Anda di halaman 1dari 23

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Lengkap Praktikum Kimia Fisika I dengan judul “Penentuan

Kerapatan Dan Bobot Jenis” yang disusun oleh:

Nama : Reski Amalia

Nim : 60500120030

Kelompok : II (Dua)

telah diperiksa oleh Asisten dan dinyatakan dapat diterima.

Gowa, Desember 2021

Dosen Penanggung Jawab Asisten

Iin Novianty,S.Si.,M.Sc. Hasnah


NIP: 19811052019032008 NIM: 60500117053
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kerapatan suatu benda lebih besar dari kerapatan air, maka benda tersebut

akan tenggelam dalam air. Bila kerapatannya lebih kecil, benda akan mengapung.

Rasio kerapatan sebuah zat terhadap kerapatan air dinamakan berat jenis zat. Berat

jenis termasuk bilangan tak berdimensi yang sama dengan besarnya kerapatan ini bila

dinyatakan dalam gram per centimeter kubik atau dalam kilogram per liter. Walaupun

kebanyakan zat padat dan cair mengembang sedikit bila dipanaskan dan menyusut

sedikit bila dipengaruhi pertambahan tekanan eksternal, perubahan dalam volume ini

relative kecil, sehingga dapat dikatakan bahwa kerapatan kebanyakan zat padat dan

cair hampir tak bergantung pada temperatur dan tekanan. Sebaliknya kerapatan gas

sangat tergantung pada tekanan dan temperatur. Sehingga tekanan dan temperatur

harus dinyatakan bila memberikan kerapatan gas (Tipler, 1998: 363-364).

Kerapatan gas sangat tergantung pada tekanan dan temperatur. Sehingga

tekanan dan temperatur harus dinyatakan bila memberikan kerapatan gas. Bobot

jenis termasuk perbandingan massa suatu zat dengan massa air pada suhu dan

volume yang sama. Bobot jenis menjelaskan banyaknya komponen yang terkandung

didalam zat tersebut,besar kecilnya nilai bobot jenis sering dihubungkan dengan

fraksi berat komponen yang terkandung didalamnya. Semakin besar fraksi berat

maka semakin besar pula nilai bobot jenisnya (Jeremia, dkk., 2016: 38).

Akuades (H₂O) dibuat dari air minum yang dimurniakan menggunakan

penukar ion yang cocok dengan pemberian reaksi amonium, besi, kalsium, tembaga

timbal, klorida nitrat sulfat, zat oksidasi. Metanol (CH3OH) memiliki nama lain

1
2

metanol alkohol. Pada keadaan atmosfer metanol berbentuk cairan yang ringan,

mudah menguap, tidak berwarna, mudah terbakar dan beracun dengan bau yang

khas. Kegunaan metanol (CH3OH) sebagai bahan pendingin anti beku. Etanol

(C2H5OH) disebut juga alkohol dalam minuman beralkohol, digunakan sebagai pelarut,

dan ditambahkan pada bensin untuk membantu efisiensi pembakaran. Alkohol memiliki

titik didih yang tinggi, karena dapat membentuk ikatan hidrogen antar molekul-

molekulnya (Departemen Kesehatan RI, 1995: 112).

Berdasarkan latar belakang di atas maka dilakukan percobaan penentuan

kerapatan dan bobot jenis yang bertujuan menentukan kerapatan bobot jenis metanol

(CH3OH) dan alkohol (C2H5OH) dengan menggunakan piknometer.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada percobaan ini berapa nilai kerapatan dan bobot jenis

metanol (CH3OH) dan alkohol (C2H5OH) dengan menggunakan piknometer?

C. Tujuan

Tujuan pada percobaan ini adalah untuk menentukan nilai kerapatan dan

bobot jenis metanol (CH3OH) dan alkohol (C2H5OH) dengan menggunakan

piknometer.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerapatan Dan Bobot Jenis

Kerapatan adalah massa per satuan volume, yaitu bobot zat per satuan

volume. Misalnya, satu militer raksa berbobot 13,6 g kerapatannya adalah 13,6

g/ml. Jika kerapatan dinyatakan sebagai satuan bobot dan volume, maka bobot jenis

merupakan bilangan abstrak. Bobot jenis menggambarakan hubungan antara bobot

suatu zat terhadap bobot suatu zat baku, misalnya air, yang merupakan zat baku

untuk sebagian besar perhitungan dalam farmasi dan dinyatakan memiliki bobot

jenis 1,00. Perbandingan bobot jenis gliserin adalah 1,25, artinya bobot gliserin 1,25

kali bobot volume air yang setara, dan bobot jenis alkohol adalah 0,81, artinya bobot

alkohol 0.81 kali bobot volume air yang setara. Bobot jenis adalah rasio bobot

suatu zat terhadap bobot zat baku yang volumenya sama pada suhu yang sama dan

dinyatakan dalam desimal (Ansel, 2004: 210).

Kerapatan merupakan massa per unit volume suatu zat pada temperatur

tertentu. Sifat ini merupakan salah satu sifat fisika yang paling sederhana dan

sekaligus merupakan salah satu sifat fisika yang paling definitif, dengan demikian

dapat digunakan untuk menentukan kemurnian suatu zat. Berat jenis adalah bilangan

tak berdimensi yang sama dengan besarnya kerapatan ini bila dinyatakan dalam

gram per centimeter kubik atau dalam kilogram per liter. Walaupun kebanyakan zat

padat dan cair mengembang sedikit bila dipanaskan dan menyusut sedikit bila

dipengaruhi pertambahan tekanan eksternal, perubahan dalam volume ini relatif

kecil, sehingga dapat dikatakan bahwa kerapatan kebanyakan zat padat dan cair

3
4

hampir tak bergantung pada temperatur dan tekanan. Sebaliknya kerapatan gas

sangat tergantung pada tekanan dan temperatur. Sehingga tekanan dan temperatur

harus dinyatakan bila memberikan kerapatan gas (Tipler, 1998: 363-364).

Kerapatan (densitas) merupakan massa suatu benda dibagi dengan

volumenya:

Rumus untuk menentukan massa jenis adalah


m
ρ=
v …………………………………..……..(II.1)
¿
ρ
Keterangan: = massa jenis

M = massa

V = massa

Bobot jenis merupakan perbandingan massa suatu zat dengan massa air pada

suhu dan volume yang sama. Bobot jenis menjelaskan banyaknya komponen yang

terkandung didalam zat tersebut,besar kecilnya nilai bobot jenis sering dihubungkan

dengan fraksi berat komponen yang terkandung didalamnya. Semakin besar fraksi

berat maka semakin besar pula nilai bobot jenisnya. Berat jenis adalah bilangan tak

berdimensi yang sama dengan besarnya kerapatan ini bila di nyatakan dalam gram

per centimeter kubik cara untuk menentukan bobot jenis itu sangat penting untuk

diketahui karena dengan mengetahui hal tersebut, kita dapat mengetahui kemurnian

dari suatu sediaan khususnya yang berbentuk larutan. Bila bobot jenis ditetapkan

dalam monografi, maka bobot jenis merupakan perbandingan bobot zat diudara pada

suhu yang ditetapkan terhadap bobot air dengan volume dan suhu yang sama

(Jeremia, dkk., 2016: 38).

Bobot jenis adalah rasio suatu zat terhadap zat baku yang volume dan

suhunya sama dan dinyatakan dalam desimal. Bobot jenis dapat ditentukan dengan
5

menggunakan berbagai tipe piknometer. Bobot jenis menggambarkan hubungan

antara bobot suatu zat terhadap bobot suatu zat baku. Bobot jenis dari sebuah fluida

di lambangkan dengan huruf yunani yang didefinisikan sebagai berat fluida per

satuan volume yang berhungan dengan kerapatan (Munson, dkk., 2003: 15).

B. Piknometer
Piknometer merupakan peralatan gelas yang digunakan untuk mengukur
massa jenis zat cair. Piknometer tersedia dalam berbagai ukuran. Ukuran yang biasa

tersedia dilaboratorium kimia adalah piknometer dengan kapasitas 10 mL.

Piknometer umumnya terbuat dari gelas dengan bentuk badan bulat silinder.

Piknometer disertai dengan menutup yang terdapat rongga kapiler. Rongga kapiler ini

berguna untuk menghilangkan gelembung-gelembung udara yang sangat mungkin

berada dalam botol pada saat pengisian dengan zat cair (Khamidinal, 2009: 92).

Gambar 2.1 Piknometer


(Sumber: Dokumentasi praktikum)
Piknometer adalah salah suatu gelas kecil yang massa diketahui, di mana

piknometer ini sering digunakan untuk menentukan densitas dari suatu bahan.Adapun

cara menggunakan piknometer untuk mengukur suatu densitas larutan yaitu, dengan

cara memasukkan cairan dengan volume tertentu ke dalam piknometer. Densitas dari

suatu cairan dapat dihitung dengan pengukuran massa piknometer yang telah diisi

cairan yang dikurangi dengan massa piknometer kosong dibagi dengan volume cairan
6

(Fathuroya, dkk., 2017: 19-20).

Prinsip kerja piknometer yaitu pertama-tama zat cair dimasukkan ke dalam

piknometer sampai mengisi suatu volume-volume tertentu. Selanjutnya piknometer

bersama dengan zat cair didalamnya ditimbang dan diperoleh berat piknometer dan

zat cair di dalamnya, misalkan beratnya menjadi Wt, berat jenis zat cair g, selanjutnya

dapat ditentukan dengan persamaan:


Wt - W
γ=
∀ ……………………………………...
¿
(II.2)

setelah diperoleh berat jenis g, rapat massa zat cair dapat ditentukan dengan

berdasarkan pesamaan di atas. Perlu diingat bahwa berat jenis zat cair dapat berubah

terhadap suhu. Oleh karena itu, selama pengukuran berlangsung suhu zat cair harus

tetap dijaga (Kironoto, 2016: 78-79).

C. Bahan
Akuades merupakan air murni yang tidak berwarna atau cairan jenuh dan

tidak berbau. Air murni adalah air yang dimurnikan yang diperoleh dengan destilasi,

perlakuan menggunakan penukar ion, osmosis balik atau penukar lain yang sesuai.

Air murni dibuat dari air yang memenuhi persyaratan air minum dan tidak

mengandung zat tambahan lain. Akuades memiliki sifat fisik kimia yaitu, rumus

kimia (H2O), akuades memiliki pH 7 atau netral, tidak dapat terbakar, merupakan

produk stabil, tidak bersifat korosif, tidak beracun, memiliki titik didih 100 ℃ , dan

berat molekul 18,02 g/mol (Departemen Kesehatan RI, 1995: 706).

Akuades merupakan air hasil penyulingan yang bebas dari zat-zat pengotor

sehingga bersifat murni dalam laboratorium. Akuades biasa digunakan untuk


7

membersihkan alat-alat laboratorium dari zat pengotor. Penyulingan disini bertujuan

untuk menghilangkan kandungan mineral dalam air, sehingga diperoleh air murni

dan aquades ini dapat digunakan di laboratorium. Jadi air mineral yang telah

disuling dan menjadi aquades, dapat dimanfaatkan untuk keperluan laboratorium

pembakaran (Khamidinal, 2009: 92).

Akuades berada dalam kesetimbangan dinamis antara fase cair dan padat di

bawah tekanan dan temperatur standar yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) dan

temperatur 273,15K (0℃ ). Dalam bentuk ion, akuades dapat di deskripsikan sebagai

asosiasi (ikatan) antara sebuah ion hidrogen (H-) dengan sebuah ion hidroksida

(OH+). Akuades memiliki tegangan permukaan sebesar 7,2 x 10-2 N/m (25 ℃ ) yang

membuat akuades memiliki sifat membasahi suatu bahan secara baik (higher

wetting ability). Tegangan permukaan yang tinggi juga memungkinkan terjadinya

prinsip kapilaritas yaitu kemampuan untuk bergerak atau mengalir dalam pipa

kapiler (pipa berlubang kecil) sehingga dapat membawa nutrien dari dalam tanah ke

jaringan tumbuhan (akar, batang, dan daun) (Departemen Kesehatan RI, 1995: 711).

Metanol merupakan bentuk yang paling sederhana dari alkohol. Rumus

kimia dari metanol adalah CH3OH dan dikenal dengan nama lain yaitu metal

alkohol, metal hidrat, metal karbonil, wood alcohol, atau spiritus. Pada keadaan

atmosfer metanol berbentuk cairan ringan, mudah menguap, tidak berwarna, mudah

terbakar, dan beracun dengan bau yang khas (Cline, 2012: 7).

Metanol memiliki nama lain metanol alkohol dengan berat molekul 32,04

g/mol. Pada keadaan atmosfer methanol berbentuk cairan yang ringan, mudah

menguap, tidak berwarna, mudah terbakar dan beracun dengan bau yang khas.

Kegunaan metanol sebagai bahan pendingin anti beku, pelarut, bahan bakar dan
8

sebagai bahan additive bagi etanol indsutri. Kerugian dari metanol adalah metanol

merupakan zat beracun dab berbahaya bagi kulit, mata, paru-paru, dan pencemaran,

serta dapat merusak plastik dan karet (Departemen Kesehatan RI, 1995: 700).

Metanol adalah zat kimia yang tidak layak dikonsumsi. Metanol yang masuk

ke dalam tubuh akan segera teradsorbsi dan dengan cepat akan terdistribusi ke dalam

cairan tubuh. Secara perlahan metanol dimetabolisme di 10 dalam hati oleh enzim

alcohol dehygrogenase membentuk formaldehid, lalu oleh enzim aldehid

dehydrogenase dimetabolisme membentuk asam format. Kedua metabolit tersebut

merupakan senyawa-senyawa beracun bagi tubuh , terutama pada asam format selain

yang dapat menyebabkan asidosis juga dapat menyebabkan kebutaan permanen

(Johnson, 1999: 35).

Alkohol adalah golongan senyawa yang mengandung gugus hidroksil (-OH)

yang terikat pada sebuah atom karbon terhibrid sp³. Alkohol yang paling terkenal adalah

etanol (etil alkohol, CH3CH2OH). Alkohol memiliki titik didih yang tinggi, karena dapat

membentuk ikatan-ikatan hidrogen antar molekul-molekulnya. Titik didih alkohol akan

semakin meningkat sesuai dengan peningkatan jumlah atom C dan gugus- OH nya.

Etanol merupakan alkohol dalam minuman beralkohol, digunakan sebagai pelarut

(Khamidinal, 2009: 101).

Etanol juga dikenal sebagai alkohol biji-bijian (grain alcohol) karena

merupakan produk fermentasi dari biji-bijian. Etanol yang digunakan untuk aplikasi

industri (bukan minuman) dibuat dengan cara hidrasi etilena (adisi air ke dalam etilena).

Kelarutan alkohol dalam air dipengaruhi oleh gugus (-OH) yang ada. Gugus tersebut

dalam alkohol terlibat dalam pembentukan ikatan hidrogen antar molekul. Dengan

demikian, ikatan hidrogen terbentuk antara molekul air dan alkohol yang membuat
9

alkohol larut dalam air. Namun bagian hidrokarbon bersifat hidrofobik (menghindari

air). Jadi, kelarutan alkohol dalam air makin rendah bila rantai hidrokarbonnya makin

panjang (Departemen Kesehatan RI, 1995: 106).

Alkohol terdiri dari molekul polar, dimana oksigen mengemban muatan

negatif parsial. Karena alkohol dapat membentuk ikatan hidrogen antara molekul-

molekulnya maka titik didih alkohol lebih tinggi dari pada alkil halida atau eter yang

bobot molekulnya hampir sama atau sebanding. Alkohol berbobot molekul lebih

rendah larut dalam air disebabkan oleh hidrogen antara molekul alkohol dan air

(Departemen Kesehatan RI, 1995: 103).

D. Aplikasi

kerapatan suatu benda lebih besar dari kerapatan air maka benda akan

tenggelam dalam air, apabila kerapatannya kecil benda akan mengapung, benda-

benda yang mengapung, bagian volume sebuah benda yang tercelup dalam cairan

mana pun akan tetap sama dengan rasio kerapatan benda terhadap kerapatan cairan.

Seperti yang mempunyai kerapatan mendekati 0,92 g/cm³, dan es terapung di atas air

sekitar 92% volumenya tenggelam (Tipler, 1991: 384).

Bobot jenis ini dinyatakan berdimensi apabila dinyatakan dalam gram/cm³

suatu jenis zat dapat diperoleh dengan membagi kerapatannya seperti dalam aplikasi

es dimana apabila bobot jenis aluminium adalah 2,7 sedangkan bobot jenis es 0,92.

Bobot jenis benda-benda yang tenggelam dalam air berkisar dari 1 sampai 22,5 untuk

elemen yang paling padat yaitu osmium kubik cara untuk menentukan bobot jenis itu

sangat penting untuk diketahui karena dengan mengetahui hal tersebut, kita dapat

mengetahui kemurnian dari suatu sediaan khususnya yang berbentuk larutan. Bila

bobot jenis ditetapkan dalam monografi, maka bobot jenis merupakan perbandingan
10

bobot zat diudara pada suhu yang ditetapkan terhadap bobot air dengan volume dan

suhu yang sama (Tipler, 1991: 384).

E. Integrasi Ayat

Ayat yang berhubungan dengan percobaan penentuan kerapatan dan bobot

jenis terdapat dalam Qs aL-Maidah/ 5:90.

٩٠ ‫صابُ َوااْل َ ْزاَل ُم ِرجْ سٌ مِّنْ َع َم ِل ال َّشي ْٰط ِن َفاجْ َت ِنب ُْوهُ لَ َعلَّ ُك ْم ُت ْفلِح ُْو َن‬
َ ‫يٰٓا َ ُّي َها الَّ ِذي َْن ٰا َم ُن ْٓوا ِا َّن َما ْال َخ ْم ُر َو ْال َميْسِ ُر َوااْل َ ْن‬
Terjemahnya:
“Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya minuman keras, berjudi,
(berkurban untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan anak panah, adalah
perbuatan keji dan termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah (perbuatan-
perbuatan) itu agar kamu beruntung”

Melalui ayat ini, Allah memerintahkan kaum mukmin untuk menjauhi

perbuatan setan. Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah, kitab-Nya, dan

Rasul-Nya! Sesungguhnya minuman keras, apa pun jenisnya, sedikit atau banyak,

memabukkan atau tidak memabukkan; berjudi, bagaimana pun bentuknya; berkurban

untuk berhala, termasuk sesajen, sedekah laut, dan berbagai persembahan lainnya

kepada makhluk halus; dan mengundi nasib dengan anak panah atau dengan cara apa

saja sesuai dengan budaya setempat, adalah perbuatan keji karena bertentangan

dengan akal sehat dan nurani serta berdampak buruk bagi kehidupan pribadi dan

sosial; dan termasuk perbuatan setan yang diharamkan Allah. Maka jauhilah

perbuatan-perbuatan itu dalam kehidupan pribadi dan kehidupan sosial dengan

peraturan yang tegas dan hukuman yang berat agar kamu beruntung dan sejahtera

lahir batin dalam kehidupan dunia dan terhindar dari azab Allah di akhirat.

Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah SWT dan rasulNya serta

melaksanakan syariatNya, sesungguhnya khamar, yaitu segala yang memabukkan dan


11

menutup kesadaran akal, dan maisir, yaitu perjudian, yang mencakup seluruh jenis

pertaruhan dan lainnya, yang di dalam prakteknya terdapat taruhan dari kedua belah

pihak dan menghalangi dari mengingat Allah, dan anshab, yaitu batu yang dahulu

kaum musyrikin melakukan penyembelihan di sisinya sebagai bentuk pengagungan

terhadapnya, dan semua ditegakkan untuk diibadahi demi mendekatkan diri

kepadanya, dan azlam, yaitu anak panah yang dahulu orang-orang kafir mengundi

nasib mereka denganya, sebelum bergerak untuk melakukan sesuatu atau

mengurungkan niat darinya; sesungguhnya semua itu merupakan perbuatan dosa dan

tipu daya yang dibuat indah oleh setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan dosa

tersebut, mudah-mudahan kalian akan meraih keberuntungan dengan memperoleh

surga (Tafsir al-Muyassar).


BAB III
METODE PERCOBAAN

A. Waktu dan Tempat


Percobaan ini telah dilaksanakan pada hari Rabu, 1 Desember 2021 pukul

07.30-11.30 WITA bertempat di Laboratorium Kimia Fisika Jurusan Kimia Fakultas

Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

B. Alat dan Bahan


1. Alat

Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah neraca analitik, desikator,

oven, piknometer 10 mL, termometer 100 °C, pipet skala 10 mL, gelas kimia 100

mL, 250 mL, 500 mL dan bulp.

2. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu alkohol (C2H5OH)

akuades (H2O), metanol (CH3OH) dan tissue.

C. Prosedur Kerja
Membersihkan piknometer dengan menggunakan air dan dikeringkan di dalam

oven selama 5 menit. Kemudian, memasukkan kedalam desikator lalu menimbang


piknometer yang telah bersih dan kering. Setelah itu, mengisi piknometer dengan

akuades (H2O) samapai tanda garis kemudian impitkan dan ditutup. Kemudian,

menimbang piknometer yang telah berisi akuades (H2O) dan catat bobotnya serta

dicatat suhunya. Kemudian membersihkan piknometer dan membilas dengan alkohol

(C2H5OH). Melakukan perlakuan yang sama untuk sampel metanol (CH 3OH) dan

alkohol (C2H5OH).

12
11
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

1. Tabel Pengamatan

Tabel 4.1 Hasil Pengamatan kerapatan dan bobot jenis suatu zat
Bobot (Gram)
No Nama Bobot Jenis
Piknometer Piknometer +
Sampel Sampel gr/cm3
Kosong Larutan
1 Akuades (H2O) I 11,2287 21,2645 10,0358 0,9960
2 Akuades (H2O) II 15,8276 26,0886 10,2610 0,9957
3 Metanol (CH3OH) 11,2279 19,1461 7,9162 0,7855
4 Alkohol (C2H5OH) 15,8283 24,1366 8,3083 0,8065

B. Pembahasan
Bobot jenis merupakan perbandingan massa suatu zat dengan massa air pada

suhu dan volume yang sama. Bobot jenis menjelaskan banyaknya komponen yang

terkandung didalam zat tersebut, besar kecilnya nilai bobot jenis sering dihubungkan

dengan fraksi berat komponen yang terkandung didalamnya. Semakin besar fraksi

berat maka semakin besar pula nilai bobot jenisnya (Jeremia, dkk., 2016: 38).

Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan dua buah piknometer dan

menggunakan sampel yaitu akuadest (H2O), metanol (CH3OH) dan alkohol

(C2H5OH). Sebelum digunakan piknometer harus bersih dan kering. Menimbang

piknometer yang bertujuan untuk mengetahui bobot kosong dari piknometer.

Kemudian piknometer dicuci dengan akuadest (H2O) lalu dibilas dengan etanol.

Pembilasan dengan etanol berfungsi agar piknometer dapat kering dengan waktu

yang lebih cepat karena etanol memiliki sifat yang mudah menguap. Piknometer

kemudian masukkan ke dalam oven dan desikator. Fungsi dari perlakuan yaitu

11
12

mengoven untuk mengeringkan dan mensterilkan piknometer dari kuman yang

terdapat pada piknometer. Memasukkan ke dalam desikator untuk mengeringkan sisa

uap air yang masih tertinggal dan untuk mendinginkan piknometer.

Mengisi piknometer dengan akuades sampai penuh lalu menimbang

menggunakan neraca analitik untuk mengetahui bobot piknometer dengan akuades.

Sebelum ditimbang bagian luar dari piknometer dibersihkan hingga kering agar tidak

ada sampel yang tertinggal disekitar dinding-dinding piknometer yang dapat

mempengaruhi bobot dari piknometer. Akuades pada percobaan ini berfungsi sebagai

pembandingkan zat cair yang akan ditentukan kerapatan dan bobot jenisnya.

Mengukur suhu dengan menggunakan termometer yang bertujuan agar dapat

mengetahui suhu akuades dalam piknomter. Perlakuan yang sama dilakukan pada

metanol (CH3OH) dan alkohol (C2H5OH) untuk mengetahui nilai kerapatan dan bobot

jenis dari kedua larutan tersebut.

Berdasarkan hasil percobaan diperoleh data hasil penentuan kerapatan dan

bobot jenis metanol (CH3OH) pada suhu 29℃ sebesar 0,7855 gram/cm3. Sedangkan

penentuan kerapatan dan bobot jenis alkohol (C2H5OH) pada suhu 28℃ sebesar

0,8065 gram/cm3. Hal ini sesuai dengan teori bahwa kerapatan etanol (C2H5OH) lebih

besar dari pada kerapatan metanol (CH3OH). Semakin besar fraksi berat maka

semakin besar pula nilai bobot jenisnya (Jeremia, dkk, 2016: 38).
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan pada percobaan ini diperoleh nilai bobot jenis untuk
metanol (CH3OH) sebesar 0,7855 g/cm3 dan sampel alkohol (C2H5OH)
sebesar 0,8065 g/cm3.
B. Saran
Saran pada percobaan ini adalah sebaiknya untuk percobaan

selanjuntnya menggunakan bahan lain seperti etilena glikon (C2H6O2) untuk

mengetahui dan membandingkan kerapatan dan bobot jenisnya.

13
14
DAFTAR PUSTAKA

Ansel dan Prince. Pharmaceutical Calculations : The Pharmacist's Handbook. terj.


Aisyah dan Elviana. Kalkulasi Farmasetik: Panduan Untuk Apoteker.
Jakarta: EGC, 2006.

Cline, D. M. 2012. Tintinalli’s Emergency Medicine Manual 7th Edition. New


York: Mc-Graw-Hill.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Farmakope Indonesia Edisi III.


Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979.

Fathuroya, dkk. Fisika Dasar Untuk Ilmu Pangan. Malang: UB Press, 2017.

Johnson, E.L., dan Stevenson, R. 1991. Dasar Kromatografi Cair. Penerjemah


Kosasih Padmawinata. Bandung: ITB.

Jeremia, dkk. “Pengaruh Lama Ekstraksi Terhadap Rendemen Dan Mutu Minyak
Bunga Melati Putih Menggunakan Metode Ekstraksi Pelarut Menguap
(Solvent Extraction)”. Jurnal Teknotan 10, no. 2(2016): h. 34-40.

Khamidinal. Teknik Laboratorium Kimia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009.

Kironoto. Statistika Fluida. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2016.

Munson, dkk. Fundamental of Fluid Mechanics Fourth Edition. Terj. Harinaldi,


Budiarso. Mekanika Fluida Edisi Keempat. Jakarta: Erlangga, 2003.

Tipler. Fisika Untuk Sains dan Teknologi. Jakarta: Erlangga, 1998.


16
LAMPIRAN II
SKEMA KERJA

1. Penentuan kerapatan dan bobot jenis menggunakan Alkohol

Alkohol

- Dibersihkan piknometer dan dikeringkan kedalam oven

- Didinginkan dalam desikator

- Ditimbang bobot kosong piknometer dan catat bobotnya

- Diisi piknometer dengan akuades hingga tanda batas

- Ditimbang piknometer yang telah diisi dengan aquades dan

catat bobotnya.

- Diukur suhunya menggunakan termometer

- Dibersihkan kembali piknometer dan dikeringkan kedalam

oven

- Didinginkan dalam desikator

- Diisi piknometer dengan alkohol hingga tanda batas


- Ditimbang piknometer yang telah diisi dengan alkohol dan

catat bobotnya.

- Diukur kembali suhunya menggunakan termometer

-
Hasil
18

2. Penentuan kerapatan dan bobot jenis menggunakan Metanol

Metanol

- Dibersihkan piknometer dan dikeringkan kedalam oven

- Didinginkan dalam desikator

- Ditimbang bobot kosong piknometer dan catat bobotnya

- Diisi piknometer dengan akuades hingga tanda batas

- Ditimbang piknometer yang telah diisi dengan aquades dan

catat bobotnya.

- Diukur suhunya menggunakan termometer

- Dibersihkan kembali piknometer dan dikeringkan kedalam

oven

- Didinginkan dalam desikator

- Diisi piknometer dengan metanol hingga tanda batas

- Ditimbang piknometer yang telah diisi dengan metanol dan

catat bobotnya.

- Diukur kembali suhunya menggunakan termometer

Hasil
19

LAMPIRAN III

GAMBAR

Proses pembersihan Proses pengeringan piknometer Proses pendinginan piknometer


piknometer di oven. di dalam desiaktor.

Proses penimbangan bobot Proses pengisian piknometer Proses penimbangan


kosong piknometer. dengan akuades. piknometer yang berisi
akuades.

Proses pengukuran suhu pada


sampel

Anda mungkin juga menyukai