Anda di halaman 1dari 18

1

UNIVERSITAS INDONESIA

SERAT BIOPLASTIK DARI LIMBAH TANDAN KOSONG KELAPA


SAWIT MELALUI PROSES DELIGNIFIKASI

TUGAS AKHIR
KIMIA ORGANIK

KELOMPOK 8
KELAS REG-02

ANGGOTA KELOMPOK:

FILDZA SALMA ANINDITHA (1906300460)


NADA HAMIDAH SUHANDA (1906300523)

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
DEPOK
MARET 2020

Universitas Indonesia
2

DAFTAR ISI
JUDUL HALAMAN ……………………………………………………….1
DAFTAR ISI ………………………………………………………………….2
ABSTRAK ……………………………………………………………………3
PENDAHULUAN..............................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................6
GAGASAN BARU.............................................................................................8
URAIAN GAGASAN BARU............................................................................9
I. Bahan Baku................................................................................................9
II. Proses Pembuatan..................................................................................11
III. Block Flow Diagram................................................................................13
IV. Pemasaran Produk....................................................................................14
4.1 Segmentasi Pasar......................................................................................14
4.2 Promosi Produk..............................................................................14
4.3 Filosofi Logo..................................................................................15
KESIMPULAN................................................................................................16
REFERENSI....................................................................................................17

Universitas Indonesia
3

ABSTRAK

SERAT BIOPLASTIK DARI LIMBAH TANDAN KOSONG KELAPA


SAWIT MELALUI PROSES DELIGNIFIKASI
Fildza Salma Aninditha dan Nada Hamidah Suhanda
Teknik Kimia, Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia,
16424 Depok, Jawa Barat, Indonesia

Serat atau fiber merupakan bahan yang sering kita gunakan sehari-hari.
Serat umumnya dibuat oleh manufaktur bahan kimia sintetis. Namun, perlu
diketahui bahwa serat sintetis yang terbuat dari bahan kimia tidak ramah
lingkungan. Oleh karena itu, kami menemukan solusi untuk membuat produk
serat bioplastik dari tandan kosong kelapa sawit (Oil Palm Empty Fruit Bunches)
yang dicampur dengan gliserol. Produk kami diberi nama COBER, yang berarti
Composite Fiber (Serat Komposit). COBER memiliki struktur seperti lembaran

Universitas Indonesia
4

yang tidak mudah retak dan fleksibel. Dalam proses pembuatannya, proses
delignifikasi serat dilakukan dari limbah tandan kosong kelapa sawit dengan
menambahkan 20% NaOH selama tiga jam pada suhu 90°C-95°C, untuk
menghilangkan lignin. Setelah proses delignifikasi, penyaringan dilakukan untuk
memisahkan selulosa dari lignin. Kemudian, selulosa akan mengalami proses
pemutihan selama 1,5 jam pada suhu 80°C-90°C untuk membuatnya berwarna
jernih. Pada tahap ini, selulosa yang telah diputihkan masih mengandung air,
sehingga perlu dilakukan pengeringan untuk mengurangi konsentrasi air di dalam
selulosa. Selulosa kering kemudian dicampur dengan gliserol dalam mixer pada
suhu 70°C, yang kemudian akan menghasilkan serat komposit atau COBER.
Produk ini akan memberi kita peluang bisnis besar karena terjangkau secara
ekonomi, ramah lingkungan, dan dengan jaminan kualitas tinggi.

Kata Kunci: fiber, OPEFB, delignifikasi, selulosa, komposit

Universitas Indonesia
5

PENDAHULUAN

Indonesia memiliki perkebunan kelapa sawit yang sangat luas sebesar


6.753.300 hektar yang tersebar di 22 provinsi dengan produksi kelapa sawit
sebesar 31.070.000 ton pertahun. Perkebunan kelapa sawit menghasilkan hasil
sampingan berupa tandan kosong kelapa sawit sebanyak 25 % dari total produksi
kelapa sawit tersebut. Tandan kosong kelapa sawit masih sangat jarang
dimanfaatkan, hanya sekitar 10 % yang dimanfaatkan dan sisanya masih menjadi
limbah. Limbah tandan kosong kelapa sawit atau OPEFB diproduksi sebanyak 1,1
ton untuk setiap 1 ton minyak yang diproduksi.
Tabel 1. Distribusi Produksi Minyak Sawit di Beberapa Provinsi

(Sumber: Dian Purwitasari Dewanti, 2018)


Tandan kosong kelapa sawit terdiri dari beberapa zat esensial yang dapat
diolah menjadi bahan lain yang lebih bernilai ekonomis. Komponen penyusunnya
meliputi selulosa, lignin, holoselulosa, hemiselulosa, air dan zat ekstraktif lainnya.
Tabel 2. Komposisi Tandan Kosong Kelapa Sawit

(Sumber: Dian Purwitasari Dewanti, 2018)


Salah satu bahan penting dari tandan kosong kelapa sawit yang dapat
digunakan sebagai produk bernilai tinggi lainnya adalah selulosa. Selulosa adalah
polimer alami yang dapat digunakan sebagai bahan baku untuk fabrikasi,

Universitas Indonesia
6

bioetanol, dan bioplastik dengan mensintesisnya menjadi selulosa asetat. Selulosa


yang terkandung dalam tandan kosong kelapa sawit adalah 38,76% (3) atau
sekitar 37,50% dengan kadar serat mencapai 72,67% (4). Karena tingginya
kandungan selulosa, tandan kosong kelapa sawit memiliki potensi untuk menjadi
sumber selulosa. Penting bagi selulosa untuk diekstraksi sebagai bahan baku
pembuatan serat bioplastik, yaitu COBER.

Universitas Indonesia
7

TINJAUAN PUSTAKA

Komposit adalah suatu jenis bahan baru hasil rekayasa yang terdiri dari
dua atau lebih bahan dimana sifat masing-masing bahan berbeda satu sama
lainnya baik itu sifat kimia maupun fisikanya dan tetap terpisah dalam hasil akhir
bahan (bahan komposit). Penyusun komposit umumnya terdiri dari dua fasa
yaitu matriks dan reinforcement atau filler. Matriks adalah fasa dalam komposit
yang mempunyai bagian atau volume terbesar (dominan). Matriks berfungsi
sebagai mentransfer tegangan ke serat, melindungi serat, dan membentuk ikatan
koheren. Sedangkan reinforcement sebagai penanggung beban utama pada
komposit. Syarat terbentuknya komposit yaitu adanya ikatan permukaan antara
matriks dan filler. Ikatan antar permukaan ini terjadi karena adanya gaya adhesi
dan kohesi. Dalam material komposit gaya adhesi-kohesi terjadi dalam tiga cara
utama, yaitu interlocking antar permukaan (ikatan yang terjadi karena kekasaran
bentuk permukaan partikel), gaya elektrostatis (ikatan yang terjadi karena adanya
gaya tarik-menarik antara atom yang bermuatan), dan gaya vanderwalls (ikatan
yang terjadi karena adanya pengutupan antar partikel).
Selulosa merupakan komponen utama penyusun dinding sel tanaman.
Kandungan selulosa pada dinding sel tanaman tingkat tinggi sekitar 35-50% dari
berat kering tanaman . Selulosa merupakan polimer glukosa dengan ikatan β-1,4
glukosida dalam rantai lurus. Bangun dasar selulosa berupa suatu selobiosa yaitu
dimer dari glukosa. Rantai panjang selulosa terhubung secara bersama melalui
ikatan hidrogen dan gaya van der Waals.
Selulosa terdapat dalam tumbuhan sebagai bahan pembentuk dinding sel
dan serat tumbuhan. Molekul selulosa merupakan mikrofibil dari glukosa yang
terikat satu dengan lainnya membentuk rantai polimer yang sangat panjang.
Adanya lignin serta hemiselulosa di sekeliling selulosa merupakan hambatan
utama untuk menghidrolisis selulosa.

Universitas Indonesia
8

Gambar 1. Struktur Selulosa


(Sumber: Oktaviani Pratama, 2021)
Tandan kosong kelapa sawit merupakan limbah utama berligniselulosa
yang belum termanfaatkan secara optimal dari industri pengolahan kelapa sawit.
Basis satu ton tandan buah segar akan dihasilkan minyak sawit kasar sebanyak
0,21 ton (21%) , minyak inti sawit sebanyak 0,05 ton (0,5%) dan sisanya
merupakan limbah dalam bentuk tandan kosong, serat dan cangkang biji yang
masing–masing sebanyak 0,23 ton (23%), 0,135 ton (13,5%) dan 0,055 ton
(5,5%).
Padahal tandan kosong kelapa sawit berpotensi untuk dikembangkan
menjadi barang yang lebih berguna, salah satunya menjadi bahan baku bioetanol.
Hal ini karena tandan kosong kelapa sawit banyak mengandung selulosa yang
dapat dihirolisis menjadi glukosa kemudian difermentasi menjadi bioetanol.
Kandungan selulosa yang cukup tinggi yaitu sebesar 45% menjadikan kelapa
sawit sebagai prioritas untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan
bioethanol.
Selama ini pengolahan/pemanfaatan TKKS masih sangat terbatas yaitu
dibakar dalam incinerator, ditimbun (open dumping), dijadikan mulsa di
perkebunan kelapa sawit, atau diolah menjadi kompos. Namun karena adanya
beberapa kendala seperti waktu pengomposan yang cukup lama sampai 6–12
bulan, fasilitas yang harus disediakan, dan biaya pengolahan TKKS tersebut.
Selain jumlah yang melimpah juga karena kandungan selulosa tandan kelapa
sawit yang cukup tinggi.

Universitas Indonesia
9

GAGASAN BARU

Gagasan baru kami adalah "COBER", yang merupakan singkatan dari


"composite fiber". Cober adalah serat bioplastik yang digunakan untuk melapisi
pagar. Serat ini membentuk lembaran dan tidak mudah retak (elastis). Komposit
yang ada di COBER terbuat dari matriks dan penguat. Matriks yang digunakan
sebagai konstituen COBER adalah gliserol yang berfungsi untuk melindungi serat.
Penguat yang digunakan pada COBER adalah selulosa dari serat tandan kosong
kelapa sawit, yang berfungsi sebagai pembawa utama beban pada komposit.
Penggunaan serat tandan kosong kelapa sawit dalam COBER dilakukan untuk
memanfaatkan limbah kelapa sawit, yang jumlahnya sangat besar karena jarang
diaplikasikan. COBER dapat dikategorikan sebagai serat yang ramah lingkungan,
karena bahannya berasal dari limbah tandan kosong kelapa sawit yang dicampur
dengan gliserol.
Serat bioplastik yang terbuat dari selulosa OPEFB (Oil Palm Empty Fruit
Bunches) atau tandan kosong kelapa sawit digunakan sebagai plastik untuk
kebutuhan rumah tangga yang lebih aman untuk digunakan, tidak berbahaya bagi
lingkungan dan memiliki daya tahan yang sangat baik terhadap varietas kondisi
cuaca, sehingga sangat cocok untuk digunakan di daerah beriklim tropis seperti
Indonesia.
Kami memilih untuk menggunakan limbah OPEFB sebagai bahan baku
serat karena OPEFB mengandung selulosa yang konsentrasinya tinggi, yang akan
menjadi penguat yang baik dalam komposit serat. Selain itu, produk ini akan
lebih ramah lingkungan karena terbuat dari limbah sehingga mudah didegradasi
oleh mikroorganisme.

Universitas Indonesia
10

URAIAN GAGASAN BARU

I. Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan adalah Oil Palm Empty Fruit Bunches
(OPEFB) atau tandan kosong kelapa sawit, gliserol, dan natrium
hidroksida.
 Tandan Kosong Kelapa Sawit (OPEFB)

Gambar 2. Tandan Kosong Kelapa Sawit


(sumber: tengbot.com, 2019)
Kami menggunakan tandan kosong kelapa sawit sebagai bahan
untuk COBER karena kami bertujuan untuk memanfaatkan limbah
tandan kosong kelapa sawit dengan mengekstraksi kandungan
selulosanya. Selulosa dari tandan kosong kelapa sawit diekstraksi
melalui proses delignifikasi. Konsentrasi selulosa yang tinggi
dalam tandan kosong kelapa sawit akan menjadi penguat yang baik
dalam komposit serat.
 Glycerol

Gambar 3. Gliserol
(Sumber : Handika Septian, 2018)
Gliserol dalam COBER digunakan sebagai matriks untuk
melindungi serat, dan berfungsi sebagai pelapis atau perekat.
Gliserol umumnya digunakan sebagai plasticizer, yang berfungsi
untuk meningkatkan elastisitas dengan mengurangi tingkat ikatan
hidrogen dan meningkatkan jarak antar molekul polimer. Semakin

Universitas Indonesia
11

banyak plasticizer yang digunakan, semakin meningkat


kelarutannya. Penggunaan plasticizer hidrofilik juga akan
meningkatkan kelarutannya dalam air. Gliserol memberikan
kelarutan yang lebih tinggi daripada sorbitol pada bioplastik
berbasis selulosa, karena juga merupakan plasticizer efektif yang
meningkatkan fleksibilitas serat bioplastik. Semakin banyak
gliserol ditambahkan, sifat kekuatan tarik akan lebih rendah, tetapi
jika gliserol ditambahkan terlalu sedikit, serat bioplastik yang
dihasilkan akan mudah retak atau menjadi kurang elastis.
 Natrium Hidroksida ( NaOH)

Gambar 4. Larutan Natrium Hidroksida


(Sumber : vinachemical.com, 2019)
Natrium Hidroksida (NaOH) digunakan untuk
mengekstraksi selulosa OPEFB melalui proses delignifikasi.
Natrium hidroksida mengikat lignin dan kotoran lainnya dalam
OPEFB, sehingga hanya selulosa yang tersisa. Senyawa natrium
hidroksida dapat merusak struktur lignin sehingga lignin larut
mengubah warna larutan menjadi hitam. Kerusakan senyawa lignin
oleh NaOH menyebabkan peningkatan konsentrasi selulosa dan
dapat dilihat melalui pengamatan visual warna yang lebih lembut
dan perubahan struktural. Kondisi optimum untuk ekstraksi
selulosa dari limbah OPEFB adalah dengan menggunakan NaOH
dengan konsentrasi 20%. Ini karena percobaan ini hanya mengukur
kadar selulosa total, yang terdiri dari alfa selulosa, beta selulosa,
dan gamma selulosa, yang berarti bahwa konsentrasi selulosa
tertinggi pada konsentrasi NaOH 20% bukanlah kondisi optimal
untuk mendapatkan konsentrasi selulosa alfa tinggi, tetapi hanya
untuk dapatkan konsentrasi selulosa yang tinggi.

Universitas Indonesia
12

II. Proses Pembuatan


Selulosa diproduksi dari tandan kosong kelapa sawit. Tandan
kosong kelapa sawit dicuci bersih, kemudian dikeringkan dalam oven dan
dipotong menjadi ukuran sekitar 3-5 cm. Serat tandan kosong kelapa
sawit ini kemudian di delignifikasi dengan menggunakan larutan NaOH
20% selama 3 jam pada 90 - 95ºC.

Gambar 5 Mekanisme pemutusan ikatan antara lignin


dan selulosa oleh nukleofil OH
(Sumber: Melinda Dwi Lestari, et al., 2018)

Kemudian, hasil yang terbentuk didinginkan dan disaring untuk


memisahkan selulosa dari NaOH dan komponen lain dari tandan kosong
kelapa sawit.

Universitas Indonesia
13

Gambar 6. Delignifikasi tandan kosong kelapa sawit


(Sumber: Dian Purwitasari Dewanti, 2018)

Proses selanjutnya adalah pemutihan, menggunakan larutan H2O2


10% selama 1,5 jam dengan suhu 80 - 90ºC. Selulosa diperoleh melalui
proses ini, yang bersih dan berwarna putih cerah. Warna putih cerah
menunjukkan bahwa pigmen dan lignin telah larut untuk mendapatkan
selulosa dengan kemurnian tinggi.

Gambar 7. Kondisi Fisik Selulosa selama Proses Pemutihan


(Sumber: Dian Purwitasari Dewanti, 2018

Selulosa yang diperoleh kemudian dicuci berulang kali


menggunakan air suling sampai mencapai pH netral (pH = 7). Pemanasan
kemudian dilakukan untuk menghilangkan sisa air dalam selulosa.

Universitas Indonesia
14

Gambar 8. Selulosa Tandan Kosong Kelapa Sawit


(Sumber: Dian Purwitasari Dewanti, 2018)
Selulosa kemudian dicampur dengan gliserol dan dipanaskan di
atas pemanas dengan suhu hingga 70°C. Kemudian, campuran dituangkan
ke dalam cetakan dan dikeringkan pada suhu kamar selama 24 jam.
Setelah dikeringkan selama 24 jam, serat bioplastik "COBER" akan selesai
dan satu-satunya langkah yang tersisa adalah menempatkan logo di ujung
kanan bawah produk (pengemasan).
III. Block Flow Diagram

Gambar 9. Block Flow Diagram Produk Gagasan Baru

Universitas Indonesia
15

IV. Pemasaran Produk


4.1 Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar kami adalah ibu rumah tangga, masyarakat, dan
distributor plastik biodegrable. Pertama, kami memilih ibu rumah tangga
sebagai pengguna kantong plastik untuk keperluan belanja ke pasar dan
keperluan lainnya. Kedua, kami melihat warga masyarakat sebagai
pengguna potensial produk kami. Terakhir, kami memilih distributor
platik biodegrable untuk memasarkan memperluas jaringan penjualan
kami sehingga produk lebih dikenal masyarakat luas dan mengumpulkan
dana untuk pengembangan produk kami. Produk ini dapat digunakan oleh
banyak orang karena ramah lingkungan, terjangkau, dan memenuhi
kebutuhan sehari-hari.
4.2 Promosi Produk
 Pasarkan produk melalui media sosial
Pemasaran produk melalui media sosial bisa dilakukan
di Facebook dan Instagram seperti itu adalah media yang banyak
digunakan oleh masyarakat sekitar dalam beberapa tahun terakhir.
 Jual produk melalui toko online
Penjualan online dapat dilakukan melalui platform seperti Shopee,
Bukalapak, dan Tokopedia. Ini bisa berhasil, karena kebanyakan orang
menganggap toko online sebagai alternatif yang lebih baik untuk
membeli barang karena kepraktisannya.
 Mencari distributor dan investor plastik biodegrable
Ini harus dilakukan untuk memperluas jaringan pemasaran produk
kami. Agar itu berhasil, kami hanya mempertimbangkan untuk
mencari investor setelah produk kami dikenal dan dipercaya oleh
masyarakat.
 Jual di toko swalayan (offline)
Ini harus dipertimbangkan karena toko swalayan memiliki potensi
besar sebagai salah satu distributor produk kami

Universitas Indonesia
16

4.3 Filosofi Logo

Gambar 10. Logo Produk


Di logo produk kami, ada gambar kelapa sawit sebagai pengganti
huruf "O". Ini karena kami menggunakan limbah tandan kosong kelapa
sawit sebagai bahan baku untuk inovasi produk kami. Latar belakang logo
COBER hijau melambangkan produk yang ramah lingkungan, karena
COBER ramah lingkungan dan tidak membahayakan lingkungan.

Universitas Indonesia
17

KESIMPULAN

Berdasarkan penjelasan di atas, orang dapat menyimpulkan tentang proyek ini dari
produk-produk inovasi kami:

Limbah tandan kosong kelapa sawit di Indonesia sebagian besar dihasilkan


dari proses pembuatan kelapa sawit dan mengandung selulosa konsentrasi tinggi
(33,25%). Karena konsentrasi selulosa yang tinggi, limbah tandan kosong kelapa
sawit (OPEFB) memiliki potensi yang baik untuk dijadikan bahan baku serat.
Produk serat kami disebut COBER, yang terbuat dari limbah tandan kosong
kelapa sawit (OPEFB) yang dicampur dengan gliserol. Ada beberapa tahap
pembuatan COBER, yaitu delignifikasi tandan kosong kelapa sawit sebesar 20%
NaOH, filtrasi, pemutihan, pengeringan, dan pencampuran dengan gliserol. Target
pasar COBER adalah ibu rumah tangga, masyarakat, dan distributor plastik
biodegrable. Kami bertujuan untuk mencapai target pasar tersebut melalui
pemasaran online dan offline.

Universitas Indonesia
18

REFERENSI

Aripin, S., Saing, B. and Kustiyah, E. (2017). STUDI PEMBUATAN BAHAN


ALTERNATIF PLASTIK BIODEGRADABLE DARI PATI UBI
JALAR DENGAN PLASTICIZER GLISEROL DENGAN METODE
MELT INTERCALATION. Jurnal Teknik Mesin, 6(2), p.18.
Dewanti, D. (2018). Potensi Selulosa dari Limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit
untuk Bahan Baku Bioplastik Ramah Lingkungan. Jurnal Teknologi
Lingkungan, 19(1), p.81.
Eprints.polsri.ac.id. (2019). [online] Available at:
http://eprints.polsri.ac.id/941/3/BAB%20II.pdf [Accessed 19 Maret.
2019].
Lestari, M.D., Sudarmin, dan Harjono. (2018). Ekstraksi Selulosa dari Limbah
Pengolahan Agar Menggunakan Larutan NaOH sebagai Prekusor
Bioetanol. Indonesian Journal of Chemical Science.
Pradana, M., Ardhyananta, H. and Farid, M. (2017). Pemisahan Selulosa dari
Lignin Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit dengan Proses Alkalisasi
untuk Penguat Bahan Komposit Penyerap Suara. Jurnal Teknik ITS, 6(2).
Sinaga, R., Ginting, G., Ginting, M. and Hasibuan, R. (2014). PENGARUH
PENAMBAHAN GLISEROLTERHADAP SIFAT KEKUATAN
TARIK DAN PEMANJANGAN SAAT PUTUS BIOPLASTIK DARI
PATI UMBI TALAS. Jurnal Teknik Kimia USU, 3(2), pp.19-24.
Vinachemical.com. (2019). giá Xút lỏng 20%|NaOH 20%|Nari Hydroxide 20% |
Công Ty TNHH Hóa Chất TRẦN GIA. [online] Available at:
http://www.vinachemical.com/product_detail.php?
item=20150818164129 [Accessed 19 Maret. 2019].

Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai