Anda di halaman 1dari 12

TUGAS

SINTESIS BIOPLASTIC DARI SELULOSA ASETAT TANDAN KOSONG


KELAPA SAWIT

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Sumber Daya Alam II


Dosen Pengampu:
Ir. Gusnawati., S.T., M.T

Oleh :
Kelompok 5
Novitasari 09220220004
Edi Rahman Hadi 09220220026
Yusnimel 09220220035

KELAS C1
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

TAHUN 2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan tugas ini tepat waktu tanpa ada
halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Ibu Ir. Gusnawati., S.T., M.T
sebagai dosen pengampu mata kuliah Sumber Daya Alam II yang telah membantu
memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan tugas ini. Kami menyadari
bahwa dalam penyusunan tugas ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan
kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran untuk
menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua
pihak yang membutuhkan.

Makassar, 28 Februari 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................... 1


KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................... iii
BAB I ............................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2 Tujuan Penelitian ......................................................................................... 2
BAB 2 ........................................................................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................................. 3
2.1 Limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit ....................................................... 3
2.2 Selulosa Asetat ............................................................................................ 3
2.3 Plastik .......................................................................................................... 4
2.3 Bioplastik .................................................................................................... 5
BAB 3 ........................................................................................................................... 6
PROSEDUR PENELITIAN ....................................................................................... 6
3.1 Alat dan Bahan ............................................................................................ 6
3.2 Prosedur Penelitian...................................................................................... 6
3.2.1 Identifikasi Gugus Fungsi .................................................................. 7
3.2.2 Uji Kuat Tarik .................................................................................... 7
3.2.3 Uji Degradasi Massa .......................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Plastik merupakan bahan baku yang sering digunakan dan mudah
ditemukan dan umum dalam kehidupan sehari-hari manusia. Plastik biasa
digunakan maupun dimanfaatkan sebagai kantong belanja, untuk peralatan
makan dan minum, kemasan pada makanan, minuman dan masih banyak lagi.
Plastik sering kali digunakan karena dianggap lebih murah dan ringan. Saat ini,
mayoritas material plastik diproduksi dari minyak bumi yang tidak dapat
terdegradasi atau terurai dengan baik di alam. Hal ini dapat menyebabkan dampak
buruk pada lingkungan dan juga dapat menyebabkan pencemaran. Penggunaan
plastik konvensional akan terus meningkat sepanjang tahun sehingga dapat
menimbulkan permasalahan lingkungan dikarenakan jenis plastik polimer
sintetik (non-degradable) yakni sulit untuk didaur ulang dan juga sulit untuk
dapat terurai oleh mikroorganisme. (Permadani and Silvia, 2022)
Alternatif pengganti plastik konvensional yang sedang digencarkan saat ini
adalah jenis plastik biodegradable (bioplastik). Plastik biodegradable terbuat dari
material yang dapat diperbaharui, yaitu senyawa-senyawa yang terdapat dalam
tanaman seperti pati, selulosa, kolagen, kasein protein atau senyawa lipid yang
terdapat pada hewan.(Amin, Faizal and Fadarina, 2022)
Selulosa merupakan salah satu senyawa yang sangat melimpah dan banyak
ditemukan di alam, senyawa ini dapat ditemukan pada limbah padat tandan
kosong kelapa sawit yang dihasilkan dari industri pengolahan minyak sawit.
Selulosa asetat adalah salah satu makromolekul turunan dari selulosa yang
merupakan jenis polimer alam yang memiliki struktur mikrofibril terorganisir.
Selulosa asetat memiliki kualitas sangat baik dengan transparansi baik, kekuatan
tarik, tahan panas, daya serap air rendah dan juga mudah untuk dapat
terbiodegradasi atau mudah terurai pada tanah. (Amin, Faizal and Fadarina, 2022)
1
1.2 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui kandungan selulosa asetat pada Tandan Kosong Kelapa Sawit
(TKKS).
2. Mengetahui proses Sintesis Bioplastic dari Selulosa Asetat Tandan Kosong
Kelapa Sawit (TKKS).

2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit
Limbah adalah produk samping dari aktivitas makhluk hidup. Limbah
sering menimbulkan permasalahan lingkungan hidup yang serius dan akhir-akhir
ini menjadi pusat perhatian oleh pemerintah karena dampak negatif yang
ditimbulkannya. Terlepas dari banyaknya efek negatif yang ditimbulkannya,
limbah juga memiliki banyak manfaat yang apabila diolah dengan cara yang baik
maka akan bernilai ekonomis tinggi.(Kurniawan, Asril and Ningsih, 2019)
Tandan kosong kelapa sawit merupakan limbah utama dari industri
pengolahan kelapa sawit menjadi minyak sawit yang jumlahnya sangat banyak
yaitu 1,9 juta ton berat kering atau setara dengan 4 juta ton berat basah pertahun.
PT Perkebunan Nusantara II (PTPN II) menghasilkan limbah TKKS sebanyak
1350 ton pertahun. Untuk mengatasi penumpukan limbah padat tandan kosong
kelapa sawit perlu dilakukan penanganan salah satunya yaitu dengan
menggunakan teknologi daur ulang limbah padat menjadi bioplastik sebagai
alternatif untuk mengurangi pencemaran yang ada pada lingkungan saat ini.
(Siahaan and Darianto, 2020)
Adapun kandungan kimia yang terdapat di dalam tandan kosong kelapa
sawit yaitu, lignin 22,60%; pentosan 25,90%; selulosa 45,80%; holoselulosa
71,88%; abu 1,6%; pektin 12,85%. (M Roganda L Lumban Gaol et al., 2013)
2.2 Selulosa Asetat
Selulosa merupakan biopolimer alami yang sangat berlimpah di alam.
Selulosa merupakan polimer rantai lurus dari ratusan hingga puluhan ribu ikatan
glikosida β-(1,4) unit D-glukosa, yang menyebabkan molekul-molekul selulosa
membentuk rantai yang saling bersisian, kokoh, dan lurus. Selulosa tidak larut
dalam air dan pelarut-pelarut umum, karena memiliki ikatan hidrogen yang kuat,
baik intramolekul maupun antarmolekul. Sebab itu, telah dilakukan modifikasi

3
struktur selulosa supaya larut dalam air dan pelarut lainnya, sehingga turunannya
banyak diaplikasikan dalam berbagai bidang yang sesuai.
Selulosa asetat adalah selulosa yang gugus hidroksilnya diganti oleh gugus
asetil. Selulosa asetat berbentuk padatan putih, tak beracun, tak berasa, dan tak
berbau. Selulosa asetat mempunyai nilai komersial yang tinggi karena memiliki
karakteristik fisik dan optik yang baik, sehingga banyak digunakan sebagai serat
untuk tekstil, filter rokok, plastik, film fotografi, lak, pelapis kertas, dan
membran. Di samping itu, CA mempunyai daya tarik yang tinggi karena sifatnya
yang biodegradable sehingga ramah lingkungan .Reaksi umum pembentukan
selulosa asetat dapat ditunjukkan pada gambar 1 : (Souhoka and Latupeirissa,
2018)

Gambar 1. Reaksi Umum Pembentukan Selulosa Asetat


2.3 Plastik
Plastik merupakan salah satu polimer sintesis yang banyak digunakan karena
memiliki sifat yang stabil, tahan air, ringan, transparan, ringan, fleksibel, dan kuat,
namun tidak mudah diuraikan oleh mikroorganisme. Penguraian sampah plastik
dengan pembakaran akan menghasilkan senyawa dioksin yang berbahaya bagi
Kesehatan. Penggunaan plastik sebagai bahan pengemas menghadapi berbagai
persoalan lingkungan, yaitu sulitnya didaur ulang, dan tidak dapat diuraikan secara
alami oleh mikroba di dalam tanah, sehingga terjadi penumpukan sampah plastik
yang menyebabkan pencemaran dan kerusakan lingkungan. Seperti diketahui,
plastik konvensional butuh 500 – 1000 tahun untuk terurai dalam tanah. Sulitnya

4
penguraian ini membuat sampah plastik semakin menumpuk dan menyebabkan
pencemaran serta kerusakan pada lingkungan. Untuk menyelamatkan lingkungan
dari bahaya plastik, saat ini telah dikembangkan bioplastik, artinya plastik yang
dapat diuraikan kembali oleh mikroorganisme secara alami menjadi senyawa yang
ramah lingkungan yang berasal dari selulosa. (Sinaga et al., 2014)
2.3 Bioplastik
Bioplastik merupakan plastik yang dapat digunakan layaknya seperti plastik
konvensional, namun akan hancur terurai oleh aktivitas mikroorganisme menjadi
hasil akhir air dan gas karbondioksida setelah habis terpakai dan dibuang ke
lingkungan. Karena sifatnya yang dapat kembali ke alam, bioplastik termasuk
bahan plastik yang ramah terhadap lingkungan. Bahan yang digunakan kali ini
dalam sintesis bioplastiklimbah tandan kosong kelapa sawit. (Sinaga et al., 2014)

5
BAB 3
PROSEDUR PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan


Pada penelitian ini, alat-alat yang digunakan yaitu gelas piala 250 ml. dan
600 ml, petri dish, magnetic stirrer, hot plate stirrer, batang pengaduk, spatula
laboratorium, gelas ukur, pipet ukur, piper filler, termometer, kertas saring,
seperangkat alat vakum Buchner, oven, dan neraca analitis. Bahan-bahan yang
digunakan yaitu TKKS, pati (tepung kanji), akuades, sorbitol merk Himedia,
asam oleat (teknis), natrium hidroksida (NaOH) merk Merck, hidrogen (H 2O 2)
merk Merck, dan asam asetat (CH2COOH).

3.2 Prosedur Penelitian


Proses pembuatan bioplastik dari selulosa terdiri dari dua tahap, yaitu: (1)
Isolasi Selulosa dari TKKS dan (2) pembuatan bioplastik yang merujuk pada
jurnal Dewanti, 2018. Proses isolasi selulosa diawali dengan mencuci dan
mengeringkan serabut TKKS kemudian memotongnya menjadi ukuran 2-3 cm.
Selanjutnya, serabut TKKS di delignifikasi selama 3 jam dengan suhu 70-80°C
dalam larutan NaOH 12% (/v). Setelah itu, dilakukan penyaringan dan pencucian
hingga pH netral. Proses lanjutan dari isolasi selulosa ini adalah proses bleaching
dengan menggunakan larutan H,O, 10 % (b/v) selama 1,5 jam pada suhu 70-80°C.
Setelah bleaching selesai, TKKS dicuci bersih lalu dikeringkan dalam oven.
Pembuatan bioplastik diawali dengan merendam selulosa dalam asam asetat 10%
(v/v) selama 2 jam pada suhu 60-90 °C. Proses ini bertujuan memodifikasi
selulosa agar seratnya menjadi halus dan berwarna bening. Setelah itu selulosa
difiltrasi dan dicuci hingga bersih lalu dikeringkan dalam oven. Selanjutnya pati
dan selulosa kering dibuat dengan perbandingan massa pati dengan selulosa
kering (1,5: 1). Plasticizer ditambahkan sesuai jenis dan konsentrasinya, yaitu
gliserol 10%, 30%, dan 50%, asam oleat 10%, 30% dan 50%, dan sorbitol 10%,
30% dan 50%, ke dalam larutan pati dan selulosa, Larutan ini lalu diaduk dan
6
dipanaskan selama 10-15 menit dengan suhu 180 °C hingga mengental dan
berwarna bening. Larutan bioplastik ini kemudian dicetak di cawan petri dan
dikeringkan dalam oven hingga terbentuk lembaran hioplastik. Karakterisasi
dilakukan dengan beberapa cara, (1) identifikasi gugus fungsi (2) uji kuat tarik
dan (3) uji degradasi.
3.2.1 Identifikasi Gugus Fungsi
Identifikasi ini dilakukan untuk mengetahui gugus fungsi yang
terdapat dalam bioplastik menggunakkan FTIR (Fourier Transform Infra
Red) tipe Perkin Elmer Spectrum Version 10.
3.2.2 Uji Kuat Tarik
Uji ini dilakukan dengan menggunakan alat untuk menjepit bioplastik
pada bagian atas dan bawahnya. Dimana pada bagian atas bioplastik dijepit
dan digantungkan pada sebuah meja yang tinggi kemudian dibagian bawah
bioplastik dijepit dan diberi beban berupa pasir. Penambahan massa pasir
dilakukan setiap 1 menit dengan berat 40 gram. Untuk skema
alat pengujian dapat Apabila dilihat secara visual pada Gambar 4 dan grafik
pada Gambar 6, maka dapat dilihat bahwa bioplastik dengan penambahan
sorbitol 30% lebih elastis dan mampu menahan beban yang lebih besar
dibandingkan dengan penambahan plasticizer 10% dan 50%.
3.2.3 Uji Degradasi Massa
Dari hasil degradasi diperoleh persentase degradasi massa
bioplastik yang dihitung berdasarkan persamaan % Degradasi Massa.
Diperoleh hasil terbesar hingga terkecil secara berturut-turut yaitu
persentase degradasi massa bioplastik dengan sorbitol 10% sebesar 67,7%,
persentase degradasi massa hioplastik dengan sorbitol 50% sebesar 59,2%,
dan persentase degradasi massa bioplastik dengan sorbitol 30% sebesar
58,7%. Dari karakterisasi FTIR diketahui bahwa terdapat gugus hidroksida
O-H dan ester C-O, adanya gugus tersebut menunjukkan bioplastik dapat
terdegradasi di dalam tanah Pada bioplastik dengan konsentrasi sorbitol

7
10% memiliki pengurangan massa yang besar selama degradasi, hal ini
dikarenakan kurangnya homogenitas sorbitol dengan selulosa dan pati yang
ditunjukkan dengan masih tampaknya serat selulosa di bioplastik.
Berdasarkan hal tersebut, mengakibatkan bioplastik dengan sorbitol 10%
lebih mudah terdegradasi. Bioplastik dengan sorbitol 30% memiliki nilai
pengurangan massa yang paling kecil dibanding dengan bioplastik dengan
konsentrasi yang lain, hal ini disebabkan karena homogenitasnya baik
sehingga sulit diuraikan komponennya di dalam tanah. Homogenitas yang
baik pada bioplastik dengan 30% sorbitol dimana serat selulosanya sudah
tidak tampak secara jelas di bioplastik.

8
DAFTAR PUSTAKA
Amin, J.M., Faizal, M. and Fadarina (2022) ‘Sintesis dan Karakterisasi Selulosa
Asetat dari Tanda Kosong Kelapa Sawit sebagai Bahan Baku Bioplastik’,
Kinetika, 13(2), pp. 17–23.
Kurniawan, E., Asril, A. and Ningsih, J.R. (2019) ‘Sintesis dan Karakterisasi Kalsium
Oksida dari Limbah Cangkang Bekicot (Achatina fulica)’, Jambura Journal of
Chemistry, 1(2), pp. 50–54.
M Roganda L Lumban Gaol et al. (2013) ‘Pembuatan Selulosa Asetat Dari Α -
Selulosa Tandan Kosong Kelapa Sawit’, Jurnal Teknik Kimia USU, 2(3), pp.
33–39.
Permadani, R.L. and Silvia, S. (2022) ‘Sintesis Bioplastik Dari Selulosa Asetat
Tandan Kosong Kelapa Sawit: Sebuah Kajian’, Jurnal Integrasi Proses, 11(2),
p. 47.
Siahaan, M.Y.R. and Darianto, D. (2020) ‘Karakteristik Koefisien Serap Suara
Material Concrete Foam Dicampur Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS)
dengan Metode Impedance Tube’, Journal of Mechanical Engineering
Manufactures Materials and Energy, 4(1), pp. 85–93.
Sinaga, R.F. et al. (2014) ‘Pengaruh Penambahan Gliserol terhadap Sifat Kekuatan
Tarik Dan Pemanjangan Saat Putus Bioplastik Dari Pati Umbi Talas’, Jurnal
Teknik Kimia USU, 3(2), pp. 19–24.
Souhoka, F.A. and Latupeirissa, J. (2018) ‘Sintesis dan Karakterisasi Selulosa Asetat
(CA)’, Indo. J. Chem. Res., 5(2), pp. 58–62.

Anda mungkin juga menyukai