Oleh :
Nadlif Fachrunisa (21050724024)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat dan karunia-Nya,
kami dapat menyelesaikan proposal penelitian ini tepat pada waktunya. Adapun judul dari
proposal ini adalah “Efektivitas Penggunaan Cangkang Kerang Hijau Sebagai Bahan Pengganti
Filler Pada Lapisan Aspal”.
Pada kesempatan kali ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya
kepada dosen pengampu mata kuliah Metodologi Penelitian yang telah memberikan tugas ini
kepada kami. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada pihak – pihak yang turut
membantu dalam pengerjaan makalah ini.
Kami menyadari bahwa proposal penelitian ini masih jauh dari kata sempurna baik dari
segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun senantiasa kami harapkan agar makalah ini dapat berguna bagi kami dan semua
pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jalan beraspal merupakan jalan yang dapat dengan mudah ditemui di berbagai tempat.
Aspal memiliki beberapa jenis yaitu aspal alam, aspal keras, aspal cair, dan aspal
modifikasi, serta memiliki sifat viskoelastis yaitu sifat untuk mencair pada suhu tinggi dan
memadat pada suhu rendah (Sari, 2021). Sifat inilah yang menjadikan aspal sering
digunakan dalam perkerasan jalan karena aspal dapat mengikat bahan – bahan pencampur
perkerasan jalan dengan baik. Namun dewasa ini, kerusakan jalan, terutama jalanan
beraspal, terlihat semakin meningkat. Beragam faktor dianggap sebagai pemicu terjadinya
kerusakan ini, antara lain beban volume lalu lintas yang semakin meningkat, kondisi tanah
yang tidak stabil, sistem drainase yang tidak mumpuni, dan lain sebagainya. Untuk itu,
perencanaan pembangunan jalan perlu diperhitungkan dengan matang agar mendapatkan
hasil yang maksimal. Selain itu, mengingat jumlah kebutuhan bahan baku pembuatan jalan
yang terus meningkat, ada baiknya dilakukan terobosan inovasi terbaru agar menjaga
kestabilan bahan baku.
Kerang hijau adalah binatang lunak yang hidup di laut, bercangkang dua dan berwarna
hijau serta merupakan organisme yang termasuk ke dalam kelas Pelecypoda. Kerang ini
cukup popular di kalangan masyarakat karena mudah ditemui di pasar maupun di usaha
kuliner. Pemanfaatan cangkang kerang hijau belum terlalu maksimal karena biasanya
hanya dimanfaatkan sebagai kerajinan semata. Hasil dari penelitian di lab fire engineering,
kulit kerang hijau memiliki 97,90% CaO, 1% SiO2 dan 1,10% Na O2. Dari hasil tersebut,
dapat diketahui bahwa kulit kerang memiliki kandungan kalsium oksida yang cukup tinggi.
Kalsium oksida ini memiliki peran dalam meningkatkan proses pengerasan dan menyerap
karbon dioksida (Putra, dkk, 2020). Dengan kandungan yang terdapat dalam kulit kerang
hijau tersebut menjadikan kulit kerang hijau berpotensi sebagai inovasi baru yang layak
dikembangkan.
4
kelelehan 3,70 dengan nilai minimum 3, nilai MQ 266,738 dengan nilai minimum 250,
nilai VMA 17,597 dengan nilai minimum 15, nilai VFB 71,958 dengan nilai minimum 65,
dan nilai VIM 4,709 dengan nilai minimum 3,5 dan maximum 5,5. Pada jurnal berikutnya
mengatakan bahwa penggunaan cangkang kerang hijau sebagai agregat halus sebesar 37,68
% (Alamsyah, 2019) dengan variasi tumbukan pada campuran Latasir B mempunyai
pengaruh pada nilai Marshall yakni dengan tumbukan 45 kali : Marshall Stability 840,72
kg, Marshall Quotient 3,49 kN/mm, Film Thickness 6,64 υm, Volume Air Void 4,59 %.
Pengujian marshall terhadap setiap variasi campuran abu kulit kerang 0%, 5%, 10%, dan
15% (Madani, dkk, 2022) memberikan hasil bahwa semakin besar variasi yang digunakan
didapatkan juga hasil yang semakin baik dan memenuhi spesifikasi yang ditentukan
terhadap karakteristik marshall. Nilai maksimum yang didapatkan pada variasi 15% dengan
nilai stabilitas sebesar 1627,3 kg, nilai flow sebesar 2,7 mm, nilai VIM sebesar 4,681% dan
nilai VFA sebesar 74,318%. Hasil pengujian ini telah memenuhi spesifikasi sesuai dengan
spesifikasi Bina Marga 2018 Revisi 2.
Berpijak dari penelitian – penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, dapat diketahui
bahwa semakin besar persentase cangkang kerang hijau pada benda uji maka hasil yang
didapatkan akan semakin baik. Dalam menguatkan hasil dari penelitian sebelumnya, maka
diperlukan penelitian lebih lanjut dengan tingkat persentase cangkang kerang yang
digunakan lebih besar dari penelitian sebelumnya. Adanya penelitian ini diharapkan dapat
semakin mengembangkan cangkang kerang hijau sebagai alternatif bahan baku pengganti
filler pada aspal dan dapat menghasilkan kualitas aspal yang lebih baik.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dapat dirumuskan
permasalahan yakni “Bagaimana tingkat keefektivan penggunaan cangkang kerang hijau
dengan nilai persentase 40% sebagai bahan pengganti filler dalam campuran aspal?”
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini dilakukan bertujuan untuk
mengetahui nilai efektivitas penggunaan cangkang kerang hijau dengan nilai persentase
40% sebagai bahan pengganti filler dalam campuran aspal.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yakni menghasilkan
kualitas aspal yang memenuhi syarat dengan alternatif material yang digunakan sebagai
bahan pengganti filler dalam lapisan aspal yaitu cangkang kerang hijau.
1.5 Batasan Masalah
1. Penelitian ini hanya meliputi penggunaan cangkang kerang hijau sebagai bahan
pengganti filler pada campuran aspal.
2. Kandungan cangkang kerang yang digunakan pada penelitian ini sebesar 40%.
5
DAFTAR PUSTAKA