Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL PENELITIAN KoPSI

ALTERNATIF BAHAN BAKAR RUMAH TANGGA DARI HASIL


PENGOLAHAN KEMASAN ROKOK

Muhammad Parhan1 dan Sufi Maulana Qodri2

Bidang Lomba Penelitian :

MST

MAN Insan Cendekia Bangka Tengah

Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Tahun 2021
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Populasi perokok aktif mencapai 1/7 dari seluruh populasi manusia di dunia. Berdasarkan
data WHO, ada sekitar 1 miliar orang di dunia yang aktif merokok di tahun 2018 (AFP, 2018).
Sementara Indonesia menjadi negara dengan jumlah perokok terbanyak di ASEAN, yakni
65,19 juta orang. Angka tersebut setara 34% dari total penduduk Indonesia di tahun 2016
(SEATCA, 2019:1). Banyaknya jumlah perokok di Indonesia berbanding lurus dengan jumlah
produksi kemasan rokok setiap tahunnya, jika tidak dimanfaatkan dengan baik kemasan rokok
akan menjadi limbah yang berpotensi menyebabkan berbagai masalah seperti pencemaran
lingkungan termasuk banjir, pencemaran air bersih dan penurunan tingkat kesuburan tanah.
Selain itu, kurangnya pengetahuan masyarakat akan potensi limbah kemasan rokok menambah
jumlah sampah yang diproduksi di Indonesia setiap tahunnya. Padahal salah satu komponen
penyusun kemasan rokok sangat berguna apabila dimanfaatkan yakni alumunium foil.
Alumunium foil dapat menghasilkan gas hidrogen apabila direaksikan dengan basa kuat
seperti natrium hidroksida. Dalam teori kimia, semakin banyak alumunium foil yang
direaksikan dengan natrium hidroksida, gas hidrogen yang dihasilkan semakin meningkat.
Hidrogen merupakan bahan bakar yang banyak mendapat perhatian untuk dikembangkan
karena merupakan bahan bakar yang ramah lingkungan dan berpotensi menggantikan bahan
bakar fosil (Siti Alima, dkk, 2008:124).
Saat ini, kebutuhan energi didunia masih bergantung pada energi fosil seperti minyak bumi,
gas alam dan batubara. Penggunaan yang secara berkala membuat persediaannya pun semakin
mengalami penurunan. Selain bahan bakar tersebut sudah mulai langka, pengolahan minyak
bumi dan gas alam juga memerlukan proses pengolahan yang cukup kompleks dan biaya yang
cukup mahal untuk dapat dijadikan bahan bakar siap pakai. Untuk saat ini batubara merupakan
sumber energi fosil dengan cadangan terbesar saat ini yaitu 36,34 x 10 9 ton (Agus Sugiyono,
2014:2). Penggunaan energi fosil ini akan menghasilkan emisi seperti partikel, SO2, NO2, dan
CO2. Emisi gas CO2 merupakan sumber terbesar yang bertanggung jawab terhadap terjadinya
pemanasan global (global warming). Pemanasan global (global warming) ini pada akhirnya
menimbulkan efek rumah kaca. Berbanding terbalik dengan gas hidrogen, hasil samping
pembakarannya berupa uap air, sehingga tidak menimbulkan efek rumah kaca, hujan asam,
maupun penipisan lapisan ozon (Eniya, 2011:3). Pemanfaatan hidrogen sebagai energi ramah
lingkungan dirasa tepat untuk mengurangi gas rumah kaca. Hal ini sejalan dengan target
pemerintah Indonesia dalam menurunkan emisi gas rumah kaca hingga 29% di tahun 2030
(DEN, 2019).
Di dunia perindustrian, umumnya proses produksi gas hidrogen menggunakan sumber
bahan baku minyak atau batubara dan gas alam, dengan hasil samping yang berbahaya dan
merusak lingkungan (Eniya, 2011:3). Berbeda dengan penelitian ini, pemanfaatan langsung
alumunium foil pada limbah kemasan rokok menjadi cara baru dalam memproduksi gas
hidrogen. Dari uraian diatas, mendorong peneliti untuk melakukan penelitian dengan judul
‘Alternatif Bahan Bakar Hasil Dari Pengolahan Kemasan Rokok’’.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana Potensi Limbah Kemasan Rokok sebagai Alternatif bahan bakar rumah tangga?
2. Bagaimana cara memanfaatkan limbah kemasan rokok yang cenderung jarang
dimanfaatkan menjadi alternatif bahan bakar rumah tangga ?
1.3 TUJUAN PENELITIAN
1. Dapat mengembangkan potensi Olahan limbah kemasan rokok sebagai Alternatif bahan
bakar rumah tangga.
2. Mengetahui cara memanfaatkan limbah kemasan rokok menjadi alternatif bahan bakar
rokok.

1.4 HIPOTESIS

1. H0 : Limbah kemasan rokok tidak dapat diolah menjadi alternatif bahan bakar rumah
tangga.
2. Ha : Limbah kemasan rokok dapat diolah menjadi alternatif bahan bakar rumah tangga.

1.5 MANFAAT PENELITIAN


Penelitian yang kami lakukan diharapkan :
1. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berpengaruh positif untuk selanjutnya bagi
kemajuan energi bahan bakar Indonesia di masa yang akan datang.
2. Dapat menjadi alternatif kedepannya untuk mengurangi pengunaan dan ketergantungan
energi metana di masa yang akan datang.
3. Mengurangi limbah kemasan rokok yang terus meningkat setiap tahunnya seiring dengan
konsumsi rokok yang terus meningkat.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 LIMBAH ROKOK


Merokok merupakan salah satu kebiasaan yang menjadi masalah kesehatan masyarakat di
Indonesia karena merokok adalah salah satu faktor risiko utama dari beberapa penyakit kronis
seperti kanker pam, kanker salman pernafasan bagian atas, penyakit jantung, stroke, bronkhitis,
emphysema dan lain-lain, bahkan merokok ini dapat menyebabkan kematian. Semakin maju
suatu negara kebiasaan merokok pun semakin menurun, sebaliknya di negara berkembang
cenderung meningkat (Anna Maria Sirait, Yulianti Pradono, Ida L Toruan, 2002).
Berdasarkan SEATCA 2019, dalam laporan World Health Organization (WHO)
memperkirakan pada tahun 2016 jumlah perokok di Indonesia sebesar 65,19 juta jiwa. Data
statistik WHO ini juga menunjukkan adanya peningkatan jumlah perokok pada tahun 2020
menjadi sebanyak 85.308.500 jiwa sedangkan pada tahun 2025 sebesar 96.776.800 jiwa.
Banyaknya jumlah perokok di Indonesia berbanding lurus dengan jumlah produksi
kemasan rokok setiap tahunnya, Sementara itu warga Indonesia cenderung dalam sehari
menghabiskan satu bungkus rokok. Maka akan dihasilkan limbah kurang lebih sebanyak 65,19
juta bungkus rokok per harinya. Selain itu, kurangnya pengetahuan masyarakat akan potensi
limbah kemasan rokok menambah jumlah sampah yang diproduksi di Indonesia setiap
tahunnya. Padahal salah satu komponen penyusun kemasan rokok yang dapat dimanfaatkan
adalah alumunium foil. Berdasarkan uraian diatas yang akan kami jadikan objek penelitian ini
adalah alumunium foil yang umumnya digunakan dalam bungkus rokok. Oleh karena itu
peneliti ingin melakukan penelitian yang berjudul “Alternatif Bahan Bakar Hasil Dari
Pengolahan Kemasan Rokok”.

2.2 ALUMUNIUM FOIL

Lukman Hakim dan Intan Marsalin (2017) dalam jurnalnya menyatakan Aluminium ialah
unsur yang sangat reaktif sehingga mudah teroksidasi. Karena sifat kereaktifannya maka
Aluminium tidak ditemukan di alam dalam bentuk unsur melainkan dalam bentuk senyawa baik
dalam bentuk oksida alumina maupun silikon. Sumber Aluminium yang sangat ekonomis adalah
bauksit. Bauksit adalah biji yang banyak mengandung Alumina (Al2O3) yakni 30 - 60 % serta
12 - 30 % adalah air. Makin banyak oksida besi yang mengotori maka akan semakin gelap
warnanya. Bauksit dapat berwarna putih, krem, kuning, merah atau coklat dan dapat sekeras
batu. Namun ada pula yang selembek tanah lempung (Al2O3.4SiO2.2H2O). Paduan Aluminium
mengandung 99% Aluminium dan 1% mengandung mangan, besi, silikon, tembaga, magnesium,
seng, krom, dan titanium. Aluminium juga memiliki sifat yang lebih unggul dibandingkan
dengan sifat logam lain. Sifat-sifat Aluminium yang lebih unggul bila dibandingkan dengan
logam lain adalah sebagai berikut:
a. Ringan dengan massa jenis aluminium pada suhu kamar (29oC) sekitar 2,7 gr/cm3 . o
b. Aluminium memiliki daya renggang 8 kg/mm3 , tetapi daya ini dapat berubah menjadi lebih
kuat dua kali lipat apabila Aluminium tersebut dikenakan proses pencairan atau roling.
Aluminium juga menjadi lebih kuat dengan ditambahkan unsur-unsur lain seperti Mg, Zn,
Mn, Si.
c. Aluminium mengalami korosi dengan membentuk lapisan oksida yang tipis dimana sangat
keras dan pada lapisan ini dapat mencegah karat pada aluminium yang berada di bawahnya.
Dengan demikian logam aluminium adalah logam yang mempunyai daya tahan korosi yang
lebih baik dibandingkan dengan besi dan baja lainnya.
d. Aluminium adalah logam yang paling ekonomis sebagai penghantar listrik karena massa
jenisnya dari massa jenis tembaga, dimana kapasitas arus dari aluminium kira-kira dua kali
lipat dari kapasitas arus pada tembaga.
e. Aluminium adalah logam yang anti magnetis.
f. Aluminium adalah logam yang tidak beracun dan tidak berbau.
g. Aluminium mempunyai sifat yang baik untuk proses mekanik dari kemampuan
perpanjangannya, hal ini dapat dilihat dari proses penuangan, pemotongan, pembengkokan,
ekstrusi dan penempaan aluminium.
h. Aluminium mempunyai titik lebur yang rendah, oleh karena itu kita dapat memperoleh
kembali logam aluminium dari scrap.

2.3 GAS HIDROGEN

2.3.1 Hidrogen

Hidrogen ialah unsur yang paling ringan dan paling melimpah. Hidrogen sebagai
air sangat penting bagi kehidupan dan hidrogen ada dalam semua senyawa organik.
Gas hidrogen dulu digunakan sebagai pengisi balon untuk transpotasi tapi ini sangat
berbahaya karena resiko kebakaran (Peristiwa Hindenburg). Hidrogen adalah gas
yang tidak beracun tapi berbahaya bila dicampur dengan udara atau oksigen karena
akan menimbulkan kebakaran dan ledakan.(Dra. Sri Wardhani, M.Si., 2010 ).

2.3.2 Mekanisme Reaksi


Reaksi eksoterm adalah reaksi perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan yang
ditandai dengan adanya kenaikan suhu lingkungan disekitar sistem. Metode yang di
gunakan untuk mengaplikasikan reaksi eksoterm pada kompor ini adalah dengan
mencampurkan aluminium foil kemasan rokok ke dalam larutan NaOH yang kemudian di
reaksikan dalam katalis. Reaksi alumunium foil dengan basa menghasilkan gas hidrogen
Alumunium foil dapat menunjukkan sifat asamnya jika direaksikan dengan basa seperti
larutan natrium hidroksida. Berbagai aluminat dapat terbentuk senyawa Diana alumunium
ditemukan dalam ion negative. Ini karena alumunium memiliki kemampuan untuk
membentuk ikatan kovalen dengan oksigen, sementara pada natrium perbedaan
elektronegatifan antara natrium dan oksigen terlalu besar untuk membentuk ikatan selain
ikatan ionik. (syukri, 1999)
2Al + 2OH- + 6H2O 2Al(OH)4-
2Al(s) + 2NaOH(s) + 6H2O(l) 2NaAl(OH)4 (aq) + 3H2(g)
Gas aluminium ini akan dialirkan melalui selang yang telah memiliki katup pengatur
tekanan dari gas hidrogen yang telah dihasilkan dari reaksi eksoterm.

2.3.3 Desainn Mekanisme

Penelitian ini dilakukan dengan mereaksikan alumunium foil hasil pengolahan


kemasan rokok. Alumunium foil direaksikan dengan larutan NaOH di dalam sebuah
tangki reaksi. Dari reaksi tersebut didapatkan gas hidrogen yang dialirkan melalui
selang yang telah memiliki katup pengatur tekanan dari gas hidrogen yang telah
dihasilkan dari reaksi eksoterm menuju kompor. Kemudian gas tersebut digunakan
menjadi bahan bakar untuk menyalakan kompor. Mekanisme pemanfaatan hidrogen
sebagai bahan bakar rumah tangga dapat dilihat sesuai gambar berikut.

air
keran

1. Reaktor Kompor
( Al, NaOH, H2O) Selang ( gas Hidrogen)

Gambar 1. Skema Pemanfaatan Hidrogen sebagai sumber bahan bakar rumah tangga.
BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium MAN Insan Cendekia Bangka Tengah. Proposal


penelitian ini mulai ditulis dari tanggal 1 Juni – 11 Juni 2021. Penelitian ini akan
dilaksanakan pada rentang 1 Juli – 30 September 2021.

3.2 Sumber Data, Alat, dan Bahan

Dalam penelitian ini sumber data diperoleh dari percobaan laboratorium dan studi
pustaka. Alat bantu yang digunakan peneliti dalam pengumpulan data sesuai dengan teknik
pengambilan data yang digunakan. Beberapa instrumen yang digunakan adalah serangkaian
alat eksperimen seperti
Alat yang  Keran Bahan yang
digunakan adalah:  Kompor digunakan adalah:
 Gelas beaker  DOP  Alumunium foil
 Neraca digital  Erlenmeyer pada limbah
 Batang pengaduk  pipet tetes kemasan rokok,
 Gelas ukur  pemantik  NaOH,
 Spatula  stopwatch  Akuadest,
 Kaca arloji  kamera
 Selang  Korek api
 Pipa PVC  penggaris

3.3 Metode Pemerolehan Data

3.3.1 Studi kepustakaan


a. Menghitung potensi gas hidrogen yang dihasilkan dari limbah alumunium foil pada
kemasan rokok secara teoritis
Dari berat alumunium foil kemudian dihitung potensi gas hidrogen yang dihasilkan
(dalam volume) secara teoritis dengan pendekatan stoikiometri sesuai persamaan reaksi
kimia berikut:
2Al(s) + 2NaOH(aq) + 6H2O(l) → 2NaAl(OH)4(aq) + 3H2(g) (pers 1)
NaAl(OH)4(aq) → NaOH(aq) + Al(OH)3(aq) ............................... (pers 2)

3.3.2 Eksperimen

a. Persiapan bahan baku alumunium foil

Limbah kemasan rokok didapatkan dari hasil penggunaan oleh masyarakat sekitar
yang telah dilakukan pemisahan kertas alumunium foil dari limbah kemasan rokok yang
didapatkan. Selanjutnya kertas alumunium foil dipisahkan dari bungkus rokok untuk
mendapatkan kertas alumunium foil murni, lalu ditimbang.

b. Pembuatan larutan NaOH dengan berbagai konsentrasi


Pembuatan larutan NaOH dilakukan dengan menimbang padatan NaOH kemudian
dilarutkan kedalam akuades, sesuai konsentrasi yang direncanakan.

c. Pembuatan Gas Hidrogen dengan Mereaksikan Alumunium Foil dengan larutan


NaOH

Pembuatan gas hidrogen dilakukan dengan mereaksikan alumunium foil dengan


larutan NaOH di dalam sebuah tabung reaksi. Dari percobaan tersebut didapatilah hasil
berupa gas hidrogen.

d. Pengaplikasian gas hidrogen pada kompor

Gas yang dihasilkan akan dialirkan melalui selang yang telah memiliki katup pengatur
tekanan dari gas hidrogen yang telah dihasilkan dari reaksi eksoterm. Kemudian Kompor
dinyalakan dan dihitung seberapa lama api mampu menyala.
3.3.3 Cara Kerja Bahan Bakar Gas Hidrogen
1. Limbah alumiunium foil rokok ditambahkan ke dalam larutan NaOH pada sebuah tangki
reaksi.
2. Tabung reaksi ditutup hingga kedap udara.
3. Hubungkan tangki reaksi dengan selang untuk alir gas hidrogen yang dihasilkan dari
proses eksoterm.
4. Dipasang kran sebagai pengatur laju alir dari gas hidrogen yang dihasilkan.
5. Sambungkan selang yang sudah terpasang kran kepada kompor.
3.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data

Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif. Data
yang dihasilkan kemudian dilakukan analisis sebagai berikut:
1. Analisis potensi gas hidrogen yang dihasilkan dari limbah alumunium foil pada kemasan
rokok.
Setelah didapatkan data melalui berbagai literatur, perhitungan potensi gas hidrogen dari
limbah kemasan rokok dapat dilakukan
Berat Berat NaOH/ Volume gas Hidrogen (L) Lama nyala api
alumunium foil Konsetrasi NaOH dalam RTP
(gr)
100 gram (0,1M) 55,55556
100 gram (0,5M) 11,111
100 gram (0,75M) 7,407407

Untuk menghitung jumlah volume gas hidrogen yang dihasilkan dilakukan melalui pendekatan
stokiometris.
Reaksi yang terjadi: 2Al(s) + 2NaOH(aq) + 6H2O(l) → 2NaAl(OH)4(aq) + 3H2(g)
Perbandingan mol pada pereaksi pembatas (Alumunium foil atau natrium hidroksida) akan
menghasilkan jumlah mol gas H2. Selanjutnya mol gas H2 dianalisis menggunakan rumus
volume molar (kondisi RTP) yang dicetuskan oleh Avogadro pada tahun 1811 untuk
mendapatkan volume gas hidrogen dari limbah kemasan rokok.
24
=

(Referensi: Buku Kimia Dasar)


Dimana:
Vm = Volume molar gas Hidrogen ( L)
mol = mol gas hidrogen (mol)
DAFTAR PUSTAKA

Institute for Essential Services Reform. 2017. Strategic Partnership for Green and Inclusive Energy.
Jakarta selatan, Indonesia: www.iesr.or.id.
Sekretariat Jenderal Dewan Energi Nasional. 2019. Indonesia Energy Outlook 2019. ISSN 2527
3000. Jakarta Selatan.
Pusat Data dan Informasi Kesehatan RI. 2017 .Perilaku Merokok Masyarakat Indonesia. ISSN 2442-
7659. Indonesia: https//pusdatin.kemenkes.go.id.
Southeast Asia Tobacco Control Alliance (SEATCA). 2019. The Tobacco Atlas, Asean Region.
https://seatca.org.
Dewi, Eniya Listiani. 2011. Potensi Hidrogen sebagai Bahan Bakar untuk Kelistrikan Nasional.
ISSN 1693-4393. Diakses tanggal 6 Juni 2021. 09:00 am.
Sugiyono, Agus. 2002. Penggunaan Energi dan Pemanasan Global: Prospek bagi Indonesia.
Diakses tanggal 6 Juni 2021, 10:00 am.
Suwarno, Hadi. 2009. Magnesium Teraktivasi Untuk Penyimpanan Energi Hidrogen. Pusat
Teknologi Bahan Bakar Nuklir, Vol. 5, No.1. Diakses 7 Juni 2021, 20:00 pm.
Kholiq, Imam. 2015. Pemanfaatan Energi Alternatif sebagai Energi Terbarukan untuk Mendukung
Subtitusi BBM. Vol. 19, No. 2. Diakses tanggal 6 Juni 2021, 20:30 pm.
Ramlan, Mohammad. 2002. Pemanasan Global. Jurnal Teknologi Lingkungan, Vol. 3, No. 1. Badan
Pengkajian dan Penerapan Teknologi. Diakses tanggal 8 Juni 2020, 08:00 am.
Oo Abdul Rosyid, M. 2009. Infrastruktur Hidrogen untuk Aplikasi Fuel Cell dalam Era Ekonomi
Hidrogen. Balai Besar Teknologi Energi (B2TE-BPPT), Vol. 1, No. 9. Diakses tanggal 8 Juni
2021, 21:00 pm.
Alimah, Siti & Erlan Dewita. 2008. Pemilihan Teknologi Produksi Hidrogen dengan Memanfaatkan
Energi Nuklir. Jurnal Pengembangan Energi Nuklir. Vol.10, No.2. Pusat Pengembangan
Energi Nuklir (PPEN), Serpong. Diakses tanggal 10 Juni 2021, 21:00 pm.
Sirait, Anna Maria, Pradono, Yulianti, & Ida L Touran. 2002. Perilaku Merokok Di Indonesia. Diakses
10 Juni 2021, 15:00 pm.
Dra. Sri Wardhani, M.Si. 2010. Hidrogen. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Brawijaya.

Anda mungkin juga menyukai