Disusun Oleh:
Nama
: Dayanti Haryono
NIM
: 13/350952/SV/04022
Disusun oleh:
: 13/350952/SV/04022
Mengetahui
Dosen Pembimbing PKL
Agroindustri
ii
DAFTAR ISI
.................................................................... 5
SISTEM PRODUKSI
A. Kapasitas Produksi......................................................................... 7
B. Peta Proses Operasi (PPO) ............................................................ 8
C. Penanganan Bahan ........................................................................ 12
D. Proses Produksi
.................................................................... 15
ii
.................................................................... 28
iii
DAFTAR GAMBAR
10
15
15
16
17
17
18
18
19
24
24
25
25
26
26
27
27
29
iv
DAFTAR TABEL
......................................... . 7
BAB I
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Perusahaan
Perkebunan Rumpun Sari Kemuning I adalah salah satu perusahaan di
Indonesia yang memproduksi teh hijau. Pada awalnya Perkebunan Rumpun
Sari Kemuning I atau lebih dikenal dengan PT. RSK I adalah milik bangsa
Belanda dengan nama NV. Cultural Mascave dengan pusat pengelolaan di
Netherland. Selama masa penjajahan Belanda hak kepimilikan tanah diatur
dalam Undang-Undang Agraria Belanda tahun 1870 dan Undang-Undang
Pemerintah Belanda pasal 62 tahun 1854. Undang-undang Agraria tersebut
mengatur mengenai Hak Guna Usaha (HGU) yang kemudian pada tanggal 11
April 1925 Pemerintah Belanda memberikan Hak Guna Usaha (HGU) dalam
jangka waktu 50 tahun kepada Jonan de john dan Van Mender Vort yang
merupakan kakak beradik dari warga Belanda yang berkedudukan di Den
Haag, Belanda. Lahan HGU yang diberikan berada di dua kecamatan yaitu di
Kecamatan Jenawi seluas 238,828 ha dan Ngargoyoso seluas 812,127 ha.
Maka total luas tanah tersebut adalah 1.051 ha yang kemudian ditanami
komoditas teh hijau dan kopi. Kedua kakak beradik tersebut kemudian
memberi nama perusahaan tersebut NV. Cultural Maatschapij Kemuning dan
menyerahkan pengelolaanya kepada Firma Watering and Labour yang
berkedudukan di Bandung.
Pada tahun 1942 Jepang datang ke Indonesia, kemudian perkebunan
diambil alih oleh Pemerintah Jepang sampai tahun 1945. Pada masa
Pemerintahan Jepang tersebut tidak ada kegiatan yang bersifat komersial
sehingga perkebunan tidak terawat dan mati. Perkebunan kemudian
dimanfaatkan oleh masyarakat untuk menanam palawija dan jarak sesuai
dengan ketetapan Pemerintah Jepang untuk memenuhi kebutuhan Jepang
selama perang dunia II. Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945
Perkebunan Kemuning dikelola oleh oleh pihak Mangkunegaran Surakarta
dengan pimpinanya yaitu Ir. Sarsito hingga awal tahun 1948. Tahun 1948
sampai 1950 Perkebunan Kemuning di ambil alih oleh Pemerintahan Militer
1
Maatschappij
Kemuning dicabut.
Karyawan
NV.
Cultural
PT. Rumpun Antan dengan komoditi karet, kelapa, kopi, cengkeh, dan
randu yang tersebar dalam beberapa kebun antara lain Perkebunan
Carui/Rejodadi di Cilacap, Perkebunan Samudra di Banyumas,
Perkebunan
Dharmo
Kradenan
di
Banyumas,
dan
Perkebunan
Jatipablengan di Semarang.
2.
PT. Rumpun Teh dengan komoditi teh dan kopi yang meliputi
Perkebunan Kemuning di Karanganyar, Perkebunan Medhini di Kendal,
dan Perkebunan Kaliginting di Semarang.
Untuk mengembangkan usahanya pada tahun awal 1990 PT. Rumpun
mulai menjalin kerja sama dengan PT. Astra Agro Lestari yang berkedudukan
di Jakarta. Setelah bekerja sama dengan PT. Astra Agro Lestari, maka
terbentuklah nama baru untuk PT. Rumpun yaitu PT. Rumpun Sari
Kemuning. PT. Astra Agro Lestari memiliki saham sebesar 60% yang
B. Lokasi Perusahaan
PT. Rumpun Sari Kemuning memiliki kantor pusat di dua tempat yaitu
di Semarang dan Jakarta. Kantor pusat di Semarang beralamatkan di Jalan
Pemuda No 145 Semarang, sedangkan untuk di Jakarta berada di Pulo Ayang
Raya blok L Kawasan Industri Pulogadung Jakarta. Sedangkan perkebunan
PT. Rumpun Sari Kemuning terletak di sebelah barat lereng Gunung Lawu,
yaitu kira-kira 40 km dari kota Solo dan 8 km dari Tawangmangu. Apabila
dilihat dari wilayahnya perkebunan teh dan pabrik pengolahan teh PT.
Rumpun Sari Kemuning berada di Desa Kemuning, Kecamatan Ngargoyoso,
Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Sedangkan batas-batas wilayahnya
yaitu:
Utara
: Kecamatan Jenawi
Selatan
Barat
Timur
BT. PT. Rumpun Sari Kemuning terletak ada ketinggian 800-1.540 diatas
permukaan laut dengan kemiringan 30o sampai 40o. Termasuk iklim subtropis
dengan curah hujan sepanjang tahun antara 3.000 sampai 4.000 mm per tahun
, tanpa musim kemarau yang panjang. Keadaan angin normal dan intensitas
penyinaran sebesar 40% dengan suhu rata-rata 14 oC sampai 25 oC. Tanah
C. Tenaga Kerja
Karyawan PT. Rumpun Sari Kemuning sebagian besar berasal dari
lingkungan pabrik yaitu yang berasal dari Kecamatan Ngargoyoso dan
Kecamatan Jenawi. Jumlah pekerjanya mencapai 611 orang dengan 519
tenaga kerja dibagian kebun, 74 tenaga kerja bagian pabrik, dan 18 tenaga
kerja bagian administrasi. Khusus untuk tenaga kerja bagian pemetikan
didominasi tenaga kerja perempuan karena dianggap lebih ulet. Sistem
D. Struktur Organisasi
Pengaturan kebijakan manajemen
6
(Gambar 1.1 Struktur Organisasi PT. Rumpun Sari Kemuning)
BAB II
SISTEM PRODUKSI
A. Kapasitas Produksi
PT. Rumpun Sari Kemuning memproses pucuk daun teh basah menjadi
teh kering. PT. Rumpun Sari Kemuning mempunyai kapasitas produksi yang
berbeda-beda pada setiap tahunnya. Kapasitas produksi PT. Rumpun Sari
Kemuning pada tahun 2014 seperti terdapat pada tabel 2.1
Tabel 2.1 Kapasitas Produksi Tahun 2014
Bulan
Januari
318.078
71.475
Februari
287.096
64.525
Maret
290.694
65.382
April
340.819
76.606
Mei
307.758
69.214
Juni
287.781
64.730
Juli
253.702
57.054
Agustus
158.465
35.645
September
209.418
47.119
Oktober
167.604
37.714
November
231.162
52.016
Desember
328.735
73.948
Total
3.181.312
715.428
perusahaan tergantung dari jumlah pucuk the basah yang di peroleh setiap
harinya. Hal-hal yang menyebabkan perubahaan ini antara lain perbedaan
waktu pangkas, luas area, jenis tanaman yang ditanam, dan perawatan yang
dilakukan mandor.
B. Peta Proses Operasi
Peta Proses Operasi (PPO) merupakan suatu diagram yang
menggambarkan langkah-langkah proses yang dialami bahan baku sampai
menjadi produk jadi, baik yang berkaitan dengan urutan proses operasi
pengerjaan maupun pemeriksaan. Selain itu, Peta Proses Operasi juga
memperoleh urutan pekerjaan, waktu dan keseluruhan proses serta hubungan
antar aktivitas. Pada peta proses operasi terdiri dari beberapa proses antara
lain, proses operasi, inspeksi dan gabungan operasi dan inspeksi. Proses
operasi merupakan suatu kegiatan yang terjadi pada suatu lintasan produksi
yang dapat membuat perubahan fisik, kimia maupun biologi dari produk yang
dihasilkan. Proses inspeksi merupakan proses pemeriksaan baik kualitas
maupun kuantitas. Proses operasi dan inspeksi merupakan proses gabungan
yang terjadi bila aktivitas operasi dan pemeriksaan dilakukan pada suatu
tempat kerja yang sama. Peta proses operasi juga memuat informasi-informasi
untuk analisa lebih lanjut, seperti waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan
produk awal hingga akhir, material yang digunakan seperti bahan baku atau
bahan tambahan yang digunakan pada suatu proses.
Pada proses pembuatan teh hijau kering PT. Rumpun Sari
Kemuning terdapat pada gambar 2.1 langkah pertama yang dilakukan adalah
sebuah proses inspeksi, proses inspeksi tersebut yaitu memeberiksa berat teh
dengan cara penimbangan. Penimbangan tersebut dilakukan dua kali yaitu
saat dikebun dan setelah sampai pabrik. Proses yang kedua yaitu pelayuan
dengan menggunakan mesin Rotary Panner. Pada proses pelayuan terjadi
gabungan proses inspeksi dan operasi. Proses operasi yaitu mengubah dari
yang semula daun berwarna hijau tegar berubah menjadi lebih kecoklatan,
terjadi proses operasi karena proses ini bekerja untuk memisahkan tulang
dan daun. Sortasi dengan mesin Winnower, pada proses sortasi ini juga
hanya terjadi proses operasi saja. Hal ini dikarenakan hanya terjadi proses
pemisahan daun teh kering berdasarkan berasnya dan penghilangan debu.
Proses sortasi terakhir dengan mesin Separator pada ketiga hanya terjadi
proses operasi. Hal itu dikarenakan memisahkan tulang dengan daun teh
yang sebelumnya masih tercampur di alat sortasi. Proses selanjutnya yaitu
proses pencampuran teh berdasarkan klasifikasi produk teh. Proses setalah
sortasi adalah proses pengemasan dengan karung dan penjahitan karung
secara manual. Kemudian proses terakhir yaitu penyimpanan dalam gudang
sebelum di distribusikan.
10
11
C. Penanganan Bahan
Penanganan bahan merupakan salah satu aktivitas pengangkutan
yang dilakukan oleh suatu industri yang artinya memindahkan bahan baku,
barang setengah jadi atau barang jadi dari tempat asal ke tempat tujuan yang
telah ditetapkan. Pemindahan material dalam hal ini adalah bagaimana cara
terbaik untuk memindahkan material dari suatu tempat proses produksi ke
tempat proses produksi yang lain. Penanganan bahan di PT. Rumpun Sari
Kemuning dimulai dari proses pemetikan pucuk teh sampai teh berada dalam
proses produksi. Dalam proses pemindahan pucuk teh dari kebun ke pabrik
menggunakan truk.
Kemuning juga
melakukan
produksi
dilakukan
secara
terus
menerus
dan
12
Pengendalian Mutu
Pengendalian mutu yang diperhatikan oleh PT. Rumpun Sari
Kemuning yaitu adalah pengandalian mutu bahan baku dan pengendalian
mutu produk akhir yang dihasilkan. Pengendalian mutu bahan baku
dilakukan agar diperoleh bahan baku bagus dan bermutu bagus. Analisis
pucuk ini dilakukan untuk memisahkan pucuk halus dengan pucuk kasar,
serta pucuk yang rusak untuk mengetahui presentase bahan baku yang
tidak memenuhi standar dan mutu standar. Syarat minimal untuk analisis
pucuk yang ditetapkan yaitu 40%. Presentase pucuk yang termasuk
petikan pucuk halus, kasar, dan rusak dengan menggunakan rumus
analisis kualitas pucuk basah yaitu berat daun teh dibagi dengan berat
pucuk teh.
Pengendalian produk akhir yaitu proses pengepakan dan
pengundangan. Sampel diambil sebelum pengepakan dan pengudangan.
Pada tahap ini teh yang dipasarkan masih berupa teh murni. Pengendalian
mutu produk akhir bertujuan untuk memastikan proses produksi teh
terkontrol mulai dari penerimaan bahan baku hingga pengemasan dan
13
14
D. Proses Produksi
1. Mesin Dan Peralatan Produksi
Mesin dan peralatan yang digunakan dalam proses produksi di PT.
Rumpun Sari Kemuning bersifat semi otomatis dan ada juga yang masih
manual. Mesin dan peralatan mempunyai fungsi dan kapasitas yang dapat
meningkatkan produktivitas
15
Prinsip kerja mesin OTR adalah menggulung daun teh yang ada dalam
silinder berdasarkan goyangan dari mesin dengan pengadukan dan
sirkulasi. Daun teh masuk melalui hopper dan ditampung dalam
silinder. Silinder akan bergerak berputar karena adanya tonjolan pada
bagian permukaan meja. Bahan baku berada dibawah akan teraduk dan
disirkulasikan kebagian atas begitu sebaliknya berlangsung terus
menerus.
c. Mesin ECP (Endless Chain Pressure)
Prinsip kerja dari mesin ECP adalah mengeringkan daun teh yang telah
tergulung dengan udara panas sehingga terjadi penguapan.
d.
16
Prinsip kerja dari mesin rotary dryer adalah mengurangi kadar air daun
teh dengan cara menguapkan air yang terdapat pada daun teh hingga
kadar air 35%.
e.
Prinsip kerja dari mesin Ball Tea adalah dengan mengurangi kadar air
teh dengan cara menguapkan air hingga kadar air menjadi 4%-5%.
f. Mesin Meksy Layer
Prinsip kerja mesin Mesky Layer adalah memisahkan jenis mutu teh
berdasarkan besar kecilnya ukuran teh. Teh kering masuk melalui
conveyor menuju ke ayakan, bergerak maju mundur guna meratakan
17
penyebaran teh kering. Teh kering yang lolos dan keluar melalui
lubang-lubang ayakan berdasarkan ukuran besar kecilnya teh.
g.
Mesin Middleton
Mesin Winnower
18
pengeluaran dan the yang paling kecil atau ringan akan berturut-turut
keluar pada lubang pengeluaran selanjutnya.
i.
Mesin Separation
pelayuan,
penggulungan,
pengeringan
awal,
pengeringan
semi,
petik. Hasil pemetikan berupa pucuk daun teh yaitu peko + dengan 1
daun teh muda, peko + dengan 2 daun teh muda, peko + dengan 3 daun
teh muda, peko + dengan 4 daun teh muda, 2 daun peko (pucuk
burung), dan bahkan ada petikan yang berupa daun teh kasar yang
daunnya berwarna hijau tua.
b. Penimbangan
Penimbangan ini merupakan proses setelah pemitikan pucuk daun
teh yang telah terkumpul banyak dan dimasukkan ke dalam wearing.
Penimbangan ini dilakukan untuk mengetahui berat pucuk daun teh
yang dipetik oleh petani pemetik untuk menentuhkan upah.
c. Pengangkutan
Pengangkutan merupakan proses dimana pucuk daun teh yang
telah terkumpul dan ditimbang dibawa dari kebun ke pabrik dengan
menggunakan alat transportasi berupa truck atau pickup.
d. Penghamparan
Penghamparan merupakan proses pemaparan pucuk daun teh agar
daun teh tidak rusak, karena penumpukan didalam waring selama
menunggu proses pelayuan. Selain itu tujuan utaman dari proses
pemaparan yaitu untuk mengguapkan kadar air daun teh hijau menjadi
65% - 75%. Suhu diruang penghamparan yaitu 25oC dengan waktu
penghamparan 1,5 jam dan ketinggian daun maksimal 40 cm.
e. Pelayuan
Pelayuan meruapakan tahap awal proses pembuatan teh hijau yang
paling menentuhkan kualitas dari teh hijau. Proses pelayuan
mempunyai tujuan, tujuan tersebut yaitu mengurangi kadar air pucuk
daun teh sehingga didapat pucuk daun teh dengan kadar
30 % - 35
melemaskan
daun
agar
20
tidak
mudah
patah
dan
Sari
Kemuning
proses
pelayuan
dilakukan
dengan
15 sampai 20 menit.
g. Pengeringan awal
Pengeringan awal bertujuan untuk mengurangi kadar air yang telah
digulung menjadi 25 30 % untuk mempertahankan gulungan agar
gulungan tidak pudar dengan pengurangan kadar air sedikit demi
sedikit, inaktifasi enzim polifenol oksidase sehingga proses fermentasi
tidak terjadi. Aktivitas enzim polifenol oksidase akan terhenti pada
suhu 90 . Proses pengeringan awal pada PT. Rumpun Sari Kemuning
menggunakan mesin ECP (Endeless Chain Pressure) dengan kapasitas
mesin 250 400 kg/jam dengan menggunakan suhu 100
21
- 150 .
20 30 menit.
i. Pengeringan akhir
Pengeringan akhir merupakan kelanjutan dari pengeringan awal
dan semi sehingga pengeringan akhir ini sangat menentuhkan mutu teh
yang dihasilkan. Tujuan dari pengeringan akhir yaitu untuk
mengurangi kadar air 4% - 5%
22
k. Pengemasan
Proses pengemasan sendiri memiliki tujuan seperti untuk
melindungi produk dari kerusakan fisik maupun kimia atau sebab lain
yang dapat mengakibatkan kerusakaan, dan mempermudah dalam
proses distribusi. Bahan yang digunakan untuk mengemas teh terdiri
sari 3 macam yaitu innert sebagai kemasan pertama, karung goni
sebagai kemasan kedua, dan karung plastik untuk produk yang
dikespor keluar negeri. Proses pengemasan dilakukan dengan
menggunakan tenaga manusia, yaitu dengan mengggunakan skop
untuk memasuk teh kedalam karung, kemudia dijahat dengan jahitan
khusus. Jumlah teh dalam setiap kemasan berbeda-beda tergantung
dari jenis teh. Pengemasan teh kering diklasifikasikan dalam 6 jenis
yaitu PSB (45 kg per karung), PSK (50 kg per karung), CM (50 kg
per karung), dust (50 kg per karung), tulang (25 kg per karung),
kempring (35 kg per karung).
l. Penyimpanan
Penyimpanan teh pada PT. Rumpun Sari Kemuning menunggu
selama proses pengirimana. Penyimpanan dilakukan di gudang
penyimpanan. Suhu dalam gudang penyimpanan yaitu 25 - 30
dan
23
tersebut untuk setiap hektar lahan dapat ditanami 9.000 sampai 16.000
batang pohon teh. Ada empat jenis tanaan teh yang ditanam dilahan
perusahaan yaitu gambung, TRI2024, TRI2025, Chiniruan. Masingmasing jenis bahan baju tersebut menghasilkan kualitas produk yang
berbeda-beda.
4. Spesifikasi Produk
Hasil dari proses produksi teh PT. Rumpun Sari Keminung terbagi
menjadi 8 jenis yaitu PSB (Peko Super Besar), PSK (Peko Super Kecil),
CM (Chun Me), Lokal 1, Lokal 2, kempring, tulang, dan dust.
a. Peko Super Besar (PSB)
PSB merupakan teh yang berbentuk gulungan daun padat terpilin dan
berwarna hijau sampai hijau kehitamabn. PSB berukuran lebih panjang
dari PSK (Peko Super Kecil), sedikit tercampur tulang, dapat lolosa
ayakan 8 mesh dan tertahan ayakan 6 mesh.
b. Peko Super Kecil (PSK)
24
PSK merupakan teh yang berbentuk gulungan daun kecil, berwarna hijau
sampai hijau, beraroma wangi teh hijau dan tidak berbau apek. Pada
produk PSK ini tidak terdapat benda-benda asing dan sangat sedikit
tercampur tulang (maksimal 5%), lolos ayakan 6 mmdan tertahan ayakan
diameter 4 mm.
c. Chun Me ( CM)
25
Lokal 1 merupakan teh hijau yang partikelnya berupa teh hijau yang
tergulung dan kurang terpilin, berwarna hijau kehitaman sampai kuning
kecoklatan. Lokal 1 terdiri atas peko maksimal 10%, jingkeng, kempring,
dan dust (bubuk) serta tercampur tulang 10%. Lokal 1 akan lolos dalam
ayakan 8 mm dan tertahan pada 10 mesh.
e. Lokal 2
26
Kempring besar berasal ari serpihan kecil yang lebih besar dari bubuk,
berwarna hijau kehitaman sampai kuning kecoklatan.
g. Tulang
Dust atau bubuk berasal dari petikan halus , petikan kasar, daun burung
muda, dan daun burung sedang. Bubuk mempunyai karakteristik bentuk
daun bubuk potongan melebar, warna hijau kehitaman, dan aroma kurang
27
wangi (tidak apek). Dust minimal lolos 75% ayakan pada lubang 2 mesh
dan tertahan pada lubang 1 mesh.
5. Neraca Massa
Neraca massa merupakan suatu perincian dari banyaknya bahan
bahan yang masuk dan digunakan untuk diproses untuk menghasilkan
sejumlah produk keluaran. Neraca massa akan menunjukkan efisiensi
penggunaan bahan baku untuk mengasilkan sejumlah produk jadi.
Rancangan Neraca Massa PT Rumpun Sari Kemuning di rancang sebagai
berikut, bahan baku utama yang digunakan adalah daun teh hijau basah
hasil petikan segar tiap hari. Sekali proses produksi dibutuhkan bahan
baku teh hijau basah sebesar 538 kg. Proses pertama sebanyak 538 kg teh
hijau basah masuk ke dalam mesin Rotary Panner yang berfungsi sebagai
alat pelayuan, output dari proses ini menghasilkan massa sebesar 535 kg, 3
kg teh dianggap scrap karena mengalami hangus atau terbuang selama
proses berlangsung. Proses kedua yaitu proses penggulungan dengan
menggunakan Rolling, sebanyak 535 kg bahan baku masuk ke dalam
Rolling kemudian akan mengalami penyusutan sebanyak 2 kg karena
produk menjadi scrap sehingga output proses ini menghasilkan 533 kg.
Proses selanjutnya adalah proses pengeringan awal (Pengeringan I) dengan
menggunakan mesin ECP Dryer 4 FT, input bahan baku yang dimasukkan
sebanyak 533 kg dan menghasilkan Scrap sebanyak 5 kg, dan scrap uap
132 kg, maka menghasilkan output produk sebanyak 396 kg. Pengeringan
semi (Pengeringan II) menggunkan mesin Rotary Dryer D 100
menggunakan input bahan baku sebanyak 396 kg, menghasilkan scrap
mesin dan debu sebanyak 8 kg dan scrap uap air sebanyak 39 kg maka
menghasilkan output sebanyak 349 kg. Langkah terakhir pada proses ini
adalah pengeringan akhir dengan menggunakan Mesin Ball Tea, input
bahan baku yang digunakan adalah sebanyak 349 kg menghasilkan scrap
mesin dan debu sebanyak 103 kg serta scrap uap air sebanyak 148 kg,
output akhir yang dihasilak adalah sebnyak 99 kg teh hijau kering.
28
Pelayuan
(538 Kg)
(3 Kg)
Penggulungan
Scrap mesin
(535 Kg)
(2 Kg)
Pengeringan Awal /
Pengeringan I
(533 Kg)
Pengeringan Semi /
Pengeringan II
(396Kg)
Pengeringan Akhir
(5 kg)
(8 Kg)
(103 Kg)
(349 Kg)
29
BAB III
PEMASARAN
A. Konsumen Sasaran
PT Rumpun Sari Kemuning memiliki target pasar meliputi
perusahaan-perusahaan berbabasis pertanian terutama yang menggunakan
bahan baku utama teh hijau. PT Rumpun Sari Kemuning membidik
perusahaan perusahaan tersebut karena produk utama yang diproduksi oleh
industri ini adalah produk teh hijau setengah jadi. Produk teh setengah jadi
ini akan diolah atau dikemas ulang oleh perusahaan berikutnya untuk
dipasarkan ke konsumen lainnya. Atas dasar hal tersebut maka PT
Rumpun Sari Kemuning menargetkan konsumen perusahaan perusahaan
sejenis yang mengolah kembali produk yang diproduksi oleh industri ini.
Target utama pemasarannya meliputi industri teh kering yang berlokasi
disekitar Pulau Jawa yang meliputi Solo, Rembang, Cianjur, Ngawi,
Bandung, Bantul dan Rembang. Beberapa diantaranya adalah Teh Aangi
Gaya Baru (Pekalongan), Teh Wangi Gunung Subur (Surakarta), Teh
Wangi Gopek (Tegal), Teh Dua Tang (Slawi).
B. Produk (Branding)
Teh hijau yang dihasilkan oleh PT Rumpun Sari Kemuning terbagi
menjadi dua macam, yaitu:
1. Grade I merupakan jenis teh dengan kualitas mutu terbaik karena
diperoleh dari tiga pucuk teratas, yang terdiri dari PSK (Peko Super
Kecil), PSB (Peko Super Besar), CM (Chun Me).
2. Grade II merupakan jenis teh dengan kualitas mutu kedua atau biasa
disebut kualitas lokal, yang terdisi dari lokal 1, lokal 2, kempring,
tulang, dust (Bubuk)
Produk dikemas dengan menggunakan plastik yang dilapisi karung.
Tidak terdapat informasi produk pada kemasan. Volume tiap karung
tergantung dari jenis teh yang dikemasnya, rincian volume tiap-tiap karung
tertera pada tabel berikut ini :
30
No
Jenis
Netto (kg)
CM (Chun Me)
50
50
45
Lokal 1
35
Lokal 2
35
Kempring
25
Tulang
25
Dust
50
C. Harga
Kegiatan perdagangan jual beli dan transaksi pertukaran uang
sepenuhnya dilakukan oleh kantor pusat yaitu PT Sumber Abadi Tirta
Sentosa. PT Rumpun Sari Kemuning berwenang melakukan kegiatan
produksi mengolah bahan mentah menjadi produk jadi. Penetapan harga
barang dilakukan berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak. Harga teh
hijau dapat berubah ubah tergantung berbagai faktor diantaranya akibat
perubahan nilai tukar rupiah terhadap dollar serta perubahan musim.
Selain itu harga jual teh juga diperngaruhi oleh jenis grade produk.
Perincian harga produk adalah sebagai berikut Grade I yaitu Rp 40.000,00
Rp 60.000,00 perkilogram, Grade II yaitu Rp 30.000,00 Rp 40.000,00
per kilogram, keringan murni yaitu Rp 20.000,00 per kilogram
D. Sistem Distribusi
PT Rumpun Sari Kemuning menerapkan sistem distribusi DO
(Delivery Order). DO artinya pengiriman barang akan dilakukan sesuai
dengan
pesanan
konsumen.
PT
Rumpun
Sari
Kemuning
akan
menghindari
terjadinya
kontak
fisik
dengan
lingkungan
selama
pengiriman. Pengiriman disertai dengan surat jalan dan keterangan isi truk.
PT Rumpun Sari Kemuning bertindak sebagai penyedia bahan baku.
E. Promosi
Bentuk kegiatan promosi yang dilakukan PT Rumpun Sari
Kemuning diantaranya dengan melakukan kerja sama dengan pihak pihak
terkait produk yang mereka hasilkan. Beberapa diantara adalah industri teh
kering yang bahan bakunya tergantung dengan suplai bahan dari industri
ini. Keberadaan PT Rumpun Sari Kemuning ini juga sudah sejak lama
berdiri sehingga eksistensinya sudah cukup diakui oleh banyak industri
terkait di sekitar Jawa Tengah. Bentuk lain promosi yang dilakukan adalah
dengan melakukan kesepakatan harga barang yang disepakati oleh kedua
belah pihak maka harga yang ditentukan sama sama menguntungkan bagi
keduanya sehingga hubungan kerja sama akan terjaga dengan baik. Selain
itu itu PT Rumpun Sari Kemuning juga menjadikan kawasan perkebunan
teh menjadi kawasan obyek wisata yang banyak dikunjungi wisatawan
sehingga disadari atau tidak hal ini juga turut mempromosikan keberadaan
PT Rumpun Sari Kemuning.
32
LAMPIRAN
33