Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS KUALITAS HIDUP DAN PENURUNUNAN

PRODUKTIVITAS TENAGA KESEHATAN YANG


MENJALANI SOCIAL DISTANCING SELAMA PANDEMI
COVID-19
N. Qurrotu’ Ainii, Ingenida Hadning
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Indonesia

Korespondensi: N. Qurrotu’ Ainii


(n.qurrotuaini.fkik17@mail.umy.ac.id)

ABSTRAK

Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) pertama kali dilaporkan di Wuhan, China, dan menyebar keseluruh dunia, temasuk
Indonesia. Social Distancing adala salah satu langkah dalam kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang
diputuskan oleh pemerintah untuk mencegah penyebaran COVID-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas
hidup dan penurunan produktivitas tenaga kesehatan yang menjalani Social Distancing. Penelitian ini dilakukan dengan
metode observasional non-eksperimental dengan teknik cross sectional dan analisis farmakoekonomi cost analysis serta
teknik total sampling selama 30 hari. Sampel dalam penelitian ini adalah tenaga kesehatan yang menjalani social distancing,
berjumlah 184 responden yang terdiri dari 114 perempuan dan 70 laki-laki. Responden dengan usia 18-25 tahun berjumlah
82, usia 26-45 tahun berjumlah 90, dan usia 46-65 tahun berjumlah 12. Mayoritas responden menjalani social distancing
selama 13-16 minggu. Kualitas hidup dianalisis deskriptif dengan instrumen WHOQOL-BREF dengan menghitung rata-rata
transformed score setiap domain dan didapatkan hasil analisis kualitas hidup domain kesehatan fisik adalah baik
(63,18±10,62), domain kesehatan psikologis adalah baik (60,33±15,44), domain hubungan sosial adalah sedang
(51,57±17,61), dan domain lingkungan adalah sedang (57,28±12,48). Penurunan produktivitas dianalisis deskriptif dengan
menghitung rata-rata dari setiap variabel, kemudian dilakukan perbandingan rata-rata dari variabel pemasukan dan variabel
pengeluaran. Hasil analisis produktivitas menunjukkan tenaga kesehatan mengalami penurunan pemasukan dengan rata-rata
Rp1.106.793±2.473.370 secara bermakna (sig p=0,000) dan kenaikan pengeluaran dengan rata-rata Rp1.144.701±1.841.336
secara bermakna (p=0,000).

Kata kunci: WHOQOL-BREF, analisis farmakoekonomi, indirect cost, coronavirus disease 2019

1. PENDAHULUAN

Coronavirus Disease (COVID-19) adalah penyakit pernapasan yang disebabkan oleh virus
Severe Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2)[1]. Virus ini dapat ditularkan dari
manusia ke manusia lainnya secara agresif melalui droplet yang dikeluarkan saat batuk maupun
bersin[2]. Pada manusia, SARS-CoV-2 menginfeksi saluran pernapasan, terutama pada sel-sel yang
melapisi alveoli[3]. Kasus COVID-19 pertama dilaporkan di Wuhan, Provinsi Hubei, China.
Menurut laporan, terdapat 5 pasien yang dirawat dengan SARS, kemudian penyakit ini menyebar
ke berbagai negara lainnya[1]. Beberapa faktor risiko lain yang ditetapkan oleh Centers for Disease
Control and Prevention adalah kontak erat, termasuk tinggal satu rumah dengan pasien COVID-19,
dan riwayat perjalanan ke dan dari area terjangkit. Berada dalam satu lingkungan namun tidak
kontak dekat (dalam radius 2 meter) dianggap sebagai risiko rendah[4]. Tenaga medis merupakan
salah satu populasi yang berisiko tinggi tertular[5]. Manifestasi klinis pada pasien COVID-19
memiliki spektrum yang luas, mulai dari asimtomatik, gejala ringan, pneumonia, pneumonia berat,
ARDS, sepsis, hingga syok sepsis[5].

The 1st UMYGRACE 2020


Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Undergraduate Conference
Natural Sciences, Technology and Engineering |1
Di Indonesia, pemerintah menetapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)
untuk mencegah penyebaran COVID-19, dimana salah satu penerapannya adalah social distancing.
Social distancing adalah istilah yang diterapkan untuk tindakan tertentu untuk menghentikan atau
memperlambat penyebaran penyakit yang sangat menular. Langkah-langkah social distancing
meliputi : membatasi sekelompok besar orang yang datang bersama, menutup bangunan, dan
membatalkan acara[6]. Implementasi social distancing cukup menjadi tantangan karena harus
dilaksanakan hingga masa pandemi benar-benar berakhir atau ditemukan vaksin khusus. Jika
kepatuhan pada strategi ini tinggi, maka epidemi komunitas dapat dihindari. Akan tetapi, jika
komunitas tidak patuh atau tidak melaksanakan strategi ini, maka penyebaran influenza akan terus
terjadi dan memperlama masa pandemi[7].

Kualitas hidup adalah persepsi individu dari posisi mereka dalam kehidupan terkait konteks
budaya dan sistem nilai dimana mereka hidup, yang berkaitan dengan tujuan, harapan, standar dan
perhatian[8]. World Health Organization Quality of Life (WHOQOL) membuat sebuah instrument
WHOQOL–BREF dimana terdapat 4 aspek dimensi kualitas hidup yaitu kesehatan fisik, kesehatan
psikologis, hubungan sosial, dan lingkungan yang digunakan sebagai alat pengukuran kualitas
hidup yang berisi 26 item pertanyaan[9]. Social distancing dinilai dapat memicu depresi dan
kegelisahan (feeling blue), hal ini dapat ditemui pada orang-orang yang kehilangan kebebasan,
terpisah dari orang tersayang, serta kehilangan pekerjaan. Adanya pembatasan ini menyebabkan
muncul rasa bosan, frustasi, suasana hati yang buruk dan berpotensi depresi. Feeling blue muncul
dari rasa takut akan penularan dan tidak jelasnya pedoman social distancing serta tidak jelasnya
sumber informasi yang tersebar di media sosial[10].

Social distancing memberikan dampak terhadap kesehatan mental dan perekonomian.


Apabila perekonomian tidak berjalan semestinya, maka akan mempengaruhi tingkat produktivitas
dimana akan berpengaruh pada neraca keseimbangan antara pemasukan maupun pengeluaran[11].
Penurunan produktivitas dalam analisis farmakoekonomi termasuk dalam klasifikasi biaya tidak
langsung (indirect cost). Indirect Cost adalah biaya dari masyarakan secara menyeluruh, termasuk
hilangnya pendapatan, hilangnya produktivitas, hilangnya waktu luang, biaya perjalanan, dan
lainnya[12].

Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kualitas
hidup dan rata-rata indirect cost berupa penurunan produktivitas tenaga kesehatan yang menjalani
social distancing sebagai tindakan pencegahan penyebaran COVID-19.

2. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

2.1. Sampel Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni hingga Agustus 2020 dengan penyebaran
e-kuisioner selama 30 hari di seluruh Indonesia melalui media sosial. Populasi dalam
penelitian ini adalah tenaga kesehatan yang menjalani social distancing sebagai tindakan
pencegahan penyebaran COVID-19. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah
total sampling.

Total responden dalam penelitian ini berjumlah 184 tenaga kesehatan dari seluruh
wilayah Indonesia. Distribusi karakteristik responden ditampilkan dalam tabel 1.

Tabel 1. Distribusi Karakteristik Responen


No Karakteristik Jumlah %
1 Jenis Kelamin Laki-laki 70 38,04
Perempuan 114 61,96
2 Usia 18-25 tahun 82 44,57
26-45 tahun 90 48,91
46-65 tahun 12 6,52
The 1st UMYGRACE 2020
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Undergraduate Conference
Natural Sciences, Technology and Engineering |2
3 Durasi menjalani social distancing < 2 minggu 2 1,09
2-4 minggu 4 2,17
5-8 minggu 21 11,41
9-12 minggu 47 25,54
13-16 minggu 59 32,07
> 16 minggu 51 27,71
Total 184 100,00

2.2. Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian observasional non-eksperimental


dengan teknik pendekatan cross sectional. Untuk pengambilan data biaya produktivitas,
digunakan analisis farmakoekonomi dengan metode cost analysis indirect cost menurut
perspektif societal. Penelitian dilakukan dengan menggunakan aplikasi olah data statistik
SPSS for Windows version 20.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner WHOQOL-BREF


untuk menganalisis kualitas hidup dan kuisioner produktivitas yang dikembangkan oleh
peneliti berdasarkan prinsip indirect cost dalam analisis farmakoekonomi.

2.3. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dilakukan untuk mengukur kesahihan suatu tes[13]. Sedangkan uji
reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsisten alat ukur, dimana alat ukur tersebut
memiliki kemampuan relatif konsisten jika pengukuran tersebut diulang[14]. Uji validitas
dan reliabilitas instrumen penelitian dilakukan pada responden secara acak sesuai dengan
syarat minimal uji validitas sejumlah 30 responden[13].

Uji validitas dilakukan dengan menggunakan uji Bivariate Pearson dari setiap item
pertanyaan dan membandingkan hasil nilai rhitung dan rtabel. Jika nilai rhitung > rtabel, maka item
pertanyaan dianggap valid. Sedangkan uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan
metode uji Cronbach’s Alpha yang dilakukan pada seluruh item pertanyaan sekaligus. Uji
relibilitas dilakukan dengan membandingkan nilai αhitung dan αtabel. Jika nilai αhitung > αtabel,
maka seluruh item pertanyaan dianggap reliabel.

2.4. Analisis Kualitas Hidup

Analisis kualitas hidup dilakukan dengan mengukur skor setiap item pertanyaan yang
berupa skala Likert, dimana jumlah pertanyaan dalam kuisioner WHOQOL adalah 26
pertanyaan yang terdiri dari 4 domain kesehatan, yaitu kesehatan fisik, kesehatan psikologis,
kesehatan hubungan sosial, dan kesehatan lingkungan. Pada masing-masing responden,
dilakukan perhitungan raw score dari setiap dimensi dan dilakukan transformasi skor sesuai
dengan pedoman penggunaan WHOQOL-BREF. Kemudian dihitung mean transformed
score dari setiap domain dari seluruh responden dan dilakukan intepretasi. Untuk
mengintepretasi mean transformed score digunakan tabel intepretasi hasil yang ditampilkan
dalam tabel 2[12].

Tabel 2. Intepretasi transformed score WHOQOL-BREF


Transformed score Intepretasi
0 - 20 Kualitas hidup sangat buruk
21 - 40 Kualitas hidup buruk
41 - 60 Kualitas hidup sedang
61 - 80 Kualitas hidup baik
81 - 100 Kualitas hidup sangat baik
The 1st UMYGRACE 2020
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Undergraduate Conference
Natural Sciences, Technology and Engineering |3
2.5. Analisis Produktivitas

Analisis penurunan produktivitas dilakukan dengan menggunakan analisis


farmakonomi metode cost analysis indirect cost berupa penurunan pemasukan dan kenaikan
pengeluaran. Kuisioner produktivitas berisi 9 item pertanyaan, 4 item di antaranya adalah
berupa pertanyaan kuantitatif yang menanyakan jumlah pemasukan sebelum dan selama
menjalani social distancing serta jumlah pengeluaran sebelum dan selama menjalani social
distancing. Lima pertanyaan lainnya adalah pertanyaan isian singkat tentang sumber
pemasukan dan pengeluaran, perubahan pengeluaran, kesulitan pengeluaran yang dialami,
dan solusi responden dalam menyikapi kesulitannya.

Analisis penurunan produktivitas dilakukan dengan menghitung mean dari setiap


variabel kuantitatif, yaitu pemasukan sebelum menjalani social distancing, pemasukan
selama menjalani social distancing, pengeluaran sebelum menjalani social distancing, dan
pengeluaran selama menjalani social distancing. Kemudian dilakukan perhitungan selisih
dari pemasukan sebelum menjalani social distancing dan selama menjalani social
distancing untuk menghitung penurunan pemasukan. Kenaikan pengeluaran dihitung
berdasarkan selisih antara pengeluaran selama menjalani social distancing dan sebelum
menjalani social distancing. Selanjutnya, dilakukan uji signifikasi dari selisih pemasukan
dan selisih pengeluaran dengan menggunakan uji Paired Sample Test jika distribusi data
normal atau uji Wilcoxon Signed Ranks jika distribusi data tidak normal. Terakhir,
dilakukan dengan perhitungan mean dari penurunan pemasukan dan kenaikan pengeluaran.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Validitas dan Reliabilitas

3.1.1. Validitas dan Reliabilitas Kuisioner Kualitas Hidup WHOQOL-BREF

Hasil uji validitas dari kuisioner kualitas hidup WHOQOL-BREF dalam


penelitian ini ditampilkan dalam tabel 3.

Tabel 3. Hasil Uji Validitas Kuisioner Kualitas Hidup WHOQOL-BREF


No Indikator rhitung rtabel Intepretasi
1. Bagaimana penilaian anda terhadap kualitas hidup 0,760 0,361 Valid
anda?
2. Seberapa puas anda terhadap kesehatan anda? 0,648 0,361 Valid

3. Seberapa jauh rasa sakit fisik anda mencegah anda 0,567 0,361 Valid
dalam beraktivitas normal?
4. Seberapa sering anda membutuhkan terapi medis untuk 0,324 0,361 Tidak valid
dapat berfungsi dalam kehidupan sehari-hari anda?
5. Seberapa jauh anda menikmati hidup anda? 0,780 0,361 Valid

6. Seberapa jauh anda merasa hidup anda berarti? 0,519 0,361 Valid

7. Seberapa jauh anda mampu berkonsentrasi? 0,411 0,361 Valid

8. Secara umum, seberapa aman perasaan anda dalam 0,621 0,361 Valid
kehidupan sehari-hari?
9. Seberapa sehat lingkungan dimana anda tinggal? 0,709 0,361 Valid
(sarana dan prasarana)
10. Seberapa sehat lingkungan dimana anda tinggal? 0,709 0,361 Valid
(sarana dan prasarana)
11. Apakah anda dapat menerima penampilan tubuh anda? 0,553 0,361 Valid

12. Apakah anda memiliki cukup uang untuk memenuhi 0,423 0,361 Valid
kebutuhan anda?

The 1st UMYGRACE 2020


Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Undergraduate Conference
Natural Sciences, Technology and Engineering |4
13. Seberapa jauh ketersediaan informasi bagi kehidupan 0,142 0,361 Tidak valid
anda dari hari ke hari?
14. Seberapa sering anda memiliki kesempatan untuk 0,535 0,361 Valid
bersenangsenang /rekreasi?
15. Seberapa baik kemampuan anda dalam bergaul? 0,496 0,361 Valid

16. Seberapa puaskah anda dengan tidur anda? 0,519 0,361 Valid

17. Seberapa puaskah anda dengan kemampuan anda untuk 0,846 0,361 Valid
melakukan aktivitas kehidupan anda sehari-hari?
18. Seberapa puaskah anda dengan kemampuan anda untuk 0,861 0,361 Valid
bekerja?
19. Seberapa puaskah anda terhadap diri anda? 0,665 0,361 Valid

20. Seberapa puaskah anda dengan hubungan personal / 0,773 0,361 Valid
sosial anda?
21. Seberapa puaskah anda dengan kehidupan seksual 0,595 0,361 Valid
anda?
22. Seberapa puaskah anda dengan dukungan yang anda 0,486 0,361 Valid
peroleh dari teman anda?
23. Seberapa puaskah anda dengan kondisi tempat anda 0,704 0,361 Valid
tinggal saat ini?
24. Seberapa puaskah anda dengan akses anda pada layanan 0,700 0,361 Valid
kesehatan?
25. Seberapa puaskah anda dengan transportasi yang harus 0,791 0,361 Valid
anda jalani?
26. Seberapa sering anda memiliki perasaan negatif seperti 0,674 0,361 Valid
‘feeling blue’ (kesepian), putus asa, cemas dan depresi?

Berdasarkan tabel 3, dari total 26 item pertanyaan, terdapat 3 item pertanyaan


yang tidak valid, yaitu item nomor 4 dan 13. Kuisioner WHOQOL-BREF adalah
kuisioner baku yang tidak boleh diubah susunan pertanyaannya, sehingga dilakukan
literature review uji validitas kuisioner WHOQOL-BREF dalam penelitian terdahulu.
Salah satu penelitian terdahulu telah dilakukan oleh Salim, et al. (2007) yang
menyatakan seluruh item pertanyaan dalam kuisioner WHOQOL-BREF adalah valid,
sehingga kedua item tidak valid dalam pertanyaan ini dapat dianggap valid.

Hasil uji reliabilitas dari kuisioner kualitas hidup WHOQOL-BREF dalam


penelitian ini ditampilkan dalam tabel 4.

Tabel 4. Hasil Uji Reliabilitas Kuisioner Kualitas Hidup WHOQOL-BREF


Indikator αhitung αtabelmin Intepretasi
Kuisioner kualitas hidup WHOQOL-BREF 0,930 0,600 Sangat kuat

Berdasarkan tabel 4, dapat dikatakan kuisioner kualitas hidup WHOQOL-


BREF adalah reliabel atau dapat dipercaya dengan intepretasi hasil sangat kuat atau
sangat reliabel.

3.1.2. Validitas dan Reliabilitas Kuisioner Produktivitas

Hasil uji validitas dari kuisioner produktivitas ditampilkan dalam tabel 5.

Tabel 5. Hasil Uji Validitas Kuisioner Kualitas Hidup WHOQOL-BREF


No Indikator rhitung rtabel Intepretasi
1. Sumber Pemasukan Sebelum Social Distancing? 0,618 0,361 Valid

2. Berapa rata-rata pemasukan perbulan sebelum Social 0,845 0,361 Valid


Distancing? (dalam Rupiah)
3. Sumber Pemasukan Selama Social Distancing? 0,654 0,361 Valid

4. Berapa rata-rata pemasukan perbulan selama Social 0,793 0,361 Valid


Distancing? (dalam Rupiah)
The 1st UMYGRACE 2020
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Undergraduate Conference
Natural Sciences, Technology and Engineering |5
5. Berapa rata-rata pengeluaran yang anda butuhkan perbulan 0,683 0,361 Valid
sebelum Social Distancing? (dalam Rupiah)
6. Berapa rata-rata pengeluaran yang anda butuh kan perbulan 0,889 0,361 Valid
selama Social Distancing? (dalam Rupiah)
7. Perubahan pengeluaran mana yang paling dominan? 0,666 0,361 Valid

8. Pengeluaran apa yang sulit anda penuhi selama social 0,633 0,361 Valid
distancing?
9. Bagaimana solusi yang anda lakukan dalam menyelesaikan 0,98 0,361 Tidak
masalah di atas? valid

Berdasarkan tabel 5, dari total 9 item pertanyaan, terdapat 1 pertanyaan yang


tidak valid, yaitu item pertanyaan nomor 9. Item nomor 9 tidak bisa dihapus karena
memiliki keterikatan dengan item pertanyaan nomor 8, sehingga item nomor 9 tidak
dihapus dan tetap berada dalam rangkaian pertanyaan kuisioner produktivitas. Oleh
karena itu, seluruh item pertanyaan kuisioner produktivitas dianggap valid.

Hasil uji reliabilitas dari kuisioner produktivitas ditampilkan dalam tabel 6.

Tabel 6. Hasil Uji Reliabilitas Kuisioner Produktivitas


Indikator αhitung αtabelmin Intepretasi
Kuisioner produktivitas 0,814 0,600 Sangat kuat

Berdasarkan tabel 6, dapat dikatakan kuisioner produktivitas adalah reliabel


atau dapat dipercaya dengan intepretasi hasil sangat kuat atau sangat reliabel.

3.2. Analisis Kualitas Hidup

Hasil analisis kualitas hidup tenaga kesehatan yang menjalani social distancing
sebagai tindakan pencegahan penyebaran COVID-19 ditampilkan dalam tabel 7.

Tabel 7. Rata-rata Kualitas Hidup


No Kategori Rata-rata Intepretasi
1 Dimensi kesehatan fisik 63,18 ± 10,62 Baik
2 Dimensi kesehatan psikologi 60,33 ± 15,44 Baik
3 Dimensi kesehatan hubungan sosial 51,57 ± 17,61 Sedang
4 Dimensi kesehatan lingkungan 57,28 ± 12,48 Sedang

Berdasarkan data pada tabel 7, hasil intepretasi dimensi kesehatan fisik adalah baik,
hal ini berarti responden dapat memanajemen kesehatan fisiknya dengan baik selama
menjalani social distancing. Faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan fisik adalah aktivitas
fisik sehari-hari, pola makan dan nutrisi, penggunaan obat-obatan dan minuman keras, dan
pola istirahat[15].

Pada dimensi kesehatan psikologis, didapatkan hasil intepretasi baik, hal ini berarti
selama menjalani social distancing, responden dapat memanajemen psikologisnya dengan
baik. Faktor yang dapat mempengaruhi kualitas kesehatan psikologis adalah jenis kelamin,
fungsi keluarga, kesehatan fisik, dan lingkungan[16].

Pada dimensi kesehatan hubungan sosial, didapatkan hasil intepretasi sedang, hal ini
artinya responden agak kesulitan dalam memanajemen hubungan sosialnya. Hubungan sosial
mencakup hubungan personal, dukungan sosial, dan aktivitas seksual[9]. Dalam keadaan social
distancing, faktor dukungan sosial dan aktivitas seksual kemungkinan menurun sehingga skor
kesehatan hubungan sosial sedang.

The 1st UMYGRACE 2020


Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Undergraduate Conference
Natural Sciences, Technology and Engineering |6
Pada dimensi kesehatan lingkungan, didapatkan hasil intepretasi sedang, hal ini berarti
ada ketidakkeseimbangan antara individu dengan lingkungannya. Yang termasuk dalam
dimensi kesehatan lingkungan adalah sumber keuangan, kebebasan, rasa aman baik psikis
maupun fisik, pelayanan kesehatan, social care, keterbaharuan informasi, rekreasi, kepuasan
lingkungan fisik, dan transportasi[9].

3.3. Analisis Produktivitas

Analisis produktivitas diawali dengan melakukan perhitungan mean dari setiap


variabel produktivitas. Hasil analisis deskriptif rata-rata produktivitas tenaga kesehatan yang
menjalani social distancing sebagai tindakan pencgahan penyebaran COVID-19 ditampilkan
dalam tabel 8.

Tabel 8. Rata-rata Produktivitas Responden


No Kategori Mean SD
1 Rata-rata pemasukan sebelum menjalani social distancing Rp 15.100.000 10.909.764
2 Rata-rata pemasukan selama menjalani social distancing Rp 13.993.206 10.210.825
3 Rata-rata pengeluaran sebelum menjalani social distancing Rp 4.590.266 3.142.722
4 Rata-rata pengeluaran selama menjalani social distancing Rp 5.733.967 4.249.593

Berdasarkan data pada tabel 8, dilihat secara kualitatif, terjadi penurunan pada rata-rata
pemasukan responden selama menjalani social distancing dan terjadi kenaikan pada rata-rata
pengeluaran responden selama menjalani social distancing. Setelah dilakukan perhitungan
selisih, dilakukan perhitungan rata-rata penurunan pemasukan dan rata-rata kenaikan
pengeluaran yang dialami responden. Rata-rata penurunan pemasukan yang dialami adalah
sebesar Rp 1.106.793±2.473.370 dan Rata-rata kenaikan pengeluaran yang dialami adalah
sebesar Rp 1.144.701±841.336. Hal ini kemudian dilanjutkan dengan menguji signifikasi
kedua selisih.

Sebelum menguji signifikasi, dilakukan uji normalitas data dari seluruh variabel
produktivitas. Hasil uji normalitas data keempat variabel adalah p=0,000; p=0,000; p=0,000;
dan p=0,000. Oleh karena itu, untuk menguji signifikasi dari kedua selisih digunakan uji
Wilcoxon Signed Ranks karena seluruh distribusi data adalah tidak normal. Hasil uji signifikasi
didapatkan nilai p=0,000 untuk penurunan pemasukan dan p=0,000 untuk kenaikan
pemasukan. Dapat dikatakan bahwa responden mengalami penurunan pemasukan yang
bermakna dan kenaikan pengeluaran yang bermakna selama menjalani social distancing.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penurunan pemasukan dalam penelitian ini


adalah sumber pemasukan. Sumber pemasukan responden ditampilkan dalam tabel 9.
Berdasarkan tabel 9, terjadi penurunan jumlah responden yang membuka usaha dan praktik,
hal ini bisa disebabkan karena sepi pelanggan atau karena rasa waspada dari tenaga kesehatan
untuk membuka usaha dan praktik di tengah masa pandemi.

Tabel 9. Sumber Pemasukan Responden


Sebelum menjalani Selama menjalani social
No Sumber pemasukan Perbedaan
social distancing distancing
1 Gaji 184 184 0
2 Usaha 115 93 -22
3 Pemberian orang tua/wali 7 8 +1
4 Tabungan 4 6 +2
5 Nafkah suami 2 2 0
6 Praktik 2 1 -1

Selain itu, di masa pandemi ini terjadi perubahan harga pada kebutuhan-kebutuhan
pokok yang berefek pada peningkatan jumlah biaya yang dikeluarka untuk memenuhi

The 1st UMYGRACE 2020


Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Undergraduate Conference
Natural Sciences, Technology and Engineering |7
kebutuhan-kebutuhan responden. Perubahan pengeluaran yang dominan ditampilkan dalam
tabel 10.

Tabel 10. Perubahan Pengeluaran yang Dominan Dialami oleh Responden


No Perubahan Pengeluaran yang Dominan Jumlah %
1 Kesehatan (obat, vitamin, dan sanitasi) 140 26,07
2 Bahan makanan (sembako, sayuran, dan lauk mentah) 131 24,39
3 Makanan/minuman jadi 107 19,93
4 Pulsa/paket data 87 2,23
5 Listrik 51 9,50
6 Transportasi umum 12 16,20
7 BBM (Bahan Bakar Minyak) 9 1,67
Total 537 100,00

Berdasarkan tabel 10, mayoritas responden mengalami perubahan yang dominan


terhadap pengeluaran untuk kebutuhan kesehatan, bahan makanan, makanan/minuman jadi,
dan pulsa/paket data. Perubahan biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan tersebut dapat menjadi faktor naiknya rata-rata pengeluaran per bulan yang dialami
oleh tenaga kesehatan yang menjalani social distancing. Sebagian responden mengalami
perubahan pengeluaran biaya listrik, bahan bakar minyak, dan transportasi umum. Hal ini bisa
jadi disebabkan karena keluarga mengurangi aktivitas di luar dan lebih memilih untuk berdiam
di rumah sehingga pengeluaran yang dihabiskan untuk kebutuhan listrik meningkat.

Selain masalah perubahan harga kebutuhan, responden juga mengalami kesulitan


dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan tertentu seperti biaya cicilan kredit, pulsa, dsb. Detail
kebutuhan yang sulit dipenuhi selama social distancing ditampilkan dalam tabel 11.

Tabel 11. Pengeluaran yang Sulit Terpenuhi


No Pengeluaran yang Sulit Terpenuhi Jumlah %
1 Cicilan kredit 96 31,68
2 Biaya iuran jaminan kesehatan 70 23, 10
3 Biaya pendidikan 34 11,22
4 Gaji karyawan dan THR 32 10,56
5 Tidak ada 29 9,57
6 Pulsa/paket data 24 7,92
7 Biaya perawatan perusahaan 16 5,28
8 Alat kesehatan 2 0,66
Total 303 100,00

Berdasarkan tabel 11, mayoritas responden kesulitan dalam memenuhi kebutuhan


cicilan kredit, diikuti oleh biaya iuran jaminan kesehatan. Beberapa responden kesulitan
memenuhi pengeluaran untuk gaji karyawan dan pemberian THR (Tunjangan Hari Raya),
biaya perawatan perusahaan, biaya pendidikan, pulsa/paket data, dan alat kesehatan. Selain itu,
ada pula responden yang tidak mengalami kesulitan dalam pemenuhan kebutuhannya. Solusi
yang dilakukan responden untuk memenuhi kebutuhan tersebut ditampilkan dalam tabel 12.

Tabel 12. Solusi Pemenuhan Kebutuhan Responden


No Perubahan Jumlah %
1 Tidak melakukan tindakan apapun 142 73,95
2 Menggunakan tabungan 28 14,58
3 Memotong gaji karyawan 13 6,77
4 Mengajukan relaksasi pembayaran kredit 7 3,64
5 Hutang 1 0,52
6 Menutup praktik sementara 1 0,52
Total 192 100,00

The 1st UMYGRACE 2020


Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Undergraduate Conference
Natural Sciences, Technology and Engineering |8
Berdasarkan data pada tabel 12, mayoritas responen tidak melakukan tindakan apapun,
hal ini bisa jadi dikarenakan responden masih mendapatkan pemasukan dari gaji. Beberapa
responden memotong gaji karyawan, menggunakan tabungan, dan mengajukan relaksasi
pembayaran kredit.

4. KESIMPULAN
1. Tenaga kesehatan yang menjalani social distancing memiliki kualitas kesehatan fisik yang
baik (63,18±10,62), kesehatan psikologi yang baik (60,33±15,44), kualitas hubungan
sosial yang sedang (51,57±17,61), dan kesehatan lingkungan yang sedang (58,28±12,48).
2. Tenaga kesehatan yang menjalani social distancing mengalami penurunan pemasukan
sebesar Rp1.106.793±2.473.370 secara bermakna (p=0,000). Selain itu, tenaga kesehatan
juga mengalami kenaikan pengeluaran sebesar Rp1.144.701±841.336 secara bermakna
(p=0,000).

DAFTAR PUSTAKA

[1] World Health Organization. "Coronavirus Disease Outbreak Situation".2020.


https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019 diakses pada 14 Mei
2020.
[2] Han Y dan Yang H. 2020. "The transmission and diagnosis of 2019 novel coronavirus
infection disease (COVID-19)". China : J Med Virol.
[3] Zhang H, Penninger JM, et al.. 2020. Angiotensin Converting Enzyme 2 (ACE-2) as a
SARS-CoV-2 Receptor: Molecular Mechanisms and Potential Therapeutic Target. Canada :
Intensive Care Med.
[4] Centers for Disease Control and Prevention and Other. 2020. "Interim US Guidance for
Risk Assessment and Public Health Management of Persons with Potential Coronavirus
Disease 2019 (COVID-19) Exposures: Geographic Risk and Contacts of Laboratory-
confirmed Cases". https://www.cdc.gov/ coronavirus/ 2019-ncov/php/riskassessment.html
diakses pada 23 April 2020.
[5] Adityo Susilo, C. Martin Rumende, et al. 2020. "Coronavirus Disease 2019: Tinjauan
Literatur Terkini". Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
[6] Santa Clara County Public Health Department. "Fact Sheet Information About Social
Distancing". 2020. https://www.cidrap.umn.edu/sites/default/files/public/php/185/185_
factsheet_social_distancing.pdf diakses pada 23 April 2020.
[7] Robert J. Glass, Laura M. et al.. 2006. "Targeted Social Distancing Design for Pandemic
Influenza. Emerging Infectious Disease". Emerging Infectious Diseases, Vol. 12, No. 11.
[8] Wahyuni, Dwi. 2016. "Kualitas Hidup Pasien Interprofessional Education (IPE) Rawat
Jalan di Asri Medical Center (AMC) Yogyakarta". Yogyakarta : Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta.
[9] Sekarwiri, E. 2008. "Hubungan antara Kualitas Hidup dengan Sense of Community pada
Warga DKI Jakarta yang Tinggal di Daerah Rawan Banjir". http://www.lontar.ui.ac.id
diakses pada 25 April 2020.
[10] Venkatesh, Ashwin and Edirappuli, Shantal. 2020. "Social Distancing in COVID-19: What
Are The Mental Health Implications?". Cambridge. University of Cambridge.
[11] Jay J. Van Bavel, Robb Willer, et al. 2020. "Using Social and Behavioural Science to
Support COVID-19 Pandemic Response". New York : Standford University.
[12] Nofitri. 2009. "Gambaran Kualitas Hidup Penduduk Dewasa pada Lima Wilayah di Jakarta".
http://lontar.ui.ac.id/file?fle=digital/125595155.9%20NOF%20g%20-%20Gambaran%20
kualitas%20-%20HA. diakses pada 23 April 2020.
[13] Arikunto, Suharsimi. 1996. "Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek".Jakarta: PT.
Rineka Cipta
The 1st UMYGRACE 2020
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Undergraduate Conference
Natural Sciences, Technology and Engineering |9
[14] Ghozali, I. 2016. "Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 23".
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
[15] Koshuta, J. "What Is Physical Health? - Definition, Components & Examples". (2015, May
12). https://study.com/academy/lesson/what-is-physical-health -definition-components-
examples.html. Diakses pada 18 Juli 2020
[16] Sutikno, Ekawati. 2015. "Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Gangguan Kesehatan
Mental pada Lansia : Studi Cross Sectional pada Kelompok Jantung Sehat Surya Group
Kediri". Kediri : Jurnal Wijayata

The 1st UMYGRACE 2020


Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Undergraduate Conference
Natural Sciences, Technology and Engineering | 10

Anda mungkin juga menyukai