Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Saat ini, penggunaan aluminium semakin meningkat. Salah satu

penggunaan aluminium pada industri minuman ringan (soft drink) dimana

aluminium tersebut digunakan sebagai kemasan dari minuman ringan (soft drink).

Aluminium biasa dicampur untuk menambah sifat mekanis dan kekuatan, seperti

aluminium foil dan kaleng minuman mengandung sekitar 92-99% aluminium

selebihnya yaitu tembaga, seng, magnesiun, mangan, silika dan logam lainnya

dengan tingkat persen yang sedikit (Wahyuni, dkk., 2016: 93). Adapun ayat yang

berkaitan dengan percobaan ini adalah Q.S Al-Hadiid/57:25 yang berbunyi:

      


         

          

  

Terjemahnya:
“Sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul-rasul Kami dengan membawa
bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al Kitab
dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan
Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan
berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu)
dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)Nya dan rasul-
rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat
lagi Maha Perkasa”.
Menurut Tafsir Al-Muyassar (2019: 193-194), menjelaskan bahwa

Sesungguhnya Allah telah mengutus kepada para Rasul dengan membawa bukti-

bukti yang jelas serta menurunkan kitab suci yang menjelaskan aqidah, hukum-

hukum syariah, akhlak dan adab. Dan Allah menurunkan timbangan yang dapat

1
digunakan pedoman keadilan bagi manusia dalam mengambil dan memberikan

hak orang lain. Dan Allah juga menurunkan besi yang mempunyai kekuatan yang

2
3

dahsyat yang dapat digunakan untuk sesuatu yang positif ataupun negatif seperti

peralatan perang. Yang jelas besi mempunyai manfaat yang banyak sekali seperti

dalam bidang pertanian, pembangunan, perindustrian dan lain sebagainya. Dan

Allah Maha Mengetahui terhadap orang-orang yang mau membela agama-Nya

dan menolong Rasul-Nya walaupun orang tersebut tidak melihat-Nya.

Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa.

Ayat diatas menjelaskan bahwa dapat dilihat banyak peralatan yang dibuat

manusia tidak lepas dari besi. Ayat tersebut menyatakan bahwa besi memiliki

banyak manfaat dalam kehidupan. Oleh karena itu, keberadaan dan keutuhan besi

dibumi harus diperhatikan. Besi disini merupakan logam yang dapat membentuk

senyawa kompleks melalui rumus K3[Fe(CN)5(H2O)] (Safitri, Y., 2018: 2).

Senyawa kompleks atau sering pula dikatakan sebagai senyawa koordinasi

memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan, tak terkecuali pada

sistem biologi manusia. Salah satunya adalah hemoglobin dengen melibatkan

logam Fe. Senyawa kompleks tersebut memegang peranan yang sangat penting

untuk membawa oksigen ke seluruh bagian tubuh manusia. Senyawa kompleks

termasuk suatu senyawa anorganik yang dibentuk dari gabungan antara asam

Lewis yang berupa logam atau ion logam dan basa lewis yang berupa molekul

netral atau ion negatif. Senyawa kompleks basa Lewis tersebut dikenal sebagai

ligan. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk memurnikan suatu zat melalui

proses rekristalisasi (Widana, 2014: 331-332).

Mendapatkan kristal dengan kemurnian yang lebih tinggi, perlu dilakukan

rekristalisasi. Rekristalisasi termasuk teknik pemurnian suatu zat padat dari

pengotornya dengan cara mengkristalkan kembali zat tersebut setelah dilarutkan

dalam pelarut yang sesuai. Prinsip dasar dari proses rekristalisasi, perbedaan

kelarutan antara zat yang akan dimurnikan dengan zat pengotornya. Karena
4

konsentrasi total pengotor biasanya lebih kecil dari konsentrasi zat yang

dimurnikan, dalam kondisi dingin, konsentrasi pengotor yang rendah tetap dalam

larutan sementara zat yang berkonsentrasi tinggi akan mengendap. Setelah suatu

kristal endapan terbentuk, kemurnianya dapat ditingkatkan dengan cara endapan

itu disaring, dilarutkan ulang dan diendapkan ulang. Ion pengotor akan hadir

dalam konsentrasi yang lebih rendah selama pengendapan. Proses rekristalisasi

dapat digunakan untuk memurnikan asam oksalat kotor (Pinalla, A., 2011: 65).

Asam oksalat dapat dikatakan sebagai senyawa dikarboksilat yang atom C

nya masingmasing mengikat satu gugus hidroksil. Asam ini mempunyai bentuk

kristal rombis piramid, tidak berwarna dan transparan, tidak berbau dan

higroskopis. Asam oksalat mudah teroksidasi total oleh pengaruh panas yang

tinggi sehingga terurai menjadi CO2 dan asam formiat. Asam oksalat dapat

digunakan sebagai bahan peledak, pembuatan zat warna, krayon, industri lilin,

tinta, bahan kimia dalam fotografi serta untuk keperluan analisis laboratorium

(Febriaty, dkk., 2016: 22). Berdasarkan latar belakang diatas, maka dilakukan

percobaan ini bertujuan untuk mengetahui cara mensintesis senyawa kompleks

kalium trioksalato aluminat K3Al(C2O4)3H2O dari kaleng minuman.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada percobaan ini adalah bagaimana cara mensintesis

senyawa kompleks kalium trioksalato aluminat K3Al(C2O4)3H2O dari kaleng

minuman?

C. Tujuan Percobaan

Tujuan pada percobaan ini adalah untuk mengetahui cara mensintesis

senyawa kompleks kalium trioksalato aluminat K3Al(C2O4)3H2O dari kaleng

minuman.
5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Sampel

Aluminium adalah logam yang ringan dan cukup penting dalam kehidupan

manusia. Aluminium merupakan unsur kimia golongan IIIA dalam sistim

periodikunsur, dengan nomor atom 13 dan berat atom 26,98 gram per mol. Udara

bebas aluminium mudah teroksidasi membentuk lapisan tipis oksida (Al 2O3) yang

tahan terhadap korosi. Aluminium juga bersifat amfoter yang mampu bereaksi

dengan larutan asam maupun basa.Aluminium digunakan di banyak industri untuk

membuat jutaan produk dan sangat penting bagi perekonomian dunia. Komponen

struktur yang terbuat dari aluminium sangat penting bagi industri kedirgantaraan

dan industri lain dimana diperlukan logam dengan bobot ringan, serta memiliki

daya tahan dan kekuatan (Pranata, dkk., 2021: 160).

Gambar 2.1 Minuman Kaleng


(Sumber: Dokumentasi Praktikum)
Aluminium mempunyai sifat tahan korosi, ringan dan mudah di dapat

sehingga memungkinkan untuk dijadikan bahan baku kaleng. Mengingat

banyaknya minuman ringan yang diproduksi dan menggunakan kemasan kaleng

serta dampak yang ditimbulkan terhadap lingkungan, maka diperlukan penelitian

terhadap kandungan aluminium dari beberapa jenis kaleng minuman ringan (soft

drink). Kaleng bekas minuman ringan yang mengandung aluminium yang

5
6

selanjutnya akan diolah untuk menghasilkan produk yang lebih bermanfaat

(Manurung dan Ayuningtyas, 2020: 81).

Kaleng yang terbuat dari aluminium biasanya digunakan oleh industri

minuman ringan (soft drink) sebagai kemasan dari minuman tersebut. Kaleng

minuman aluminium pada umumnya di bagian dalamnya mempunyai lapisan

plastik yang tipis, bagian luarnya biasanya dilapisi oleh cat tipis. Pelapisan ini

harus dihilangkan sebelum reaksi-reaksi kimia dengan logam dapat terjadi.Salah

satu cara teknologi yang dapat dikembangkan untuk mengolah limbah kemasan

kaleng minuman bekas (soft drink) tersebut adalah dengan cara daur ulang. Daur

ulang merupakan salah satu cara pengelolahan limbah yang sangat efisien dalam

menghasilkan suatu produk yang mempunyai nilai ekonomis serta ramah

lingkungan (Sitohang, dkk., 2017: 55).

B. Senyawa Kompleks

Senyawa kompleks merupakan senyawa yang mengandung paling tidak

satu ion kompleks yang terdiri dari satu ion pusat barupa logam transisi ataupun

logam pada golongan utama yang mengikat anion atau molekul netral yang

disebut ligan. Tata nama senyawa kompleks dapat diketahui dengan memahami

nama unsur, lambang unsur, muatan, bilangan oksidasi, anion dan kation, ligan,

bilangan koordinasi serta aturan penamaan senyawa kompleks dan rumus

kimianya. Syarat-syarat tersebut perlu diketahui dan dipahami agar tidak

mengalami kesulitan dalam memahami konsep tata nama senyawa kompleks

(Fajri, 2017: 19).

Senyawa kompleks merupakan senyawa yang tersusun dari suatu ion

logam pusat dengan satu atau lebih ligan yang menyumbangkan pasangan

elektron bebasnya kepada ion logam pusat. Sintesis senyawa kompleks dapat

dilakukan dengan menggunakan berbagai cara antara lain dengan pencampuran


7

larutan pada berbagai perbandingan mol logam : mol ligan dalam berbagai pelarut

tanpa pemanasan atau pencampuran larutan disertai pemanasan pada berbagai

temperatur (Kusyanto dan Sugiyanto, dkk., 2017: 53).

Senyawa kompleks atau sering pula disebut sebagai senyawa koordinasi

memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan, tak terkecuali pada

sistem biologi manusia. Salah satunya adalah hemoglobin dengen melibatkan

logam Fe. Senyawa kompleks tersebut memegang peranan yang sangat penting

untuk membawa oksigen ke seluruh bagian tubuh manusia. Saat ini banyak

senyawa kompleks di sintesis kemudian di ujicobakan dalam suatu penelitian

medis, kemampuannya sebagai agen antikanker. Beberapa reaksi yang diajukan

dalam penelitianpenelitian tentang potensi senyawa kompleks antara lain

kondensasi DNA dan reaksi siklometalasi (Widana, 2019: 331).

C. Rekristalisasi dan Kristal

1. Rekristalisasi

Rekristalisasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan pemurnian suatu

zat padat dari campuran atau pengotornya dengan cara mengkristalkan kembali

zat tersebut setelah dilarutkan dalam pelarut (solven) yang cocok. Suatu pelarut

dapat dikatakan cocok atau pelarut yang baik dalam proses kristalisasi yaitu

apabila pelarut yang dapat memberikan perbedaan daya larut yang cukup besar

antara zat yang dimurnikan dengan zat pengotor dan mudah dipisahkan dari

kristalnya. Prinsip dasar dari teknik ini yaitu perbedaan kelarutan antara zat yang

akan dimurnikan dengan kelarutan zat pencampur atau pengotornya. Larutan yang

terbentuk dipisahkan satu sama lain, kemudian larutan zat yang diinginkan

dikristalkan dengan cara menjenuhkannya (mencapai kondisi supersaturasi atau

larutan lewat jenuh). Kristal dapat dipisahkan dari larutannya yang telah jenuh

dengan penyaringan. Penyaringan umumnya dilakukan dibawah tekanan


8

menggunakan corong Buchner. Pemisahan zat murni dengan pengotornya dapat

dibantu dengan proses menambahkan noritke dalam larutan agar terjadi proses

adsorpsi (Sumarni, dkk., 2017: 102).

Rekristalisasi pada dasarnya berhubungan dengan reaksi pengendapan.

Endapan merupakan zat yang memisah dari satu fase padat dan keluar ke dalam

larutannya. Endapan terbentuk jika larutan bersifat terlalu jenuh dengan zat yang

bersangkutan. Kelarutan suatu endapan merupakan konsentrasi dari larutan

jenuhnya. Kelarutan bergantung dari suhu, tekanan, konsentrasi bahan lain yang

terkandung dalam larutan dan komposisi pelarutnya. Dalam rekristalisasi, ada

tujuh langkah yang dilakukan yaitu: memilih pelarut, melarutkan zat terlarut,

menghilangkan warna larutan, memindahkan zat padat, mengkristalkan larutan,

mengumpul dan mencuci kristal biasanya menggunakan filtrasi, mengeringkan

produknya/hasil. Menentukan pelarut adalah faktor utama dalam rekristalisasi,

karena keberhasilan rekristalisasi tergantung pada penggunaan “pelarut yang

sesuai”. Rekristalisasi dilakukan dalam beberapa tahap (Pinalla, 2011: 65-66).

2. Kristal

Kristal adalah suatu padatan yang atom, molekul, atau ion penyusunnya

terkemas secara teratur dan polanya berulang melebar secara tiga dimensi. Secara

umum, zat cair membentuk kristal ketika mengalami proses pemadatan. Pada

kondisi ideal, hasilnya bisa berupa kristal tunggal, yang semua atom-atom dalam

padatannya terpasang pada kisi atau struktur kristal yang sama tapi secara umum,

kebanyakan kristal terbentuk secara simultan sehingga menghasilkan padatan

polikristalin atau polimorf (Chairunnisa dan Wardhana, 2018: 18).

Kristal memiliki struktur tiga dimensi yang bergantung pada gaya

molekularnya. Kristalisasi itu sendiri dibagi menjadi dua proses, yaitu nukleasi

dan pertumbuhan kristal. Nuklei stabil hanya pada saat mencapai ukuran kritis dan
9

ukuran tersebut sangat bergantung pada supersaturasi dan temperatur. Setiap fasa

padat memiliki perbedaan solubilitas, semakin banyak fasa yang stabil secara

termodinamika bergantung pada level supersaturasi dari pelarut. kristal yang

utama adalah yang memiliki batasan energi paling kecil (energi paling besar,

metastabil) (Chairunnisa dan Wardhana, 2018: 19).

D. Asam Oksalat (C2H2O4)

Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus C2H2O4 yang

biasanya digambarkan dengan rumus HOOCCOOH. Asam oksalat ini merupakan

asam organik yang relative kuat 10.000 kali lebih kuat dari pada asam asetat.

Konsumsi makanan yang mengandung asam oksalat dapat menyebabkan

kristalisasi dalam ginjal dan gangguan gangguan kesehatan lainnya. Kandungan

asam oksalat mempunyai fungsi sebagai asam pencuci untuk menghilangkan

kotoran kemudian untuk melapisi logam stainless stell, nickel alloy, kromium dan

titanium Industri tekstil, industri kimia lainnya digunakan untuk membuat

seluloid, rayon, bahan warna, tinta, dibidang obat-obatan dapat dipakai sebagai

hemostatik dan anti septik luar (Martha, dkk., 2018: 135).

Menurut Iriany, dkk. (2015: 17), pembuatan asam oksalat dipengaruhi oleh

beberapa faktor yaitu:

1. Waktu pemasakan, waktu yang lama akan memperbesar kesempatan zat-

zat pereaksi bersentuhan dan mengakibatkan asam oksalat yang diperoleh

relatif banyak. Tetapi waktu pemasakan yang cukup lama akan

menyebabkan hasil lanjut terhadap asam oksalat yang dihasilkan.

2. Suhu berpengaruh pada konstanta kecepatan reaksi. Jika suhu tinggi,

konstanta kecepatan reaksi semakin besar sehingga reaksi semakin cepat.

Tetapi suhu yang terlalu tinggi akan menguraikan asam oksalat.


10

3. Volume pelarut yang semakin banyak akan memperluas gerakan molekul-

molekul yang ada sehingga hasil yang diharapkan semakin banyak. Tetapi

volume pelarut yang terlalu banyak akan mengurangi hasil yang

diinginkan, karena asam oksalat akan terurai lebih lanjut menjadi CO2 dan

H2O.

Asam oksalat merupakan senyawa dikarboksilat yang atom-atom C nya

mampu mengikat lebih dari satu gugus hidroksil. Asam ini mempunyai bentuk

kristal rombis pyramid, tidak berwarna dan transparan, tidak berbau dan

higroskopis. Asam oksalat mudah teroksidasi total dan oleh pengaruh panas yang

tinggi akan terurai menjadi CO2 dan asam formiat. Secara alami asam oksalat bisa

terjadi dalam tumbuh-tumbuhan dan dapat dibuat dengan ekstraksi alkali dari

limbah penggergajian (Mastuti, 2020: 13).


BAB III

METODE PERCOBAAN

A. Waktu dan Tempat

Percobaan ini dilakukan pada hari Selasa, 20 Juni 2023 pukul 07.00-12.00

WITA di Laboratorium Kimia Anorganik dan Analitik Jurusan Kimia Fakultas

Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

B. Alat dan Bahan


1. Alat

Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu neraca analitik, hot

plate, Erlenmeyer 250 mL, gelas kimia 100 mL, gelas ukur 50 mL, corong,

spatula, batang pengaduk, botol semprot dan gegep

2. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu akuades,

Aluminium foil, amplas, asam oksalat (C2H2O4), etanol (C2H6O), kalium

hidroksida (KOH) 20 %, kertas saring.

C. Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada percobaan ini adalah kaleng fanta dibersihkan terlebih

dahulu, kemudian kaleng diamplas sampai warnanya hilang lalu dipotong-potong

sampai berbentuk serutan aluminium, kemudian serutan aluminium ditimbang

sebanyak 1,0060 gram. Lalu dilarutkan ke dalam aquades panas sebanyak 10 mL

di atas hot plate, kemudian ditambahkan 30 mL larutan KOH 20% sedikit demi

sedikit, setelah itu dibiarkan berbuih dan didihkan sampai semua serutan

aluminium larut, setelah itu disaring. Selanjutnya asam oksalat ditimbang

sebanyak 14,0132 gram, kemudian ditambahkan dengan akuades sebanyak 10

mL, setelah itu dicampurkan filtrat dari larutan aluminium dengan larutan asam

11
12

oksalat, setelah itu disimpan dalam termos selama 24 jam, kemudian disaring

dengan kertas saring whattman, setelah itu kristal yang terbentuk didinginkan di

dalam desikator. Kemudian ditetesi dengan etanol (C2H6O) sebanyak 5 tetes, lalu

dibilas dengan menggunakan aquades dan diamati kristal yang diperoleh dibawah

mikroskop.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

1. Tabel Pengamatan

Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Sintesis Senyawa Kompleks Kalium Trioksalato Aluminat

(K3[Al(C2O4)3])

No. Pengamatan Hasil

1. Bobot kaleng fanta 1.0060

2. Bobot kertas saring 1.2499

3. Bobot kertas saring + Kristal 2.7212

4. Bobot Kristal 1.4713

2. Reaksi

a. Penambahan kaleng (Aluminium (Al)) dengan akuades (H2O)

2Al(s) + 6H2O(l) → 2Al(OH)3(aq) + 3H2(g)↑

b. Penambahan kalium hidroksida (KOH)

Al(OH)3(aq) + 3KOH(l) → K3[Al(OH)6](aq)↓

c. Penambahan asam oksalat (C2H2O4)

K3[Al(OH)6](aq) + 3C2H2O4(s) → K3[Al(C2O4)3](aq)↓ + 9H2O(l) + 3Al(OH)3(s)

B. Pembahasan

Kristalisasi merupakan peristiwa pembentukan kristal-kristal padat dalam

suatu fase homogen, baik itu dalam pembuatan partikel padat didalam uap seperti

dalam hal pembuatan salju atau pembuatan partikel padat didalam lelehan cair

sebagaimana dalam pembuatan kristal tunggal yang besar maupun kristalisasi dari

larutan cair misalnya pembuatan garam. Prinsip dari kristalisasi adalah bahwa

senyawa padat akan mudah terlarut dalampelarut panas bila dibandingkan pada

13
14

pelarut yang lebih dingin. jika suatu larutan senyawa tersebut dijenuhkan dalam

dijenuhkan dalam keadaan panas dan kemudian didinginkan, senyawa terlarut

akan berkurang Kelarutannya dan mulai mengendap membentuk kristal yang

murni dan bebas dari pengotor. Kemurnian dari zat tersebut disebabkan oleh

pertumbuhan kristal zat terlarut, sehingga zat-zat ini dapat dipisahkan dari

senyawa pengotornya. Peristiwa kristalisasi ditandai dengan pembentukan kristal

padat (Sukmawati dan Merina, 2019: 212).

Percobaan dilakukan dengan menggunakan kaleng minuman sebagai

sampel sumber aluminium. Kaleng di amplas dengan tujuan untuk menghilangkan

tulisan atau gambar yang terdapat pada kaleng. Kaleng dipotong-potong menjadi

bagain yang lebih kecil (serutan) bertujuan untuk mempermudah pada saat

dilelehkan (dicairkan). Ditimbang sampel dengan tujuan untuk mengetahui bobot

sampel yang akan digunakan. Disaring dengan tujuan untuk memishkan antara

filtrat dan residu. Disimpan di dalam termos selama 24 jam untuk proses

pembentukan kristal. Endapan yang dihasilkan disaring dan dicuci menggunakan

etanol untuk menghilangkan pengotor yang ada dalam endapan. Pencucian

dilanjutkan menggunakan akuades untuk menghilangkan pengotor yang masih

terdapat dalam endapan dan tidak hilang saat dicuci menggunakan akuades

(proses rekristalisasi).

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan diperoleh hasil kristal yang

terbentuk sebesar 3,6740 gr dengan rendemen sebesar 13,8290% pada senyawa

kompleks kalium trioksalato aluminat (K3[Al(C2O4)3]) dari kaleng minuman.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan pada percobaan ini adalah sebagai berikut:

1. Pembuatan kalium trioksalato aluminat (III) K3[Al(C2O4)3] dapat dibuat

dengan mencampurkan larutan aluminium dalam KOH 20% sebanyak 30

mL dan dilakukan pemanasan. Lalu penambahan asam oksalat (C2H2O4)

10 mL dan didinginkan pada suhu 0-3 ° C sehingga terbentuk kristal, serta

pembilasan kristal dengan menggunakan etanol.

2. Kadar rendemen yang dipeoleh dari sintesis senyawa kompleks kalium

trioksalato aluminat (III) K3[Al(C2O4)3] sebesar 13,8290%.

B. Saran

Saran pada percobaan ini adalah sebaiknya pada percobaan selanjutnya

menggunakan sampel lain seperti kaleng minuman lasegar untuk membandingkan

hasil yang diperoleh dengan percobaan yang telah dilakukan.

15

Anda mungkin juga menyukai