Anda di halaman 1dari 2

NAMA: ARMAN | NIM: 219200066 | KELAS: AKM A

RESUME
A. Pengertian Good Corporate Governance
Good corporate governance atau sering dikenal dengan tata kelola perusahaan adalah
struktur dan mekanisme yang mengatur pengelolaan perusahaan sehingga menghasilkan nilai
ekonomi jangka panjang yang berkesinambungan bagi para pemegang saham maupun
pemangku kepentingan. Pihak-pihak utama dalam tata kelola perusahaan adalah pemegang
saham, manajemen dan dewan direksi. Pemangku kepentingan lainnya termasuk karyawan,
pemasok, pelanggan, bank dan kreditor lain, regulator, lingkungan, serta masyarakat luas.
B. Sejarah Good Corporate Governance
Sejarah lahirnya GCG muncul atas reaksi para pemegang sahan di Amerika Serikat pada
tahun 1980-an yang terancam kepentingannya. Maraknya skandal perushaan yang menimpa
perusahaan-perusahaan besar, baik yang ada di Indonesia maupun yang ada di Amerika Serikat,
maka untuk menjamin dan mengamankan hak-hak para pemegang saham, muncul konsep
pemberdayaan komisaris sebagai salah satu wacana penegakan GCG.
C. Manfaat Good Corporate Governance
Adapun manfaat dari GCG ini antara lain:
1. Menciptakan nilai tambah bagi semua pihak yang berkepentingan
2. Memastikan bahwa sasaran yang ditetapkan telah dicapai
3. Memastikan bahwa aktiva perusahaan dijaga dengan baik
4. Memastikan perusahaan menjalankan praktik-praktik usaha yang sehat
5. Memastikan kegiatan-kegiatan perusahaan bersifat transparan
D. Tujuan Penerapan Good Corporate Governance
Adapun tujuan penerapa dari GCG ini yakni:
1. Mengoptimalkan nilai perusahaan agar perusahaan memiliki daya saing kuat, baik secara
nasional maupun internasional, sehingga mampu mempertahankan keberadaannya dan
hidup berkelanjutan untuk mencapai maksud dan tujuan perusahaan.
2. Mendorong pengelolaan perusahaan secara professional, efisien dan efektif, serta
memberdayakan fungsi dan meningkatkan kemandirian organ perusahaan.
3. Mendorong agar organ perusahaan dalam membuat keputusan dan menjalankan tindakan
dilandasi nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan
serta kesadaran akan adanya tanggung jawab sosial perusahaan terhadap pemangku
kepentingan maupun kelestarian lingkuangan di sekitar perusahaan.
4. Meningkatkan kontribusi perusahaan dalam perekonomian nasional.
5. Meningkatkan iklim yang kondusif bagi perkembangan investasi nasional.
E. Faktor-faktor Penerapan Prinsip Good Corporate Governance
Syarat keberhasilan penerapan GCG memiliki dua faktor yang memegang peranan sebagai
berikut:
1. Faktor Internal
Faktor internal adalah pendorong keberhasilan pelaksanaan praktek GCG yang berasal dari
dalam perusahaan. Beberapa faktor yang dimaksud antara lain :
a. Terdapatnya budaya perusahaan (corporate culture) yang mendukung penerapan GCG
dalam mekanisme serta sistem kerja manajemen di perusahaan.
b. Berbagai peraturan dan kebijakan yang dikeluarkan perusahaan mengacu pada
penerapan nilai-nilai GCG.
c.  Manajemen pengendalian risiko perusahaan juga didasarkan pada kaidah-kaidah
standar GCG.
d. Terdapatnya sistem audit (pemeriksaan) yang efektif dalam perusahaan untuk
menghindari setiap penyimpangan yang mungkin akan terjadi.
e. Adanya keterbukaan informasi bagi publik untuk mampu memahami setiap gerak dan
langkah manajemen dalam perusahaan sehingga kalangan publik dapat memahami dan
mengikuti setiap derap langkah perkembangan dan dinamika perusahaan dari waktu ke
waktu.
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah beberapa faktor yang berasal dari luar perusahaan yang sangat
mempengaruhi keberhasilan penerapan GCG. Di antaranya:
a. Terdapatnya sistem hukum yang baik sehingga mampu menjamin berlakunya supremasi
hukum yang konsisten dan efektif.
b. Dukungan pelaksanaan GCG dari sektor publik/ lembaga pemerintahaan yang
diharapkan dapat pula melaksanakan Good Governance dan Clean Government
menuju Good Government Governance yang sebenarnya.
c. Terdapatnya contoh pelaksanaan GCG yang tepat (best practices) yang dapat menjadi
standard pelaksanaan GCG yang efektif dan profesional. Dengan kata lain,
semacambenchmark (acuan).
d. Terbangunnya sistem tata nilai sosial yang mendukung penerapan GCG di masyarakat.
Ini penting karena lewat sistem ini diharapkan timbul partisipasi aktif berbagai kalangan
masyarakat untuk mendukung aplikasi serta sosialisasi GCG secara sukarela.
e. Hal lain yang tidak kalah pentingnya sebagai prasyarat keberhasilan implementasi GCG
terutama di Indonesia adalah adanya semangat anti korupsi yang berkembang di
lingkungan publik di mana perusahaan beroperasi disertai perbaikan masalah kualitas
pendidikan dan perluasan peluang kerja.  Bahkan dapat dikatakan bahwa perbaikan
lingkungan publik sangat mempengaruhi kualitas dan skor perusahaan dalam
implementasi GCG.
F. Etika Bisnis dan Pedoman Perilaku
1. Prinsip Dasar Perusahaan
Berikut ini prinsip dasar perusahaan yang terbagi menjadi 14 prinsip.
a. Dewan Pendiri Berhak dan Bertanggung Jawab Penuh
b. Dewan Pendiri Menentukan Pengembangan Perusahaan
c. Didukung Hanya Oleh SDM yang Handal
d. Stake Holder Berhak Menikmati Keuntungan Perusahaan
e. Menetapkan Standar Gaji di Atas Rata-rata
f. Manajer Adalah Pelayan, Bukan Penguasa
g. Team Work, Bukan One Man Show
h. Prosedur untuk Mempermudah, Bukan Mempersulit
i. Manajemen Terbuka dan Bottom Up
j. Staf Creative Digaji Lebih Tinggi
k. Manajerial Teknis untuk Mewadahi Staf Ahli Kreatif
l. Penentuan Jenjang Karier yang Objektif
m. Menerapkan Sistem Demokratis, Transparan, dan Visioner
n. Menciptakan Fokus dalam Bidang Usaha
2. Kode Etik
Kode Etik adalah peraturan internal Perusahaan yang berisikan sistem nilai, etika bisnis, etika
kerja, komitmen serta penegakan peraturan-peraturan Perusahaan bagi Dewan Komisaris,
Direksi dan pegawai Perseroan, entitas anak serta afiliasinya dalam menjalankan bisnis dan
aktivitas lainnya, serta dalam berinteraksi dengan para pemangku kepentingan.
G. Mekanisme Good Corporate Governance
Perseroan melaksanakan mekanisme GCG dalam sebuah tatanan, di mana seluruh organ
GCG memiliki tanggung jawab tersendiri namun tetap melaksanakan implementasi GCG secara
terintegrasi. RUPS memiliki kewenangan tertinggi dimana para pemegang saham akan
mempertimbangkan dengan seksama keputusannya demi kepentingan jangka panjang
Perseroan. Setelah keputusan diambil, maka RUPS kemudian akan menyerahkan segala
kewenangan pengawasan dan pelaksanaan keputusan tersebut kepada Dewan Komisaris dan
Direksi. Berdasarkan mekanisme tersebut, pengelolaan perusahaan dan pelaksanaan atas setiap
keputusan RUPS tersebut dilakukan oleh Direksi. Dewan Komisaris kemudian melakukan
pengawasan dan memberikan nasehat untuk memastikan bahwa tujuan Perseroan serta
keputusan RUPS tersebut dilaksanakan dan dicapai. Dalam pelaksanaan pekerjaannya Dewan
Komisaris dibantu oleh organ Dewan Komisaris yaitu Sekretaris Dewan Komisaris, Komite Audit,
Komite Nominasi dan Remunerasi, dan Komite Strategi Manajemen Risiko dan Investasi.

Anda mungkin juga menyukai