ACARA I
KARBOHIDRAT
Disusun Oleh :
Nama
: Dayanti Haryono
NIM
: H1916005
Kelas
:A
Kelompok
:3
ACARA I
KARBOHODRAT
A. TUJUAN
Tujuan dari praktikum acara I Karbohidrat adalah
1. Mengetahui pengaruh asam dan alkalis terhadap disakarida
2. Mengetahui pengaruh asam dan alkalis terhadap monosakarida
3. Mengetahui pengaruh suhu terhadap gelatisasi pati
B. TINJAUAN PUSTAKA
1. Tinjauan Alat dan Bahan
Disakarida adalah gula yang tersusun dari dua monosakarida.
Disakarida dapat ditemukan di dalam susu. Laktosa merupakan
disakarida yang disusun oleh galaktosa dan glukosa. Maltosa
merupakan disakarida utama karena senyawa ini terdapat di dalam
saluran pencernaan kita sebagai hasil dari pencernaan amilum. Maltosa
adalah terdiri atas dua molekul glukosa. Sukrosa adalah disakarida
yang tersusun oleh glukosa dan fruktosa. Sukrosa terdapat didalam
tubuh tumbuhan yang digunakan sebagai gula dalam kehidupan seharihari (Sujadi & Siti, 2007).
Karbohidrat murni mempunyai
rumus
empiris (CH2O)n.
hambatan jenis bahan yang cukup besar. Ketika dilewati arus listrik,
elemen tersebut akan mengbah energi listrik menjadi kalor. Kalor yang
dihasilkan selanjutnya disalurkan ke bahan yang sedang dimasak
hingga panas. Perpindahan kalor pada proses ini terjadi secara induksi.
Elemen pemanas kompor memiliki hambatan yang lebih kecil daripada
elemen pemanas setrika listrik sehingga dapat menghasilkan kalor
yang lebih dalam waktu yang relative singkat (Abdullah, 2006).
Termometer adalah alat untuk mengukur suhu. Skala
thermometer
ini
dinamakan
skala
Fahrenheit,
sesuai
nama
diketahui
hampir
secara
f. Miskroskop
g. Penjepit
h. Pengaduk
i. Pipet tetes
j. Tabung reaksi
k. Rak tabung reaksi
l. Termometer
m. Pemanas air
2. Bahan
a. Pereaksi Benedict
b. NaHCO3 kristal
c. HCl 0.1%
d. NaOH 0.1%
e. Sukrosa 5%
f. Iod 0.01
g. Glukosa
h. Aquades
i. Tepung tapioka
j. Tepung maizena
k. Larutan iodin encer
3. Cara Kerja
a. Pengaruh Asam dan Alkali
Gula Sederhana
2 ml terhadap
sukrosa 5%
1. Pengaruh Asam dan Alkali terhadap Sukrosa
5 ml larutan glukosa 0,1 N
Dimasukkan dalam 3 tabung reaksi
Dimasukkan dalam 3 tabung reaksi
Tabung 1 ditambah
Tabung 2ditambah
Tabung 3 ditambah
HCL 0,1 N
NaOH 0,1 N
aquades sebanyak
sebanyak 5 ml
sebanyak 5 ml
5 ml
Tabung 1 ditambah
Tabung 2ditambah
Tabung 3 ditambah
HCL 0,1 N
NaOH 0,1 N
aquades sebanyak
sebanyak 2 ml
sebanyak 2 ml
2 ml
Dipanaskan sampai mendidih 2 s.d. 3 menit (Pemanasan I)
Dipanaskan sampai mendidih selama 2 s.d 3 menit
Diamati perubahan warnanya
Diamati perubahan warna larutan
NaHCO3
kristal
Gambar 1.1 Diagram Alir Pengaruh Asam dan Alkali terhadap Glukosa
Tabung 1 ditambah
HCL 0,1 N
sebanyak 2 ml
Tabung 2ditambah
NaOH 0,1 N
sebanyak 2 ml
Tabung 3 ditambah
aquades sebanyak
2 ml
Gambar 1.2 Diagram Alir Pengaruh Asam dan Alkali terhadap Sukrosa
b. Gelatinisasi Pati
suhu ruang
Mengambil sampel larutan sebanyak 1 tetes
larutan
3,4
Larutan
Pemanasan I
Awal
Akhir
Sukrosa +
HCl
Bening
Bening
Sukrosa +
NaOH
Bening
kekuningan
Kuning
bening
Sukrosa +
Aquades
Bening
Bening
Pemanasan II
Awal
Akhir
Hijau +
Biru
endapan
merah
Orange
kehijauan
Tosca
+ endapan
merah
Hijau +
Biru
endapan
merah
karbohidrat adalah 55-75 persen dari total kebutuhan energi. Dengan lebih
banyak asupan karbohidrat, dapat menghemat penggunaan protein sebagai
energi, dan lebih baik protein itu diguanakan sebagai unsur pembangun
jaringan tubuh. Selain sebagai sumber energi, karbohidrat memberi rasa
manis pada makanan (Ide, 2010)
sepuluh.
Oligosakarida
yang
mempunyai
dua
molekul
tekstur ini tidak dapat dicerna oleh tubuh, tetapi merupakan serat-serat
(dietary fiber) yang dapat menstimulasi enzim-enzim pecernaan (Winarno,
2008).
Senyawa gula (monosakarida dan disakarida) memiliki sifat yaitu
kenampakan yang berwarna putih, membentuk kristal yang larut dalam air.
Semua gula berasa manis tetapi tingkatannya yang berbeda. Disakarida
mengalami proses hidrolisis menghasilkan monosakarida. Hidrolisis
sukrosa juga dikenal sebagai inversi sukrosa dan hasilnya berupa
campuran glukosa dan fruktosa disebut gula invert (Gaman dan
Sherrington, 1992). Menurut Kusnawidjaja (1983), sifat-sifat disakarida
seperti maltosa ialah dapat membentuk osazon, dapat diragikan. Laktosa
bersifat mirip dengan maltosa namun tidak dapat diragikan sedangkan
sukrosa tidak dapat bereduksi, tidak dapat membentuk osazon namun
dapat diragikan.
Menurut Rutan (1991 : 190) Contoh disakarida yang umum
digunakan dalam konsumsi sehari-hari adalah sukrosa yang terbentuk dari
gabungan satu molekul glukosa dan fruktosa dan juga laktosa yang
terbentuk dari gabungan satu molekul glukosa dan galaktosa. Di dalam
produk pangan, sukrosa merupakan pembentuk hampir 99% dari gula pasir
yang biasa digunakan dalam konsumsi sehari-hari sedangkan laktosa
merupakan karbohidrat yang banyak terdapat di dalam susu sapi dengan
konsentrasi 6.8 gr/100 ml (Daryanto, 2016).
Tes Benedict adalah larutan tembaga (II) sulfat, natrium karbonat,
dan natrium sitrat. Glukosa dapat mereduksi ion Cu2+ dari tembaga (II)
sulfat menjadi ion Cu+, selanjutnya diendapakan sebagai Cu2O. Endapan
yang terbentuk berwarna hijau, kuning, atau merah bata, bergantung pada
konsentrasi karbohidrat. Pereaksi benedict banyak digunakan untuk uji
glukosa dalam urine dibandingkan pereaksi Fehling. Jika dalam urune
terdapat asam urat atau kreatinin, senyawa ini dapat mereduksi Fehling,
tetapi dengan pereaksi benedict tidak terjadi reduksi (Sunarya & Agus,
2007). Sehingga dapat dikatakan fungsi benedict pada praktikum ini
sebagai indikasi warna. Tetapi sebelum dilakukan uji benedict terjadi
Larutan
Pemanasan
Glukosa + HCl
Awal
Bening
Glukosa + NaOH
Bening
Glukosa + Aquades
Bening
Akhir
Bening
Bening
kekuningan
Bening
Sehingga
monosakarida
akan
mudah
mengalami
Sampel
Tepung
Tapioka suhu
kamar
Tepung
Tapioka suhu
40oC
Tepung
Tapioka suhu
50C
Tepung
Tapioka suhu
60C
Tepung
Tapioka suhu
65C
Tepung
Tapioka suhu
70C
Gambar
Keterangan
-Bentuk bulat
-Ukuran Kecil
-Jarak rapat
-Bentuk Bulat
-Ukuran membesar
-Jarak rapat
-Granula pati utuh
-Bentuk bulat
-Ukuran besar
-Jarak agak renggang
-Granula menggembung
-Bentuk bulat
-Ukuran besar
-Jarak Renggang
-Granula pati utuh
-Bentuk bulat
-Ukuran tidak beraturan
-Jarak renggang
-Granula utuh
-Bentuk bulat
-Ukuran abstrak
-Jarak renggang
-Granula pati utuh
-Bentuk bulat
Tepung
7
Tapioka suhu
75C
Tepung
8
Tapioka suhu
80C
Tepung
9
Tapioka suhu
85C
seluruh
granula
pecah
-Bentuk abstrak
10
Tepung
Maizena 85C
-Ukuran besar
-Jarak sangat renggang
-Granula
pati
semuanya pecah
-Bentuk bulat
Tepung
11
Maizena suhu
kamar
Tepung
12
Maizena suhu
40C
Tepung
13
Maizena suhu
50C
-Ukuran kecil
-Jarak rapat
-Granula pati utuh
-Bentuk bulat
-Ukuran kecil
-Jarak rapat
-Granula pati utuh
-Bentuk bulat
-Ukuran membesar
-Jarak agak renggang
-Granula utuh
hampir
-Bentuk bulat
-Ukuran besar
Tepung
14
-Jarak renggang
Maizena suhu
60C
pecah
-mengalami gelatinisasi
-Bentuk bulat
Tepung
15
-Ukuran besar
Maizena suhu
-Jarak renggang
65C
Tepung
16
Maizena suhu
70C
18
Tepung
Maizena 80C
-hampir
seluruh
granula
pecah
Gelatinisasi adalah proses transisi fisik bersifat endotermis yang
merusak
keteraturan
molekuler
granula
dan
melibatkan
proses
tetapi
bersifat
tidak
dapat
kembali
lagi
pada
posisi
C, gandum 54,5-64 oC, kentang 58-66 oC dan tapioka 52-64 oC. Suhu
asam atau basa. Semakin banyak fraksi amilosa, granula makin kompak
dan makin sukar tergelatinisasi. Semakin lama waktu pengukusan/
pemasakan
semakin
banyak
granula
pati
yang
mengalami
Penyimpangan
yang
dilakukan
mungkin
saat
penglihata
dimiskroskop mata kurang fokus, saat pati tapioka digoreskan pas gelas
preparat tidak langsung ditetesi iodin, dan terlalu lama terpapar oleh suhu
lingkungan, sehingga tapioka mengumpal lagi.
Menurut Murphy (2000), ukuran granula pati singkong 4-35 m,
berbentuk oval, kerucut dengan bagian atas terpotong, dan seperti kettle
drum. Ukuran dan bentuk granula pati bervariasi: granula pati kentang
berbentuk bulat telur dan relative besar dengan diameter berkisar antara
15-100; granula pati jagung berbentuk bulat dan polygon dengan
diameter antara5-25; granula tapioka bulat menonjol di satu ujung
berdiameter 5-35; granula pati beras berbentuk polygonal dengan
diameter sekitar 3-8; granula pati gandum (wheat) berkenampakan pipih,
bulat atau elip dengan ukuran dua macam yaitu yang kecil berdiameter
antara 2-10 dan yang besar antara 20-35 (Muchtadi, 2010).
E. KESIMPULAN
Dari percobaan Acara I Karbohidrat diperoleh kesimpulan sebagai
berikut :
1. Sukrosa adalah gula disakarida yang stabil pada kondisi sedikit basa
(NaOH) dan dapat terhidrolis menjadi gula-gula monosakarida
penyusunya dalam suasana asam (HCl). Penambahan asam (NaHCO 3)
dan pemansan pada sukrosa mengakibatkan hidrolisis berlangsung
semakin cepat.
2. Glukosa adalah gula monosakarida yang bersifat gula nonpereduksi.
Pada suasana basa (NaOH), glukosa dapat mengalami hidrolis dan
mengalami pencokelatan non enzimatis. Dalam praktikum ini, glukosa
bersifat stabil (tidak terhidrolisis) pada suasana asam kuat (HCl).
3. Menurut hasil pengamatan gelatinisasi pati maizena terjadi pada suhu
60oC, 65oC, dan 70oC. Sedangkan pati tapioka tergelatinisasi pada suhu
75oC. Gleatinasi pati maizena sudah sesuai dengan teori, sedangkan
gelatinasi pati tapioka tidak sesuai teori.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Mikrajuddin. 2006. IPA Fisika. Esis. Jakarta
Afifah, DN dan Gamala A. 2008. Sistem Produksi dan Pengawasan Mutu Krupuk
Udang Berkualitas Eksplor. Program Studi Ilmu Gizi. Fakultas
Kedokteran Undip
Andansari SE, Desty RS, dan Achmad R. 2014. Konversi Rumput Laut Menjadi
Moosakarida Secara Hidrotherma. Jurnal Teknik POM ITSVol.3
No.2 (2014) ISS: 2337-3539
Anggraini FD, Huri Y, dan Sigit SB. 2007. Eskilopedia Tokoh Fisika. Balai
Pustaka. Jakarta
LAMPIRAN GAMBAR