Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

DI PT. RUMPUN SARI KEMUNING

Disusun Oleh:
Nama

: Dayanti Haryono

NIM

: 13/350952/SV/04022

PROGRAM DIPLOMA III AGROINDUSTRI


SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2015

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)


DI PT. RUMPUN SARI KEMUNING

Disusun oleh:

Nama : Dayanti Haryono


NIM

: 13/350952/SV/04022

Telah diuji dan diterima


Oleh dosen pembimbing PKL
Pada tanggal 28 Oktober 2015

Mengetahui
Dosen Pembimbing PKL

Ketua Program Studi Diploma III

Agroindustri

Sekolah Vokasi UGM

Ir. Guntarti Tatik Mulyati, MT

Dr. M. Affan Fajar, STP. M. Agr

NIP. 19650325 199203 2 00 2

NIP. 19750410199903 1 001

ii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i


HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... v
DAFTAR TABEL ........................................................................................... vi
BAB I GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Perusahaan ........................................................................ 1
B. Lokasi Perusahaan ........................................................................ 3
C. Tenaga Kerja ................................................................................. 4
D. Struktur Organisasi
BAB II

.................................................................... 5

SISTEM PRODUKSI
A. Kapasitas Produksi......................................................................... 7
B. Peta Proses Operasi (PPO) ............................................................ 8
C. Penanganan Bahan ........................................................................ 12
D. Proses Produksi

.................................................................... 15

1. Mesin dan Peralatan Produksi .............................................. 15


2. Parameter Proses................................................................... 19
3. Spesifikasi Bahan Baku ....................................................... 23

ii

4. Spesifikasi Produk ................................................................ 24


5. Neraca Massa

.................................................................... 28

BAB III PEMASARAN


A. Konsumen Sasaran 30
B. Produk (Branding) ........................................................................ 30
C. Harga ............................................................................................ 31
D. Sistem Distribusi ................................................................... 31
E. Promosi . ................................................................... 32
LAMPIRAN. ........................................... 33

iii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Struktur Organisasi PT. Rumpun Sari Kemuning .

Gambar 2.1 Peta Proses Operasi (PPO) Teh Hijau

10

Gambar 2.2 Peta Proses Operasi (PPO) The Hijau (lanjutan) 11

15

Gambar 2.4 Mesin OTR

15

Gambar 2.5 Mesin ECP..

16

Gambar 2.3 Mesin Rotary Panner

Gambar 2.6 Mesin Rotary Dryer 16


Gambar 2.7 Mesin Ball Tea ..

17

Gambar 2.8 Mesin Mesly Layer....

17

Gambar 2.9 Mesin Middelton

18

Gambar 2.10 Mesin Winnower..................

18

Gambar 2.11 Mesin Separato

19

Gambar 2.12 Peko Super Besar.

24

Gambar 2.13 Peko Super Kecil..

24

Gambar 2.14 Chun Me...

25

Gambar 2.15 Lokal 1

25

Gambar 2.16 Lokal 2

26

Gambar 2.17 Kempring.

26

Gambar 2.18 Tulang..

27

Gambar 2.19 Dust

27

Gambar 2.20 Neraca Massa

29

iv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kapasitas Produksi Tahun 2014

......................................... . 7

Tabel 3.1 Volume Tiap Karung ........................................................................ 31

BAB I
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Perusahaan
Perkebunan Rumpun Sari Kemuning I adalah salah satu perusahaan di
Indonesia yang memproduksi teh hijau. Pada awalnya Perkebunan Rumpun
Sari Kemuning I atau lebih dikenal dengan PT. RSK I adalah milik bangsa
Belanda dengan nama NV. Cultural Mascave dengan pusat pengelolaan di
Netherland. Selama masa penjajahan Belanda hak kepimilikan tanah diatur
dalam Undang-Undang Agraria Belanda tahun 1870 dan Undang-Undang
Pemerintah Belanda pasal 62 tahun 1854. Undang-undang Agraria tersebut
mengatur mengenai Hak Guna Usaha (HGU) yang kemudian pada tanggal 11
April 1925 Pemerintah Belanda memberikan Hak Guna Usaha (HGU) dalam
jangka waktu 50 tahun kepada Jonan de john dan Van Mender Vort yang
merupakan kakak beradik dari warga Belanda yang berkedudukan di Den
Haag, Belanda. Lahan HGU yang diberikan berada di dua kecamatan yaitu di
Kecamatan Jenawi seluas 238,828 ha dan Ngargoyoso seluas 812,127 ha.
Maka total luas tanah tersebut adalah 1.051 ha yang kemudian ditanami
komoditas teh hijau dan kopi. Kedua kakak beradik tersebut kemudian
memberi nama perusahaan tersebut NV. Cultural Maatschapij Kemuning dan
menyerahkan pengelolaanya kepada Firma Watering and Labour yang
berkedudukan di Bandung.
Pada tahun 1942 Jepang datang ke Indonesia, kemudian perkebunan
diambil alih oleh Pemerintah Jepang sampai tahun 1945. Pada masa
Pemerintahan Jepang tersebut tidak ada kegiatan yang bersifat komersial
sehingga perkebunan tidak terawat dan mati. Perkebunan kemudian
dimanfaatkan oleh masyarakat untuk menanam palawija dan jarak sesuai
dengan ketetapan Pemerintah Jepang untuk memenuhi kebutuhan Jepang
selama perang dunia II. Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945
Perkebunan Kemuning dikelola oleh oleh pihak Mangkunegaran Surakarta
dengan pimpinanya yaitu Ir. Sarsito hingga awal tahun 1948. Tahun 1948
sampai 1950 Perkebunan Kemuning di ambil alih oleh Pemerintahan Militer
1

Republik Indonesia dan hasil produksinya digunakan untuk membiayai


perang.
Berdasarkan keputusan Konferensi Meja Bundar, maka tanggal 19
Mei 1950 sampai 30 Desember 1952 Perkebunan Kemuning diserahkan
kembali pad NV. Cultural Maatschappij Kemuning. Pada tanggal 1 Januari
1953 berdasar Undang-Undang No.03/1952/RI, Hak Guna Usaha NV.
Cultural

Maatschappij

Kemuning dicabut.

Karyawan

NV.

Cultural

Maatschappij Kemuning kemudian membentuk koperasi yang disebut


Koperasi Perusahaan Perkebunanan Kemuning (KPPK). Namun koperasi ini
hanya dapat bertahan hingga bulan September 1965 karena pengurusnya
terlibat G.30 S/ PKI sehingga dibubarkan oleh KODAM VII Diponegoro.
Selama dikelola KPPK area lahan seluas 1051 ha, karena adanya pengaruh
dari PKI yang ingin merebut sebagian area perusahaan maka luas area yang
tersisa hanya sekitar 546.868 ha.
Berdasarkan SK Mendagri No. 17/HGU/DA/71, pada tangal 3
November 1971 pengolahan Kebun Kemuning diserahkan kepada Yayasan
Rumpun Diponegoro dan dibentuklah PT. Rumpun. Tahun 1980 PT.Rumpun
terpecah menjadi dua yaitu :
1.

PT. Rumpun Antan dengan komoditi karet, kelapa, kopi, cengkeh, dan
randu yang tersebar dalam beberapa kebun antara lain Perkebunan
Carui/Rejodadi di Cilacap, Perkebunan Samudra di Banyumas,
Perkebunan

Dharmo

Kradenan

di

Banyumas,

dan

Perkebunan

Jatipablengan di Semarang.
2.

PT. Rumpun Teh dengan komoditi teh dan kopi yang meliputi
Perkebunan Kemuning di Karanganyar, Perkebunan Medhini di Kendal,
dan Perkebunan Kaliginting di Semarang.
Untuk mengembangkan usahanya pada tahun awal 1990 PT. Rumpun

mulai menjalin kerja sama dengan PT. Astra Agro Lestari yang berkedudukan
di Jakarta. Setelah bekerja sama dengan PT. Astra Agro Lestari, maka
terbentuklah nama baru untuk PT. Rumpun yaitu PT. Rumpun Sari
Kemuning. PT. Astra Agro Lestari memiliki saham sebesar 60% yang

kemudian mengendalikan bagian pengelolaan manajemen, sedangkan PT.


Rumpun Sari Kemuning mengendalikan bagian pabrikasi. Kerjasama kedua
perusahaan tersebut berlangsung selama 15 tahun hingga tahun 2004. Pada
tanggal 4 Mei 2004 PT. Rumpun Sari Kemuning mulai menjalin kerjasama
dengan PT. Sumber Abadi Tirta Sentosa yang berlangsung hingga saat ini.
Seperti kerjasama dengan perusahaan sebelumnya, PT. Rumpun Sari
Kemuning bertugas mengendalikan bagian pabrikasi sedangkan PT. Sumber
Abadi Tirta Sentosa mengelola bagian manajemen.

B. Lokasi Perusahaan
PT. Rumpun Sari Kemuning memiliki kantor pusat di dua tempat yaitu
di Semarang dan Jakarta. Kantor pusat di Semarang beralamatkan di Jalan
Pemuda No 145 Semarang, sedangkan untuk di Jakarta berada di Pulo Ayang
Raya blok L Kawasan Industri Pulogadung Jakarta. Sedangkan perkebunan
PT. Rumpun Sari Kemuning terletak di sebelah barat lereng Gunung Lawu,
yaitu kira-kira 40 km dari kota Solo dan 8 km dari Tawangmangu. Apabila
dilihat dari wilayahnya perkebunan teh dan pabrik pengolahan teh PT.
Rumpun Sari Kemuning berada di Desa Kemuning, Kecamatan Ngargoyoso,
Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Sedangkan batas-batas wilayahnya
yaitu:
Utara

: Kecamatan Jenawi

Selatan

: Nggandungan, Kecamatan Ngargoyoso

Barat

: Kebun Karet PTP. XVIII Kebun Batu Jamus

Timur

: Daerah Hutan Pinus Wonomarto

Dilihat dari letak geografisnya, perkebunan dan pengolahan teh PT.


Rumpun Sari Kemuning terletak pada 7,4oLS 7,6 oLS dan 11,1 oBT 11,25
o

BT. PT. Rumpun Sari Kemuning terletak ada ketinggian 800-1.540 diatas

permukaan laut dengan kemiringan 30o sampai 40o. Termasuk iklim subtropis
dengan curah hujan sepanjang tahun antara 3.000 sampai 4.000 mm per tahun
, tanpa musim kemarau yang panjang. Keadaan angin normal dan intensitas
penyinaran sebesar 40% dengan suhu rata-rata 14 oC sampai 25 oC. Tanah

Perkebunan Kemuning berstruktur rendah dengan jenis tanah sitosol dan


andosol yang ciri utamanya adalah berwarna merah kehitam-hitaman.
Luas area perkebunan milik PT. Rumpun Sari Kemuning adalah
seluas 437,42 ha, namun yang produktif hanya sebesar 383,70 ha. Luas area
menurut tata guna tanahnya dibagi menjadi 5 macam yaitu area tanaman
menghasilkan seluas 391,97 ha, area tanah cadangan seluas 12,26 ha,
Emplasement seluas 4,33 ha, jurang, makam, parit atau sungai seluas 14,97
ha, dan area tanaman albasiyah dan tanah tidak bisa ditanami seluas 14,29 ha.
Luas areal perkebunan teh PT. Rumpun Sari Kemuning seluas 437,82 ha
yang dibagi dalam dua afdeling, yaitu Afdeling A dengan luas area 222,26 ha
dan Afdeling B 215,56 ha. Luas lahan yang produktif untuk Afdeling A adalah
207,12 ha, sedangkan untuk Afdeling B adalah 176,58 ha. Adapun manfaat
dari pembagian luas area tersebut adalah untuk mempermudah pengawasan
mandor dan pembagian kerja pada tenaga kerja yang ada di perkebunan.
Pemilihan lokasi perkebunan atau pabrik dilakukan dengan berbagai
pertimbangan, seperti ketersediaan bahan baku dan bahan penolong, fasilitas
transportasi, iklim, dan faktor sosial. PT. Rumpun Sari Kemuning berada
dalam ketinggian 800-1.540 m di atas permukaan laut dengan suhu 18 oC
sampai 38 oC dengan rata-rata suhu 22oC. Kondisi tersebut telah sesuai dengan
syarat tumbuh tanaman teh sehingga mendukung produksi teh segar. PT.
Rumpun Sari Kemuning selain memiliki iklim dan ketersediaan bahan baku
yang baik juga memiliki akses transportasi yang baik sehingga memudahkan
mobilisasi perusahaan.

C. Tenaga Kerja
Karyawan PT. Rumpun Sari Kemuning sebagian besar berasal dari
lingkungan pabrik yaitu yang berasal dari Kecamatan Ngargoyoso dan
Kecamatan Jenawi. Jumlah pekerjanya mencapai 611 orang dengan 519
tenaga kerja dibagian kebun, 74 tenaga kerja bagian pabrik, dan 18 tenaga
kerja bagian administrasi. Khusus untuk tenaga kerja bagian pemetikan
didominasi tenaga kerja perempuan karena dianggap lebih ulet. Sistem

pengupahannya disesuaikan dengan golonganyang terdiri dari karyawan staf


(bulanan), karyawan non staf (bulanan), karyawan bulanan, karyawan harian
tetap, dan karyawan harian lepas. Gologan tenaga kerja harian, musiman, dan
borongan bekerja dalam shift adalah tanggung jawab bagian pabrikasi.
Tenaga kerja borong adalah bagian pemetikan dengan upah perharinya
ditentuhkan oleh banyaknya pucuk yang dipetik perhari. Tenaga kerja harian
tetap upahnya ditentuhkan atau mengikuti UMR daerah Karanganyar,
sedangkan untuk tenaga kerja harian lepas upah ditentuh oleh jumlah jam
kerja yang dilaksanakan dan mendapat tambahan jika melakukan lembur.
Penerimaan karyawan didominasi dengan cara internal yaitu sebagian
besar karyawan berasal dari lingkungan pabri. Sedangkan penempatan
manajer , perekrutan dilakukan secara eksternal oleh bagian HRD yang
berada di Jakarta. Sistem pengaturan jam kerja pada PT. Rumpun Sari
Kemuning dilakukan sesuai dengan bagian kerjanya. Pekerjaan bagian
pemetikan memiliki jam kerja pada pukul 06.00-13.00 dengan satu kali
istirahat yaitu pukul 09.00. Pekerja bagian kantor yaitu memiliki jam kerja
dari pukul 08.00-15.00. Pekerja bagian pabrik atau pegolahan dibagi menjadi
3 shift, shift pertama dari pukul 09.00-17.00, shift kedua dari pukul 17.0001.00, sedangkan shift ketiga dari pikul 01.00-09.00. Selama 8 jam kerja
masing-masing shift tersebut, memiliki waktu istirahat 1 jam, jadi total jam
kerja yang efektif yaitu 7 jam.

D. Struktur Organisasi
Pengaturan kebijakan manajemen

PT. Rumpun Sari Kemuning

sepenuhnya berada dalam jajaran direksi yang berkedudukan di Jalan Pemuda


No 145 Semarang, Jawa Tengah dan untuk menajalakan tugas dan program
diserahkan oleh PT. RSK Ngargoyoso, Karanganyar. Bentuk organisasi PT.
Rumpun Sari Kemuning adalah sistem lini atau garis (gambar 1.1) dimana
setiap bawahan bertanggung jawab terhadap atasanya menurut garis vertikal.
Sistem lini ini merupakan wewenang atasan dalam mendelegasikan sebagian
tugasnya kepada bawahnya dan seterusnya.

6
(Gambar 1.1 Struktur Organisasi PT. Rumpun Sari Kemuning)

BAB II
SISTEM PRODUKSI
A. Kapasitas Produksi
PT. Rumpun Sari Kemuning memproses pucuk daun teh basah menjadi
teh kering. PT. Rumpun Sari Kemuning mempunyai kapasitas produksi yang
berbeda-beda pada setiap tahunnya. Kapasitas produksi PT. Rumpun Sari
Kemuning pada tahun 2014 seperti terdapat pada tabel 2.1
Tabel 2.1 Kapasitas Produksi Tahun 2014

Bulan

Pucuk Basah (Kg)

Teh kering (Kg)

Januari

318.078

71.475

Februari

287.096

64.525

Maret

290.694

65.382

April

340.819

76.606

Mei

307.758

69.214

Juni

287.781

64.730

Juli

253.702

57.054

Agustus

158.465

35.645

September

209.418

47.119

Oktober

167.604

37.714

November

231.162

52.016

Desember

328.735

73.948

Total

3.181.312

715.428

Kapasitas produksi PT. Rumpun Sari Kemuning pada setiap tahunnya


bahkan setiap bulan selalu mengalami perubahan. Hal tersebut dikarenakan
jumlah pucuk basah yang dapat dipetik pada setiap harinya tidak bisa sama
antara area panen satu dengan panen yang lain. Sedangkan kapsitas produksi
7

perusahaan tergantung dari jumlah pucuk the basah yang di peroleh setiap
harinya. Hal-hal yang menyebabkan perubahaan ini antara lain perbedaan
waktu pangkas, luas area, jenis tanaman yang ditanam, dan perawatan yang
dilakukan mandor.
B. Peta Proses Operasi
Peta Proses Operasi (PPO) merupakan suatu diagram yang
menggambarkan langkah-langkah proses yang dialami bahan baku sampai
menjadi produk jadi, baik yang berkaitan dengan urutan proses operasi
pengerjaan maupun pemeriksaan. Selain itu, Peta Proses Operasi juga
memperoleh urutan pekerjaan, waktu dan keseluruhan proses serta hubungan
antar aktivitas. Pada peta proses operasi terdiri dari beberapa proses antara
lain, proses operasi, inspeksi dan gabungan operasi dan inspeksi. Proses
operasi merupakan suatu kegiatan yang terjadi pada suatu lintasan produksi
yang dapat membuat perubahan fisik, kimia maupun biologi dari produk yang
dihasilkan. Proses inspeksi merupakan proses pemeriksaan baik kualitas
maupun kuantitas. Proses operasi dan inspeksi merupakan proses gabungan
yang terjadi bila aktivitas operasi dan pemeriksaan dilakukan pada suatu
tempat kerja yang sama. Peta proses operasi juga memuat informasi-informasi
untuk analisa lebih lanjut, seperti waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan
produk awal hingga akhir, material yang digunakan seperti bahan baku atau
bahan tambahan yang digunakan pada suatu proses.
Pada proses pembuatan teh hijau kering PT. Rumpun Sari
Kemuning terdapat pada gambar 2.1 langkah pertama yang dilakukan adalah
sebuah proses inspeksi, proses inspeksi tersebut yaitu memeberiksa berat teh
dengan cara penimbangan. Penimbangan tersebut dilakukan dua kali yaitu
saat dikebun dan setelah sampai pabrik. Proses yang kedua yaitu pelayuan
dengan menggunakan mesin Rotary Panner. Pada proses pelayuan terjadi
gabungan proses inspeksi dan operasi. Proses operasi yaitu mengubah dari
yang semula daun berwarna hijau tegar berubah menjadi lebih kecoklatan,

mengurangi kadar air 30% - 35%, dan menonaktifkan enzim polifenol


oksidase, sedangkan proses inspeksinya berupa pemeriksaan kadar air pada
daun dengan cara diremas menggunakan tangan. Proses selanjutnya adalah
penggulungan dengan menggunakan mesin Open Top Roller. Proses tersebut
juga terjadi gabungan antara proses inspeksi dan operasi. Proses operasinya
berupa daun menjadi menggulung, sedangkan untuk proses inspeksinya
adalah pengamatan berupa daun yang menggulung dan tidak menggulungan
dengan menggunkan indera penglihatan. Setelah proses penggulungan terjadi
proses pengeringan I dengan menggunakan Endeless Chain Pressure. Pada
proses pengeringan pertama terjadi gabungan proses inspeksi dan operasi.
Proses operasi berupa mengurangi kadar air 25% - 30%, serta inaktifasi
polifenol oksidase, dan menghentikan aktifitas enzim polifenol oksidase,
serta proses inspeksi yaitu berupa kehancuran daun dan kandungan air dalam
daun dengan cara meremas daun.
Proses selanjutnya yaitu prose pengeringan II (semi) dengan
menggunakan alat Rotary Dryer. Saat proses pengeringan II terajadi
gabungan antara proses inspeksi dan operasi. Proses operasi yang terjadi
yaitu pengurangan kadar air 15% - 20 % dan daun menggulung seperti
spiral, serta proses inspeksi yaitu memeriks kadar air dan gulungan daun
dengan menggunakan indera pengelihatan dan meremas daun. Proses setelah
pengeringan II adalah pengeringan III (pengeringan akhir) dengan
menggunakan Ball Tea, proses ini juga terjadi gabungan antara proses
inspeksi dan operasi. Proses operasi pada pengeringan ini bertujuan untuk
mengurangi kadar air 4% - 5% dan daun membentuk gulungan sempurna,
sehingga proses inspeksi yang terjadi yaitu dengan indera penglihatan dan
meramas daun untuk meneliti kadar air dan gulungan daun. Proses sortasi
yang pertama dengan mesin Mesky Layer, pada proses ini terjadi gabungan
antar proses inspeksi dan operasi. Proses operasi yang sangat terlihat adalah
perubahan fisik, karena proses ini memisahkan teh hijau kering berdasarkan
ukuran dan proses pengamat ukuran dengan indera penglihat yaitu proses
inspeksi. Proses selanjutnya adalah sortasi dengan mesin Middlenton hanya

terjadi proses operasi karena proses ini bekerja untuk memisahkan tulang
dan daun. Sortasi dengan mesin Winnower, pada proses sortasi ini juga
hanya terjadi proses operasi saja. Hal ini dikarenakan hanya terjadi proses
pemisahan daun teh kering berdasarkan berasnya dan penghilangan debu.
Proses sortasi terakhir dengan mesin Separator pada ketiga hanya terjadi
proses operasi. Hal itu dikarenakan memisahkan tulang dengan daun teh
yang sebelumnya masih tercampur di alat sortasi. Proses selanjutnya yaitu
proses pencampuran teh berdasarkan klasifikasi produk teh. Proses setalah
sortasi adalah proses pengemasan dengan karung dan penjahitan karung
secara manual. Kemudian proses terakhir yaitu penyimpanan dalam gudang
sebelum di distribusikan.

(Gambar 2.1 Peta Proses Operasi Pembuatan Teh Hijau)

10

(Gambar 2.2 Peta Proses Operasi Pembuatan The Hijau (lanjutan))

11

C. Penanganan Bahan
Penanganan bahan merupakan salah satu aktivitas pengangkutan
yang dilakukan oleh suatu industri yang artinya memindahkan bahan baku,
barang setengah jadi atau barang jadi dari tempat asal ke tempat tujuan yang
telah ditetapkan. Pemindahan material dalam hal ini adalah bagaimana cara
terbaik untuk memindahkan material dari suatu tempat proses produksi ke
tempat proses produksi yang lain. Penanganan bahan di PT. Rumpun Sari
Kemuning dimulai dari proses pemetikan pucuk teh sampai teh berada dalam
proses produksi. Dalam proses pemindahan pucuk teh dari kebun ke pabrik
menggunakan truk.

PT. Rumpun Sari

Kemuning juga

melakukan

pengendalian mutu dan sanitasi dalam proses produksi. Dalam proses


pemetikan teh ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu :
1. Sistem Pemetikan
Pemetikan yang dilakukan oleh PT. Rumpun Sari Kemuning
menggunakan sistem pemetikan jendangan dan pemetikan produksi.
a. Pemetikan jendangan adalah pemetikan pertama setelah dilakukan
pemangkasan pada tanaman teh tersebut yaitu 3 bulan dengan
pemangkasan 3-4 tahun sekali. Tujuan dari pemetikan ini adalah
untuk membentuk bidang petik yang lebih lebar dan rata agar
pertumbuhan daun teh periode berikutnya dapat menghasilkan
produksi teh yang lebih besar. Sedangkan tujuan pemangkasan
adalah untuk memperbanyak produksi.
b. Pemetikan produksi adalah pemetikan yang dilakukan setelah
dilakukannya jedangan yaitu 12-15 hari setelah pemetikan jedangan.
Pemetikan

produksi

dilakukan

secara

terus

menerus

dan

berkesinambungan agar hasil yang diperoleh selalu stabil dan


meningkat.
2. Jenis petikan
Jenis petikan yang dilakukan atau digunakan di PT. Rumpun Sari
Kemuning yaitu peko (calon pucuk yang masih belum terbuka) + daun
muda. Tetapi dalam kenyataannya pucuk daun teh yang diterima di pabrik

12

terdiri dari bermacam-macam petikan, antara lain yaitu peko + 1 daun


muda, peko + 2 daun muda, peko + 3 daun muda, peko + 4 daun muda, 2
daun muda (pucuk burung) dan bahkan ada petikan yang berupa daun teh
kasar berwarna hijau.
3. Daur petik
Daur petik adalah jangka waktu yang digunakan dalam proses
pemetikan dan biasanya dinyatakan dengan hari. Daur petik yang biasa
digunakan di PT. Rumpun Sari Kemuning 10-15 hari.
4. Pengangkatan pucuk
Pengangkatan pucuk merupakan kegiatan dalam mengangkut
pucuk daun teh dari kebun ke pabrik. Transportasi yang digunakan untuk
mengangkut pucuk adalah truk.
Selain itu, PT. Rumpun Sari Kemuning juga memperhatikan
pengendalian mutu dan sanitasi antara lain:
1.

Pengendalian Mutu
Pengendalian mutu yang diperhatikan oleh PT. Rumpun Sari
Kemuning yaitu adalah pengandalian mutu bahan baku dan pengendalian
mutu produk akhir yang dihasilkan. Pengendalian mutu bahan baku
dilakukan agar diperoleh bahan baku bagus dan bermutu bagus. Analisis
pucuk ini dilakukan untuk memisahkan pucuk halus dengan pucuk kasar,
serta pucuk yang rusak untuk mengetahui presentase bahan baku yang
tidak memenuhi standar dan mutu standar. Syarat minimal untuk analisis
pucuk yang ditetapkan yaitu 40%. Presentase pucuk yang termasuk
petikan pucuk halus, kasar, dan rusak dengan menggunakan rumus
analisis kualitas pucuk basah yaitu berat daun teh dibagi dengan berat
pucuk teh.
Pengendalian produk akhir yaitu proses pengepakan dan
pengundangan. Sampel diambil sebelum pengepakan dan pengudangan.
Pada tahap ini teh yang dipasarkan masih berupa teh murni. Pengendalian
mutu produk akhir bertujuan untuk memastikan proses produksi teh
terkontrol mulai dari penerimaan bahan baku hingga pengemasan dan

13

melihat kesesuai produk yang dihasilkan dengan parameter-parameter


produk teh hijau yang telah ditetapkan.
Parameter mutu yang ditetapkan meliputi fisik teh kering, seduhan,
dan kenampakan ampas seduhan. Teh kering memiliki karakteristik
seperti teh berwarna hijau kehitaman, bentuk daun teh tergulung
sempurna, bau beraroma khas normal, teksturnya padat, teh memiliki
keseragaman bentuk, ukuran, serta tidak terdapat benda asing selain teh
kering. Karakteristik seduhan yang baik yaitu memiliki warna air
kekuningan dan cerah dengan kuantitas penilaian 5, rasa air seduhan
dalam penilai kualitatif harus menunujukan rasa enak sampai sangat enak
dengan skor 41, 43, 45, 47, 49. Peniliaian rasa enak tersebut dinilai
secara subjektif oleh peneliti, sehingga peneliti bebas memberi nilai
berapapun. Penilaian subjektif tersebut berdasarkan tabel rician penilaian
teh hijau PT Rumpun Sari Kemuning tahun 2000. Sedangkan parameter
mutu terakhir ampas teh berkarakteristik halus dan sangat mengkilap.
2. Sanitasi
Sanitasi yang dilakukan di PT. Rumpun Sari Kemuning meliputi
sanitasi bahan baku, sanitasi pekerja dan sanitasi peralatan. Sanitasi
bahan baku sudah cukup baik. Truk untuk mengangkut dicuci terlebih
dahulu sebelum digunakan untuk mengangkut. Setelah itu hasil
pengangkutan dilakukan pembeberan. Tempat pembeberan dipel dulu
sebelum digunakan unruk pembeberan.
Sanitasi karyawan pun juga sudah baik, karyawan tersebut sudah
menggunkan celemek, sepatu, sarung tangan, dan topi, serta masker.
Peralatan dan mesin yang digunakan selalu kontak langsung dengan
bahan baku, sehingga permukaan mesin harus halus, tidak mudah
mengelupas, dan mudah disersihkan. Sanitasi setiap mesin dilakukan
oleh operator mesin yang paham akan mesin tersebut sehingga lebih
mudah memahami mesin. Peralatan dan mesin dibersihkan terlebih
dahulu sebelum diguanakan agar bahan baku tidak terkontaminasi dan
tidak tercampur dengan benda asing.

14

D. Proses Produksi
1. Mesin Dan Peralatan Produksi
Mesin dan peralatan yang digunakan dalam proses produksi di PT.
Rumpun Sari Kemuning bersifat semi otomatis dan ada juga yang masih
manual. Mesin dan peralatan mempunyai fungsi dan kapasitas yang dapat
meningkatkan produktivitas

produk akhir. Sebelum dan sesudah

menggunakan mesin terlebih dahulu dibersihkan. Mesin dan peralatan


yang digunakan antara lain yaitu :
a. Mesin Rotary Panner

(Gambar 2.3 Mesin Rotary Panner)

Prinsip kerja mesin rotary panner adalah dengan menggunakan panas


yang bersumber dari kompor yang diletakkan pada bagian dinding luar
silinder sehingga silinder menjadi berputar.
b. Mesin OTR (Open Top Roller)

(Gambar 2.4 Mesin OTR)

15

Prinsip kerja mesin OTR adalah menggulung daun teh yang ada dalam
silinder berdasarkan goyangan dari mesin dengan pengadukan dan
sirkulasi. Daun teh masuk melalui hopper dan ditampung dalam
silinder. Silinder akan bergerak berputar karena adanya tonjolan pada
bagian permukaan meja. Bahan baku berada dibawah akan teraduk dan
disirkulasikan kebagian atas begitu sebaliknya berlangsung terus
menerus.
c. Mesin ECP (Endless Chain Pressure)

(Gambar 2.5 Mesin ECP)

Prinsip kerja dari mesin ECP adalah mengeringkan daun teh yang telah
tergulung dengan udara panas sehingga terjadi penguapan.
d.

Mesin Rotary Dryer

(Gambar 2.6 Mesin Rotary Dryer)

16

Prinsip kerja dari mesin rotary dryer adalah mengurangi kadar air daun
teh dengan cara menguapkan air yang terdapat pada daun teh hingga
kadar air 35%.
e.

Mesin Ball Tea

(Gambar 2.7 Mesin Ball Tea)

Prinsip kerja dari mesin Ball Tea adalah dengan mengurangi kadar air
teh dengan cara menguapkan air hingga kadar air menjadi 4%-5%.
f. Mesin Meksy Layer

(Gambar 2.8 Mesin Mesky Layer)

Prinsip kerja mesin Mesky Layer adalah memisahkan jenis mutu teh
berdasarkan besar kecilnya ukuran teh. Teh kering masuk melalui
conveyor menuju ke ayakan, bergerak maju mundur guna meratakan

17

penyebaran teh kering. Teh kering yang lolos dan keluar melalui
lubang-lubang ayakan berdasarkan ukuran besar kecilnya teh.
g.

Mesin Middleton

(Gambar 2.9 Mesin Midellton)

Prinsip kerja mesin Middelton adalah untuk mengurangi tulang pada


masing-masing jenis mutu the yang telah disortasi. Teh kering masuk
melalui conveyor menuju ke ayakan, bergerak maju mundur guna
meratakan penyebaran teh kering. Teh kering yang lolos melalui
lubang yang menonjol pada ayakan dan tulang akan terpisah.
h.

Mesin Winnower

(Gambar 2.10 Mesin Winnower)

Prinsip kerja mesin Minnower adalah pemisahan the menggunakan


hembusan angina. The kering masuk kedalam ruang pengembusan
melalui conveyor, udara dihembuskan dengan menggunakan exhaust
fun, the yang mempunyai berat paling besar akan jatuh pada lubang

18

pengeluaran dan the yang paling kecil atau ringan akan berturut-turut
keluar pada lubang pengeluaran selanjutnya.
i.

Mesin Separation

(Gambar 2.11 Mesin Separato)

Prinsip kerja mesin Separation adalah the dalam hopper digerakkan


oleh motor listrik sehingga layer akan bergerak dan menjatuhkan daun
pada ujung layer. Pada tiap layer daun teh akan jatuh kebawah
sedangkan tulang akan tetap melaju pada layer berikutnya.
j. Alat penunjang yang lain seperti timbangan, bak penampung, sekop
kayu, truk, box handtruck, handtruck, dan karung.
2. Parameter Proses
PT. Rumpun Sari Kemuning telah menggunakan teknologi yang
canggih sesuai dengan standar dalam memproduksi teh hijau. Hal tersebut
digunakan untuk memenuhi permintaan pasar akan kebutuhan teh hijau.
Proses produksi pada PT. Rumpun Sari Kemuning dibagi menjadi 12
proses

yaitu pemetikan, penimbangan, pengangkutan, penghamparan,

pelayuan,

penggulungan,

pengeringan

awal,

pengeringan

semi,

pengeringan akhir, sortasi, pengemasan, dan penyimpanan.


a. Pemetikan
Pemetikan merupakan proses utama yang dilakukan oleh PT.
Rumpun Sari Kemuning, karena pada proses ini bahan baku akan
didapat yang berupa pucuk daun teh. Sistem pemetikan menggunakan
sistem jedangan dan sistem pemetikan produksi dilakukan oleh petani
19

petik. Hasil pemetikan berupa pucuk daun teh yaitu peko + dengan 1
daun teh muda, peko + dengan 2 daun teh muda, peko + dengan 3 daun
teh muda, peko + dengan 4 daun teh muda, 2 daun peko (pucuk
burung), dan bahkan ada petikan yang berupa daun teh kasar yang
daunnya berwarna hijau tua.
b. Penimbangan
Penimbangan ini merupakan proses setelah pemitikan pucuk daun
teh yang telah terkumpul banyak dan dimasukkan ke dalam wearing.
Penimbangan ini dilakukan untuk mengetahui berat pucuk daun teh
yang dipetik oleh petani pemetik untuk menentuhkan upah.
c. Pengangkutan
Pengangkutan merupakan proses dimana pucuk daun teh yang
telah terkumpul dan ditimbang dibawa dari kebun ke pabrik dengan
menggunakan alat transportasi berupa truck atau pickup.
d. Penghamparan
Penghamparan merupakan proses pemaparan pucuk daun teh agar
daun teh tidak rusak, karena penumpukan didalam waring selama
menunggu proses pelayuan. Selain itu tujuan utaman dari proses
pemaparan yaitu untuk mengguapkan kadar air daun teh hijau menjadi
65% - 75%. Suhu diruang penghamparan yaitu 25oC dengan waktu
penghamparan 1,5 jam dan ketinggian daun maksimal 40 cm.
e. Pelayuan
Pelayuan meruapakan tahap awal proses pembuatan teh hijau yang
paling menentuhkan kualitas dari teh hijau. Proses pelayuan
mempunyai tujuan, tujuan tersebut yaitu mengurangi kadar air pucuk
daun teh sehingga didapat pucuk daun teh dengan kadar

30 % - 35

%, menonaktifkan enzim polifenol oksidase yang tedapat pada daun


teh sehingga tidak terjadi proses fermentasi (proses oksidasi
enzimatis),

melemaskan

daun

agar

mempermudah pada proses penggulungan.

20

tidak

mudah

patah

dan

Standar yang digunakan pada proses pelayuan yaitu warna


berubah menjadi hijau zaitun, aroma berubah menjadi alum, dan jika
teh diremas atau digenggam tidak lagi mengeluarkan air. Pada PT.
Rumpun

Sari

Kemuning

proses

pelayuan

dilakukan

dengan

mengalirkan sejumlah pucuk secara kontinyu ke dalam mesin Rotary


panner dengan kapasitas 700-800 kg/jam Suhu yang digunakan dalam
proses ini yaitu 100

-120 . Proses yang digunakan dalam pelayuan

yaitu 4-8 menit.


f. Penggulungan
Tahap penggulungan bertujuan untuk membuat daun teh dengan
bentuk menggulung tertentu (melintir), disamping terperasnya cairan
daun dan menempel pada permukaan, disini diupuyakan dapat
mencapai tingkat penggulungan secara optimum dengan menekan
tingkat hancur seminimal mingkin. Selain itu penggulungan juga
bertujuan untuk memacu keluarnya enzim yang berguna membentuk
kualitas atau mutu teh tersebut. Alat yang digunakan pada proses
penggulungan yaitu OTR (Open Top Roller) double action , jadi antara
meja dan bak dipasang sedemikian rupa sehingga bergerak
berlawanan. Kecepatan geraknya yaitu 45 47 rpm dengan kapasitas
130 145 kg . Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
penggulungan yaitu

15 sampai 20 menit.

g. Pengeringan awal
Pengeringan awal bertujuan untuk mengurangi kadar air yang telah
digulung menjadi 25 30 % untuk mempertahankan gulungan agar
gulungan tidak pudar dengan pengurangan kadar air sedikit demi
sedikit, inaktifasi enzim polifenol oksidase sehingga proses fermentasi
tidak terjadi. Aktivitas enzim polifenol oksidase akan terhenti pada
suhu 90 . Proses pengeringan awal pada PT. Rumpun Sari Kemuning
menggunakan mesin ECP (Endeless Chain Pressure) dengan kapasitas
mesin 250 400 kg/jam dengan menggunakan suhu 100

21

- 150 .

Hasil pengeringan awal yang dihasilkan yaitu pucuk yang diremesan


tidak keluar air dan tidak hancur serta tetap berwarna hijau kecoklatan.
h. Pengeringan semi
Proses pengeringan semi memiliki tujuan yaitu untuk mengurangi
kadar air yang mencapai 15 % 20 % dan membentuk daun yang
menggulung seperti sepiral. Pengeringan semi di PT. Rumpun Sari
Kemuning menggunakan mesin rotary dryer dengan kapasitas mesin
70 80 kg/jam. Suhu yang digunakan 100

yang memerluhkan waktu

20 30 menit.
i. Pengeringan akhir
Pengeringan akhir merupakan kelanjutan dari pengeringan awal
dan semi sehingga pengeringan akhir ini sangat menentuhkan mutu teh
yang dihasilkan. Tujuan dari pengeringan akhir yaitu untuk
mengurangi kadar air 4% - 5%

dan membentuk gulungan yang

sempurna. Gulungan yang sempurna adalah gulungan yang bulat,


melintir, dan mengkilap. Proses ini menggunakan mesin Ball Tea yang
merupakan selinder dengan kecepatan putar 17 19 rpm. Waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan pengeringan akhir yaitu 8 12 jam
dengan suhu 100 .
j. Sortasi
Proses sortasi bertujuan untuk memisahkan produk teh berdasarkan
mutu masing-masing, menyeragamkan bentuk dan ukuran serta
memisahkan teh kering dari benda-benda asing yang tidak diinginkan.
Grading PT. Rumpun Sari Kemuning dibedakan menjadi 2 yaitu mutu
1 (eksport) yang terdiri dari PSK (Peko Super Kecil), PSB (Peko
Super Besar), dan CM (Chun me), Mutu 2 (lokal) yang terdiri atas
lokal 1, lokal 2, Kempring, Tulang, dan Dust. Proses sortasi dilakukan
dengan menggunakan 4 alat yaitu Mesky, Midellton, Winnower,
Separator.

22

k. Pengemasan
Proses pengemasan sendiri memiliki tujuan seperti untuk
melindungi produk dari kerusakan fisik maupun kimia atau sebab lain
yang dapat mengakibatkan kerusakaan, dan mempermudah dalam
proses distribusi. Bahan yang digunakan untuk mengemas teh terdiri
sari 3 macam yaitu innert sebagai kemasan pertama, karung goni
sebagai kemasan kedua, dan karung plastik untuk produk yang
dikespor keluar negeri. Proses pengemasan dilakukan dengan
menggunakan tenaga manusia, yaitu dengan mengggunakan skop
untuk memasuk teh kedalam karung, kemudia dijahat dengan jahitan
khusus. Jumlah teh dalam setiap kemasan berbeda-beda tergantung
dari jenis teh. Pengemasan teh kering diklasifikasikan dalam 6 jenis
yaitu PSB (45 kg per karung), PSK (50 kg per karung), CM (50 kg
per karung), dust (50 kg per karung), tulang (25 kg per karung),
kempring (35 kg per karung).
l. Penyimpanan
Penyimpanan teh pada PT. Rumpun Sari Kemuning menunggu
selama proses pengirimana. Penyimpanan dilakukan di gudang
penyimpanan. Suhu dalam gudang penyimpanan yaitu 25 - 30

dan

kelembaban yang tidak terlalu tinggi untuk menghindari penguapan


udara.
3. Spesifikasi Bahan Baku
Pucuk teh merupakan bahan dasar teh, yang terdiri atas peko
(kuncup daun yang belum terbuka) dan dua atau tiga daun dibahannya.
Bahan dasar teh yang berupa pucuk teh, di PT. Rumpun Sari Kemuning
yang didapat dari perkebunan yang dimiliki oleh pabrik. Perkebunan
tersebut dibagi menjadi dua lokasi yaitu afdeling A dan afdeling B.
Masing-masing afdeling terdiri dari beberapa blok antara lain afdeling A
terdiri dari 13 blok, sedangkan untuk afdeling B terdiri dari 14 blok.
Sistem penanaman pohon teh yang digunakan oleh PT. Rumpun Sari
Kemuning adalah system penanaman teh secara sejajar. Sistem penanaman

23

tersebut untuk setiap hektar lahan dapat ditanami 9.000 sampai 16.000
batang pohon teh. Ada empat jenis tanaan teh yang ditanam dilahan
perusahaan yaitu gambung, TRI2024, TRI2025, Chiniruan. Masingmasing jenis bahan baju tersebut menghasilkan kualitas produk yang
berbeda-beda.
4. Spesifikasi Produk
Hasil dari proses produksi teh PT. Rumpun Sari Keminung terbagi
menjadi 8 jenis yaitu PSB (Peko Super Besar), PSK (Peko Super Kecil),
CM (Chun Me), Lokal 1, Lokal 2, kempring, tulang, dan dust.
a. Peko Super Besar (PSB)

(Gambar 2.12 Peko Super Besar)

PSB merupakan teh yang berbentuk gulungan daun padat terpilin dan
berwarna hijau sampai hijau kehitamabn. PSB berukuran lebih panjang
dari PSK (Peko Super Kecil), sedikit tercampur tulang, dapat lolosa
ayakan 8 mesh dan tertahan ayakan 6 mesh.
b. Peko Super Kecil (PSK)

(Gambar 2.13 Peko Super Kecil)

24

PSK merupakan teh yang berbentuk gulungan daun kecil, berwarna hijau
sampai hijau, beraroma wangi teh hijau dan tidak berbau apek. Pada
produk PSK ini tidak terdapat benda-benda asing dan sangat sedikit
tercampur tulang (maksimal 5%), lolos ayakan 6 mmdan tertahan ayakan
diameter 4 mm.
c. Chun Me ( CM)

(Gambar 2.14 Chun Me)

CM merupakanteh hijau yang partikelnya tergulung padat memanjang dan


berwarna hitam kehujauan sampai hitam. CM tercampur dengan serat dan
tulang sebanyak 2%, lolos ayakan diameter 2 mm dan tertahan ayakan 4
mesh.
d. Lokal 1

(Gambar 2.15 Lokal 1)

25

Lokal 1 merupakan teh hijau yang partikelnya berupa teh hijau yang
tergulung dan kurang terpilin, berwarna hijau kehitaman sampai kuning
kecoklatan. Lokal 1 terdiri atas peko maksimal 10%, jingkeng, kempring,
dan dust (bubuk) serta tercampur tulang 10%. Lokal 1 akan lolos dalam
ayakan 8 mm dan tertahan pada 10 mesh.
e. Lokal 2

(Gambar 2.16 Lokal 2)

Lokal 2 merupakan spesifikasi teh hijau yang partikelnya terdiri atas


sebagian besar jingkeng yaitu dari daun teh yang masih bisa menggulung,
tergulung longgar dan kurang terpilin. Lokal 2 memiliki ciri-ciri warna
hijau kehitaman sampai kuning kecoklatan, bercampur tulang 10%, lolos
pada ayakan 10 mesh, dan tertahan pada ayakan 13 mesh.
f. Kempring

(Gambar 2.17 Kempring)

26

Kempring besar berasal ari serpihan kecil yang lebih besar dari bubuk,
berwarna hijau kehitaman sampai kuning kecoklatan.
g. Tulang

(Gambar 2.18 Tulang)

Tulang asalnya dari tangkai pucuk tanaman teh, karakteristiknya adalah


bentuk daun ganggang (batang), berwarna hijau kehitaman, dan aroma
wangi tidak apek. Tulang merupakan teh hijau yang semua partikelnya
terdiri atas ganggang (batang) yang berwarna kuning kecoklatan.
h. Dust (Bubuk)

(Gambar 2.19 Dust)

Dust atau bubuk berasal dari petikan halus , petikan kasar, daun burung
muda, dan daun burung sedang. Bubuk mempunyai karakteristik bentuk
daun bubuk potongan melebar, warna hijau kehitaman, dan aroma kurang

27

wangi (tidak apek). Dust minimal lolos 75% ayakan pada lubang 2 mesh
dan tertahan pada lubang 1 mesh.
5. Neraca Massa
Neraca massa merupakan suatu perincian dari banyaknya bahan
bahan yang masuk dan digunakan untuk diproses untuk menghasilkan
sejumlah produk keluaran. Neraca massa akan menunjukkan efisiensi
penggunaan bahan baku untuk mengasilkan sejumlah produk jadi.
Rancangan Neraca Massa PT Rumpun Sari Kemuning di rancang sebagai
berikut, bahan baku utama yang digunakan adalah daun teh hijau basah
hasil petikan segar tiap hari. Sekali proses produksi dibutuhkan bahan
baku teh hijau basah sebesar 538 kg. Proses pertama sebanyak 538 kg teh
hijau basah masuk ke dalam mesin Rotary Panner yang berfungsi sebagai
alat pelayuan, output dari proses ini menghasilkan massa sebesar 535 kg, 3
kg teh dianggap scrap karena mengalami hangus atau terbuang selama
proses berlangsung. Proses kedua yaitu proses penggulungan dengan
menggunakan Rolling, sebanyak 535 kg bahan baku masuk ke dalam
Rolling kemudian akan mengalami penyusutan sebanyak 2 kg karena
produk menjadi scrap sehingga output proses ini menghasilkan 533 kg.
Proses selanjutnya adalah proses pengeringan awal (Pengeringan I) dengan
menggunakan mesin ECP Dryer 4 FT, input bahan baku yang dimasukkan
sebanyak 533 kg dan menghasilkan Scrap sebanyak 5 kg, dan scrap uap
132 kg, maka menghasilkan output produk sebanyak 396 kg. Pengeringan
semi (Pengeringan II) menggunkan mesin Rotary Dryer D 100
menggunakan input bahan baku sebanyak 396 kg, menghasilkan scrap
mesin dan debu sebanyak 8 kg dan scrap uap air sebanyak 39 kg maka
menghasilkan output sebanyak 349 kg. Langkah terakhir pada proses ini
adalah pengeringan akhir dengan menggunakan Mesin Ball Tea, input
bahan baku yang digunakan adalah sebanyak 349 kg menghasilkan scrap
mesin dan debu sebanyak 103 kg serta scrap uap air sebanyak 148 kg,
output akhir yang dihasilak adalah sebnyak 99 kg teh hijau kering.

28

Daun Teh Hijau Segar


Input
(538 Kg)

Pelayuan

Scrap daun hangus

(538 Kg)

(3 Kg)

Penggulungan

Scrap mesin

(535 Kg)

(2 Kg)

Pengeringan Awal /
Pengeringan I
(533 Kg)

Scrap debu dan mesin

Pengeringan Semi /
Pengeringan II
(396Kg)

Scrap mesin dan debu

Pengeringan Akhir

Scrap mesin dan debu

(5 kg)

(8 Kg)

(103 Kg)

(349 Kg)

Teh hijau kering


98 Kg
(Gambar 2.20 Neraca Massa Pembuatan Teh Hijau)

29

Scrap uap air


(132 Kg)

Scrap uap air


(39 Kg)

Scrap uap air


(148 Kg)

BAB III
PEMASARAN

A. Konsumen Sasaran
PT Rumpun Sari Kemuning memiliki target pasar meliputi
perusahaan-perusahaan berbabasis pertanian terutama yang menggunakan
bahan baku utama teh hijau. PT Rumpun Sari Kemuning membidik
perusahaan perusahaan tersebut karena produk utama yang diproduksi oleh
industri ini adalah produk teh hijau setengah jadi. Produk teh setengah jadi
ini akan diolah atau dikemas ulang oleh perusahaan berikutnya untuk
dipasarkan ke konsumen lainnya. Atas dasar hal tersebut maka PT
Rumpun Sari Kemuning menargetkan konsumen perusahaan perusahaan
sejenis yang mengolah kembali produk yang diproduksi oleh industri ini.
Target utama pemasarannya meliputi industri teh kering yang berlokasi
disekitar Pulau Jawa yang meliputi Solo, Rembang, Cianjur, Ngawi,
Bandung, Bantul dan Rembang. Beberapa diantaranya adalah Teh Aangi
Gaya Baru (Pekalongan), Teh Wangi Gunung Subur (Surakarta), Teh
Wangi Gopek (Tegal), Teh Dua Tang (Slawi).
B. Produk (Branding)
Teh hijau yang dihasilkan oleh PT Rumpun Sari Kemuning terbagi
menjadi dua macam, yaitu:
1. Grade I merupakan jenis teh dengan kualitas mutu terbaik karena
diperoleh dari tiga pucuk teratas, yang terdiri dari PSK (Peko Super
Kecil), PSB (Peko Super Besar), CM (Chun Me).
2. Grade II merupakan jenis teh dengan kualitas mutu kedua atau biasa
disebut kualitas lokal, yang terdisi dari lokal 1, lokal 2, kempring,
tulang, dust (Bubuk)
Produk dikemas dengan menggunakan plastik yang dilapisi karung.
Tidak terdapat informasi produk pada kemasan. Volume tiap karung
tergantung dari jenis teh yang dikemasnya, rincian volume tiap-tiap karung
tertera pada tabel berikut ini :
30

Tabel 3.1 Volume Tiap Karung

No

Jenis

Netto (kg)

CM (Chun Me)

50

PSK (Peko Super Kecil)

50

PSB (Peko Super Besar)

45

Lokal 1

35

Lokal 2

35

Kempring

25

Tulang

25

Dust

50

C. Harga
Kegiatan perdagangan jual beli dan transaksi pertukaran uang
sepenuhnya dilakukan oleh kantor pusat yaitu PT Sumber Abadi Tirta
Sentosa. PT Rumpun Sari Kemuning berwenang melakukan kegiatan
produksi mengolah bahan mentah menjadi produk jadi. Penetapan harga
barang dilakukan berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak. Harga teh
hijau dapat berubah ubah tergantung berbagai faktor diantaranya akibat
perubahan nilai tukar rupiah terhadap dollar serta perubahan musim.
Selain itu harga jual teh juga diperngaruhi oleh jenis grade produk.
Perincian harga produk adalah sebagai berikut Grade I yaitu Rp 40.000,00
Rp 60.000,00 perkilogram, Grade II yaitu Rp 30.000,00 Rp 40.000,00
per kilogram, keringan murni yaitu Rp 20.000,00 per kilogram
D. Sistem Distribusi
PT Rumpun Sari Kemuning menerapkan sistem distribusi DO
(Delivery Order). DO artinya pengiriman barang akan dilakukan sesuai
dengan

pesanan

konsumen.

PT

Rumpun

Sari

Kemuning

akan

mengirimkan sampel pada industri yg dituju, ketika industri tersebut


tertarik serta setuju dengan kesepakatan harganya maka PT Rumpun Sari
Kemuning akan mengirimkan barang tersebut kepada industri yang dituju.
Pengiriman dilakukan dengan cara menempatkan karung karung teh pada
truk yang kemudian ditutup dengan menggunakan terpal untuk
31

menghindari

terjadinya

kontak

fisik

dengan

lingkungan

selama

pengiriman. Pengiriman disertai dengan surat jalan dan keterangan isi truk.
PT Rumpun Sari Kemuning bertindak sebagai penyedia bahan baku.
E. Promosi
Bentuk kegiatan promosi yang dilakukan PT Rumpun Sari
Kemuning diantaranya dengan melakukan kerja sama dengan pihak pihak
terkait produk yang mereka hasilkan. Beberapa diantara adalah industri teh
kering yang bahan bakunya tergantung dengan suplai bahan dari industri
ini. Keberadaan PT Rumpun Sari Kemuning ini juga sudah sejak lama
berdiri sehingga eksistensinya sudah cukup diakui oleh banyak industri
terkait di sekitar Jawa Tengah. Bentuk lain promosi yang dilakukan adalah
dengan melakukan kesepakatan harga barang yang disepakati oleh kedua
belah pihak maka harga yang ditentukan sama sama menguntungkan bagi
keduanya sehingga hubungan kerja sama akan terjaga dengan baik. Selain
itu itu PT Rumpun Sari Kemuning juga menjadikan kawasan perkebunan
teh menjadi kawasan obyek wisata yang banyak dikunjungi wisatawan
sehingga disadari atau tidak hal ini juga turut mempromosikan keberadaan
PT Rumpun Sari Kemuning.

32

LAMPIRAN

33

Anda mungkin juga menyukai