PROPOSAL
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Meraih Gelar Sarjana (SI)
dalam Ilmu Sains Jurusan Kimia Pada Fakultas Sains dan Teknologi UIN
Alauddin Makassar
Oleh:
JURUSAN KIMIA
2023
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah Alamin Segala puji dan syukur atas kehadirat Allah Swt,
Rabb semesta alam. Karena rahmat dan hidayah-Nya yang tidak terhingga penulis
dan salam selalu senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad Saw.
Yang merupakan uswatun hasanah dan sari teladan yang baik dalam melakukan
aktivitas sehari-hari, melalui proposal ini penulis meminta maaf dan mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
baik dalam bentuk dukungan, motivasi, serta doa selama proses penyusunan
proposal ini.
Penulis menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
lebih menyempurnakan proposal ini, agar proposal ini lebih sempurna pada masa
Penulis,
Nurul Aisyarah
DAFTAR ISI
SAMPUL
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................6
C. Tujuan Penelitian........................................................................................6
D. Manfaat Penelitian......................................................................................7
A. Superabsorben………………………………….........................................8
B. Aerogel Selulosa.........................................................................................9
C. Selulosa.......................................................................................................9
F. XRD (X-Diffraction)………………............................................................14
C. Prosedur Kerja...........................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pencemaran atau polusi adalah suatu kondisi yang telah berubah dari
bentuk asal pada keadaan yang lebih buruk. Pergeseran bentuk tatanan dari
kondisi asal pada kondisi yang buruk ini dapat terjadi sebagai akibat masukan dari
mempunyai sifat racun (toksik) yang berbahaya bagi organisme hidup. Toksisitas
atau daya racun dari polutan itulah yang kemudian menjadi pemicu terjadinya
pencemaran.
fenomena yang terjadi ketika minyak atau produk minyak mencapai lingkungan
alami seperti perairan, tanah atau udara. Hal tersebut berdampak negatif pada
pencemar lainnya. Hal ini menyebabkan manusia yang tinggal atau bekerja di
Paparan langsung atau tidak langsung terhadap minyak atau bahan kimia yang
kerusakan organ bahkan kanker dalam jangka panjang (Laitinen, dkk., 2017:
25029).
semula ada pada larutan, menempel pada permukaan zat adsorben secara fisika.
1
2
Pada proses adsorpsi, pemilihan adsorben menjadi salah satu faktor yang cukup
adsorpsi akan maksimal oleh superabsorben karena memiliki biaya yang relatif
rendah dan efisiensi yang tinggi serta menghasilkan polusi sekunder yang lebih
tinggi untuk menyerap dan menyimpan cairan dalam jumlah yang jauh melebihi
poliakrilat yang dapat menyerap dan membentuk gel saat terpapar oleh cairan.
Ketika cairan diserap, molekul polimer membentuk struktur jaringan yang dapat
yaitu sulitnya mengeluarkan cairan yang telah diserapnya sehingga jika akan
digunakan. Adsorben ini memiliki struktur yang sangat ringan, pori-pori kecil dan
memiliki kemampuan isolasi termal yang tinggi. Proses produksi aerogel selulosa
dengan pelarut tertentu, diikuti oleh proses penghilangan gas secara perlahan
dalam lingkungan yang terkendali dengan suhu dan tekanan tertentu. Selulosa
OH). Gugus hidroksil ini akan menjerat logam berat dengan interaksi
3
2021: 16).
selulosa tersusun atas tiga unsur utama yaitu karbon (C), oksigen (O) dan
hidrogen (H). Selulosa adalah sejenis polisakarida yang tersusun dari 2000 sampai
4000 unit glukosa dan dihubungkan oleh molekul glikosidik β-1,4 glikosidik.
Selulosa dapat ditemukan di alam pada kayu, kacang tanah dan tanaman.
Salah-satu sumber selulosa cukup banyak adalah kulit pisang kepok. Pisang kepok
termasuk salah-satu tumbuhan yang bisa hidup di semua kondisi tanah. Tanaman
pisang kepok juga sebagian besar menuruni sifat dari Musa balbisiana sehingga
Berdasarkan data di badan pusat statistik (BPS) pada tahun 2018 kota
Bandung menghasilkan buah pisang yang dihasilkan 1/3 bagiannya adalah kulit
pisang maka limbah kulit pisang kepok yang dihasilkan Indonesia mencapai
sekitar 2.421.460 ton/tahun. Nilai tersebut berarti 33% limbah kulit pisang
diabaikan (Oktavani, 2021: 1). Komposisi dari kulit pisang kepok (Musa
acuminata balbisiana C.) mengandung pati sebesar 0,98%. Komposisi kimia kulit
pisang kepok yaitu kadar air 11,09%, lemak 16,47%, protein 5,99%, karbohidrat
40,74%, selulosa 17,04% dan lignin 15,36% (Elisusansti, dkk., 2014: 1). Kulit
pisang mengandung serat yang sangat halus dibandingkan serat dari kayu dengan
4
kandungan selulosa yang tinggi (60-65%), hemiselulosa 6-8% dan lignin 5-10%
kemungkinan dapat disebabkan oleh limbah kulit pisang jika tidak mendapatkan
َْض الَّ ِذي َع ِملُوا لَ َعلَّهُ ْم يَرْ ِجعُون ِ َّت َأ ْي ِدي الن
َ اس لِيُ ِذيقَهُ ْم بَع ْ َظَهَ َر ْالفَ َسا ُد فِي ْالبَ ِّر َو ْالبَحْ ِر بِ َما َك َسب
Terjemahnya:
“Telah nampak kerusakan di darat dan dilaut disebabkan perbuatan
manusia, Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari
(akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”.
Menurut M. Quraish shihab dalam Tafsir Al-Misbah bahwa ayat di atas
tersebut merupakan tanda-tanda yang yang diberikan oleh Allah SWT untuk
iklim akibat ulah manusia yaitu adanya limbah yang dihasilkan. Jika hal ini tidak
ditanggulangi, maka akan meninggalkan efek yang tidak baik terhadap alam dan
tentunya manusia itu sendiri. Allah SWT menciptakan manusia untuk beribadah
mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Selain itu, ini merupakan
material yang berpotensi sebagai bahan baku pembuatan aerogel berbahan dasar
selulosa. Kelebihan dari selulosa pada pisang kepok yaitu memiliki tingkat
fleksibilitas yang tinggi dan dapat diperbaharui juga ramah lingkungan. Sehingga
aerogel selulosa di sekitar area tumpahan, aerogel akan menyerap minyak dan
mengubahnya menjadi gel yang dapat diangkat dan dihilangkan dengan lebih
selulosa asetat hasil asetilasi dari limbah kulit pisang kepok. Hasil penelitian
jam, dan suhu reaksi 45oC dengan menggunakan pelarut NaOH 17.5 % dari 100
gram kulit pisang didapatkan kadar selulosa tertinggi pada variasi waktu 1 jam
Penelitian yang telah dilakukan oleh Gustinanda dan Margo (2015: 29)
mengenai sintesis aerogel selulosa berbasis sabut kelapa. Tahapan penelitian ini
diawali dengan secara kimiawi dan mekanis. Selulosa yang didapatkan memiliki
ukuran yaitu ±100 mesh. Pada variasi perbandingan NaOH:Urea 5:1 didapatkan
6
dan densitas aerogel 0,108-0,197 g/cm3. Aerogel selulosa yang diperoleh dapat
silika 50% karena mempunyai absorptivitas air dan minyak paling tinggi diantara
variabel lainnya. Total absorptivitas air yang didapatkan sebesar 20,0397, total
absorptivitas minyak didapatkan sebesar 19,9294 kali dari massa kering dengan
karakterisasi aerogel selulosa dari kulit pisang kepok (Musa acuminata balbisiana
perbandingan optimum massa NaOH dan urea dalam sintesis aerogel selulosa dari
B. Rumusan Masalah
minyak?
dalam sintesis aerogel selulosa dari kulit pisang kepok (Musa acuminata
balbisiana C.)?
C. Tujuan Penelitian
minyak.
7
digunakan dalam sintesis aerogel selulosa dari kulit pisang kepok (Musa
D. Manfaat Penelitian
1. Memberikan informasi kepada pembaca kandungan kulit pisang kepok
A. Superabsorben
Sorbent adalah padatan dengan pori-pori yang dapat dibuat dari bahan
organik atau sintetik dan digunakan untuk menyimpan dan menyerap cairan dan
dapat bekerja secara absorpsi maupun adsorpsi. Absorben yaitu fluida akan
terserap menyatu dengan sorben sedangkan, adsorben fluida akan terserap dengan
daratan maupun perairan, dispersant untuk kondisi air laut yang memiliki ombak
cadangan air dalam tanah. Setelah itu, mereka digunakan dalam berbagai industri,
dan fluff pulp yang terbuat dari serat selulosa adalah dua komponen utama popok.
Superabsorben polimer (SAP) dapat menampung 1000 gram air per gram
polimer, sedangkan serat kering dalam fluff pulp dapat menampung 12 gram air
cukup untuk digunakan dalam aplikasi industri, seperti penyerap popok dan
menggunakan bahan dasar polimer yang akan menghasilkan produk berupa gel.
Kerugian dari polimer superabsorben adalah sulit untuk menghilangkan air yang
terperangkap dalam gel, dan cara terbaik untuk menghilangkan air ini adalah
8
9
dari total berat komponen. Superabsorben polimer (SAP) termasuk contoh bahan
dengan kapasitas menyerap cairan dalam jumlah besar (Prakasa, 2015: 1).
B. Aerogel Selulosa
Aerogel selulosa adalah bahan padat nanopori yang disintesis melalui tiga
tahap yang melibatkan reaksi kimia yaitu dengan cara melarutkan atau
mendispersi selulosa atau turunannya, membentuk gel selulosa melalui proses sol-
gel dan pengeringan gel selulosa. Aerogel selulosa memiliki kekuatan tekan yang
tinggi (5,2 kPa hingga 16,67 MPa), luas permukaan spesifik (10-975 m 2/g),
baik, sehingga aerogel selulosa memiliki potensi besar untuk digunakan sebagai
yang rendah yang menjadikannya isolator yang sangat baik dan juga sebagai
diameter kurang dari 2 nm, mesopori sebagai pori dengan diameter antara 2 nm
sampai 50 nm dan makropori sebagai pori dengan diameter lebih dari 50 nm.
Ketiga ukuran pori tersebut ada di aerogel namun, sebagian besar jatuh di rezim
mesopori, dengan relatif sedikit mikropori. Lebar pori dari aerogel lebih kecil dari
jarak rata-rata molekul udara sebelum bertabrakan dengan sesuatu, hal ini disebut
Free Path. Akibatnya, sangat sulit bagi molekul udara panas bergerak cepat di
bawah aerogel untuk berdifusi melewati dan mentransfer panas ke bagian atas
aerogel. Istilah untuk ini dikatakan efek Knudsen. Oleh karena itu, aerogel
menjadi material insulator termal yang baik daripada udara (Novensia, dkk., 2019:
10).
10
Aerogel dibagi menjadi dua kategori utama yaitu anorganik dan organik.
Aerogel anorganik terdiri dari banyak logam, oksida dan silika. Sifat umum
aerogel anorganik adalah luas permukaan yang tinggi, sifat termal dan akustik
polisakarida, protein dan asam nukleat. Aerogel organik disebut juga sebagai
aerogel berbasis bio atau gel bioaero karena fungsinya yang sama yaitu sebagai
Metode yang digunakan dalam pembuatan aerogel ada dua, yaitu metode
superkritis CO2 dan metode freeze dry. Prinsip dasar pengeringan beku (freeze
drying) adalah melakukan penghilangan air dari bahan atau produk yang sudah
beku tanpa melewati fase cair terlebih dahulu. Metode pengering superkritis CO2
memerlukan titik kritis tekanan dan suhu yang sesuai, yaitu 7,4 Mpa dan 304 K.
Metode ini melibatkan transfer massa dalam dua arah yaitu pori-pori gel yang
masih basah serta pelarut gel. Metode superkritis CO 2 dipengaruhi oleh disolusi
CO2 dalam pelarut gel yang membuat volume gel lebih besar, mengurangi jumlah
gel yang ada di dalamnya. Selain itu, juga dipengaruhi oleh pori-pori gel basah
yang bertambah seiring waktu hingga kondisi kritis tercapai (Riffat dan Qiu,
2013: 1).
C. Selulosa
Selulosa merupakan polisakarida yang terdiri dari satuan glukosa yang
sifat kristalin dan tidak mudah larut, sehingga tidak mudah didegradasi secara
kimia. Molekul glukosa terikat menjadi rantai panjang dan besar dalam selulosa.
Rangkaian selulosa yang lebih panjang memiliki serat yang lebih kuat dan lebih
tahan terhadap bahan kimia, cahaya, dan mikroorganisme. Serat yang kuat, tidak
larut dalam air atau pelarut organik, dan berwarna putih dihasilkan dari rangkaian
selulosa yang banyak. Salah satu sifat selulosa adalah tahan terhadap alkali kuat
(17,5%) tetapi mudah terhidrolisis oleh asam menjadi gula yang larut dalam air.
Selulosa relatif tahan terhadap agen pengoksidasi dengan ketahanan panas serat
1. Alpha Selulosa
polimerisasi 600-1500. Alpha selulosa tidak dapat larut dalam larutan NaOH
17,5% atau larutan basa kuat. Alpha selulosa berfungsi sebagai penentu tingkat
kemurnian selulosa, karena memiliki kemurnian yang tinggi. Alpha selulosa yang
memiliki lebih dari 92% kemurnian dapat dijadikan sebagai bahan baku
mengendap bila dinetralkan. β-selulosa adalah salah satu jenis selulosa yang
adalah derajat polimerisasinya kurang dari 15. Selulosa jenis ini mudah larut
dalam larutan NaOH dengan konsentrasi 17,5% pada suhu 20 oC dan tidak akan
merata di seluruh wilayah Indonesia (Novianti, dkk., 2016: 459). Tanaman pisang
kepok tumbuh di daerah tropis karena menyukai iklim panas dan memerlukan
matahari penuh. Tanaman ini dapat tumbuh di tanah yang cukup air bahkan di
ketinggian hingga 2.000 meter di atas permukaan laut. Pisang (Musa paradisiaca
yang sangat penting di Indonesia karena Indonesia adalah daerah asal tanaman
Nama : Pisang
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Liliopsida
Orde : Zingiberales
Famili : Musaceae
13
Genus : Musa
pisang lainnya. Pohonnya berwarna hijau kecoklatan, memiliki tinggi 3 meter dan
batangnya memiliki luas keliling 40-50 cm. Daun pisang mempunyai lapisan
bawah berlapis lilin. Lebar daunnya 50-60 cm dengan panjang daun 180 cm.
Tandan buahnya berukuran panjang 30-60 cm, modelnya merunduk dan tidak
dalam dan ungu di bagian luar. Saat matang, buahnya berbentuk persegi panjang
Kulit pisang kepok berbahan serat tinggi yang tersusun atas lignoselulosa
yang terdiri dari tiga komponen, diantaranya selulosa, lignin dan hemiselulosa.
Kulit pisang kepok mengandung klorofil dan zat pektin yang memiliki kandungan
asam galakturonik, arabinosa dan galaktosa. Selain itu, kulit pisang mengandung
pati sebesar 0,98%. Komposisi kimia kulit pisang kepok yaitu kadar air 11,09%,
kepok dapat digunakan sebagai pengganti beras dan terigu. Kulit pisang yang
tannin, saponin, dan steroid yang lebih rendah (Anwar, dkk., 2021: 316).
E. Delignifikasi
Delignifikasi merupakan tahapan penghilangan lignin dari berbagai bahan
adalah metode steam explosion dimana uap dilepaskan secara langsung untuk
14
selama satu sampai enam belas menit. Ekspansi adiabatik adalah metode dimana
Hasil proses ini menunjukkan bahwa lignin dan hemiselulosa telah terhidrolisis
menjadi senyawa dengan berat molekul yang lebih rendah dan memiliki struktur
Penggunaan asam asetat yang lemah juga diperlukan. Asam asetat berupa
melarutkan lignin hingga 89% dan memiliki efek yang sedikit pada kerusakan
selulosa, dalam penelitian ini, variasi waktu hidrolisis dan NaOH adalah metode
variabel konsentrasi NaOH 6% dan waktu 4 jam dengan kondisi suhu 150 oC
nilai 15 dengan kadar selulosa sebesar 94,24% (Hanif, dkk., 2019: 53).
menyerang dan merusak struktur lignin dan bagian kristalin dan amorf dan juga
mengubah rantai lignin panjang menjadi rantai lignin pendek dan menyebabkan
perubahan warna. Dengan demikian, lignin dapat terurai setelah dicuci dalam air
atau basa larut. Secara konvensional natrium hipoklorit (NaOCl) digunakan untuk
dasar XRD. Difraksi cahaya oleh kisi-kisi atau kristal ini dapat terjadi jika
difraksi berasal dari rentang yang memiliki frekuensi yang setara dengan jarak
antar atom, yaitu 1 Angstrom. Radiasi yang digunakan berupa radiasi sinar-X,
elektron dan neutron. Foton berenergi tinggi dengan panjang gelombang 0,5
dideteksi oleh XRD. Beberapa berkas sinar-X yang dihamburkan ada yang saling
memperkuat satu sama lain karena fasa yang serupa. Berkas sinar-X yang saling
menguatkan inilah yang disebut sebagai berkas difraksi (Hakim, dkk., 2019: 45).
2023: 10). Dimana persamaan Hukum Bragg tertera pada persamaan 2.1.
𝑛𝜆 = 𝑑sin𝜃……..…………………………(2.1)
biofoam karena selulosa memiliki daerah kristalin yang lebih besar dibandingkan
Fourier Transformed Infrared (FTIR) salah satu alat atau instrumen yang
panjang gelombang 14000 cm-1 hingga 10-1. Daerah inframerah dibagi menjadi
peka terhadap vibrasi overtone, daerah inframerah (IR) sedang (4000-4000 cm-1)
terkait dengan transisi energi vibrasi molekul yang memberikan informasi tentang
gugus-gugus fungsi dalam molekul, dan daerah inframerah (IR) jauh (400-10 cm -
1
) untuk menganalisis molekul yang mengandung atom-atom berat seperti
materi. Infrared melewati celah dalam sampel, yang berfungsi untuk mengontrol
jumlah energi yang diberikan kepadanya. Sebagian Infrared diserap oleh sampel
infrared (IR) lolos ke detektor dan kemudian dikirim ke komputer untuk dicatat
(FTIR), yang tidak menggunakan radioaktif dan bebas reagen, dapat mengukur
yang telah diketahui digunakan untuk melakukan analisis gugus fungsi. Analisa
17
Sampel menyerap sebagian radiasi infrared dan mengirim sebagian lainnya. Jika
frekuensi vibrasi partikel tertentu sama dengan frekuensi radiasi inframerah yang
membentuk sidik jari molekuler suatu sampel. Tidak ada dua struktur molekuler
uji yang membentuk spektrum inframerah (IR) yang sama karena sifat sidik jari
spektrum adsorben kulit pisang kepok pada panjang gelombang 2925,51 cm-1,
adanya vibrasi ulur alkana CH dengan pita medium, pada panjang serapan
bilangan gelombang 3419,37 cm-1 hingga 3433,89 cm-1, yang ditandai dengan
adanya pita tajam dan lebar menunjukkan adanya vibrasi ulur OH. Pergeseran
pita serapan dari semula sedang menjadi agak tajam menunjukkan vibrasi OH
bengkok pada panjang gelombang 1625,30 cm-1 dan 1639,99 cm-1. Frekuensi
18
1059,15 cm-1 terdapat ikatan antara OH dengan karbon yang ditandai dengan pita
serapan yang cukup tajam dan jenis vibrasinya adalah vibrasi perpanjangan C-O.
yaitu sensitif, aman, cepat dan akurat. Alat ini berdasarkan dengan prinsip
absorbansi dan panjang gelombang yang berbeda melalui metode FTIR (Mona,
Riset Jurusan Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri
Alauddin Makassar.
1. Alat
fourier transform infrared (FTIR), freeze dryer, refrigerator, shieve shaker, hot
plate, magnetic stirrer, neraca analitik, gelas kimia 50 mL, gelas kimia 250 mL,
spatula.
2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu aquades (H 2O), asam
sulfat (H2SO4) 98%, etanol (C2H5OH) p.a 99%, kulit pisang kepok (Musa
acuminata balbisiana C.) sebagai sumber selulosa, kertas pH, kertas saring
Whatman no. 42, natrium hidroksida (NaOH) 1M, natrium hipoklorit (NaOCl)
C. Prosedur Kerja
dengan wadah keadaan tertutup hingga kering. Setelah itu, sampel dipotong-
menjadi bubur. Selanjutnya sampel diayak dengan ayakan 100 mesh agar
19
20
2. Ekstraksi Selulosa
a. Delignifikasi
sampel. Lalu sampel dipanaskan pada suhu 80 oC menggunakan hot plate sambil
di magnetic stirrer selama 1 jam. Setelah itu sampel disaring dan dicuci dengan
bleaching dengan NaOCl 0,4% sebanyak 140 mL selama 18 menit pada suhu 80
o
C, lalu ekstrak disaring dan dicuci kembali dengan aquades hingga mencapai pH
7.
b. Hidrolisis Asam
hingga benar kering. Kemudian sampel disimpan pada tempat yang kering.
-5 oC selama 24 jam hingga terbentuk gel. Hasil gel yang terbentuk selanjutnya
dibiarkan di udara terbuka hingga mencapai suhu ruang. Selanjutnya gel direndam
Spesimen dicetak dalam gelas kimia ukuran 50 mL. Langkah berikutnya adalah
dalam gel. Kemudian gel didinginkan dalam refrigerator selama 12 jam. Setelah
itu dilakukan pengeringan beku selama 32 jam dengan menggunakan freeze dryer
1) Uji Densitas
persamaan berikut:
m
ρ= v ………………………………
3.1
m merupakan nilai massa (g) yang diperoleh dari hasil timbangan aerogel selulosa
2) Uji Porositas
3) Analisis Morfologi
untuk melihat morfologi aerogel yang dibuat secara visual. Hasil dari karakterisasi
22
Sampel kering ditimbang sebagai bobot awal dan direndam dalam 250 ml
minyak goreng selama 20 menit. Setelah itu, sampel basah diangkat dari proses
minyak berlebih yang menempel pada contoh. Ditimbang dan catat bobot baru
persamaan:
mb−mk
DSA = mk x 100%……………………….3.3
dengan DSM = Daya Serap Minyak (%), 𝑚𝑘 = massa sampel uji sebelum
Selulosa Hasil
- Bleaching
Gel
- Dibiarkan Pada udara terbuka
- Direndam dengan etanol 99% ± 24
jam
- Pencetak labu di cuci
- Didinginkan dalam refrigerator ± 12
jam
- Pengeringan beku ± 32 jam
Aerogel Selulosa
- Karakterisasi
Uji Densitas Uji Porositas Morfologi - FTIR
- XRD
1. Preparasi Sampel
Kulit Pisang Kepok
cutter.
Hasil
2. Ekstraksi Selulosa
a. Delignifikasi
1M sebanyak 120 mL
Hasil
3. Sintesis Aerogel
Selulosa
freeze dryer
Hasil
4. Karakterisasi Aerogel Selulosa
a. Uji Densitas
Aerogel Selulosa
Hasil
b. Uji Porositas
Aerogel Selulosa
Hasil
c. Analisis Morfologi
Aerogel Selulosa
Uji XRD
Uji FTIR
Hasil
d. Uji Absorbsi Minyak
Aerogel Selulosa
diangkat
detik
yang menempel
Uji FTIR
Hasil