DESAIN PENELITIAN
Desain penelitian / rancangan penelitian adalah suatu rencana tentang cara mengumpulkan
dan mengolah data agar dapat dilaksanakan untuk mencapai tujuan penelitian. Yang termasuk
rancangan penelitian adalah: jenis penelitian, populasi, sample, sampling, instrumen
penelitian, cara pengumpulan data, cara pengolahan data, perlu tidak mengunakan statistik, serta
cara mengambil kesimpulan.
3. Penelitian Kohort
Adalah rancangan penelitian epidemiologi analitik observasional yang mempelajari
hubungan antara paparan dan penyakit, dengan cara membandingkan kelompok terpapar
dan kelompok tidak terpapar berdasarkan status penyakit.
Studi kohort adalah rancangan studi yang mempelajari hubungan antara paparan dan
penyakit, dengan cara membandingkan kelompok terpapar (faktor penelitian) dan
kelompok tidak terpapar berdasarkan status paparannya. Ciri-ciri studi kohort adalah
pemilihan subjek berdasarkan status paparannya, dan kemudian dilakukan pengamatan
dan pencatatan apakah subjek dalam perkembangannya mengalami penyakit atau tidak.
Pada saat mengidentifikasi status paparan semua subjek harus bebas dari penyakit yang
diteliti. Studi kohort disebut juga studi follow-up (kleinbaum et al., 1982; Rothman,
1986), sebab kohort diikuti dalam suatu periode untuk diamati perkembang penyakit
yang dialaminya.
Ciri-ciri Penelitian Kohort:
1. Bersifat observasional
2. Pengamatan dilakukan dari sebab ke akibat
3. Disebut sebagai studi insidens
4. Terdapat kelompok kontrol
5. Terdapat hipotesis spesifik
6. Dapat bersifat prospektif ataupun retrospektif
7. Untuk kohor retrospektif, sumber datanya menggunakan data sekunder
Kelebihan Penelitian Kohort:
1. Kesesuaian dengan logika normal dalam membuat inferensi kausal
2. Dapat menghitung laju insidensi, sesuatu hal yang hampir tidak mungkin dilakukan
pada studi case control, sehingga perhitungan rasio laju insidensi harus didekati
dengan rasio odds
3. Untuk meneliti paparan langka. Dalam hal ini rancangan yang efisien adalah
memilih subjek berdasarkan status paparan, untuk memastikan diperolehnya ukuran
sampel yang cukup untuk menguji hipotesis
4. Dapat mempelajari beberapa akibat dari suatu paparan
5. Studi kohort memungkinkan peneliti mempelajari jumlah efek secara serentak
6. Studi kohort adalah kesesuainnya dengan logika studi eksperimental dalam
membuat inferensi kausal yaitu penelitian dimulai dengan menentukan faktor
penyebab diikuti dengan akibat. Karena pada saat dimulai penelitian telah
dipastikan bahwa semua subjek tidak berpenyakit
Kekurangan Penelitian Kohort:
1. Lebih mahal dan butuh waktu lama
2. Pada kohort retrospektif, butuh data sekunder yang lengkap dan handal
3. Tidak efisien dan tidak praktis untuk kasus penyakit langka
4. Risiko untuk hilangnya subyek selama penelitian, karena migrasi, partisipasi rendah
atau meninggal
5. Karena faktor penelitian sudah ditentukan terlebih duhulu pada awal penelitian,
maka studi kohort tidak cocok untuk merumuskan hipotesis tentang faktor-faktor
etiologi lainnya untuk penyakit itu, tatkala penelitian berlangsung
Langkah-langkah Penelitian Kohort:
1. Merumuskan pertanyaan penelitian.
2. Penetapan populasi kohort.
3. Penetapan Besarnya sampel.
4. Pencarian sumber keterpaparan.
5. Pengidentifikasian subyek.
6. Memilih kelompok control.
7. Pengamatan hasil luaran.
8. Perhitungan hasil penelitian.
Contoh:
Di dalam suatu populasi ingin diteliti apakah orang obesitas menyebabkan hipertensi.
Jika dalam 1 populasi terdapat 1000 penduduk. Kemudian dari populasi tersebut
ditentukan kelompok yang obesitas dan kelompok yang tidak obesitas. Dari masing-
masing kelompok diikuti selama 1 tahun ke depan. Kemungkinannya, pada kelompok
obesitas bisa ditemukan hipertensi dan tidak hipertensi, pada kelompok tidak obesitas
juga dapat ditemukan hipertensi dan tidak hipertensi.
Skema Penelitian Kohort: