MST
Tahun 2021
BAB 1. PENDAHULUAN
1.4 HIPOTESIS
1. H0 : Limbah kemasan rokok tidak dapat diolah menjadi alternatif bahan bakar rumah
tangga.
2. Ha : Limbah kemasan rokok dapat diolah menjadi alternatif bahan bakar rumah tangga.
Lukman Hakim dan Intan Marsalin (2017) dalam jurnalnya menyatakan Aluminium ialah
unsur yang sangat reaktif sehingga mudah teroksidasi. Karena sifat kereaktifannya maka
Aluminium tidak ditemukan di alam dalam bentuk unsur melainkan dalam bentuk senyawa baik
dalam bentuk oksida alumina maupun silikon. Sumber Aluminium yang sangat ekonomis adalah
bauksit. Bauksit adalah biji yang banyak mengandung Alumina (Al2O3) yakni 30 - 60 % serta
12 - 30 % adalah air. Makin banyak oksida besi yang mengotori maka akan semakin gelap
warnanya. Bauksit dapat berwarna putih, krem, kuning, merah atau coklat dan dapat sekeras
batu. Namun ada pula yang selembek tanah lempung (Al2O3.4SiO2.2H2O). Paduan Aluminium
mengandung 99% Aluminium dan 1% mengandung mangan, besi, silikon, tembaga, magnesium,
seng, krom, dan titanium. Aluminium juga memiliki sifat yang lebih unggul dibandingkan
dengan sifat logam lain. Sifat-sifat Aluminium yang lebih unggul bila dibandingkan dengan
logam lain adalah sebagai berikut:
a. Ringan dengan massa jenis aluminium pada suhu kamar (29oC) sekitar 2,7 gr/cm3 . o
b. Aluminium memiliki daya renggang 8 kg/mm3 , tetapi daya ini dapat berubah menjadi lebih
kuat dua kali lipat apabila Aluminium tersebut dikenakan proses pencairan atau roling.
Aluminium juga menjadi lebih kuat dengan ditambahkan unsur-unsur lain seperti Mg, Zn,
Mn, Si.
c. Aluminium mengalami korosi dengan membentuk lapisan oksida yang tipis dimana sangat
keras dan pada lapisan ini dapat mencegah karat pada aluminium yang berada di bawahnya.
Dengan demikian logam aluminium adalah logam yang mempunyai daya tahan korosi yang
lebih baik dibandingkan dengan besi dan baja lainnya.
d. Aluminium adalah logam yang paling ekonomis sebagai penghantar listrik karena massa
jenisnya dari massa jenis tembaga, dimana kapasitas arus dari aluminium kira-kira dua kali
lipat dari kapasitas arus pada tembaga.
e. Aluminium adalah logam yang anti magnetis.
f. Aluminium adalah logam yang tidak beracun dan tidak berbau.
g. Aluminium mempunyai sifat yang baik untuk proses mekanik dari kemampuan
perpanjangannya, hal ini dapat dilihat dari proses penuangan, pemotongan, pembengkokan,
ekstrusi dan penempaan aluminium.
h. Aluminium mempunyai titik lebur yang rendah, oleh karena itu kita dapat memperoleh
kembali logam aluminium dari scrap.
2.3.1 Hidrogen
Hidrogen ialah unsur yang paling ringan dan paling melimpah. Hidrogen sebagai
air sangat penting bagi kehidupan dan hidrogen ada dalam semua senyawa organik.
Gas hidrogen dulu digunakan sebagai pengisi balon untuk transpotasi tapi ini sangat
berbahaya karena resiko kebakaran (Peristiwa Hindenburg). Hidrogen adalah gas
yang tidak beracun tapi berbahaya bila dicampur dengan udara atau oksigen karena
akan menimbulkan kebakaran dan ledakan.(Dra. Sri Wardhani, M.Si., 2010 ).
air
keran
1. Reaktor Kompor
( Al, NaOH, H2O) Selang ( gas Hidrogen)
Gambar 1. Skema Pemanfaatan Hidrogen sebagai sumber bahan bakar rumah tangga.
BAB 3. METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini sumber data diperoleh dari percobaan laboratorium dan studi
pustaka. Alat bantu yang digunakan peneliti dalam pengumpulan data sesuai dengan teknik
pengambilan data yang digunakan. Beberapa instrumen yang digunakan adalah serangkaian
alat eksperimen seperti
Alat yang Keran Bahan yang
digunakan adalah: Kompor digunakan adalah:
Gelas beaker DOP Alumunium foil
Neraca digital Erlenmeyer pada limbah
Batang pengaduk pipet tetes kemasan rokok,
Gelas ukur pemantik NaOH,
Spatula stopwatch Akuadest,
Kaca arloji kamera
Selang Korek api
Pipa PVC penggaris
3.3.2 Eksperimen
Limbah kemasan rokok didapatkan dari hasil penggunaan oleh masyarakat sekitar
yang telah dilakukan pemisahan kertas alumunium foil dari limbah kemasan rokok yang
didapatkan. Selanjutnya kertas alumunium foil dipisahkan dari bungkus rokok untuk
mendapatkan kertas alumunium foil murni, lalu ditimbang.
Gas yang dihasilkan akan dialirkan melalui selang yang telah memiliki katup pengatur
tekanan dari gas hidrogen yang telah dihasilkan dari reaksi eksoterm. Kemudian Kompor
dinyalakan dan dihitung seberapa lama api mampu menyala.
3.3.3 Cara Kerja Bahan Bakar Gas Hidrogen
1. Limbah alumiunium foil rokok ditambahkan ke dalam larutan NaOH pada sebuah tangki
reaksi.
2. Tabung reaksi ditutup hingga kedap udara.
3. Hubungkan tangki reaksi dengan selang untuk alir gas hidrogen yang dihasilkan dari
proses eksoterm.
4. Dipasang kran sebagai pengatur laju alir dari gas hidrogen yang dihasilkan.
5. Sambungkan selang yang sudah terpasang kran kepada kompor.
3.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data
Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif. Data
yang dihasilkan kemudian dilakukan analisis sebagai berikut:
1. Analisis potensi gas hidrogen yang dihasilkan dari limbah alumunium foil pada kemasan
rokok.
Setelah didapatkan data melalui berbagai literatur, perhitungan potensi gas hidrogen dari
limbah kemasan rokok dapat dilakukan
Berat Berat NaOH/ Volume gas Hidrogen (L) Lama nyala api
alumunium foil Konsetrasi NaOH dalam RTP
(gr)
100 gram (0,1M) 55,55556
100 gram (0,5M) 11,111
100 gram (0,75M) 7,407407
Untuk menghitung jumlah volume gas hidrogen yang dihasilkan dilakukan melalui pendekatan
stokiometris.
Reaksi yang terjadi: 2Al(s) + 2NaOH(aq) + 6H2O(l) → 2NaAl(OH)4(aq) + 3H2(g)
Perbandingan mol pada pereaksi pembatas (Alumunium foil atau natrium hidroksida) akan
menghasilkan jumlah mol gas H2. Selanjutnya mol gas H2 dianalisis menggunakan rumus
volume molar (kondisi RTP) yang dicetuskan oleh Avogadro pada tahun 1811 untuk
mendapatkan volume gas hidrogen dari limbah kemasan rokok.
24
=
Institute for Essential Services Reform. 2017. Strategic Partnership for Green and Inclusive Energy.
Jakarta selatan, Indonesia: www.iesr.or.id.
Sekretariat Jenderal Dewan Energi Nasional. 2019. Indonesia Energy Outlook 2019. ISSN 2527
3000. Jakarta Selatan.
Pusat Data dan Informasi Kesehatan RI. 2017 .Perilaku Merokok Masyarakat Indonesia. ISSN 2442-
7659. Indonesia: https//pusdatin.kemenkes.go.id.
Southeast Asia Tobacco Control Alliance (SEATCA). 2019. The Tobacco Atlas, Asean Region.
https://seatca.org.
Dewi, Eniya Listiani. 2011. Potensi Hidrogen sebagai Bahan Bakar untuk Kelistrikan Nasional.
ISSN 1693-4393. Diakses tanggal 6 Juni 2021. 09:00 am.
Sugiyono, Agus. 2002. Penggunaan Energi dan Pemanasan Global: Prospek bagi Indonesia.
Diakses tanggal 6 Juni 2021, 10:00 am.
Suwarno, Hadi. 2009. Magnesium Teraktivasi Untuk Penyimpanan Energi Hidrogen. Pusat
Teknologi Bahan Bakar Nuklir, Vol. 5, No.1. Diakses 7 Juni 2021, 20:00 pm.
Kholiq, Imam. 2015. Pemanfaatan Energi Alternatif sebagai Energi Terbarukan untuk Mendukung
Subtitusi BBM. Vol. 19, No. 2. Diakses tanggal 6 Juni 2021, 20:30 pm.
Ramlan, Mohammad. 2002. Pemanasan Global. Jurnal Teknologi Lingkungan, Vol. 3, No. 1. Badan
Pengkajian dan Penerapan Teknologi. Diakses tanggal 8 Juni 2020, 08:00 am.
Oo Abdul Rosyid, M. 2009. Infrastruktur Hidrogen untuk Aplikasi Fuel Cell dalam Era Ekonomi
Hidrogen. Balai Besar Teknologi Energi (B2TE-BPPT), Vol. 1, No. 9. Diakses tanggal 8 Juni
2021, 21:00 pm.
Alimah, Siti & Erlan Dewita. 2008. Pemilihan Teknologi Produksi Hidrogen dengan Memanfaatkan
Energi Nuklir. Jurnal Pengembangan Energi Nuklir. Vol.10, No.2. Pusat Pengembangan
Energi Nuklir (PPEN), Serpong. Diakses tanggal 10 Juni 2021, 21:00 pm.
Sirait, Anna Maria, Pradono, Yulianti, & Ida L Touran. 2002. Perilaku Merokok Di Indonesia. Diakses
10 Juni 2021, 15:00 pm.
Dra. Sri Wardhani, M.Si. 2010. Hidrogen. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Brawijaya.