Anda di halaman 1dari 1

Daerah penghasil muatiara kualitas tinggi dengan ibu kota Dobo, menjadi Lokasi Fokus

(Lokus) Stunting sejak tahun 2019. Kabupaten Kepulauan Aru yang berada di antara Laut
Arafura, Provinsi Papua, dan Pulau Kei, Kabupaten Maluku Tenggara, pada tanggal 17 Juni
2020 telah melaksanakan Aksi
1. Analisis Situasi, yang pusat kegiatan ada di Kantor Bappelitbangda, dihadiri oleh
OPD-OPD terkait, Bappeda Provinsi Maluku, Direktur RSUD, TA Institusional
LGCB-ASR INEY Provinsi Maluku, Tim LGCB-ASR INEY Region 5, dan dipimpin
langsung oleh Kepala Bappelitbangda secara Luring (Offline) dan Daring
(Online/ZOOM).
Pada sesi gelar data oleh Dinas Kesehatan, hasil Analisis Situasi (Ansit), terdapat 17 (tujuh
belas) desa dengan angka prevalensi tertinggi yang diusulkan sebagai Desa Lokasi Fokus
(Lokus) Penanganan Stunting untuk tahun rencana, 2021. Dan sesuai dengan agenda acara,
setelah paparan Dinkes, dilanjutkan dengan Diskusi yang dipimpin oleh Kepala
Bappelitbang.
Kepala Bappelitbangda, Adolof Pokar, S.Pi, M.Si mengajak seluruh pimpinan OPD yang
hadir agar serius mengikuti proses Analisis Situasi ini, karena dengan data-data yang
disajikan akan membantu Pemerintah Kabupaten Kepulaun Aru dalam menyusun dan
menetapkan desa-desa lokus 2021 yang akan diintervensi oleh Pemerintah Kabupaten
Kepulauan Aru.
Yang menarik dalam diskusi kegiatan Aksi #1 ini adalah, peran aktif OPD-OPD karena
langsung dihadiri oleh Pimpinan OPD, sehingga kualitas diskusi, kebijakan-kebijakan yang
diambil terkait peran serta OPD-OPD Sensitif dalam penanganan stunting benar-benar
bermakna bagi Tim Koordinasi Kabupaten. Para Pimpinan OPD, Dinas Ketahanan Pangan,
Dinas PUPR, Dinas Pendidikan, Dinas Perhubungan, Dinas Kominfo, Dinas Sosial, Dinas
Perikanan, Dinas Pertanian, bersepakat untuk kembali melaksanakan pertemuan khusus untuk
membahas rancangan rencana kegiatan apa saja yang harus dilakukan OPD-OPD Sensitif
untuk bersama menginterfensi, mengurangi bahkan menyelesaikan permasalahan stunting di
Kabupaten Kepulauan Aru.
Dengan memperhatikan kesanggupan APBD, maka disepakati 10 (sepuluh) Desa yang
ditetapkan sebagai Desa Fokus (Lokus) Tahun 2021, sedangkan 7 (tujuh) Desa lainnya akan
menjadi prioritas pada tahun 2022. Kepala Bapplitbangda berharap terpadunya konvergensi
secara komprehensif lintas sektor demi menurunkan angka prevalensi stunting menghasilkan
generasi-generasi cerdas dan handal Kepulauan Aru. Kembali mengajak para Pimpinan OPD
untuk kembali berperan aktif demi keberlangsungan pelaksanaan 8 (delapan) Aksi
Konvergensi.
Sumber : Tim Tenaga Ahli LGCB-ASR Regional 5

Anda mungkin juga menyukai