Anda di halaman 1dari 19

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan lengkap praktikum kimia anorganik dengan judul “ Pembuatan


Cis dan Trans-kalium dioksalatodiakuokromat(III)” disusun oleh:
Nama : Rahmawati
NIM : 1513040023
Kelas/Kelompok : Pendidikan Kimia A/ III (tiga)
Telah diperiksa dan dikonsultasikan oleh asisten dan koordinator asisten, maka
laporan ini dinyatakan telah diterima.

Makassar, Juni 2017


Koordinator Asisten Asisten

Satria Putra Jaya Negara Nur Awaliah


NIM. 1313142005 NIM. 1313140007

Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab

Dr. Muhammad Syahrir, S.Pd. M.Si


NIP. 197409007 200501 1004
A. JUDUL PERCOBAAN
Judul dari Percobaan ini adalah “Pembuatan Cis dan Trans-kalium
dioksalatodiakuokromat(III)”.

B. TUJUAN PERCOBAAN
Mempelajari pembuatan dan sifat-sifat isomer Cis dan Trans dari garam
komleks Kalium dioksalatodiakuokromat (III).

C. LANDASAN TEORI
Logam transisi memiliki keunikan yang cenderung membentuk ion
komplek. Senyawa koordinasi umumnya terdiri atas ion kompleks dan ion lawan
(counter ion). Molekul atau on yang mengelilingi logam dalam ion kompleks
dinamakan ligan. Interaksi antara atom logam dan ligan-ligan dapat dibayangkan
bagaikan reaksi asam-basa lewis. Basa lewis adalah zat yang mampu memberikan
satu atau lebih dari pasangan electron valensi bebas. Jadi, ligan berperan sebagai
basa lewis. Sebaliknya, atom logam transisi (baik dalam keadaan netral maupun
dalam keadaan transisi) bertindak sebagai asam lewis, yaitu menerima (dan
berbagi) pasangan elektron dari basa lewis. Dengan demikian ikatan logam-ligan
biasanya adalah ikatan kovalen koordinasi ( Chang, 2004: 239).
Pelaksanaan analisis anorganik kualitatif banyak digunkan reaksi yang
menghasilkan pembentukan kompleks. Suatu ion atau molekul kompleks terrdiri
dari satu atom (ion) pusan dan sejumlah ligan yang terikat erat dengan atom (ion)
pusat itu. Bilangan koordinasi dapat menyatakan jumlah ruangan yang tersedia
sekitar atom atau ion pusat dalam apa yang disebut bulatan koordinasi, yang
maing-masingnya dapat dihuni satu ligan (monodentat). Susunan logam-logam
sekitar ion pusat adalah simetris. Jadi, suatu kompleks dengan satu atom pusat
dengan bilangan koordinasi 6, terdiri dari ion pusat, dipusat suatu octahedron,
sedang keenam ligannya menempati ruang-ruang yang dinyatakan oleh sudut-
sudut octahedron itu. Bilangan koordinasi 4 biasanya menunjukkansuatu susunan
simertis yang berbentuk tetrahedron, meskipun susunan yang datar (atau hamper
datar), dimana ion pusat berada ditempat tepat pada pusat suatu bujursangkar itu,
adalh juga umum (Svehla, 1990: 95).
Garam kompleks adalah garam yang tersusun atas unsur logam dan
nonlogam. Dalam larutan, elektrolit ini terionisasi menjadi ion logam dan ion
kompleks. Beberapa contoh: a) kalium ferrisianida, b) kalium ferrosianida, c)
perak diaminklorida.
K3Fe(CN)5 3K+ + Fe(CN)3-
kalium ferrisianida

K2Fe(CN)5 4K+ + Fe(CN)4-


kalium ferrosianida

Ag(NH3)2Cl Ag(NH3)2+ + Cl-


perak diaminklorida

(Sumardjo, 2009: 494).


Senyawa kompleks K[Cr(C2H5)2(H2O)2].2H2O memiliki dua isomer yaitu
cis- K[Cr(C2H5)2(H2O)2].2H2O yang berwarna ungu dan trans-
K[Cr(C2H5)2(H2O)2].2H2O yang berwarna merah-ungu. Padatan isomer trans
K[Cr(C2H5)2(H2O)2].2H2O dapat berubah menjadi cis- K[Cr(C2H5)2(H2O)2].2H2O
dalam selang waktu lima bulan. Ini ditandai dengan perubahan warna padatan
senyawa kompleks. Kedua isomer K[Cr(C2H5)2(H2O)2].2H2O larut dalam air dan
kelarutannya relative tidak stabil untuk menghasilkan suatu kompleks
K3[Cr(C2H4)3] (Kurnia, 2006: 15).
Senyawa kompleks bentuk cis dan trans dapat dibuat dengan cara
mencampur komponen-komponen non-kompleks (penyusun kompleks).
Berdaarkan pada perbedaan kelarutan antara bentuk cis dengan trans maka kedua
jenis isomer itu dapat dipisahkan. Sebagai contoh trans-dioksalatodiakuokrom(II)
klorida dapat dikristalkan secara perlahan denagn melakukan penguapan
kesetimbangan bentuk cis trans dapat digeser kekanan karena kelarutan isomer
trans lebih rendah. Selain itu oemisahan isomer cis dan trans dapat dilakukan
dengan cara mengatur kondisi larutan sedemikian rupa sehingga kelarutan
kompleks cis dan trans berbeda. Misalnya, kompleks cis-diklorobis (trietilstibin)
palladium dapat kita kristalkan dalam larutan benzene meskipun dalam larutan
hanya ada sekitar 6% bentuk cis (Tim Dosen Kimia Anorganik, 2017: 6). Bentuk
isomer trans lebih menyerupai asam lemak jenuh daripada asam lemak tak jenuh.
Secara kimiawi, konfigurasi asam lemak tak jenuh trans mengikat suatu atom
hidrogen secara berseberangan (opposite), sedangkan bentuk dari isomer cis
adalah sebaliknya (Sartika, 2009: 24).
Ketidakstabilan senyawa kompleks K[Cr(C2H5)2(H2O)2].2H2O bukan
hanyadapat diamati dalam larutan saja, namun dapat juga diamati menggunakan
parameter waktu. Pada saat awal sintesis, dihasilkan padatan merah ungu
mengkilap, yang telah diketahui merupakan senyawa kompleks dari senyawa
trans- K[Cr(C2H5)2(H2O)2].2H2O. Lima bulan kemudian, warna padatan merah
ungu mengkilap telah berubah warnanya menjadi ungu. Hal ini menunjukkan
bahwa senyawa kompleks dari trans- K[Cr(C2H5)2(H2O)2].2H2O relative tidak
stabil bila dibandingkan dengan isomernya. Isomer yang dimaksud adalah
K[Cr(C2H5)2(H2O)2].2H2O (Kurnia, 2006: 9).
Medan ligan menyebabkan penguraian tingkat energy orbital-orbital d
atom pusat, yang kemudian menghasilkan energy untuk menstabilakan kompleks
itu (energy stabilisasi medan ligan). Dapat dikatakan bahwa semakin stabil
kompleks itu, semakin besar kemungkinan endapan itu akan melarut. Dilain
pihak, semakin kurang endapan itu larut (makin kecil kelarutannya), akan semakin
sukarlah untuk menemukan reagensia pembentuk kompleks yang cocok untuk
melarutkan senyawa tersebut. Bila dilihat dari nilai kestabilannya, semakin kecil
suatu nilai dari tetapan kestabilan, maka akan semakin stabil kompleks itu dan
sebaliknya (Svehla, 1990: 97-100).
Ion oksalat adalah ligan yang istimewa karena mampu membentuk
senyawa kompleks dengan berbagai ion logam transisi sehingga menghasilkan
senyawa dengan sifat karakter yang bervariasi. Ion oksalat memiliki empat atom
donor namun hanya ada dua atom yang menjadikannya sebagai ligan bidentat
yang berikatan dengan ion logam membentuk senyawak ompleks mono, bis, dan
tris oksalat. Ion oksalat juga dapat berfungsi sebagai ligan jembatan yang
menghubungkan lebih dari satu inti ion logam transisi, baik ion logam yang
sejenis maupun berbeda jenis sehingga membentuk kompleks polimer yang
berdimensi satu, dua bahkan tiga. Senyawa kompleks oksalat dengan satu ion
pusat disebut senyawa kompleks mononuklir oksalat dan senyawa kompleks
dengan dua ion pusat, baik sama maupun berbeda disebut senyawa kompleks
binuklir oksalat (Kurnia, 2006: 7).
Asam oksalat memiliki struktur anhydrous, berbentuk piramida rombik,
tidak berbau, higroskopis, dan berwarna putih. Secara komersial, sebagai produk
lebih umum dijumpai pada bentuk derivatnya terdiri dari p-isma monoklin, tidak
berbau serta mengandung 71,42 % asam oksalat dihidrat dan 28,58 % asam
oksalat dehidrat dan 28,58 % asam oksalat dehidrat. Dipasaran asam oksalat
dikemas dari mulai bubuk sampai butiran-butiran kasar. Asam oksalat
sebagaimana asam-asam organik yang lain juga megalami reaksi penggaraman
dengan basa dan esterifikasi dengan alcohol. Asam oksalat banyak digunakan
dalam industri sebagai bahan pembuat selulois, rayon, bahan peledak,
penyamakan kulit, pemurnian gliserol dan dalam pembuatan zat warna selain itu
asam oksalat jugadapat digunakan sebagai bahan pembersih peralatan dari besi,
katalis, reagen laboratorium (Dewati, 2010: 31-32).
Atom dalam satu ligan yang terikat langsung dengan atom logam dikenal
sebagai suatu atom donor. Contohnya, nitrogen merupakan atom donor dalam ion
kompleks [Cu(NH3)4]2+. Bilangan koordinasi yang ada dalam senyawa koordinasi
didefinisikan sebagai banyaknya atom donor diseputar atom logam pusat dalam
ion kompleks. Contohnya bilangan koordinasi Ag+ dalam [Ag(NH3)2]+ ialah 2.
Untuk Cu2+ dalam [Cu(NH3)4]2+ ialah 4, dan untuk Fe3+ dalam [Fe(CN)6]3- ialah 6.
Bilangan koordinasi yang paling lazim ialah 4 dan 6, namun bilangan koordinasi 2
dan 4 juga telah dikenal (Chang, 2004: 239).

D. ALAT DAN BAHAN


1. Alat
a. Neraca analitik 1 buah
b. Kaca aroji 2 buah
c. Soatula 1 buah
d. Lumping 1 buah
e. Alu 1 buah
f. Cawan porselin 2 buah
g. Kaki tiga 1 buah
h. Kasa asbes 1 buah
i. Batang pengaduk 2 buah
j. Corong Buchner 1 buah
k. Gelas kimia 100 mL dan 200 mL @1 buah
l. Pompa vakum 1 buah
m. Gelas ukur50 mL 1 buah
n. Botol semprot 1 buah
o. Pipet tetes 1 buah
p. Mikroskop 1 buah
q. Lap kasar 1 buah
r. Lap halus 1 buah
2. Bahan
a. Kalium dikromat (K2Cr2O7)
b. Asam oksalat (H2C2O4)
c. Aquades (H2O)
d. Kertas saring wathman
e. Etanol (C2H5OH)
f. Ammonia (NH3)
g. Tissue

E. PROSEDUR KERJA
1. Pembuatan isomer trans-kalium dioksalatodiakuokromat(III)
a. Kristal asam oksalat anhidrat dihaluskan dengan menggunakan lumping
dan alu.
b. Kristal asam oksalat dihidrat yang telah dihaluskan ditimbang sebanyak
12,0583 gram
c. Kristal asam oksalat dipindahkan kedalam gelas kimia, lalu dilarutkan
dengan aquades
d. Kristal kalium dikromat dihaluskan dengan menggunakan lumping dan
alu
e. Kristal kalium dikromat ditimbang sebanyak 4,0197 gram
f. Kristal dilarutkan dengan aquades panas
g. Larutan kalium dikromat dengan larutan asam oksalat direaksikan,lalu
gelas kimia ditutup dengan kaca arloji
h. Larutan diuapkan hingga volume tingga separuhnya, lalu diuapkan lagi
pada temperature kamar hingga volume sepertiganya.
i. Kristal disaring dengan menggunakan corong Buchner
j. Kristal dicuci dengan aquades, lalu dicuci lagi dengan menggunakan
etanol
k. Kristal dikeringkan lalu diuji mikroskop
l. Kristal yang diperoleh ditimbang.
2. Pembuatan isomer cis-kalium dioksalatodiakuokromat(III)
a. Kristal asam oksalat dihidrat dihaluskan dengan menggunakan lumping
dan alu
b. Kristal asam oksalat ditimbang sebanyak 12,0573 gram
c. Kristal kalium dikromat dihaluskan dengan mengguanakan lumping dan
alu
d. Kristal kalium dikromat ditimbang sebanyak 4,0097 gram
e. Serbuk kalium dikromat dan asam oksalat dihidrat dicampur pada cawan
penguap lalu diaduk dan ditetesi tiga tetes aquades
f. Lartan ditambahkan 20 mL etanol
g. Larutan didekantir
h. Larutan disaring dengan menggunakan corong Buchner
i. Kristal yang diperoleh dikeringkan
j. Kristal yang diperoleh diuji mikroskop.
3. Uji kemurnian isomer
a. Kristal cis-kalium dioksalatodiakuokromat(III) dipindahkan ke kertas
saring biasa, lalu ditetesi dengan ammonia encer.
b. Perubahan yang terjadi diamati.
c. Kristal trans-kalium dioksalatodiakuokromat(III) dipindahkan ke kertas
saring biasa, lalu ditetesi dengan ammonia encer.
d. Perubahan yang terjadi diamati.

F. HASIL PENGAMATAN
1. Pembuatan isomer trans-kalium dioksalatodiakuokromat(III)
No Perlakuan Hasil
1 K2Cr2O7 (jingga) ditimbang 4,0197 gram
2 H2C2O4 (putih) ditimbang 12, 0983 gram
3 K2Cr2O7 (jingga) dilarutkan dengan Larutan berwarna jingga dan
aquades panas homogen
4 H2C2O4 (putih) dilarutkan dengan Larutan bening
aquades
5 Larutan direaksikan Larutan berwarnahitam dan
bergelembung
6 Diuapkan hingga volume seperdua 45 mL
7 Diuapkan hingga sepertiga volume awal 30 mL
8 Larutan disaring Residu: Kristal berwarna
hitam
Filtrate: larutan berwarna
hitam
9 Kristal dicuci dengan aquades dan Kristal hitam
etanol
10 Kristal dikeringkan Kristal ungu gelap
11 Kristal ditimbang 0,2283 gram
12 Uji mikroskop 10 5,0
2. Pembuatan isomer cis-kalium dioksalatodiakuokromat(III)
No Perlakuan Hasil
1 K2Cr2O7 (jingga) ditimbang 4,0097 gram
2 H2C2O4 (putih) ditimbang 12, 0573 gram
3 K2Cr2O7 dan H2C2O4 dicampur dan Larutan berwarna hitam dan
ditetesi dengan 3 tetes aquades terjadi letupan
4 Larutan (hitam) ditambahkan 20 mL Terdapat endapat hitam
5 etanol Endapan hitam
6 Larutan didekantir dan disaring -
Uji mikroskop
3. Uji kemurnian isomer
No Perlakuan Hasil
1 Kristal trans-kalium Warna hijau tua
dioksalatodiakuokromat(III) ditetesi
dengan ammonia encer
2 Kristal cis-kalium -
dioksalatodiakuokromat(III) ditetesi
dengan ammonia encer

G. ANALISIS DATA
Diketahui :
m trans K2Cr2O7 = 4,0197 gram (Mr = 294 gram/mol )
m cis K2Cr2O7 = 4,0097 gram (Mr = 294 gram/mol )
Mr K[Cr(C2O4)2(H2O)] = 303 gram/mol
m kristal trans (praktek) = 0,2283 gram
m kristal cis (praktek) = 0,0000 gram
m tans H2C2O4..H2O = 12,0983 gram
m cis H2C2O4..H2O = 12,0573 gram (Mr = 126 gram/mol)
Ditanyakan rendemen kristal trans dan cis = .... % ?
1. Rendemen Kristal cis
gram
n H2C2O4.H2O =
Mr
12,0573 gram
=
126,0000 gr /mol
= 0,0957 mol
gram
n K2Cr2O7 =
Mm
4,0097 gram
= = 0,0136 mol
294,000 gr /mol
7H2C2O4.2H2O + K2Cr2O7 2K [Cr(C2O4)2(H2O)] + 17 H2O + 6CO2
M 0,0957 mol 0,0136 mol - - -
B 0,0952 mol 0,0136 mol 0,0272 mol 0,2312 mol 0,0816
mol
S 0,0005 - 0,0272 mol 0,02312 mol 0,0816 mol

m K[Cr(C2O4)2(H2O)2] = 303 gram/mol. 0,0272 mol


= 8,2416 gram
gram praktek
Rendemen untuk cis = x 100%
gram teori
0 gram
=   x 100%
8,2416 gram
= 0 %
2. Rendemen Kristal trans
gram
n H2C2O4.H2O =
Mr
12,0893 gram
=
126,0000 gr /mol
= 0,0960 mol
gram
n K2Cr2O7 =
Mm
4,0197 gram
= = 0,0137 mol
294,000 gr /mol
7H2C2O4.2H2O + K2Cr2O7 2K [Cr(C2O4)2(H2O)] + 17 H2O + 6CO2
M 0,0960 mol 0,0137 mol - - -
B 0,0959 mol 0,0137 mol 0,0274 mol 0,2329 mol 0,0822 mol
S 0,0001 - 0,0274 mol 0,02329 mol 0,0822 mol

m K[Cr(C2O4)2(H2O)2] = 303 gram/mol. 0,0274 mol


= 8,3022 gram
gram praktek
Rendemen untuk cis = x 100%
gram teori
0,2283 gram
=   x 100%
8,3022 gram
= 2,75 %

H. PEMBAHASAN
Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari pembuatan dan sifat-sifat
isomer cis dan trans dari garam kompleks kalium dioksalatodiakuokromat (III).
Garam kompleks adalah garam yang tersusun atas unsur logam dan ion kompleks.
Dalam larutan, elektrolit ini terionisasi menjadi yaitu ion logam dan juga ion
kompleks (Sumardjo, 2009)
1. Pembuatan isomer trans-kalium dioksalatodiakuokromat(III)
Sebelum melakukan percobaan, padatan K2Cr2O7 dan H2C2O4 digerus
terlebih dahulu, penggerussan bertujuan untuk memperluas permukaan kristal
karena semakin luas permukaan kristal, maka reaksi akan semakin mudah terjadi
atau cepat. K2Cr2O7 dilarutkan dengan air panas karena memiliki kelarutan yang
rendah, sehingga bila dilarutkan dengan air panas maka reaksi akan lebih cepat
berlangsung.
Reaksi kelarutan K2Cr2O7 :
K2Cr2O7 + 2H2O → 2K+ + Cr2O7 2-
K2Cr2O7 berfungsi sebagai penghasil ion pusat (Cr) dan kation (K). Kristal H2C2O4
dilarutkan dengan aquades. Reaksi kelarutan H2C2O4 :
H2C2O4 . 2H2O + 2H2O → 2H+ + Cr2O4 2- + 2H2O
H2C2O4 berfungsi sebagai penyedia ligan C2O4 dan H2O. Setelah kedua kristal
larut dengan sempurna, kedua larutan direaksikan. Selama reaksi berlangsung,
gelas kimia ditutup dengan gelas arlogi karena reaksi akan menghasilkan CO 2 dan
H2O yang ditandai dengan adanya gelembung maka fungsi dari penutupan dengan
gelas arloji agar K[Cr(C2O4)2(H2O)2] tidak ikut menguap bersama CO2 dan H2O.
Reaksi yang berlangsung adalah reaksi eksoterm yaitu pelepasan kalor dari sistem
ke lingkungan. Larutan yang dihasilkan adalah larutan berwarna hitam, hal
tersebut menandakan bahwa K[Cr(C2O4)2(H2O)2] telah terbentuk.
Larutan kemudian dipananaskan hingga menguap sampai seperdua volume
awal. Kemudian didiamkan pada suhu kamar hingga menguap sampai volume
sepertiganya. Tujuan dari penguapan ini ialah untuk menghilangkan hasil reaksi
samping yaitu CO2 dan H2O , dan dengan penguapan kesetimbangan bentuk
cis↔trans dapat digeser kearah kanan karena kelarutan isomer trans lebih rendah
(Tim Dosen Kimia Anorganik, 2017). Selanjutnya dilakukan penyaringan yang
bertujuan untuk untuk memisahkan kristal dari filtratnya. Pada proses penyaringan
digunakan kertas saring wathman yang memiliki pori yang lebih kecil
dibandingkan dengan kertas saring biasa sehingga penyaringan akan lebih efektif.
Kristal kemudian dicuci dengan H2O dan C2H5OH. H2O berfungsi mengikat sisa
reaksi samping yang masih terdapat pada kristal sedangkan C2H5OH berfungsi
mengikat sisa air pada kristal. Selanjutnya dilakukan proses pengeringan agar
kristal terbebas dari air yang akan mempengaruhi hasil penimbangan. Kristal
kering ditimbang dan diperoleh berat kristal 0,2283 gram sehingga rondemonnya
adalah 2,75% yang artinya terdapat 2,75 gram kristal trans dari 100 gram sampel.
Reaksi yang terjadi:
K2Cr2O7 (aq) + 7 H2C2O4.2H2O(aq)→ K[Cr(C2O4)2(H2O)2] + 6CO2↑ + 17 H2O
Jingga Putih Ungu
Hibridisasi yang menjelaskan tentang K[Cr(C2O4)2(H2O)2] adalah
24Cr : [Ar] 4s1 3d5
24Cr3+ : [Ar] 4s0 3d3
Keadaan dasar :

Cr dalam K[Cr(C2O4)2(H2O)2] :

2 H2O (Ligan) 4 C2O4 (ligan)


Hibridisasi : d2 sp3
Terdapat 6 Bilangan koordinasi
Adapun bentuk geometri dari K[Cr(C2O4)2(H2O)2] adalah oktahedral.
Berdasarkan teori (Ramlawati,2015:26) bahwa senyawa komplek yang memiliki
bilangan koordinasi 6 dengan jenis hibridasi d2sp3 memiliki oktahedral, :
H-O-H

O = C O O

O= C Cr3+ C=O K

O O C=O

H-O-H

Trans-Kalium dioksalatodiakuokromat(III)
Warna kristal yang diperoleh dari percobaan ini adalah warna ungu gelap/ungu
tua.

2. Pembuatan isomer cis-kalium dioksalatodiakuokromat(III)


Percobaan ini dilakukan dengan mencampur K2Cr2O7 dan H2C2O4 yang
telah digerus terlebih dahulu. Penggerusan bertujuan untuk memperluas
permukaan sehingga akan mempercepat reaksi. K2Cr2O7 berfungsi sebagai
penyedia ion pusat (Cr) dan kation (K). Sedangkan H2C2O4 sebagai penyedia ligan
C2O4 dan H2O. Setelah tercampur dengan baik, campuran ditetesi dengan 3 tetes
aquades yang berfungsi untuk menggeser kesetimbangan cis↔trans ke arah cis
karena cis memiliki kelarutan yang tinggi maka hanya digunakan sedikit aquades.
Cis memiliki kelarutan yang tinggi karena isomes cis tidak memiliki efek sterik
dalam bentuk strukturnya sehingga dapat bereaksi dengan senyawa lain. Selama
reaksi berlangsung cawan petri yang digunakan ditutup dengan gelas arloji karena
berlangsung pelepasan CO2 dan H2O yang ditandai dengan adanya letupan
sehingga K[Cr(C2O4)2(H2O)2] tidak ikut menguap. Reaksi yang berlangsung
adalah reaksi eksoterm yaitu pelepasan kalor dari sistem ke lingkungan.
Setelah reaksi selesai yang ditandai dengna tidak terjadinya letupan lagi,
dilakukan penambahan etanol yang berfungsi untuk mengikat H2O yang
meruapakan hasil samping reaksi sehingga diperoleh kristal yang lebih murni.
Selanjutnya dilakukan dekantir dimana dekantir merupakan proses penghilangan
pelarut dengan meninggalkan kristal dan menambahkan lagi pelarut pada kristal.
Kemudian dilakukan penyaringan yang bertujuan untuk menghilangkan H2O yang
masih terdapat pada kristal. Dalam percobaan ini tidak diperoleh kristal cis-kalium
dioksalatodiakuokromat (III) yang disebabkan penggunaan etanol yan memiliki
kensentrasi rendah sehingga proses pengikatan H2O tidak maksimal.
Reaksi yang terjadi:
K2Cr2O7 (aq) + 7 H2C2O4.2H2O(aq)→ K[Cr(C2O4)2(H2O)2] + 6CO2↑ + 17 H2O
Jingga Putih
Hibridisasi yang menjelaskan tentang K[Cr(C2O4)2(H2O)2] adalah
24Cr : [Ar] 4s1 3d5
24Cr3+ : [Ar] 4s0 3d3
Keadaan dasar :

Cr dalam K[Cr(C2O4)2(H2O)2] :

2 H2O (Ligan) 4 C2O4 (ligan)

Hibridisasi : d2 sp3
Terdapat 6 Bilangan koordinasi

Struktur Geometri dari K[Cr(C2O4)2(H2O)2] yang memiliki 6 bilangan koordinasi


dan hibridisasi d2sp3 adalah oktahedral
H-O-H

H-O-H O

K Cr3+ C=O

O O C=O

O C O

Cis- kalium dioksalatodiakuokromat(III)

3. Uji Kemurnian Isomer


Percobaan ini bertujuan untuk menguji senyawa kompleks yang terbentuk.
Pada percobaan ini dilakukan penambahan NH4OH yang akan terurai menjadi
NH3 dan H2O dimana NH3 dapat menjadi ligan pengganti yang menggantikan
ligan oksalat atau air yang ada pada kristal. Pada pengujian trans-kalium
dioksalatodiakuokromat(III) diperoleh warna hijau tua, hal ini tidak sesuai denga
teori bahwa isomer trans akan membentuk padatan berwarna cokelat muda yang
tetap tidak larut. Adapun reaksinya :
K[Cr(C2O4)2(H2O)2] + NH4OH ↛
Reaksi tidak dapat berlangsung karena struktur geometri pada trans-kalium
dioksalatodiakuokromat(III) memilki halangan sterik sehingga tidak dapat
bereaksi dengan senyawa lain (stabil).
Tidak dapat dilakukan uji kemurnian isomer pada isomer cis karena pada
percobaan tidak diperoleh kristal. Warna yang harusnya diperoleh pada isomer cis
yaitu hijau tua dan cepat menyebar pada kertas saring. Isomer cis dapat bereaksi
dengan NH4OH karena sifatnya yang kurang stabil sehingga ligan (H 2O) pada
isomer tersebut akan digantikan dengan NH3. Isomer cis kurang stabil karena
tidak memiliki efek sterik.
Reaksi cis:
K[Cr(C2O4)2(H2O)2] + NH4OH ↛ K[Cr(C2O4)2(NH3)2] + 4H2O
I. PENUTUP
1. Kesimpulan
Pembuatan isomer cis dan trans-kalium dioksalatodiakuokromat(III) dapat
dilakukan denghan mereaksikan K2Cr2O7 dan H2C2O4 . 2H2O . Isomer trans tidak
dapat bereaksi dengan NH4OH karena memilki efek sterik (stabil ). Isomer trans
akan membentuk padatan berwarna cokelat muda yang tetap tidak terlarut.
Sedangkan isomer cis dapat bereaksi dangan NH 4OH karena tidak memilki efek
sterik (tidak stabil). Isomer cis akan membentuk larutan berwarna hijau tua yang
dengan cepat menyebar pada kertas saring. Rendemen yang diperoleh untuk trans
adalah 2,75% dengan berat 0,2283 gram, sedangkan cis tidak diperoleh kristal.
2. Saran
Diharapkan kepada praktikan agar lebih teliti dalam melakukan setiap
langkah kerja agar rendemen setiap langkah kerja afgar rendemen yang diperoleh
lebih banyak.
DAFTAR PUSTAKA

Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga


Dewati, Retno. 2010. Kinetika Reaksi Pembuatan Asam Oksalat dari Sabut
Siwalan dengan Oksidator H2O. Jurnal Penelitian Ilmu Teknik.
Vol.10. No. 1 Hal: 29-37
Kurnia, Kiki Adi, dkk. 2006. Sistem senyawa Kompleks K[Cr(C 2O4)2(H2O)2].
2H2O dan [n(n-C4Hg)4][CrFe(CeO4)3]. H2O. Jurnal Kimia Indonesia. Vol
1, No.1 Hal: 7: 12
Sartika, Ratu Ayu Dewi. 2009. Pengaruh Suhu dan Lama Proses Menggoreng
(Deep Frying) terhadap pembentukan Asam Lemak Trans. Jurnal
Makara Sains.Vol. 1, No.1.Hal:23-28
Sumardjo, Damin. 2008. Pengantar Kimia. Jakarta: EGC
Svehla.G. 1990. Vogel. Jakarta: PT. Kalman Media Pustaka
Tim Dosen Kimia Anorgasnik. 2016. Penuntun Praktikum Kimia Anorganik.
Makassar : Universitas Negeri Makassar
TUGAS RESPON

1. Tuliskan fungsi bahan serta fungsi setiap perlakuan dalam percobaan


pembuatan cis dan trans–kalium dioksalatodiakuokromat (III)
Jawab:
 Fungsi setiap bahan
a. Asam oksalat (H2C2O4 2H2O) : sebagai penyedia ligan C2O4 dan H2O
b. Kalium dikromat (K2Cr2O7) : sebagai penghasil ion pusat (Cr) dan
kation (K)
c. Aquades (H2O) : sebagai pelarut, pencuci kristal
d. Etanol (C2H5OH) : sebagai pengikat H2O yang merupakan hasil
sampingan reaksi
e. Amonia encer (NH3) : dapat menjadi ligan pengganti yang mengganti
ligan oksalat atau air yang telah ada pada kristal
f. Kertas saring : untuk menyaring kristal dan sebagai wadah
dalam pengujian kemurnian isomer
g. Tissu : untuk membersihkan

 Fungsi setiap perlakuan


a. Pembuatan isomer trans-kalium dioksalatodiakuokromat (III)
 Pelarutan : asam oksalat dihidrat untuk memperoleh ligan C2O4 dan
H2O
 Pelarutan kalium dikromat agar diperoleh ion pusat (Cr) dan kation
(K) dilarutkan dengan air panas agar mempercepat reaksi
 Kedua larutan di campurkan, sehingga terjadi reaksi eksoterm dan
pelepasan CO2 dan H2O sebagai hasil samping reaksi
 Penguapan dilakukan untuk menghilangkan CO2 dan H2O dan juga
untuk membentuk kristal trans- dioksalatodiakuokromat (III)
karena dengan penguapan kesetimbanagn cis dan trans dapat
digeser ke arah kanan (trans) karena kelarutan isomer trans lebih
rendah
 Penyaringan dilakukan untuk memisahkan filtrat dan kristal yang
telah diperoleh
 Pencucian dengan H2O dan C2H5OH agar kristal terbebas dari hasil
samping reaksi yang masih terdapat dalam kristal sehingga
diperoleh kristal yang murni.
 Kristal yang diperoleh dikeringkan agar air yang masih terdapat
dalam kristal tidak menggangu proses penimbangan.
b. Pembuatan isomer cis-kalium dioksalatodiakuokromat (III)
 Penambahan setetes H2O pada serbuk asam oksalat dan kalium
dikromat berfungsi untuk menggeser kesetimbangan cis trans ke
arah cis karena cis memiliki kelarutan yang tinggi. Semakin
banyak air yang digunakan maka kelarutan isomeris cis akan
bertambah sehingga ditakutkan isomer cis yang nantinya
dihasilkan akan larut dalam air
 Ditambahkan etanol untuk mengikat H2O yang merupakan hasil
samping reaksi sehingga diperoleh kristal yang lebih murni
 Dekantir dilakukan untuk menghilangkan H2O pada kristal
 Penyaringan bertujuan untuk memisahkan kristal dengan filtrat
 Didinginkan dengan alkohol untuk mengikat sisa air
 Pengeringan dilakukan agar air yang masih terdapat dalam kristal
tidak menggangu proses penimbangan
 Tambahan : saat reaksi berlangsung, ditutup dengan gelas arloji
agar K[Cr(C2O4)2(H2O)2] tidak ikut menguap dengan CO2 dan H2O
c. Uji kemurnian isomer
 Pengujian dilakukan agar dapat dilihat isomer cis trans dari kristal
 Penambahan amonia encer agar dapat bertindak sebagai ligan yang
menggantikan ligan oksalat atau air pada kristal.

Anda mungkin juga menyukai