PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Senyawa kompleks terdiri dari molekul atau ion pusat yang terikat dengan
satu atau lebih ligan. Senyawa kompleks sering kali melibatkan ion logam sebagai
atom pusat, seperti besi, tembaga, atau platina. Atom pusat ini memiliki orbital d
yang tersedia untuk membentuk ikatan dengan ligan melalui ikatan koordinasi.
Ligan termasuk molekul atau ion yang berperan sebagai donor pasangan elektron
untuk membentuk ikatan dengan atom pusat. Ikatan ini biasanya bersifat
Atom pusat dan ligan termasuk dua komponen utama dalam senyawa
kompleks. Ion logam yang berperan sebagai titik pusat dalam senyawa kompleks.
Atom pusat ini memiliki orbital d atau f yang tersedia untuk membentuk ikatan
dengan ligan. Contoh atom pusat yang umum seperti ion logam transisi besi (Fe),
tembaga (Cu), dan platina (Pt). Atom pusat ini memiliki sifat elektronik yang
ikatan dan sifat kimia senyawa kompleks. Atom pusat mempengaruhi reaktivitas
Sifat-sifat atom pusat dan pengaruh ligan dapat berdampak pada kekuatan medan
di sekitar atom pusat. Kekuatan medan ligan dipengaruhi oleh sejumlah faktor,
1
2
termasuk jenis ligan, sifat elektronik ligan, dan jarak ligan dari atom pusat. Jenis
dihasilkan. Ligan dengan sifat donor elektron yang tinggi, seperti amonia (NH3)
atau fosfina (PH3), cenderung menghasilkan medan ligan yang kuat. Hal ini
kepada atom pusat dengan kuat, sehingga memengaruhi konfigurasi elektron pada
atom pusat (La kilo, dkk., 2019: 9). Berdasarkan latar belakang di atas maka
perbedaan kekuatan medan ligan antar amonia (NH3) dengan ligan air (H2O).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Percobaan
A. Senyawa Kompleks
Senyawa kompleks adalah senyawa kimia yang terbentuk dari ikatan
antara atom pusat logam dengan ligan. Atom pusat dalam senyawa kompleks
biasanya berupa ion logam transisi, seperti besi (Fe), tembaga (Cu), atau platina
(Pt). Atom pusat ini memiliki orbital d atau f yang tersedia untuk membentuk
ikatan dengan ligan melalui ikatan koordinasi. Ligan, di sisi lain, adalah molekul
atau ion yang terikat pada atom pusat dan berperan sebagai donor pasangan
elektron. Ligan dapat berupa molekul sederhana seperti air (H 2O) atau amonia
(NH3), atau senyawa kompleks organik seperti etilenediamina (en) atau asam
pada atom pusat, ligan, dan geometri molekul yang terbentuk (Lestari, dkk., 2014:
2).
pusat melalui pasangan elektron tak terikat atau orbital terisi yang ada pada ligan
tersebut. Jenis dan sifat elektronik ligan, serta jarak ligan dari atom pusat, juga
atom pusat dan ligan menghasilkan berbagai struktur geometri molekul, seperti
3
4
termasuk katalisis, kimia koordinasi, ilmu material, dan bidang biologi. Katalisis
ini sering digunakan senyawa kompleks sebagai katalis dalam reaksi kimia,
sebagai pigmen pewarna, seperti dalam industri pewarnaan tekstil dan cat. Bidang
ilmu material, senyawa kompleks dapat digunakan dalam sintesis bahan yang
memiliki sifat magnetik, optik, atau konduktif yang unik. Bidang biologi senyawa
kompleks memainkan peran penting sebagai kofaktor dalam enzim atau sebagai
yang mempengaruhi sifat-sifat kimia dan fisik dari kompleks tersebut. Kekuatan
mempengaruhi kekuatan medan ligan meliputi jenis ligan, sifat elektronik ligan,
dan jarak antara ligan dengan atom pusat. Ligan dengan sifat donor elektron yang
yang kuat. Medan ligan yang kuat dapat memengaruhi struktur molekul kompleks,
Jenis ligan juga memengaruhi kekuatan medan. Ligan dengan kemampuan donor
pasangan elektron yang tinggi, seperti amonia (NH 3) atau fosfina (PH3), biasanya
menghasilkan medan ligan yang lebih kuat daripada ligan dengan kemampuan
donor yang lebih rendah. Jarak antara ligan dan atom pusat juga memainkan peran
5
penting dalam kekuatan medan ligan. Semakin dekat jarak ligan dengan atom
pusat, semakin kuat medan ligan yang dihasilkan karena pasangan elektron ligan
lebih dekat dengan orbital kosong pada atom pusat (Rahmawati dan Santoso,
2012: 47).
tertentu atau keasaman larutan dapat memengaruhi interaksi antara atom pusat dan
ligan. Lingkungan polar atau nonpolar dapat mempengaruhi kelarutan ligan dan
kemampuan ligan untuk berinteraksi dengan atom pusat. Keberadaan ion-ion lain
dalam larutan juga dapat mempengaruhi kekuatan medan ligan dengan bersaing
dalam membentuk ikatan dengan atom pusat. Faktor lingkungan juga perlu
C. Integrasi Ayat
Allah SWT. juga telah menjelaskan akan adanya garam sebagai salah satu
sebagaimana yang telah dijelaskan dalam QS. Al-Jasiyah/ 45:12 yang berbunyi:
َم تَ ْش ُكرُوْ ۚنIْ ك فِ ْي ِه بِا َ ْم ِر ٖه َولِتَ ْبتَ ُغوْ ا ِم ْن فَضْ لِ ٖه َولَ َعلَّ ُك
ُ ي ْالفُ ْل هّٰللَا
َ ۞ ُ الَّ ِذيْ َس َّخ َر لَ ُك ُم ْالبَحْ َر لِتَجْ ِر
Terjemahanya:
“Allahlah yang telah menundukkan laut untukmu agar kapal-kapal dapat
berlayar di atasnya dengan perintah-Nya, agar kamu dapat mencari
sebagian karunia-Nya, dan agar kamu bersyukur”.
Tafsir Jalalain menjelaskan bahwa (Allahlah yang menundukkan lautan
SWT. dimuka bumi. Adanya garam didalam laut terjadi akibat hujan yang
6
mencuci ion mineral dari daratan menjadi air. Asam karbonat di udara laut ke
D. Ligan
Ligan dalam senyawa kompleks adalah molekul atau ion yang berperan
sebagai donor pasangan elektron dan membentuk ikatan dengan atom pusat. Ligan
senyawa kompleks. Terdapat berbagai jenis ligan yang digunakan dalam senyawa
kompleks, mulai dari molekul sederhana seperti air (H2O) dan amonia (NH3)
hingga senyawa kompleks organik yang kompleks seperti etilenediamina (en) atau
asam sitrat. Ligan dapat memiliki orbital terisi yang dapat berinteraksi dengan
orbital kosong pada atom pusat atau pasangan elektron yang dapat disumbangkan
kepada atom pusat. Berdasarkan sifat elektroniknya ligan dapat berfungsi sebagai
ligan donor elektron, ligan akseptor elektron atau keduanya (Sembiring, dkk.,
2021: 181).
ligan dan interaksi dengan atom pusat dalam senyawa kompleks. Ligan dengan
kemampuan donor elektron yang tinggi cenderung membentuk medan ligan yang
kuat. Ligan dapat menyumbangkan pasangan elektron kepada atom pusat dengan
kuat, menghasilkan interaksi elektrostatik yang signifikan antara ligan dan atom
sifat elektronik yang cocok dengan atom pusat dapat membentuk ikatan yang
lebih kuat dan stabil dalam senyawa kompleks (Pratiwi, dkk., 2022: 67).
kompleks. Jenis ligan dan jumlah ligan yang terikat pada atom pusat
dengan ligan yang memiliki pasangan elektron tak terikat di sekitarnya, maka
atau tetrahedral. Sebaliknya, apabila atom pusat terikat dengan ligan yang tidak
memiliki pasangan elektron tak terikat, seperti molekul karbonil (CO), geometri
molekul kompleks dapat membentuk struktur linear. Ligan tidak hanya berperan
dalam membentuk ikatan dengan atom pusat, tetapi juga mempengaruhi tata ruang
E. Atom Pusat
pusat sering kali berupa ion logam atau logam transisi dalam senyawa kompleks.
Atom pusat ini memiliki orbital d yang terdiri dari orbital terisi dan orbital kosong
yang berperan dalam berinteraksi dengan ligan-ligan. Orbital kosong pada atom
pusat dapat menerima pasangan elektron dari ligan-ligan yang bertindak sebagai
ligan donor. Melalui interaksi ini, atom pusat membentuk ikatan koordinasi
dengan
kekuatan ikatan dengan ligan dan stabilitas senyawa kompleks. Atom pusat
dengan muatan positif yang lebih tinggi, seperti ion logam divalen atau trivalen,
memiliki daya tarik yang kuat terhadap pasangan elektron dari ligan. Selain itu,
kompleks. Atom pusat yang lebih besar cenderung membentuk kompleks dengan
8
ligan-ligan yang lebih besar atau dengan jumlah ligan yang lebih banyak
mempengaruhi jumlah orbital terisi dan orbital kosong yang tersedia untuk
menghasilkan orbital kosong yang stabil, seperti konfigurasi d9 atau d10 pada ion
logam, cenderung membentuk senyawa kompleks yang stabil. Ini karena adanya
orbital kosong yang dapat menerima pasangan elektron dari ligan dengan lebih
efisien sehingga dapat membentuk ikatan yang lebih kuat dan kompleks yang
Menurut Fitrony, dkk (2013: 121), kristal CuSO 4.5H2O berupa padatan
kristal biru ini dapat dibuat dengan mereaksikan tembaga dengan asam sulfat dan
asam nitrat yang kemudian dipanaskan dan hingga terbentuk kristal. Kristal
CuSO4.5H2O juga bisa dibuat dari tembaga bekas ataupun tembaga dalam bentuk
sponge yang diperoleh dari larutan CuCl2. Tembaga banyak digunakan pada
tinggi.
tembaga baru dapat digunakan pada barang elektronik lagi. Hal itu memunculkan
ide pengolahan limbah tembaga untuk diolah menjadi bentuk yang lain dalam
rangka peningkatan nilai guna. Salah satunya sebagai bahan baku pembuatan
kumparan dengan reaksi menggunakan H2SO4 dan pelarut HNO3 (Yunus, dkk.,
2022: 339).
G. Akuades (H2O)
Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang
banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu sumber daya air
tersebut harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia
dan makhluk hidup lainnya. Pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus
sekarang dan generasi mendatang. Salah satu sumber air yang banyak
lainnya yaitu sungai. Sungai merupakan ekosistem yang sangat penting bagi
manusia. Sungai juga menyediakan air bagi manusia baik untuk berbagai kegiatan
Akuades merupakan cairan yang tak berwarna, tidak berbau dan tidak
berasa. Akuades memiliki rumus molekul H2O dengan bersifat polar sehingga
merupakan pelarut yang baik pada macam-macam zat. Molekul air terikat oleh
ikatan hidrogen, pada kondisi standar yaitu pada tekanan 100 kPa dan mempunyai
titik beku 273,15°K setara 0°C dan titik didih 273,15°K atau setara dengan 100°C.
Bentuk ion molekul akuades dapat dideskripsikan sebagai sebuah ion hidrogen
(H+) yang berkaitan dengan ion hidroksida (OH-) (Ritonga, 2011: 269-270).
H. Ammonia (NH3)
Amonia merupakan senyawa kimia dengan rumus NH3. Senyawa ini dapat
ditemukan berwujud gas dengan memiliki bau tajam yang khas. Larutan ini
massa jenis 0,6942 g/L, larut dalam air, memiliki titik lebur sebesar -77,73 ℃ ,
Amonia (NH3) adalah senyawa kimia yang terdiri dari satu atom nitrogen
(N) dan tiga atom hidrogen (H). Secara molekuler, amonia membentuk struktur
piramida trigonal dengan atom nitrogen sebagai pusatnya dan tiga ligan hidrogen
yang terikat pada atom nitrogen. Amonia merupakan senyawa yang sangat penting
dalam berbagai bidang, termasuk industri, pertanian, dan kimia. Bidang industri,
amonia digunakan sebagai bahan baku dalam produksi pupuk nitrogen, bahan
pembuatan plastik, dan bahan pendingin dalam sistem pendingin. Amonia juga
digunakan sebagai agen penghilang noda dalam produk pembersih rumah tangga.
nitrogen kepada tanaman. Secara kimia, amonia juga berperan sebagai ligan
dalam senyawa kompleks, membentuk ikatan dengan logam atau ion logam dalam
Alauddin Makassar.
UV-Vis (Varian 50 Conc), labu ukur 10 mL, gelas kimia 10 mL, pipet gondok
2. Bahan
C. Prosedur Kerja
Menyiapkan 3 buah labu ukur 10 mL kemudian memipet tembaga
(H2O) hingga tanda batas pada labu ukur pertama. Selanjutnya memipet
tanda batas pada labu ukur kedua. Setelah itu, memipet tembaga sulfat
batas pada labu ukur ketiga. Kemudian mengamati ketiga serapan labu
11
12
10 nm.
BAB IV
A. Hasil Pengamatan
1. Tabel Pengamatan
absorbansi = 0,085
10 Dq = 40,845 kkal/mol
Warna = Biru
absorbansi = 0,866
Warna = Biru
2. Reaksi
1. Larutan Uji I
2. Larutan Uji II
13
14
3. Analisis Data
a. Uji I
Dik:
λ maks = 700 x 10-7
Dit:
10Dq =……..?
Penyelesaian
1 1 kkal/mol
10Dq = x
λ maks 349,75 cm -1
1 1 kkal/mol
= −7
x -1
700 x 10 349,75 cm
= 40,845 kkal/mol
b. Uji II
Dik:
λ maks = 640 x 10-7
Dit:
10Dq =……..?
1 1 kkal/mol
10Dq = x
λ maks 349,75 cm -1
1 1 kkal/mol
= −7
x -1
640 x 10 349,75 cm
= 44, 674 kkal/mol
c. Uji III
Dik:
λ maks = 630 x 10-7
Dit:
10Dq =……..?
1 1 kkal/mol
10Dq = x
λ maks 349,75 cm -1
1 1 kkal/mol
= −7
x
630 x 10 349,75 cm -1
15
4. Grafik
1
0.9 f(x) = 0.3575 x − 0.131333333333333
R² = 0.681305095678349
0.8
0.7
0.6
Absorbansi
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
Sampel
B. Pembahasan
Sifat elektronik ligan berperan penting dalam menentukan kekuatan medan
ligan dan interaksi dengan atom pusat dalam senyawa kompleks. Ligan dengan
kemampuan donor elektron yang tinggi cenderung membentuk medan ligan yang
kuat. Ligan dapat menyumbangkan pasangan elektron kepada atom pusat dengan
kuat, menghasilkan interaksi elektrostatik yang signifikan antara ligan dan atom
sifat elektronik yang cocok dengan atom pusat dapat membentuk ikatan yang
lebih kuat dan stabil dalam senyawa kompleks (Pratiwi, dkk., 2022: 67).
Terdapat dua produk yang didapatkan dari interaksi logam dengan ligan yaitu
Nilai Dq yang diperoleh dari larutan uji pertama rendah, hal ini ka
rena hanya ada substitusi ligan H2O saja, yang merupakan bentuk
energi Dq larutan uji kedua lebih besar karena adanya substitusi ligan NH 3
uji pertama hanya ada substitusi ligan H2O. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa kekuatan medan ligan NH3 lebih besar dari H2O karena
memiliki 44,674 kkal/mol dan uji III menghasilkan Dq 45,545 kkal/mol dengan
masing masing absorbansi 0.085, 0.866 dan 0.800. Ketiga sampel ini memiliki
medan ligan NH3 lebih besar daripada H2O. Hasil yang diperoleh tersebut sesuai
dengan teori Rahmawati (2020: 90) yang menyatakan bahwa nilai 10 Dq atau
energi berfungsi untuk menyatakan kekuatan medan ligan tersebut yang mana
semakin besar energi yang dihasilkan maka semakin besar kekuatan medan
ligannya.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
dengan ligan aquo (H2O), hal ini dapat diamati dengan mengetahui absorbansi
hasil yang didapatkan untuk uji I itu sebesar 0.085 dengan panjang gelombang
700 nm, uji II itu sebesar 0.866 dengan panjang gelombang 640 nm dan uji III itu
B. Saran