Anda di halaman 1dari 3

Produksi microbeads berbahan dasar tandan kosong kelapa sawit menggunakan metode

emulsifikasi membrane

Bab I
LATAR BELAKANG (DRAFT BENERIN DULU KATA KATANYA JELEK BANGET
TOLONG)
Microbeads merupakan jenis polimer sintetik yang berbentuk butiran-butiran halus dengan
diameter lebih besar dari 0.1 µm dan kurang dari 5 mm. microbeads biasanya terbuat dari partikel
kecil plastik polyethylene dan biasa digunakan dalam produk perawatan dan kecantikan sebagai
“gentle exfoliants”. Microbeads diproduksi secara masal dalam perawatan kulit, biasanya bisa
dijumpai dalam scrub atau pasta gigi, dimana fungsinya adalah meluruhkan sel-sel kulit mati
dengan membantu membuang lapisan teratas kulit.

Microbeads aman digunakan pada produk perawatan kulit karena sifatnya yang tidak terserap oleh
tubuh. Butiran-butiran ini akan meninggalkan kulit bersamaan dengan sel-sel kulit mati saat dibilas
dengan air. Walaupun demikian, microbeads yang dilepaskan ke lingkungan akan memberikan
dampak buruk pada lingkungan terutama ekosistem laut. Microbeads akan tersebar di laut dan
akan menimbulkan efek negatif jangka pendek maupun jangka panjang pada organisme laut.

Ukuran mikroplastik yang relatif sangat kecil dan banyak tersebar di lautan membuat sifatnya
ubiquitous dan bioavailability bagi organisme akuatik tinggi. Akibatnya mikroplastik dapat
termakan oleh biota laut (Li et al., 2016). Dengan ukurannya yang sangat kecil, mikroplastik dapat
masuk dan tercerna di dalam tubuh biota laut seperti ikan dan bivalvia, akibatnya polutan ini dapat
masuk dalam sistem rantai makanan (aquatic food chain). Bahan plastik juga sulit terdegradasi
dan membutuhkan waktu sekitar 100sampai 500 tahun untuk terdekomposisi secara sempurna.
Dengan demikian keberadaan mikroplastik ini di dalam biota laut yang biasa dikonsumsi dapat
memberikan resiko gangguan pencernaan bagi manusia.

Untuk meminimalisir dampak negatif penggunaan plastik bagi lingkungan dan manusia,
digunakan allternatif yaitu bioplastik. Bioplastik yang berasal dari selulosa memiliki sifat
biodegradable dan mudah terurai sampai 67% dalam kurun waktu sekitar dua sampai tiga minggu
pada media sludge aktif pengolahan air limbah.

Salah satu bahan yang dapat dimanfaatkan untuk mmebuat bioplastik adalah tandan kosong kelapa
sawit. Berdasarkan data BPS tahun 2015, produksi kelapa sawit di Indonesia mencapai 31,07 juta
ton per tahun. Sebesar 23% dari total produksi kelapa sawit tersebut merupakan Tandan Kosong
Kelapa Sawit (TKKS). 10% dari total produksi TKKS dimanfaatkan sebagai bahan bakar boiler
dan kompos. Selain itu bentuk pemanfaatan TKTS yang dapat dilakukan adalah dengan
mengekstraksi selulosa sebagai bahan baku bioplastik ramah lingkungan. Hal ini akan membantu
permasalahan lingkungan yang ditimbulkan oleh kelapa sawit dan pemakaian plastik sudah sangat
banyak. Kandungan selulosa dalam TKKS sebesar 30-40% berat.

RUMUSAN MASALAH

1. Proses produksi microbeads dari tandan kosong kelapa sawit.


2. Penanganan produk sampingan microbeads berupa zat sisa non-selulosa yang dihasilkan.

MANFAAT PENELITIAN

1. Mengetahui proses ekstraksi selulosa dari tandan kosong kelapa sawit.


2. Mengetahui pemanfaatan selulosa dari tandan kosong kelapa sawit sebagai bioplastik.
3. Meningkatkan kreativitas masyarakat dalam memanfaatkan tandan kosong kelapa sawit
demi menyelesaikan permasalahan lingkungan akibat kelapa sawit dan pemakaian plastik.
4. Meningkatkan nilai perekonomian masyarakat dengan mengolah limbah kelapa sawit.
BAB II

Selulosa menjadi penting untuk diekstraksi sebagai bahan baku pembuatan bioplastik karena pemakaian
plastik yang semakin besar akan menyebabkan pencemaran lingkungan. Bahan plastik akan mengganggu
kesehatan manusia dan mencemari lingkungan karena plastik mempunyai sifat sulit terdegradasi dan
membutuhkan waktu 100 hingga 500 tahun hingga dapat terdekomposisi dengan sempurna. Sedangkan
bioplastik dari selulosa memilki sifat biodegradable dan dapat terurai hingga 67% dalam waktu 2 - 3
minggu pada media sludge aktif pengolahan air limbah (5) .

It is expected that microbeads present in personal care products applied to the skin are not absorbed by
the body but rather rinsed off or leave the body when epidermal cells are sloughed off, and ultimately
released to the environment (UNEP, 2015; Leslie, 2014; SNY, 2014).

Walau banyak klaim aman untuk kulit, microbeads memberikan dampak buruk bagi lingkungan,
terutama ekosistem laut.

Microbeads are synthetic polymer particles that, at the time of their manufacture, are greater than 0.1
µm and less than or equal to 5 mm in size, which can vary in chemical composition, size, shape, density,
and function. Microbeads are manufactured for specific purposes, including for use in personal care
products (such as scrubs, bath products, facial cleaners, toothpastes). They may also be used in other
consumer uses including cleaning products and printer toners and in industrial products such as abrasive
media (e.g., plastic blasting), industry (e.g., oil and gas exploration, textile printing, and automotive
molding), other plastic products (anti-slip, anti-blocking applications) and medical applications.
Microbeads from ‘down the drain’ products will likely be released into the aquatic environment after
wastewater treatment. Studies have shown that microplastics, including microbeads, are present in the
environment and that they can reside in the environment for a long time. Microbeads have been shown
to elicit both short and long-term effects in laboratory organisms.

https://journal.sociolla.com/bjglossary/microbeads

Anda mungkin juga menyukai