bahan pemadam kebakaran.
Reaksi klorin dengan KOH 4) Iodin (I)
3Cl2(g) + 6KOH(aq) → - AgI sebagai garam untuk fotografi.
KClO3(aq) + 5KCl(aq) + 3H2O(l) - NH4I untuk lensa polaroid.
7) Reaksi dengan non-logam dan metaloid - Identifikasi amilum.
Non-Logam/Metaloid + Halogen C. UNSUR NON-LOGAM UTAMA
d Non-Logam/Metaloid Halida Sifat H C N O
Contoh: nama hidrogen karbon nitrogen oksigen
Dengan gas mulia gol. IA IVA VA VIA
Xe(g) + F2(g) → XeF2(g) no. a. 1 6 7 8
2Kr(g) + 2F2(g) → 2KrF4(g) Ar 1 12 14 16
Dengan unsur periode kedua e.v. 1 4 5 6
2B(s) + 3Cl2(g) → 2BCl3(g) konf. e. 1s 1
[He] 2s 2p [He] 2s 2p [He] 2s2 2p4
2 2 2 3

C(s) + 2Cl2(g) → CCl4(l) wujud gas padat gas gas


N2(g) + 3Cl2(g) → 2NCl3(l)
bentuk diatomik mono- diatomik diatomik
Dengan unsur golongan VA (kec. N) bebas (H2) atomik (N2) (O2)
Halogen cukup
Penggunaan unsur non-logam utama:
P4(s) + 6Cl2(g) → 4PCl3(g)
1) Hidrogen (H)
2As(s) + 3Cl2(g) → 2AsCl3(l)
- H2O, penyusun molekul air.
2Sb(s) + 3Cl2(g) → 2SbCl3(s)
- Bahan bakar roket dan pengisi balon.
Halogen berlebih
- Reduktor mineral.
P4(s) + 10Cl2(g) → 4PCl5(l)
- Produksi produk petrokimia.
3As(s) + 5Cl2(g) → 3AsCl5(l)
2) Nitrogen (N)
3Sb(s) + 5Cl2(g) → 3SbCl5(l)
- Penyusun molekul protein, RNA dan DNA.
8) Reaksi dengan logam
- Pencipta lingkungan inert.
Logam + Halogen d Garam Halida - NH3, untuk bahan baku pupuk urea dan ZA,
Logam selain Pt dan Au akan membentuk cairan pendingin, dan membuat senyawa
kation dengan biloks tertingginya. nitrogen lain.
Contoh: 2Na(s) + Cl2(g) → 2NaCl(aq) - HNO3, untuk bahan baku peledak TNT,
nitrogliserin dan nitroselulosa.
2Fe(s) + 3Cl2(g) → 2FeCl3(aq)
Penggunaan unsur halogen: 3) Oksigen (O)

1) Fluorin (F) - Oksidator universal reaksi kimia.

- NaF sebagai pengawet kayu. - O3, pelindung bumi dari radiasi sinar UV.
- Na2SiF6 untuk campuran pasta gigi. - Penerima elektron terakhir respirasi aerob.
- HF untuk sketsa pada kaca. 4) Karbon (C)
2) Klorin (Cl) - Penyusun senyawa organik.
- NaCl untuk garam dapur, pengawet - CO2, bahan baku fotosintesis, pemadam
makanan, dan pencair salju di jalan raya. kebakaran, minuman ringan, es kering.
- ZnCl2 untuk bahan pematri/solder. - Elektroda baterai kering dan sel elektrokimia.
- NH4Cl sebagai pengisi baterai kering. - Bahan dasar pensil, kosmetik dan pelumas.
- HCl sebagai pembersih permukaan logam.
- NaClO sebagai pemutih pakaian.
- KCl sebagai campuran pupuk, bahan
peledak, dan korek api.

KIMIA UNSUR 3
materi78.co.nr KIM 3

Kimia Koloid
Ciri-ciri sistem suspensi:
A. PENDAHULUAN
1) Dispersi kasar.
Koloid adalah suatu bentuk campuran yang
keadaannya antara larutan dan suspensi. 2) Sifat campuran heterogen.
Koloid tergolong sistem dua fase, yaitu: 3) Dimensi partikel lebih dari 100 nm.
1) Fase terdispersi (terlarut), adalah zat yang 4) Sistem dua fase dan tidak stabil.
didispersikan, bersifat diskontinu (terputus- 5) Dapat disaring.
putus). Contoh: air keruh, air berpasir, kopi, air + minyak.
2) Medium dispersi (pelarut), adalah zat yang Ciri-ciri sistem koloid:
menjadi medium untuk dispersi, bersifat 1) Dispersi koloid.
kontinu (berkelanjutan). 2) Sifat campuran homogen secara makro-
Koloid tergolong campuran heterogen walau skopis, namun heterogen secara mikroskopis.
tampak homogen secara makroskopis, karena 3) Dimensi partikel antara 1 – 100 nm.
perbedaan partikel kedua fase masih dapat
4) Sistem dua fase dan relatif stabil.
diamati secara mikroskopis.
5) Tidak dapat disaring, kecuali menggunakan
Ciri-ciri sistem larutan:
penyaring ultra.
1) Dispersi molekuler.
Contoh: tinta, cat, darah, sabun, asap, jelly, susu,
2) Sifat campuran homogen. santan, awan, kabut, busa, krim kocok, sitoplasma.
3) Dimensi partikel kurang dari 1 nm.
B. JENIS-JENIS KOLOID
4) Sistem satu fase dan relatif stabil.
Berdasarkan fase terdispersinya, koloid terdiri dari:
5) Tidak dapat disaring.
1) Sol, fase terdispersinya padat.
Contoh: larutan gula, larutan garam, alkohol,
cuka, spirtus, air laut, bensin, udara bersih. 2) Emulsi, fase terdispersinya cair.
3) Buih, fase terdispersinya gas.

Fase Medium
Jenis Nama Contoh
terdispersi pendispersi
padat sol padat sol padat kaca berwarna, intan hitam
padat cair sol cair sol tinta, cat, darah, sabun, detergen, lumpur, lem
gas sol gas aerosol padat asap, udara berdebu
padat emulsi padat gel jelly, agar-agar, gelatin, mutiara
cair cair emulsi cair emulsi susu, santan, mayonnaise, minyak ikan
gas emulsi gas aerosol cair awan, kabut, obat nyamuk semprot, parfum
padat buih padat buih padat aerogel, batu apung, styrofoam, roti, marshmallow
gas
cair buih cair buih buih sabun, krim kocok, krim cukur

Secara umum, koloid terdiri atas: 2) Sol


1) Aerosol

Sol adalah sebutan untuk partikel padat yang


terdispersi dalam partikel cair.
Aerosol adalah sebutan untuk koloid yang
medium pendispersinya adalah gas. Contoh: sol emas, sol belerang, sol kanji,
Aerosol terbentuk karena adanya tinta, cat, darah, sabun, detergen, lem, kecap,
pendorong/propelan, misalnya kloro- saus.
fluorokarbon dan CO2.
Contoh: asap, awan, kabut, obat nyamuk
semprot, parfum, hairspray, cat semprot.

KIMIA KOLOID 1
materi78.co.nr KIM 3
3) Gel Buih adalah sebutan untuk partikel gas yang
terdispersi dalam partikel cair.
Buih terbentuk karena adanya pembuih yang
menstabilkan campuran, misalnya sabun,
detergen dan protein.

Gel adalah sebutan untuk partikel cair yang Buih terbentuk dari zat cair yang
terdispersi dalam partikel padat. mengandung pembuih yang dialiri gas.

Gel terbentuk dari sol liofil yang zat Contoh: buih sabun, krim kocok, krim cukur.
terdispersinya mengadsorpsi medium dispersi. C. SIFAT-SIFAT KOLOID
Gel disebut juga koloid setengah kaku, Sifat-sifat koloid antara lain:
karena sifatnya cair namun agak padat.
1) Efek Tyndall
Contoh: jelly, agar-agar, gelatin, mutiara, gel Efek Tyndall adalah efek penghamburan
rambut, dan lain-lain.
cahaya oleh partikel koloid.
4) Emulsi
Campuran Cahaya
Larutan diteruskan
dihamburkan, partikel
Koloid
terdispersi tidak terlihat
dihamburkan, partikel
Suspensi
terdispersi terlihat

Emulsi adalah sebutan untuk partikel cair


yang terdispersi dalam partikel cair.
Emulsi terbentuk apabila partikel cair tidak
saling melarutkan. Emulsi terbentuk karena
adanya emulgator/pengemulsi yang larutan koloid suspensi
menstabilkan campuran.
Contoh efek Tyndall:
Contoh pengemulsi:
 Sorot lampu mobil ketika berkabut.
 Sabun membuat minyak dan air bercampur.
 Sorot lampu proyektor film dalam
 Kasein mengemulsikan susu.
bioskop yang diberi asap.
 Kuning telur mengemulsikan
 Berkas sinar matahari melalui celah daun
mayonnaise.
pohon di pagi yang berkabut.
Emulsi terbagi menjadi:
2) Gerak Brown
a. Emulsi minyak dalam air (M/A)
Emulsi dimana minyak (zat yang tidak
bercampur dengan air) terdispersi dalam air.
Contoh: santan, susu, lateks.
b. Emulsi air dalam minyak (A/M)
Emulsi dimana air terdispersi dalam
minyak (zat yang tidak bercampur
dengan air). Gerak Brown adalah gerak acak zig-zag
Contoh: mayonnaise, minyak ikan, partikel koloid yang disebabkan oleh
minyak bumi, mentega. tumbukan tak setimbang antara partikel
terdispersi dengan pendispersi.
5) Buih
Gerak Brown menstabilkan koloid karena
mengimbangi gaya gravitasi yang dapat
menyebabkan pengendapan.
3) Muatan koloid
Muatan koloid terbentuk karena koloid
dapat mengalami adsorpsi, elektroforesis
dan koagulasi.

KIMIA KOLOID 2
materi78.co.nr KIM 3
Muatan koloid menstabilkan koloid karena Contoh:
partikel-partikel koloid bermuatan sama  Koloid Fe(OH)3 (positif), mudah
sehingga saling tolak-menolak, sehingga terkoagulasi jika ditambahkan H2SO4
menghindari penggumpalan. atau Na3PO4 dibanding HCl atau NaBr.
4) Adsorpsi (penyerapan pada permukaan)  Koloid As2S3 (negatif), mudah ter-
3+ koagulasi jika ditambahkan BaCl2
+ 3+
3+ dibanding NaCl.
+
+
+ c. Elektroforesis
+ Fe(OH)3
+ + + Terjadi ketika koloid mencapai elektroda.
+ 3+ Koagulasi mekanik dapat terjadi dengan
+
3+
cara menaik-turunkan suhu dan pengadukan
Adsorpsi adalah sifat partikel koloid yang sistem koloid.
dapat menyerap ion atau molekul netral Contoh koagulasi:
pada permukaannya.  Delta terbentuk akibat tanah liat ter-
a. Koloid positif mengadsorpsi kation. koagulasi ketika bercampur dengan air laut.
Contoh: sol Fe(OH)3, sol Al(OH)3, pigmen  Asap pabrik digumpalkan dengan alat
pewarna, hemoglobin. koagulasi listrik Cottrel.
b. Koloid negatif mengadsorpsi anion. D. KOLOID HIDROFIL, HIDROFOB DAN ASOSIASI
Contoh: sol emas, sol perak, sol fosfor, Koloid dengan medium dispersi cair dibedakan
sol As2S3, tepung, tanah liat. menjadi koloid liofil (suka cairan) dan koloid
Contoh adsorpsi: liofob (benci cairan). Jika medium dispersi air,
 Sol Fe(OH)3 bermuatan positif dan maka dibedakan menjadi koloid hidrofil (suka
mengadsorpsi ion H+ dan Fe3+. air) dan koloid hidrofob (benci air).
 Sol As2S3 bermuatan negatif dan Ciri-ciri koloid hidrofil:
mengadsorpsi ion S2-. 1) Mengadsorpsi medium.
 Sol AgCl bermuatan positif bila 2) Gaya tarik-menarik antara zat terdispersi dan
mengadsorpsi ion Ag+, bermuatan pendispersi besar.
negatif bila mengadsorpsi ion Cl-. 3) Efek Tyndall terlihat lemah.
5) Elektroforesis 4) Dapat kembali ke bentuk semula setelah
Elektroforesis adalah sifat partikel koloid mengalami dehidrasi air (reversibel).
yang dapat bergerak dalam medan listrik. 5) Stabil baik konsentrasi zat terdispersi kecil
Muatan koloid dapat ditentukan dengan maupun besar.
memberi medan listrik di sekitar koloid. 6) Tidak mudah mengendap dengan
a. Koloid positif akan bergerak ke katoda penambahan elektrolit.
atau elektroda negatif. 7) Viskositas koloid lebih besar daripada
b. Koloid negatif akan bergerak ke anoda medium.
atau elektroda positif. Contoh: sabun, detergen, gelatin, kanji, protein.
6) Koagulasi Ciri-ciri koloid hidrofil:
Koagulasi adalah penggumpalan koloid 1) Tidak mengadsorpsi medium.
akibat hilangnya muatan koloid. 2) Gaya tarik-menarik antara zat terdispersi dan
Koagulasi kimiawi dapat terjadi akibat: pendispersi kecil.
a. Percampuran koloid beda muatan 3) Efek Tyndall terlihat jelas.
Menyebabkan koloid saling menetral- 4) Tidak dapat kembali ke bentuk semula
kan satu sama lain dan menggumpal. setelah mengalami dehidrasi air (irreversibel).
b. Penambahan elektrolit 5) Stabil jika konsentrasi zat terdispersi kecil.
Elektrolit dapat menetralkan koloid dan 6) Mudah mengendap dengan penambahan
menyebabkan koagulasi. elektrolit.
Koagulasi terjadi bila koloid positif 7) Viskositas koloid relatif sama dengan
ditambah elektrolit yang lebih negatif, medium.
dan koloid negatif ditambah elektrolit Contoh: sol logam, sol belerang, sol sulfida, sol
yang lebih positif. Fe(OH)3, susu, mayonnaise.

KIMIA KOLOID 3
materi78.co.nr KIM 3
Koloid asosiasi adalah koloid yang terbentuk 3) Industri farmasi
ketika dilarutkan dalam air. Obat-obatan banyak dibuat dalam bentuk
Koloid asosiasi tersusun atas partikel yang sol.
terdiri atas: 4) Industri sabun dan detergen
1) Gugus kepala, bersifat hidrofil dan polar. Sabun dan detergen adalah pengemulsi
2) Gugus ekor, bersifat hidrofob dan non-polar. kotoran dan air pada pakaian yang membuat
Sabun/detergen membentuk koloid asosiasi bersih pakaian.
dalam air yang terdiri atas ion stearat (C18H35O2–). 5) Industri makanan dan minuman
gugus Makanan dan minuman seperti kecap, saus,
ekor susu, mayonnaise, dan mentega dibuat
gugus

kepala dalam berbagai bentuk koloid.
O Koloid juga menggunakan sifat-sifat koloid yang
|| menguntungkan.
CH3 – (CH2)16 – C – O– 1) Sifat efek Tyndall
hidrofob hidrofil a. Bioskop
Ketika dilarutkan dalam air, ekor asam stearat Sorot lampu proyektor film dalam
(hidrofob) saling berkumpul ke arah dalam air, bioskop yang diberi asap di sekitarnya
dan kepala asam stearat (hidrofil) menghadap ke agar gambar yang dihasilkan lebih jelas.
air. b. Kap lampu
+ Kap lampu dibuat dalam bentuk koloid
– –
sehingga dapat menghamburkan cahaya.


– 2) Sifat elektroforesis
ion Koloid digunakan untuk identifikasi DNA
stearat serta korban dan pelaku kejahatan.
3) Sifat adsorpsi
+
minyak a. Pemutihan gula tebu

Warna merah pada gula tebu diabsorpsi

oleh tanah diatom, caranya dengan

– melarutkan gula pada air, lalu mengaliri
air larutan melalui tanah diatom.
+
– b. Penjernihan air
+ Penjernihan dilakukan dengan me-
Koloid asosiasi pada sabun dan detergen di air nambahkan air dengan:
membuatnya menjadi pengemulsi kotoran dalam  Tawas atau alumunium sulfat
air. Gugus hidrofob akan menarik partikel (Al2(SO4)3), terhidrolisis dalam air
kotoran lalu mendispersikannya ke air. membentuk koloid Al(OH)3 yang
menyerap polutan air.
E. PENGGUNAAN KOLOID
 Karbon aktif, apabila tingkat
Koloid banyak digunakan di industri karena:
pencemaran air sangat tinggi.
1) Tidak melarutkan campuran secara homogen.
 Pasir, sebagai penyaring.
2) Keadaannya stabil.
 Kaporit, sebagai disinfektan.
3) Tidak mudah rusak.
 Kapur tohor, menaikkan nilai pH
Penggunaan koloid dalam industri:
akibat penggunaan tawas.
1) Industri kosmetik
4) Sifat koagulasi
Banyak menggunakan emulsi dan buih,
a. Penggumpalan karet
misalnya foundation, shampoo, pembersih
Karet dalam lateks digumpalkan
wajah, deodoran, pelembap badan.
menggunakan asam format (HCOOH).
2) Industri tekstil
b. Penjernihan air
Pewarna tekstil dalam bentuk sol membuat
Lumpur dalam air digumpalkan
warna menyerap dengan baik.
menggunakan tawas (Al2(SO4)3).

KIMIA KOLOID 4
materi78.co.nr KIM 3
c. Pembuangan asap pabrik 3) Sisa makanan atau hewan mati dalam air
Sebelum dibuang ke cerobong, asap berkumpul membentuk koloid yang tidak
dialirkan menuju logam bermuatan dan dapat larut dalam air, sehingga meningkat-
tegangan tinggi (20-75 kV) sehingga kan penggunaan oksigen dalam air oleh
molekul udara di sekitarnya terion. organisme air untuk mengurai koloid.
Ion-ion lalu diadsorpsi oleh asap
G. PEMBUATAN KOLOID
sehingga asap memiliki muatan. Asap
lalu ditarik oleh elektroda lain sehingga Koloid dapat dibuat dari sistem larutan atau dari
gas yang dibuang ke cerobong bebas sistem suspensi.
dari asap. Cara pembuatan koloid dibagi menjadi cara
Koloid juga digunakan sebagai pelindung yang kondensasi dan cara dispersi.
disebut koloid pelindung. Cara kondensasi dilakukan dengan agregasi
Koloid pelindung menstabilkan koloid yang partikel larutan menjadi koloid.
dilindunginya dengan membungkus partikel 1) Reaksi redoks
terdispersi agar tidak mengalami agregasi. Contoh:
Koloid yang dapat menjadi koloid pelindung: Pembuatan sol belerang dengan me-
 Zat-zat pengemulsi, misalnya sabun. ngalirkan gas H2S ke dalam larutan SO2.
 Koloid hidrofil, misalnya protein, kasein, 2H2S(g) + SO2(aq) d 3S(koloid) + 2H2O(l)
gelatin, kanji dan agar-agar. Pembuatan sol emas dari reaksi larutan
Penerapan koloid pelindung: HAuCl4 dengan larutan K2CO3 dan larutan
a. Air susu dilindungi oleh kasein yang formaldehida.
mencegah penggumpalan lemak. 2HAuCl4(aq) + 6K2CO3(aq) + 3HCHO(aq)
b. Mentega dilindungi oleh lesitin yang d 2Au(koloid) + 5CO2(g) + 8KCl(aq) + KHCO3(aq)
mencegah penggumpalan lemak. + 2H2O(l)
c. Es krim dilindungi gelatin yang mencegah 2) Reaksi hidrolisis
pembentukan kristal gula atau es batu.
Contoh:
d. Tinta dan cat dilindungi oleh minyak silikon
Pembuatan sol Fe(OH)3 dari hidrolisis besi
yang membuat tinta dan cat bertahan lama.
(III) klorida dengan air mendidih.
F. POLUSI KOLOID FeCl3(aq) + 3H2O(l) d Fe(OH)3(koloid) +3HCl(aq)
Koloid selain bermanfaat juga menimbulkan 3) Reaksi dekomposisi rangkap
masalah lingkungan berupa polusi udara dan Contoh:
polusi air.
Pembuatan sol As2S3 dari reaksi larutan
Polusi udara yang disebabkan koloid:
H3AsO3 dengan larutan H2S.
1) Debu dapat membentuk koloid di udara
2H3AsO3(aq) + 3H2S(aq)
berupa aerosol padat yang menurunkan
kualitas udara, mengganggu kesehatan paru- d As2S3(koloid) + 6H2O(l)
paru dan menyebabkan kebakaran hutan. Pembuatan sol AgCl dari reaksi larutan
2) Asap dan kabut dapat membentuk koloid di AgNO3 encer dengan larutan HCl encer.
udara berupa aerosol cair yang dapat meng- AgNO3(aq) + HCl(aq) d AgCl(koloid) + HNO3(aq)
akumulasikan gas-gas beracun seperti SO2 4) Penggantian pelarut
dan NO yang dapat merusak lingkungan dan Contoh:
menyebabkan hujan asam.
Pembuatan gel kalsium asetat semipadat dari
3) Asbut (smog), yaitu gabungan asap dan larutan jenuh (CH3COO)2Ca yang dicampur
kabut yang menyebabkan tertahannya dengan pelarut C2H5OH (alkohol) yang
pergerakan naik asap. Asap yang tertahan menggantikan pelarut air.
dapat terakumulasi di udara dan terhirup
Cara dispersi dilakukan dengan pemecahan
oleh hewan dan manusia.
partikel kasar menjadi koloid.
Polusi air yang disebabkan oleh koloid:
1) Cara mekanik
1) Pengendapan ion-ion mineral dalam air
Cara mekanik dilakukan dengan
oleh koloid yang menyebabkan pen-
penggerusan butir-butir kasar dengan alat
dangkalan dasar sungai atau danau.
penggerus, lalu diaduk dengan medium
2) Penyebaran mikroorganisme berbentuk
pendispersi.
koloid dalam air.

KIMIA KOLOID 5
materi78.co.nr KIM 3
Contoh cara mekanik: Busur Bredig digunakan untuk membuat sol
Sol belerang dibuat dengan menggerus logam dan merupakan campuran cara
serbuk belerang bersama dengan zat inert kondensasi dan dispersi.
(misalnya gula pasir), yang hasilnya Logam yang akan dijadikan koloid dijadikan
kemudian dicampur dengan air. elektroda dan dicelupkan dalam medium
2) Cara peptisasi pendispersi kemudian dialiri listrik.
Cara peptisasi dilakukan dengan bantuan Atom-atom logam akan terlempar ke
zat pemecah/ pemeptisasi. medium pendispersi, mengalami kondensasi,
Contoh peptisasi: dan menjadi partikel koloid.

 Agar-agar dipeptisasi air. Pembuatan koloid terkadang terganggu oleh


ion-ion yang mengganggu kestabilan koloid.
 Nitroselulosa dipeptisasi aseton.
Dialisis adalah suatu proses penghilangan ion-
 Karet dipeptisasi bensin.
ion pengganggu kestabilan koloid.
 Endapan nikel sulfida dipeptisasi H2S.
Proses dialisis:
 Endapan Al(OH)3 dipeptisasi AlCl3.
1) Sistem koloid dimasukkan ke dalam kantong
3) Cara Busur Bredig (Bredig’s Arc) koloid yang bersifat semipermeabel.
2) Kantong koloid lalu diberi atau dimasukkan
ke tempat yang terdapat air yang mengalir.
logam logam
es 3) Air yang mengalir membawa ion-ion
pengganggu dan molekul sederhana namun
tidak membawa partikel-partikel koloid.
medium
pendispersi Contoh dialisis:
 Proses filtrasi darah oleh ginjal yang
menyaring darah dengan tidak meloloskan
sel-sel darah dan protein darah.
 Proses dialisis darah (cuci darah) bagi
penderita gagal ginjal.

KIMIA KOLOID 6
materi78.co.nr KIM 2

Reaksi Redoks
A. PENDAHULUAN Contoh reaksi redoks menurut konsep ini:
Reaksi redoks adalah suatu reaksi yang 2KClO3 + 3S → 2KCl + 3SO2
didalamnya terjadi oksidasi dan reduksi. Cr2O3 + 2Al → 2Cr + Al2O3
Konsep reaksi redoks terdiri dari tiga:
CuO + H2 → Cu + H2O
1) Oksidasi dan reduksi sebagai pengikatan dan
pelepasan oksigen. hasil hasil
oksidator reduktor
reduksi oksidasi
2) Oksidasi dan reduksi sebagai pelepasan dan
penerimaan elektron. reduksi
3) Oksidasi dan reduksi sebagai pertambahan oksidasi
dan penurunan bilangan oksidasi.
B. REAKSI REDOKS BERHUBUNGAN DENGAN C. REAKSI REDOKS BERHUBUNGAN DENGAN
OKSIGEN ELEKTRON

Oksidasi adalah pengikatan oksigen. Oksidasi adalah pelepasan elektron.


Reduksi adalah pelepasan oksigen. Reduksi adalah penerimaan elektron.

Menurut konsep ini:


Menurut konsep ini:
1) Oksidasi adalah semua proses reaksi kimia
1) Oksidasi adalah reaksi dimana suatu zat
yang disertai pelepasan elektron.
direaksikan dengan sumber oksigen
sehingga berikatan dengan oksigen tersebut 2) Reduksi adalah semua proses reaksi kimia
(membentuk oksida). yang disertai penerimaan elektron.
2) Reduksi adalah reaksi dimana suatu zat Oksidator adalah penerima elektron dan
berupa oksida direaksikan dengan zat yang tereduksi.
menarik oksigen sehingga oksida tersebut Reduktor adalah pelepas elektron dan
kehilangan oksigen. teroksidasi.
Oksidator adalah sumber oksigen yang Berdasarkan konsep ini, seluruh reaksi
mengoksidasi zat lain dan tereduksi. oksidasi/reduksi terjadi secara simultan karena
Reduktor adalah penarik oksigen yang tiap ada zat yang melepas elektron, ada pula zat
mereduksi zat lain dan teroksidasi. yang menerima elektron. Oleh karena itu, tiap
reaksi oksidasi atau reaksi reduksi menurut
Contoh oksidasi menurut konsep ini:
konsep ini adalah reaksi redoks.
3S + 2KClO3 → 2KCl + 3SO2
Setengah reaksi redoks adalah reaksi reduksi
CH4 + 2O2 → CO2 + 2H2O atau reaksi oksidasi saja dalam suatu keseluruhan
4Fe + 3O2 → 2Fe2O3 reaksi redoks.
Contoh reaksi redoks:
oksidator hasil oksidasi
Reaksi redoks pembentukan magnesium klorida
oksidasi terjadi menurut reaksi:
Mg + Cl2 → MgCl2
Contoh reduksi menurut konsep ini:
Fe2O3 + 3CO → 2Fe + 3CO2 Oksidasi Mg → Mg2+ + 2e
Cr2O3 + 2Al → Al2O3 + 2Cr Reduksi Cl2 + 2e → 2Cl- +
2+ -
reduktor hasil oksidasi Redoks Mg + Cl2 → Mg + 2Cl

reduksi oksidasi
reduksi

Karena konsep yang sempit, tidak seluruh reduktor hasil


reaksi oksidasi/reduksi terjadi secara simultan oksidasi
(redoks). Tidak seluruh reaksi oksidasi melibatkan oksidator hasil
reduksi, dan tidak seluruh reaksi reduksi reduksi
melibatkan oksidasi.

REAKSI REDOKS 1
materi78.co.nr KIM 2
D. BILANGAN OKSIDASI d. Pada senyawa F2O, oksigen memiliki
Bilangan oksidasi senyawa adalah jumlah biloks +2.
muatan listrik yang dimiliki atom-atom suatu 7) Total biloks atom penyusun suatu senyawa:
senyawa, dimana elektron ikatan didistribusikan a. Pada senyawa netral, total biloks atom
ke atom yang lebih elektronegatif. penyusun adalah 0.
Bilangan oksidasi atom adalah muatan listrik b. Pada senyawa ion, total biloks atom
yang dimiliki suatu atom dalam sebuah senyawa. penyusun sama dengan muatan ionnya.
Contoh: biloks HCl adalah 0, biloks Mg2+ adalah Contoh:
+2, dan biloks F- adalah -1.
Tentukan bilangan oksidasi unsur S pada
Penentuan bilangan oksidasi/biloks atom: Na2SO4!
1) Unsur bebas di alam memiliki biloks 0. Jawab:
Contoh: H2, N2, O2, P4, S8, Fe, Mn, Ca.
Biloks Na = +1, biloks O = -2.
2) Ion memiliki biloks yang sama dengan nilai
Total biloks menjadi:
muatannya.
2(b.o. Na) + (b.o. S) + 4(b.o. O) = 0
Contoh: ion CO32- memiliki biloks -2, ion Ca2+
memiliki biloks +2. 2(1) + b.o. S + 4(-2) = 0
3) Unsur logam memiliki biloks positif. b.o. S = 8 – 2 = 6
Nilai-nilai biloks logam: E. REAKSI REDOKS BERHUBUNGAN DENGAN
Biloks Unsur Biloks Unsur BILANGAN OKSIDASI
logam alkali logam alkali
+1 +2 Oksidasi adalah pertambahan biloks.
(gol. IA) tanah (gol. IIA)
Reduksi adalah penurunan biloks.
+1 Ag +2 Zn
+3 Al Menurut konsep ini:
+1 +2 Cu, Hg +1 +3 Au 1) Oksidasi adalah pertambahan/kenaikan
+2 +3 Fe +2 +4 Sn, Pb, Pt bilangan oksidasi.
4) Unsur fluor (F) selalu memiliki biloks -1. 2) Reduksi adalah penurunan bilangan
5) Unsur hidrogen (H) memiliki biloks: oksidasi.
a. Biloks umum H adalah +1. Oksidator adalah zat yang mengalami
penurunan bilangan oksidasi dan menaikkan
Contoh: dalam HCl dan H2SO4, biloks H
adalah +1. bilangan oksidasi zat lain.
b. Pada hidrida logam, H memiliki biloks -1. Reduktor adalah zat yang mengalami
pertambahan bilangan oksidasi dan menurunkan
Contoh: Dalam NaH, biloks hidrogen -1.
bilangan oksidasi zat lain.
6) Unsur oksigen (O) memiliki biloks:
Contoh reaksi redoks:
a. Pada senyawa oksida atau umum,
oksigen memiliki biloks -2. Na + Cl → Na+ + Cl-
Senyawa oksida mengandung ion oksida
oksidasi
(O2-). reduksi
Contoh: Pada K2O, H2O, Na2O dan MgO,
reduktor hasil
biloks oksigen -2. hasil
oksidasi
b. Pada senyawa peroksida, oksigen oksidator reduksi
memiliki biloks -1.
Senyawa peroksida mengandung ion F. MENENTUKAN REAKSI REDOKS
peroksida (O22-). Suatu reaksi tergolong reaksi redoks atau bukan
Contoh: Pada K2O2, H2O2, Na2O2 dan dapat dilakukan dengan mengecek bilangan
MgO2, biloks oksigen -1. oksidasi masing-masing atom tiap senyawa yang
c. Pada senyawa superoksida, oksigen terlibat dalam reaksi.
memiliki biloks -1/2. Tahapan menentukan reaksi redoks:
Senyawa superoksida mengandung ion a. Reaksi yang melibatkan unsur bebas
superoksida (O2-). umumnya tergolong reaksi redoks.
Contoh: Pada KO2, HO2, NaO2 dan MgO4,
biloks oksigen -1/2.

REAKSI REDOKS 2
materi78.co.nr KIM 2
b. Reaksi yang melibatkan unsur yang G. REAKSI REDOKS DISPROPORSIONASI DAN
berganti tipe rumus harus diperiksa KONPROPORSIONASI
biloksnya. Reaksi disproporsionasi atau autoredoks
c. Oksidator, reduktor, hasil oksidasi, dan hasil adalah reaksi redoks yang oksidator dan
reduksi dapat ditentukan setelah seluruh reduktornya merupakan zat yang sama. Dalam
atom tiap senyawa yang terlibat dalam reaksi kata lain, zat tersebut mengalami reduksi dan
diperiksa bilangan oksidasinya, apakah juga oksidasi.
bertambah atau menurun. Contoh: Reaksi natrium hipoklorit.
Contoh: +1+1-2 +1 -1 +1+5-2
Tentukan apakah reaksi 2CuSO4 + 4KI → 2CuI + 3NaClO → 2NaCl + NaClO3
I2 + 2K2SO4 merupakan reaksi redoks atau bukan!
Bila iya, tentukan oksidator, reduktor, hasil oksidasi
oksidasi, dan hasil reduksi! reduksi
Jawab:
hasil hasil
Karena ada senyawa bebas (I2), maka reaksi oksidasi
reduksi
tergolong reaksi redoks.
+2+6-2 +1-1 +1-1 0 +1+6-2 Reaksi konproporsionasi adalah reaksi redoks
2CuSO4 + 4KI → 2CuI + I2 + 2K2SO4 yang hasil oksidasi dan reduksinya merupakan
zat yang sama.
reduksi Contoh: Reaksi hidrogen sulfida dengan belerang
oksidasi
dioksida.
oksidator hasil +1+1-2 +1 -1 +1+5-2
reduksi hasil 2H2S + SO2 → 3S + 2H2O
reduktor oksidasi
reduksi
Setelah diperiksa satu persatu, atom Cu pada
oksidasi
CuSO4 mengalami reduksi karena penurunan
biloks, dan atom I pada KI mengalami oksidasi reduktor oksidator
karena kenaikan biloks.

REAKSI REDOKS 3
K
I
M
I
A
A
N
A
B
ida
ngK
imi
a L
I
T
I
K
materi78.co.nr KIM 1

Hukum Dasar Kimia dan Konsep Mol


A. PENDAHULUAN itu, unsur O pada ketiga senyawa berbanding 1 :
2 : 3.
Hukum dasar kimia merupakan hukum dasar
yang digunakan dalam stoikiometri (perhitungan E. HUKUM GAY-LUSSAC DAN HIPOTESIS
kimia), antara lain: AVOGADRO
1) Hukum Lavoisier (kekekalan massa) Hukum Gay-Lussac dan Avogadro merupakan
hukum yang berkaitan dengan volume gas.
2) Hukum Proust (perbandingan tetap)
Hukum Gay-Lussac menyatakan per-bandingan
3) Hukum Dalton (kelipatan berganda)
volume atom-atom pada gas.
4) Hukum Gay-Lussac (perbandingan volume)
5) Hipotesis Avogadro Pada suhu dan tekanan yang sama, volume
gas-gas yang terlibat dalam reaksi
B. HUKUM LAVOISIER (KEKEKALAN MASSA) berbandingan sebagai bilangan bulat
Hukum Lavoisier menyatakan kekekalan massa sederhana.
pada reaksi.
Hipotesis Avogadro menjelaskan bahwa
Dalam sistem tertutup, massa zat sebelum perbandingan tersebut berlaku pula dalam
dan sesudah reaksi adalah tetap. molekul secara keseluruhan.

Dalam hal ini, berarti suatu zat yang mengalami Pada suhu dan tekanan yang sama, semua
reaksi kimia tidak berubah massa. gas yang bervolume sama memiliki jumlah
Oleh karena itu, reaktan memiliki massa yang molekul yang sama pula.
sama dengan produk yang dihasilkannya. Perbandingan volume gas pada kedua hukum ini
Pada reaksi kimia, terjadi perubahan warna, suhu, merupakan koefisien dari reaksi tersebut.
pembentukan gas dan endapan. Contoh:
C. HUKUM PROUST (PERBANDINGAN TETAP) Jika 20 L nitrogen direaksikan dengan hidrogen
Hukum Proust menyatakan perbandingan sesuai reaksi berikut,
massa pada reaksi. N2 + 3H2 → 2NH3
Perbandingan koefisien reaksinya 1 : 3 : 2, dan
Perbandingan massa unsur-unsur pembentuk
volumenya pun memiliki perbandingan sama,
suatu senyawa selalu tetap.
jadi volume H2 60 L, dan volume NH3 40 L.
Suatu zat yang direaksikan akan selalu memiliki F. KONSEP MOL
perbandingan yang sama untuk membentuk Mol merupakan satuan yang menunjukkan
suatu senyawa. ukuran jumlah partikel yang ada dalam suatu zat
Contoh: apapun.
Fe2+ dengan S2- dalam membentuk FeS, Nilai mol dinotasikan dengan L yang disebut
perbandingan keduanya berturut-turut selalu 7 : 4. sebagai tetapan Avogadro.
Jadi, dalam pembentukan FeS, apabila terdapat
L = 6,02 x 1023 partikel/atom/molekul
Fe sejumlah 7 gram, sudah pasti terdapat S
sejumlah 4 gram. Jumlah partikel benda dapat dicari
menggunakan konsep mol, dapat dirumuskan:
D. HUKUM DALTON (KELIPATAN BERGANDA)
x = jumlah partikel zat
Hukum Dalton menjelaskan bahwa dua unsur x = n.L n = jumlah mol
atau lebih dapat membentuk lebih dari satu L = tetapan Avogadro
senyawa yang berbeda. Massa molar (mm) adalah massa penyusun suatu
Bila dua unsur dapat membentuk dua atom/senyawa benda.
senyawa atau lebih, unsur pertama massanya Massa molar dapat ditentukan dengan
tetap, unsur kedua akan menghasilkan suatu menjumlahkan Ar penyusun atom atau Mr pada
perbandingan bilangan bulat sederhana. senyawa benda.
Contoh:
Contoh: CO2 memiliki Mr 44 gr/mol, karena Ar C = 12
Unsur C dan O dapat membentuk senyawa CO, gr/mol, dan Ar O = 16 gr/mol.
CO2 dan CO3 dengan nilai C tetap. Oleh karena

STOIKIOMETRI 1
materi78.co.nr KIM 1
Dengan menggunakan massa molar dan konsep DIAGRAM KONSEP MOL
mol, kita dapat mencari massa nyata suatu
atom/senyawa, dapat dirumuskan: PARTIKEL
m = massa nyata zat
m = n.mm n = jumlah mol
mm = massa molar (Ar atau Mr) ×L :L
Volume molar (Vm) adalah volume yang dimiliki
oleh gas berdasarkan keadaan ruang yang × mm
:V
ditempati gas tersebut. MOLARITAS MOL MASSA
Pada Hukum Gay-Lussac dan Hipotesis ×V : mm
Avogadro, telah disebutkan bahwa volume gas
× 22,4 (STP) : 22,4 (STP)
tidak dilihat dari jenis gas, melainkan keadaan
ruang gas. × 24 (RTP) : 24 (RTP)
Nilai volume molar dalam dua keadaan:
1) STP (Standard Temperature & Pressure) VOLUME
STP (keadaan standar) memiliki keadaan
G. STOIKIOMETRI REAKSI
dengan suhu 0°C, tekanan 1 atm.
Stoikiometri reaksi dapat digunakan untuk
Vm = 22,4 L/mol menentukan:
1) Mol setiap zat yang ada pada reaksi
2) RTP (Room Temperature & Pressure)
2) Massa setiap zat yang ada pada reaksi
RTP (keadaan kamar) memiliki keadaan
ruang dengan suhu 25° C, tekanan 1 atm. 3) Volume setiap zat yang ada pada reaksi
4) Massa zat murni yang direaksikan
Vm = 24 L/mol 5) Pereaksi pembatas

Volume nyata gas dalam dua keadaan tersebut 6) Massa dan kadar senyawa dalam cam-puran
dapat dirumuskan: yang direaksikan
V = volume nyata gas Prinsip stoikiometri reaksi umum untuk
V = n.Vm n = jumlah mol menemukan mol, massa dan volume zat yang
Vm = volume molar direaksikan dan dihasilkan:
Apabila gas berada tidak pada keadaan standar 1) Perbandingan koefisien adalah per-
(STP) maupun keadaan kamar (RTP), dapat bandingan jumlah mol zat dalam reaksi.
digunakan persamaan gas ideal yang 2) Segala satuan ukuran zat harus di-
dikemukakan oleh Gay-Lussac. konversikan ke dalam mol.
Contoh:
nRT n1 n
V= = 2 KO2 direaksikan dengan 132 gram CO2, menurut
P v1 v2
reaksi:
V= volume gas (L)
n = jumlah mol (mol) 4KO2(s) + 2CO2(g) → 2K2CO3(s) + 3O2(g)
R = tetapan gas ideal (0,082 L atm/mol K) (Ar K = 39, O = 16, C = 12)
T = suhu mutlak gas (K)
P = tekanan (atm) Tentukan:
a. Jumlah mol gas karbondioksida
Kemolaran larutan adalah angka yang
menunjukkan banyaknya mol tiap 1 liter larutan. b. Massa kalium superoksida yang direaksikan

Contoh: c. Massa kalium karbonat yang dihasilkan


d. Jumlah liter gas yang dihasilkan jika reaksi
Suatu larutan HCl kemolarannya 1,0 M, berarti
terjadi pada suhu 27oC dan tekanan 3 atm
terdapat 1 mol HCl dalam 1 liternya.
Jawab:
Jumlah mol dalam larutan dapat dihitung
132
dengan: a. n CO2 = = 3 mol
44
n = jumlah mol (mol) 4
b. n KO2 = x 3 = 6 mol
n = V.M V = volume (L) 2
M = kemolaran (M) m KO2 = 6 x (39 + 16.2) = 6 x 71 = 426 gr
c. n K2CO3 = 3 mol
m K2CO3 = 3 x (39.2+12+16.3) = 3 x 138 = 414 gr

STOIKIOMETRI 2
materi78.co.nr KIM 1
3 jumlah zat tidak sama dengan perbandingan
d. n O2 = x 3 = 4,5 mol
2
koefisien,
4,5 × 0,082 × (27+273)
V O2 = = 36,9 L 1,5 2
3 Zn : HCl = : 2 = 1,5 : 1
1
Suatu sampel atau cuplikan unsur dapat
maka HCl merupakan pereaksi pembatas.
diketahui mol dan massa zat murninya bila
direaksikan. Zn + 2HCl d ZnCl2 + H2
Contoh: M 1,5 mol 2 mol - -
Suatu 36 gram cuplikan logam magnesium R 1 mol 2 mol 1 mol 1 mol
dengan kemurnian 90% dimasukkan ke dalam S 0,5 mol - 1 mol 1 mol
larutan asam nitrat 2 M menurut reaksi: m Zn sisa = 0,5 x 65 = 32,5 gr
3Mg(s) + 8HNO3(aq) Suatu campuran dua senyawa atau lebih dapat
d 3Mg(NO3)2(aq) + 4H2O(l) + 2NO(g) diketahui massa dan kadarnya bila direaksikan.
(Ar Mg = 24, H = 1, N = 14, O = 16) Contoh:
Tentukan: Campuran logam Al dan Mg seberat 10,2 gr larut
a. Mol Mg murni dalam larutan H2SO4 2 M sebanyak 250 mL
menurut dua reaksi:
b. Massa Mg murni
R.1: 2Al(s) + 3H2SO4(aq) d Al2(SO4)3(aq) +
c. Volume larutan HNO3 yang dibutuhkan
3H2(g)
d. Volume NO yang dihasilkan pada (p,t) dimana
R.2: Mg(s) + H2SO4(aq) d MgSO4(aq) + H2(g)
massa 1,2 L gas N2 adalah 1,4 gr
(Ar Al = 27, S = 32, Mg = 24)
Jawab:
Tentukan:
36
a. n Mg murni = 90% × = 1,35 mol a. Jumlah mol asam sulfat total
24
b. m Mg murni = 1,35 x 24 = 32,4 gr b. Massa Al dan Mg dalam campuran
8 c. Kadar Al dan Mg dalam campuran
c. n HNO3 = × 1,35 = 3,6 mol
3 Jawab:
3,6 a. n H2SO4 = 2 x 0,25 = 0,5 mol
V HNO3 = = 1,8 L
2
b. Kita misalkan massa Al dan Mg dengan:
2
d. n NO = × 1,35 = 0,9 mol m Al = a gr
3
1,4 m Mg = 10,2 – a gr
n N2 = = 0,05 mol
28 Dengan itu, didapat mol Al dan Mg:
n NO n N2 0,9 0,05 a 10,2 – a
= = n Al = mol n Mg = mol
V NO V N2 V NO 1,2 27 24
0,9 × 1,2 Kemudian mol H2SO4 tiap reaksi dapat
V NO = = 21,6 L
0,05 dihitung menurut perbandingan koefisien:
Suatu pereaksi berlebih dalam reaksi akan 3 a a
n H2SO4 R.1 = × = mol
bersisa karena jumlah zatnya tidak sesuai dengan 2 27 18
perbandingan koefisien. 10,2 – a
n H2SO4 R.2 = mol
24
Pereaksi pembatas adalah pereaksi yang habis
Penjumlahan kedua mol H2SO4 diatas memiliki
lebih dahulu bereaksi.
hasil 0,5 mol, maka:
Cara menentukan pereaksi pembatas adalah
a 10,2 – a
dengan membagi masing-masing mol zat + = 0,5
18 24
pereaksi dengan koefisiennya. Nilai yang lebih 4a + 3(10,2 – a) = 36
kecil merupakan pereaksi pembatas.
4a + 30,6 – 3a = 36
Contoh:
a = 5,4
Pada reaksi berikut, 97,5 gr zink direaksikan Maka massa Al dan Mg adalah:
dengan 500 mL HCl 4 M.
m Al = a = 5,4 gr
Zn(s) + 2HCl(aq) → ZnCl2(aq) + H2(g)
m Mg = 10,2 – a = 4,8 gr
Tentukan pereaksi pembatas dan massa sisa zat! 5,4
97,5 c. % Al = × 100% = 52,94%
n Zn = = 1,5 mol n HCl = 0,5 x 4 = 2 mol 10,2
65
% Mg = 100% - 52,94% = 47,06%

STOIKIOMETRI 3
materi78.co.nr KIM 1
H. STOIKIOMETRI SENYAWA Massa unsur dalam suatu senyawa dapat
Stoikiometri senyawa dapat digunakan untuk dihitung:
menentukan:
indeks ×Ar X
1) Rumus empiris dan rumus molekul mX= × m total
Mr X
2) Massa dan kadar unsur dalam senyawa
Kadar unsur dalam suatu senyawa dapat
3) Rumus kimia senyawa hidrat
dihitung:
Rumus molekul adalah rumus senyawa yang
nyata sesuai dengan jumlah atom-atom unsur indeks ×Ar X
%X= × 100%
penyusun senyawa. Mr X
Rumus empiris adalah rumus perbandingan Senyawa hidrat adalah senyawa berbentuk
paling sederhana dari atom-atom unsur padat yang mengikat beberapa molekul air
penyusun senyawa. sebagai bagian dari struktur kristalnya.
Contoh: Rumus molekul C6H12O6 mempunyai Contoh: Garam inggris dengan rumus hidrat
rumus empiris CH2O. MgSO4 ·7H2O.
Contoh 1:
Contoh:
Tentukan rumus empiris dan rumus molekul
Tentukan rumus kimia hidrat 1 gram senyawa
senyawa yang mengandung 29,11% D, 40,51% E,
CuSO4 · xH2O yang bila dipanaskan menghasilkan
dan 30,38% F dan memiliki Mr = 316.
0,64 gram padatan!
(Ar D = 23, E = 32, F = 16)
Jawab:
Jawab:
29,11 40,51 30,38 Reaksi yang terjadi adalah:
D : E : F = : :
23 32 16 CuSO4· xH2O d CuSO4(s) + xH2O(g)
= 40,5 : 40,5 : 60,76 1 gr 0,64 gr 0,36 gr
=2:2:3 CuSO4 : H2O = 1 : x
Maka, rumus empiris adalah D2E2F3. 0,64 0,36
(D2E2F3)x = 316 : =1:x
160 18
(23×2+32×2+16×3)x = 316 0,64 : 3,2 = 1 : x
158x = 316 3,2
x = =5
x =2 0,64

Maka, rumus molekul adalah (D2E2F3)2 atau Maka rumus kimia hidrat adalah CuSO4 · 5H2O
D4E4F6.
Contoh 2:
Pada pembakaran sempurna 13,5 gr CxHyOz,
diperoleh 19,8 gr CO2 dan 8,1 gr H2O. Jika Mr
CxHyOz = 180, tentukan rumus molekul CxHyOz!
(Ar C=12, H=1, O=16)
Jawab:
12x + y + 16z = 180
13,5 19,8 8,1
CxHyOz : CO2 : H2O = : :
180 44 18
= 0,075 : 0,45 : 0,45
=1:6:6
Jumlah atom C:
Cx = 6.C x=6
Jumlah atom H:
Hy = 6.H2 y = 12
Jumlah atom oksigen:
(12. 6) + (12) + 16z = 180
16z = 96 z=6
Maka, rumus molekul adalah C6H12O6.

STOIKIOMETRI 4
materi78.co.nr KIM 3

Titrasi Asam-Basa
A. KEMOLARAN Jika larutan asam dan basa tepat habis bereaksi,
maka pH campuran = 7 (netral).
Dalam asam-basa, besaran yang digunakan
adalah kemolaran benda. Contoh:
Kemolaran menyatakan jumlah mol zat terlarut Sebanyak 50 mL HCl 0,1 M dicampurkan dengan
dari tiap liter larutan. 50 ml NaOH 0,1 M. Tentukan pH campuran.
n H+ pada HCl = 0,1 x 50 = 5 mmol
n M = kemolaran/molaritas (mol/L)
-
M= n = jumlah mol zat terlarut (mol) n OH pada NaOH = 0,1 x 50 = 5 mmol
V V = volume larutan/ruangan gas (L) Jumlah mol sama, maka pH = 7.
Kemolaran larutan jika kadar diketahui: Jika larutan asam bersisa, maka pH campuran
dihitung menggunakan [H+] sisa.
ρ = massa jenis larutan (kg/L)
ρ × K × 10 Contoh:
M= K = persen kadar zat terlarut
mm mm = massa molar/Ar/Mr (kg) Sebanyak 50 mL HBr 0,2 M dicampurkan dengan
50 mL KOH 0,1 M. Tentukan pH campuran.
Rumus pengenceran larutan:
n H+ pada HBr = 0,2 x 50 = 10 mmol
M1.V1 = M2.V2 -
n OH pada NaOH = 0,1 x 50 = 5 mmol
Jumlah mol H+ berlebih 5 mmol, maka:
B. PH CAMPURAN 5 mmol
+ [H+] = = 0,05 M
Konsentrasi H campuran dua larutan asam (50+50)mL
kuat dengan pH berbeda adalah: pH = –log(5 x 10-2) = 2 – log5 pH = 1,3
Jika larutan basa bersisa, maka pOH campuran
n H+ total
[H+] = dihitung menggunakan [OH-] sisa.
V total
Contoh:
Contoh: Tabung reaksi berisi 50 mL NaOH 0,48 M ditetesi
100 mL HCl pH = 4 ditetesi dengan 100 mL HCl 10 mL H2SO4 0,9 M. Tentukan pH campuran.
pH = 3. Tentukan pH campuran. n H+ pada H2SO4 = 2 x 0,9 x 10 = 18 mmol
+ -1 -4 -5
n H pada HCl 1 = 10 x 10 = 10 mol n OH- pada NaOH = 0,48 x 50 = 24 mmol
n H+ pada HCl 2 = 10-1 x 10-3 = 10-4 mol Jumlah mol OH- berlebih 6 mmol, maka:
-5 -4
(10 +10 ) 6 mmol
[H+] = -1 -1 = 5,5 x 10-4 M [OH-] = = 0,1 M
(10 +10 ) (50+10)mL
pH = –log(5,5 x 10-4) = 4 – log5,5 pH = 3,25 pOH = –log(1 x 10-1) = 1
Konsentrasi OH– campuran dua larutan basa pH = 14 - 1 pH = 13
kuat dengan pH berbeda adalah:
C. TITRASI ASAM-BASA
- Titrasi asam-basa adalah prosedur yang
n OH total
[OH-] = dilakukan untuk menentukan kemolaran/kadar
V total
suatu asam/basa berdasarkan reaksi netralisasi.
Contoh: Istilah dalam titrasi asam-basa:
10 mL NaOH 0,1 M dicampur dengan 20 mL 1) Pentiter, zat yang mentitrasi suatu asam-
Ca(OH)2 0,8 M. Tentukan pH campuran. basa yang akan ditentukan kemolarannya.
n OH- pada NaOH = 0,1 x 10 = 1 mmol 2) Daerah perubahan pH drastis, daerah
n OH- pada Ca(OH)2 = 0,8 x 20 = 16 mmol dimana penambahan sedikit tetes pentiter
15 mmol akan mengubah warna indikator asam-basa.
[OH-] = = 0,5 M
(10 + 20)mL 3) Titik ekuivalen, titik dimana asam dan basa
-1
pOH = –log(5 x 10 ) = 1 – log5 tepat habis bereaksi.
pH = 14 – 1 + log5 pH = 12,3 4) Titik akhir titrasi, titik dimana indikator
pH campuran larutan asam kuat dan basa kuat asam-basa mengalami perubahan warna.
dihitung dari jumlah ion H+ dan OH- akhir.

LARUTAN ASAM-BASA 1
materi78.co.nr KIM 3
Titrasi asam-basa dilakukan menggunakan Prosedur titrasi (contohnya asam dengan basa):
sebuah indikator asam-basa dan zat pentiter. 1) Asam yang akan dititrasi ditetesi indikator
Indikator asam-basa yang baik untuk titrasi: asam-basa secukupnya.
1) Punya trayek perubahan pH yang berada 2) Masukkan pentiter berupa basa setetes demi
pada atau sekitar titik ekuivalen. setetes sambil menghitung.
2) Perubahan warna terlihat jelas dan tajam. 3) Ketika warna indikator berubah, hentikan
titrasi (titik akhir titrasi).
Titrasi Kurva titrasi Keterangan

10  Zat pentiter adalah basa kuat.


 Daerah perubahan pH drastis 4 – 10.
Asam kuat dengan pH TE = 7  pH titik ekuivalen 7.
basa kuat  Indikator yang dapat digunakan adalah
4 metil merah, bromtimol biru, dan
pH fenolftalein (lebih tajam).
awal
volume basa kuat

pH
awal
10  Zat pentiter adalah asam kuat.
 Daerah perubahan pH drastis 4 – 10.
Basa kuat dengan pH TE = 7  pH titik ekuivalen 7.
asam kuat  Indikator yang dapat digunakan adalah
4 metil merah, bromtimol biru, dan
fenolftalein (lebih tajam).

volume asam kuat

7  Zat pentiter adalah basa lemah.


pH TE = 5 – 6  Daerah perubahan pH drastis 4 – 7.
Asam kuat dengan
4  pH titik ekuivalen 5 – 6.
basa lemah
 Indikator yang dapat digunakan adalah
pH metil merah.
awal

volume basa lemah

pH
awal
 Zat pentiter adalah asam kuat.
7  Daerah perubahan pH drastis 4 – 7.
Basa lemah dengan
pH TE = 5 – 6  pH titik ekuivalen 5 – 6.
asam kuat
4  Indikator yang dapat digunakan adalah
metil merah.

volume asam kuat

LARUTAN ASAM-BASA 2
materi78.co.nr KIM 3
pH
awal
10  Zat pentiter adalah asam lemah.
pH TE = 8 – 9  Daerah perubahan pH drastis 7 – 10.
Basa kuat dengan
7  pH titik ekuivalen 8 – 9.
asam lemah
 Indikator yang dapat digunakan adalah
fenolftalein.

volume basa kuat

10  Zat pentiter adalah basa kuat.


pH TE = 8 – 9  Daerah perubahan pH drastis 7 – 10.
Asam lemah
7  pH titik ekuivalen 8 – 9.
dengan basa kuat
 Indikator yang dapat digunakan adalah
pH fenolftalein.
awal
volume basa kuat

Titrasi asam lemah menggunakan basa lemah


dan sebaliknya tidak dilakukan karena:
1) Perubahan pH drastis terjadi sangat singkat.
2) Tidak ada indikator yang cukup teliti untuk
mengamati perubahan.
3) Reaksi berlangsung lambat dan tidak tuntas.
Pada titrasi asam-basa, berlaku rumus titrasi:
Asam-basa monovalen dan asam-basa divalen

Ma. Va = Mb. Vb

Asam divalen-basa monovalen

2. Ma. Va = Mb. Vb

Basa divalen-asam monovalen

Ma. Va = 2. Mb. Vb

LARUTAN ASAM-BASA 3
K
I
M
I
A
F
I
B
ida
ngK
imi
a S
I
K
materi78.co.nr KIM 2

Termokimia
A. PENDAHULUAN Dalam kedua reaksi, terjadi perubahan tingkat
energi yang disebut perubahan entalpi reaksi,
Termokimia adalah cabang ilmu kimia yang
dapat dihitung:
memperhatikan aspek suhu dalam reaksi.
Dalam konsep termokimia dalam reaksi, terdapat ΔH = perubahan entalpi reaksi (J)
ΔH = H2 – H1 H2 = energi produk (J)
istilah sistem dan lingkungan. H1 = energi reaktan (J)
Sistem adalah segala bentuk proses yang
Perbedaan reaksi eksoterm dan endoterm:
menjadi pusat perhatian pengamat.
Reaksi Reaksi
Contoh: keadaan zat, reaksi, perubahan zat. Perbedaan
Eksoterm Endoterm
Sistem terdiri dari:
dibebaskan/ diserap/
1) Sistem terbuka, yaitu sistem dapat
Energi (H) dilepas sistem diterima sistem
mengalami pertukaran energi dan materi
dengan lingkungan. H2 < H 1 H2 > H 1

2) Sistem tertutup, yaitu sistem dapat Suhu


naik/panas turun/dingin
mengalami pertukaran energi dengan lingkungan
Takhir > Tawal Takhir < Tawal
lingkungan, tidak dengan pertukaran materi. (T)

3) Sistem terisolasi, yaitu sistem tidak dapat ΔH reaksi (–) (+)


mengalami pertukaran energi dan materi
Diagram tingkat energi menunjukkan nilai
dengan lingkungan.
perubahan entalpi reaksi.
Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada
1) Diagram tingkat energi reaksi eksoterm
di luar sistem, dan membantu kerja sistem.
H
Contoh: alat-alat, wadah, tabung reaksi, udara.
B. REAKSI EKSOTERM DAN ENDOTERM
H1
Dalam konsep termokimia, reaksi terbagi
menjadi dua, yaitu reaksi eksoterm dan reaksi ΔH (–)
endoterm.
H2
energi energi

sistem 2) Diagram tingkat energi reaksi endoterm


H
energi energi

1) Reaksi eksoterm, yaitu reaksi yang H2


sistemnya membebaskan/melepas energi,
sehingga lingkungan menjadi naik ΔH (+)
temperaturnya. H1
Contoh: reaksi diatas suhu kamar
(pembakaran), pelarutan NaOH, reaksi Mg
dengan HCl. C. PERSAMAAN TERMOKIMIA
energi energi Perubahan entalpi reaksi adalah jumlah energi
yang dibutuhkan untuk membentuk atau
sistem mengurai suatu zat dalam reaksi.
energi energi Persamaan reaksi termokimia adalah
persamaan reaksi yang dilengkapi dengan jumlah
2) Reaksi endoterm, yaitu reaksi yang energi (perubahan entalpi) yang digunakan
sistemnya menyerap/menerima energi, dalam reaksi.
sehingga lingkungan menjadi turun
Contoh:
temperaturnya.
1 mol air dibentuk dari hidrogen dan oksigen
Contoh: reaksi Ba(OH)2 dengan NH4Cl,
dengan membebaskan energi sebesar 286 kJ.
pemanasan CuCO3.
H2(g) + 1/2 O2(g) d H2O(l) ΔH = -286 kJ

TERMOKIMIA 1
materi78.co.nr KIM 2
D. ENTALPI STANDAR Entalpi pembakaran standar (ΔH°c) adalah
Entalpi standar (molar) adalah perubahan jumlah energi yang dilepaskan untuk membakar
entalpi yang terjadi pada suhu 25° C (atau 298 K), 1 mol zat.
tekanan 1 atm, pada 1 mol suatu zat, Nilai entalpi pembakaran standar ditentukan
dilambangkan dengan ΔH°. menggunakan data entalpi pembakaran standar.
Entalpi standar secara umum terdiri dari: Ciri utama dari reaksi pembakaran adalah:
1) Entalpi pembentukan standar (formasi) 1) Merupakan reaksi eksoterm.
2) Entalpi penguraian standar (disosiasi) 2) Melibatkan oksigen (O2) dalam reaksinya.
3) Entalpi pembakaran standar (combustion) 3) Karbon terbakar menjadi CO2, hidrogen
Entalpi pembentukan standar (ΔH°f) adalah terbakar menjadi H2O, nitrogen terbakar
energi yang diterima atau dilepas untuk menjadi NO2, belerang terbakar menjadi SO2.
membentuk 1 mol zat dari unsur pembentuknya. Contoh:
Nilai entalpi pembentukan standar ditentukan Tentukan persamaan termokimia reaksi
menggunakan data entalpi pembentukan standar. pembakaran C3H6 jika nilai ΔH°d= -2377 kJ!
Nilai-nilai entalpi pembentukan standar: C3H6(s) + 9/2O2(g) → 3CO2(g) + 3H2O(l)
1) Bernilai positif, jika menerima energi. ΔH° = -2377 kJ
2) Bernilai negatif, jika melepas energi. E. ENTALPI STANDAR LAIN
3) Bernilai nol, jika unsur tersebut sudah Macam-macam entalpi standar lain:
terdapat di alam secara alami. 1) Entalpi atomisasi standar (endoterm)
Bentuk unsur-unsur yang sudah terdapat Yaitu energi yang digunakan untuk
alami di alam, dan nilai ΔH°f nya nol: membentuk 1 mol atom unsur, pada keadaan
Monoatomik Poliatomik standar.
Na(s) Ca(s) Al(s) H2(g) F2(g) I2(s) Contoh:
K(s) C(s) Fe(s) N2(g) Cl2(g) S8(s) 1
/2O2(g) → O(g) ΔH° = +249,16 kJ
Mg(s) S(s) Zn(s) O2(g) Br2(l) P4(s) 2) Entalpi netralisasi standar (eksoterm)
halogen dan gas Yaitu energi yang dihasilkan dari reaksi asam-
logam dan gas mulia
selain gas mulia basa sehingga menghasilkan 1 mol air, pada
keadaan standar.
Contoh:
Contoh:
Pada pembentukan (NH4)2Cr2O7 dalam keadaan
standar, dibebaskan energi sebesar 2780,08 NaOH(aq) + HCl(aq) → NaCl(aq) + H2O(l)
kJ/mol, tentukan persamaan reaksi pembentukan ΔH° = -890,4 kJ
termokimia! 3) Entalpi peleburan standar (endoterm)
Jawab: Yaitu energi yang digunakan untuk
7
N2(g) + 4H2(g) + 2Cr(s) + /2O2(g) meleburkan 1 mol zat padat menjadi zat cair
→ (NH4)2Cr2O7(aq) ΔH°f = -2780,08 kJ pada titik leburnya, pada keadaan standar.
Entalpi penguraian standar (ΔH°d) adalah Contoh:
energi yang diterima atau dilepas untuk meng- H2O(s) → H2O(l) ΔH° = +6,01 kJ
urai 1 mol zat menjadi unsur pembentuknya. 4) Entalpi penguapan standar (endoterm)
Nilai entalpi penguraian standar berlawanan Yaitu energi yang digunakan untuk
dengan nilai entalpi pembentukan standar. menguapkan 1 mol zat cair menjadi gas pada
Pada reaksi penguraian, reaktan berpindah ke titik uapnya, pada keadaan standar.
kanan dan produk berpindah ke kiri. Contoh:
Contoh: H2O(l) → H2O(g) ΔH° = +44,05 kJ
Diketahui entalpi pembentukan standar natrium 5) Entalpi penyubliman standar
klorida adalah -410,9 kJ, buatlah persamaan Yaitu jumlah energi yang digunakan untuk
reaksi penguraian termokimianya! menyublimkan 1 mol zat padat menjadi gas,
NaCl(s) → Na(s) + 1/2 Cl2(g) ΔH°d = +410,9 kJ pada keadaan standar.
Contoh:
C(s) → C(g) ΔH° = +716,6 kJ

TERMOKIMIA 2
materi78.co.nr KIM 2
F. PENENTUAN ENTALPI REAKSI Berarti dalam reaksi, zat reaktan terurai terlebih
Entalpi reaksi ditentukan dengan: dahulu menjadi bentuk dasar, lalu bereaksi
kembali membentuk zat produk.
1) Menggunakan kalorimetri.
Bentuk reaksi umum:
2) Menggunakan hukum Hess (penjumlahan).
3) Menggunakan data entalpi pembentukan. AB + CD AD + CB
ΔHR
4) Menggunakan data energi ikatan. ΔH1 ΔH2
Kalorimetri adalah cara penentuan energi kalor
reaksi dengan kalorimeter. (A + B) + (C + D)
Kalorimeter adalah sistem terisolasi, sehingga ΔHR = ΔH1 + ΔH2
semua energi yang dibutuhkan atau dibebaskan
tetap berada dalam kalorimeter. ΔHR = (ΔH°f produk) - (ΔH°f reaktan)
Dengan mengukur perubahan suhu, kita dapat
Contoh:
menentukan jumlah energi kalor reaksi dan
Tentukan entalpi reaksi berikut,
entalpi reaksi:
BaCl2(aq) + H2SO4(aq) → BaSO4(s) + 2HCl(aq)
- Qreaksi
ΔH = jika diketahui entalpi pembentukan standar dari
Qreaksi = m.c.Δt jumlah mol
BaCl2, BaSO4, H2SO4 dan HCl berturut-turut
Qreaksi = energi kalor reaksi (J) adalah -858,6 kJ/mol, -1473,3 kJ/mol, -909,27
m = massa zat (kg) kJ/mol, -167,1 kJ/mol.
c = kalor jenis zat (J/kg°C)
Δt = perubahan suhu (°C) Jawab:

Menurut hukum Hess, suatu reaksi dapat terjadi Reaksi dapat diubah menjadi:
melalui beberapa tahap reaksi, dan Ba(s) + Cl2(g) + H2(g) + S(s) + 2O2(g)
bagaimanapun tahap atau jalan yang ditempuh → BaSO4(s) + 2HCl(aq)
tidak akan mempengaruhi entalpi reaksi. Masukkan ke dalam rumus:
Perubahan entalpi reaksi menurut hukum Hess: ΔHR = (ΔH°f produk) - (ΔH°f reaktan)
1) Hanya tergantung pada keadaan awal dan = (ΔH°f BaSO4+2ΔH°f HCl)-(ΔH°f BaCl2+ΔH°f H2SO4)
akhir sistem, bukan tahap yang ditempuh. = (-1473,3 - 2 x 167,1) - (-858,6 - 909,27)
2) Merupakan penjumlahan entalpi reaksi dari ΔHR = -39,63 kJ/mol
setiap tahap.
Energi ikatan rata adalah energi rata-rata yang
Contoh: dibutuhkan untuk memutuskan 1 ikatan kovalen
Tentukan perubahan entalpi penguapan air dari tertentu. Setiap ikatan membutuhkan energi yang
wujud padat jika diketahui reaksi-reaksi berikut: berbeda agar dapat terputus.
H2(g) + 1/2O2(g) → H2O(g) ΔH = -241,8 kJ Reaksi berlangsung dalam dua tahap, yaitu
H2O(l) → H2O(s) ΔH = -6,01 kJ pemutusan ikatan reaktan dan pembentukan
H2(g) + 1/2O2(g) → H2O(l) ΔH = -285,8 kJ ikatan produk.
Jawab: Bentuk reaksi umum:
Reaksi yang diinginkan: H2O(s) → H2O(g)
ΔHR = ΣEikatan putus – ΣEikatan terbentuk
Berarti, seluruh H2O(s) diletakkan disebelah kiri
(reaktan), dan H2O(g) diletakkan disebelah kanan Contoh:
(produk), sehingga ketiga reaksi diatas menjadi: Ikatan Energi Ikatan Ikatan Energi Ikatan
1
H2(g)+ /2O2(g) → H2O(g) ΔH =-241,8 kJ C–H 413 kJ/mol C=O 358 kJ/mol
H2O(s) → H2O(l) ΔH = 6,01 kJ O=O 146 kJ/mol O–H 463 kJ/mol
1
H2O(l) → H2(g) + /2O2(g) ΔH = 285,8 kJ+ Tentukan perubahan entalpi reaksi dari
H2O(s) → H2O(g) ΔH = 50,01 kJ pembakaran CH2 dibawah ini!
Dari konsep hukum Hess, energi kalor suatu CH2(g) + 3/2O2(g) → CO2(g) + H2O(g) ΔH = ?
reaksi berarti juga dapat ditentukan dari data 3
(H–C–H)+ /2(O=O)→(O=C=O)+(H–O–H)
entalpi pembentukan reaktan dan produknya. E.I. putus : (2x413) + (3/2x146) = 1045 kJ
E.I. terbentuk : (2x431) + (2x463) = 1788 kJ -
ΔHR = -743 kJ

TERMOKIMIA 3
materi78.co.nr KIM 2

Kesetimbangan Kimia
A. PENDAHULUAN
setimbang
Reaksi satu arah (irreversible) atau reaksi tidak
dapat balik adalah reaksi yang terjadi pada satu

laju reaksi
arah, dan produknya tidak dapat kembali menjadi V1
reaktan. V1 = V2
Reaksi bolak-balik (reversible) atau reaksi dapat
balik adalah reaksi yang terjadi pada dua arah
V2
yang berlawanan dalam waktu bersamaan.
Dalam reaksi bolak-balik, produk dapat waktu
berubah menjadi reaktan, dan reaktan dapat
berubah menjadi produk (menjadi reaksi yang Pada kesetimbangan kimia, ikatan akan
berlawanan). terputus atau terbentuk seiring dengan maju-
Pada kesetimbangan kimia, hanya ada mundurnya atom di antara molekul reaktan dan
penyebutan zat di sebelah kiri dan di sebelah produk.
kanan. Kesetimbangan kimia bersifat dinamis karena
Reaksi bolak-balik dinyatakan dengan dua walaupun keadaan sudah setimbang, reaksi tetap
panah yang berlawanan arah, menyatakan reaksi berlangsung pada tingkat mikroskopis
maju (ke kanan) dan reaksi balik (ke kiri). (molekul).

Contoh: Diketahui perubahan air menjadi uap air Reaksi mikroskopis tidak tampak karena v1
dapat balik, sehingga reaksi dapat ditulis sama dengan v2, sehingga seakan-akan reaksi
sudah berhenti.
H2O(l) → H2O(g)
H2O(l) qe H2O(g) Kesetimbangan kimia dibagi menjadi dua:
H2O(g) → H2O(l)
1) Kesetimbangan homogen (satu wujud/fase)
Reaksi bolak-balik sempurna terjadi dalam
Contoh:
sistem tertutup, karena tidak terjadi penambahan
Gas N2(g) + 3H2(g) qe 2NH3(g)
atau pengeluaran zat, keluarnya panas/kalor dari
sistem, hilangnya gas yang terbentuk, dan 2SO2(g) + O2(g) qe 2SO3(g)
sebagainya. Larutan H2O(l) qe H+(aq) + OH-(aq)
Reaksi dikatakan setimbang atau mencapai NH4OH(aq) qe NH4+(aq) + OH-(aq)
kesetimbangan apabila: CH3COOH(aq) qe CH3COO-(aq)+ H+(aq)
1) Reaksi bolak-balik yang mengandung zat 2) Kesetimbangan heterogen (lebih dari satu
berwujud gas terjadi dalam sistem tertutup. fase)
2) Ketika konsentrasi seluruh zat nilainya tetap. Contoh:
3) Ketika laju reaksi maju (v1) sama dengan laju Dua fase CaCO3(s)qe CaO(s) + CO2(g)
reaksi balik (v2). Ag2CrO4(s)qe 2Ag+(aq)+CrO42-(aq)
Contoh: BaSO4(s)qe Ba2+(aq) + SO42-(aq)
Pada reaksi kesetimbangan berikut, Tiga fase Ca(HCO3)2(aq)qe
N2(g) + 3H2(g) qe 2NH3(g) CaCO3(s)+ H2O(l) + CO2(g)
keadaan setimbang terjadi ketika:
B. REAKSI KESETIMBANGAN
Kesetimbangan disosiasi adalah reaksi
setimbang
kesetimbangan yang menguraikan suatu zat
konsentrasi

menjadi zat lain, dan reaksi baliknya adalah


H2 kesetimbangan asosiasi/pembentukan.
Derajat disosiasi adalah perbandingan jumlah
NH3 mol terdisosiasi (bereaksi) dengan jumlah mol zat
sebelum terdisosiasi (mula-mula).
N2
jumlah zat terdisosiasi
α=
waktu jumlah zat awal

KESETIMBANGAN KIMIA 1
materi78.co.nr KIM 2
Derajat disosiasi nilainya berkisar 0 ≤ α ≤ 1. Konstanta konsentrasi (Kc) dipengaruhi oleh
1) Jika nilai α = 0, maka tidak ada penguraian. konsentrasi zat yang berwujud larutan dan gas.
2) Jika nilai α = 1, maka zat terurai seluruhnya. Jika reaksi mengandung zat berwujud padat dan
3) Jika nilai 0 < α < 1, maka zat terurai cair, maka pangkat konsentrasi zatnya nol, karena
sebagian (setimbang). zat padat dan cair tidak memiliki konsentrasi.

Contoh: Contoh:

Dalam reaksi kesetimbangan disosiasi N2O4 Pada reaksi berikut, konstanta konsentrasinya:
menjadi NO2, perbandingan mol N2O4 dengan BaSO4(s) qe Ba2+(aq) + SO42-(aq)
NO2 dalam keadaan setimbang berturut-turut 3 :
[Ba2+ ] [SO4 2- ]
2. Berapakah derajat disosiasi N2O4? Kc = = [Ba2+ ] [SO4 2- ]
[BaSO4 ]0
Jawab:
N2O4(g) qe 2NO2(g) Konstanta tekanan (Kp) dipengaruhi oleh
Mula-mula a - tekanan zat-zat yang berwujud gas.

Reaksi a – St St - Jika reaksi mengandung zat berwujud selain gas,


maka pangkat tekanan zatnya nol, karena zat
Setimbang St St
selain gas tidak memiliki tekanan.
Gunakan perbandingan koefisien reaksi, Contoh:
N2O4(g) qe 2NO2(g) Pada reaksi berikut, konstanta tekanannya:
Mula-mula 3x + x = 4x - 2SO2(g) + O2(g) qe 2SO3(g)
Reaksi x 2x -
(P SO3 )2
Setimbang 3x 2x Kp =
(P SO2 )2 (P O2 )
Jadi, derajat disosiasi dapat dihitung:
jumlah zat terurai x 1 Tekanan parsial gas dapat dihitung:
α= = =
jumlah zat awal 4x 4 mol gas X
Px = x Ptot
C. KONSTANTA KESETIMBANGAN mol gas total

Menurut Guldberg dan Wange yang Satuan konstanta dapat disesuaikan dengan
menjelaskan hukum kesetimbangan: pangkat konsentrasi maupun pangkat tekanan.
Hasil kali konsentrasi zat-zat di sebelah Konstanta konsentrasi dengan konstanta
kanan yang dipangkatkan dengan tekanan dapat dihubungkan melalui persamaan
koefisiennya, dan dibagi dengan hasil kali gas ideal pada suhu sama, dapat dirumuskan:
konsentrasi zat-zat di sebelah kiri yang
Kp = Kc (R.T)Δn
dipangkatkan dengan koefisiennya memiliki
harga tertentu pada suhu tetap.
R = tetapan gas ideal (0,082 atm/mol K)
T = suhu (K)
Persamaan konstanta kesetimbangan yang Δn = selisih jumlah koefisien zat di kanan dengan
dapat dibentuk menurut hukum diatas: jumlah koefisien zat di kiri

[C]y [D]z Contoh:


Kc = wA + xB qe yC + zD Pada reaksi kesetimbangan berikut:
[A]w [B]x
2NO(g) + O2(g) qe 2NO2(g)
Konstanta kesetimbangan terdiri dari:
Mempunyai harga konstanta konsentrasi sebesar
1) Konstanta konsentrasi, konstanta
0,25 pada suhu 17°C. Berapa harga konstanta
kesetimbangan yang dipengaruhi konsentrasi.
tekanan reaksi tersebut pada suhu yang sama?
2) Konstanta tekanan, konstanta kesetimbangan
Jawab:
yang dipengaruhi tekanan.
Δn = 2 – 3 = –1
Konstanta kesetimbangan akan berubah bila
Kp = 0,25.[0,082.(17+273)]-1
suhu diubah, dan tetap bila suhu tidak berubah.
Kp = 0,25 : 23,78 = 0,010513 = 1,05 x 10-2
1) Pada reaksi endoterm, nilai konstantanya
berbanding lurus dengan suhu.
2) Pada reaksi eksoterm, nilai konstantanya
berbanding terbalik dengan suhu.

KESETIMBANGAN KIMIA 2
materi78.co.nr KIM 2
D. KONSTANTA REAKSI KESETIMBANGAN Contoh:
ANTAR-REAKSI TERKAIT Pada reaksi X2(g) + Y2(g) qe 2XY(g)
Reaksi kesetimbangan yang berkaitan nilai Kc = 1,0 x 1023
konstanta kesetimbangannya dapat berubah dapat dikatakan reaksi menghasilkan banyak XY
menurut ketentuan-ketentuan berikut: (X2 dan Y2 jumlahnya sedikit), sehingga
1) Jika reaksi kesetimbangan dibalik, maka berlangsung tuntas, karena nilai Kc nya besar.
harga Kc juga dibalik. Nilai Kc dan Kp yang kecil menunjukkan reaksi
Contoh: ke kanan berlangsung tidak berlangsung tuntas
BaSO4(s) qe Ba2+(aq) + SO42-(aq) Kc = K1 (jumlah zat di kiri besar dan di kanan kecil).
Ba2+
(aq) + SO42-(aq) qe BaSO4(s) Kc = K2 Contoh:
Pada reaksi A(g) + B(g)qe AB(g)
[Ba2+ ] [SO4 2- ] [BaSO4 ]0
K1 = , K2 = Kc = 8,0 x 10-17
[BaSO4 ]0 [Ba2+ ] [SO4 2- ]
dapat dikatakan reaksi hanya menghasilkan
sedikit AB (A dan B jumlahnya banyak) sehingga
1
K2 = reaksi tidak tuntas, karena nilai Kc nya kecil.
K1
Tetapan kesetimbangan juga dapat
2) Jika koefisien reaksi kesetimbangan dikali meramalkan arah reaksi.
faktor n, maka harga Kc dipangkat n. Bila seluruh zat di kiri dan kanan
Contoh: dicampurkan, maka reaksi harus berlangsung ke
2SO2(g) + O2(g) qe 2SO3(g) Kc = K1 kanan atau ke kiri untuk mencapai keadaan
4SO2(g) + 2O2(g) qe 4SO3(g) Kc = K2 setimbang, dan dapat dilakukan dengan
mengecek kuosien reaksi (Qc).
[SO3 ]2 [SO3 ]4
K1 = 2 , K2 = Kuosien reaksi (Qc) adalah nilai yang bentuk
[SO2 ] [O2 ] [SO2 ]4 [O2 ]2
2 persamaannya sama dengan konstanta
[SO3 ]2 kesetimbangan (Kc).
K2 = ( )
[SO2 ]2 [O2 ]
[C]y [D]z
Qc = wA + xB qe yC + zD
K2 = (K1)n [A]w [B]x

3) Jika reaksi-reaksi yang berkaitan dijumlah, Makna nilai kuosien reaksi:


maka harga Kc total adalah hasil kali Kc dari 1) Jika Qc = Kc, berarti reaksi setimbang.
reaksi-reaksi yang dijumlah.
2) Jika Qc < Kc, berarti reaksi spontan
Contoh: berlangsung ke kanan sampai setimbang.
Nilai Kc reaksi A + B qe E + F yang melalui 3) Jika Qc > Kc, berarti reaksi spontan
tahap berikut adalah, berlangsung ke kiri sampai setimbang.
A + B qe C + D Kc = 3,5 Contoh:
C qe E Kc = 2 Diketahui reaksi X2(g) + Y2(g) qe 2XY(g) memiliki Kc
D qe F Kc = 1,5 + sebesar 1 x 10-2. Pada suatu percobaan,
A + B qe E + F Kc = 3,5. 2. 1,5 = 10,5 dicampurkan 2 mol X2, 2 mol Y2, dan 3 mol XY
dalam ruang bervolume 10 L. Apakah campuran
E. MAKNA KONSTANTA KESETIMBANGAN
itu setimbang? Bila tidak, ke arah mana reaksi
Tetapan kesetimbangan dapat menunjukkan
berlangsung spontan? Berapakah konsentrasi X2
seberapa jauh suatu reaksi tuntas.
dan XY setelah mencapai kesetimbangan?
Nilai Kc dan Kp ditentukan dengan
Jawab:
konsentrasi/tekanan zat-zat disebelah kanan
3 2
sebagai pembilang, dan konsentrasi/tekanan zat- ( ) 9
10
zat disebelah kiri sebagai penyebut. Qc = 2 2 =
( )( ) 4
Nilai Kc dan Kp yang besar menunjukkan reaksi 10 10

ke kanan berlangsung hampir berlangsung Ternyata Qc > Kc (tidak setimbang), maka agar
tuntas/sempurna (jumlah zat di kanan besar dan setimbang, zat di kiri harus bertambah atau zat di
di kiri kecil). kanan harus berkurang, sehingga reaksi spontan
berlangsung ke kiri sampai setimbang.

KESETIMBANGAN KIMIA 3
materi78.co.nr KIM 2
Keadaan reaksi: F. PERGESERAN KESETIMBANGAN
X2(g) + Y2(g) qe 2XY(g) Azas Le Chatelier menjelaskan bagaimana
Mula-mula 0,2 M 0,2 M 0,3 M terjadinya pergeseran kesetimbangan.
Reaksi a a 2a + Bila suatu kesetimbangan diberikan suatu
Setimbang 0,2 + a 0,2 + a 0,3 – 2a aksi/tindakan, maka sistem tersebut akan
Agar reaksi setimbang, berarti kita harus mengadakan reaksi yang cenderung
membuat kuosien reaksi nilainya menjadi sama mengurangi aksi tersebut.
dengan Kc, yaitu 1 x 10-2.
Pergeseran kesetimbangan tidak mengubah
Kc2 = 1 x 10-2
nilai Kc dan Kp, kecuali suhu pada sistem
(0,3-2a)2 kesetimbangan berubah.
= 1 x 10-2
(0,2+a)(0,2+a)
Konsep pergeseran kesetimbangan:
0,3-2a
= 1 x 10-1 1) Kesetimbangan dikatakan bergeser ke kiri
0,2+a
apabila zat di kiri bertambah atau zat di
0,02 + 0,1a = 0,3 - 2a
kanan berkurang.
2,1a = 0,28
2) Kesetimbangan dikatakan bergeser ke
a = 0,133 M
kanan apabila zat di kanan bertambah atau
Jadi, konsentrasi X2 dan XY adalah: zat di kiri berkurang.
[X2] = 0,2 + a = 0,2 + 0,133 = 0,333 M
[XY] = 0,3 – 2a = 0,3 – 2(0,133) = 0,034 M
Faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran kesetimbangan:
Faktor Faktor Diperbesar Faktor Diperkecil
Konsentrasi salah satu pereaksi ke arah lawan (kanan) ke diri sendiri (kiri)
Konsentrasi larutan dan ke arah ruas dengan jumlah koefisien ke arah ruas dengan jumlah koefisien
konsentrasi/tekanan gas total terkecil terbesar
ke arah ruas dengan jumlah koefisien ke arah ruas dengan jumlah koefisien
Volume gas dan larutan
terbesar terkecil
Suhu ke arah reaksi endoterm ke arah reaksi eksoterm

Konsentrasi larutan dan volume larutan saling  Jika konsentrasi salah satu pereaksi/
berbanding terbalik, konsentrasi dapat diperkecil larutan ditambah, reaksi sistem adalah
dengan menambah volume pelarut, dan mengurangi komponen tersebut dan
konsentrasi dapat diperbesar dengan kesetimbangan bergeser ke arah lawan.
mengurangi volume pelarut.
 Jika konsentrasi salah satu pereaksi/
Konsentrasi pereaksi dapat diubah dengan:
larutan dikurang, reaksi sistem adalah
1) Mengubah jumlah zat salah satu pereaksi menambah komponen tersebut
(parsial) atau seluruhnya. kesetimbangan bergeser ke diri sendiri.
2) Menambahkan zat yang dapat mengikat  Jika konsentrasi larutan total ditambah
pereaksi, sehingga pereaksi berkurang. (volume diperkecil), kesetimbangan
3) Menambahkan air sebagai pelarut/ bergeser ke ruas yang jumlah koefisiennya
penambah volume. lebih kecil.
Berdasarkan ketampakan zat pada reaksi,  Jika konsentrasi larutan total dikurang
kesetimbangan: (volume diperbesar), kesetimbangan
1) Bergeser ke kiri apabila warna zat di sebelah bergeser ke ruas yang jumlah koefisiennya
kiri lebih dominan (jumlahnya banyak). lebih besar.
2) Bergeser ke kanan apabila warna zat di
Catatan: Koefisien yang dijumlah adalah koefisien
sebelah kanan lebih dominan (jumlahnya
zat larutan saja (untuk sistem larutan).
banyak).
Tekanan dan volume gas saling berbanding
terbalik, tekanan dapat diperkecil dengan
menambah volume gas, dan tekanan dapat
diperbesar dengan mengurangi volume gas.

KESETIMBANGAN KIMIA 4
materi78.co.nr KIM 2
 Jika tekanan gas diperbesar (volume gas 3) Pelarutan belerang trioksida dalam asam
diperkecil), kesetimbangan bergeser ke sulfat pekat menjadi asam pirosulfat
ruas yang jumlah koefisiennya lebih kecil. SO3(s) + H2SO4(aq) → H2S2O7(l)
 Jika tekanan gas diperkecil (volume gas 4) Asam pirosulfat direaksikan dengan air
diperbesar), kesetimbangan bergeser ke menjadi asam sulfat pekat
ruas yang jumlah koefisiennya lebih besar. H2S2O7(l) + H2O(l) → H2SO4(aq)
Tahapan yang utama adalah tahapan kedua
Catatan: Koefisien yang dijumlah adalah koefisien
yang mengandung reaksi kesetimbangan.
zat gas saja (untuk sistem gas).
Reaksi kesetimbangan pada pembuatan asam
Suhu menggeser kesetimbangan dengan:
sulfat menurut proses kontak yang optimum
 Jika suhu dinaikkan, sistem akan setelah diteliti adalah dilakukan dalam suhu
menurunkan suhu dan kesetimbangan sekitar 500°C, tekanan normal (1 atm), dan
bergeser ke arah reaksi endoterm. dengan katalis V2O5.
 Jika suhu diturunkan, sistem akan Alasan dari perlakuan diatas antara lain:
menaikkan suhu dan kesetimbangan 1) Seharusnya suhu dibuat rendah agar
bergeser ke arah reaksi eksoterm. menggeser ketimbangan ke kanan, namun
menurut proses ini dibuat tinggi.
Katalis mempercepat laju reaksi karena
Hal ini dilakukan karena reaksi berlangsung
menurunkan energi aktivasi reaksi. Oleh karena
dengan baik pada suhu tinggi dibanding
itu, katalis mempercepat laju reaksi maju dan laju
pada suhu rendah.
reaksi balik, sehingga mempercepat keadaan
2) Selain itu, suhu tinggi dapat mengaktifkan
setimbang, namun tidak menggeser/
kerja katalis V2O5, sehingga mempercepat
mengubah komposisi kesetimbangan.
keadaan setimbang.
G. PENERAPAN KESETIMBANGAN KIMIA 3) Seharusnya tekanan diperbesar, namun
Dalam industri, reaksi kesetimbangan dibuat perbesaran tekanan tidak seimbang dengan
sedemikian rupa sehingga menggeser hasil yang memadai, sehingga tekanan
kesetimbangan ke arah produk, dengan cara normal (1 atm) yang digunakan.
sesederhana mungkin dan seefisien mungkin.
Pembuatan amonia menurut proses Haber-
Bosch yang optimum dilakukan dengan menurut
reaksi:
N2(g) + 3H2(g) qe 2NH3(g) ΔH = -92,4 kJ
1) Katalis yang digunakan adalah serbuk Fe.
2) Suhu dibuat tinggi.
Sebenarnya, kesetimbangan akan bergeser
ke kanan bila suhu dibuat rendah. Akan
tetapi, katalis hanya bekerja pada suhu
tinggi, sehingga tidak dibuat rendah.
3) Tekanan dibuat tinggi.
Agar kesetimbangan bergeser ke kanan (NH3
bertambah), tekanan dibuat tinggi.
Selain itu, untuk mengurangi reaksi balik,
amonia yang terbentuk segera dipisahkan.
Pembuatan asam sulfat menurut proses kontak
dilakukan dengan tahapan:
1) Pembakaran belerang
S(s) + O2(g) → SO2(g)
2) Oksidasi belerang dioksida menjadi
belerang trioksida
2SO2(g) + O2(g) qe 2SO3(g) ΔH = -197 kJ

KESETIMBANGAN KIMIA 5
materi78.co.nr KIM 3

Larutan Asam-Basa
Hubungan pH dan pOH dapat diturunkan dari
A. PENDAHULUAN
derajat asam-basa yang dimiliki air yang bersifat
Larutan asam dan basa memiliki derajat atau
netral (pH = pOH).
tingkat keasaman atau kebasaan yang diukur
Ionisasi air adalah reaksi kesetimbangan yang
dalam pH dan pOH.
menghasilkan [H+] dan [OH-] dalam jumlah sama.
B. NILAI PH DAN POH Hubungan [H+] dan [OH-] dengan Kw = 10-14:
pH (puissance de H+) adalah derajat asam-basa
larutan yang diukur berdasarkan [H+] larutan. [H+]×[OH–] = 10-14

Nilai pH dapat dirumuskan: Hubungan pH dan pOH dengan pKw = 14:

pH = –log [H+] pH + pOH = 14

Kisaran umum nilai pH larutan: C. ASAM-BASA KUAT DAN LEMAH


netral Asam dan basa disebut kuat apabila:
asam basa
1) Mudah terion karena ikatan antar atom
1 7 14 mudah lepas akibat jarak antar inti atom
makin asam pH makin basa pada molekul yang sangat jauh.
Makna nilai pH larutan: 2) Memiliki α = 1 atau terion sempurna.
1) Semakin besar [H+] maka makin kecil nilai pH. Golongan asam dan basa kuat:
2) Keasaman berbanding terbalik dengan nilai pH, Asam kuat Basa kuat
kebasaan berbanding lurus dengan nilai pH. HCl HNO3 NaOH Mg(OH)2
3) Larutan dengan pH < 7 bersifat asam, pH = 7 HBr HClO4 KOH Ca(OH)2
bersifat netral, dengan pH > 7 bersifat basa. HI H2SO4 Sr(OH)2
pOH (puissance de OH ) adalah derajat asam-basa

larutan yang diukur berdasarkan [OH–] larutan. Nilai konsentrasi H+ dan OH- asam-basa kuat:
Nilai pOH dapat dirumuskan: Asam monovalen kuat Asam divalen kuat

pOH = –log [OH–] [H+] = Ma [H+] = 2. Ma

Basa monovalen kuat Basa divalen kuat


Kisaran umum nilai pOH larutan:
netral [OH-] = Mb [OH-] = 2. Mb
basa asam
Pengenceran asam dan basa kuat:
1 7 14 1) Dua larutan asam atau basa kuat yang
makin basa pOH makin asam berbeda konsentrasi sebesar 10n kali
Makna nilai pOH larutan: memiliki beda pH sebesar n satuan.

1) Semakin besar [OH–] maka makin kecil nilai 2) Jika asam kuat diencerkan sebesar 10n kali,
pOH. maka pHnya naik n satuan.

2) Kebasaan berbanding terbalik dengan nilai 3) Jika basa kuat diencerkan sebesar 10n kali,
pOH, keasaman berbanding lurus dengan maka pHnya turun n satuan.
nilai pOH. Asam dan basa disebut lemah apabila:
3) Larutan dengan pOH < 7 bersifat basa, pOH = 7 1) Sukar terion karena ikatan antar ion sulit
bersifat netral, dengan pOH > 7 bersifat asam. lepas akibat jarak antar inti atom pada
molekul yang sangat dekat.
NILAI pH DAN pOH
2) Memiliki 0 < α < 1 atau terion sebagian,
Jika [H+] atau [OH–]:
sehingga terjadi kesetimbangan.
1 x 10-n, maka pH atau pOH adalah n.
a x 10-n, maka pH atau pOH adalah n – log a. Golongan asam dan basa lemah adalah selain
Jika pH atau pOH: dari golongan asam dan basa kuat.
n, maka [H+] atau [OH–] adalah 1 x 10-n.

LARUTAN ASAM-BASA 1
materi78.co.nr KIM 3
Reaksi ionisasi asam-basa lemah merupakan Hubungan nilai tetapan ionisasi asam-basa
reaksi kesetimbangan yang memiliki nilai dan pasangan konjugasinya dengan Kw = 10-14:
konstanta ionisasi asam-basa (Ka dan Kb).
Ka × Kb = 10-14
Bentuk umum tetapan ionisasi asam:

[H+ ] [An- ] D. INDIKATOR ASAM-BASA


Ka =
[HAn] Indikator asam-basa adalah zat yang digunakan
untuk mengidentifikasi sifat asam-basa suatu
Contoh: larutan/zat.
Pada reaksi ionisasi CH3COOH, tetapan ionisasi Indikator asam-basa merupakan asam lemah
asam: atau basa lemah organik yang warna molekul
CH3COOH(aq) qe H+(aq) + CH3COO-(aq) dengan warna ionnya berbeda.
[H+ ] [CH3 COO- ] Indikator asam-basa yang dapat digunakan:
Ka =
[CH3 COOH] 1) Mengalami perubahan warna yang jelas
Semakin besar nilai Ka, maka akan semakin ketika ditetesi asam atau basa.
kuat sifat suatu asam. 2) Indikator alami berupa ekstrak warna dari
Bentuk umum tetapan ionisasi basa: bunga berwarna terang/menyala.
Reaksi ionisasi indikator dari asam lemah organik:
[Kat+ ] [OH- ]
Kb = HInd(aq) qe H+(aq) + Ind–(aq)
[KatOH]
warna 1 tak berwarna warna 2
Contoh: 1) Setelah ditambahkan dengan asam:
Pada reaksi ionisasi Mg(OH)2, tetapan ionisasi basa: HInd(aq) qe H+(aq) + Ind–(aq)
2+ -
Mg(OH)2(aq) qe Mg (aq) + 2OH (aq) HAn(aq) d H+(aq) + An–(aq)
2
[Mg2+ ] [OH- ] bertambah
Kb =
[Mg(OH)2 ] Kesetimbangan bergeser ke kiri karena H+
Semakin besar nilai Kb, maka akan semakin bertambah, sehingga warna yang muncul
kuat sifat suatu basa. adalah warna 1 (warna molekul).
Nilai konsentrasi H+ dan OH- asam-basa lemah: 2) Setelah ditambahkan dengan basa:
Asam lemah HInd(aq) qe H+(aq) + Ind–(aq)
KatOH(aq) d OH– (aq) + Kat+(aq)
[H+] = √Ma .Ka [H+] = Ma. α
berikatan
Basa lemah Kesetimbangan bergeser ke kanan karena
H+ berkurang, sehingga warna yang muncul
[OH-] = √Mb .Kb [OH-] = Mb. α adalah warna 2 (warna anion).

Pengenceran asam dan basa kuat: Reaksi ionisasi indikator dari basa lemah organik:

1) Jika asam lemah diencerkan sebesar 10n IndOH(aq) qe Ind+(aq) + OH–(aq)


kali, maka pHnya naik 1/2n satuan. warna 1 warna 2 tak berwarna
2) Jika basa lemah diencerkan sebesar 10n kali, 1) Setelah ditambahkan dengan asam:
maka pHnya turun 1/2n satuan. IndOH(aq) qe Ind+(aq) + OH–(aq)
Hubungan derajat ionisasi dengan tetapan HAn(aq) d An–(aq) + H+(aq)
ionisasi asam-basa: berikatan
Asam lemah Basa lemah Kesetimbangan bergeser ke kanan karena
Tetapan ionisasi OH- berkurang, sehingga warna yang muncul
adalah warna 2 (warna kation).
Ka Kb 2) Setelah ditambahkan dengan basa:
α=√ α=√
Ma Mb IndOH(aq) qe Ind+(aq) + OH–(aq)
KatOH(aq) d Kat+(aq) + OH– (aq)
Derajat ionisasi
bertambah
Ka = Ma. α2 Kb = Mb. α2 Kesetimbangan bergeser ke kiri karena OH-
bertambah, sehingga warna yang muncul
Asam-basa dan pasangan konjugasi memiliki
adalah warna 1 (warna molekul).
hubungan nilai tetapan ionisasi asam-basa.

LARUTAN ASAM-BASA 2
materi78.co.nr KIM 3
Warna indikator asam-basa berubah secara Trayek perubahan warna adalah batas-batas pH
gradual dari pH ke pH dan memiliki trayek dimana indikator mengalami perubahan warna.
perubahan warna. Macam-macam indikator asam-basa:
Indikator Trayek Warna 1 Warna 2 Campuran Indikator Trayek Warna 1 Warna 2 Campuran
Lakmus 5,5 – 8,0 merah biru ungu 1,2 – 2,8 merah kuning jingga
Metil Timol biru
3,1 – 4,4 merah kuning jingga 8,0 – 9,6 kuning biru hijau
jingga
Metil Bromtimol
4,2 – 6,3 merah kuning jingga 6,0 – 7,6 kuning biru hijau
merah biru
Metil Bromkresol
2,9 – 4,0 merah kuning jingga 5,2 – 6,8 kuning ungu coklat
kuning ungu
Fenol Bromkresol
6,8 – 8,4 kuning merah jingga 3,8 – 5,4 kuning biru hijau
merah hijau
tak merah Kresol
Fenolftalein 8,3 – 10,0 merah 7,6 – 9,2 kuning ungu coklat
berwarna muda ungu
tak Alizarin
Timolftalein 9,3 – 10,5 biru biru muda 10,0 – 12,0 kuning ungu coklat
berwarna kuning

Contoh: Contoh:
Suatu larutan ketika dicelupkan/ditetesi indikator: Suatu indikator memiliki trayek perubahan warna
a. Lakmus biru berubah menjadi ungu, kuning – merah dengan pH 6,7 – 8,1. Tentukan
b. Bromtimol biru menjadi hijau, nilai Ka indikator tersebut!
c. Metil merah menjadi kuning, Jawab:
d. Fenolftalein menjadi tak berwarna. 6,7+8,1
pH titik tengah = = 7,4
2
Jawab:
pKa = pH pada titik tengah
Dari data diatas, maka pada masing-masing
indikator perkiraan pH larutan adalah: pKa = 7,4

a. pH 5,5 – 8,0 c. pH > 6,3 pKa = –log 10-7,4

b. pH 6,0 – 7,6 d. pH < 8,3 Ka = [H+] pada titik tengah

Pilih nilai lebih dari yang terbesar, dan kurang [H+] = antilog(-7,4) = antilog(-8 + 0,6)
dari yang terkecil, sehingga perkiraan pH larutan Ka = antilog(0,6) x 10-8 = 3,98 x 10-8
adalah 6,3 – 7,6.
Warna campuran adalah gabungan warna 1 dan
warna 2, dan muncul ketika suatu larutan pHnya
berada dalam trayek perubahan warna.
Indikator asam-basa akan tepat pada warna
campuran ketika warna 1 sama dengan warna 2,
sehingga nilai tetapan ionisasi indikator:
Indikator asam-basa asam organik lemah:
-
[H+ ] [Ind ]
[HInd] = [Ind-] Ka =
[HInd]

Ka Ind = [H+] pH titik tengah trayek

Indikator asam-basa basa organik lemah:


+
[Ind ] [OH- ]
[IndOH] = [Ind+] Kb =
[IndOH]

Kb Ind = [OH-] pOH titik tengah trayek

LARUTAN ASAM-BASA 3
materi78.co.nr KIM 3

Larutan Penyangga
A. PENDAHULUAN b. Jika ditambahkan HCl 0,1 M 2mL
Larutan penyangga (buffer/dapar) adalah Asam akan bereaksi dengan HS- (basa),
larutan yang dapat mempertahankan nilai pH HS-(aq) + H+(aq) d H2S(aq)
tertentu walaupun diberi zat lain. M 10 mmol 0,2 mmol 10 mmol
B. LARUTAN PENYANGGA ASAM R 0,2 mmol 0,2 mmol 0,2 mmol
Larutan penyangga asam dapat mempertahan- S 9,8 mmol – 10,2 mmol
kan pH < 7, tersusun atas campuran: 10,2
[H+] = 10-6 x = 1,04 x 10-6
9,8
1) Asam lemah dan garamnya
pH = –log1,04 x 10-6 pH = 5,98
Contoh: CH3COOH dengan CH3COONa
c. Jika ditetesi KOH 0,1 M 3 mL
2) Asam lemah dan basa konjugasinya
Basa akan bereaksi dengan H2S (asam),
Contoh: CH3COOH dengan CH3COO–
H2S(aq)+ OH-(aq)d HS-(aq) + H2O(l)
Larutan penyangga asam dapat dibuat dengan
mereaksikan asam lemah dengan basa kuat. M 10 mmol 0,3 mmol 10 mmol
Reaksi tersebut akan menghasilkan garam atau R 0,3 mmol 0,3 mmol 0,3 mmol 0,3 mmol
basa konjugasi, menghabiskan basa kuat dan S 9,7 mmol – 10,3 mmol 0,3 mmol
menyisakan asam lemah. 9,7
[H+] = 10-6 x = 9,4 x 10-7
Contoh: 10,3

Larutan penyangga dari 100 mL H2CO3 0,3 M dan pH = –log9,4 x 10-7 pH = 6,02
100 mL NaOH 0,1 M, C. LARUTAN PENYANGGA BASA
H2CO3 + NaOH qe NaHCO3 + H2O Larutan penyangga basa dapat mempertahan-
M 30 mmol 10 mmol – – kan pH > 7, tersusun atas campuran:
R 10 mmol 10 mmol 10 mmol 10 mmol 1) Basa lemah dan garamnya
St 20 mmol – 10 mmol 10 mmol Contoh: NH3 dengan NH4Cl.
Cara larutan penyangga asam menjaga pH: 2) Basa lemah dan asam konjugasinya
1) Pada penambahan asam (penambahan H+), Contoh: NH3 dengan NH4+
kesetimbangan bergeser ke kiri, asam be- Larutan penyangga basa dapat dibuat dengan
reaksi dengan basa membentuk asam lemah. mereaksikan asam kuat dengan basa lemah.
2) Pada penambahan basa (penambahan OH-), Reaksi tersebut akan menghasilkan garam atau
kesetimbangan bergeser ke kanan, basa asam konjugasi, menghabiskan asam kuat dan
bereaksi dengan asam membentuk air. menyisakan basa lemah.
Konsentrasi H+ dalam larutan penyangga asam: Contoh:
Garam dari asam dan basa monovalen/divalen Larutan penyangga dari 250 mL NH3 0,1 M dan
100 mL HCl 0,1 M,
Ma na
[H+] = Ka. [H+] = Ka. NH3 + HCl qe NH4Cl
Mg ng
M 25 mmol 10 mmol –
Garam dengan asam atau basa divalen R 10 mmol 10 mmol 10 mmol
Ma na St 15 mmol – 10 mmol
[H+] = Ka. [H+] = Ka.
2. Mg 2. n g Cara larutan penyangga basa menjaga pH:
1) Pada penambahan asam (penambahan H+),
Contoh:
kesetimbangan bergeser ke kanan, asam be-
100 mL larutan penyangga mengandung 10
reaksi dengan basa membentuk asam lemah.
mmol H2S dan HS-. (Ka H2S = 1 x 10-6).
2) Pada penambahan basa (penambahan OH-),
Tentukan pH larutan:
kesetimbangan bergeser ke kiri, basa
a. pH larutan penyangga bereaksi dengan asam membentuk air.
10
[H+] = 10-6 x = 10-6
10
pH = –log10-6 pH = 6

LARUTAN PENYANGGA 1
materi78.co.nr KIM 3
Konsentrasi OH- dalam larutan penyangga basa: D. FUNGSI LARUTAN PENYANGGA
Garam dari asam dan basa monovalen/divalen Larutan penyangga digunakan dalam:
1) Analisis zat kimia dan biokimia
-
Mb -
nb
[OH ] = Kb. [OH ] = Kb. 2) Laboratorium bakteriologi
Mg ng
3) Kultur jaringan
Garam dengan asam atau basa divalen 4) Obat tablet dan cair
Mb nb 5) Cocok tanam hidroponik
[OH-] = Kb. [OH-] = Kb. Larutan penyangga terdapat dalam tubuh
2. Mg 2. n g
manusia yang berfungsi menjadi keseimbangan
Contoh: pH tubuh, terdapat pada cairan intrasel dan
100 mL larutan penyangga mengandung NH3 cairan ekstrasel (misalnya darah dan air liur).
dan NH4Cl yang keduanya 0,1 M. (Kb NH3 = 10-5). Macam-macam larutan penyangga dalam tubuh:
Tentukan pH larutan: 1) Penyangga fosfat tersusun atas H2PO4- dan
a. pH larutan penyangga HPO42- dan berada pada seluruh cairan
10 tubuh.
[OH-] = 10-5 x = 10-5
10 Pada penurunan pH tubuh
pOH = –log10-5 = 5 pH = 9 HPO4-(aq) + H+(aq) d H2PO4-(aq)
b. Jika ditambahkan HCl 0,1 M 3 mL Pada kenaikan pH tubuh
Asam akan bereaksi dengan NH3 (basa),
H2PO4-(aq) + OH-(aq) d HPO4-(aq) + H2O(l)
+
NH3(aq) + H (aq) d NH4+(aq) 2) Penyangga karbonat tersusun atas H2CO3
M 10 mmol 0,3 mmol 10 mmol dan HCO3- dan berada pada darah.
R 0,3 mmol 0,3 mmol 0,3 mmol Pada penurunan pH tubuh
S 9,7 mmol – 10,3 mmol HCO3-(aq) + H+(aq) d H2CO3(aq)
10,3
[OH-] = 10-5 x = 1,06 x 10-5 Pada kenaikan pH tubuh
9,7
H2CO3(aq) + OH-(aq) d HCO3-(aq) + H2O(l)
pOH = –log1,06 x 10-5 = 4,97
3) Penyangga hemoglobin tersusun atas HHb
pH = 9,03
dan HbO2 dan berada pada darah.
c. Jika ditetesi KOH 0,1 M 4 mL
Kesetimbangan hemoglobin
Basa akan bereaksi dengan NH4+ (asam),
HHb(aq) + O2(aq) d HbO2(aq) + H+(aq)
NH4+(aq)+OH-(aq)d NH3(aq) + H2O(l)
Tanpa larutan penyangga, tubuh manusia
M 10 mmol 0,4 mmol 10 mmol dapat mengalami asidosis dan alkalosis yang
R 0,4 mmol 0,4 mmol 0,4 mmol 0,4 mmol menyebabkan kerusakan jaringan dan organ.
S 9,6 mmol – 10,4 mmol 0,4 mmol Asidosis adalah penurunan pH darah yang
9,6 disebabkan oleh metabolisme tubuh yang terlalu
[OH-] = 10-5 x = 9,23 x 10-6
10,4 tinggi karena diabetes mellitus, penyakit ginjal,
pOH = –log9,23 x 10-6 = 5,03 diare, dan konsumsi makanan berprotein
pH = 8,97 berlebihan.
Alkalosis adalah peningkatan pH darah yang
disebabkan hiperventilasi karena sedikitnya
kadar oksigen di lingkungan, dan gas
karbondioksida yang dilepas terlalu banyak.

LARUTAN PENYANGGA 2
materi78.co.nr KIM 3

Larutan Garam dan Hidrolisis


A. PENDAHULUAN Contoh:
Garam adalah zat yang dihasilkan dari reaksi terhidrolisis terion
netralisasi asam dan basa.
NH4Cl(aq) + H2O(l) qe NH4OH(aq) +H+(aq) + Cl-(aq)
Hidrolisis garam adalah reaksi peruraian yang
terjadi antara kation dan anion garam dengan air Cl-(aq) + H2O(l) sd
dalam suatu larutan.
NH4+(aq) + H2O(l) qe NH4OH(aq) + H+(aq)
Macam-macam garam:
1) Garam dari asam kuat dan basa kuat, asam
bersifat netral (pH = 7).
Hidrolisis garam dari basa kuat dan asam lemah
Contoh: NaCl, KCl, K2SO4, Ca(NO3)2. terhidrolisis sebagian (anion), dan garam bersifat
2) Garam dari asam kuat dan basa lemah, basa.
bersifat asam (pH < 7). Contoh:
Contoh: Zn(ClO4)2, NH4Cl, AlCl3, Fe(NO3)3. terhidrolisis terion
3) Garam dari basa kuat dan asam lemah,
bersifat basa (pH > 7). HCOONa(aq)+H2O(l) qe HCOOH(aq)+Na+(aq)+OH-(aq)
Contoh: Na2SO3, KCN, Na2CO3, (CH3COO)2Ca.
Na+(aq) + H2O(l) sd
4) Garam dari asam lemah dan basa lemah,
sifat bergantung pada Ka dan Kb. HCOO-(aq) + H2O(l) qe HCOOH(aq) + OH-(aq)
Contoh: Zn(NO2)2, CH3COONH4, Fe3(PO4)2.
basa
B. HIDROLISIS GARAM
Hidrolisis garam dari asam lemah dan basa
Hidrolisis garam adalah reaksi peruraian yang lemah terhidrolisis sempurna/total, dan garam
terjadi antara kation dan anion garam dengan air sifatnya bergantung pada Ka dan Kb.
dalam suatu larutan.
Contoh:
Hidrolisis garam:
terhidrolisis terhidrolisis
1) Menghasilkan asam dan basa pembentuk
garam. Zn(NO2)2(aq) + 2H2O(l) qe Zn(OH)2(aq) + 2HNO2(aq)
2) Kation dan anion dari asam-basa kuat tidak
dapat terhidrolisis karena terion sempurna. 1) Jika Ka = Kb, maka garam bersifat netral.
3) Garam tidak terhidrolisis jika tidak ada kation 2) Jika Ka > Kb, maka garam bersifat asam.
maupun anion yang bereaksi. 3) Jika Kb > Ka, maka garam bersifat basa.
4) Garam terhidrolisis sebagian jika salah satu C. PH LARUTAN GARAM
kation atau anion bereaksi.
pH larutan garam dari asam dan basa kuat yang
5) Garam terhidrolisis sempurna jika kation dan tepat habis bereaksi adalah pH = 7.
anion bereaksi.
pH larutan garam dari asam dan basa bukan
Hidrolisis garam dari asam kuat dan basa kuat kuat dihitung dengan tetapan hidrolisis (Kh), dan
tidak terhidrolisis, dan garam bersifat netral. tetapan ionisasi asam dan basa (Ka dan Kb).
Contoh: Garam dari asam kuat dan basa lemah bersifat
terion terion asam atau pH < 7.
Konsentrasi H+ Tetapan hidrolisis
+ - + -
KCl(aq) + H2O(l) qe K (aq) + OH (aq) +H (aq) + Cl (aq)
[H+] = √Kh × Mg Kw
Kh =
netral Kb
Cl (aq) + H2O(l) sd
-
Kw × Mg
[H+] = √
K+(aq) + H2O(l) sd Kb
Hidrolisis garam dari asam kuat dan basa lemah
terhidrolisis sebagian (kation), dan garam bersifat
asam.

LARUTAN GARAM 1
materi78.co.nr KIM 3
Jika garam berasal dari kation atau anion yang
salah satunya bervalensi dua, maka:

Kw × 2. Mg
[H+] =√
+
[H ] = √Kh × 2. Mg Kb

Garam dari basa kuat dan asam lemah bersifat


basa atau pH > 7.
Konsentrasi OH- Tetapan hidrolisis

[OH-] = √Kh × Mg Kw
Kh =
Ka
Kw × Mg
[OH-] = √
Ka

Jika garam berasal dari kation atau anion yang


salah satunya bervalensi dua, maka:

Kw × 2. Mg
[OH-) =√
-
[OH ] = √Kh × 2. Mg Ka

Garam dari asam lemah dan basa lemah:


Jika Ka = Kb
Maka garam bersifat netral atau pH = 7.
Jika Ka > Kb
Maka garam bersifat asam atau pH < 7.

Kw × Ka
[H+] = √
Kb

Jika Kb > Ka
Maka garam bersifat basa atau pH > 7.

Kw × Kb
[OH-] = √
Ka

Derajat hidrolisis adalah derajat yang


menunjukkan tingkat kesempurnaan hidrolisis.

Kw Kw
α=√ =√
Ka × Mg Kb × Mg

LARUTAN GARAM 2
materi78.co.nr KIM 3

Kelarutan
A. PENDAHULUAN Contoh:
Kelarutan adalah jumlah maksimum zat yang Tentukan kelarutan AgCl jika diketahui Ksp AgCl
dapat larut dalam sejumlah pelarut tertentu. adalah 1 x 10-10!
Kelarutan dapat dihitung: Jawab:
Ksp AgCl = 10-10 = s2 s AgCl = 10-5 M
n s = kelarutan (M)
s= n = jumlah mol terlarut (mol) Contoh:
V V = volume pelarut (L) Diketahui Ksp Fe(OH)2 adalah 1,08 x 10-13, maka
Semakin besar nilai kelarutan suatu zat, maka pH larutan jenuh Fe(OH)2 adalah?
semakin mudah larut zat tersebut dalam pelarut Jawab:
tertentu. 1,08 x 10-13 = 4s3 s = 3 x 10-5 M
B. KONSTANTA HASIL KALI KELARUTAN [OH-] = 2s = 2 x 3 x 10-5 = 6 x 10-5 M
Konstanta hasil kali kelarutan (Ksp) adalah pOH = 5 – log6
tetapan kesetimbangan yang terdapat pada basa pH = 9 + log6 pH = 9,7
dan garam yang sukar larut.
D. HUBUNGAN KELARUTAN DENGAN ION
Pelarutan zat tergolong reaksi kesetimbangan SENAMA DAN PH
yang terjadi antara zat padat dengan ionnya.
Kelarutan zat dipengaruhi oleh ion penyusun
Bentuk umum konstanta hasil kali kelarutan: pelarut.
Ksp = [Kat+][An–] Kelarutan zat pada pelarut yang mengandung
ion senama dengan zat akan memperkecil
Contoh: kelarutan karena menggeser kesetimbangan.
Konstanta hasil kali kelarutan CaCO3 adalah: Contoh:
CaCO3(aq) qe Ca2+(aq) + CO32-(aq) Kelarutan AgCl pada NaCl dipengaruhi ion Cl-,
2+
Ksp CaCO3 = [Ca ][CO32-] AgCl(s) qe Ag+(aq) + Cl–(aq)
Konstanta hasil kali kelarutan akan berubah NaCl(aq) d Na+(aq) + Cl–(aq)
bila suhu diubah, dan tetap bila suhu tidak bertambah
berubah. Kesetimbangan bergeser ke kiri karena Cl-
bertambah, sehingga lebih banyak AgCl yang
C. HUBUNGAN KELARUTAN DENGAN
mengendap dalam NaCl dibanding dalam air.
KONSTANTA HASIL KALI KELARUTAN
Nilai kelarutan ion senama dari zat yang
Nilai konstanta hasil kali kelarutan
dilarutkan diabaikan karena nilainya kecil, dan
dipengaruhi oleh nilai kelarutan zat.
yang digunakan adalah konsentrasi ion senama
Hubungan kelarutan dengan Ksp dalam dari pelarut.
berbagai jenis basa dan garam sukar larut:
Contoh:
Nilai Ksp Reaksi pelarutan
Jika Ksp PbCl2 = 1,7 x 10-5, berapa kelarutan PbCl2
AB(s) qe A+ + B- dalam HCl 0,1 M?

Ksp = s2 AB(s) qe A2+ + B2- PbCl2(s) qe Pb2+(aq) + 2Cl-(aq)


s s 2s
AB(s) qe A2+ + B2- HCl(aq) sd H (aq) + Cl-(aq)
+

0,1 M 0,1 M 0,1 M


A2B(s) qe 2A+ + B2-
Ksp = 4s3 [Cl-] = 2s + 0,1 ≈ 0,1 (nilai s sangat kecil)
AB2(s) qe A2+ + 2B- Ksp = [Pb2+][Cl-]2
A3B(s) qe 3A+ + B3- 1,7 x 10-5 = s x (0,1)2 s = 1,7 x 10-3 M
4
Ksp = 27s Kelarutan zat juga dipengaruhi oleh pH larutan,
AB3(s) qe A3+ + 3B-
yaitu dipengaruhi oleh ion OH-.
A2B3(s) qe 2A3+ + 3B2- Zat-zat yang kelarutannya dipengaruhi oleh pH:
Ksp = 108s5
A3B2(s) qe 3A2+ + 2B3- 1) Basa mudah larut dalam larutan netral dan
asam.

KELARUTAN 1
materi78.co.nr KIM 3
2) Garam dari asam lemah mudah larut dalam Konstanta hasil kali kelarutan juga dapat
asam kuat. meramalkan pengendapan.
3) Garam dari basa lemah mudah larut dalam Bila dua larutan dicampurkan, maka akan
basa kuat. terbentuk basa/garam yang akan
Kelarutan basa pada pelarut basa akan larut/mengendap yang dapat dicek dengan
memperkecil kelarutan karena menggeser kuosien reaksi (Qc).
kesetimbangan. Kuosien reaksi (Qc) adalah nilai yang bentuk
Contoh: persamaannya sama dengan tetapan hasil kali
Kelarutan Fe(OH)2 pada NaOH, kelarutan (Ksp).

Fe(OH)2(s) qe Fe2+(aq) + 2OH–(aq) Qc = [Kat+][An-] AB(s) qe A+ + B-


NaOH(aq) d Na+(aq) + OH–(aq)
bertambah Makna nilai kuosien reaksi:
Kesetimbangan bergeser ke kiri karena OH - 1) Jika Qc = Ksp, berarti larutan tepat jenuh
bertambah, sehingga lebih banyak Fe(OH)2 yang (akan mengendap).
mengendap dalam NaOH dibanding dalam air. 2) Jika Qc < Ksp, berarti larutan tidak/belum
Kelarutan garam pada pelarut basa akan mengendap.
memperkecil kelarutan karena reaksi hidrolisis 3) Jika Qc > Ksp, berarti telah terjadi
garam menggeser kesetimbangan. pengendapan.
Contoh: Reaksi pengendapan dari dua larutan
Kelarutan BaCO3 pada NaOH, merupakan pengenceran, sehingga nilai
konsentrasi seluruh zat berubah.
CO32-(aq) + H2O(l) qe HCO3-(aq) + OH–(aq)
NaOH(aq) d Na+(aq) + OH–(aq) Contoh:
Basa Mg(OH)2 mempunyai Ksp = 10-15. Apakah
bertambah
terbentuk endapan Mg(OH)2 jika 50 mL MgSO4
Kesetimbangan bergeser ke kiri karena OH-
0,01 M dicampur dengan 50 mL NH4OH 0,1 M?
bertambah, sehingga lebih banyak BaCO3 yang
(Kb NH4OH = 10-5)
mengendap dalam NaOH dibanding dalam air.
Jawab:
Nilai kelarutan OH- dari zat yang dilarutkan
diabaikan karena nilainya kecil, dan yang Reaksi 1:
digunakan adalah konsentrasi OH- dari pelarut. MgSO4(aq) d Mg2+(aq) + SO42-(aq)
Contoh: n Mg2+ = 50 x 0,01 = 0,5 mmol
Larutan jenuh Mg(OH)2 memiliki pH 10. Tentukan [Mg2+] = 0,5 : (50 + 50) = 5 x 10-3 M
kelarutannya dalam larutan dengan pH 12. Reaksi 2:
Mg(OH)2(s) qe Mg2+(aq) + 2OH-(aq) NH4OH(aq) d NH4+(aq) + OH-(aq)
s s 2s n OH- = 50 x 0,1 = 5 mmol
[OH-] Mg(OH)2 = 10-4 M Mb = 5 : (50 + 50) = 0,05 M
-4 -5
2s = 10 s = 5 x 10 (pada air) [OH-] = √5×10-2 ×10-5 = 7 x 10-4 M
3 -5 3
Ksp Mg(OH)2 = 4s = 4 x (5 x 10 ) Maka kuosien reaksi:
Ksp Mg(OH)2 = 5 x 10-13 Qc = [Mg2+][OH-]2
[OH-] pelarut = 0,01 M Qc = 5 x 10-3 x (7 x 10-4)2
[OH-] = 2s + 0,01 ≈ 0,01 (nilai s sangat kecil) Qc = 2,45 x 10-9
2+ - 2
Ksp = [Mg ][OH ] Ternyata Qc > Kc, maka telah terjadi endapan
5 x 10-13 = s x (0,01)2 s = 5 x 10-9 M (pada basa) Mg(OH)2.
E. PENGENDAPAN
Pengendapan terjadi pada suatu larutan yang
telah jenuh.
Larutan yang telah jenuh oleh suatu zat masih
mengalami pelarutan walau sudah ada endapan,
namun laju pelarutan zat tersebut sebanding
dengan laju pengendapan zat.

KELARUTAN 2
materi78.co.nr KIM 3

Sifat Koligatif Larutan


A. PENDAHULUAN Jawab:
Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang a. n = 4,9 : 98 = 0,05 mol
tidak bergantung kepada jenis zat, tetapi hanya M = 0,05 : 2 = 0,025 M
bergantung pada konsentrasi larutan. b. 100. 0,025 = 500. M2 M2 = 0,005 M
Sifat koligatif terdiri dari penurunan tekanan M1 .V1 +M2 .V2 2. 0,025+0,5. 0.005
c. Mcamp = =
uap jenuh (ΔP), kenaikan titik didih larutan (ΔTb), Vtot 4
penurunan titik beku larutan (ΔTf), dan tekanan Mcamp = 0,013125 M
osmotik larutan (π). Molalitas (m) adalah jumlah mol zat terlarut
dalam 1 kg pelarutnya.
B. KONSENTRASI LARUTAN
Konsentrasi larutan adalah besaran yang n m = molalitas (m)
m= n = jumlah mol terlarut (mol)
menyatakan jumlah zat terlarut. p p = massa pelarut (kg)
Konsentrasi larutan dapat dinyatakan dalam
molaritas (M), molalitas (m), fraksi mol (X) dan Contoh:
kadar (%). 4 gr NaOH dilarutkan dalam 400 gr air, tentukan
Molaritas (M) adalah jumlah mol zat terlarut molalitas larutan tersebut.
dalam 1 liter larutannya. Jawab:
n = 4 : 40 = 0,1 mol
n M = molaritas (M)
M= n = jumlah mol terlarut (mol) m = 0,1 : 0,4 = 0,25 m
V V = volume pelarut (L) Fraksi mol (X) adalah perbandingan jumlah mol
Molaritas larutan juga dapat diketahui dari zat X dengan total mol yang ada dalam larutan.
kadar zat terlarut, dapat dirumuskan: nt np
Xt = Xp =
ρ = massa jenis larutan (kg/L) nt +np nt +np
ρ × K × 10
M= K = persen kadar zat terlarut
mm mm = massa molar/Ar/Mr (kg) Xt = fraksi mol terlarut
Xp = fraksi mol pelarut
Kemolaran larutan dapat diubah dengan Hubungan fraksi mol terlarut dengan pelarut:
ditambahkan zat terlarut atau ditambahkan
pelarut, dan berlaku rumus pengenceran: Xt + Xp = 1

M1.V1 = M2.V2 Contoh:


Sebanyak 7,1 gr Na2SO4 (Mr = 142) dimasukkan
Contoh: ke dalam 36 gr air. Hitunglah fraksi mol Na2SO4,
Suatu larutan HNO3 berkadar 94,5% dan air, Na+ dan X SO42-.
bermassa jenis 1,25 gr/mL. Hitunglah: Jawab:
a. Kemolaran larutan n Na2SO4 = 7,1 : 142 = 0,05 mol
b. Jumlah air yang harus ditambah ke dalam n H2O = 36 : 18 = 2 mol
100 mL HNO3 agar M-nya menjadi 3 M n Na+ = 0,1 mol n SO42- = 0,05 mol
Jawab: 0,05
a. X Na2SO4 = X Na2SO4 = 0,024
1,25×94,5×10 0,05+2
a. M= = 18,75 M
63 b. X H2O = 1 – 0,024 X H2O = 0,976
b. 100. 18,75 = V2. 3 V2 = 625 mL n Na+
c. X Na+ =
Vair = V2 – V1 Vair = 525 mL n Na+ +n SO4 2+ +n Na2 SO4
Contoh: 0,1
X Na+ = = 0,5
4,9 gr H2SO4 dilarutkan dalam 2 L air, tentukan: 0,1+0,05+0,05

a. Molaritas mula-mula n SO4 2-


d. X SO42- =
n Na +n SO4 2- +n Na2 SO4
+
b. Kemolaran jika 100 mL larutan ini ditambah
0,05
400 mL air X SO42- = = 0,25
0,1+0,05+0,05
c. Kemolaran jika larutan a dicampur larutan b
sampai 4 L

SIFAT KOLIGATIF LARUTAN 1


materi78.co.nr KIM 3
Kadar zat terlarut (%) dapat berupa: Contoh:
1) Kadar terlarut massa (%m⁄m) Sebanyak 100 mL C2H6O (ρ = 0,8 gr/mL)
ditambahkan ke 400 mL air. Jika ρ larutan = 0,9
mt
%m⁄m = mt = massa terlarut gr/mL, tentukan 4 macam kadar zat terlarutnya!
mt +mp mp = massa pelarut
Jawab:
2) Kadar terlarut volume (%V⁄V) V etanol = 100 mL
m etanol = 0,8 x 100 = 80 gr
Vt
%V⁄V = Vt = volume terlarut V larutan etanol = 500 mL
Vt +Vp Vp = volume pelarut
m larutan etanol = 0,9 x 500 = 450 gr
3) Kadar terlarut massa-volume (%m⁄V) a. %m⁄m =
80
x 100% = 17,7%
450
mt 100
%m⁄V = b. %V⁄V = x 100% = 20%
Vt +Vp 500
80
c. %m⁄V = x 100% = 16%
500
4) Kadar terlarut volume-massa (%V⁄m)
100
Adalah presentase volume terlarut dari d. %V⁄m = x 100% = 22,2%
450
massa total larutan.
C. DIAGRAM FASE (P-T)
Vt Diagram fase (P-T) menunjukkan sifat koligatif
%V⁄m =
mt +mp larutan berupa penurunan tekanan uap, kenaikan
titik didih, dan penurunan titik beku.

P (mmHg) B’ B C C’
760

AO : kesetimbangan padat-gas
pelarut (garis sublimasi)
BO : kesetimbangan cair-padat
CAIR pelarut (garis beku)
CO : kesetimbangan cair-gas
PADAT pelarut (garis didih)
Po AO’ : kesetimbangan padat-gas
ΔP larutan (garis sublimasi)
O BO’ : kesetimbangan cair-padat
P
O’ larutan (garis beku)
CO’ : kesetimbangan cair-gas
GAS larutan (garis didih)
O : titik tripel pelarut
ΔTf ΔTb O’ : titik tripel larutan
A

T (oC)
0 100
Semakin besar tekanan uap, semakin mudah
D. PENURUNAN TEKANAN UAP
suatu larutan menguap membentuk uap jenuh.
Penurunan tekanan uap (ΔP) adalah penurunan
Tekanan uap larutan didasarkan atas tekanan
tekanan uap pelarut yang ditimbulkan oleh zat
uap pelarut, yang dipengaruhi:
terlarut, pada suhu konstan.
1) Konsentrasi zat terlarut (berbanding
Tekanan uap larutan adalah tekanan yang
terbalik)
ditimbulkan uap jenuh larutan.
2) Gaya tarik-menarik antar-partikel
Uap jenuh terbentuk dalam suatu ruangan jika
(berbanding terbalik)
ruangan dipenuhi uap air sampai terjadi
kesetimbangan antara air dengan uap air (laju 3) Suhu dan energi kinetik molekul
penguapan = laju pengembunan). (berbanding lurus)

SIFAT KOLIGATIF LARUTAN 2


materi78.co.nr KIM 3
Hukum Raoult menjelaskan bahwa fraksi mol Kenaikan titik didih (ΔTb) adalah selisih titik
pelarut mempengaruhi tekanan uap larutan. didih larutan dengan pelarutnya pada P konstan.

Plar = Xp × Po ΔTb = Tbl – Tbp ΔTb = Kb × m


ΔTb = kenaikan titik didih (oC)
Plar = tekanan uap larutan (mmHg atau atm)
Tbl = titik didih larutan (oC)
Xp = fraksi mol pelarut
Tbp = titik didih pelarut (oC)
Po = tekanan uap pelarut murni (mmHg atau atm)
Kb = tetapan kenaikan titik didih molal (oC/m)
Penurunan tekanan uap dapat dirumuskan: m = molalitas larutan (m)
Penurunan titik beku (ΔTf) adalah selisih titik
ΔP = Po – P ΔP = Xt × Po didih pelarut dengan larutannya pada P konstan,
dapat dirumuskan:
ΔP = penurunan tekanan uap (mmHg atau atm)
Xt = fraksi mol terlarut
ΔTf = Tfp – Tfl ΔTf = Kf × m
Contoh:
Diketahui X etanol adalah 0,25. Jika pada suhu ΔTf = penurunan titik beku (oC)
tersebut tekanan uap air adalah 80 mmHg, Tfl = titik beku larutan (oC)
Tfp = titik beku pelarut (oC)
tentukan P dan ΔP larutan. Kf = tetapan penurunan titik beku molal (oC/m)
Jawab: m = molalitas larutan (m)
X etanol = 0,25 X pelarut = 0,75 Contoh:
P = 0,75 x 80 = 60 mmHg Suatu larutan non-elektrolit mendidih pada suhu
ΔP = 80 – 60 = 20 mmHg 100,2oC. Tentukan titik beku larutan, jika Kf air =
1,8oC/m, dan Kb air = 0,5oC/m.
E. KENAIKAN TITIK DIDIH DAN PENURUNAN
Jawab:
TITIK BEKU
ΔTb = 100,2 – 100 = 0,2oC
Titik didih adalah titik dimana air mendidih,
0,2 = 0,5 x m m = 0,4 molal
sedangkan titik beku adalah titik dimana air
o
mulai membeku. ΔTf = 1,8 x 0,4 = 0,72 C

Titik didih terjadi pada saat tekanan uap larutan Tf = 0 – 0,72 = –0,72oC
sama dengan tekanan udara luar. Contoh:
Semakin rendah tekanan udara luar, maka Jika CH3COOH mendidih pada 80,2oC, tentukan
semakin rendah titik didih, sehingga air lebih titik didih 2,56 gr naftalena (Mr = 128) dalam 400
cepat mendidih di tempat tinggi. gram asam cuka. (Kb cuka = 2,54oC/m)
Perbedaan menguap dan mendidih: Jawab:
Menguap Mendidih n naftalena = 2,56 : 128 = 0,02 mol
perubahan wujud air naik dan pecahnya uap m = 0,02 : 0,4 = 0,05 molal
dari cair menjadi uap air ke permukaan air ΔTb = 2,54 x 0,05 = 0,127oC
terjadi di seluruh terjadi di permukaan Tb = 80,2 + 0,127 = 80,327oC
bagian air air
F. TEKANAN OSMOTIK LARUTAN
terjadi pada suhu
terjadi pada titik didih Osmosis adalah perpindahan air dari pelarut
berapapun
murni (hipotonik) ke larutannya (hipertonik)
Air memiliki titik didih normal 100oC, karena melalui membran semipermeabel.
pada suhu tersebut tekanan uap air sama dengan Osmosis menghasilkan dua buah sistem yang
760 mmHg atau 1 atm (tekanan udara di sama konsentrasi (isotonik).
permukaan laut). Tekanan osmotik adalah tekanan hidrostatik
Titik beku terjadi pada saat tekanan uap larutan yang mempertahankan kesetimbangan osmotik
sama dengan tekanan uap padat. larutan dengan pelarut murninya agar osmosis
Titik beku tidak terlalu dipengaruhi oleh tekanan terhenti.
udara luar. Tekanan osmotik larutan dapat dirumuskan:
o
Air memiliki titik beku normal 0 C, karena pada
π.V = n. R. T π = M. R. T
suhu tersebut tekanan uap air sama dengan
tekanan uap es.

SIFAT KOLIGATIF LARUTAN 3


materi78.co.nr KIM 3
Contoh: Jawab:
o
Tekanan osmotik darah manusia pada 36 C i = 1 + (2 – 1).0,8 = 1,8
adalah 7,725 atm. Berapa gram glukosa (Mr = a. ΔTb = 100,18 – 100 = 0,18oC
180) diperlukan untuk membuat 820 mL larutan 0,18 = m x 0,5 x 1,8
glukosa yang isotonik dengan darah?
m = 0,2 molal n = 0,2 x 0,3 = 0,6 mol
Jawab:
Mr = 21 : 0,6 = 350 gr/mol
π darah = π glukosa
b. ΔTf = 0,2 x 1,8 x 1,8 = 0,648oC
7,725 × 0,82
n= = 0,25 mol Tf = 0 – 0,648 = –0,648oC
0,082 × 309
m glukosa = 0,25 x 180 = 45 gram c. m larutan = 300 + 21 = 321 gr
Osmosis balik adalah perpindahan pelarut V larutan = 321 : 0,642 = 500 mL
dalam larutan ke pelarut murninya yang dibatasi n terlarut = 21 : 210 = 0,1 mol
membran semipermeabel. 0,1 × 0,082 × 400
π= = 6,56 atm
0,5
Osmosis balik terjadi jika pada permukaan
larutan diberi tekanan yang melebihi tekanan d. n pel = 300 : 18 = 16,6 mol
osmotik. n ter = 0,1 mol
16,6
G. FAKTOR VAN’T HOFF x pel = = 0,98
16,6 + (0,1 × 1,8)
Faktor van’t Hoff (i) adalah nilai yang P = 0,98 x 80 = 78,4 mmHg
mempengaruhi konsentrasi larutan pada Contoh:
perhitungan sifat koligatif larutan. Faktor van’t
Sebanyak 1,8 gram M(OH)2 dilarutkan dalam 100
Hoff terdapat pada larutan elektrolit.
mL air, dan mendidih pada 100,2oC. Jika basa itu
Nilai faktor van’t Hoff: mengion 80%, hitung Ar logam pembentuk basa.
n = jumlah ion Jawab:
i = 1 + (n – 1)α α = derajat ionisasi
i = 1 + (3 – 1).0,8 = 1 + 1,6 = 2,6
Faktor van’t Hoff mempengaruhi jumlah mol zat 0,2 = 0,52 x m x 2,6
terlarut dalam perhitungan sifat koligatif. m = 0,15 m n = 0,15 x 0,1 = 0,015 mol
Rumus sifat koligatif untuk larutan elektrolit Mr M(OH)2 = 1,8 : 0,015 = 120 gr/mol
tunggal:
Ar M = 120 – (16 x 2 + 1 x 2) = 86 gr/mol
Penurunan tekanan uap
Contoh:
np nt ×i Jika dianggap mengion sempurna, tentukan titik
Plar = × Po ΔP = × Po beku dan titik didih larutan 6,84 gram Al2(SO4)3
np +nt ×i np +nt ×i
dalam 800 mL air. (Ar Al = 27; S = 32, O = 16)
Kenaikan titik didih dan penurunan titik beku Jawab:
i = 1 + (5 – 1).1 = 5
ΔTb = Kb × m × i ΔTf = Kf × m × i
n = 6,84 : 342 = 0,02 mol
Tekanan osmotik m = 0,02 : 0,8 = 0,025 molal
ΔTb = 0,52 x 0,025 x 5 = 0,065oC
π = M. R. T. i
Tb = 100 + 0,065 = 100,065oC
Contoh: ΔTf = 1,86 x 0,025 x 5 = 0,2325oC
21 gram suatu elektrolit biner yang berada dalam Tf = 0 – 0,2325 = –0,2325oC
300 gr air ternyata mendidih pada suhu 100,18oC. Rumus sifat koligatif untuk larutan elektrolit
Jika elektrolit ini terion 80% (Kb air = 0,5oC/m, Kf campuran (i berbeda-beda):
air = 1,8oC/m), tentukan: 1) Jika rumus menggunakan fraksi mol
a. Mr elektrolit
np
b. Titik beku larutan Xp =
np +(n1 × i+ n2× i+…)
c. Tekanan osmotik larutan pada suhu 127oC
dan massa jenis larutan 0,642 gr/mL
d. Tekanan uap jika pada suhu 127oC tekanan (n1 × i+ n2 × i+…)
Xt =
uap air adalah 80 mmHg np +(n1 × i+ n2 × i+…)

SIFAT KOLIGATIF LARUTAN 4


materi78.co.nr KIM 3
2) Jika rumus menggunakan molaliltas a. n Al3+ = 0,072 mol
b. n AlCl2+ = 0,072 mol
(n1 × i+ n2 × i+…)
m= c. n AlCl2+ = 0,036 mol
ptot
d. n AlCl3 = 0,02 mol
3) Jika rumus menggunakan molaritas e. n Cl- = 0,072 + 0,144 + 0,18 = 0,396 mol
f. ntot = n Al3+ + n AlCl2+ + n AlCl2+ + n AlCl3 + n Cl-
(n1 × i+ n2 × i+…)
M= ntot = 0,596 mol
Vtot
g. m = 0,596 : 2 = 0,298 molal
Contoh: ΔTf = 0,298 x 1,85 = 0,5513oC
Ke dalam 1 L air dilarutkan 60 gr urea, 11,7 gr Tf = 0 – 0,5513 = –0,5513oC
NaCl, dan 11,1 gr CaCl2. Tentukan Tf campuran
dan π jika ρ = 2,1656 g/mL pada suhu 100 K. H. PENERAPAN SIFAT KOLIGATIF
Jawab: Sifat koligatif larutan digunakan dalam:
n urea = 60 : 60 =1 mol 1) Campuran pendingin
n NaCl = (11,7 x 2) : 58,5 = 0,4 mol Campuran pendingin dibuat dengan
n CaCl2 = (11,1 x 3) : 111 = 0,3 mol menambahkan garam-garaman ke dalam es,
sehingga es mencair namun suhu campuran
n tot = 1 + 0,4 + 0,3 = 1,7 mol
turun.
mcamp = 1,7 : 1 = 1,7 molal
2) Cairan antibeku
ΔTb = 1,7 x 0,5 = 0,85oC
Cairan antibeku akan menurunkan titik beku
Tb = 100 + 0,85 = 100,85oC
dan mencegah pembekuan. Cairan antibeku
m larutan = 60 + 11,7 + 11,1 + 1000 = 1082,8 gr yang baik adalah larut dalam campuran
V larutan = 1082,8 : 2,1656 = 500 mL pendinginnya, viskositas rendah, tidak
π = 1,7 x 0,082 x 100 : 0,5 = 27,88 atm korosif dan daya hantar panas yang baik.
Contoh: 3) Pencairan salju di jalan
26,7 gram AlCl3 (Mr = 133,5) yang berada dalam Dilakukan dengan menaburkan garam dapur
2 kg air mengalami ionisasi bertingkat dengan atau urea ke salju agar titik bekunya turun.
harga α1 = 0,9; α2 = 0,8; α3 = 0,5. Tentukan: 4) Membuat cairan fisiologis
a. Jumlah mol Al3+ setelah ionisasi bertingkat Cairan fisiologis (infus, obat tetes mata, dll.)
b. Jumlah mol AlCl2+ setelah ionisasi bertingkat dibuat isotonik dengan cairan tubuh agar
c. Jumlah mol AlCl2+ setelah ionisasi bertingkat tidak terjadi osmosis.
d. Jumlah mol AlCl3 setelah ionisasi bertingkat 5) Desalinasi air laut
e. Jumlah mol Cl- setelah ionisasi bertingkat Dilakukan berdasarkan prinsip osmosis balik
f. Jumlah seluruh partikel terlarut dengan memberi tekanan pada permukaan
g. Titik beku larutan jika Kf air = 1,85oC/m air laut, sehingga terkumpul air murni.
Jawab:
n AlCl3 = 26,7 : 133,5 = 0,2 mol
1 AlCl3 d AlCl2+ + Cl-
M 0,2
R 0,2 x 0,9 = 0,18 0,18 0,18
S 0,02 0,18 0,18
2 AlCl2+ d AlCl2+ + Cl-
M 0,18
R 0,18 x 0,8 = 0,144 0,144 0,144
S 0,036 0,144 0,144
3 AlCl2+ d Al3+ + Cl-
M 0,144
R 0,144 x 0,5 = 0,072 0,072 0,072
S 0,072 0,072 0,072

SIFAT KOLIGATIF LARUTAN 5


materi78.co.nr KIM 2

Sel Volta
A. PENDAHULUAN 2) Elektron yang dilepas bergerak ke katoda
melalui kawat penghantar.
Elektrokimia adalah cabang ilmu kimia yang
mempelajari aspek elektronik dari reaksi kimia. 3) Katoda tereduksi menjadi menebal/
Sel elektrokimia adalah suatu sel yang disusun mengendap, karena ion logam dari elektrolit
untuk mengubah energi kimia menjadi energi katoda menerima elektron.
listrik atau sebaliknya. Ny+(aq) + y e d N(s)
Sel elektrokimia terbagi menjadi dua: Hal ini menyebabkan katoda kelebihan ion
1) Sel elektrolisis, yaitu sel yang mengubah negatif.
energi listrik menjadi energi kimia. 4) Karena terjadi kelebihan ion positif pada
Arus listrik digunakan untuk melangsungkan anoda dan ion negatif pada, terjadi ketidak-
reaksi redoks tak spontan. seimbangan muatan yang menyebabkan
reaksi tidak berkelanjutan.
2) Sel Volta/Galvani, yaitu sel yang mengubah
energi kimia menjadi energi listrik. 5) Kelebihan dan kekurangan tersebut
dinetralkan oleh jembatan garam yang
Reaksi redoks spontan digunakan untuk
memberikan ion positif dan negatif ke daerah
menghasilkan listrik.
yang membutuhkan.
B. SEL VOLTA Reaksi sel volta:
Susunan sel volta:
A: M d M2+ + x e
V K: Ny+ + y e d N +
e
x+ x+
M+N d M +N
(setarakan mol elektron)
jembatan
anoda (-) garam katoda (+) Macam-macam elektroda pada sel Volta:
1) Elektroda padat/logam
Logam padat dijadikan elektroda dan
anion (-)
bereaksi.
kation (+)
Contoh: elektroda Fe pada larutan FeSO4,
elektrolit anoda elektrolit katoda elektroda Ni pada larutan H2SO4.
2) Elektroda tidak padat
Anoda (-) Katoda (+)
Apabila elektroda merupakan elektroda inert
Kutub (-) sumber arus Kutub (+) sumber arus
(Pt, Au dan C), maka zat lainlah yang
Mengalami oksidasi Mengalami reduksi mengalami reaksi sel, sesuai aturan sel
Melepas elektron Menerima elektron elektrolisis.

Jembatan garam adalah penyempurna sel yang Contoh: ion Fe3+ bertindak sebagai katoda
dan tereduksi menjadi Fe2+ apabila katoda
mengandung larutan garam dalam bentuk koloid
agar-agar yang: sesungguhnya adalah Pt.

1) Membuat rangkaian menjadi rangkaian Diagram sel volta adalah notasi singkat yang
tertutup. menggambarkan terjadinya reaksi pada sel Volta.

2) Menyeimbangkan muatan elektrolit dengan Diagram sel volta dengan elektroda padat:
memberi ion positif atau negatif. Reaksi sel (elektroda padat)
Cara kerja sel volta: A + Bx+ d Ay+ + B
Contoh: anoda M tercelup pada MA, katoda N Diagram sel
tercelup pada NB. A | Ax+ || By+ | B
1) Anoda teroksidasi menjadi semakin tipis,
karena berubah menjadi ion yang larut dalam Contoh:
elektrolit anoda. Pada suatu sel Volta, anoda besi tercelup pada
M(s) d Mx+(aq) + x e FeSO4, katoda nikel tercelup pada NiSO4. Buatlah
Hal ini menyebabkan anoda kelebihan ion reaksi sel dan diagram selnya!
positif.

ELEKTROKIMIA 1
materi78.co.nr KIM 2
Jawab: Contoh:
2+
A: Fe d Fe + 2e Pada suatu sel Volta, anoda Pt tercelup pada
K: Ni 2+
+ 2e d Ni + H2SO4, katoda Pt tercelup pada Ce(NO3)4. Buatlah
Fe + Ni 2+
d Fe 2+
+ Ni reaksi sel dan diagram selnya!
Diagram sel: Fe | Fe2+ || Ni2+ | Ni Jawab:
Diagram sel volta dengan elektroda tidak padat: Karena elektroda inert, maka aturan reaksi
Reaksi sel (elektroda inert, E : [Pt, Au, C]) mengikuti aturan sel elektrolisis, sehingga:

A + Bx+ d Ay+ + B Reaksi sel volta:

Diagram sel A: H2 d 2H+ + 2e


K: 2Ce4+ + 2e d 2Ce3+ +
E | A | Ax+ || By+ | B | E 4+ + 3+
H2 + 2Ce d 2H + 2Ce
Diagram sel: Pt | H2 | H+ || Ce4+ | Ce3+ | Pt
Makna diagram sel volta:
1) Tanda | menyatakan reaksi yang terjadi pada
elektroda,
2) Tanda || menyatakan jembatan garam.
Pada diagram sel volta, koefisien reaksi sel tidak
berpengaruh.
C. POTENSIAL ELEKTRODA
Li K Ba Ca Na Mg Al Mn (H2O) Zn Cr Fe Cd Co Ni Sn Pb (H) Sb Bi Cu Hg Ag Pt Au

-3,04 -2,92 -2,90 -2,87 -2,71 -2,37 -1,66 -1,18 -0,83 -0,76 -0,74 -0,44 -0,40 -0,28 -0,28 -0,14 -0,13 0,00 +0,20 +0,30 +0,34 +0,79 +0,80 +1,18 +1,52

Deret Volta adalah deret elektrokimia/ Nilai potensial elektroda mengacu pada deret
kereaktifan logam yang menunjukkan nilai Volta dan dikaitkan dengan reaksi reduksi,
potensial elektroda standar logam (Eo). sehingga nilainya:
Reaksi pendesakan adalah reaksi dimana suatu Eo = Eoreduksi = -Eooksidasi
logam mendesak tempat ion logam lain dalam
suatu senyawa. Sifat deret Volta:
Reaksi pendesakan pada sel Volta berlangsung 1) Makin ke kanan, logam makin mudah
apabila logam pendesak berada di sebelah kiri tereduksi (nilai Eo lebih positif).
logam yang didesak pada deret Volta. 2) Makin ke kiri, logam makin mudah teroksidasi
Pada sel Volta, logam pendesak merupakan (nilai Eo lebih negatif).
anoda, dan logam yang didesak merupakan Potensial sel standar (Eosel) adalah beda
katoda. potensial listrik antara anoda dan katoda pada sel
Contoh: Volta, diukur dalam keadaan standar. Potensial
Pada sel Volta dengan anoda Zn yang tercelup sel tidak dipengaruhi koefisien reaksi.
pada ZnSO4, dan katoda Cu yang tercelup pada Potensial sel standar dapat dihitung:
CuSO4, berlangsung reaksi: Eosel = Eo katoda - Eoanoda
Zn + CuSO4 d ZnSO4 + Cu
Contoh:
Zn + Cu2+ + SO42- d Zn2+ + SO42- + Cu
Tentukan nilai potensial sel jika anodanya adalah
Zn + Cu2+ d Zn2+ + Cu
Zn dengan Eo = -0,76 V, dan katodanya adalah Ag
Dapat dikatakan bahwa Zn mendesak Cu2+ dari dengan Eo = +0,80 V!
CuSO4, sehingga Zn dapat berikatan dengan Berarti anoda mengalami oksidasi, sehingga nilai
SO42-. Eo harus diubah tandanya.
Potensial elektroda standar (Eo) adalah ukuran A: Zn d Zn2+ + 2e Eo = +0,76 V
besarnya kecenderungan suatu unsur untuk
K: 2Ag+ + 2e d 2Ag Eo = +0,80 V +
melepaskan atau mempertahankan elektron, + 2+ o
Zn + 2Ag d Zn + 2Ag E sel = +1,56 V
diukur dalam keadaan standar.

ELEKTROKIMIA 2
materi78.co.nr KIM 2
Nilai potensial sel menunjukkan: Reaksi pengisian aki (reaksi sel elektrolisis):
1) Tegangan yang dihasilkan sel. A : PbSO4 + H+ + 2e d Pb + HSO4-
2) Jika nilai Eosel > 0, maka reaksi sel spontan K : PbSO4 + 2H2O d PbO2 + HSO4- + 3H++2e +
(berlangsung). 2PbSO4 + 2H2O
3) Jika nilai Eosel ≤ 0, maka reaksi sel tidak
d Pb + PbO2+ 2HSO4- + 2H+
spontan (tidak berlangsung).
Baterai kering (sel Leclanche)
Reaksi sel tidak spontan terjadi karena penem-
Baterai kering sering digunakan untuk alat-alat
patan anoda dan katoda tidak mengacu pada
elektronik kecil, dan tidak dapat diisi ulang. Sel
deret Volta, sehingga Eosel bernilai negatif.
Leclanche termasuk elemen primer, dan bersifat
Contoh:
asam.
Diketahui potensial elektroda Zn adalah -0,76 V, Susunan sel Leclanche:
Cu adalah +0,34 V, dan Al adalah -1,66 V.
Tentukan kemungkinan sel volta yang dapat
dibuat sehingga terjadi reaksi spontan! Zn (anoda)
Kemungkinan yang dapat dibuat (Eosel positif): C (katoda)
sel katoda anoda Eo sel
pasta
I Cu Zn (+0,34) – (–0,76) = +1,10 V
II Cu Al (+0,34) – (–1,66) = +2,00 V
III Zn Al (–0,76) – (–1,66) = +0,90 V Anoda : Zn
D. PENERAPAN SEL VOLTA Katoda :C
Sel Volta dapat menghasilkan energi listrik. Oleh Elektrolit : pasta MnO2, ZnCl2, NH4Cl
karena itu, sel Volta digunakan sebagai sumber (asam), H2O, serbuk C
energi alat-alat elektronik. Potensial : 1,5 V
Sel Volta komersial digunakan sebagai sumber Reaksi pengosongan sel Leclanche:
energi, terdiri dari: A: Zn d Zn2+ + 2e
1) Elemen primer, yaitu sel Volta yang tidak K : 2MnO2 + 2NH4+ + 2e d Mn2O3 + 2NH3 + H2O+
dapat diisi ulang atau sekali pakai.
Zn + 2MnO2 + 2NH4+
Contoh: baterai kering (sel Leclanche), baterai d Zn2+ + Mn2O3 + 2NH3 + H2O
alkalin, baterai perak oksida.
Kemudian terjadi reaksi lanjut dimana ion Zn
2) Elemen sekunder, yaitu sel Volta yang dapat berikatan dengan amonia menurut reaksi:
diisi ulang atau tidak habis pakai. Zn2+ + 4NH3 d Zn(NH3)42+
Contoh: aki, baterai nikel-kadmium, baterai Baterai alkalin
litium-ion. Baterai alkalin mampu menyediakan arus stabil dalam
Aki waktu yang lama dengan potensial yang sama
Aki biasa digunakan dalam kendaraan bermotor dengan sel Leclanche, walaupun pereaksinya telah
karena praktis, dapat diisi ulang dan tidak berkurang. Baterai alkalin termasuk elemen primer,
membutuhkan jembatan garam. Aki termasuk elemen dan bersifat basa.
sekunder. Susunan baterai alkalin:
Susunan sel aki: Anoda : Zn
Anoda : Pb Katoda : MnO2
Katoda : PbO2 Elektrolit : pasta KOH
Elektrolit : H2SO4 30% Potensial : 1,5 V
Potensial :2V Reaksi pengosongan baterai alkalin:
A: Zn + 2OH- d Zn(OH)2 + 2e
Reaksi pengosongan aki (reaksi sel Volta):
K : 2MnO2 + 2H2O + 2e d 2MnO(OH) + 2OH- +
A : Pb + HSO4- d PbSO4 + H+ + 2e
Zn + 2MnO2 + H2O d Zn(OH)2 + 2MnO(OH)
K : PbO2 + HSO4-+ 3H++ 2e d PbSO4 + 2H2O +
Baterai nikel-kadmium
Pb + PbO2 + 2HSO4- + 2H+ d 2PbSO4 + 2H2O
Baterai nikel-kadmium (nicad) adalah baterai kering
Reaksi pengisian aki dapat dilakukan dengan yang dapat diisi ulang. Baterai nicad termasuk elemen
membalik arah aliran elektron. sekunder.

ELEKTROKIMIA 3
materi78.co.nr KIM 2
Susunan baterai nicad: Susunan sel baterai litium-ion:
Anoda : Cd Anoda :C
Katoda : NiO2 berair Katoda : LiCoO2
Elektrolit : pasta mengandung OH- Elektrolit : LiPF6, etilen karbonat,
Potensial : 1,25 V dimetil karbonat, dietil
Reaksi pengosongan baterai nicad: karbonat
Potensial : 3,7 V
A: Cd + 2OH- d Cd(OH)2 + 2e Reaksi baterai litium-ion:
K : NiO2 + 2H2O + 2e d Ni(OH)2 + 2OH- + A : nLi+ + n ê + 6C qe LinC6
Cd + NiO2 + 2H2O d Cd(OH)2 + Ni(OH)2 K: LiCoO2 qe Li1-nCoO2 + nLi+ + n ê
Baterai perak oksida Reaksi kesetimbangan dapat mencapai batasnya bila
Baterai perak oksida atau sel kancing umumnya digunakan terus menerus:
merupakan lempengan dan digunakan pada jam Li+ + LiCoO2 + e d Li2O + CoO
tangan, kalkulator atau kamera. Baterai perak oksida Reaksi kesetimbangan dapat mencapai batasnya bila
termasuk elemen primer. diisi terus menerus:
Susunan sel baterai perak oksida: LiCoO2 d Li+ + CoO2 + e
Anoda : Zn E. KOROSI
Katoda : Ag2O berair Korosi atau perkaratan adalah suatu reaksi
Elektrolit : pasta KOH atau NaOH redoks antara logam dengan faktor
Potensial : 1,4 V lingkungannya.
Reaksi pengosongan baterai perak oksida: Mekanisme korosi umum:
1) Logam menjadi anoda dan teroksidasi.
A: Zn + 2OH- d Zn(OH)2 + 2e
2) Faktor lingkungan menjadi katoda dan
K : Ag2O + H2O + 2e d 2Ag + 2OH- +
tereduksi.
Zn + Ag2O + H2O d Zn(OH)2 + 2Ag
Reaksi redoks korosi menghasilkan karat
Baterai merkuri berupa senyawa oksida atau karbonat yang
Susunan sel baterai merkuri: berupa hidrat.
Anoda : Zn Korosi paling sering terjadi pada unsur besi (Fe),
Katoda : HgO karena besi mudah teroksidasi.
Elektrolit : pasta KOH Faktor-faktor yang mempercepat terjadinya
Potensial : 1,4 V korosi antara lain:
1) Kontak dengan O2 dan air secara bersamaan.
Reaksi pengosongan baterai merkuri:
A: Zn + 2OH- d ZnO + H2O + 2e 2) Kontak dengan larutan elektrolit garam.
K: HgO + H2O + 2e d Hg + 2OH- + 3) pH rendah.
Zn + HgO d ZnO + Hg 4) Suhu tinggi.
Baterai litium Faktor-faktor yang memperlambat terjadinya
Baterai litium dan litium-ion banyak digunakan korosi antara lain:
karena menghasilkan tegangan yang lebih besar dari 1) Tidak adanya O2 dan air secara bersamaan,
baterai sebelumnya. Kedua baterai ini termasuk misalnya pada kapur atau minyak.
elemen sekunder. 2) Adanya zat yang menyerap air, misalnya
Susunan sel baterai litium: kalsium klorida (CaCl2) anhidrat, namun
hanya sampai batas kejenuhan tertentu.
Anoda : Li
Proses reaksi sel elektrokimia pada korosi besi:
Katoda : MnO2
1) Reaksi pada sel Volta korosi
Elektrolit : LiClO4 tidak berair
Suasana asam
Potensial : 3,7 V
A: Fe qe Fe2+ + 2e
Pada baterai litium-ion, litium yang digunakan K: O2 + 4H+ + 4e qe 2H2O
adalah dalam bentuk ion. Pada dasarnya, dalam
Suasana netral dan basa
baterai litium-ion tidak terjadi reaksi redoks.
A: Fe qe Fe2+ + 2e
Ketika digunakan, ion litium mengalir dari anoda ke
K: O2 + H2O + 4e qe 4OH–
katoda lain melalui elektrolit. Ketika diisi ulang, ion
litium mengalir berbalik arah.

ELEKTROKIMIA 4
materi78.co.nr KIM 2
2) Reaksi total Mekanisme proteksi katodik:
4Fe(s) + 3O2(g) + nH2O(l) d Fe2O3.xH2O(s) a. Logam pelindung melindungi besi dari
Besi (III) oksida hidrat adalah karat besi yang kontak udara dan air.
berwarna coklat kemerah-merahan. b. Logam pelindung memiliki Eo lebih
Korosi pada logam lain (contoh Al, Cr, Zn) juga negatif dari besi.
ditemukan, namun korosi segera terhenti setelah c. Ketika tergores atau rusak, kedua logam
terbentuk lapisan karat tipis pada logam. membentuk sel elektrokimia:
Cara pencegahan korosi:
Anoda : logam pelindung (Cr atau Zn)
1) Aliasi/aloi logam [teroksidasi]
Aliasi logam adalah usaha pencegahan Katoda : besi (Fe)
korosi besi dengan menggunakan aliasi [tidak teroksidasi]
logam berupa baja tahan karat (stainless
steel) dengan campuran Fe, Ni, dan Cr. Apabila Eo logam pelindung tidak lebih
negatif dari besi (contohnya tin plating),
2) Pengecatan atau pelumuran oli
maka lapisan pelindung harus tetap dijaga,
Pengecatan dan pelumuran oli mencegah
karena apabila rusak justru akan
kontak besi dengan udara dan air.
mempercepat korosi besi.
3) Penyepuhan (electroplating)
4) Pengorbanan anoda
Penyepuhan atau proteksi katodik adalah
Dilakukan dengan melapisi besi dengan
perlindungan logam secara elektrolisis untuk
logam aktif (contohnya Mg).
mencegah kontak logam yang dilindungi dari
Logam aktif akan melindungi besi dan
udara dan air.
berkarat, sedangkan besi tidak berkarat. Oleh
Contoh proteksi katodik pada besi antara lain
karena itu, logam aktif harus diganti setiap
adalah chromium plating, zinc plating
beberapa waktu.
(galvanisasi), dan tin plating.

ELEKTROKIMIA 5
materi78.co.nr KIM 2

Sel Elektrolisis
A. PENDAHULUAN 2) Jika kation tidak sukar tereduksi, maka
kation logam tersebut yang tereduksi
Elektrokimia adalah cabang ilmu kimia yang
menjadi logamnya.
mempelajari aspek elektronik dari reaksi kimia.
Mx+(aq) + x e d M(s)
Sel elektrokimia adalah suatu sel yang disusun
untuk mengubah energi kimia menjadi energi 3) Ion H+ dari asam tereduksi menjadi H2.
listrik atau sebaliknya. 2H+(aq) + 2e d H2(g)
Sel elektrokimia terbagi menjadi dua: 4) Jika elektrolit berupa lelehan/leburan/
1) Sel elektrolisis, yaitu sel yang mengubah cairan (tidak mengandung air), maka kation
energi listrik menjadi energi kimia. apapun tetap tereduksi menjadi logamnya.
Arus listrik digunakan untuk melangsungkan Mx+(aq) + x e d M(s)
reaksi redoks tak spontan. Oksidasi anoda, memperhatikan jenis elektroda
2) Sel Volta/Galvani, yaitu sel yang mengubah dan anion, ketentuan:
energi kimia menjadi energi listrik. Jika elektroda tidak inert, maka yang
Reaksi redoks spontan digunakan untuk teroksidasi adalah anoda.
menghasilkan listrik. M(s) d Mx+(aq) + x e
B. SEL ELEKTROLISIS Jika elektroda inert, maka:

Susunan sel elektrolisis: 1) Ion OH- dari basa teroksidasi menjadi O2.
4OH-(aq) d O2(g) + 2H2O(l) + 4e
e 2) Ion halida teroksidasi menjadi gas halogen.
anoda (+) katoda (-)
2X–(aq) d X2(g) + 2e
3) Jika ion sisa asam yang mengandung O
atau F, maka air teroksidasi menjadi O2.
2H2O(aq) d O2(g) + 4H+(aq) + 4e
Contoh:
anion (-) kation (+)
Tuliskan reaksi elektrolisis dari larutan CuSO4
elektrolit
menggunakan elektroda grafit (karbon)!
Berarti Cu2+ mengalami reduksi dan air
Anoda (+) Katoda (-) mengalami oksidasi. Samakan koefisien elektron
Berhubungan dengan Berhubungan dengan dan ion yang bereaksi agar habis.
kutub (+) sumber arus kutub (-) sumber arus E : 2CuSO4 d 2Cu2+ + 2SO42-
Anion dari elektrolit Kation dari elektrolit K (-) : 2Cu2+ + 4e d 2Cu
menuju anoda menuju katoda A (+) : 2H2O d O2 + 4H+ + 4e +
Mengalami oksidasi Mengalami reduksi 2CuSO4 + 2H2O d O2 + 2Cu + 4H + +
2SO42-
Melepas elektron Menerima elektron
C. HUKUM-HUKUM FARADAY
Aturan sel elektrolisis: Hukum-hukum Faraday menjelaskan tentang
1) Kation yang sukar tereduksi pada katoda hukum kelistrikan yang berkaitan dengan sel
sel elektrolisis, yaitu logam alkali (IA), logam elektrolisis.
alkali tanah (IIA), Al dan Mn. Hukum Faraday I berbunyi:
2) Elektroda inert adalah elektroda yang sukar Massa zat yang dihasilkan (G) pada
bereaksi, yaitu elektroda Pt, Au dan C. elektrolisis sebanding dengan jumlah
Reaksi-reaksi sel elektrolisis: muatan listrik yang digunakan (Q).
Reduksi katoda, memperhatikan jenis kation,
Hukum Faraday II berbunyi:
ketentuan:
Massa zat yang dihasilkan (G) pada
1) Jika kation sukar tereduksi, maka H2O
elektrolisis sebanding dengan massa
tereduksi menjadi H2.
ekuivalen zat (ME) tersebut.
2H2O(l) + 2e d 2OH–(aq) + H2(g)

ELEKTROKIMIA 1
materi78.co.nr KIM 2
Hubungan hukum Faraday I dan II: D. PENERAPAN SEL ELEKTROLISIS
Sel elektrolisis dapat digunakan dalam:
G = k. I. t. ME
1) Pembuatan unsur dan senyawa
Nilai k (tetapan Faraday) dan nilai ME: Beberapa unsur dan senyawa dapat
diproduksi melalui elektrolisis, seperti
1 Ar / Mr
k= ME = logam-logam alkali, alkali tanah, halogen,
96500 biloks / valensi
dan lain-lain.
Rumus akhir dari hukum-hukum Faraday: Contohnya proses klor-alkali, dimana Cl2
dan NaOH dibuat dari elektrolisis larutan NaCl.
I × t × ME
G= 2) Pemurnian logam
96500
Logam dapat dimurnikan dengan elektrolisis
Contoh: dengan komponen sel:
Lelehan Al2O3 dielektrolisis dengan dialiri arus
Katoda : logam murni
sebesar 100 A. Berapakah massa alumunium
Anoda : logam kotor
yang diperoleh jika elektrolisis terjadi selama 200
Elektrolit : larutan garam logam
detik? (Ar Al = 27).
E : Al2O3 d Al3+ + O2- Contoh pemurnian logam adalah logam
K (-) : 3+
Al + 3e d Al tembaga (Cu). Jadi, Cu murni dijadikan
A (+) : 2O2- d O2 + 4e katoda, Cu kotor dijadikan anoda, dan
larutan CuSO4 dijadikan elektrolitnya.
Nilai biloks atau valensi dihitung dalam jumlah 1
mol. Satu mol Al dihasilkan oleh katoda, dengan Pengotor-pengotor Cu biasanya adalah Ag,
valensi 3 elektron. Au, Pt, Fe dan Zn.

Maka massa alumunium yang dihasilkan: Selama elektrolisis, logam pengotor tidak
100 × 200 × 27 540 000
akan larut, tetapi membentuk lumpur anoda,
G= = = 1,865 gr sehingga tembaga menjadi murni kembali.
96500 × 3 289 500
Stoikiometri reaksi elektrolisis didasarkan 3) Penyepuhan (electroplating)
pada anggapan bahwa arus listrik adalah aliran Penyepuhan adalah proses perlindungan
elektron, oleh karena itu, jumlah mol elektron logam terhadap korosi dengan logam lain
dapat dihitung. atau untuk memperbaiki penampilan logam
Jumlah mol elektron dapat dihitung: dengan komponen sel:

I×t Katoda : logam yang akan disepuh


n ě = Anoda : logam penyepuh
96500
Elektrolit : larutan garam logam
Contoh: penyepuh
Pada elektrolisis larutan CuSO4, sel dialiri arus
sebesar 772 A selama 100 detik. Hitunglah massa Hal ini menyebabkan pada katoda terjadi
endapan Cu dan volume O2 yang dihasilkan pada pengendapan, dan pada anoda terjadi
elektrolisis pada keadaan RTP! (Ar Cu = 63,5) pelarutan.
E : CuSO4 d Cu2+ + SO42- Contoh penyepuhan logam adalah
penyepuhan besi (Fe) dengan perak (Ag).
K (-) : Cu2+ + 2e d Cu
Jadi, Fe dijadikan katoda, Ag dijadikan anoda,
A (+) : 2H2O d O2 + 4H+ + 4e
dan larutan garam Ag (misalnya AgNO3)
Massa tembaga yang dihasilkan: dijadikan elektrolitnya.
772 × 100 × 63,5
G= = 25,4 gr
96500 × 2
Jumlah mol elektron pada anoda:
772 × 100
ne= = 0,8 mol
96500
Gunakan stoikiometri reaksi:
n O2 = 1/4 x 0,8 = 0,2 mol
V O2 = 0,2 x 24 = 4,8 L

ELEKTROKIMIA 2
K
I
N
E
M
A
T
I
K
A
B
ida
ngK
imi
a
K
I
M
I
A
materi78.co.nr KIM 2

Laju Reaksi
A. KEMOLARAN Laju reaksi pada suatu reaksi yang terjadi melalui
beberapa tahap, tahap yang dijadikan acuan
Dalam laju reaksi, besaran yang digunakan
sebagai laju reaksi adalah tahap yang berjalan
adalah kemolaran benda.
lambat (mudah diamati).
Kemolaran menyatakan jumlah mol zat terlarut
Laju reaksi dicatat per interval waktu tertentu,
dari tiap liter larutan atau gas, menunjukkan
misalnya per menit.
kekentalan atau kepekatan.
Laju reaksi makin lama akan makin kecil nilainya,
n M = kemolaran/molaritas (mol/L)
karena:
M= n = jumlah mol zat terlarut (mol)
V V = volume larutan/ruangan gas (L) 1) Jumlah reaktan yang semakin berkurang, dan
pada akhirnya bernilai nol (reaksi selesai).
Kemolaran larutan juga dapat diketahui dari
kadar zat terlarut, dapat dirumuskan: 2) Jumlah produk yang semakin bertambah dan
pada akhirnya bernilai tetap (reaksi selesai).
ρ = massa jenis larutan (kg/L) Contoh:
ρ × K × 10
M= K = persen kadar zat terlarut
mm mm = massa molar/Ar/Mr (kg) Pada pembakaran suatu senyawa, tercatat gas X
yang dihasilkan pada tiap menitnya:
Kemolaran larutan dapat diubah dengan
Waktu (menit) Volume X (cm3)
ditambahkan zat terlarut sehingga pekat atau
ditambahkan zat pelarut sehingga encer, dan 0 0
berlaku rumus pengenceran: 1 10
2 19
M1.V1 = M2.V2
3 26
4 32
B. LAJU REAKSI
5 35
Laju reaksi adalah kecepatan proses terjadinya
suatu reaksi, sehingga reaktan habis dan berubah 6 35
menjadi produk reaksi. 7 35
Perbandingan laju reaksi suatu reaksi sama Laju sesaat pada menit ke-1
dengan perbandingan koefisien reaksi. 10-0
v= = 10 cm3/menit
Laju reaksi merupakan perubahan jumlah molar 1-0
zat per satuan waktu. Laju sesaat pada menit ke-2
19-10
v = laju reaksi (M/s) v= = 9 cm3/menit
2-1
∆[x] Δ[x] = perubahan konsentrasi molar
v= zat (M) Laju sesaat pada menit ke-3
∆t Δt = perubahan waktu (s) 26-19
v= = 7 cm3/menit
3-2
Dalam laju reaksi, terjadi:
Laju reaksi rata-rata selama 3 menit
1) Pengurangan konsentrasi zat-zat reaktan
26
karena berubah menjadi produk per satuan v= = 8,67 cm3/menit
3
waktu.
Laju reaksi rata-rata (total)
2) Penambahan konsentrasi zat-zat produk 35
karena perubahan reaktan per satuan waktu. v= = 7 cm3/menit
5
Urutan pengamatan dari yang termudah C. UNGKAPAN LAJU REAKSI
dilakukan untuk mengamati laju reaksi.
Laju reaksi dapat diungkapkan mengguna-kan
1) Laju reaksi diamati dari laju pembentukan
rumus dan perbandingan koefisien reaksi.
gas, dengan mengumpulkannya ke tempat
Laju pengurangan konsentrasi reaktan
lain lalu diukur.
dinyatakan dalam tanda negatif (hanya simbol).
2) Laju reaksi diamati dari laju pengendapan
Laju penambahan konsentrasi produk
zat, yaitu sampai bagian dasar tabung tidak
dinyatakan dalam tanda positif (hanya simbol).
terlihat.
3) Laju reaksi diamati sampai pereaksi padat
hilang (reaksi telah selesai).

LAJU REAKSI 1
materi78.co.nr KIM 2
Contoh: Orde reaksi total adalah penjumlahan orde
Menurut reaksi A + B → C + D reaksi seluruh zat reaktan.
Jawab: Contoh:
Laju reaksi dapat diungkapkan: Tentukan orde reaksi total dari persamaan laju
a. Laju pengurangan [A] reaksi berikut!
∆[A] v = k[A][B] Orde total = 2
v=-
∆t [A]
v=k Orde total = 0
b. Laju pengurangan [B] [B]
∆[B] v = k[A]2[B] Orde total = 3
v=-
∆t -2 1
v = k[A] [B] Orde total = -1
c. Laju penambahan [C]
∆[C] Macam-macam orde reaksi total umum:
v=+
∆t 1) Orde reaksi nol
d. Laju penambahan [D]
v
∆[D]
v=+
∆t
Dalam perbandingan koefisien reaksi, maka konstan
laju reaksi dapat dinyatakan: v = k[x]0

koefisien A
vA = x vB
koefisien B [x]
Contoh: Pada orde reaksi nol, laju reaksi tidak
Menurut reaksi 2N2O5 → 4NO + 3O2 dipengaruhi oleh konsentrasi zat (konstan).
Laju pembentukan NO adalah 5 M/s. Tentukan 2) Orde reaksi satu
laju penguraian N2O5 dan pembentukan O2!
v
Jawab:
v = [x]
Sesuai dengan perbandingan koefisien reaksi,
∆[N2 O5 ] 2 ∆[NO]
v N2O5 = = v = k[x]
∆t 4 ∆t
v N2O5 = 0,5 x 5 = -2,5 M/s
∆[O2 ] 3 ∆[NO]
v O2 = =
∆t 4 ∆t [x]
v O2 = 0,75 x 5 = +3,75 M/s Pada orde reaksi satu, pertambahan laju
D. PERSAMAAN LAJU REAKSI reaksi sama dengan perubahan konsentrasi
Persamaan laju reaksi dikaitkan dengan laju zat.
perubahan konsentrasi reaktan, dan dapat Apabila konsentrasi reaktan reaksi orde satu
dituliskan: dikali faktor n, maka nilai laju reaksinya
Pada reaksi A+B→C+D adalah n1 lebih besar.
Nilai persamaan laju reaksi: 3) Orde reaksi dua

v = k[A]x[B]y
v

k = konstanta/tetapan laju reaksi


x = orde/tingkat reaksi terhadap A
v = k[x]2
y = orde/tingkat reaksi terhadap B
x + y = orde reaksi total

Orde reaksi adalah pangkat konsentrasi yang


menunjukkan tingkat reaksi suatu zat. [x]
Orde reaksi tidak ditentukan dari koefisien Apabila konsentrasi reaktan reaksi orde satu
reaksi, tapi dari data eksperimen. dikali faktor n, maka nilai laju reaksinya
Orde reaksi biasanya merupakan bilangan bulat adalah n2 lebih besar.
positif, namun dapat bernilai pecahan, nol, atau
negatif.

LAJU REAKSI 2
materi78.co.nr KIM 2
Konstanta laju reaksi atau tetapan laju reaksi V1 k. [NO]1 x . [Br2 ]1 y
=
adalah tetapan yang harganya bergantung pada V2 k. [NO]2 x . [Br2 ]2 y
jenis pereaksi, suhu dan katalis. 10 (0,1)x
=
Harga konstanta laju reaksi: 20 (0,4)x
1) Berbanding terbalik dengan perubahan 1 1 x
=( ) x=1
waktu. Makin cepat reaksi berlangsung, maka 2 2
harga k makin besar. Untuk mencari orde reaksi Br2, gunakan data
2) Berbanding lurus dengan perubahan suhu. eksperimen yang memuat konsentrasi NO
Makin tinggi suhu reaksi, maka harga k makin dengan nilai sama.
besar. Karena tidak ada, maka kita gunakan eksperimen
Satuan konstanta laju reaksi berbeda-beda tiap mana saja.
orde. V1 k. [NO]1 x . [Br2 ]1 y 10 (0,1)x .(0,1)y
= x =
1) Reaksi orde nol V3 k. [NO]2 . [Br2 ]2 y
20 (0,3)x .(0,2)y

v M. s-1 1 1 1 1 y 3 1 y
k= 0 = = M. s-1 =( ) . (2) =( )
[A] 1 12 3 12 2
1 1 y
2) Reaksi orde satu =( ) y=2
4 2
v M. s-1 Maka persamaan laju reaksinya adalah:
k= = = s-1
[A] M
v = k[NO][Br2]2
3) Reaksi orde dua Orde reaksi ditentukan dengan logaritma jika
v M. s-1 nilainya bukan hasil pangkat bilangan bulat.
k= = = M-1. s-1
[A]2 M2 Jika data eksperimen berupa waktu, maka nilai
v adalah:
4) Reaksi orde tiga
v M. s-1 1
k= 3 = = M-2. s-1 v=
[A] M3 t

E. PENENTUAN PERSAMAAN LAJU REAKSI F. TEORI TUMBUKAN


Persamaan laju reaksi dapat ditentukan melalui Teori tumbukan adalah teori yang menjelaskan
minimal tiga eksperimen, dengan mengubah pengaruh faktor terhadap laju reaksi.
konsentrasi.
Menurut teori tumbukan, suatu reaksi
Untuk mencari orde reaksi suatu senyawa harus
berlangsung sebagai hasil tumbukan antar
dibandingkan antar dua percobaan, dan senyawa
partikel pereaksi yang memiliki energi cukup
selain itu harus dibuat tetap.
dan arah tumbukan yang tepat.
Konstanta dicari setelah orde reaksi didapat.
Contoh: Berdasarkan teori tumbukan, laju reaksi akan
Pada eksperimen dalam reaksi berikut, bergantung pada tiga hal utama berikut:
didapatkan data: 1) Frekuensi tumbukan
2NO + Br2 → 2NOBr 2) Energi partikel reaktan
[NO] [Br2] v 3) Arah tumbukan
Eksperimen
(M) (M) (M.s-1) Energi aktivasi/pengaktifan adalah energi
minimum yang harus dimiliki reaktan, yang
1 0,1 0,1 10
digunakan untuk mengaktifkan kemampuan
2 0,2 0,1 20
reaksi sehingga reaktan dapat bereaksi.
3 0,3 0,2 120
Makna energi aktivasi:
Tentukan persamaan laju reaksi diatas! 1) Jika bernilai rendah, berarti reaksi dapat
Jawab: terjadi pada suhu rendah.
Untuk mencari orde reaksi NO, gunakan data 2) Jika bernilai tinggi, berarti reaksi dapat
eksperimen yang memuat konsentrasi Br2 terjadi pada suhu tinggi.
dengan nilai tetap (eksperimen 1 dan 2). Energi aktivasi disebut juga energi
penghalang, karena reaktan harus ‘didorong’

LAJU REAKSI 3
materi78.co.nr KIM 2
menuruni ‘bukit’ energi aktivasi sehingga dapat memperbanyak jumlah tumbukan karena
berubah menjadi produk. menurunkan energi aktivasi.
Kurva energi aktivasi reaksi: - Sifat-sifat katalis:
1) Energi aktivasi reaksi eksoterm 1. Terlibat dalam jalannya reaksi, namun
jumlahnya tidak berubah.
2. Mempercepat laju reaksi, namun tidak
energi

mengubah komposisi produk.


3. Menurunkan energi aktivasi, tapi tidak
EA menurunkan perubahan entalpi.
4. Hanya dapat mengkatalisis reaksi
tertentu.
R
5. Dibutuhkan dalam jumlah sedikit.
ΔE
P 6. Dapat diracuni zat tertentu.
- Kurva energi aktivasi reaksi yang
jalan reaksi
dikatalisis:
2) Energi aktivasi reaksi endoterm Energi aktivasi reaksi eksoterm
energi

energi
EA
EA
EA ’
R
P
ΔE
ΔE P
R
jalan reaksi
jalan reaksi
Energi aktivasi reaksi endoterm
Faktor-faktor yang mempengaruhi teori
tumbukan adalah:
energi

1) Pengaruh konsentrasi dan luas permukaan EA


- Konsentrasi dan luas permukaan
berbanding lurus dengan frekuensi
tumbukan.
EA ’
- Makin besar konsentrasi reaktan, makin
P
banyak jumlah partikel, sehingga partikel ΔE
yang saling bertumbukan makin banyak. R
- Makin luas permukaan bidang, maka jalan reaksi
makin luas pula bidang sentuh tumbukan,
sehingga akan terjadi tumbukan yang tanpa katalis
dikatalisis
lebih banyak.
2) Pengaruh suhu G. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU
- Suhu berbanding lurus dengan energi REAKSI
kinetik rata-rata partikel reaktan. Dalam eksperimen untuk membuktikan faktor-
- Peningkatan suhu meningkatkan energi faktor yang mempengaruhi laju reaksi, terdapat:
kinetik rata-rata molekul, sehingga jumlah 1) Variabel bebas/manipulasi, yaitu variabel
molekul yang mencapai energi aktivasi yang dapat diubah-ubah dalam eksperimen.
(bertumbukan) bertambah. Contoh: ukuran keping pualam (faktor luas
3) Pengaruh katalis permukaan), konsentrasi zat (faktor
- Katalis adalah zat yang dapat konsentrasi).
mempercepat laju reaksi. Katalis

LAJU REAKSI 4
materi78.co.nr KIM 2
2) Variabel terkontrol, yaitu variabel yang
∆T
dibuat tetap dalam seluruh eksperimen.
v' = (n) X . v0
Contoh: larutan yang diubah-ubah
konsentrasinya, walaupun konsentrasi-nya v' = laju reaksi akhir
berubah, jenis larutannya tetap. n = kelipatan pertambahan laju tiap Xo suhu
ΔT = T2 - T1 = perubahan suhu
3) Variabel terikat/respons, yaitu variabel X = perubahan suhu tiap kelipatan n
yang dihasilkan eksperimen. v0 = laju reaksi awal
Contoh: dari seluruh eksperimen terhadap Contoh:
faktor-faktor yang mem-pengaruhi laju
Jika setiap 2°C laju reaksi meningkat sebesar 2
reaksi, dihasilkan data berupa laju reaksi dan
kali, dan jika pada suhu 25°C laju reaksi adalah 2,5
lama reaksi (waktu).
x 10-2 M/s, maka pada suhu 33°C laju reaksi
Berdasarkan teori tumbukan, cepat lambatnya nilainya menjadi?
laju reaksi dipengaruhi oleh luas permukaan,
Jawab:
konsentrasi reaktan, suhu dan katalis.
n=2
Luas permukaan adalah luas bidang sentuh
X = 2oC
tempat terjadinya reaksi antara dua reaktan. Luas
permukaan berbanding lurus dengan laju reaksi. ΔT = 33-25 = 8°C
8

v' = (2) 2 . 2,5 x 10-2
pertambahan jumlah produk

kepingan halus, konsentrasi v’ = 24. 2,5 x 10-2


tinggi v’ = 4 x 10-1 M/s
Katalis adalah zat yang dapat mempercepat laju
reaksi.
Katalis menurunkan energi aktivasi, sehingga
jumlah tumbukan bertambah banyak dan reaksi
dapat diselesaikan lebih cepat.

waktu
Benda yang permukaannya luas/halus
mempercepat laju reaksi, karena bidang sentuh
lebih luas, sehingga lebih banyak tumbukan yang
dapat terjadi.
Benda yang permukaannya sempit/kasar
memperlambat laju reaksi, karena bidang sentuh
lebih sempit, sehingga lebih sedikit tumbukan
yang dapat terjadi.
Konsentrasi reaktan berbanding lurus dengan
laju reaksi.
Semakin besar konsentrasi reaktan, maka
semakin banyak jumlah partikel dalam suatu zat,
sehingga partikel yang saling bertumbukan
makin banyak, dan reaksi berlangsung lebih
cepat.
Suhu berbanding lurus dengan laju reaksi.
Semakin tinggi suhu, maka makin besar energi
kinetik rata-rata partikel reaktan, sehingga
banyak molekul yang mencapai energi aktivasi
(bertumbukan) bertambah, dan mempercepat
laju reaksi.
Pengaruh suhu terhadap laju reaksi dapat
dihitung:

LAJU REAKSI 5
K
I
M
I
A
O
R
G
B
ida
ngK
imi
a A
N
I
K
materi78.co.nr KIM 4

Hidrokarbon
A. PENDAHULUAN Berdasarkan bentuk rantai karbon,
hidrokarbon terbagi menjadi:
Hidrokarbon adalah senyawa organik yang
mengandung atom karbon (C) dan hidrogen (H). 1) Hidrokarbon alifatik, bentuk rantai karbon
memanjang atau terbuka.
Perbedaan senyawa organik dan anorganik:
H H H
Senyawa organik Senyawa anorganik | | |
atom karbon sebagai atom selain karbon H–C–C–C–H
| | |
atom pusat sebagai atom pusat H H H
ikatan kovalen non-
umumnya ikatan ion Contoh: homolog alkana, alkena dan alkuna.
polar
2) Hidrokarbon alisiklik, bentuk rantai karbon
kurang reaktif (kecuali
reaktif cincin melingkar.
pembakaran)
H H
mudah terbakar/ tidak mudah | |
terurai (gosong) terbakar/terurai H–C–C–H
| |
larut dalam pelarut larut dalam pelarut H–C–C–H
non-polar dan organik polar dan anorganik | |
H H
titik cair dan didih titik cair dan didih
rendah tinggi Contoh: homolog sikloalkana.
Contoh: C2H5OH, Contoh: CO2, H2O, 3) Hidrokarbon aromatik, bentuk rantai
C6H12O6, CH4, C2H6, CaCO3, KOH, NaCl, karbon cincin konjugat.
C2H2, C6H6, CCl4 LiMnO4 H H

Keistimewaan atom karbon sebagai penyusun C–C


utama senyawa organik: H–C C–H
1) Terletak pada golongan IVA sehingga
C= C
memiliki elektron valensi 4 yang dapat
membentuk 4 ikatan kovalen. H H
2) Terletak pada periode 2 sehingga memiliki Contoh: benzena (C6H6).
jari-jari atom yang relatif kecil, sehingga
FUN FACT
memiliki ikatan kovalen yang kuat.
Logo SMA Negeri 78 Jakarta berbentuk seperti
Berdasarkan homolog (keluarga), hidrokarbon struktur benzena (C6H6) yang memiliki Mr (massa
terbagi menjadi alkana, alkena dan alkuna. molekul relatif) 78.
Berdasarkan ikatan atom karbon, hidrokarbon
Pada rantai karbon, terdapat empat macam
terbagi menjadi:
atom karbon.
1) Hidrokarbon jenuh, atom karbonnya
1o CH3 1o CH3
seluruhnya adalah ikatan tunggal.
1 o | | 1o
H H H 4o
CH3 — C — CH2 — CH — CH3
| | | 2o
H–C–C–C–H | 3o
| | | 1o CH3
H H H
1) Atom C primer (1o), adalah atom karbon
Contoh: homolog alkana dan sikloalkana. yang berikatan dengan 1 atom karbon lain.
2) Hidrokarbon tak jenuh, atom karbonnya 2) Atom C sekunder (2o), adalah atom karbon
memiliki setidaknya satu ikatan rangkap. yang berikatan dengan 2 atom karbon lain.
H H 3) Atom C tersier (3o), adalah atom karbon
| |
H–C–C=C–C–H yang berikatan dengan 3 atom karbon lain.
| | | | 4) Atom C kuartener (4o), adalah atom karbon
H H H H
yang berikatan dengan 4 atom karbon lain.
Contoh: homolog alkena, alkuna dan
alkadiena.

HIDROKARBON 1
materi78.co.nr KIM 4
B. HIDROKARBON a. Pada alkena, alkuna dan alkadiena,
Hidrokarbon rantai lurus menurut aturan IUPAC: rantai utama harus mengandung ikatan
rangkap.
Atom C Nama Atom C Nama
Jika terdapat >1 rantai utama, pilih rantai
1 met- 6 heks-
utama dengan cabang terbanyak.
2 et- 7 hept-
b. Pada sikloalkana, rantai utama adalah
3 prop- 8 okt- rantai alisikliknya.
4 but- 9 non- 2) Cabang diberinama dengan nama gugus
5 pent- 10 dek- alkil, dan jika tidak dapat memenuhi aturan
Alkana adalah hidrokarbon alifatik jenuh dengan IUPAC dapat menggunakan nama trivial.
rumus umum: 3) Posisi cabang ditentukan dengan penomor-
an atom karbon rantai utama.
CnH2n+2 Ketentuan penomoran:

Rumus Nama Rumus Nama a. Pada alkana, penomoran dilakukan


sedemikian rupa sehingga cabang
CH4 metana C4H10 butana
memiliki nomor kecil.
C2H6 etana C5H12 pentana
Jika tidak memiliki cabang, nama rantai
C3H8 propana C6H14 heksana utama diberi n-.
Alkena adalah hidrokarbon alifatik tak jenuh b. Pada alkena dan alkuna, penomoran
dengan 1 ikatan rangkap dua dan rumus umum: dimulai dari atom C yang paling dekat
dekat ikatan rangkap.
CnH2n
Jika penomoran dari kedua sisi sama saja,
maka penomoran dimulai dari sisi yang
Rumus Nama Rumus Nama
cabangnya paling banyak.
- - C4H8 butena
c. Pada sikloalkana, penomoran dilakukan
C2H4 etena C5H10 pentena
jika cabang berjumlah >1, dan dilakukan
C3H6 propena C6H12 heksena searah jarum jam.
Alkuna adalah hidrokarbon alifatik tidak jenuh 4) Posisi ikatan rangkap juga ditentukan
dengan 1 ikatan rangkap tiga dan rumus umum: dengan angka.
5) Cabang sejenis yang jumlahnya >1 cukup
CnH2n-2 ditulis sekali, namun diberi indeks (di-, tri-,
tetra-, dst.).
Rumus Nama Rumus Nama
6) Jika terdapat lebih dari satu macam jenis
- - C4H6 butuna
cabang, maka urutan penamaan cabang
C2H2 etuna C5H8 pentuna diurut berdasarkan abjad (sebelum diberi
C3H4 propuna C6H10 heksuna indeks, sek-, ters-, dan neo-).
Bentuk lain dari ketiga homolog hidrokarbon: Gugus alkil adalah cabang dengan rumus umum:
1) Sikloalkana, alkana yang membentuk CnH2n+1
hidrokarbon alisiklik jenuh, rumus umum:
Macam-macam gugus alkil (cabang):
CnH2n
Rumus Nama
2) Alkadiena, alkena yang memiliki 2 ikatan –CH3 metil metil
rangkap dua, rumus umum: –C2H5 etil etil
–C3H7 propil n-propil
CnH2n-2
–C4H9 butil n-butil
C. TATA NAMA HIDROKARBON –C5H11 pentil/amil n-pentil
–CH–CH3
Aturan penamaan IUPAC hidrokarbon: | isopropil 1-metiletil
1) Penamaan didasarkan atas rantai utama/ CH3
induk. Rantai utama adalah rantai karbon – CH2–CH–CH3
| isobutil 2-metilpropil
terpanjang yang dapat dibuat. CH3

HIDROKARBON 2
materi78.co.nr KIM 4
– CH–CH2–CH3 D. KEISOMERAN HIDROKARBON
| sekbutil 1-metilbutil
CH3 Isomer adalah senyawa-senyawa yang memiliki
CH3 rumus struktur/rumus bangun berbeda namun
|
– CH–CH3 tersbutil 1,1-dimetiletil rumus molekulnya sama.
|
CH3 Keisomeran hidrokarbon terdiri dari:
–CH2–CH2–CH–CH3 1) Isomer struktur, isomer yang terjadi akibat
| isoamil 3-metilbutil perbedaan struktur molekul.
CH3
– CH–CH2–CH2–CH3 2) Isomer ruang, isomer yang terjadi akibat
| sekamil 1-metilbutil perbedaan sudut pandang/ruang molekul.
CH3
Isomer Perbedaan Homolog
CH3
| Struktur
– C–CH2–CH3
1,1-dimetil
tersamil
| propil Rantai/ beda rantai
CH3
CH3 rangka utama/induk seluruh
| hidrokarbon
–CH2–C–CH3
2,2-dimetil beda posisi ikatan
neoamil Posisi
| propil rangkap atau cabang
CH3
alkena-sikloalkana,
Contoh: beda homolog, namun
Fungsi alkuna-alkadiena,
CH3 C2H5 sama rumus umum
turunan h.k.
| 4 |5
CH3 — C — CH — CH — CH2 — CH2 — CH3 Ruang
| | 3 beda posisi gugus di
CH3 CH — CH3 Geometri alkena
sekitar ikatan rangkap
|
CH2— CH3 1 beda pemutar
Optis turunan h.k.
4-tersbutil-5-etil-3-metiloktana polarimetri
CH3 CH2 — CH3 Isomer suatu rumus molekul tidak memiliki
|6 |4 1
keteraturan atau pola, dan banyak diantaranya
CH — CH2 — C — CH2 — CH== CH2
| | belum tentu dapat terbentuk.
CH3 CH3 Jumlah isomer 10 suku pertama alkana:
4-etil-4,6-dimetil-1-heptena Rumus Isomer Rumus Isomer
1 2 3 5 CH4 1 C6H14 5
CH3 — CH — C ≡≡ C — CH — CH3
| | C2H6 1 C7H16 9
CH3 C2H5 C3H8 1 C8H18 18
2,5-dimetil-3-oktuna C4H10 2 C9H20 35
CH2— CH —CH3 C5H12 3 C10H22 75
3
CH Pada isomer rantai, dua buah rumus bangun
1
| memiliki rumus molekul yang sama namun rantai
C2H5
utama yang berbeda.
1-etil-3-metilsiklopropana
1 2 3 Contoh isomer rantai:
CH2 == C — C == CH2 Alkana, contoh: berikut ini isomer rantai C7H16,
|
1. n-heptana 2. 2-metilheksana
CH2— CH3
(rantai utama C7) (rantai utama C6)
2-etil-1,3-butadiena
Penulisan rumus bangun hidrokarbon dapat
dipersingkat menggunakan garis-garis.
1) Garis lurus mewakili 1 ikatan antara dua atom 3. 3-etilpentana 4. 2,2,3-trimetilbutana
karbon. (rantai utama C5) (rantai utama C4)
2) Ujung dan pangkal garis adalah atom karbon.
3) Atom karbon yang masih memiliki sisa ikatan
kovalen berarti mengikat atom H.

HIDROKARBON 3
materi78.co.nr KIM 4
Alkena, contoh: berikut ini isomer rantai C6H12, Berdasarkan cabang,
1. 1-heksena 2. 2-metil-1-pentena 1. 2-metil-1-pentena 2. 3-metil-1-pentena
(rantai utama C6) (rantai utama C5)

Alkuna, contoh: berikut ini adalah isomer posisi


3. 2-etil-1-butena dari C6H10,
(rantai utama C4) Berdasarkan ikatan rangkap,
1. 1-heksuna 2. 2-heksuna

Alkuna, contoh: berikut ini isomer rantai C6H10, 3. 3-heksuna


1. 1-heksuna 2. 3-metil-1-pentuna
(rantai utama C6) (rantai utama C5)
Berdasarkan cabang,
1. 3-metil-1-pentuna 2. 4-metil-1-pentuna

3. 3,3-dimetil-1-butuna
(rantai utama C4)
Pada isomer fungsi, dua buah rumus bangun
memiliki rumus umum yang sama namun
homolog (keluarga) yang berbeda.
Pada isomer posisi, dua buah rumus bangun
Contoh isomer fungsi:
memiliki rantai utama yang sama namun posisi
atau jenis cabang yang berbeda. Senyawa dengan rumus molekul C6H12, misalnya

Contoh isomer posisi:


atau
Alkana, contoh: berikut ini isomer posisi C7H16,
Pada rantai utama C6 (rantai heksana),
3-metil-1-
1. 2-metilheksana 2. 3-metilheksana 1-heksena
pentena
dengan:
2. 1,2,3-trimetil
1. sikloheksana
Pada rantai utama C5 (rantai pentana), siklopropana
1. 2,2-dimetilpentana 2. 2,3-dimetilpentana

3. etilsiklobutana

3. 3,3-dimetilpentana 4. 3-etilpentana

Senyawa dengan rumus molekul C6H8, misalnya

Alkena, contoh: berikut ini isomer posisi C6H12, atau


Berdasarkan posisi ikatan rangkap,
1. 1-heksena 2. 2-heksena 1-heksuna 4-metil-2-pentuna
dengan:
1. 1,2-heksadiena 2. 1,3-heksadiena
3. 3-heksena

HIDROKARBON 4
materi78.co.nr KIM 4
3. 4-metil-1,2- 4. 2,3-dimetil-1,3- Reaksi pembakaran terjadi pada homolog
pentadiena butadiena alkana, alkena dan alkuna. Makin tinggi suku,
maka O2 yang dibutuhkan makin banyak.
Contoh reaksi pembakaran:
a. Pembakaran sempurna, menghasilkan
CO2 dan H2O.
Pada isomer geometri, dua buah rumus bangun
b. Pembakaran tidak sempurna, meng-
memiliki nama yang sama. Hal ini disebabkan
hasilkan C (jelaga), CO, CO2 dan H2O.
oleh ikatan rangkap yang tidak dapat memutar
posisi gugus-gugus di sekitarnya. 2) Reaksi substitusi/halogenasi
Syarat isomer geometri adalah terdapat Adalah reaksi penggantian 1 atom H dengan
minimal dan maksimal dua gugus yang sama di unsur lain (biasanya halogen).
sekitar ikatan rangkap. 3+2d4+1
Untuk membedakannya, kedua rumus bangun Reaksi substitusi terjadi pada homolog alkana.
diberi notasi cis- dan trans-. Contoh reaksi substitusi:
1) Bentuk cis, gugus yang sama ada pada satu sisi. CH4 + Cl2 d CH3Cl + HCl
2) Bentuk trans, gugus yang sama terletak H H
berseberangan. | |
H–C–H Cl – Cl H – C – Cl H – Cl
Contoh isomer geometri: | |
H H
2-butena (C4H8)
CH3Cl + Cl2 d CH2Cl2 + HCl
CH3 — CH == CH — CH3
CH4 + 4Cl2 d CCl4 + 4HCl (tetraklorometana)
CH3 CH3 CH3 H
CH2Cl2 + 2F2 d CF2Cl2 + 2HF (freon)
C == C C == C
H 3) Reaksi adisi
H H CH3
cis-2-butena trans-2-butena Adalah reaksi penjenuhan/pemutusan ikatan
2-pentena (C5H10) rangkap oleh H2, X2 (halogen) atau HX (asam
halida).
CH3 — CH == CH — C2H5
3+2d5
CH3 C2H5 CH3 H Reaksi adisi terjadi karena salah satu ikatan
C == C C == C pada ikatan rangkap (ikatan π) bersifat
H H H C2H5
lemah, mudah putus dan reaktif.
cis-2-pentena trans-2-pentena
Reaksi adisi terjadi pada homolog alkena
E. SIFAT-SIFAT FISIS HIDROKARBON dan alkuna. Homolog alkuna membutuhkan
Sifat-sifat fisis hidrokarbon berbeda-beda pereaksi 2 kali lipat dari alkena.
tergantung struktur molekulnya. Pada reaksi adisi dengan HX berlaku aturan
Sifat fisis Keterangan Markovnikov tentang arah adisi:
>> jumlah atom C/Mr Atom H dari HX berikatan pada atom C
T.L. dan T.D.
<< jumlah cabang ikatan rangkap yang telah lebih banyak
Massa jenis >> jumlah atom C/Mr mengikat atom H (kaya makin kaya).
Volatilitas << jumlah atom C/Mr Jika sama, maka atom X dari HX akan
berikatan pada atom C ikatan rangkap
Kepolaran non-polar
yang sisinya telah lebih banyak mengikat
Kelarutan larut dalam pelarut non-polar atom H (lebih positif).
F. REAKSI-REAKSI HIDROKARBON
Contoh reaksi adisi:
Hidrokarbon hanya reaktif terhadap senyawa
H H
non-polar dan pada suhu tinggi. CH3 – CH = CH2 + H2 d | |
CH3—CH—CH2
Reaksi-reaksi hidrokarbon terdiri dari:
1) Reaksi pembakaran C2H5 – CH = CH – CH3 + HBr d
Adalah reaksi redoks dengan jalan Br H
| |
pembakaran menggunakan O2. C2H5 —CH— CH —CH3
CxHy + O2 d CO2 + H2O

HIDROKARBON 5
materi78.co.nr KIM 4
H H Reaksi isomerisasi terjadi pada homolog
CH3 – C ≡ CH + H2 d | |
CH3—C == CH
alkana, alkena dan alkuna. Reaksi isomerisasi
terjadi pada suhu dan tekanan tinggi dengan
H H
| | bantuan katalis.
CH3 – C ≡ CH + 2H2 d CH3— C — CH 7) Reaksi polimerisasi
| |
H H Adalah reaksi penggabungan molekul kecil
Br Br (monomer) menjadi molekul besar (polimer).
| |
Reaksi polimerisasi terjadi pada homolog
CH3 – C ≡ CH + Br2 + F2 d CH3 — C — CH
| | alkena dan alkuna. Reaksi polimerisasi
F F memutuskan ikatan rangkap dan
4) Reaksi eliminasi menghasilkan polimer.
Adalah reaksi pembentukan ikatan rangkap (akan dipelajari di bagian Polimer)
dengan melepas dua gugus di sekitar 2 atom G. SUMBER DAN KEGUNAAN HIDROKARBON
C yang berikatan, dan melepas H2, X2 atau HX. Alkana bersumber dari minyak bumi dan batu
Reaksi eliminasi menggunakan dehidrator bara (seluruh suku) dan gas alam (suku rendah).
berupa H2SO4 pekat pada suhu 180oC. (akan dipelajari di bagian Bahan Bakar Fosil)
5d3+2 Kegunaan alkana antara lain:
Reaksi eliminasi terjadi pada homolog alkana. 1) Bahan bakar.
Pada reaksi eliminasi HX berlaku aturan 2) Bahan baku industri dan senyawa lain.
Saytzeff tentang arah eliminasi. 3) Sumber hidrogen.
Atom H yang tereliminasi adalah yang 4) Pelumas mesin.
terikat pada atom C yang mengikat lebih 5) Pencucian kering (dry cleaning).
sedikit atom H (miskin makin miskin). 6) Pelarut non-polar.
Contoh reaksi eliminasi: Alkena sangat sulit didapat dari alam dan
CH3 – CH2 – CH3 dapat ditulis kebanyakan bersumber dari reaksi perengkahan
alkana.
H H
H2SO4 Kegunaan alkena adalah untuk bahan baku
| | sssd CH3 – CH = CH2 + H2
CH3— CH—CH2 industri dan senyawa lain, misalnya plastik, karet
CH3 – CHBr – CH3 dapat ditulis sintesis, alkohol, dan insektisida.
Br H Alkuna dapat ditemukan di gas rawa, minyak
H2SO4
| | sssd CH3 – CH = CH2 + HBr bumi, dan batu bara, dan kebanyakan bersumber
CH3— CH—CH2
dari reaksi perengkahan alkana.
5) Reaksi perengkahan (cracking)
Kegunaan alkuna, antara lain:
Adalah reaksi pemutusan rantai karbon
1) Bahan bakar obor.
menjadi rantai-rantai yang lebih pendek.
2) Las karbid dan pemotongan logam.
5d4+3+2+1
3) Bahan baku untuk senyawa lain, misalnya
Reaksi perengkahan terjadi pada homolog
etanol, asam asetat, dan vinilklorida.
alkana. Reaksi perengkahan alkana
menghasilkan alkena, alkuna, dan H2.
Reaksi perengkahan terjadi melalui cara:
a. Thermal cracking/pirolisis (suhu dan
tekanan tinggi tanpa O2).
b. Catalytic cracking (katalis SiO2 atau Al2O3).
Contoh reaksi perengkahan:
C30H62 d C7H16 + C8H19 + C10H20 + C4H8
C10H22 d C8H18 + C2H4
C4H10 d C4H8 + H2
6) Reaksi isomerisasi (reforming)
Adalah reaksi penyusunan isomer rantai lurus
menjadi rantai bercabang.

HIDROKARBON 6
materi78.co.nr KIM 4

Turunan Hidrokarbon
A. PENDAHULUAN Penamaan trivial pada bentuk rantai karbon,
cabang dan posisi gugus fungsi:
Turunan hidrokarbon adalah senyawa turunan
homolog alkana yang mengandung gugus fungsi. 1) Posisi primer (terikat pada atom C primer)
Gugus fungsi turunan hidrokarbon terdiri atas: C — C — C — C — OH
Alkohol (–OH) Eter (–O–) 2) Posisi sekunder (terikat pada atom C sekunder)
R — OH R — O —R C— C— C— C
|
Aldehida (–CHO) Keton/karbonil (–CO–) OH

R — C —H R— C —R 3) Posisi tersier (terikat pada atom C sekunder)


|| || C
O O |
C— C— C
Karboksil (–COOH) Ester (–COO–) |
OH
R — C — OH R— C — O — R
|| || 4) Posisi iso (pada rantai karbon terdapat satu
O O cabang pada nomor kedua)

Halogen (–X) C
|
R— X C — C — C — OH
Homolog turunan hidrokarbon terdiri atas: Posisi iso dapat sama dengan posisi sekunder.
Homolog Gugus fungsi Rumus umum C
|
Alkanol –OH C — C — COO — C
CnH2n+2O
Alkoksi alkana –O– 5) Posisi neo (pada rantai karbon terdapat dua
Alkanal –CHO cabang pada nomor kedua)
CnH2nO
Alkanon –CO– C
Asam alkanoat –COOH |
CnHnO2 C — C — C — OH
Alkil alkanoat –COO– |
C
Haloalkana –X CnH2n+1X
Posisi neo dapat sama dengan posisi tersier.
B. TATA NAMA TURUNAN HIDROKARBON C
|
Tata nama turunan hidrokarbon didasarkan
C — C — OH
atas aturan IUPAC atau menggunakan nama |
trivial (nama umum/dagang). C
Penamaan IUPAC dan trivial pada turunan Penamaan trivial pada suku-suku homolog
hidrokarbon: alkanal, asam alkanoat dan alkil alkanoat:
Gugus fungsi IUPAC Trivial Atom C Nama trivial Atom C Nama trivial
Alkohol alkanol alkil alkohol 1 form- 6 kapro-
Eter alkoksi alkana alkil alkil eter 2 aset- 7 enant-
alkil aldehida 3 propio- 8 kapril-
Aldehida alkanal
trivialdehida 4 butir- 9 pelargon-
Keton/karbonil alkanon alkil alkil keton 5 valer- 10 kapr-
asam trivioat
asam C. KEISOMERAN TURUNAN HIDROKARBON
Karboksil asam alkana
alkanoat Keisomeran turunan hidrokarbon terdiri atas:
karboksilat
Isomer Perbedaan Homolog
Ester alkil alkanoat alkil triviat
Struktur
Halogen haloalkana alkil halida
beda rantai
Rantai/ seluruh turunan
utama/induk
rangka hidrokarbon
atau alkil

HIDROKARBON 1
materi78.co.nr KIM 4
beda posisi Contoh:
Posisi selain asam alkanoat
gugus fungsi CH3—OH
beda homolog, alkanol-alkoksi alkana, IUPAC : metanol
Fungsi namun sama alkanal-alkanon, asam Trivial : metil alkohol (spirtus)
rumus umum alkanoat-alkil alkanoat CH3—CH2—OH
Ruang IUPAC : etanol
beda pemutar alkanol atau mengan- Trivial : etil alkohol (alkohol di pasaran)
Optis
polarimetri dung gugus alkohol CH3—CH2—CH2—OH
Pada isomer optis, dua buah rumus bangun IUPAC : 1-propanol
memiliki nama yang sama, namun berbeda jika Trivial : propil alkohol
dilewatkan cahaya terpolariasi. CH3—CH2—CH2—CH2—CH2—OH
polarisator IUPAC : 1-pentanol
cahaya Trivial : pentil alkohol
terpolarisasi CH3 —CH2 — CH — CH2 — CH3
cahaya tak |
terpolarisasi θ OH
senyawa
IUPAC : 3-pentanol
berisomer
optis Trivial : sekpentil alkohol

Untuk membedakannya, kedua rumus bangun CH3


|
diberi notasi L- dan D-. CH3— CH2— C — CH3
1) Bentuk levo (L-) menyatakan senyawa |
OH
memutar polarimetri ke kiri.
IUPAC : 2-metil-2-butanol
2) Bentuk dekstro (D-) menyatakan senyawa
memutar polarimetri ke kanan. Trivial : terspentil alkohol
CH3— CH — CH2— CH2 — OH
Hubungan dua isomer optis dapat berupa
|
enansiomer (saling mencerminkan), dan CH3
diastereoisomer (tak saling mencerminkan).
IUPAC : 3-metil-1-butanol
Campuran senyawa enansiomer sejenis bersifat Trivial : isopentil alkohol
optis aktif, sedangkan campuran dua senyawa
CH3
enansiomer berbeda (rasemat) bersifat optis tak |
aktif. CH3— C — CH2— OH
|
Keisomeran optis disebabkan oleh atom C kiral CH3
(asimetris), yaitu atom karbon yang mengikat 4 IUPAC : 2,2-dimetil-1-propanol
gugus yang seluruhnya berbeda.
Trivial : neopentil alkohol
Semakin banyak atom C kiral, semakin banyak
CH3
isomer optis. Jika n adalah jumlah atom C kiral: |
n
CH3— CH — CH — CH2 — OH
jumlah isomer optis = 2 |
CH3
D. ALKANOL DAN ALKOKSI ALKANA IUPAC : 2,3-dimetil-1-butanol
Aturan penamaan IUPAC alkanol: Trivial : tidak ada
1) Penamaan didasarkan atas rantai utama dan Aturan penamaan IUPAC alkoksi alkana:
diberi akhiran -ol. Gugus alkohol dianggap 1) Penamaan didasarkan atas gugus karbon di
cabang. sekitar gugus eter.
2) Posisi cabang dan gugus alkohol a. Rantai utama adalah gugus karbon
ditentukan dengan penomoran rantai utama. terpanjang.
Penomoran dilakukan sedemikian rupa b. Gugus karbon yang lebih pendek
sehingga gugus alkohol memiliki nomor kecil. dianggap cabang, diberi akhiran –oksi.
Aturan penamaan trivial alkanol: 2) Posisi cabang dan gugus eter ditentukan
1) Penamaan didasarkan atas gugus alkil dengan penomoran rantai utama.
sebagai cabang gugus alkohol. Penomoran dilakukan sedemikian rupa
2) Penamaan ditulis sebagai alkil alkohol. sehingga gugus eter memiliki nomor kecil.

HIDROKARBON 2
materi78.co.nr KIM 4
3) Gugus eter selalu ditulis paling awal 3. 2-metoksi-2-metilpropana (rantai utama C3)
daripada cabang. C
Aturan penamaan trivial alkoksi alkana:
|
C— O — C — C
1) Penamaan didasarkan atas gugus karbon di |
sekitar gugus eter. C
2) Penamaan gugus diurut berdasarkan abjad Pada isomer posisi, dua buah rumus bangun
(sebelum diberi indeks, sek-, ters-, iso-, dan memiliki rumus molekul yang sama namun
neo-) sesuai nama gugus alkil di sekitar nomor gugus fungsi berbeda (alkanol) atau posisi
gugus eter sebagai alkil alkil eter. gugus fungsi berbeda (alkoksi alkana).
Contoh: Contoh isomer posisi:
CH3—O—CH2—CH2—CH2—CH3 Alkanol
IUPAC : 1-metoksibutana Misalnya 3-pentanol dengan rumus molekul
Trivial : butil metil eter C5H12O, memiliki keisomeran posisi dengan,
CH3 — O — CH2 — CH — CH3 C— C — C —C — C
| |
CH3 OH
IUPAC : 1-metoksi-2-metilpropana 1. 1-pentanol
Trivial : isobutil metil eter C— C— C— C— C—OH
CH3—CH2—O—CH2—CH2—CH3
2. 3-metil-2-butanol
IUPAC : 1-etoksipropana
C OH
Trivial : etil propil eter | |
C — C —C — C
CH3 — CH2 — O — CH — CH3
| 3. 2,2-dimetil-1-propanol
CH3
C
IUPAC : 2-etoksipropana |
Trivial : etil sekpropil eter/etil isopropil eter C — C — C —OH
|
Pada isomer rantai, dua buah rumus bangun C
memiliki rumus molekul yang sama namun rantai
Alkoksi alkana
utama berbeda (alkanol) atau gugus alkil berbeda
(alkoksi alkana). Misalnya 1-metoksipentana dengan rumus
molekul C6H14O, memiliki keisomeran posisi
Contoh isomer rantai:
dengan,
Alkanol, contoh: berikut ini isomer rantai C7H16O,
C— O— C— C— C— C— C
1. 1-heptanol (rantai utama C7)
1. 1-etoksibutana
C— C— C— C— C— C— C—OH
C— C— O— C— C— C— C
2. 5-metil-1-heksanol (rantai utama C6)
2. 1-propoksipropana
C — C — C — C — C — C —OH
| C— C— C— O— C— C— C
C Pada isomer fungsi, dua buah rumus bangun
3. 3,4-dimetil-1-pentanol (rantai utama C5) memiliki rumus umum yang sama namun
C homolog (keluarga) yang berbeda.
| Contoh isomer fungsi:
C — C — C — C — C — OH
| Senyawa dengan rumus molekul C5H12O,
C 1. 1-pentanol
Alkoksi alkana, contoh: berikut ini isomer rantai C— C— C— C— C—OH
C5H12O, 2. 1-metoksi butana
1. 1-metoksibutana (rantai utama C4) C— O— C— C— C— C
C— O— C— C— C— C Pada isomer optis, dua buah rumus bangun
2. 1-metoksi-2-metilpropana (rantai utama C3) memiliki nama yang sama, namun menghasilkan
C— O — C — C— C cahaya terpolarisasi berbeda.
|
C

HIDROKARBON 3
materi78.co.nr KIM 4
Contoh isomer optis: CH3
|
2-butanol
CH3— C — CH2 — CHO
CH3 — CH2 —CH—CH3 |
| CH3
OH
IUPAC : 3,3-dimetilbutanal
H H
Trivial : neokaproaldehida
| |
H5C2 — C*—CH3 H3C — C*—C2H5 CH3— CH2—CH— CHO
| | |
OH HO CH2
|
L-2-butanol D-2-butanol CH3
3-metil-3-heksanol IUPAC : 2-etilbutanal
CH3 Trivial : sekkaproaldehida
|
CH3
CH3 — CH2 —CH2 — C — CH2—CH3
| |
OH CH3— CH2— C — CHO
|
CH3 H3C CH3
| |
H7C3 — C*— C2H5 H5C2— C*—C3H7 IUPAC : 2,2-dimetilbutanal
| | Trivial : terskaproaldehida
OH HO Aturan penamaan IUPAC alkanon:
L-3-metil-3-heksanol D-3-metil-3-heksanol 1) Penamaan didasarkan atas rantai utama dan
E. ALKANAL DAN ALKANON diberi akhiran -on. Gugus keton dianggap
cabang, namun atom karbonnya dihitung
Aturan penamaan IUPAC alkanal:
sebagai rantai utama.
1) Penamaan didasarkan atas rantai utama dan
2) Posisi cabang dan gugus keton ditentukan
diberi akhiran -al. Gugus aldehida dianggap
cabang, namun atom karbonnya dihitung dengan penomoran rantai utama.
sebagai rantai utama. Penomoran dilakukan sedemikian rupa
2) Posisi cabang ditentukan dengan sehingga gugus keton memiliki nomor kecil.
penomoran rantai utama. Aturan penamaan trivial alkanon:
Atom karbon gugus aldehida dihitung 1) Penamaan didasarkan atas gugus karbon di
sebagai rantai utama dan selalu menjadi sekitar gugus keton.
atom karbon nomor 1 (gugus aldehida tidak 2) Penamaan gugus diurut berdasarkan abjad
perlu diberi nomor). (sebelum diberi indeks, sek-, ters-, iso-, dan
Aturan penamaan trivial alkanal: neo-) sesuai nama gugus alkil di sekitar
1) Penamaan didasarkan atas jumlah atom C gugus keton sebagai alkil alkil keton.
dan bentuk rantai. Contoh:
2) Penamaan ditulis sebagai trivialdehida. CH3—CO—CH2—CH2—CH2—CH3
Contoh: IUPAC : 2-heksanon
H—CHO Trivial : butil metil keton
IUPAC : metanal CH3—CH2—CO—CH2—CH2—CH3
Trivial : formaldehida (formalin) IUPAC : 3-heksanon
CH3—CH2—CH2—CH2—CH2—CHO Trivial : etil propil keton
IUPAC : heksanal CH3— CO — CH2— CH —CH3
|
Trivial : kaproaldehida CH3
CH3— CH —CH2 — CH2 — CHO
| IUPAC : 4-metil-2-pentanon
CH3 Trivial : isobutil metil keton
IUPAC : 4-metilpentanal Pada isomer rantai, dua buah rumus bangun
Trivial : isokaproaldehida memiliki rumus molekul yang sama namun rantai
utama berbeda (alkanal) atau gugus alkil berbeda
(alkoksi alkana).

HIDROKARBON 4
materi78.co.nr KIM 4
Contoh isomer rantai: F. ASAM ALKANOAT DAN ALKIL ALKANOAT
Alkanal, contoh: berikut ini isomer rantai C6H12O, Aturan penamaan IUPAC asam alkanoat:
1. heksanal (rantai utama C6) 1) Penamaan didasarkan atas rantai utama dan
C— C— C— C— C—CHO diberi kata asam di depan dan akhiran –oat.
2. 3-metilpentanal (rantai utama C5) Gugus karboksil dianggap cabang, namun
C — C — C — C —CHO atom karbonnya dihitung sebagai rantai
| utama.
C
2) Posisi cabang ditentukan dengan
3. 3,3-dimetilbutanal (rantai utama C4) penomoran rantai utama.
C Atom karbon gugus karboksil dihitung
|
C — C — C —CHO sebagai rantai utama dan selalu menjadi
| atom karbon nomor 1.
C
Aturan penamaan trivial asam alkanoat:
Alkanon, contoh: berikut ini isomer rantai
Nama trivial 1
C6H12O,
1) Penamaan didasarkan atas jumlah atom C
1. 2-heksanon (rantai utama C6)
dan bentuk rantai.
C— CO— C— C— C—C
2) Penamaan ditulis sebagai asam trivioat.
2. 4-metil-2-pentanon (rantai utama C5)
Nama trivial 2
C —CO— C — C — C
| 1) Penamaan didasarkan atas rantai utama
C sebagai alkana yang diberi kata asam
3. 3,3-dimetil-2-butanon (rantai utama C4) didepannya. Gugus karboksil dianggap
C cabang, dan atom karbonnya tidak dihitung
| sebagai rantai utama.
C —CO— C — C
| 2) Posisi cabang dan gugus karboksil
C ditentukan dengan penomoran rantai utama.
Pada isomer posisi, dua buah rumus bangun Penomoran dilakukan sedemikian rupa
memiliki rumus molekul yang sama namun posisi sehingga gugus keton memiliki nomor kecil.
gugus fungsi berbeda. 3) Gugus karboksil selalu ditulis paling akhir
Alkanal tidak mempunyai isomer posisi. dan diberi akhiran –at.
Contoh isomer posisi alkanon: 4) Penamaan ditulis sebagai asam alkana
Misalnya 2-heptanon dengan rumus molekul karboksilat.
C7H14O, memiliki keisomeran posisi dengan, Contoh:
C— CO— C— C— C—C—C H—COOH
1. 3-heptanon IUPAC : asam metanoat
C— C— CO— C— C—C—C Trivial : 1) asam formiat
2. 4-heptanon 2) tidak ada
C— C— C— CO— C—C—C CH3—COOH
Pada isomer fungsi, dua buah rumus bangun IUPAC : asam etanoat
memiliki rumus umum yang sama namun Trivial : 1) asam asetat
homolog (keluarga) yang berbeda. 2) asam metana karboksilat
Contoh isomer fungsi: CH3—CH2—CH2—CH2—CH2—COOH
Senyawa dengan rumus molekul C6H12O, IUPAC : asam heksanoat
1. heksanal Trivial : 1) asam kaproat
C— C— C— C— C—CHO 2) asam pentana-1-karboksilat
2. 3-heksanon CH3— CH —CH2—CH2—COOH
C— C— CO— C— C—C |
CH3
IUPAC : asam 4-metilpentanoat
Trivial : 1) asam isokaproat
2) asam 3-metilbutana-1-karboksilat

HIDROKARBON 5
materi78.co.nr KIM 4
CH3 CH3
| |
CH2 — C —CH2—COOH CH3— C —COO—CH3
| |
CH3 CH3
IUPAC : asam 3,3-dimetilbutanoat IUPAC : metil-2,2-dimetilpropanoat
Trivial : 1) asam neokaproat Trivial : metil neovalerat/metil tersvalerat
2) asam 2,2-dimetil-1-karboksilat Pada isomer rantai, dua buah rumus bangun
CH3 — CH2— CH —COOH memiliki rumus molekul yang sama namun rantai
| utama berbeda (asam alkanoat) atau gugus alkil
CH2— CH3
berbeda (alkil alkanoat).
IUPAC : asam 2-etilbutanoat
Contoh isomer rantai:
Trivial : 1) asam sekkaproat
Asam alkanoat, contoh: berikut ini isomer rantai
2) asam pentana-3-karboksilat
C6H12O2,
Aturan penamaan IUPAC alkil alkanoat:
1. asam heksanoat (rantai utama C6)
1) Penamaan didasarkan atas gugus karbon di
C— C— C— C— C—COOH
sekitar gugus ester.
2. asam 3-metilpentanoat (rantai utama C5)
a. Gugus karbon yang berikatan dengan O
C — C — C — C —COOH
gugus ester adalah rantai utama diberi |
akhiran –oat. C
b. Gugus karbon yang berikatan dengan C Alkil alkanoat, contoh: berikut ini isomer rantai
gugus ester dianggap sebagai alkil dan C6H12O,
diletakkan di depan. 1. metil pentanoat (rantai utama C6)
2) Posisi cabang pada rantai utama C—C— C— C— COO—C
ditentukan dengan penomoran rantai utama. 2. metil-3-metilbutanoat (rantai utama C5)
Atom karbon gugus ester dihitung sebagai C — C — C—COO— C
rantai utama dan selalu menjadi atom karbon |
nomor 1. C
Aturan penamaan trivial alkil alkanoat: Pada isomer posisi, dua buah rumus bangun
memiliki rumus molekul yang sama namun posisi
1) Penamaan didasarkan atas jumlah atom C
gugus fungsi berbeda.
dan bentuk rantai.
Asam alkanoat tidak mempunyai isomer posisi.
2) Penamaan ditulis sebagai alkil trivioat.
Contoh isomer posisi alkil alkanoat:
Contoh:
Misalnya pentil etanoat dengan rumus molekul
CH3—CH2—COO—CH2—CH2—CH3
C7H14O2, memiliki keisomeran posisi dengan,
IUPAC : propil propanoat
C— COO— C— C— C—C—C
Trivial : propil propionat
1. butil propanoat
CH3—CH2—CH2—COO—CH2—CH3
C— C— COO— C— C—C—C
IUPAC : etil butanoat
2. propil butanoat
Trivial : etil butirat
C— C— C— COO— C—C—C
CH3—CH2—CH2—CH2—COO—CH3
Pada isomer fungsi, dua buah rumus bangun
IUPAC : metil pentanoat
memiliki rumus umum yang sama namun
Trivial : metil valerat homolog (keluarga) yang berbeda.
CH3— CH — CH2—COO—CH3 Contoh isomer fungsi:
|
CH3 Senyawa dengan rumus molekul C6H12O2,
IUPAC : metil-3-metilbutanoat 1. asam heksanoat
Trivial : metil isovalerat C— C— C— C— C—COOH
CH3— CH — COO— CH2—CH3 2. propil propanoat
| C— C— COO— C— C—C
CH3
IUPAC : etil-2-metilpropanoat
Trivial : etil isobutirat/etil sek butirat

HIDROKARBON 6
materi78.co.nr KIM 4
G. HALOALKANA 2) Reaksi substitusi
Aturan penamaan IUPAC haloalkana: Adalah reaksi penggantian 1 atom H dengan
1) Penamaan didasarkan atas rantai utama. unsur lain (biasanya halogen).
Halogen dianggap cabang, dan diberi Alkana + Halogen
akhiran –o. d Haloalkana + Asam Halida
2) Posisi cabang dan halogen ditentukan
dengan penomoran rantai utama. 3+2d4+1
a. Penomoran dilakukan sedemikian rupa Reaksi substitusi terjadi pada seluruh
sehingga halogen memiliki nomor kecil. turunan hidrokarbon.
b. Jika terdapat >1 halogen, maka prioritas Contoh reaksi substitusi:
penomoran adalah F > Cl > Br > I. CH4 + Cl2 d CH3Cl + HCl
3) Cabang sejenis yang jumlahnya >1 cukup H H
| |
ditulis sekali, namun diberi indeks (di-, tri-, H–C–H Cl – Cl H – C – Cl H – Cl
tetra-, dst.). | |
H H
4) Jika terdapat lebih dari satu macam jenis
3) Reaksi adisi (reduksi)
cabang, maka urutan penamaan cabang
Adalah reaksi penjenuhan/pemutusan ikatan
diurut berdasarkan abjad dalam bahasa
rangkap oleh H2, X2 atau HX.
Inggris (sebelum diberi indeks, sek-, ters-,
iso-, dan neo-). 3+2d5
Aturan penamaan haloalkana: Reaksi adisi terjadi pada homolog turunan
hidrokarbon selain alkohol dan eter.
1) Penamaan didasarkan atas gugus alkil
sebagai cabang halogen (jika tunggal). Contoh reaksi adisi:
2) Penamaan ditulis sebagai alkil halogen. O— H
O |
Contoh:
|| + H2 d CH3— CH2— C—H
CH3— CH2— C—H |
CH3—Cl H
O— Br
IUPAC : klorometana O |
|| + HBr d CH3— C — O — CH3
Trivial : metil klorida CH3— C — O — CH3 |
CH3—CHBr—CH3 H
IUPAC : 2-bromopropana 4) Reaksi eliminasi
Trivial : isopropil bromida Adalah reaksi pembentukan ikatan rangkap
CH3 Cl dengan melepas dua gugus di sekitar 2 atom C
F F I
| | | | | yang berikatan, dan melepas X2, HX atau H2O.
CH2— CH — C — C — CH Reaksi eliminasi menggunakan dehidrator
| | | berupa H2SO4 pekat pada suhu 180oC.
Cl Br Br
IUPAC : 4,5-dibromo-3,5-dikloro-1,2-difluoro-3- 5d3+2
iodo-4-metilpentana Reaksi eliminasi terjadi pada seluruh
Trivial : tidak ada homolog turunan hidrokarbon.
Pada reaksi eliminasi HX atau H2O berlaku
H. REAKSI-REAKSI TURUNAN HIDROKARBON
aturan Saytzeff tentang arah eliminasi.
Reaksi-reaksi umum pada turunan hidrokarbon
terdiri atas: Atom H yang tereliminasi adalah yang
1) Reaksi pembakaran/redoks terikat pada atom C yang mengikat lebih
sedikit atom H (miskin makin miskin).
Adalah reaksi redoks dengan jalan
pembakaran menggunakan O2. Contoh reaksi eliminasi:
T. Hidrokarbon + O2 d CO2 + H2O CH3 – CH(OH) – CH3 dapat ditulis
OH H H2SO4
Reaksi pembakaran terjadi pada seluruh | | sssd CH3 – CH = CH2 + H2O
homolog turunan hidrokarbon. CH3— CH CH2

Contoh reaksi pembakaran: CH3 – CHBr – CH3 dapat ditulis


C2H5OH + 3O2 d 2CO2 + 3H2O Br H H2SO4
| | sssd CH3 – CH = CH2 + HBr
CH3— CH— CH2

HIDROKARBON 7
materi78.co.nr KIM 4
Reaksi-reaksi alkohol dan eter: Contoh:
1) Reaksi dengan logam alkali C2H5–OH + HCl d C2H5–Cl + H2O
Alkohol CH3–O–C2H5 + HI d CH3–OH + C2H5–I
Alkohol + Logam Alkali CH3–O–C2H5 + 2HI d CH3–I + C2H5–I + H2O
d Alkali Alkoksida + H2 5) Reaksi eliminasi
Disebut juga reaksi dehidrasi alkohol
2R–OH + 2M d 2R–ONa + H2
karena melepas air.
Eter (tidak bereaksi)
Alkohol
Contoh:
H2SO4 p
2C2H5–OH + 2Na d 2C2H5–ONa + H2 Alkohol sssd Eter + H2O
2) Reaksi dengan fosfor trihalogen (PX3) 130-140oC
Alkohol
2R–OH d 2R–O–R + H2O
Alkohol + PCl3/PBr3/PI3
d Haloalkana + H3PO3 H2SO4 p
Alkohol sssd Alkena + H2O
3R–OH + PX3 d 3R–X + P(OH)3 170-180oC
Eter (tidak bereaksi)
R–OH d R=R + H2O
Contoh:
3C2H5–OH + PCl3 d 3C2H5–Cl + H3PO3 Eter (tidak bereaksi)
3) Reaksi dengan fosfor pentahalogen (PX5) Contoh:
Alkohol (menghasilkan asam halida) C3H7–OH dapat ditulis
H OH
Alkohol + PCl5/PBr5/PI5 H2SO4
| | sssd CH3–CH=CH2 + H2O
d Haloalkana + Asam Halida + POX3 CH3— CH—CH2
C2H5–OH dapat ditulis
R–OH + PX5 d RX + HX + POX3
C2H5— OH
Eter (tidak menghasilkan asam halida) H2SO4
sssd C2H5–O–C2H5 + H2O
C2H5— OH
Eter + PCl5/PBr5/PI5
6) Reaksi dengan oksidator (oksidasi)
d Haloalkana 1 + Haloalkana 2 + POX3
Oksidator terdiri atas:
R1–O–R2 + PX5 d R1X + R2X + POX3 a. Oksidator lemah, yaitu tembaga pijar (CuO).
Contoh: b. Oksidator kuat, yaitu ion Cr2O72- dan
C2H5–OH + PCl5 d C2H5–Cl + HCl + POCl3 MnO4- pada suasana asam (H+).
CH3–O–C2H5 + PCl5 d CH3–Cl + C2H5–Cl + POCl3 Alkohol
4) Reaksi dengan asam halida (HX)
Alkohol P. + CuO d Alkanal + Cu + H2O
Alkohol
Alkohol + HF/HCl/HBr/HI Alkohol P. + Cr2O72-/MnO4- + H+
d Haloalkana + H2O d Asam Alkanoat + Cr3+/Mn2+ + H2O

R–OH + HX d RX + H2O Alkohol S. + Cr2O72-/MnO4- + H+


Eter (tidak menghasilkan asam halida) d Alkanon + Cr3+/Mn2+ + H2O
Eter hanya bereaksi dengan asam halida
Alkohol sekunder tidak teroksidasi oleh
terkuat, yaitu HI.
oksidator lemah, sedangkan alkohol tersier
Asam iodida cukup (1 : 1) tidak teroksidasi sama sekali.
Eter + HI d Alkohol + Haloalkana Eter (tidak bereaksi)
Contoh:
R1–O–R2 + HI d R1OH + R2I
CH3-CH2-OH + CuO d CH3-CHO + Cu + H2O
Asam iodida berlebih (1 : 2)
CH3-CH2-OH + Cr2O72- + H+ d
Eter + HI d CH3-COOH + 2Cr3+ + H2O
Haloalkana 1 + Haloalkana 2 + H 2O OH
| + MnO4- + H+ d
CH3—CH—CH3
R1–O–R2 + 2HI d R1I + R2I + H2O
CH3-CO-CH3 + Mn2+ + H2O

HIDROKARBON 8
materi78.co.nr KIM 4
Reaksi-reaksi aldehida dan keton: 2) Reaksi esterifikasi-hidrolisis ester
1) Reaksi adisi H2 Merupakan dua reaksi yang berkebalikan.
Reaksi adisi H2 adalah kebalikan dari reaksi Reaksi esterifikasi
alkohol dengan oksidator.
Asam Alkanoat (Karboksil) + Alkohol
Aldehida d Alkil Alkanoat (Ester) + Air
Aldehida/Alkanal + H2 d Alkohol Primer
Reaksi hidrolisis ester
R–CHO + H2 d R–CH2–OH Alkil Alkanoat (Ester) + Air
Keton d Asam Alkanoat (Karboksil) + Alkohol
Keton/Alkanon + H2 d Alkohol Sekunder
Contoh:
R1–CO–R2 + H2 d R1–CH(OH)–R2 O
Contoh: || + H O—CH d
3
C2H5— C—OH
O OH
|| + H2 d | asam propanoat metanol
CH3—CH2— C — H CH3—CH2—CH2
O
O OH || + H2O
|| + H2 d | C2H5— C—O—CH3
CH3— C —CH3 CH3—CH— CH3
metil propanoat
2) Reaksi dengan oksidator (oksidasi) Reaksi-reaksi haloalkana:
Oksidatornya adalah oksidator lemah berupa 1) Reaksi substitusi
pereaksi Tollens dan pereaksi Fehling.
Adalah reaksi penggantian 1 atom halogen
Pereaksi Tollens (perak amoniakal), [Ag[(NH3)2]+ dengan gugus –OH dari basa kuat,
tereduksi menjadi Ag (cermin perak), menghasilkan alkanol.
sedangkan pereaksi Fehling, Cu(OH)2 te-
reduksi menjadi Cu2O (endapan merah bata). Haloalkana + Basa Kuat
d Alkanol + Garam
Aldehida
Aldehida/Alkanal + Pereaksi Tollens Contoh:
d Asam Alkanoat + Ag + 2NH3 C2H5Cl + KOH d C2H5OH + KCl
CH3I + NaOH d CH3OH + NaI
Aldehida/Alkanal + Pereaksi Fehling
2) Reaksi eliminasi
d Asam Alkanoat + Cu2O
Reaksi eliminasi ini seperti reaksi eliminasi
Keton (tidak bereaksi) umum.
Reaksi-reaksi karboksil dan ester: Contoh:
1) Reaksi dengan basa kuat CH3 – CHF – CH2F dapat ditulis
Reaksi netralisasi (karboksil/asam alkanoat) F F
H2SO4
| | sssd CH3 – CH = CH2 + F2
Asam Alkanoat + Basa Kuat CH3— CH—CH2
d Garam Alkanoat + Air
CH3 – CHBr – CH3 dapat ditulis
R–COO-H+ + Kat+OH- d R–COOKat+ + H+OH- Br H
H2SO4
Reaksi saponifikasi/penyabunan (ester/ | | sssd CH3 – CH = CH2 + HBr
CH3— CH—CH2
alkil alkanoat)
CH3 – CHCl – CH2 – CH3 dapat ditulis
Ester (Lemak) + Basa Kuat
Cl H
d Garam Ester (Sabun) + Alkohol (Gliserol) | | KOH
sssd
CH3— CH—
—CH— CH3
(akan dipelajari di bagian Biokimia)
CH3 – CH = CH – CH3 + HCl
Contoh:
CH3COOH + NaOH d CH3COONa + H2O I. KEGUNAAN TURUNAN HIDROKARBON
C2H5COOH + KOH d C2H5COOK + H2O Kegunaan alkohol dan eter:
1) Bahan bakar spirtus (CH3OH) dan etanol
(C2H5OH).
2) Alkohol rumah tangga 70% (C2H5OH).
3) Sebagai pelarut organik.

HIDROKARBON 9
materi78.co.nr KIM 4
4) Zat antiketukan penambah nilai oktan, yaitu
MTBE (metil tersbutil eter) dan etanol
(C2H5OH).
5) Bahan baku industri, misalnya serat dan
plastik.
6) Bahan baku senyawa lain, misalnya
formaldehida, asetaldehida dan ester.
Kegunaan aldehida dan keton:
1) Formalin (formaldehida) untuk pengawet
biologis (HCHO).
2) Sebagai pelarut organik, misalnya thinner,
aseton/propanon (penghilang kuteks).
3) Bahan baku industri, misalnya plastik
termoset (tahan leleh) dan parfum.
Kegunaan karboksil (asam karboksilat):
1) Asam format sebagai penggumpal lateks/
getah pohon karet dan penyamakan kulit
(HCOOH).
2) Asam cuka sebagai campuran makanan
(CH3COOH).
Kegunaan ester:
Reaksi esterifikasi
Ester Suku
A. alkanoat Alkohol
Buah ≤10 suku rendah suku rendah
Lilin >10 suku tinggi suku tinggi
Lemak >10 suku tinggi gliserol

1) Ester buah-buahan (essence) digunakan


untuk campuran makanan yang
menghasilkan aroma, dan sebagai pelarut
organik.
Ester Aroma
etil format rum
metil salisilat sarsaparila
metil sinamat stroberi
propil asetat pir
etil nonanoat anggur
geranil butirat ceri
isoamil asetat pisang
oktil asetat
jeruk
nonil kaprilat
metil butirat
apel
amil valerat
etil butirat
nanas
amil asetat

2) Ester lilin (wax) digunakan untuk membatik,


pemoles mobil dan lantai.
3) Ester lemak (fat) digunakan untuk
pembuatan sabun, minyak goreng, mentega
dan margarin.

HIDROKARBON 10
materi78.co.nr KIM 4

Benzena
A. PENDAHULUAN B. TATA NAMA TURUNAN BENZENA
Benzena adalah hidrokarbon aromatik (cincin Struktur cincin benzena dasar:
konjugat) yang bersifat tidak jenuh.
H H
C–C
H–C C–H
C= C benzena (C6H6) fenil (C6H5–)

H H C6H6 CH2 CH C
Sifat-sifat benzena (aromatik) antara lain:
1) Memiliki aroma sedap dan bersifat toksik. benzil benzal benzo
2) Memiliki sifat-sifat senyawa organik umum. Substituen adalah cabang yang berikatan
3) Lebih mudah mengalami reaksi substitusi dengan cincin benzena.
dibanding reaksi adisi. Aturan penamaan IUPAC turunan benzena 1
4) Bersifat jenuh, walau memiliki ikatan rangkap. substituen secara umum adalah cincin benzena
5) Memiliki struktur Kekule (resonansi), merupakan rantai utama, sedangkan subtituen
dimana ikatan rangkap dapat berpindah. dianggap sebagai cabang.
Turunan benzena utama dengan 1 substituen:

Struktur Nama Fungsi Struktur Nama Fungsi

CH3 fenol disinfektan, bahan


toluena pelarut, bahan OH
hidroksibenzena baku zat warna,
metil benzena baku peledak
benzena alkohol pengawet kayu
bahan baku
CH CH2 stirena O CH3 anisol feromon
polistirena
etenil benzena metoksibenzena serangga, obat-
(styrofoam,
vinilbenzena fenil metil eter obatan
plastik)

NH2 benzaldehida
anilina bahan baku zat C H bahan pengawet,
fenil metanal
aminobenzena warna diazo O parfum
benzoat aldehida

NO2 bahan baku C CH3 asetofenon


nitrobenzena
parfum sabun dan fenil etanon bahan baku resin
nitrobenzol O
peledak fenil metil keton

C N C OH bahan baku
sianobenzena
zat warna asam benzoat pengawet, obat-
benzonitril O
obatan
O
S O asam benzena bahan baku C ONa
natrium benzoat bahan pengawet
OH sulfonat detergen O

Cl klorobenzena herbisida, bahan


fenil klorida baku DDT

HIDROKARBON 1
materi78.co.nr KIM 4
Aturan penamaan benzena 2 substituen: Aturan penamaan benzena >2 substituen:
–COOH karboksil 1) Substituen prioritas menjadi rantai utama
–COO– ester bersama cincin benzena.
–SO3H sulfonat 2) Substituen lain dianggap sebagai cabang.
–CHO aldehida 3) Posisi substituen dinyatakan dengan angka.

prioritas menurun
–CO– keton 4) Penomoran cabang dimulai dari atom
–CN siano karbon yang mengikat substituen prioritas
tertinggi. Arah penomoran dilakukan ke
–OH alkohol/hidrokso
substituen prioritas berikutnya.
–NH2 amino
Jika seluruh substituen sama, maka dianggap
–R alkil
tidak ada cabang, namun posisi tetap ditulis.
–O– eter 5) Cabang sejenis yang jumlahnya >1 cukup
–NO2 nitro ditulis sekali, namun diberi indeks.
–X halo 6) Jika terdapat lebih dari satu macam jenis
1) Substituen prioritas menjadi rantai utama cabang, maka urutan penamaan cabang
bersama cincin benzena. diurut berdasarkan abjad dalam bahasa
2) Substituen lain dianggap sebagai cabang. Inggris (sebelum diberi indeks).
Jika kedua substituen sama, maka tidak ada Contoh benzena dengan >2 substituen:
subtituen yang dianggap cabang. CH3
HO
3) Posisi substituen dinyatakan dengan:
H3C
Cl NO2
CH3 CH3
4-kloro-3-metil-2- 1,3,4-trimetilbenzena
orto (o-) meta (m-) para (p-) nitrofenol (mesitilena)
Contoh benzena dengan 2 substituen:
OCH3
H3C CH3
Cl

CH3 H3C CH3


Cl O2N Br
NO
o-diklorobenzena o-nitrotoluena
2 1,2,4,5-
4-bromo-2-
(1,2-diklorobenzena) (1-metil-2-nitrobenzena) tetrametilbenzena
nitrometoksibenzena
(durena)
Cl
H2 NH CHO
N 2

I Cl O2N NO2
m-dianilina m-iodoklorobenzena Cl F
(1,3-diaminobenzena) (1-kloro-3-iodobenzena) 5-fluoro-1,4-
3,4-diklorobenzaldehida
dinitrobenzena
OH
H2N NO2 F
H2N F
p-nitroanilina p-aminofenol Br
(1-amino-4-nitrobenzena) (4-amino-1-hidroksibenzena)
HOOC 3,4-difluorobenzilbromida
H3C CH3
COOH

asam tereftalat (asam p-xilena


1,4-dikarboksilat benzena) (1,4-dimetilbenzena)

HIDROKARBON 2
materi78.co.nr KIM 4
Contoh senyawa umum yang mengandung cincin atau inti benzena:
Struktur Nama Fungsi Struktur Nama Fungsi
fumigan
(pestisida gas),
naftalena fenantrena obat-obatan
kamper kamar
mandi

COOH asam asetil


kumena bahan baku
salisilat aspirin, obat
isopropil fenol, perekat
CO CH3 asam 2- analgesik
benzena dan resin
O asetoksibenzoat

COOH COO CH3


asam salisilat obat penghilang metil salisilat
asam o- rasa sakit, obat metil o- balsem
OH OH
hidroksibenzoat demam hidroksibenzoat

H COOH
O parasetamol obat demam asam amino
H N C fenilalanin
asetaminofen dan penenang NH2 esensial
O CH3

CH3
NO2
O2N NO2 TNT TNB
bahan peledak
2,4,6- bahan peledak 1,3,5-
(lebih eksplosif)
trinitrotoluena trinitrobenzena
O2N NO2
NO2

BHT/BHA CHO
HO HO
vanilin
butil hidroksi
zat antioksidan 4-hidroksi-3- perisa dan
toluena/
minyak metoksi- aroma vanila
butil hidroksi OCH3 benzaldehida
CH3 OCH3 anisol OH

C. REAKSI-REAKSI BENZENA 2) Reaksi halogenasi


Benzena memiliki cincin yang mengalami FeCl3
resonansi, sehingga sukar bereaksi dan diadisi. Benzena + Halogen sssd
Cincin benzena hanya dapat diserang oleh Halobenzena + Asam Halida
pereaksi elektrofil (butuh elektron), misalnya
Contoh:
asam, oksidator dan halogen.
Cl
Benzena lebih mudah mengalami reaksi FeCl3
+ Cl2 sssd + HCl
substitusi dibanding adisi.
Reaksi-reaksi substitusi pertama pada
klorobenzena
benzena:
3) Reaksi nitrasi
1) Reaksi alkilasi Friedel-Crafts
H2SO4
AlCl3
Benzena + Asam Nitrat sssd
Benzena + Alkil Halida sssd
Nitrobenzena + Air
Alkil Benzena + Asam Halida

Contoh: NO2
H2SO4
+ HONO2 sssd + H2O
CH3
AlCl3
+ CH3Cl sssd + HCl
nitrobenzena
toluena

HIDROKARBON 3
materi78.co.nr KIM 4
4) Reaksi sulfonasi D. TURUNAN BENZENA
H2SO4 Turunan benzena utama dibuat melalui reaksi-
Benzena + Asam Sulfat sssd reaksi benzena:
Asam Benzena Sulfonat + Air Hasil Turunan
Reaksi
Benzena
CH3 SO3H
H2SO4
+ H2SO4 sssd + H2O alkilasi Friedel-Crafts toluena
nitrasi nitrobenzena
asam benzena sulfonat reduksi nitrobenzena anilina
Substituen pertama pada benzena sulfonasi asam benzena sulfonat
mempengaruhi tempat substitusi kedua. oksidasi toluena asam benzoat
Kaidah substitusi kedua benzena: halogenasi halobenzena
1) Pengarah orto dan para
Beberapa ciri dan sifat dari beberapa senyawa
–OH, –O–, –NH2, –R, –X turunan benzena:
1) Reaksi oksidasi dan reduksi
Substituen pengarah orto dan para adalah
- Fenol tidak dapat dioksidasi.
substituen pemberi elektron atau yang
memiliki pasangan elektron bebas. - Toluena bila dioksidasi menghasilkan
asam benzoat.
Contoh:
- Nitrobenzena bila direduksi
OH
menghasilkan anilina.
H2SO4
+ HONO2 sssd 2) Sifat asam-basa
- Fenol dan asam benzoat bersifat asam.
fenol OH - Benzaldehida, anilina dan nitrobenzena
OH
bersifat basa.
NO2
+ + H2O

NO2
o-nitrofenol p-nitrofenol
(30%) (70%)
2) Pengarah meta

–NO2, –CN, –SO3H, –CHO, –CO–, –COOH,


–COO–
Substituen pengarah meta adalah substituen
penarik elektron atau yang tidak memiliki
pasangan elektron bebas.
Contoh:
COOH COOH
AlCl3
+ CH3Cl sssd + HCl
CH3
asam asam m-
benzoat metilbenzoat

HIDROKARBON 4
materi78.co.nr KIM 4

Polimer
A. PENDAHULUAN 4) Neoprena/polikloroprena
Polimer adalah suatu struktur makromolekul Monomer: neoprena (2-kloro-1,3-butadiena).
rantai panjang yang tersusun atas molekul- Cl
|
molekul kecil yang disebut monomer. n CH2== C— CH== CH2 d Cl
|
B. PENGGOLONGAN POLIMER (—CH2 — C == CH— CH2 —)n
Berdasarkan asal, polimer dibagi menjadi:
5) Teflon/politetrafluoroetena
1) Polimer alam
Monomer: 1,1,2,2-tetrafluoroetena.
Contoh: karbohidrat, protein, DNA, karet alam.
nCF2 = CF2 d (– CF2 – CF2 –)n
2) Polimer sintetis
6) Orlon/poliakrilonitril
Contoh: plastik, karet sintetis, serat sintetis.
Monomer: akrilonitril.
Berdasarkan monomer, polimer dibagi menjadi:
n CH2== CH d (—CH2—CH—)n
1) Homopolimer (1 jenis monomer) | |
C ≡≡ N C ≡≡ N
Contoh: polietena, PVC, teflon, karet alam.
2) Kopolimer (>1 jenis monomer selang-seling) 7) Flexiglass/polimetilmetakrilat (PMMA)
Contoh: nilon 6,6, bakelit, kevlar, dakron, PET. Monomer: metilmetakrilat.
Berdasarkan sifatnya, polimer dibagi menjadi: O == C — CH3 O == C — CH3
| |
Perbedaan Termoplastik Termoset n CH2== C d (—CH2— C—)n
| |
dipanaskan melunak tidak melunak CH3 CH3
daur ulang dapat tidak dapat Kopolimer adisi
tidak silang, 1) Karet stirena butadiena (SBR)
ikatan silang, lemah
kuat Monomer: 1,3-butadiena dan stirena.
sifat fleksibel keras CH CH2
contoh PVC, nilon bakelit, teflon
n CH2=CH–CH=CH2 + n
C. REAKSI POLIMERISASI
Reaksi polimerisasi adalah reaksi pembentukan
( CH2 CH CH CH2 CH CH2 )n
polimer, berlangsung menurut cara:
1) Polimerisasi adisi, polimerisasi dengan d
pemutusan ikatan rangkap untuk berikatan
dengan monomer lain. Contoh reaksi polimerisasi kondensasi:
2) Polimerisasi kondensasi, polimerisasi dengan Homopolimer kondensasi
pelepasan molekul kecil dari gugus reaktif.
1) Polisakarida (amilum/selulosa/glikogen)
Contoh reaksi polimerisasi adisi:
Monomer: glukosa.
Homopolimer adisi
OH OH OH OH O
1) Polietena/polietilena (PE) | | | | ||
HO— CH2—CH—CH—CH—CH—C —H
Monomer: etena/etilena.
nCH2 = CH2 d (– CH2 – CH2 –)n nC6H12O6 d (–C6H10O5–)n + nH2O
2) Polivinilklorida (PVC) 2) Protein/polipeptida
Monomer: vinilklorida (1-kloroetena). Monomer: asam amino.
nCH2 = CHCl d (– CH2 – CHCl –)n H O
| ||
3) Poliisoprena (karet alam) n H—N— CH—C —OH d
|
Monomer: isoprena (2-metil-1,3-butadiena). R
CH3
| H O H O
n CH2== C— CH== CH2 d | || | ||
CH3 (—N— CH— C —N — CH— C — ) n + nH2O
| | |
(—CH2— C == CH— CH2—)n
R R

POLIMER 1
materi78.co.nr KIM 4
Kopolimer kondensasi D. POLIMER DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
1) Nilon 6,6 Polimer dan fungsinya dalam kehidupan sehari-
Monomer: asam adipat (asam 1,6- hari antara lain:
heksandioat) dan heksametilendiamin. 1) Biomolekul
O O Polimer Monomer
|| ||
n HO—C—(CH2)4— C —OH + karbohidrat monosakarida
H H protein asam amino
| |
n H —N—(CH2)6—N — H d asam nukleat nukleotida

O O H H 2) Karet alam dan sintetis


|| || | |
(— C—(CH2)4— C —N—(CH2)6—N — ) n + nH2O Polimer Monomer
poliisoprena (karet alam) isoprena
2) Bakelit
Monomer: fenol dan formaldehida (metanal). polibutadiena butadiena

OH neoprena kloroprena
H
— —

n SBR (styrene butadiene 1,3-butadiena dan


n C
||

+ O
rubber) stirena
H
3) Plastik, serat sintetis dan lain-lain
OH
Polimer Monomer Kegunaan
d ( CH2 )n + nH2O
polietilena etena/ kantong plastik,
(PE) etilena botol
3) Kevlar polipropilena propena/ kantong plastik,
Monomer: asam tereftalat dan fenilendiamin (PP) propilena mainan, ember, botol
(1,4-diaminobenzena). polistirena styrofoam, penggaris,
stirena
O O (PS) gantungan pakaian
|| ||
n HO —C— — C —OH + polietilena asam
botol soda dan jus
tereftalat tereftalat &
H H buah, serat tekstil
(PET) etilen glikol
n H N N H polivinil- pipa paralon, jas
klorida vinil klorida hujan, kayu imitasi,
O O H H (PVC) karpet
d( C C N N )n 1,1,2,2-tetra- wajan anti lengket,
teflon
fluoroetena setrika, gasket
+ nH2O
4) Dakron/terilen kaus kaki, karpet, wol
orlon akrilonitril
sintetis
Monomer: dimetil tereftalat dan etilen glikol.
asam 2- kaca plastik, wol
O O akrilat
|| || propenoat sintetis
n H3CO — C— — C — OCH3 +
asam adipat
benang sintetis, tali,
nilon 6,6 dan heksa-
HO—CH2—CH2—HO d jala
metilendiamin
O O
|| || fenol &
bakelit alat-alat listrik
(—O — C— —C —CH2 —CH2 —)n + nCH3OH formaldehida
asam teref-
kevlar talat & rompi anti peluru
fenilendiamin
dimetil
dakron/
tereftalat & pengisi bantal
terilen
etilen glikol

POLIMER 2
materi78.co.nr KIM 4

Biokimia
A. PENDAHULUAN Struktur monosakarida (monomer) karbo-
hidrat terdiri atas:
Biokimia adalah cabang ilmu kimia yang
mempelajari senyawa-senyawa organik yang a. Struktur Fischer, struktur pada keadaan
memiliki fungsi biologis (biomolekul). rantai terbuka.
Biomolekul secara umum terdiri atas b. Struktur Haworth, struktur pada
karbohidrat, protein dan lemak. keadaan rantai siklik, akibat reaksi antara
gugus alkohol dengan gugus aldehida
B. KARBOHIDRAT atau keton sewaktu dilarutkan dalam air.
Karbohidrat adalah biomolekul turunan 4) Rasa
hidrokarbon yang disebut polihidroksi aldehida
Karbohidrat secara umum memiliki rasa
atau polihidroksi keton.
manis, dengan fruktosa yang paling manis
Sifat-sifat karbohidrat secara umum: dan polisakarida yang paling tidak manis.
1) Jumlah atom karbon Tingkat kemanisan:
Berdasarkan jumlah atom karbon,
karbohidrat terdiri dari gula triosa (3), tetrosa fruktosa > glukosa > galaktosa
(4), pentosa (5) dan heksosa (6).
sukrosa > maltosa > laktosa
2) Reaksi hidrolisis
Berdasarkan reaksi hidrolisis, karbohidrat 5) Kelarutan
terbagi menjadi monosakarida, disakarida, Karbohidrat larut dalam pelarut polar (air),
dan polisakarida. dan kurang larut dalam pelarut non-polar.
monosakarida + H2O sd a. Monosakarida dan disakarida larut dalam
air.
disakarida + H2O d monosakarida b. Polisakarida kurang larut dalam air.
6) Gula pereduksi
polisakarida + H2O d maltosa d glukosa Berdasarkan kemampuan mereduksi, gula
terbagi menjadi dua:
Reaksi hidrolisis berlangsung dengan
bantuan katalis H2SO4 dan suhu tinggi. a. Gula pereduksi, adalah karbohidrat
yang bereaksi positif dengan pereaksi
3) Monomer-polimer
Tollens dan Fehling.
Karbohidrat terdiri atas:
Contoh: semua monosakarida dan
a. Monosakarida (C6H12O6), adalah
disakarida, kecuali sukrosa.
monomer dari disakarida dan
b. Gula bukan pereduksi, adalah
polisakarida.
karbohidrat yang bereaksi negatif
Contoh: glukosa, fruktosa, galaktosa.
dengan pereaksi Tollens dan Fehling.
b. Disakarida (C12H22O11), adalah dimer
Contoh: sukrosa dan semua polisakarida.
dari monosakarida.
7) Mutarotasi
Monosakarida membentuk disakarida
Mutarotasi adalah peristiwa perubahan
dengan melepas satu molekul air dari
pemutar polarimetri karbohidrat setelah
dua gugus hidroksi membentuk ikatan
dilarutkan akibat mengalami perubahan
glikosida.
struktur isomer optis.
Contoh: sukrosa, laktosa dan maltosa.
a. Semua monosakarida dan disakarida
c. Polisakarida (-C6H10O5-)n, adalah
kecuali sukrosa mengalami mutarotasi.
polimer dari monosakarida.
b. Sukrosa dan semua polisakarida tidak
Polisakarida terbentuk melalui reaksi
mengalami mutarotasi.
polimerisasi kondensasi dengan
membentuk ikatan glikosida.
Contoh: amilum, selulosa dan glikogen.

BIOKIMIA 1
materi78.co.nr KIM 4
MONOSAKARIDA (C6H12O6)
GLUKOSA FRUKTOSA GALAKTOSA
O O
|| CH2OH CH2OH || CH2OH
C— H | HOH2C O CH2OH C— H
| O C == O | O
H— C*—OH HO
H— C*—OH |
| HO— C*— H HO OH |
HO— C*— H OH | HO— C*— H OH
| HO OH H— C*—OH | OH
H— C*—OH | HO— C*— H
OH
| OH H— C*—OH | OH
H— C*—OH | H— C*—OH
| CH2OH |
CH2OH D-glukosa D-fruktosa CH2OH D-galaktosa
Nama lain gula darah Nama lain gula buah Nama lain -
G. fungsi aldehida (aldosa) G. fungsi keton (ketosa) G. fungsi aldehida (aldosa)
Rasa manis Rasa paling manis Rasa kurang manis
Fermentasi dapat Fermentasi dapat Fermentasi tidak dapat
Pereduksi ya Pereduksi ya Pereduksi ya
Mutarotasi ya Mutarotasi ya Mutarotasi ya
Sumber buah, sayuran, madu Sumber buah, madu, nektar Sumber hasil hidrolisis laktosa
DISAKARIDA (C12H22O11)
SUKROSA LAKTOSA MALTOSA
CH2OH CH2OH CH2OH CH2OH CH2OH
O O O O O
HOH2C O CH2OH OH
O O O
OH OH HO OH
HO OH HO
HO HO OH

OH OH OH OH OH
OH
Nama lain gula pasir, gula invert Nama lain gula susu Nama lain gula malt
Monomer glukosa + fruktosa Monomer glukosa + galaktosa Monomer glukosa + glukosa
Rasa paling manis Rasa kurang manis Rasa manis
Pereduksi tidak Pereduksi ya Pereduksi ya
Mutarotasi tidak Mutarotasi ya Mutarotasi ya
Sumber buah, tebu, bit Sumber susu Sumber hasil hidrolisis amilum
POLISAKARIDA (-C6H10O5-)n
CH2OH
O

O
OH

OH n

AMILUM SELULOSA GLIKOGEN


Nama lain pati, kanji Nama lain gula susu Nama lain gula otot, pati hewan
Monomer D-glukosa Monomer D-glukosa Monomer D-glukosa
Rasa tidak manis Rasa tidak manis Rasa tidak manis
Pereduksi tidak Pereduksi tidak Pereduksi tidak
Mutarotasi tidak Mutarotasi tidak Mutarotasi tidak
Kelarutan larut dalam air panas Kelarutan tidak larut Kelarutan koloid hidrofil
Sumber umbi, biji-bijian Sumber daun, batang, kapas Sumber otot, hati

BIOKIMIA 2
materi78.co.nr KIM 4
C. UJI KARBOHIDRAT 2) Asam amino non-esensial adalah asam
amino yang dapat dibuat oleh tubuh sendiri.
Uji pengenalan karbohidrat terdiri dari:
Contoh: alanin, asam aspartat, asam
1) Uji Molisch
glutamat, sistein, glutamin, glisin, tirosin.
Dilakukan dengan menambahkan alfanaftol
Asam amino adalah biomolekul yang bersifat:
dan H2SO4 pekat. Uji Molisch bereaksi positif
dengan seluruh jenis karbohidrat. 1) Amfoter, karena memiliki gugus asam
(karboksil) dan gugus basa (amina).
(+) Terbentuk bidang batas warna merah-
O
ungu. ||
+
(–) Tidak terbentuk bidang batas warna H3N— CH—C — O–
|
merah-ungu. R
2) Reaksi dengan oksidator (oksidasi) Asam amino dapat membentuk ion zwitter
Dilakukan menggunakan pereaksi Tollens yang merupakan molekul bermuatan ganda
dan Fehling/Benedict lalu dipanaskan. akibat interaksi asam-basa intramolekul.
Reaksi ini bereaksi positif terhadap gula Titik isoelektrik adalah titik pH dimana
pereduksi dan bereaksi negatif terhadap asam amino dalam keadaan muatan netral.
gula bukan pereduksi. a. Jika pH < titik isoelektrik, asam amino
Pereaksi Tollens bermuatan positif karena mengikat H+.
O
(+) Terbentuk cermin perak (Ag). ||
(–) Tidak terbentuk cermin perak (Ag).
+
H3N— CH—C — O– + H+ d
| O
R ||
+
Pereaksi Fehling/Benedict H3N— CH—C —OH
|
(+) Terbentuk endapan merah bata (Cu2O). R
(–) Warna campuran tetap biru. b. Jika pH = titik isoelektrik, asam amino
membentuk ion zwitter.
3) Uji iodin
O
Dilakukan menggunakan larutan I2 berwarna ||
+
kecoklatan. Uji iodin bereaksi positif dengan H3N— CH—C — O–
|
amilum, bereaksi negatif dengan selulosa R
dan glikogen.
c. Jika pH > titik isoelektrik, asam amino
(+) Warna biru tua. bermuatan negatif karena melepas air.
(–) Warna tetap kecoklatan. O
||
+
H3N— CH—C — O– + OH- d
D. PROTEIN | O
R ||
Protein adalah biomolekul yang merupakan H2N— CH— C —O– + H2O
bahan pembangun dasar sel-sel tubuh, yang |
merupakan polimer dari asam amino. R

Asam amino adalah suatu turunan hidrokarbon Beberapa titik isoelektrik asam amino:
yang mengandung satu gugus karboksil dan satu A. amino pH TIE A. amino pH TIE
gugus amina. alanin 6,1 triptofan 5,8
O glisin 6,0 metionin 5,7
||
H2N— CH—C —OH fenilalanin 5,9 treonin 5,6
|
R 2) Optis aktif, karena memiliki atom C kiral.
Asam amino terdiri atas: Semua jenis asam amino bersifat optis aktif,
1) Asam amino esensial, asam amino penting kecuali glisin.
karena tidak dihasilkan tubuh dan hanya 3) Dapat mengalami denaturasi, yaitu
didapat dari makanan. rusaknya struktur dan fungsi biologis protein
Contoh: histidin, arginin, valin, leusin, akibat suhu tinggi.
isoleusin, treonin, triptofan, leusin, metionin, Denaturasi protein bersifat irreversibel, dan
fenilalanin. mengakibatkan koagulasi.

BIOKIMIA 3
materi78.co.nr KIM 4
Protein terbentuk melalui reaksi polimerisasi Berdasarkan komposisinya, protein terbagi
kondensasi membentuk ikatan peptida. menjadi:
Ikatan peptida adalah ikatan antara gugus 1) Protein tunggal, protein yang hanya
amina dengan gugus karboksil antar asam amino. tersusun atas monomer asam amino.
O H O Contoh: protein pada umumnya.
|| | ||
H2N — CH—C —N — CH—C — OH 2) Protein majemuk, protein yang tersusun
| | atas monomer asam amino dan zat lain.
R R
ikatan peptida Contoh: glikoprotein (+karbohidrat),
lipoprotein (+lemak), fosfoprotein (+fosfat),
Struktur protein terdiri atas: hemoprotein (+besi).
Reaksi hidrolisis protein menghasilkan asam
amino pada protein tunggal dan asam amino dan
zat lain pada protein majemuk.
E. UJI PROTEIN
Uji pengenalan protein terdiri dari:
primer sekunder tersier kuartener
1) Uji ninhidrin
1) Struktur primer, adalah struktur rantai
Dilakukan menggunakan larutan ninhdrin
polipeptida lurus/bercabang awal.
tidak berwarna. Uji ninhidrin bereaksi positif
2) Struktur sekunder, adalah struktur akibat dengan senyawa yang mengandung asam
ikatan hidrogen pada satu rantai polipeptida amino.
yang membentuk struktur α-heliks, lempeng-
(+) Warna ungu.
β, lekukan-β dan lekukan-γ.
(–) Tidak berubah warna.
3) Struktur tersier, adalah struktur akibat
ikatan antar struktur sekunder membentuk 2) Uji biuret
sub-unit protein. Dilakukan dengan menambahkan NaOH dan
4) Struktur kuartener, adalah kumpulan sub- CuSO4. Uji biuret bereaksi positif dengan
unit protein. senyawa yang mengandung ikatan peptida.
Berdasarkan bentuknya, protein terbagi
(+) Warna ungu.
menjadi:
(–) Warna biru.
1) Globular, berbentuk bulat padat.
Contoh: enzim, protein transpor. 3) Uji xantoproteat
2) Filamen, berbentuk serabut. Dilakukan dengan menambahkan HNO 3
Contoh: keratin, kolagen. pekat lalu dipanaskan, lalu didinginkan dan
Berdasarkan fungsi biologisnya, protein ditambahkan NaOH. Uji biuret bereaksi
terbagi menjadi: positif dengan senyawa yang mengandung
cincin benzena.
1) Enzim (biokatalisator)
Contoh: amilase, lipase, tripsin. (+) Warna jingga.

2) Hormon (pengatur) (–) Warna kuning.

Contoh: FSH, LH, adrenalin, noradrenalin. 4) Uji Millon


3) Antibodi (sistem imun) Dilakukan dengan menambahkan pereaksi
Contoh: trombin, fibrinogen, immunoglobin. Millon yang mengandung Hg(NO3)2 dan
4) Protein transpor (transpor molekul) HNO2. Uji Millon bereaksi positif dengan
Contoh: hemoglobin, protein membran. senyawa yang mengandung cincin benzena.

5) Protein kontraktil (alat gerak) (+) Terbentuk endapan merah.


Contoh: aktin, myosin, mikrotubulus. (–) Tidak terbentuk endapan merah.
6) Protein struktur (pelindung) 5) Uji timbal asetat
Contoh: kolagen, keratin. Dilakukan dengan menambahkan NaOH lalu
7) Protein nutrien (cadangan makanan) dipanaskan, lalu didinginkan dan ditambah-
Contoh: albumin, kasein. kan CH3COOH.

BIOKIMIA 4
materi78.co.nr KIM 4
Setelah itu, zat dipanaskan dan ditutup Perbedaan lemak dan minyak:
dengan kertas timbal asetat yang telah Perbedaan Lemak Minyak
dicelupkan ke dalam larutan Pb(CH3COOH)2. Asal hewan tumbuhan
Uji timbal asetat bereaksi positif dengan Asam lemak jenuh tidak jenuh
senyawa yang mengandung sulfur/belerang.
Esensial non-esensial esensial
(+) Akan terjadi warna biru tua. Wujud kamar padat cair
(–) Warna tetap kecoklatan. Titik didih lebih tinggi lebih rendah

F. LEMAK mentega, keju, minyak kelapa,


Contoh
susu minyak zaitun
Lemak/lipid adalah biomolekul turunan
hidrokarbon yang mengandung satu gugus ester. Aturan penamaan lemak:
Lemak adalah ester gliserida dengan atom C > 1) Nama lemak diawali kata gliserol/gliseril.
10 yang terbentuk dari reaksi esterifikasi antara 2) Nama lemak diakhiri dengan nama asam
asam lemak dan gliserol. lemak yang menyusun lemak tersebut.
H2C — OH a. Pada lemak sederhana, nama asam lemak
O | diberi awalan tri- dan akhiran –at/–in.
|| HC— OH
R — C — OH | b. Pada lemak majemuk, nama asam
H2C — OH lemak diurutkan sesuai abjad dalam
asam lemak gliserol/gliserin bahasa Inggris, dan nama tiap asam
lemaknya diberi akhiran –o, kecuali asam
(atom C > 10) 1,2,3-propantriol
lemak terakhir diberi akhiran –at/–in.
Macam-macam asam lemak:
Reaksi-reaksi pada lemak:
1) Asam lemak jenuh, adalah asam lemak yang
1) Reaksi pembentukan-hidrolisis lemak
tidak mengandung ikatan rangkap C.
Merupakan dua reaksi yang berkebalikan.
2) Asam lemak tidak jenuh, adalah asam
Reaksi pembentukan lemak (esterifikasi)
lemak yang mengandung ikatan rangkap C.
Jumlah Jumlah i. Rumus Asam Lemak + Gliserol d Lemak + Air
Asam lemak
atom C rangkap molekul
Reaksi hidrolisis lemak
Asam lemak jenuh
H+
Asam laurat 12 - C11H23COOH Lemak + Air sd Asam Lemak + Gliserol
Asam miristat 14 - C13H27COOH
Contoh:
Asam palmitat 16 - C15H31COOH
Pembuatan gliseril tripalmitin
Asam stearat 18 - C17H35COOH
O HO— CH2
Asam lemak tak jenuh || |
3 C15H31 — C — OH + HO— CH
Asam oleat 18 1 C17H33COOH |
asam palmitat HO— CH2
Asam linoleat 18 2 C17H31COOH
Asam linolenat 18 3 C17H29COOH O
C15H31 — C — O — CH2
Sifat-sifat lemak: O |
d + 3 H2O
1) Tidak larut dalam pelarut polar, namun C15H31 — C — O — CH
O |
larut dalam pelarut non-polar.
C15H31 — C — O— CH2
2) Bersifat hidrofob.
gliseril tripalmitin
Berdasarkan struktur kimia, lemak terbagi
menjadi: Pembuatan gliserol laurolinoleolinolenat
O asam
1) Lemak sederhana/trigliserida, tersusun atas ||
asam lemak sejenis. C11H23 — C — OH laurat
HO— CH2
Contoh: gliseril tripalmitat, gliseril tristearat. O asam
|
|| + HO— CH
2) Lemak majemuk/campuran, tersusun atas C17H31 — C — OH linoleat |
asam lemak beda jenis. HO— CH2
O asam
Contoh: gliseril linolenopalmitostearat. ||
C17H29 — C — OH linolenat

BIOKIMIA 5
materi78.co.nr KIM 4
O Turunan lemak/lipid terdiri atas:
C11H23 — C — O — CH2 1) Fosfolipid
O |
d + 3 H2O Adalah turunan lemak yang gugus hidroksi
C17H31 — C — O — CH
O | pada gliserolnya diganti dengan asam
C17H29 — C — O— CH2 karboksilat dan asam fosfat.
gliserol laurolinoleo-linolenat hidrofilik
2) Reaksi saponifikasi/penyabunan

Lemak + Basa Kuat


d Garam Lemak (Sabun) + Gliserol
hidrofobik
Jenis-jenis sabun: Fosfolipid bersifat amfifilik, yaitu memiliki
a. Sabun keras, adalah sabun yang gugus kepala (fosfat) yang bersifat hidrofil,
terbentuk dari NaOH. dan gugus ekor (lipid) yang bersifat
Contoh: sabun cuci. hidrofob.
b. Sabun lunak, adalah sabun yang Contoh fosfolipid antara lain fosfolipid
terbentuk dari KOH. bilayer (membran sel), fosfatidilkolin (lesitin),
Contoh: sabun mandi, sabun kali. fosfatidiletanolamin, dan fosfatidilserin.
Contoh: 2) Steroid
O Adalah turunan lemak yang tidak
C17H35 — C — O — CH2 mengandung gugus asam lemak dan gugus
O | ester.
C17H35 — C — O — CH + 3 Na OH
Steroid bersifat amfifilik seperti fosfolipid,
O |
dan tersusun atas 4 cincin karbon dengan
C17H35 — C — O— CH2
jumlah ikatan rangkap berbeda-beda dan
gliseril tristearat
mengikat bermacam-macam gugus.
HO— CH2
O | Contoh steroid antara lain kolesterol,
d || + HO— CH progesteron, estrogen dan testosteron.
3 C17H35 — C — O— Na |
HO— CH2 G. UJI LEMAK
natrium stearat gliserol Uji pengenalan lemak antara lain:
3) Reaksi hidrogenasi 1) Uji kertas buram
Adalah reaksi penjenuhan lemak yang Dilakukan dengan meletakkan zat ke atas
mengubah wujud lemak menjadi padat. kertas buram. Uji kertas buram bereaksi
Pt/Ni positif dengan seluruh jenis lemak.
Lemak Tak Jenuh + H2 sd Lemak Jenuh (+) Kertas menjadi transparan.

Contoh: (–) Kertas tidak transparan.

O 2) Uji Sudan III


C17H33 — C — O — CH2 Dilakukan dengan meneteskan pereaksi
O |
+ 3 H2 Sudan III berwarna merah. Uji Sudan III
C17H33 C — O — CH

O | bereaksi positif dengan seluruh jenis lemak.
C17H33 C O CH2
— — — (+) Warna coklat.
gliserol trioleat (–) Tidak berubah warna.
O
C17H35 — C — O — CH2
O |
d
C17H35 — C — O — CH
O |
C17H35 — C — O— CH2
gliseril tristearin

BIOKIMIA 6

Anda mungkin juga menyukai