Anda di halaman 1dari 81

DIKTAT

ILMU PENDIDIDKAN ANAK

Dosen Pengampu : Aminda Tri Handayani, S.Pd.,M.Psi.

Disusun Oleh :
Tamara Fitra Andari
191424022

UNIVERSITAS MUSLIM USANTARA AL WASHLIYAH


FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
PRODI PG PAUD
TAHUN AJARAN 2019/2020
DAFTAR ISI

BAB I
A. PENGERTIAN DAN KONSEP DASAR PAUD .............................................1
B. Konsep Pendidikan Anak Usia Dini .................................................................2
BAB II
C. Konsep dan 1 :Persoalan penting Apakah yang Dihadapi Anak dan Ahli
PAUD ..............................................................................................................4
BAB III
D. Sejarah Dan Teori : Dasar-Dasar Pengajaran Dan Pembelajaran ..........6
BAB IV
E. QUIZ part 1-3 ..............................................................................................9
BAB V
F. Sejarah dan Teori : Dasar-dasar Pengajaran dan Pembelajaran .........11
BAB VI
G. Teori Kecerdasan Anak Usia Dini .............................................................14
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................II

I
BAB I

A. PENGERTIAN DAN KONSEP DASAR PAUD

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum


jenjang pendidikan dasar  yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan
bagi anak  sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui
pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani  agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal.
Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan
yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik
(koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan
emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional  (sikap dan perilaku serta agama) bahasa
dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh
anak usia dini.
Tujuan diselenggarakannya pendidikan anak usia dini yaitu: Tujuan Utama: untuk
membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang
sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki kesiapan yang optimal di
dalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan di masa dewasa, Tujuan
Penyerta: untuk membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar (akademik) di
sekolah.
Rentangan anak usia dini menurut Pasal 28 UU Sisdiknas No.20/2003 ayat 1 adalah
0-6 tahun. Sementara menurut kajian rumpun keilmuan PAUD dan penyelenggaraannya
di beberapa negara, PAUD dilaksanakan sejak usia 0-8 tahun. (http://id.wikipedia.
org/wiki/Pendidikan_anak_usia_dini).

1
B. Konsep Pendidikan Anak Usia Dini
PAUD adalah pendidikan yang memberikan pengasuhan pendidikan, kemudian ada
perawatan dan ada pelayanan terhadap anak usia mulai lahir sampai 6 tahun. Didalam
dunia PAUD tugas kita sebagai guru itu memberi rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani, psikomotorik, dan rohani bagi
anak-anak. Rohani mencakup kognitif atau efektif baik dari kesehatan mental anak.
Manusia itu sejak dini sudah harus dapat haknya dari mulai 3-5 tahun yang setara dengan
PAUD ada tiga bentuk yaitu :
1. Formal
2. Non formal
3. Informal

Formal contohnya : TK, RA. Non Formal contohnya : KB, PLAYGROUP, dan
PAUD sejens atau yang diselenggarakan dengan posyandu. Informal contohnya : yang
bersala dari keluarga dan lingkungan.
Jenis pendididkan PAUD tidak menggunakan kurikulum yang baku atau definisi
tapi menggunakan rencana pengajaran atau m,enu besar. Mencakup pendidikan moral
nilai keagamaan, fisik motorik, bahasa, sosial emosional, dan seni. Hakikatnya anak
memiliki portensi yang memang harus dikembangkan karena masih banyak pelajaran
pelajaran yang belum mereka kuasai. Karakteristik anak itu khas tidak bisa disamakan
oleh orang dewasa. Pola perkembangan dari bayi, batita, dan anak-anak. Dalam masa
proses perkembangan anak usia dini dibagi 4 tahapan yaitu :
1. Usia lahir sampai dengan 12 bulan.
2. 1 tahun sampai 3 tahun.
3. 3 tahun sampai 5 tahun.
4. 6 tahun sampai 8 tahun.

Masa kanak-kanak disebut masa Golden Age . Anak-anak berada di situasi


perkembangan terbaik selama masa kehidupan dalam perkembangan otak dalam
menerima rangsangan-rangsangan baik secara fisik maupun visual dan pendengaran.
Semua ditangkap oleh indra diresap dalam sraf yang didapat dalam lingkngan. Masa
pembelajaran yang baik itu di masa Golden Age. Selain Golden Age anak-anak itu
disebut dengan masa yang peka terus masa egosentris yaitu mau menang sendiri agresif
marah-marah pelit dan melawan. Selain masa Golden Age ada masa meniru dan masa
eksplorasi. Pembagian jalur PAUD ada yang namanya TK, TPA, KB, dan RA yaitu :
 TK/RA adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal bagi anak usia dini
yaitu pada usia 4sampai dengan 6 tahun yang dibagi dua kelompok yaitu
kelompok A untuk anak usia 4-5 tahun dan kelompok B untuk usia 5-6 tahun.
 TPA merupakan Wahana Pelayanan pendidikan untuk usia 3 bulan-6 tahun
yang berfungsi sebagai pengganti keluarga dalam jangka waktu tertentu
selama orang tuanya bekerja atau sebab lain.

2
 KB/PLAYGROUP adalah salah satu bentuk layanan pendiidkan bagi anak usia
3-6 tahun yang berfungsi membantu meletakkan dasar-dasar kearah
perkembangan sikap pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan bagi anak
usia dini dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan untuk pertumbuhan
serta perkembangan selanjutnya termasuk siap memasuki pendidikan dasar.

3
BAB II

C. Konsep dan 1 :Persoalan penting Apakah yang Dihadapi Anak dan Ahli PAUD
Tujuan pendidikan anak usia dini adala untuk sebagai kesiapan anak dalam
mempersiapkan mengikuti jenjang tingkat pendidikan yang lebih tinggi dalam hal sosial
emosional, bahasa, seni, fisik motorik halus dan kasarnya dan lain sebagainya. Untuk
Prinsip Pendidikan Anaka Usia Dini adalah :
1. Pendidikan haruslah berorientasi pada kebutuhan anak dan semua aspek
perkembangannya.
2. Belajar haruslah didasari dengan bermain sesuai dengan karakter anak dalam
usia perkembangan.
3. Lingkungan yang kondusif yang dapat mendukung kegiatan belajar melalui
bermain.
4. Menggunakan pembelajaran terpadu melalui tema yang menarikdan bersifat
kontekstual.
5. Menggunakan berbagai media edukatif dan sumber belajar yakni media yang
digunakan haruslah nyata tidak abstrak agar anak lebih memahami dan tidak
sekedar membayangkan saja.

Persoalan yang sering terjadi pada anak usia dini dan cara penangulangannya
sebagai seorang guru adalah sebgai berikut :
 Menangis saat hendak masuk kedalam kelas cara penanggulangannya adalah
dengan membujuk anak dan ajak anak bermain agar dapat mengalihkan
perhatiannya.
 Bermain secara kasar dengan teman cara penanganannya adalah dengan cara
memberikan contoh bermain yang sama namun dengan cara tidak berkelahi
dengan teman.
 Berkata kasar atau mengejek teman biasanya ini sering terjadi pada anak usia
dini dan cara penanganannya adalah dengan mengatakankepada anak tidak
boleh mengejek atau menghina teman dengan kata-kata yang tidak baik.

Dan untuk Peresoalan yang sering terjadi dan sering dialami anak adalah :
 Perubahan Keluarga adalah salah satu faktor membuat anak sering minder dan
tidak percaya diri karena biasanya anak yang mengalami broken home atau
perubahan keluarga akanmenjadi seseorang yang pemurung dan berkecil hati
dan cara penanganannya dengan memberikan semangat kepada anak,
menumbuhkan rasa percaya diri, agar anak lupa dengan permasalahannya.
 Penyakit yang sering di derita oleh anak usia dini adalah gatal-gatal, flu,
demam, batuk, diare, dan lain sebagainya.

4
 Status sosial ekonomi dan perkembangan anak, merupakan salah satu
persoalan yang sering terjadi dan dialami oleh anak misalnya ada anak yang
kurang mampu lalu diejek oleh teman sehingga anak tersebut menjadi minder
dan pemalusehingga dapat berdampakpada sosial emosional pada anak
tersebut sedangkan untuk perkembangan anak misalnya anak tersebut
memiliki keterbatasan dalam perkembangan yang membuat anak menjadi
pemalu dan tidak percaya diri dan tugas sebagai seorang guru adalah
memotivasi anak agar anak menjadi seorang yang tidak pemalu dan percaya
diri.
 Kekerasan, biasanya anak yang sering mengalami kekerasan dalam keluarga
akan menjadi anak yang penakut dan bingung dalam mengambil keputusan
dalam penyelesaian tugas yang diberikan oleh guru karena dapat dilihat dari
ekspresi wajah anak dan cara sebagai seorang guru adalah dengan
menyemangati anak dan menghibur anak agar anak tidak terlihat sedih.

5
BAB III
D. Sejarah Dan Teori : Dasar-Dasar Pengajaran Dan Pembelajaran
Mengapa sejarah pendidikan anak usia dini penting Karena Pendidikan anak usia
dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang
merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan
usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki
kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur
formal, nonformal, dan informal.
Mengapa Ide dan Teori Penting Untuk Diketahui Karena melalui Ide dan Teori
dapat menjadi patokan dalam mengambil kesimpulan dan mengetahui arti dari sebuah
kata. Dari ide dan teori kita juga dapat mengetahui apa saja yang menjadi sebagai acuan
penelitian dari seorang tokoh dan di realisasikan atau diterapkan dalam kegiatan yang
dilakukan. Tokoh-tokoh ternama dan pengaruh mereka pada PAUD adalah :
 Martin luther. Tokoh ini menekankan agar menggunakan sekolah sebagai sarana
untuk mengajarkan anak membaca dan keluarga merupakan peletak dasar pendidikan
bagi anak. Pendidikan dan sekolah merupakan tempat bagi anak untuk bersosialisasi
dan sebagai sarana religius dan penegakan moral.
 John amos comenius menurut nya adalah Pendidikan harus dimulai sejak dini dan
harus mengikuti perkembangan anak yang memberikan kesempatan pada anak untuk
menggunakan seluruh indranya.
 John lockemenurut John Locke pencetus teori Tabula Rasa yang menganggap bahwa
anak sebagai kertas putih yang dapat diisi dengan intervensi dari lingkungan
sekitarnya. Oleh karenanya lingkungan sangat berpengaruh dalam proses
pembentukan seorang anak. Artinya adalah bahwa pengalaman yang diperoleh anak
bersama dengan lingkungannya akan dapat menentukan karakter anak.
 Jean jacques rousseauPendekatannya adalah bahwa pendidikan sebaiknya
dikembalikan ke alam yang kemudian disebut naturalism. Dia juga menyarankan agar
pendidikan jangan memberi batasan pada anak karena dapat menghambat
perkembangan anak

6
 Johann heinrich pestalozziPestalozzy menekankan pada pengembangan aspek sosial
sehingga anak dapat beradaptasi dengan lingkungan sosialnya dan mampu menjadi
anggota masyarakat yang berguna. Pandangan dasar pertama yang dikemukakannya
menekankan pada pengamatan alam karena semua pengetahuan bersumber dari alam.
Pandangannya yang kedua adalah menumbuhkan keaktifan jiwa raga anak sehingga
anak mampu mengolah kesan pengamatannya menjadi suatu pengetahuan.
Pandangannya menyatakan bahwa pembelajaran pada anak harus berjalan secara
sistematis dan teratur setingkat demi setingkat dimulai dari yang sederhana menuju ke
kompleks dan dari yang mudah ke yang sukar.
 Robert owen Sekolah Owen ini dalam beberapa segi memiliki kesamaan dengan
sekolah Froebel dan pemikiran Pestalozzi, yaitu menekankan anak agara belajar dari
benda-benda konkret. Akan tetapi Owen lebih pada benda empiris. Menurutnya, ilmu
pengetahuan diperoleh dari hasil interaksi anak dengan objek.
 Friendrich wilhelm froebelPandangan dasar yang dikemukakannya adalah
pengembangan otoaktivitas sebagai prinsip utama pendidikan anak, yaitu anak harus
didorong untuk aktif dalam setiap kesempatan. Pandangan kedua adalah kebebasan
atau suasana merdeka sehingga anak akan dapat dengan leluasa mengembangkan
otoaktivitasnya. Pandangan ketiga adalah pengamatan dan peragaan dimana seorang
anak belajar melalui pengamatan atau peniruan sehingga pendidik harus dapat
memperagakan atau menjadi contoh yang baik bagi anak
 Maria montessoriPrinsip yang dikemukakanya antara lain sebagai berikut.
Menghargai anak, artinya adalah bahwa proses pengembangan yang dilakukan pada
anak usia dini harus memperhatikan keunikan yang dimiliki setiap anak. Absorbent
mind (pemikiran yang cepat menyerap), artinya bahwa setiap informasi yang diterima
anak melalui indranya akan sangat mudah terserap dalam diri anak, sehingga pendidik
harus hati-hati dalam menyampaikan suatu konsep agar anak tidak salah dalam
menyerapnya. Sensitive periods (masa peka), artinya bahwa seuatu kemampuan atau
keterampilan akan dapat berkembang sangat optimal/pesat pada masa tertentu. Proses
ini akan mati dan tidak akan muncul lagi dimasa mendatang.
 John dewey Pandangannya menekankan pada minat anak. Penyusunan kurikulum
harus berpusat pada anak.

7
 Jean piagetPandangannya adalah bahwa seorang anak memiliki keterlibatan aktif
dengan lingkungannya melalui pengalaman langsung dan perkembangan intelektual
dalam diri seseorang akan berkembang secara terus menerus.
 Lev vygotskyKonstruktivisme sosial yang dikembangkan oleh Vygotsky adalah
bahwa belajar bagi anak dilakukan dalam interaksi dengan lingkungan sosial maupun
lingkungan fisik. Inti konstruktivisme Vygotsky adalah interaksi antara aspek internal
dan eksternal yang penekanannya pada lingkungan sosial dalam belajar.
 Abraham maslowMenurut Maslow, dalam perkembangannya anak mempunyai
berbagai kebutuhan yang perlu dipenuhi, yaitu kebutuhan primer yang mencakup
pangan, sandang, dan ‘papan’ serta kasih sayang, perhatian, rasa aman, dan
penghargaan terhadap dirinya.
 Erik erikson rikson mengemukakan bahwa perkembangan manusia adalah sintesis
dari tugas-tugas perkembangan dan tugas-tugas social (Sumantri & Syaodih, 2008:
1.10). Perkembangan afektif merupakan dasar perkembangan manusia.
 Urie bronfenbrennermerumuskan teori ekologi dalam psikologi perkembangan untuk
menjelaskan bagaimana kualitas yang diwarisi oleh seorang anak dan lingkungan
tempatnya berinteraksi dapat mempengaruhi bagaimana tumbuh kembang anak.
 Howard gardner Howard Gardner menyampaikan teorinya tentang kecerdasan
majemuk (multiple Intelligences) yang artinya bahwa setiap individu meungkin saja
memiliki lebih dari satu kecerdasan dan apabila kecerdasan yang dimilikinya
dikembangkan secara optimal akan menghasilkan kesuksesan.

8
BAB IV

E. QUIZ part 1-3


Tata cara pelaksanaa Quiz 1
Mk Ilmu Pendidikan Anak
Senin. 28 September 2020.

1. Perkuliahan dimulai pkl 13.00-14.40 WIB


2. Pkl 13.00 – 13.15 : pembukaan perkuliahan dan pembacaan / persiapan materi quiz
untuk seluruh mahasiswa.
3. Quiz dilakukan secara tertulis . sediakan kertas dan pulpen. Soal akan dibagikan
melalui WAG dalam bentuk foto, satu demi satu. Setiap soal akan disediakan waktu
pengerjaan. Harap dimanfaatkan dengan baik. Setelah selesai quiz, hasil ujian di foto
dan dikirimkan ke komting. Kemudian komting mengumpulkan semua foto dan
dijadikan 1 file, kemudian dikirimkan ke email dosen ybs, sesuai jadwal yang sudah
ditentukan.
4. Pkl 13.15 – 14.05 : Quiz
5. Pkl 14. 10-14.15 : seluruh mahasiswa mengumpulkan bukti foto quiz ke komting
6. Pkl 14.20 : batas waktu terakhir pengumpulan quiz, mahsiswa ke komting, lewat dari
waktu yang sudah ditentukan tidak diterima lagi.
7. Pkl 14.30 : quiz seluruh mahasiswa dikirim oleh komting ke email :
aminda_trihandayani@yahoo.com
8. Pkl 14.40 : perkuliahan berakhir
SOAL :
1. Apa yang dimaksud dengan pendidikan AUD menurut UU sistem pendidikan
nasional? Jelaskan ! waktu 10 menit
Jawab: Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah
suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia
enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki
kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

2. Jelaskan beberapa hakikat AUD! waktu 10 menit


Jawab : hakikat anak usia dini merupkan periode awal yang palingpenting dan
mendasar secara alamiah perkembangan anak berbeda-beda baik intelegesi, bakat
minat, kretivitas, kematangan emosi, kepribadian, kemandirian, jasmai, dan sosialnya.
Namun penelitian tentang otak menunjukan bahwa jka anak diramgsamg sejak dini
akan ditemukan potensi-potensi yag unggul.

9
3. Jelaskan apa apa saja landasan keilmuan PAUD.waktu 10 menit

Jawab : Landasan yuridis adalah landasan hukum yang dijadikan pijakan dalam
penyelenggaraan pendidikan anak usia dini. Hukum di sini dapat berupa undang-
undang maupun peraturan-peraturan pemerintah lainnya. Landasan filosofis ialah
landasan yang berkaitan dengan hakikat pendidikan anak usia dini. Dalam artian,
berbicara mengenai maksud dan tujuan diselenggarakannya pendidikan untuk usia
dini. Landasan psikologis merupakan landasan yang berpandangan bahwa anak usia
dini memiliki berbagai keunikan atau karakteristik yang khas. Keunikan-keunikan
inilah yang semestinya diperhatikan dalam pendidikan anak usia dini. sebagai upaya
membentuk, mengarahkan, dan mengembangkan segala potensi. Landasan keilmuan
dimaksudkan sebagai suatu landasan yang mendasari pentingnya pendidikan anak usia
dini didasarkan pada penemuan para ahli tentang pertumbuhan dan perkembangan
anak. Landasan empiris ini didasarkan pada kenyataan yang ada di masyarakat bahwa
banyak anak usia dini yang belum dapat terlayani dengan baik dalam hal pendidikan.
Tidak hanya di pedesaan, tetapi di kota-kota besar pun juga demikian. Landasan
Sosiologi Salah satu upaya pendidikan anak usia dini ialah mempersiapkan anak-anak
untuk dapat menghadapi pendidikan lebih lanjut. Selain itu, juga untuk menjalin
hubungan dengan lingkungan. Bagaimana berhubungan dengan orangtua, keluarga,
teman, maupun masyarakat lebih luas? Semua dapat diperoleh melalui pendidikan
sejak kecil. 
4. Sebutkan tujuan dan prinsip-prinsip AUD. waktu 7 menit

Jawab : tujuan paud adalah mengembankan berbagai potensi anak sejak dini sebagai
persiapan untuk hidup dan dapat meyesuaikan diri dengan lingkungannya. Prinsip-
prinsip paud sebagai berikut; Bermain sambil belajar atau belajar sambil bermain.
Berorientasi pada kebutuhan anak. Stimulasi terpadu. Berorientasi pada
perkembangan anak. Lingkungan yang kondusif. Menggunakan pendidikan tematik.
Pembelajara aktif ,kreatif, efektif, dan menyenangkan. Menggunakan
berbagai media dan sumber belajar.

5. Sebutkan persoalan-persoalan yang umum dihadapai oleh AUD.waktu 10 menit


Jawab : fisik (kesehatan. Gangguan panca indera, masalah pendengaran, indra
penciuman, cacat tubuh, kegemukan (obesitas), gangguan gerak peniruan, gangguan
berbahasa, kidal, hiperaktif, dan kekurangan gizi.
10
BAB V

F. Sejarah dan Teori : Dasar-dasar Pengajaran dan Pembelajaran


 Teori Pengajaran
Teori mengajar pemikiran tertuju pada bagaimana mempengaruhi manusia itu
belajar. Menurut Cronbach dia mengemukakan dalam bukunya educatoin psychology
dengan menyatakan bahwa “Belajar dengan yang sebaik-baiknya adalah dengan
mengalami dan dalam mengalami itu sipengajar mempergunakan panca indranya”.
Dari defenisi yang telahg dikemukakan diatas bahwa belajar merupakan suatu
proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya. Teori adalah cara-cara atau metode yang digunakan
untuk mempelajari atau meneliti sesuatu dalam proses pembelajaran. Berarti teori belajar
adalah cara-cara yang digunakan untuk memahami tingkah laku individu yang relative
menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan.
 Teori Pembelajaran

Semakin berkembang teori pembelajaran hendaklah disertai dengan kualitas


pendidikan khususnya dalam mengajar . seorang guru yang mampu memahami teori
pembelajaran harus mampu mengaplikasikannya dalam proses belajar mengajar. Akan
menjadi percuma jika seorang pendidik mengetahui teori belajjar namun tidak dapat
mengaksesnya dalam pembelajaran. Berbagai teori belajar dan pembelajaran (masalalu,
kini, dan masa depan)
Teori belajar behavioristik. Salah satu teori belajar yang sampai sekarang masih
sekarang masih digunakan yaitu teori behavioristik.Dalam teori ini proses pembelajaran
lebih mementingkan pada stimulus (rangsangan) dan respon yang dilakukan oleh siswa.
Seseeorang dianggap telah belajar sesuatu jika iadapat menunjukan perubahan tingkah
lakunya. Sedangkan menurut Thorndike belajar adalah proses interaksi antara stimulus
dan respon. 
Teori pembelajaran Kognitif. Teori Kognitif mempunyai pandangan bahwa
belajar atau pembelajaran adalah suaatu proses yang menitikberatkan proses membangun
ingatan, retensi, pengolahan informasi, emosi, dan aspek-aspek yang bersifat
intelektialitas lainya.

11
Teori perkembangan Praget Menurut Praget, perkembangan kognitif
seseorang adalah suatu proses yang bersifat genetik, semakin tambahnya umur seseorang
mengakibatkan kompleksnya susunan sel-sel saraf dan juga semakin
menjngkatnyakemampuannya,khususnya dalam kuallitas intelektual (kognitif).

Teori belajar menurut Brunner Menurut Brunner pembelajaran adalah


proses membangun kemampuan mengembangkan potensi kognitif yang ada pada diri
siswa. Perkembangan kognitif seseorang dilalukan dengan cara kerja diri yang sederhana
ke yang lebih rumit yang dissebut sebagai kurikulum spiral. Materi yang akan dibahas
tersebut. Teori ini dapat kita ketahui bahwa belajar adalah segala kegiatan yang
dipraktekkan untuk mengembangkan kemampuan intelektual.

Teori belajar konstruktivisme. Teori ini merupakan teori dari Piaget.


Menurut cara pandang teori konstruktivisme belajar adalah proses untuk membangun
pengetahuan, melalu pengalaman nyata dari lapangan. Siswa akan memiliki pengetahuan
dangan cepat jika ia belajar langsung dari realitas yang ada dalam masyarakat.
Penekanan teori konstruktivisme adalah proses untuk menemukan teori yang dibangun
dari realitas lapanganbukan untuk membangun kualitas kognitif siswa.

Teori belajar humanistik. Teori ini menjelaskan bahwa proses belajar harus


dimulai dan ditunjukan untuk kepentingan memanusiakan manusia(proses humanisasi).
Sehingga lebih menekankan pada bagaimana memahami persoalan manusia dari
berbagai dimensi yang dimiliki, baik dimensi kognitif affektif dan psikomotorik. Dalam
teori ini biasanya menerapkan metode diskusi dalam pembelajaran. Siswa dibagi menjadi
beberapa kelompok untuk mendiskusikan mata pelajaran tertentu. Siswa diberi
kebebasan untuk berpendapat mengemukakan ide atau gagasannya. 

12
menganalisis berbagai teori pembelajaran akan kita temukan kelebihan dan
kelemahan dari masing-masingteo0ri pembelajaran. Teori pembelajaran behaviorisme
menganggap belajar selalu dihubungkan dengan adanya stimulus yang diberikan pendidik
dan respon (tanggapan) siswa serta ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku . kita
kketahui bersama bagaimanapun siswa bimbingan atau arahan pendidik sebagai bentuk
stimulus agar siswqa dapat belajar sesuai dengan stimulus yang diberikan. Teori ini
menguntungkan untuk anak yang kurang aktif ia akan belajar jika diberi stimulus dan jika
tidak ia tidak belajar. Dalam teori ini anak selalu mengikuti apa yang dikatakan gurunya.
Guru merupakan titik sentral dalam pembelajaran. Sehingga guru lah yang aktif memberikan
stimulus-stimulus sedangkan siswa tinggal meresponnya saja. Oleh karena itu siswa kurang
aktif sehingga pengetahuan yang didapat kurang menjadi bermakna karena siswa hanya akan
belajar jika diberi stimulu-stimulus saja.Hal inilah yang menjadi kekurangan teori belajar
behaviorisme.

13
BAB VI

G. Teori Kecerdasan Anak Usia Dini


 Teori Kecerdasan Jamak dari Gardner
Teori kecerdasan jamak (multiple intelligence) adalah teori kecerdasan yang
dikembangkan Howard Gardner (1983). Ia mengemukakan bahwa anak memiliki
sejumlah kecerdasan yang dapat mewujudkan dalam berbagai keterampilan dan
kemampuan, yang bukan hanya berupa kemampuan verbal-linguistik dan kemampuan
logis matematis. Jadi, menurut Gardner dalam bukunya yang berjudul Frames of
Mind: Teori Multiple Intelegences tahun 1983 mendefinisikan kecerdasan sebagai
kemampuan untuk memecahkan suatu masalah, menciptakan suatu (produk) yang
bernilai dalam suatu budaya. Adapun macam-macam kecerdasan tersebut yaitu :
1. Kecerdasan Linguistik adalah kemampuan untuk menyusun pikiran
dengan jelas dan mampu mengungkapkan melalui kata-kata seperti
berbicara, membaca, atau menulis.
2. Kecerdasan Matematis-Logis adalah kemampuan untuk menangani
bilangan dan perhitungan, serta pola pemikiran logis dan ilmiah.
3. Kecerdasan Visual adalah kemampuan melihat suatu objek dengan detail.
4. Kecerdasan Musikal adalah kemampuan untuk mengembangkan,
mengekspresikan musik, irama, nada dan suara.
5. Kecerdasan Kinestetik adalah kemampuan menggabungkan gerakan fisik
dan pikiran sehingga menghasilkan gerakan yang sempurna.
6. Kecerdasan Interpersonal adalah kemampuan untuk mengerti dan
memahami orang lain.
7. Kecerdasan Intrapersonal adalah kemampuan yang berkaitan dengan
pengetahuan akan diri sendiri dan bertanggung jawab atas kehidupannya
sendiri.
8. Kecerdasan Naturalis adalah kemampuan untuk mengerti alam lingkungan
dengan baik, kemampuan untuk memahami dan menikmati alam, dan
mengenali berbagai jenis flora fauna dan fenomena alam lainnya.
9. Kecerdasan Spiritual adalah kemampuan untuk merasakan keberagaman
atau macam-macam seseorang.

 Teori perkembangan otak.

Kemampuan otak yang lazimnya diukur dengan tes IQ, tidak selalu mewakili
kemampuan otak yang sebenarnya. Karena tinggi rendahnya kuantitatif IQ tidak akan
menjamin kesuksesan seseorang, namun kualitatif yang benar-benar baik dari
seseorang individual yang akan membawa seseorang kepada kesuksesan.
Keseimbangan otak kiri dan kanan berpengaruh pada kualitas pemikiran atau
kecerdasan seseorang.

14
Karena otak kiri bekerja untuk menghafal rumus, berfikir kritis, dan otak
kanan tidak ikut bekerja, maka otak kanan akan mengganggu kerja otak kiri. Otak
kanan akan bekerja saat ada music klasik, gambar-gambar yang menarik dan
sebagainya. Sedangkan otak depan merupakan sumber rasio yang terdiri dari pusat-
pusat yang memahami apa yang diamati. Amygdala adalah tempat penyimpanan
memori emosi yang mempunyai peran penting dalam emosional. Untuk menjaga
kesehatan otak dan mendukung perkembangannya, penting bagi Anda untuk
memberikan asupan yang bergizi. Berikut ini adalah beberapa makanan yang bisa
Anda berikan kepada Si Kecil untuk mendukung pertumbuhan otaknya.

1. Ikan berlemak.
merupakan sumber asam lemak omega-3 yang baik bagi perkembangan dan
kesehatan otak anak. Pasalnya, omega-3 dapat membantu memperbaiki struktur sel
otak yang disebut dengan neuron.Selain itu, studi menunjukkan bahwa konsumsi
omega-3 dapat membantu dalam proses peningkatan kemampuan berpikir. Beberapa
ikan yang kaya akan omega-3 adalah makarel, tuna, salmon, dan sarden.
2. Buah-buahan
Buah-buahan yang kaya akan vitamin C dapat membantu menyehatkan otak. Selain
dapat meningkatkan fokus dan konsentrasi, vitamin ini juga mampu melawan radikal
bebas dalam tubuh.Beberapa contoh buah-buahan yang tinggi akan vitamin C, di
antaranya buah-buahan sitrus (jeruk dan lemon), kiwi, tomat. hingga blueberry.
3. Telur
Selain kaya akan protein, telur juga mengandung beragam jenis vitamin B, seperti
vitamin B6, b12, dan asam folat, yang bagus untuk kesehatan otak.Penelitian
menunjukkan bahwa mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin B dapat
membantu menunda penurunan kognitif dan mencegah penyusutan otak.

15
BAB VII

A. Pengertian Metode dan Teknik Pembelajaran


1. PengertianMetodePembelajaran PAUD

Metode adalahcara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah


disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Ini
berarti metode digunakan untuk merealisasikan proses belajar mengajar yang telah
ditetapkan. Menurut Abdurrahman Ginting, metode pembelajaran dapat diartikan cara atau
pola yang khas dalam memanfaatkan berbagai prinsip dasar pendidikan serta berbagai teknik
dan sumber daya terkait lainnya agar terjadi proses pembelajaran pada diri pembelajar.
Dengan kata lain metode pembelajaran adalah teknik penyajian yang dikuasai oleh seorang
guru untuk menyajikan materi pelajaran kepada murid di dalam kelas baik secara individual
atau secara kelompok agar materi pelajaran dapat diserap, dipahami dan dimanfaatkan oleh
murid dengan baik. Dalam kenyataannya, cara atau metode pembelajaran yang digunakan
untuk menyampaikan informasi berbeda dengan cara yang ditempuh untuk memantapkan
siswa dalam menguasai pengetahuan, ketrampilan dan sikap. Khusus metode pembelajaran di
kelas, efektifitas metode dipengaruhi oleh factor tujuan, faktor siswa, faktor situasi dan faktor
guru itu sendiri. Dengan demikian metode dalam rangkaian system pembelajaran memegang
peran yang sangat penting, karena keberhasilan pembelajaran sangat tergantung pada cara
guru dalam menggunakan metode pembelajaran.

2. PengertianTeknikPembelajaran PAUD

Dari metode, teknik pembelajaran diturunkan secara aplikatif, nyata, dan praktis di
kelas saat pembelajaran berlangsung. Teknik pembelajaran yaitu cara konkret yang
digunakan guru dalam menerapkan suatu metode pembelajaran. Guru dapat berganti-ganti
teknik meskipun dalam koridormetode yang sama. Satu metode dapat diaplikasikan melalui
berbagai teknik pembelajaran.

A. Berbagai Macam Metode Pembelajaran PAUD


1. BCCT

Beyond Centers and Circles Time (BCCT) adalah metode penyelenggaraan PAUD
yang berpusat pada anak yang dalam proses pembelajarannya berpusat di sentra main dan
saat anak dalam lingkaran. Beyond Centers and Circles Time (BCCT) dapat dikatakan
sebagai konsep belajar dimana pendidik (guru) menghadirkan dunia nyata kedalam kelas dan
mendorong anak didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Sentra main adalah zona atau area main anak yang dilengkapi seperangkat alat main
yang berfungsi sebagai pijakan lingkungan yang diperlukan untuk mendukung perkembangan
anak dalam tiga jenis permainan. Yakni main sensorimotor (fungsional), main peran, dan
main pembangunan.
16
Sedangkan saat lingkaran merupakan saat guru duduk bersama anak dengan posisi
melingkar untuk memberikan pijakan (arahan) kepada anak yang dilakukan sebelum dan
sesudah main.
Metoden Beyond Centers and Circles Time (BCCT) adalah metode penyelenggaraan
PAUD yang berpusat pada anak yang dalam proses pembelajarannya berpusat di sentra main
dan saat anak dalam lingkaran dengan menggunakan empat pijakan. Empat pijakan tersebut
akan penulis jelaskan pada pembahasan berikutnya. Di Indonesia metode ini lebih dikenal
dengan Sentra dan lingkaran (Seling). Metode pengajaran yang menempatkan siswa pada
posisi yang proposional. Pendekatan sentra dan lingkaran berfokus pada anak.
Sentra main adalah zona atau area main anak yang di lengkapi dengan seperangkat
alat main yang berfungsi sebagai pijakan lingkungan yang diperlukan untuk mendukung
perkembangan anak dalam 3 jenis main. yaitu: main sensorimotor, main perandan main
pembangunan. Saat lingkaran adalah saat dimana pendidik (guru/kader/pamong) duduk
bersama anak dengan posisi melingkar untuk memberikan pijakan kepada anak yang
dilakukan sebelum dan sesudah main. Pembelajaran yang berpusat pada anak dan peran guru
hanya sebagai fasilitator, motivator dan evaluator merupakan cirri dari metode BCCT ini,
Sehingga otak anak dirangsang untuk terus berfikir secara aktif dalam menggali
pengalamannya sendiri bukan sekedar mencontoh dan menghafal saja.

 TujuanMetode Beyond Centers And Circles Time (BCCT)


Adapun tujuan dari metode Beyond Centers And Circles Time (BCCT) antara lain
sebagaiberikut:
Dalam rangka melejitkan potensi kecerdasan anak. Howard Gardner menyatakan
bahwa pada hakikatnya setiap anak ialah cerdas. Pandangan ini menentang bahwa kecerdasan
hanya dilihat dari fakror IQ. Gardner melihat kecerdasan dari berbagai dimensi. Setiap
kecerdasan yang dimiliki akan dapat mengantarkan anak mencapai kesuksesan.
Pendidik/guru perlu memfasilitasi setiap kecerdasan yang dimiliki anak dalam pembelajaran
dan kegiatan belajar. diantaranya :

 Kecerdasan bahasa (Linguistik) berkaitan dengan keterampilan dan persepsi


mengelola kata danbahasa.Yakni kemampuan menggunakan kata 'kata secara efektif
 KecerdasanLogika ' matematika berkaitan dengan keterampilan dan persepsi dalam
bidang angka (Numerik) dan alas an logis.
 Kecerdasan music berkaitan dengan keterampilan dan persepsi dalam bidang music
dan suara
 Kecerdasan gerak tubuh (kinestesis) berkaitan dengan ketrampilan dan persepsi dalam
bidang mengolah dan mengendalikan gerakan anggota tubuh.

17
 Kecerdasan gambar dan ruang (Visual'spasial) berkaitan dengan keterampilan dan
persepsi dalam bidang permainan, garis, warna, bentuk, dan ruang.
 Kecerdasan diri (intrapersonal) berkaitan dengan keterampilan dan persepsi dalam
bidang kesadaran dan pengenalan terhadap diri sendiri.
 Kecerdasan berbaur (interpersonal) berkaitan dengan keterampilan dan persepsi dalam
bidang membina hubungan dengan orang lain.
 Kecerdasan alami (naturalis) berkaitan dengan keterampilan dan persepsi dalam
bidang yang berhubungan dengan alam dan lingkungan sekitar.
 Kecerdasan rohani (spiritual) berkaitan dengan keterampilan dan persepsi dalam
bidang mengolah rohani.
 Kita harus mengingat bahwa setiap orang memiliki Sembilan kecerdasan ini dan
setiap hari menggunakannya dengan kombinasi yang berlainan dan setiap orang juga
mempunyai delapan kecerdasan ini dengan cara mereka masing-masing.
 PenanamanNilai-nilaiDasar
Anak-anak merupakan individu yang baru mengenal dunia dan belum mengetahui tata
karma sopan santun, aturan, norma, dan sebagainya. Anak perlu dibimbing agar mampu
memahami berbagai hal. Usia dini merupakan saat yang sangat berharga untuk menanamkan
nilai' nilai dasar dalam kehidupan yang meliputi:

1. Nilai'nilai nasionalisme.
2. Nilai'nilai agama.
3. Nilai'nilai etika.
4. Nilai'nilai moral.
5. Nilai'nilai sosial.
Setiap orang mempunyai berbagai pengalaman yang memungkinkan dia berkembang dan
belajar. Dari pengalaman itu orang akan mendapatkan patokan'patokan umum untuk
bertingkah laku. Misalnya bagaimana cara berhadapan dengan orang yang lebih tua,
bagaimana menghormati orang lain, bagaimana membuat keputusan yang efektif, dan
sebagainya. Patokan'patokan yang berupa nilai itu, kemudian cenderung memberikan arah
atau haluan dalam kehidupan. Nilai'nilai itu menunjukkan apa yang cenderung kita lakukan
dalam waktu dan tempat tertentu atas dasar keyakinan dan penghargaan tertentu. Dengan
pemeliharaan dan pengasuhan yang baik dan sedini mungkin, maka potensi yang telah ada itu
dapat dikembangkan kearah perwujudan anak yang cerdas dan dengan menanamkan nilai-
nilai dasar sejak dini pada anak diharapkan akan menjadi bekal dalam menjalani kehidupan
mereka dimasa yang akan datang.

18
 PengembanganKemampuanDasar
Anak yang sedang berkembang adalah sebuah kesatuan psikososial dan biologi yang
memerlukan gizi optimal bagi kerja optimal. Gizi jelas didapat dari banyak sumber termasuk
penglihatan, pendengaran, sentuhan, gerakan, pendampingan, kasih saying dan makanan.
Pemenuhan kebutuhan tersebut akan menghasilkan anak usia dini yang sehat secara fisik,
jasmani, tidaksakit, tidak cacat dan tidak lemah, semua organ tubuh dalam keadaan dan
berfungsi normal, memiliki emosi dan mampu berinteraksi dengan lingkungannya sesuai
dengan tahapan perkembangannya Untuk menghasilkan anak usia dini yang sehat dan cerdas
dibutuhkan gizi seimbang yang sesuai dengan kebutuhan anak. Dengan pola makanan yang
sesuai dengan usia anak di harapkan gizi dan tumbuh kembang anak dapat berjalan dengan
normal, dan periode emas tidak akan terlewatkan.

Oleh karena itu dalam proses belajar mengajar untuk anak usia dini diharapkan dapat
tercipta pembelajaran yang tidak membebani dan menyenangkan, sehingga anak akan
semakin mudah menyerap apa yang mereka pelajari yakni sesuai dengan prinsip pendidikan
anak usia dini yaitu belajar sambil bermain dan bermain sambil belajar. Dengan demikian
akan terbentuk aspek kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik anak. Dan sesuai
dengan ruang lingkup kurikulum untuk anak prasekolah yang tercantum dalam kurikulum
2004 yang meliputi enam aspek perkembangan yang dicapai yaitu :

1. Moral dan nilai'nilai agama.


2. Sosial, emosional dan kemandirian.
3. Kemampuan berbahasa.
4. Kognitif.
5. Fisik atau motorik.
6. Kreatifitas atau seni.
 Bentuk-Bentuk Sentra Dalam Beyond Centers And Circles Time (BCCT)
Dalam metode Beyond Centers and Circles Time materi yang dikembangkan berupa
sentra. Sentra dibuat berdasarkan kebutuhan anak dengan mengobservasi setiap
perkembangan anak. Jadi kebutuhan sentra mungkin tidak sama di setiap lembaga pendidikan
tergantung kesiapan perangkat dan tenaga pengajar yang ada. Sebagai contoh dibawah ini ada
beberapa sentra yang banyak dikembangkan yaitu :
a.       Sentra BahanAlam.
Tempat bermain sambil belajar untuk mengembangkan pengalaman sensori motor
dalam rangka menguatkan tiga jari untuk persiapan menulis, sekaligus pengenalan sains
untuk anak. Efek yang diharapkan adalah Anak dapat terstimulasi aspek motorik halus secara
optimal, dan mengenal sains sejak dini.

19
b.       Sentra Main PeranMikroatauMakro
Tempat bermain sambil belajar, dimana anak dapat mengembangkan daya imajinasi
dan mengekspresikan perasaan saat ini, kemarin, dan yang akan datang. Penekanan sentra ini
terletak pada alur cerita sehingga anak terbiasa untuk berfikir secara istimatis. Efek yang
diharapkan adalah anak dapat bersosialisasi dan berinteraksi dengan teman dan lingkungan
sekitar dan mengembangkan kemampuan berbahasa secara optimal.
c.       Sentra Balok
Tempat bermain sambil belajar untuk mempresentasikan ide kedalam bentuk nyata
(bangunan). Di sentra ini anak dapat memainkan balok dengan perbandingan 1 anak ± 100
balok plus assesoris. Penekanan sentra ini pada start and finish, di mana anak mengambil
balok sesuai kebutuhan dan mengembalikan dengan mengklasifikasi berdasarkan bentuk
balok. Efek yang diharapkan adalah anak dapat berfikir tipologi, mengenal ruang dan bentuk
sehingga dapat mengembangkan kecerdasan visual spasial secara optimal.
d.       Sentra Persiapan
Tempat bermain sambil belajar untuk mengembangkan pengalaman keaksaraan. Di
sentra ini anak difasilitasi dengan permainan yang dapat mendukung pengalaman baca, tulis,
hitung dengan cara yang menyenangkan dan anak dapat memilih kegiatan yang diminati.
Efek yang diharapkan adalah Anak dapat berpikir teratur, senang membaca, menulis dan
menghitung.
e.       Sentra Iman&Taqwa (Religion Center).
Tempat bermain sambil belajar untuk mengembangkan kecerdasan jamak dimana
kegiatan main lebih menitik beratkan pada kegiatan keagamaan. Di sentra ini anak difasilitasi
dengan kegiatan bermain yang memfokuskan pada pembiasaan beribadah dan mengenal
Simbol dan huruf keagamaan misalnya untuk centra Agama Islam mengenal huruf hijaiyyah
dengan cara bermain sambil belajar. Efek yang diharapkan adalah tertanamnya akhlakul
karimah. Ikhlas, sabar, dan senang menjalankan perintah agama.
f.        Sentra Seni dan Kreatifitas
Sentra ini menitik beratkan pada kemampuan anak dalam berkreasi. Kegiatan di
sentra ini dilaksanakan dalam bentuk proyek, dimana anak diajak untuk menciptakan kreasi
tertentu yang akan menghasilkan sebuah karya. Efek yang diharapkan adalah anak dapat
berfikir secara kreatif.
Penerapan metode BCCT ini bersifat fleksibel. Bisa dilakukan secara bertahap, sesuai
situasi dan kondisi setempat. Lingkungan bermain yang bermutu untuk anak usia dini
setidaknya mampu mendukung tiga jenis main yang dikenal dalam penelitian anak usia dini.
Tiga jenis main tersebut adalah :
1. Main sensorimotor (Main Fungsional)
2. Main Pembangunan
3. Positive Parenting

20
 Apamanfaatpengasuhanpositifbagiorangtuadananak
Pendekatan dengan cara yang positif, seperti berbicara dengan lembut, membiasakan
diri bertukar cerita, menyediakan waktu sendiri bersama anak, akan mendorong anak untuk
mengubah sikapnya. Anak juga belajar mengendalikan emosi, bersikap terbuka, dan ini bias
menjadi salah satu cara dari sekian banyak cara untuk meningkatkan rasa percaya diri sikecil
karena dia tidak pernah merasa dipermalukan. Bagi orangtua, pola asuh yang positif juga
lebih menenangkan dan melegakan. Anda bias merasa lebih rileks dan tenang dengan pola
asuh ini. Kalau sikecil tidak mau mendengarkan, alih-alih berteriak agar dia memperhatikan
Anda, ada baiknya Anda mendekat, berbicara lebih jelas, dengan menambahkan opsi “jika
tidak dilakukan” dan “jika dilakukan”. Anda tidak perlu lagi merasa bersalah akibat harus
tarik otot dengan sikecil.

B. Macam-MacamTeknikPembelajaran PAUD
1. TeknikBermain
Bermain adalah aktifitas anak sehari-hari. Sebagaian besar orang mengerti apa yang
dimaksud dengan bermain, namun demikian mereka tidak dapat memberikan batasan apa
yang dimaksud dengan bermain. Beberapa ahli peneliti memberikan batasan arti bermain
dengan memisahkan aspek aspek tingkah laku yang berbeda dalam bermain. Sedikitnya ada
lima kreteria dalam bermain, yaitu :
a. Motivasi intrinsik. Tingkah laku bermain dimotivasi dari dalam diri anak, karena itu
dilakukan demi kegiatan itu sendiri dan bukan karena tuntutan masyarakat atau
fungsi-fungsi tubuh.
b. Pengaruh positif. Tingkah laku itu menyenangkan atau menggembirakan untuk
dilakukan.
c. Bukan dikerjakan sambil lalu. Tingkah laku itu bukan dilakukan sambil lalu, karena
itu tidak mengikuti pola atau urutan yang sebenarnya, melainkan lebih bersifat pura-
pura.
d. Cara/tujuan. Cara bermain lebih diutamakan dari pada tujuannya. Anak lebih tertarik
pada tingkah laku itu sendiri dari pada yang dihasilkan.
e. Kelenturan. Bermain itu perilaku yang lentur. Kelenturan ditunjukkan baik dalam
bentuk maupun hubungan serta berlaku dalam setiap situasi.
2. TeknikCerita
Teknik cerita adalah teknik dalam proses belajar mengajar dimana seorang guru
menyampaikan carita secara lisan kepada sejumlah murid yang pada umumnya bersifat pasif.
Dalam hal ini biasanya guru menyampaikan cerita tertentu dan dengan alokasi waktu tertentu
pula.

21
 Kelebihan Teknik Cerita
Organisasi kelas lebih sederhana, tidak perlu pengelompokan murid-murid seperti pada
teknik lain. Guru dapat menguasai kelas dengan mudah walaupun murid dalam jumlah yang
cukup besar apabila cerita yang disampaikan mampu menarik perhatian murid. Bila guru
dalam bercerita berhasil dengan baik, maka dapat menimbulkan semangat, kreasi yang
konstruktif dan bias merangsang para murid untuk melakukan tugas atau pekerjaan.
 Kekurangan Teknik Cerita
Guru sulit mengetahui sampai dimana batas kemampuan murid dalam memahami materi
cerita yang disampaikan. Para murid lebih cenderung bersifat pasif dan menganggap bahwa
yang diceritakan itu benar, sehingga dengan demikian bentuk pelajaran menjadi bersifat
verbalisme.
3. TeknikDemonstrasi
Teknik demonstrasi adalah teknik pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan
memperlihatkan kepada seluruh murid tentang cara melakukan sesuatu.
 Kelebihan Teknik Demonstrasi
Dengan Teknik ini, terjadinya proses belajar mengajar yang bersifat verbalisme bias
dihindari karena murid secara langsung disuruh untuk memperhatikan materi yang
didemonstrasikan.Proses belajar mengajar akan lebih menarik, Dengan mengamati secara
langsung, murid dapat lebih mudah bagaimana cara melakukan suatu pekerjaan yang telah
didemonstrasikan.
 KekuranganTeknikDemonstrasi
Bila tidak ada persiapan yang matang, guru sering gagal dalam mendemonstrasikan
materi yang akan diajarkan, sehingga terkadang guru mencoba beberapa kali baru berhasil,
dan itu akan memakan waktu yang cukup lama.
4. TeknikSimulasi
Kata simulasi beasal dari kata bahasa Inggris yaitu simulation yang berarti pekerjaan
tiruan/menirukan.
Teknik simulasi adalah teknik belajar mengajar dengan cara menirukan situasi tiruan
untuk memahami konsep, prinsip atau ketrampilan tertentu. Teknik simulasi terbagi menjadi
beberapa jenisTeknik, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Sosiodrama Sosiodrama adalah Teknik pembelajaran bermain peran untuk
memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan fenomena sosial,
permasalahan yang menyangkut hubungan antar manusia.
2. Psikodrama Psikodrama adalah Teknik pembelajaran dengan bermain peran yang
bertitik tolak dari permasalahan-permasalahan psikologis.

22
3. Role playing Role playing atau bermain peran adalah Teknik pembelajaran
sebagai bagian simulasi yang menekankan keikut sertaan murid untuk
menirukan masalah-masalah situasi sosial. Teknik ini sering digunakan untuk
kalangan anak-anak usia dini.
 KelebihanTekniksimulasi
Teknik ini dapat dijadikan sebagai bekal bagi para murid dalam menghadapi
situasi yang sebenarnya kelak, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat maupun dunia
kerja. Dapat memupuk keberanian dan percaya diri murid. Meningkatkan gairah murid
dalam proses belajar mengajar.
 KelemahanTekniksimulasi
Pengelolaan yang kurang baik sering dijadikan sebagai alat hiburan, sehingga
tujuan pembelajaran yang sebenarnya menjadi terabaikan. Rasa takut dan malu sering
mempengaruhi murid dalam melakukan simulasi. Pengalaman yang diperoleh dalam simulasi
tidak selalu sesuai dengan kenyataan di lapangan.
5. Teknikkaryawisata
Teknik karya wisata adalah cara mengajar yang dilaksanakan dengan jalan mengajak
para murid keluar kelas mengunjungi suatu tempat untuk mempelajari atau menyelidiki hal
tertentu, dibawah bimbingan guru.
 KelebihanTeknikKaryaWisata
Dapat memberi kepuasan kepada para murid, karena dapat melihat secara langsung
obyek yang diamati. Melalui karyawisata guru lebih mudah menerangkan materi pelajaran,
karena bias mengamati secara langsung obyek yang dipelajari.
 KelemahanTeknikKaryaWisata
Teknik ini akan mengganggup elajaran yang lain, jika sering dilakukan. Karena menyita
banyak waktu, lebih-lebih kalau tempatnya berada jauh dari lokasibelajar. Membutuhkan
perencanaan yang matang dan persiapan yang panjang.
6. Teknik Tanya jawab
Teknik Tanya jawab adalah teknik yang digunakan dalam proses belajar mengajar
dengan menggunakan pertanyaan yang diajukan oleh guru kepada murid. Teknik ini
bertujuan untuk merangsang perhatian siswa dan mengukur kemampuan siswa terhadap
materi yang dibahas..
 Kelebihan teknik Tanya jawab
Sangat positif untuk melatih keberanian anak mengemukakan pendapat secara lisan.
Meskipun pelajaran berjalan agak lamban tetapi guru dapat mengontrol terhadap pemahaman
dan pengertian murid tentang materi yang dibicarakan.
 Kelemahan teknik Tanya jawab
Memakanwaktu yang cukup lama, karena waktu yang tersedia habis untuk kegiatan
Tanya jawab dengan seluruh murid. Bagi seorang guru yang telah berhasil dengan baik
mengidentifikasi cara mengajar yang tepat dalam menggunakan teknik tertentu,.
23
7. TeknikProyekSederhana
Teknik proyek artinya melakukan pekerjaan. Teknik proyek dalam pembelajaran artinya
memberikan pekerjaan kepada siswa untuk menyelesaikan suatu persoalan tertentu. Proyek
ini dapat dikerjaakan secara kelompok ataui ndividu. Hal-hal yang dapat dilakukan dalam
melaksanakan pembelajaran dengan metode proyek yaitu:
 Melakukan pengamatan terhadap warna daun (adaa yang hijau, kuning, merah,
dll)
 Melakukan kegiatan menjiplak
 Mewarnai gambar tumbuh-tumbuhan
 Menemukan benda yang memiliki bentuk persegi, segitiga, dll.
8. TeknikPemberianTugas 
Teknik pemberian tugas adalah pemberian tugas belajar kepada anak. Tugas yang
diberikan dapat berupa soal, materi untuk dipelajari, pekerjaan rumahdll. Tugas diberikan
guru kepada siswa harus mengarahkan terhadap tercapainya suatu materi yang diinginkan
untuk diselesaikan.

Dalam memberikan tugas kepada siswa guru harus memperhatikan dan mempertimbangkan
beberapa hal dianataranya:
 Tujuan diberikannya tugas, apakah untuk melatih ketepatan atau keterampilan
anak.
 Memeprhatikan kemampuan seluruh anak, karena di kelas terdapat anak yang
dapa tmenyelesaikan tugas dengan cepat dan ada anak yang lambat dalam
menyelesaikan tugasnya
 Memperhatikan kondisi kelas, bagaimanakah kondisi kelas menyenangkan
atau tidak.
Manfaat yang dapatdiperoleh dari metode pemberian tugas yaitu:
 Memperoleh umpan balik tentang kualitas hasil belajar anak
 Meningkatkan keterampilan belajar anak
 Tugas yang diberikan secara berkala, teratur dan juga dapt menanamkan
kebiasaan bagus bagi anak.
24

A. PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD)

Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi yang

dibakukan dan cara pencapaiannya disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan daerah.

Kompetensi perlu dicapai secara tuntas (belajar tuntas). Kurikulum dilaksanakan dalam

rangka membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi baik psikis dan fisik yang

meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosialemosional, kognitif, bahasa, fisik/motorik,

kemandirian dan seni untuk siap memasuki pendidikan dasar.


 Fungsi Kurikulum PAUD

a) Mengembangkan sikap dan perilaku yang baik sesuai akidah agama dan norma

yang dianut.

Fungsi ini harus diimplementasikan dalam proses pembelajaran sehingga anak

mampu mengembangkan sikap dan perilaku yang sesuai dengan akidah dan norma

agama yang dianutnya, mampu melaksanakan ibadah sesuai dengan agama yang

dianutnya. Dan mempunyai rasa toleransi dan saling hormat menghormati antara

pemeluk agama.

b) Mengembangkan kemampuan sosialisasi dan  mengendalikan emosi.

Dalam mengembangkan kurikulum PAUD, maka peserta didik harus


mengembangkan kemampuan sosialisasi dan mengendalikan emosi. Kemampuan

bersosialisasi dan mengendalikan emosi sangat penting dimiliki anak agar mereka

mampu menjalankan kehidupan sosialnya dengan baik dan selaras.

c) Menumbuhkan kemandirian anak.

Kemandirian merupakan perilaku yang harus dimiliki oleh setiap anak dalam

mempersiapkan hidupnya di masa depan. Di dunia yang semakin kompleks dan penuh

tantangan ini, maka kemampuan untuk mandiri merupakan salah satu syarat agar anak

mampu mempertahankan hidupnya dan berhasil mencapai cita-citanya. Tanpa

kemandirian, maka anak hanya akan tergantung kepada orang lain.


25

d) Mengembangkan  kemampuan berbahasa.

Bahasa adalah cermin seseorang. Kemampuan berbahasa merupakan

perwujudan dari sikap, perilaku dan harga diri seseorang. Oleh karena itu, kurikulum

PAUD harus berfungsi mengembangkan kemampuan berbahasa anak, sehingga anak

mempunyai ragam bahasa yang kaya dan baik.

e) Mengembangkan kemampuan kognitif

Kemampuan kognitif atau intelektual merupakan salah satu kemampuan yang

penting dalam kehidupan seseorang, baik sebagai modal bagi pendidikan di jenjang

selanjutnya, maupun dalam memecahkan masalah-masalah kesehariannya.

Pengembangan kemampuan kognitif anak di usia dini merupakan dasar bagi

perkembangan intelektualnya di masa-masa selanjutnya. Oleh karena itu, maka sangat

penting untuk memberikan membimbing perkembangan intelektual di usia dini.

f) Mengembangkan kemampuan fisik/ motorik

Mengembangkan kemampuan fisik/motorik merupakan salah satu fungsi

disusunnya kurikulum PAUD. Fisik dan motorik anak yang sedang berkembang pesat

memerlukan bimbingan agar perkembangannya maksimal dan baik. Dengan


kemampuan fisik dan motorik yang baik, maka anak akan mampu menjalani

kehidupannya dengan baik.

g) Mengembangkan daya cipta dan kreativitas anak

Aspek-aspek kreativitas dan daya cipta anak harus dikembangkan dalam

impelementasi kurikulum PAUD. Anak yang memiliki daya cipta dan kreativitas

tinggi akan mampu memecahkan berbagai masalah-masalah kehidupan, mampu

menghasilkan berbagai hal yang positif dan berguna bagi orang lain. Mengembangkan

daya cipta dan kretaivitas anak dapat dimulai dengan mengidentifikasi bakat dan

minat anak sejak dini, agar dapat dibimbing perkembangannya.


26

B. Asas-asas Kurikulum PAUD

I. Asas Filosofis

Dalam mengembangkan sebuah kurikulum harus diperhatikan asas filosofisnya, yaitu

filsafat dan tujuan pendidikan. Asas ini berhubungan dengan sistem nilai yakni pandangan

seseorang atau masyarakat tentang sesuatu yang bernilai dalam kehidupan orang atau

masyarakat tersebut. Misalnya, bangsa Indonesia yang menganut Pancasila sebagai dasar

negara, maka pengembangan kurikulumnya harus mengacu pada dasar dan pedoman

negara tersebut. Hal itulah yang kemudian tertuang tujuan pendidikan nasional yang

tertuang dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

II. Asas Psikologis

Asas psikologis sangat berkaitan dengan berbagai aspek tentang psikologi anak dan

psikologi belajar. Asas ini berkenaan dengan perilaku manusia yang menjadi landasan

dalam mengembangkan sebuah kurikulum. Kajian mengenai perilaku manusia, baik dalam

konteks belajar maupun individu manusianya, kemudian menjadi teori-teori yang menjadi

dasar pengembangan kuriukulum. Kesimpulannya, melalui berbagai teori mengenai

manusia (anak) dan proses belajar, maka akan disusun arah dan tujuan kurikulum itu
sendiri.

III. Asas sosiologis

Dalam pengembangan kurikulum, maka harus diperhatikan perkembangan

masyarakat, baik kebutuhan maupun tuntutan-tuntutan kehidupannya. Dengan

memperhatikan asas sosiologis maka proses penyampaian kebudayaan, sosialisasi dan

rekontruksi sosial yang tertuang dalam perangkat kurikulum akan mampu dilakukan,

khususnya oleh lembaga pendidikan.

IV. Asas Organisatoris

Asas organisatoris dalam mengembangkan kurikulum berhubungan dengan bentuk

dan organisasasi kurikulum. Asas ini sangat dipengaruhi oleh asas-asas sebelumnya yang

dianut oleh pengembang kurikulum.


27

Contohnya di Indonesia, bentuk dan organisasi kurikulum telah mengalami perubahan-

perubahan, misalnya perkembangan bentuk kurikulum dalam kurikulum 1974, 1985, 1989,

2000, dan 2004.

C. Standar Kompetensi Anak usia Dini

Dalam pengembangan aspek-aspek pembelajaran dalam pendidikan anak usia dini

harus mengacu pada standar kompetensi anak usia dini antara lain sebagai berikut:

a. Moral dan nilai-nilai agama

Nilai-nilai agama dan moral yang diajarkan pada anak usia dini adalah perilaku positif,

kemandirian, disiplin, kejujuran dan perilaku lainnya. Kegiatan pembiasaan yang

berhubungan dengan nilai-nilai agama juga harus diberikan, seperti penguasaan terhadap

do’a-do’a sehari-hari.

b. Fisik/motorik

Dalam hal ini pendidik harus mampu merangsang perkembangan fisik dan motorik anak

sesuai dengan usia perkembangannya. Hal itu dapat dilakukan dengan berbagai permainan-

permainan edukatif.

c. Sosial dan Emosional


Anak dididik untuk dapat mengembangkan kemampuan sosial melalui proses sosialisasi.

Melalui aspek ini anak dibekali dengan kemamuan memecahkan masalah-masalah sosial

yang dihadapinya, tentunya melalui proses pembiasaan yang dilakukan secara terus menerus.

d. Bahasa

Dalam aspek ini, anak didorong untuk menguasai kemampuan berkomunikasi sesuai

dengan masa perkembangannya. Kemampuan berbahasa dilihat dari usia perkembangan anak

dapat dibagi menjadi 2 periode, yaitu periode prelinguistik (0-1 tahun) dan periode linguistik

(1-5 tahun).

e. Kognitif

Perkembangan kognitif anak biasanya mengacu pada pendapat Piaget yang membagi

perkembangan kognitif anak menjadi empat tahapan,


28

yaitu periode  sensorimotorik (usia 0-2 tahun), periode praoperiosaional (2-7 tahun), periode

operasional konkrit (7-11 tahun) dan periode operasional formal (usia 11 sampai dewasa).

f. Kognitif

Perkembangan kognitif anak biasanya mengacu pada pendapat Piaget yang membagi

perkembangan kognitif anak menjadi empat tahapan, yaitu periode  sensorimotorik (usia 0-2

tahun), periode praoperiosaional (2-7 tahun), periode operasional konkrit (7-11 tahun) dan

periode operasional formal (usia 11 sampai dewasa).

g. Seni

Kemampuan di bidang seni dapat dikembangkan dalam musik, seni tari, seni gambar dan

keterampilan lainnya.

D. Pengembangan Kurikulum PAUD

            Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dn bahan

belajar serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan untuk

mencapai tujuan pendidikan. Untuk kepentingan penulisan makalah ini, konsep kurikulum

akan disederhanakan lebih kepada materi kegiatan yang akan dilaksanakan dalam pendidikan

anak usia dini.


E. Prinsip-prinsip Dasar pengembangan kurikulum PAUD

Dalam hal Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, menetapkan beberapa prinsip

pengembangan kurikulum PAUD, yang meliputi bersifat komprehensif, artinya kurikulum

harus menyediakan pengalaman belajar yang meningkatkan perkembangan anak secara

menyeluruh dalam berbagai aspek perkembangan.

1. Didasarkan pada perkembangan secara bertahap, sehingga proses pembelajaran

harus dilakukan secara bertahap sesuai dengan usia anak dan tahapan perkembangan

anak.

2. Melibatkan orang tua sebagai pendidik utama, sehingga peran orang tua dalam

menyusun rancangan kegiatan pembelajaran harus ditingkatkan agar tujuan PAUD

lebih terarah dan tepat sasaran.


29

3. Melayani kebutuhan anak, yakni mampu mengembangkan kemampuan, kebutuhan,

minat, potensi setiap anak.

4. Merefleksikan kebutuhan dan nilai-nilai yang dalam masyarakat

5. Mengembangkan standar kompetensi anak sebagai upaya menyiapkan lingkungan

belajar anak.

6. Mewadahi layanan anak berkebutuhan khusus, sehingga semboyan pendidikan

untuk semua dapat dilaksanakan.

7. Menjalin kemitraan dengan keluarga dan masyarakat

8. Memperhatikan kesehatan dan keselamatan anak, khususnya di lingkungan sekolah.

9. Menjabarkan prosedur pengelolaan lembaga yang diungkapkan kepada masyarakat

sebagai bentuk akuntabilitas.

10. Manajemen sumber daya manusia yang terlibat dalam lembaga pendidikan anak

usia dini.

11. Penyediaan sarana dan prasarana yang optimal dan mampu menunjang proses

pembelajaran.

F. Komponen Kurikulum
 Anak

Sasaran pendidikan anak usia dini adalah anak yang berada di rentang usia 0-6 tahun.

1) Pendidik

Kompetensi pendidik PAUD adalah sekurang-kurangnya memiliki kualifikasi

akademik Diplomas Empat (D-IV) atau Sarjana (S-1) di bidang pendidikan usia dini,

psikologi atau lainnya; dan memiliki sertifikat profesi guru PAUD. Adapun rasio guru

dengan anak didik dalam PAUD adalah:

a. Usia  0-1 tahun rasio 1 : 3 anak,

b. Usia 1-3 tahun dengan rasio 1 : 6 anak,

c. Usia 3-4 tahun dengan rasio 1 : 8 tahun, dan

d. Usia 4-6 tahun dengan rasio 1 : 10-12 anak.


30

2) Pembelajaran

Pembelajaran dilakukan melalui kegiatan bermain dan pembiasaan yang

direncanakan dan persiapkan pendidik meliputi materi dan proses pembelajaran itu

sendiri. Materi pembelajaran bagi anak usia dini dibagi dalam 2 kelompok usia, yaitu:

a. Materi Pembelajaran Untuk Anak usia 0-3 tahun, mencakup:

1) Pengenalan diri sendiri (perkembangan konsep diri)

2) Pengenalan perasaan (perkembangan emosi)

3) Pengenalan tentang orang lain (perkembangan sosial)

4) Pengenalan berbagai gerak (Perkembangan fisik)

5) Mengembangkan komunikasi (perkembangan bahasa)

6) Keterampilan berfikir (perkembangan kognitif)

b. Materi Pembelajaran untuk anak usia 3-6 tahun, mencakup:

1) Keaksaraan, yaitu meliputi pengenalan terhadap kosakata dan bahasa,

kesadaran phonologi, percakapan, memahami buku, dan teks lainnya.

2) Konsep matematika, mencakup pengenalan angka-angka, pola-pola dan

hubungan, geomteri dan konsep matematika lainnya.


3) Pengetahuan alam, yang mencakup pengenalan terhadap objek fisik,

kehidupan, bumi dan lingkungan.

4) Pengetahuan sosial, meliputi kehidupan orang banyak, bekerja, interaksi

sosial, lingkungan rumah dan keluarga, dan lainnya.

5) Seni, mencakup kegiatan menari, menyanyi, bermain peran, bermain musik,

menggambar dan melukis.

6) Teknologi, dengan mengenalkan alat-alat dan penggunaan operasi dasar dan

kesadaran teknologi. Alat-alat yang dikenalkan di mulai dari alat-alat yang ada

rumah, seklah, dan lingkungan tempat anak tinggal.


7) Ketarampilan proses, mencakup pengamatan dan eksplorasi; eksperimen;

pemecahan masalah; koneksi, pengorganisasian, komunikasi dan informasi

yang mewakilinya.

31

c. Materi untuk orang tua

Selain untuk anak, materi pembelajaran juga diberikan pada orang tua anak

mencakup:

1) Peningkatan pemahaman orang tua tentang arti penting pendidikan sejak dini

bagi anak-anak mereka.

2) Penerapan pemahaman tahap-tahap tumbuh kembang anak perlu juga

diberikan kepada orang tua.

3) Kemampuan orang tua dalam indentifikasi deteksi dini tumbuh kembang anak.

4) Kemampuan orang tua dalam merangsang pertumbuhan dan perkembangan

anak.

5) Orang tua dibekali pengetahuan tentang pemilihan alat permainan anak yang

mendidik.

6) Orang tua harus dapat memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar dan

bermain anak.
d. Sentra Bermain

Salah satu prinsip pembelajaran anak usia dini adalah belajar sambil bermain,

sehingga diperlukan adanya area bermain yakni area kegiatan dan permainan yang dilakukan

di dalam atau di luar kelas. Berikut adalah contoh-contoh area bermain :

1) Sentra balok, dalam berbagai ukuran dan bentuk berupa bentuk bangunan

rumah, jembatan, kebun binatang, dan lainnya. Melalui permainan ini

diharapkan anak dapat mengembangkan kemampuan berfikir, perhitungan

permulaan dan dapat memecahkan masalah serta memperkuat daya

konsentrasi.

2) Sentra bermain peran, dengan anak memperagakan apa yang dilihatnya maka

dapat membantu anak memahami lingkungannya.


3) Sentra seni, dengan tujuan agar anak dapat mengembangkan dan

mengeksplorasi daya kreativitasnya.

32

4) Sentra persiapan, yakni kegiatan persiapan membaca permulaan, menulis

permulaan serta berhitung permulaan.

5) Sentra agama, dengan menyediakan miniatur tempat ibadah, alat-alat ibadah,

buku-buku cerita, gambar-gambar dan lainnya. 

e. Keranjang PAUD

Keranjang PAUD adalah seperangkat Alat Permainan Edukatif (APE) yang dikemas

dalam satu wadah atau boks. Sebagai contoh adalah APE kereta api, pasak belah, puzle,

balok, boneka jari, timbangan, jam dinding, permainan air, meronce, dan permainan lainnya.

5). Penilaian (Assesmen)

Assesmen merupakan proses pengumpulan data dan dokumentasi belajar dan

perkembangan anak. Kegiatan ini meliputi observasi, konferensi dengan guru lain, survey,

wawancara dengan orang tua, hasil kerja anak dan unjuk kerja. Kesemua bentuk penilaian

tersebut dapat disusun dalam bentuk portofolio.

6). Pengelolaan Pembelajaran


Dalam mengelola pembelajaran, PAUD harus memperhatikan aspek-aspek sebagai

berikut:

a. Keterlibatan anak, dalam hal ini prinsip pembelajaran harus berpusat kepada

aktivitas belajar anak.

b. Layanan program, yang disesuaikan dengan satuan pendidikan masing-

masing, yakni:

i. Taman Penitipan Anak, dilaksanakan 3-5 hari dengan layanan minimal

6 jam atau dalam satu tahun 144-160 hari atau 32-34 minggu.

ii. Kelompok Bermain (KB) dilaksanakan setiap hari atau minimal 3 kali

seminggu dengan jumlah jam minimal 3 jam atau dalam satu tahun 144

hari atau 32-34 minggu.


33

iii. Satuan PAUD sejenis (SPS) minimal satu minggu sekali dengan jam

layanan 2 jam. Kekuaran jam layanan pada SPS dilengkapi dengan

program pengasuhan yang dilakukan orang tua sehingga jumlah

layanan keseluruhan setara dengan 144 hari dalam satu tahun.

iv. Taman Kanak-Kanak (TK) dilaksanakan minimal 5 hari seminggu

dengan jumlah layanan minimal 2,5 jam. Dalam satu tahuan 160 hari

layanan atau 34 minggu.

c. Kegiatan insidental/semester/Tahunan Antara lain meliputi:

i. Kunjungan luar, seperti kunjungan ke museum, mesjid, kantor pos,

kantor polisi, dan lainnya.

ii. Pengenalan pekerjaan, yakni mengenalkan profesi dengan

mendatangkan atau mengunjungi narasumber yang relevan, seperti

dokter, tukang pos, kepala desa, dan sebagainya.

iii. Peringatan Hari Besar (PHB)


d. Dalam memperingati hari besar dapat dilakukan dengan mengadakan

perlombaan,  panggung seni, parade, dan lainnya.

e. Bakti Sosial

Seperti melaksanakan kegiatan bersih-bersih lingkungan, mengunjungi panti

asuhan, rumah jompo, dan lainnya.

a) Kegiatan bersama orang tua

b) Orang tua dapat juga menjadi narasumber, guru pendamping atau guru bantu.

c) Kesehatan

d) Misalnya dengan pemeriksaan kesehatan gigi dan pemeriksaan kesehatan

umum.

e) Media Audio Visual


f) Dengan menggunakan media audio visiual dalam mengetengahkan tema atau

materi pembelajaran.

34

7. Melibatkan peran serta masyarakat

Dalam hal ini, kegiatan PAUD hampir seluruhnya dikelola oleh swasta (masyarakat).

Yang perlu dikembangkan adalah peran masyarakat secara umum di lingkungan PAUD itu

berada, di mana sebagai lembaga non-formal, PAUD membutuhkan dukungan dari semua

komponen masyarakat.

G. Satuan Pendidikan Anak Usia Dini

            Satuan pendidikan anak usia dini dalam kerangka pendidikan jalur formal dan

informal meliputi:

a. Taman Kanak-Kanak, yaitu bentuk satuan pendidikan anak usia dini pada jalur

pendidikan formal yang menyelenggarakan program pendidikan bagi anak usia 4-6

tahun, yang dibagi menjadi dua kelompok, yakni kelompok A untuk anak usia 4-5

tahun dan kelompok B untuk anak usia 5-6 tahun.

b. Kelompok Bermain merupakan satu bentuk PAUD pada jalur non formal yang

menyelenggarakan program pendidikan sekaligus program kesejahteraan bagi anak


usia 2-4 tahun dan anak usia 4-6 tahun yang tidak dapat dilayani TK (setelah melalui

pengkajian dan mendapat rekomendasi dari pihak berwenang).

c. Taman Pendidikan Anak adalah layanan yang dilakasanakan oleh pemerintah dan

masyarakat bagi anak usia 0-6 tahun yang orang tuanya bekerja.

d. Satuan PAUD sejenis (SPS) adalah layanan minimal merupakan layanan minimal

yang hanya dilakukan 1-2 kali /minggu atau merupakan layanan PAUD yang

dintegrasikan dengan program layanan lainnya. Peserta program PAUD sejenis adalah

anak usia 2-4 tahun.

H. Panduan Kurikulum Darurat COVID-19 buat Guru untuk Belajar DARING

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menerbitkan Pedoman

Pelaksanaan Kurikulum pada Satuan Pendidikan dalam Kondisi Khusus. Satuan pendidikan
dalam kondisi khusus dapat menggunakan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan

pembelajaran peserta didik. Satuan pendidikan pada kondisi khusus dalam pelaksanaan

pembelajaran dapat :

35
1. tetap mengacu pada Kurikulum Nasional;
2. menggunakan kurikulum darurat; atau

3. melakukan penyederhanaan kurikulum secara mandiri. “Semua jenjang pendidikan

pada kondisi khusus dapat memilih dari tiga opsi kurikulum tersebut,” terang

Mendikbud

Kurikulum darurat (dalam kondisi khusus) yang disiapkan oleh Kemendikbud

merupakan penyederhanaan dari kurikulum nasional. Pada kurikulum tersebut dilakukan

pengurangan kompetensi dasar untuk setiap mata pelajaran sehingga guru dan siswa dapat

berfokus pada kompetensi esensial dan kompetensi prasyarat untuk kelanjutan pembelajaran

di tingkat selanjutnya.
Untuk membantu siswa yang terdampak pandemi dan berpotensi tertinggal,
Mendikbud mengimbau guru perlu melakukan asesmen diagnostik. Asesmen dilakukan di
semua kelas secara berkala untuk mendiagnosis kondisi kognitif dan non-kognitif siswa
sebagai dampak pembelajaran jarak jauh. Asesmen non-kognitif ditujukan untuk mengukur
aspek psikologis dan kondisi emosional siswa, seperti kesejahteraan psikologi dan sosial
emosi siswa, kesenangan siswa selama belajar dari rumah, serta kondisi keluarga siswa.
Asesmen kognitif ditujukan untuk menguji kemampuan dan capaian pembelajaran siswa.
Hasil asesmen digunakan sebagai dasar pemilihan strategi pembelajaran dan pemberian
remedial atau pelajaran tambahan untuk peserta didik yang paling tertinggal.
Pemerintah juga melakukan relaksasi peraturan untuk guru dalam mendukung
kesuksesan pembelajaran di masa pandemi Covid-19. “Guru tidak lagi diharuskan untuk
memenuhi beban kerja 24 jam tatap muka dalam satu minggu sehingga guru dapat fokus
memberikan pelajaran interaktif kepada siswa tanpa perlu mengejar pemenuhan jam,” jelas
Mendikbud. Kurikulum Darurat Belajar dari Rumah Saat Pandemi COVID-19 Kepala Badan
Penelitian Pengembangan dan Perbukuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud) Totok Suprayitno mengatakan kurikulum darurat (dalam kondisi khusus)
memastikan kompetensi yang harus dicapai dapat terpenuhi pada masa pandemi COVID-19.
"Kemendikbud mengeluarkan kurikulum darurat atau dalam masa khusus, karena dalam
kondisi krisis seperti saat ini pembelajaran tidak dapat dilakukan secara normal, sehingga
diperlukan relaksasi dan adaptasi pembelajaran," ujar Totok dalam keterangannya di Jakarta,
Rabu (26/8/2020).
Penggunaan kurikulum darurat merupakan salah satu opsi yang dapat dilakukan oleh
sekolah untuk melaksanakan relaksasi dan adaptasi pembelajaran dalam kondisi khusus,
seperti saat terjadi bencana. Untuk Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), kurikulum darurat
merujuk kepada enam aspek perkembangan anak secara holistik dan terpadu sesuai dengan
usia dan tahap perkembangan anak. "Sekolah dapat memilih opsi, apakah tetap menggunakan
kurikulum nasional, menggunakan kurikulum darurat (dalam kondisi khusus), atau
melakukan penyederhanaan kurikulum secara mandiri," ujar Totok.

36
Totok menambahkan selama pandemi COVID-19, sejumlah sekolah telah melakukan
penyederhanaan kurikulum secara mandiri. Sekolah dapat meneruskan penggunaan
kurikulum yang dilakukan secara mandiri tersebut. Ketiga opsi pelaksanaan kurikulum
tersebut, kata dia, berlaku untuk semua jenjang pendidikan, baik sekolah yang berada di zona
oranye dan merah, maupun yang sudah dapat melaksanakan pembelajaran tatap muka di zona
hijau dan kuning.
37

A. Pengertian Perencanaan Pembelajaran


Proses sistematis dalam mengartikan prinsip belajar dan pembelajaran ke dalam
rancangan untuk bahan dan aktivitas pembelajaran (Smith dan Ragan). Pada hakikatnya
perencanaan pembelajaran yaitu suatu upaya untuk merancang dan mengembangkan setiap
unsur pembelajaran, sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh, terkait dan saling
menentukan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Pembelajaran adalah proses kerja sama antara guru dan siswa dalam memanfaatkan
segala potensi (dalam dan luar) sebagai upaya mencapai tujuan belajar tertentu. Ahmad
(2004:67) mendefinisikan perencanaan secara sederhana yaitu pemikiran sebelum
melaksanakan tugas. Dari dua pengertian tersebut dapat kita simpulkan perencanaan
pembelajaran adalah proses pengambilan keputusan hasil berpikir secara rasional tentang
sasaran dan tujuan tertentu dengan memanfaatkan segala potensi dan sumber daya yang ada.

B. Perencanaan Pembelajaran PAUD


Pembelajaran anak usia dini pada hakikatnya adalah pengembangan kurikulum secara
konkret berupa seperangkat rencana yang berisi sejumlah pengalaman belajar melalui
bermain yang diberikan pada anak usia dini berdasarkan potensi dan tugas perkembangan
yang harus dikuasainya dalam rangka pencapaian kompetensi yang dimiliki oleh anak.
Adapun dalam menyusun perencanaan pembelajaran harus berdasarkan prinsip-prinsip
sebagai berikut:
1. Sesuai Dengan Tahap Perkembangan Anak Rencana pembelajaran disusun untuk
memberikan panduan dalam menyiapkan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan
kemampuan anak. Dengan kata lain penyusunan rencana pembelajaran harus
disesuaikan dengan tahap perkembangan anak.
2. Memenuhi Kebutuhan Belajar Anak Selain memperhatikan tahapan perkembangan
anak, rencana pembelajaran juga harus memenuhi kebutuhan belajar anak secara
individu karena setiap anak memiliki gaya belajar yang berbeda. Meskipun pada
umumnya anak pada kelompok usia tertentu ada dalam tahap perkembangan yang
sama tetapi pada kenyataannya setiap anak memiliki kekhasan masing-masing. Oleh
karena itu dalam menyusun rencana pembelajaran perlu juga memperhatikan
kekhasan anak secara individu.
3. Menyeluruh Rencana pembelajaran yang disusun harus meliputi semua aspek
perkembangan: fisik motorik, kognitif, sosial-emosional, nilai agama dan moral,
bahasa, dan seni sebagai satu kesatuan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan.

38

4. Operasional
Tujuan jelas dan dapat diukur Perencanaan yang dibuat harus berisi tujuan yang jelas
dan ingin dicapai dalam tujuan pembelajaran. Dapat dilaksanakan Perencanaan
disusun sebagai acuan perencanaan pembelajaran, karena itu penyusunan
perencanaan pembelajaran harus dipastikan dapat diterapkan dalam pembelajaran
yang menyenangkan bagi anak.
5. Mengoptimalkan Potensi Lingkungan Salah satu tujuan PAUD adalah
mengembangkan kemampuan anak dalam mengenal lingkungan sekitarnya. Dengan
kata lain anak diharapkan peka terhadap lingkungan tempat tinggalnya. Anak dapat
melihat lingkungan sekitar sebagai pusat sumber belajar sebagai potensi yang harus
dioptimalkan dan sebagai wahana yang harus dijaga kelestariannya. Karena itu
pengembangan rencana belajar untuk PAUD harus berakar pada lingkungan di
sekitar anak. Lingkungan yang dimaksud disini adalah lingkungan fisik dan
lingkungan non-fisik. Lingkungan fisik yakni orang yang ada di sekitar anak, serta
lingkungan non-fisik yakni adat, budaya, nilai-nilai keagamaan, seni, bahasa, dan
lain-lain.

C. Model Pembelajaran Anak Usia Dini


Fadillah dalam bukunya desain pembelajaran PAUD mendefinisikan model
pembelajaran sebagai pedoman untuk membuat perencanaan pembelajaran yang sistematis
guna mencapai pembelajaran yang telah ditentukan. Model pembelajaran merupakan desain
proses pembelajaran yang sistematis, mencangkup pendekatan pembelajaran, strategi
pembelajaran, metode pembelajaran, dan teknik pembelajaran. Adapun beberapa model
pembelajaran anak usia dini, antara lain sebagai berikut:
 Model Pembelajaran Kelompok
Model pembelajaran kelompok (cooperative learning) merupakan model
pembelajaran dimana anak dibagi dalam beberapa kelompok dengan kegiatan yang
berbeda-beda. Strategi pelaksanaan model pembelajaran kelompok ini dibagi dalam 3
tahapan, yaitu pengelolaan kelas, langkah-langkah, dan penilaian.
Dalam tahap pengelolaan kelas, guru menata ruang kelas sesuai dengan kegiatan yang
akan dilaksanakan pada hari itu. Kemudian menata meja dan kursi sesuai dengan
kebutuhan anak agar mereka merasa nyaman dan leluasa ketika melaksanakan
kegiatan di ruang tersebut. Guru juga memaksimalkan dinding sebagai sarana
menempel hasil kegiatan siswa dan yang tidak kalah pentingnya adalah meletakkan
alat bermain sesuai dengan fungsinya sehingga dapat melatih anak didik dalam hal
kemandirian, tanggung jawab, mengambil keputusan, dan membiasakan mereka
menata kembali peralatan yang telah digunakannya.
39
 Model Pembelajaran Sudut
Model pembelajaran sudut merupakan model pembelajaran sudut-sudut kegiatan
sebagai pusat pembelajaran yang disesuaikan dengan dengan tema yang akan
digunakan pada saat itu, model pembelajaran sudut juga dapat diartikan sebagai
pemberian tugas tambahan atau pengayaan kepada anak yang lebih cepat mengerjakan
tugas. Pemberian materi pengayaan atau tugas tambahan tersebut ditempatkan
tersendiri di sudut ruangan kelas, bukan menjadi satu dengan teman-teman lain yang
belum selesai.
 Model Pembelajaran Area
Model pembelajaran area hampir sama dengan model pembelajaran sudut, hanya saja
model pembelajaran ini lebih menyediakan kesempatan kepada anak untuk memilih
kegiatan sendiri sesuai dengan minatnya dan mengutamakan pengalaman belajar
secara bermakna.Model pembelajaran ini bertumpu pada asumsi bahwa setiap anak
dilahirkan tidak sama, mereka memiliki keunikan sendiri. Oleh karena itu, model
pembelajaran harus mengakomodasi keunikan setiap anak. Model pembelajaran area
mungcul sebagai antisipasi perbedaan cara belajar, kempuan, motivasi, dan minat
anak. Anak diposisikan sebagai pembelajar aktif, di mana siswa aktif dalam membuat
kesimpulan sendiri mengenai setiap hal yang dipelajarinya. Guru hanya berperan
sebagai fasilitator yang bertugas sebagai memotivasi anak agar terpacu untuk lebih
giat belajar.
 Model Pembelajaran Sentra
Model pembelajaran sentra, atau yang leih dikenal dengan Beyond Centers and Circle
Time (BCCT) merupakan model pembelajaran yang berpusat di sentra bermain dan
ketika anak berada dalam lingkaran. Model pembelajaran ini, guru menghadirkan

dunia nyata kedalam kelas dan mendorong anak untuk mengorelasikan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari.

D. Fungsi Perencanaan Pembelajaran


Disamping pendapat tentang tujuan dan manfaat perencanaan di atas, terdapat juga
beberapa fungsi perencanaan, yaitu :
 Fungsi kreatif
Pembelajaran dengan menggunakan perencanaan yang matang akan dapat
memberikan umpan balik yang dapat menggambarkan berbagai kelemahan yang ada
sehingga akan dapat meningkatkan dan memperbaiki program.
 Fungsi Inovatif
Suatu inovasi pasti akan muncul jika direncanakan karena adanya kelemahan dan
kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Kesenjangan tersebut akan dapat
dipahami jika kita memahami proses yang dilaksanakan secara sistematis dan
direncanakan dan diprogram secara utuh.
40
 Fungsi selektif
Melalui proses perencanaan akan dapat diseleksi strategi mana yang dianggap lebih
efektif dan efisien untuk dikembangkan. Fungsi selektif ini juga berkaitan dengan
pemilihan materi pelajaran yang dianggap sesuai dengan tujuan pembelajaran.
 Fungsi Komunikatif
Suatu perencanaan yang memadai harus dapat menjelaskan kepada setiap orang yang
terlibat, baik guru, siswa, kepala sekolah, bahkan pihak eksternal seperti orang tua
dan masyarakat. Dokumen perencanaan harus dapat mengkomunikasikan kepada
setiap orang baik mengenai tujuan dan hasil yang hendak dicapai dan strategi yang
dilakukan.
 Fungsi prediktif
Perencanaan yang disusun secara benar dan akurat, dapat menggambarkan apa yang
akan terjadi setelah dilakukan suatu tindakan sesuai dengan program yang telah
disusun. Melalui fungsi prediktifnya, perencanaan dapat menggambarkan berbagai
kesulitan yang akan terjadi, dan menggambarkan hasil yang akan diperoleh.
 Fungsi akurasi
Melalui proses perencanaan yang matang, guru dapat mengukur setiap waktu yang
diperlukan untuk menyampaikan bahan pelajaran tertentu, dapat menghitung jam
pelajaran efektif.
 Fungsi pencapaian tujuan
Mengajar bukanlah sekedar menyampaikan materi, tetapi juga membentuk manusia
yang utuh yang tidak hanya berkembang dalam aspek intelektualnya saja, tetapi juga
dalam sikap dan ketrampilan. Melalui perencanaan yang baik, maka proses dan hasil
belajar dapat dilakukan secara seimbang.
 Fungsi control
Mengontrol keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan merupakan bagian yang tidak
dapat dipisahkan dalam suatu proses pembelajaran. Melalui perencanaan akan dapat
ditentukan sejauh mana materi pelajaran telah dapat diserap oleh siswa dan dipahami,
sehingga akan dapat memberikan balikan kepada guru dalam mengembangkan
program pembelajaran selanjutnya. Selain yang di jabarkan di atas, Oemar Hamalik
(2001) mengemukakan bahwa pada garis besarnya perencanaan pembelajaran
berfungsi sebagai berikut:
a. Memberi guru pemahaman yang lebih jelas tentang tujuan pendidikan sekolah
dan hubungannya dengan pembelajaran yang dilakssiswaan untuk mencapai
tujuan itu.
b. Membantu guru memperjelas pemikiran tentang sumbangan pembelajarannya
terhadap pencapaian tujuan pendidikan.

41

c. Menambah keyakinan guru atas nilai-nilai pembelajaran yang diberikan dan


prosedur yang dipergunakan.
d. Membantu guru dalam rangka mengenal kebutuhan-kebutuhan siswa, minat--
minat siswa, dan mendorong motivasi belajar.
e. Mengurangi kegiatan yang bersifat trial dan error dalam mengajar dengan
adanya organisasi yang baik dan metoda yang tepat.
f. Membantu guru memelihara kegairahan mengajar dan senantiasa memberikan
bahan-bahan yang up to date kepada siswa.

Berdasarkan seluruh uraian di atas, maka secara hakiki tujuan yang paling mendasar dari
sebuah perencanaan psembelajaran adalah sebagai pedoman atau petunjuk bagi guru, serta
mengarahkan dan membimbing kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran.

E. Jenis-jenis Perencanaan Pembelajaran


1) Perencanaan Permulaan (Preliminary Planning)
Perencanaan ini sangat diperlukan oleh guru- guru baru dan guru yang baru mulai
tugasnya disuatu skekolah. Dari tugasnya ini perlu mengadakan serangkaian
penyesuaian diri terhadap situasi- situasi baru, membantu murid dalam belajar,
memberi kesan yang menyenangkan bagi murid, sehingga menjadi betah bersekolah.
2) Perencanaan Tahunan
Perencanaan ini berfungsi sebagai rencana jangka panjang. Langkah – langkahnya :
a. Menentukan tujuan pembelajaran.
b. Menyusun skor pelajaran sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
c. Mengorganisasikan isi pelajarandalam bentuk masalah – masalah atau unit – unit
atau minat siswa.
d. Menentukan metode mengajar.
3) Perencanaan Hari Pertama
Dalam rencana ini memuat; melaksanakan hal- hal yang bersifat rutin, prosedur dan
bahan pengajaran, pengaturan tempat duduk murid, cara pendekata guru dengan
murid dan lain- lain.
4) Perencanaan Terus Menerus
Di sini dimaksudkan untuk merevisi rencana yang telah dibuat sebelumnya, karena
rencana yang telah disusun sebelumnya itu masih dalam tartaran garis besarnya saja.
Juga dalam perencanaan ini merupakan kelanjutan dari perencanaan yang
sebelumnya.

42
5) Perencanaan Bersama (Resource Unit)
Dalam perencanaan ini, penyusunan rencana menjadio tanggung jawab bersama dari
semua guru, kepala sekolah, penilik, dan pengawas. Mereka bersama- sama dalam
suatu kelompok kerja menyusun suatu rencana yang luas yang dapat menjadi
pegangan para guru.
6) Mengikutsertakan Murid Dalam Perencanaan
sebelum membuat perencanaan dengan murid, guru terlebih dahulu menyusun pre-
planning dan telah mengadakan penjajakan sebelumnya tentang kebutuhan dan minat
murid, sehingga pre- planning itu dapat sejalan dengan keiinginan mereka dan
menghindari perubahan- perubahan yang tidak perlu.
7) Perencanaan Jangka Panjang
Aspek-aspeknya antara lain;
a. Perumusan tujuan- tujuan pembelajaran.
b. Memilih isi dan kegiatan belajar.
c. Mengorganisasi isi menjadi unit-unit. Belajar.
d. Menyusun unit- unit belajar.
e. Mengadakan seleksi atas prosedur- prosedur mengajar.
f. Mempertimbangkan metode evaluasi yang akan digunakan.
g. Perencanaan pengajaran unit
h. Perencanaan harian dan mingguan

Rencana ini berisikan rencana harian dan mingguan untuk setiap mata pelajaran, dan untuk
rencana ,mingguan dibuat secara garis besarnya saja.

8) Rencana Kerja Harian


Rencana kerja harian terdiri dari dua kegiatan, yaitu; resitasi dan directed study.
Dimana kedua kegiatan tersebut sangat berkaitan erat dengan unit dan tujuan
pembelajaran.
Selain itu menurut besaran atau magnitude, maka perencanaan dapat dibagi dalam:
a. Perencanaan makro, yakni perencanaan yang mempunyai telaah nasional,
yang menetapkan kebijakan-kebijakan yang akan ditempuh.
b. Perencanaan meso, kebijakan yang ditetapkan dalam perencanaan makro,
kemudian dijabarkan lebih rinci kedalam program dalam dimensi yang lebih
kecil.
c. Perencanaan mikro diartikan sebagai perencanaan tingkat institusional, dan
merupakan jabaran lebih spesifik dari perencanaan tingkat meso Menurut
telaahnya, maka perencanaan dapat dibagi menjadi:

43

a. Perencanaan strategis yakni perencanaan yang berkaitan dengan penetapan


tujuan, pengalokasikan sumber dalam mencapai tujuan dan kebijakan yang
dipakai sebagai pedoman
b. Perencanaan manajerial, yaitu perencanaan yang ditujukan untuk mengarahkan
proses pelaksanaan agar tujuan dapat dicapai secara efektif dan efisien.
c. Perencanaan operasional, yakni perencanaan bersifat spesifik dan berfungsi
memberi petunjuk konkret tentang pelaksanaan suatu program atau proyek,
baik tentang aturan, prosedur dan ketentuan yang telah ditetapkan.

Ditinjau dari jangka waktu, maka perencanaan dibedakan dalam:

a. Perencanaan jangka panjang yaitu perencanaan yang mencakup kurun


waktu 10 sampai dengan 25 tahun.
b. Perencanaan jangka menengah yaitu rencana yang mencakup kurun waktu
antara 4 sampai dengan 10 tahun.
c. Rencana jangka pendek yaitu rencana yang mencakup kurun waktu antara
1 sampai dengan 3 tahun.
44

A. Pelaksanaan Program Paud


Pelaksanaan Program PAUD Perangkat pembelajaran dibuat bersama-sama dengan
pengelola dan Pendidik, yang terdiri dari rencana kegiatan tahunan, rencana kegiatan
semester, Rencana kegiatan bulanan, rencana kegiatan mingguan dan rencana kegiatan
Harian. Namun dalam pelaksanaannya pendidik yang membuat perangkat Pembelajaran
sendiri. Pengelola hanya memberikan motivasi, memantau dan mengevaluasi.Kendala dalam
melaksanakan program pembelajaran yaitu dalam Pembuatan perangkat pembelajaran karena
adanya latar belakang pendidikan Yang tidak sesuai, maka banyak kendala yang dihadapi.
Cara mengatasi kendala Tersebut dengan mengikutkan diklat tentang penyusunan
perangkat Pembelajaran, mendatangkan petugas ahli atau narasumber ke lembaga untuk
Memberikan bimbingan dalam pembuatan perangkat pembelajaran agar Hasilnya bisa
maksimal, sesuai tujuan yang hendak dicapai. Pelaksanaan program berjalan dengan lancar
dan pelaksanaan Pembelajaran sesuai jadwal pembelajaran, dana berasal dari orang tua murid
adapun program pelaksanaan Paud yaitu :

B. Program Kegiatan Pendidikan TK , KB, Dan TPA.


A. Program Kegiatan Pendidikan TK
Adapun fungsi pendidikan TK adalah untuk mengenalkan peraturan dan menanamkan
disiplin pada anak, mengenalkan anak dengan dunia sekitar, menumbuhkan sikap dan
perilaku yang baik, mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan bersosialisasi,
mengembangkan keterampilan, kreativitas dan kemampuan yang dimiliki anak, menyiapkan
anak untuk memasuki pendidikan dasar.
Program kegiatan belajar pada tingkat TK meliputi bahan-bahan pembelajaran yang
dapat dicapai melalui tema yang sesuai dengan lingkungan anak dan kegiatan-kegiatan lain
yang menunjang kemampuan yang hendak dikembangkan. Biasanya dalam memudahkan
pelaksanaan program kegiatan belajar mengajar, anak-anak TK dikelompokkan menjadi 2
kelompok belajar, yakni kelompok A yang terdiri dari anak yang berusia 4-5 tahun dan
kelompok B untuk anak yang berusia 5-6 tahun. Jumlah hari dan layanan pada Taman kanak-
kanak dilaksanakan minimal 5 hari setiap minggu dengan jam layanan minimal 2,5 jam.
Tema yang dipilih hendaknya tema-tema yang menarik, yang menantang dan yang
bermakna bagi anak. Untuk memenuhi kriteria-kriteria tersebut, sebaiknya tema itu berkaitan
langsung, ada kaitannya dengan diri anak.
Sesuai dengan Departemen pendidikan dan Kebudayaan (1994) telah menetapkan
berbagai macam tema untuk membantu para guru TK dalam melaksanakan program kegiatan
bagi anak-anak TK dan juga tidak menutup kemungkinan bagi guru untuk mengembangkan
tema-tema sendiri. Adapun tema-tema tersebut sebagai berikut:
1. Tema Aku yang meliputi: alat indra, fungsi alat indra, macam pengamatan dengan
indra.

45
2. Tema Keluargaku yang meliputi: anggota keluarga, fungsi tiap anggota keluarga,
kebiasaan-kebiasaan dalam keluarga, tata tertib keluarga, binatang peliharaan
keluarga.

3. Tema Rumah yang meliputi: guna rumah, macam rumah, jenis rumah, bagian-bagian
rumah, alat dan perkakas rumah, lingkungan rumah.
4. Tema Sekolah yang meliputi: kegunaan sekolah, gedung dan halaman sekolah,
orang-orang yang ada di sekolah, alat-alat yang ada dan kegunaannya, tata tertib
sekolah, lingkungan sekolah.
5. Tema Makanan dan Minuman yang meliputi: manfaat makanan/ minuman, jenis
makanan/ minuman, asal makanan/minuman, tata tertib makan/ minum, tatacara
menyajikan.
6. Tema Pakaian yang meliputi: manfaat pakaian, cara memakai, jenis
pakaian,penggunaan pakaian, pakaian daerah.
7. Tema Kebersihan, Kesehatan, Keamanan yang meliputi: manfaatkebersihan/
kesehatan, cara memelihara kebersihan/kesehatan, alat kebersihan, akibat hidup
tidak bersih/ tidak sehat, macam penyakit, cara mencegah bahaya.
8. Tema Binatang yang meliputi: jenis binatang, makanan binatang, tempat hidup,
berbiak, bahaya binatang, ciri-ciri binatang, kegunaan binatang.
9. Tema Tanaman yang meliputi: macam tanaman, fungsi tanaman, cara menanam,
bagian tanaman.
10. Tema Kendaran yang meliputi: macam kendaraan, guna kendaraan, nama
penggemudi kendaraan, tempat pemberangkatan dan pemberhentian kendaraan,
bagian-bagian kendaraan.
11. Tema Pekerjaan yang meliputi: macam-macam pekerjaan, tugas pekerjaan,
tempat bekerja, perlengkapan bekerja.
12. Tema Rekreasi yang meliputi: kegunaan , tempat, perlengkapan, tata tertib
berekreasi.

13. Tema Air dan Udara yang meliputi: manfaat air, bahaya air, asal air, sifat air,
kegunaan udara, angin.
14. Tema Api yang meliputi: sumber api, warna, sifat, kegunaan, bahaya api,
arang,bara, asap, abu.
46
15. Tema Negara yang meliputi: nama, lambing, bendera, kepala negara, ibu kota,
lagu kebangsaan, lagu wajib, suku bangsa, pahlawan, hari besar nasional, bangsa
lain, kota tempat tinggalku.
16. Tema Alat Komunikasi yang meliputi: macam, guna, bentuk, cara
menggunakan, macam-macam benda pos.
17. Tema Gejala Alam yang meliputi: macam-macam gejala alam, sebab
terjadinya, pemeliharaan lingkungan.
18. Tema Matahari, Bulan, Bintang dan Bumi yang meliputi: kegunaan,
penciptanya, kapan dapat dilihat.
19. Tema Kehidupan Kota, Desa, Pesisir, Pegunungan yang meliputi: keadaan
lingkungan, tata cara kehidupan, mata pencarian.
20. Tema Pancaindra yang meliputi: alat indra, fungsi alat indra, macam
pengamatan dengan indra..
Dari sekian banyak tema yang telah ditetapkan oleh Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan diatas seorang pendidik juga dapat mengembangkan tema-tema tersendiri sesuai
dengan materi yang akan diajarkan supaya peserta didik tidak bosan dan jenuh dengan materi
ataupun tema-tema yang disampaikan oleh pendidik. Karena pada dasatnya anak usia dini itu
mempunyai imajinasi dan rasa ingin tahu yang kuat terkadang mereka juga akan bosan dan
jenuh dengan apa yang mereka pelajari, maka dari itu seorang pendidik harus pintar-pintar
membuat tema-tema dari materi yang telah ada yang berbeda dan baru bagi peserta didik
mereka supaya mereka tidak bosan dan jenuh.

B. Program Kegiatan Pendidikan Kelompok Bermain (KB)


Kelompok Bermain adalah salah satu bentuk PAUD pada jalur pendidikan non formal
yang menyelenggarakan program pendidikan sekaligus program kesejahteraan bagi anak usia
2 sampai dengan 4 tahun. Sasaran KB adalah anak usia 2 – 4 tahun dan anak usia 4 – 6 tahun
yang tidak dapat dilayani TK (setelah melalui pengkajian dan mendapat rekomendasi dari
pihak yang berwenang).
Layanan Program Kelompok Bermain (KB) setiap hari atau minimal 3 kali seminggu
dengan jumlah jam minimal 3 jam. Minimal layanan dalam satu tahun 144 hari atau 32 - 34
minggu. Berbeda dengan Dr. Suparyanto yang mengatakan bahwa

Jumlah hari dan layanan dalam Kelompok bermain (KB) yaitu setiap hari atau maksimal 3
kali seminggu dengan jumlah jam minimal 3 jam.Materi belajar bagi anak usia dini dalam
Kelompok Belajar dibagi dalam 2 kelompok usia yakni:
Materi Usia lahir sampai 3 tahun meliputi:

47
1). Pengenalan diri sendiri ( Perkembangan konsep diri)
2). Pengenalan perasaan (Perkembangan emosi)
3). Pengenalan tentang Orang lain (Perkembangan Sosial)
4). Pengenalan berbagai gerak (perkembangan Fisik)
5). Mengembangkan komunikasi (Perkembangan bahasa)
6). Ketrampilan berfikir (Perkembangan kognitif)
Materi untuk anak usia 3 – 6 tahun meliputi :
 Keaksaraan mencakup peningkatan kosa kata dan bahasa, kesadaran phonologi,
wawasan pengetahuan, percakapan, memahami buku-buku, dan teks lainnya.
 Konsep Matematika mencakup pengenalan angka-angka, pola-pola dan hubungan,
geometri dan kesadaran ruang, pengukuran, pengumpulan data, pengorganisasian, dan
mempresentasikannya.
 Pengetahuan Alam lebih menekankan pada objek fisik, kehidupan, bumi dan
lingkungan.
 Pengetahuan Sosial mencakup hidup orang banyak, bekerja, berinteraksi dengan yang
lain, membentuk, dan dibentuk oleh lingkungan. Komponen ini membahas
karakteristik tempat hidup manusia, dan hubungannya antara tempat yang satu dengan
yang lain, juga hubungannya dengan orang banyak. Anak-anak mempelajari tentang
dunia dan pemetaannya, misalnya dalam rumah ada ruang tamu, ruang tidur, kamar
mandi, dapur, ruang keluarga, ruang belajar; di luar rumah ada taman, garasi, dll.
Setiap rumah memiliki tetangga dalam jarak dekat atau jauh.
 Seni mencakup menari, musik, bermain peran, menggambar dan melukis. Menari,
adalah mengekspresikan ide ke dalam gerakan tubuh dengan mendengarkan musik,
dan menyampaikan perasaan. Musik, adalah mengkombinasikan instrumen untuk
menciptakan melodi dan suara yang menyenagkan. Drama, adalah mengungkapkan
cerita melalui aksi, dialog, atau keduanya. Seni juga mencakup melukis, menggambar,
mengoleksi sesuatu, modeling, membentuk dengan tanah liat atau materi lain,
menyusun bangunan, membuat boneka, mencap dengan stempel, dll.

 Teknologi mencakup alat-alat dan penggunaan operasi dasar. Kesadaran Teknologi.


Komponen ini membahas tentang alat-alat teknologi yang digunakan anak-anak di
rumah, di sekolah, dan pekerjaan keluarga. Anak-anak dapat mengenal nama-nama
alat dan mesin yang digunakan oleh manusia sehari-hari.

48
 Ketrampilan Proses mencakup pengamatan dan eksplorasi; eksperimen, pemecahan
masalah; dan koneksi, pengorganisasian, komunikasi, dan informasi yang mewakili.
Materi-materi itulah yang akan diterima dan diajarkan oleh pendidik pada anak-anak usia
dini dalam Kelompok Bermain. Dari matri-materi tersebut sang pendidik dapat
mengeksplorasi ataupun dapat mengembangkan materi-materi tersebut yang sudah ada.
Sehingga anak-anak usia dini tidak bosan dan jenuh dengan materi-materi yang mereka
terima dalam Kelompok Belajar tersebut.

C. Program Kegiatan Pendidikan Tempat Penitipan Anak (TPA)


Tempat Penitipan Anak atau Day Care adalah sarana pengasuhan anak dalam
kelompok, biasanya dilaksanakan pada saat jam kerja. Day Care merupakan upaya yang
terorganisasi untuk mengasuh anak-anak diluar rumah mereka selama beberapa jam dalam
satu hari bilamana asuhan orang tua kurang dapat dilaksanakan secara lengkap.
Jadi TPA adalah lembaga sosial yang memberikan pelayanan kepada anak-anak bayi
dibawah usia lima tahun (balita) yang dikhawatirkan akan mengalami hambatan dalam
pertumbuhannya, karena ditinggalkan orang tua atau ibunya bekerja. Pelayanan ini diberikan
dalam bentuk peningkatan gizi, pengembangan intelektual, emosional dan sosial. Dalam hal
ini TPA hanya sebagai pelengkap terhadap asuhan orang tua dan bukan sebagai pengganti
asuhan orang tua. Atau dengan kata lain TPA adalah layanan pendidikan yang dilaksanakan
oleh pemerintah dan masyarakat bagi anak usia lahir – 6 tahun yang orang tuanya bekerja
Adapun peserta didik pada TPA yaitu anak usia lahir – 6 tahun. Adapun keuntungan dengan
adanya TPA adalah:
 Lingkungan lebih memberikan rangsangan terhadap pancaindra.
Anak akan memiliki ruang bermain (baik didalam maupun diluar ruang) yang relative
lebih luas bila dibandingkan rumah mereka sendiri. Anak lebih memiliki kesempatan
berinteraksi atau berhubungan dengan teman sebaya yang akan membantu perkembangan
kerjasama dan keterampilan berbahasa.
 Para orang tuanya mempunyai kesempatan saling berinteraksi dengan staf TPA yang
memungkinkan terjadinya peningkatan keterampilan, pengetahuan dan tatacara
pengasuhan anak.
 Anak akan mendapat pengawasan dari pengasuh yang bertugas.
Pengasuh adalah orang dewasa yang sudah terlatih. Tersedianya beragam peralatan
rumah tangga, alat permainan program pendidikan, pengasuh, serta kegiatan yang terencana.
Tersedianya komponen pendidikan seperti anak belajar mandiri, berteman dan mendapat
kesempatan mempelajari berbagai keterampilan. Yang penting dalam hal ini adalah asuhan
yang konsisten, interaksi social yang kerap, kesempatan untuk eksplorasi, dan perbandingan
anak orang dewasa yang kecil, agar setiap anak menerima perhatian yang cukup dan sering
berinteraksi dengan orang dewasa yang tanggap.
Adapun beberapa kelemahan dari TPA antara lain:

49
 Pengasuhan yang rutin di TPA kurang bervariasi dan sifatnya kurang memperhatikan
pemenuhan kebutuhan masing-masing anak secara pribadi karena pengasuh kurang
memiliki waktu cukup.
 Anak-anak ternyata sering kurang memperoleh kesempatan untuk mandiri atau
terpisah dari kelompok.
 Sosialisasi lebih mengarah pada kepatuhan daripada otonomi.
 Para orang tua cenderung melepaskan tanggung jawab mereka sebagai pengasuh
kepada TPA.
 Kurang diperhatikan kebutuhan anak secara individual.
 Berganti-gantinya pengasuh seringkali menimbulkan kesulitan pada anak untuk
menyesuaikan diri dengan pengasuh.
 Anak mudah tertular penyakit dari orang lain.
Dengan adanya kelebihan dan kekurangan dari TPA itu sendiri maka hanya sebagian
orang yang mau menitipkan anaknya dalam TPA karena ada yang mengatakan bahwa anak
atau bayi yang dititipkan di tempat penitipan anak dapat terganggu secara psikologis.
Disamping itu juga ada beberapa alas an mengapa orang tua tidak mau menitipkan anaknya di
tempat penitipan anak. Alasan yang pertama adalah anggapan bahwa bayi membutuhkan
seorang pengasuh utama, dengan siapa mereka dapat mengembangkan rasa terikat yang kuat.
Jika mereka diasuh bermacam-macam orang, proses keterikatan akan terhalang dan
menumbuhkan rasa cemas.

Alasan kedua adalah adanya keyakinan bahwa bayi hanya menerima sedikit perhatian, kasih
sayang, dan rangsangan, akibatnya perkembangan social dan kognitif terhambat.Adapun
jumlah hari dan layanan di Tempat penitipan anak (TPA) dilaksanakan 3-5 hari dengan
layanan minimal 6 jam. Tidak terlalu banyak orang menitipkan anaknya pada Tempat
Penitipan Anak (TPA) hanya orang-orang tertentu yang membutuhkan jasa TPA.
Kebanyakan dari mereka yang menitipkan anaknya di TPA karena mereka terlalu sibuk
dengan pekerjaannya dan mereka ingin istirahat sejenak dari urusan mengurus rumah tangga
dalam hal ini anak. Disamping itu juga TPA akan laku dan ramai di kota saja apabila terdapat
TPA di desa itu akan sangat jarang sekali peserta didiknya karena sebagian besar dari mereka
lebih berfikiran bahwa lebih baik anak diasuh oleh orang tua sendiri daripada diasuh oleh
orang lain begitulah pikiran mereka. Akan tetapi akan sangat berbeda jauh dengan di daerah
perkotaan mereka tidak asing lagi dengan yang namanya TPA karena bagi mereka sama saja
anak diasuh oleh orang tua ataupun di TPA selain itu juga mereka tidak mempunyai waktu
untuk mengasuh anak mereka karena mereka sibuk bekerja mencari uang.

50
D. Prinsip Pelaksanaan Program Paud
prinsip dalam melaksanakan pendidikan anak usia dini yaitu :
1. Pendidikan haruslah berorientasi pada kebutuhan anak dan semua aspek
perkembangannya. Kebutuhan dan perkembangan anak baik fisik maupun psikis yaitu
intelektual, bahasa, motoric, dan sosioemosionalnya anak. Dan tidak hanya berorientasi
pada satu siswa saja melainkan diperlukan nondiskriminasi antara siswa dan guru.
adanya non diskriminasi sangatlah penting dalam sebuah lembaga pendidikan. Agar
semua anak dpat mengenyam pendidikan tanpa harus membedakan bangsa, bahasa, jenis
kelamin, tingkat sosial. Dan agama.maupun anak yang berkebutuhan khusus.
2. Belajar haruslah didasari dengan bermain sesuai dengan karakter anak dalam usia
perkembangan. Mengapa demikian? karena anak dalam usia dini ini sesuai dengan
teorinya peace bahwa anak harus belajar secara konkrit, selain itu anak usia dini ini blum
bisa mengontrol gerakannya, ia masih suka bermain, sehingga dalam pembelajaran harus
dilakukan dengan bermain. Itu dpat dilihat ketika didalam kelas seorang siswa tidak akan
mampu duduk selama 1 jam pun mereka jika tidak kuad akan beraktifitas sendiri.
Dengan cara berlari atau berjalan didalam kelas.
3. Limgkungan yang kondusif yang dapat mendukung kegiatan belajar melalui bermain
Seorang anak diharapkan mampu beradaptasi dengan lingkungalingkungan akan
membantu seorang anak dalam mengembangkan potensi dirinya secara maksimal. selain
itu anak dalam proses belajar dengan mengeksplorasi semua inderanya baik penciuman,
persa, peraba, penglihatan dan pendengaran melalui sebuah lingkungan dalam bermain.
4. Menggunakan pembelajaran terpadu melalui tema yang menarik dan bersifat kontekstual.
Tema yang bagus adalah tema yang dapat menarik perhatian siswa dalam proses belajar
didalam kelas, sebuah tema harus disusun dengan semenarik mungkin dan bersifat
kontekstual,
5. Mengembangkan kecakapan anak dengan cara mengembangkan ketrampilan
Ketrampilan yang dimiliki oleh anak agar dapat dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari
agar anak mampu bertanggung jawab, mandiri dan memiliki disiplin diri.seorang anak
mampu membangun pengetahuannya sendiri melalui pengalaman dan pengetahuannya
yang dialaminya sejak lahir dan pengetahuan yang telah anak dapatkan selama hidup.
6. Menggunakan berbagai media edukatif dan sumber belajar yakni media yang digunakan
haruslah nyata tidak abstrak agar anak lebih memahami dan tidak sekedar
membayangkan saja. Anak dapat berfikir dengan sebuah benda konkrit saja. Jika anak
diberikan gambar yang abstrak tentu saja akan kebingungan. Sesuai dengan karakteristi
anak usia ini akan lebih mengingat pada benda yang sudah mereka lihat, maupun
dipegang.Sebab anak usia dini dapat menyerap pengalaman dengan mudah melalui
benda-benda yang bersifat konkrit. Dilaksanakan secara bertahap dan berulang-ulang.
Yakni Pembelajaran bagi anak usia dini harus berdasarkan konsep yang sederhana dan
dekat dengan anak agar mudah dikuasai.
51
E. Arti penilaian
Penilaian Hasil Belajar Anak Usia Dini (PAUD). Definisi atau pengertian Penilaian
Adalah proses pengukuran terhadap hasil dari kegiatan belajar anak Penilaian menjadi bagian
penting dalam proses pendidikan. Hasil pembelajaran dilakukan untuk melihat hasil belajar
anak yang berdampak pada kemajuan perkembangannya.
Kemampuan mengobservasi perilaku anak saat melakukan kegiatan bermain yang ikut
serta dan penguasaan tahap perkembangan anak harusnya menjadi kemampuan yang
dipersyaratkan bagi guru PAUD. Pengamatan yang seksama saat anak bermain memberikan
banyak informasi yang diperlukan untuk kegiatan.

Penilaian dan pelaporan perkembangan anak usia dini merupakan bagian penting dalam
rangkaian pelaksanaan pendidikan usia dini. Penilaian dan pelaporan memiliki banyak makna
dan tujuan, yang utamanya berpusat pada bagaimana memahami dan melihat perkembangan
yang dicapai anak setelah mendapatkan rangsangan pembelajaran.
Penilaian pada pendidikan anak usia dini bersifat sehingga tidak hanya dilaksanakan satu
atau dua kali pada waktu tertentu, tetapi secara berkesinambungan dan terus-menerus
Penilaian pada pendidikan anak usia dini dilaksanakan pada saat anak bermain, diukur
dengan teman atau guru, saat anak mengomunikasikan pikiran melalui hasil karyanya. Hal
penting yang harus diterapkan dan dirubah pemahaman guru bahwa hasil karya anak bukan
untuk kesalahan yang bagus tidak tetapi untuk analisis kemajuan yang dikembangkan oleh
anak. Penilaian perkembangan dalam pendidikan anak usia dini bukan hal yang sederhana
karena banyak faktor yang perlu diperhatikan pada saat mengetahui fakta, analisa terhadap
perilaku anak saat bermain, dan analisa hasil karya anak.
Keseriusan, ketelitian penyimpanan dan objektivitas dalam pengelolaan fakta tanpa
dicampuri asumsi-asumsi, menjadi data yang mampu menggambarkan siapa dan bagaimana
anak sebenarnya. Data-data inilah yang kemudian dikomunikasikan kepada orang tua sebagai
laporan untuk ditindaklanjuti bersama, baik di satuan PAUD maupun pengasuhan di rumah.
F. Tujuan penilaian Program Paud
Tujuan pendidikan anak usia dini secara umum sama dengan tujuan pendidikan pada
umumnya. Dalam UU No. 20 tahun 2003 pasal 3 disebutkan bahwa pendidikan bertujuan
untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman  dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Secara khusus pendidikan anak usia dini  bertujuan.
1. Terciptanya tumbuh kembang anak usia dini yang optimal melalui peningkatan
pelayanan prasekolah.
2. Terciptanya peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap orangtua dalam
upaya membina tumbuh kembang anak secara optimal.
3. Mempersiapkan ank usia dini yang kelak siap masuk pendidikan dasar.
52
4. Untuk membentuk anak Indonesia yang berkuailtas, yaitu anak yang tumbuh dan
berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki yang
optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan di masa
dewasa.

5. Melakukan deteksi dini terhadap kemungkinan terjadinya gangguan dalam


pertumbuhan dan perkembangan potensi-potensi yang dimiliki anak.
Selain itu tujuan pendidikan anak usia dini adalah:
a. Anak mampu melakukan ibadah, mengenal dan percaya akan ciptaan Tuhan dan
mencintai sesama. Contoh: pendidik mengenalkan kepada anak didik bahwa Allah
SWT menciptakan berbagai makhluk selain manusia, seperti binatang, tumbuhan,
dan sebagainya yang semua itu harus kita sayangi.
b. Anak mampu mengelola keterampilan tubuh termasuk gerakan-garakan yang
mengontrol gerakan tubuh, gerakan halus dan gerakan kasar, serta menerima
rangsangan sensorik (panca indera). Contoh: menari, bermain bola, menulis ataupun
mewarnai.
c. Anak mampu menggunakan bahasa untuk pemahaman bahasa pasif dan dapat
berkomunikasi secara efektif yang bermanfaat untuk berpikir dan belajar. Contoh :
ketika sudah melakukan pembahasan tema, diberikan kepada anak didik untuk
bertanya atau menjawab isi tema yang telah diberikan.
d. Anak mampu berpikir logis, kritis, memberikan alasan, memecahkan masalah dan
menemukan hubungan sebab akibat. Contoh : mencari pasangan gambar yang
berkaitan dengan sebab akibat, lalu anak akan berusaha memecahkan masalah dan
memberika alasan tersebut.
e. Anak mampu mengenal lingkungan alam, lingkungan sosial, peranan masyarakat
dan menghargai keragaman sosial dan budaya serta mampu mengembangkan konsep
diri, sikap postif terhadap belajar, kontrol diri dan rasa memiliki.
f. Anak memiliki kepekaan terhadap irama, nada, birama, berbagai bunyi, bertepuk
tangan, serta menghargai hasil karya yang kreatif. Contoh : anak yang senang dan
menyukai dengan musik, saat mendengar lagu maka akan segera mengikutinya,
ataupun ketika diminta melanjutkan syair kedua hingga selesai, maka anak mampu
melakukann

53
E. Aspek-aspek penilaian Program Paud
PORTOFOLIO ANAK
Nama :
Kelompok : TA :
Tanggal Capaian
Pengamatan Hasil Kegiatan / Catatan Guru Perkemban
Kegiatan / Kegiatan terhadap gan Anak
Hasil Karya Portofolio Anak ( BB, MB,
Anak BSH, BSB )
Guru Kelompok B

( )
54
PERCAKAPAN / DIALOG

Nama : TA :
Hari / Tgl : Tema :
Kelompok : Sub Tema :
Capaian
KD Percakapan / dialog Hasil Dari Perkembangan
Kegiatan
Indikator Kegiatan Anak Anak ( BB, MB,
BSH, BSB )
Guru Kelompok B

( )

55
PENILAIAN OBSERVASI
Nama :
Kelompok / TA :
Hari / Kegiatan Hasil Observasi KD / Capaia
Tanggal INDIKATOR Perkem
bangan
Anak
(BB,
MB,
BSH,
BSB)

Guru Kelompok B

( )
56
CATATAN ANEKDOT
Nama : TA :
Hari / Tgl : Kelompok :

Capaian
Perkemb
angan
Aktivitas Catatan Peristiwa / KD /
Waktu Tempat ( BB,
Anak Perilaku Indikator
MB,
BSH,
BSB )

Guru Kelompok B

( )
57
A. Pengertian dan konsep pembinaan
Menurut Mitha Thoha Pembinaan adalah Suatu tindakan, proses, hasil, atau pernyataan
yang lebih baik. Dalam hal ini menunjukkan adanya kemajuan, peningkatan pertumbuhan,
evolusi atas berbagai kemungkinan, berkembang atau peningkatan atas sesuatu. Ada dua
unsur dari definisi pembinaan yaitu:1.pembinaan itu bisa berupa suatu tindakan, proses, atau
pernyataan tujuan, dan; 2. Pembinaan bisa menunjukan kepada perbaikan atas sesuatu.
Menurut Poerwadarmita (dalam bukharistyle.blogspot.com :2012).
Pembinaan adalah suatu usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara berdaya
guna berhasil guna untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Secara umum pembinaan
disebut sebagai sebuah perbaikan terhadap pola kehidupan yang direncanakan. Setiap
manusia memiliki tujuan hidup tertentu dan ia memiliki keinginan untuk mewujudkan tujuan
tersebut. Apabila tujuan hidup tersebut tidak tercapai maka manusia akan berusaha untuk
menata ulang pola kehidupannya.
Pengertian Pembinaan Menurut Psikologi Pembinaan dapat diartikan sebagai upaya
memelihara dan membawa suatu keadaan yang seharusnya terjadi atau menjaga keadaan
sebagaimana seharusnya. Dalam manajemen pendidikan luar sekolah, pembinaan dilakukan
dengan maksud agar kegiatan atau program yang sedang dilaksanakan selalu sesuai dengan
rencana atau tidak menyimpang dari hal yang telah direncanakan.
Secara konseptual, pembinaan atau pemberkuasaan (empowerment), berasal dari kata
’power’ (kekuasaan atau keberdayaan). Karenanya, ide utama pembinaan bersentuhan dengan
konsep mengenai kekuasaan. Kekuasaan seringkali dikaitkan dan dihubungkan dengan 12
kemampuan individu untuk membuat individu melakukan apa yang diinginkan, terlepas dari
keinginan dan minat mereka. Pembinaan secara etimologi berasal dari kata bina. Pembinaan
adalah proses, pembuatan, cara pembinaan, pembaharuan, usaha dan tindakan atau kegiatan
yang dilakukan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan baik. Dalam pelaksanaan
konsep pembinaan hendaknya didasarkan pada hal bersifat efektif dan pragmatis dalam arti
dapat memberikan pemecahan persoalan yang dihadapi dengan sebaik- baiknya, dan
pragmatis dalam arti mendasarkan fakta-fakta yang ada sesuai dengan kenyataan sehingga
bermanfaat karena dapat diterapkan dalam praktek. Pembinaan menurut Masdar Helmi
adalah segala hal usaha, ikhtiar dan kegiatan yang berhubungan dengan perencanaan dan
pengorganisasian serta pengendalian segala sesuatu secara teratur dan terarah.

B. Prinsip-prinsip Pembinaan
a. Bermain Sambil Belajar atau Belajar Seraya Bermain
Bermain merupakan kegiatan yang paling diminati anak. Saat bermain anak melatih
otot besar dan kecil, melatih keterampilan berbahasa, menambah pengetahuan, melatih
cara mengatasi masalah, mengelola emosi, bersosialisasi, mengenal matematika, sain, dan
banyak hal lainnya. Bermain bagi anak juga sebagai pelepasan energi, rekreasi, dan emosi.
Dalam keadaan yang nyaman semua syaraf otak dalam keadaan rileks sehingga
memudahkan menyerap berbagai pengetahuan dan membangun pengalaman positif.
Kegiatan pembelajaran melalui bermain mempersiapkan anak menjadi anak yang
senang belajar.
58
b. Berorientasi pada Kebutuhan Anak
Anak sebagai pusat pembelajaran. Seluruh kegiatan pembelajaran di rencanakan dan
dilaksanakan untuk mengembangkan potensi anak. Dilakukan dengan memenuhi
kebutuhan fisik dan psikis anak. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan cara yang
menyenangkan sesuai dengan cara berpikir dan perkembangan kognitif anak.
Pembelajaran PAUD bukan berorientasi pada keinginan lembaga/guru/orang tua.
c. Stimulasi Terpadu
Anak memiliki aspek moral, sosial, emosional, fisik, kognitif, bahasa, dan seni.
Kebutuhan anak juga mencakup kesehatan, kenyamanan, pengasuhan, gizi, pendidikan,
dan perlindungan. Pendidikan Anak Usia Dini memandang anak sebagai individu utuh,
karenanya program layanan PAUD dilakukan secara menyeluruh dan terpadu. Untuk
memenuhi stimulasi yang menyeluruh dan terpadu, maka penyelenggaraan PAUD harus
bekerjasama dengan layanan kesehatan, gizi, dan pendidikan orang tua. Dengan kata lain
layanan PAUD Holistik Integratif menjadi keharusan yang dipenuhi dalam layanan
PAUD.
d. Berorientasi pada Perkembangan Anak
Setiap anak memiliki kecepatan dan irama perkembangan yang berbeda, namun
demikian pada umumnya memiliki tahapan perkembangan yang sama. Pembelajaran
PAUD, pendidik perlu memberikan kegiatan yang sesuai dengan tahapan perkembangan
anak, dan memberi dukungan sesuai dengan perkembangan masing-masing anak. Untuk
itulah pentingnya pendidik memahami tahapan perkembangan anak.
e. Lingkungan Kondusif
Lingkungan adalah guru ketiga bagi anak. Anak belajar kebersihan, kemandirian,
aturan, dan banyak hal dari lingkungan bermain atau ruangan yang tertata dengan baik,
bersih, nyaman, terang, aman, dan ramah untuk anak. Lingkungan pembelajaran harus
diciptakan sedemikian menarik dan menyenangkan serta demokratis sehingga anak selalu
betah dalam lingkungan sekolah baik di dalam maupun di luar ruangan. Penataan ruang
belajar harus disesuaikan dengan ruang gerak anak dalam bermain sehingga anak dapat
berinteraksi dengan mudah baik dengan pendidik maupun dengan temannya. Lingkungan
belajar hendaknya tidak memisahkan anak dari nilai-nilai budayanya, yaitu tidak
membedakan nilai-nilai yang dipelajari di rumah dan di sekolah ataupun di lingkungan
sekitar.
f. Menggunakan Pendekatan Tematik
Kegiatan pembelajaran dirancang dengan menggunakan pendekatan tematik. Tema
sebagai wadah mengenalkan berbagai konsep untuk mengenal dirinya dan lingkungan
sekitarnya.
59
g. Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM)
Proses pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, efektif, dan menyenangkan dapat
dilakukan oleh anak yang disiapkan oleh pendidik melalui kegiatan-kegiatan yang
menarik, menyenangkan untuk membangkitkan rasa ingin tahu anak, memotivasi anak
untuk berpikir kritis, dan menemukan hal-hal baru. Pengelolaan pembelajaran hendaknya
dilakukan secara demokratis, mengingat anak merupakan subjek dalam proses
pembelajaran.
h. Menggunakan Berbagai Media dan Sumber Belajar
Piaget meyakini bahwa anak belajar banyak dari media dan alat yang digunakannnya
saat bermain. Karena itu media belajar bukan hanya yang sudah jadi berasal dari pabrikan,
tetapi juga segala bahan yang ada di sekitar anak, misalnya daun, tanah, batu-batuan,
tanaman, dan sebagainya. Penggunaan berbagai media dan sumber belajar dimaksudkan
agar anak dapat bereksplorasi dengan benda-benda di lingkungan sekitarnya. Anak yang
terbiasa menggunakan alam dan lingkungan sekitar untuk belajar, akan berkembang lebih
peka terhadap kesadaran untuk memelihara lingkungan.

C. Prosedur Proses Pembinaan

 Tujuan Memberikan pemahaman pentingnya SOP


Memberikan pemahaman tentang tata cara membuat SOPMemberikan keterampilan
menyusun SOP

 Pengertian SOP Pembelajaran PAUD


SOP Pembelajaran merupakan langkah-langkah untuk menjalankan pembelajaran PAUD
dalam mencapai semua kompetensi inti (sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan
keterampilan) dan standar tingkat pencapaian perkembangan anak.SOP menjadi sistem
yang memberikan pedoman kerja, kapan, dimana, oleh siapa dan cara bagaimana
pembelajaran dijalankan terutama dalam mengatur program pembelajaran yang bersifat
rutin dan habituasi. Kegiatan rutin dan terus berulang dilakukan guru biasanya kegiatan
pembiasaan dan keteladanan dalam mencapai sikap spiritual dan sikap sosial.

 Tujuan SOP

Memperlancar tim di lingkungan satuan PAUD dalam melaksanakan


tugasnya.Mempermudah mengetahui hambatan yang mungkin muncul dalam pelaksanaan
tugas baik hambatan tersebut datangnya dari dalam maupun dari luar.Membiasakan
semua pendidik dan tenaga kependidikan berdisiplin sesuai dengan aturan yang disepakati
bersama.Upaya untuk membangun cara kerja yang lebih tertata dan disiplin.Membangun
konsistensi atau keajegan perilaku guru yang diperlukan dalam mengembangkan karakter
anak.
60

 Manfaat SOP

Semua orang yang ada di satuan PAUD memiliki standar yang sama dalam melayani dan
memfasilitasi anak belajar.Memudahkan dalam pengkaderan bagi pendidik baru untuk
mengenal cara memberikan layanan di satuan PAUD tersebut.Sebagai informasi terbuka
bagi tenaga pendidik, kependidikan dan orang tua tentang layanan yang baik dan
sistematis.

 Syarat SOP Mudah dilakukan oleh seluruh pendidik


Memuat pengembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang ingin
dikembangkanMemuat langkah-langkah jelas yang harus dilakukan.
61
A. KAITAN ANTARA PENGEMBANGAN PROGRAM PAUD DAN MANAJEME
Anak usia dini menempati posisi strategis dalam rentan perkembangannya sepanjang
hayat ,dari berbagai perspektif keilmuan ,pemerintah, dan masyarakat begitu antusias
merespon asumsi ini dengan memfasilitasi perkembangan anak usia dini dalam wadah
PAUD.Maka fenomena pentingnya PAUD menjadi potensi kecerdasan dan dasar perilaku
seseorang terbentuk pada rentan usia3-6 tahun.Fenomena PAUD yang cukup mengusik
kesadaran adalah anak terkadang dijejali dengan berbagai keterampilan akademik tanpa
memperdulikan taraf perkembangan anak,obsesi yang berlebihan dari guru dan orang tua
mengenai sosok perkembangan anak.
Pengertian menejemen PAUD adalah kata menejemen berasal dari kata inggris
management (kata dasarnya manage yang artinya mengelola).Jadi menejemen memiliki arti
pengelolaan,pengarahan ,pengaturan yang ada disebuah lembaga.Dengan demikian
pengertian menejemen PAUD adalah suatu upaya mengelola, mengetur ,atau mengerahkan
proses interaksi edukatif anntara pesertadidik ,gurudan lingkungan secara teratur,terencana
dan tersistem untuk mencapai tujuan pendidikan anak usia dini.
 RUANG LINGKUP MENEJEMEN PAUD Dalam menejemen PAUD ,ada banyak
hal yang harus dikelola mulai dari awal pendirian sekolah,tata kelola,hingga pada
pengembangan sekolah PAUD.Ruang lingkup menejemen PAUD meliputi apa yang
dikelola ,bagaimana caranya ,bagaimana merencanakannya ,dan kemana menejemen
PAUD akan diarahkan .
 TUJUAN MENEJEMEN PAUD adalah merealisasikan tujuan yang telah di tetapkan
secara efektif dan efisien .Efektif dalam menejemen PAUD dapat diartikan sebagai
indikasi terlaksananya semua program PAUD secara tepat melibatkan seluruh
komponen lembaga PAUD tersebut.Sedangkan efisien berkaitan dengan efisiensi
atau penghematan yaitu program PAUD terlaksana dengan sumber daya seminimal
mungkin,dalam prakteknya secaranyata disekolah.Inti efektif dan efesien PAUD
sering dikaitkan dengan pengambilan cara atau keputusan yang tepat dan
pemberdayaan seluruh komponen PAUD yang ada untuk mencapai tujuan
semaksimal mungkin,untuk memahami konsep misalnya dalam rangka menyediakan
alat permainan edukatif ,sekolah tidak perlu membeli APE yang beredar dipasaran
baik yang murah ataupun mahal karena menejemen sekolah dapat melibatkan guru
dan pesertadidik termaksud orang tua anak untuk bisa dilibatkan membuatalat
permainan sendiri dengan menggunakan bahan yang ada disekitar lingkungan seperti
kadus bekas ,kertas ,daun kering,yang tentunya dapat meminimalis pengeluaran untuk
membeli APE yang dijual dipasaran.
62
 PRINSIP MENEJEMEN PAUD Menejemen PAUD biasanya dilakukan oleh kepala
sekolah atau disebut pengelolahan PAUD ,ada 4 prinsip yanga harus dijalankan agar
menejemen yang dipimpin berjalan dan berfungsi dengan baik yaitu:
1. Komitmen dan Ketegasan Komitmen ditujukan kepada kesannggupan kepala sekolah
dalam memajukan lembaganya.
2. Guru,staf administrasianak didik,orangtua dan lingkungan masyarakat harus turut
mendukung.Mereka harus memiliki kimitmen yang kuat untuk mengoptimalkan
tumbuhkembang anak sesuai dengan tugas masing –masing .Seorang kepala sekolah
sebagai pemimpin PAUD juga harus memiliki ketegasan terhadap semua komponen
menejemen yang dikelolahnya.
3. Profesionalisme dan Propesionalitas berkaitan dengan kedisiplinan menjalankan
lembaga sesuia dengan standar prosedur yang berlaku .Lembaga PAUD yang dikelola
dengan professional akan lebih unggul dan tampak lebih rapi ,disiplin ,teratur,dan
jelas dalam melaksanakan program.
4. Komunikasi dan Koordinasi Dalam sebuah lembaga PAUD pasti melibatkan banyak
kompon sumberdaya manusia tugas pengelola PAUD (kepala sekolah) adalah
mengomunikasikan dan mengkoordinasikan program yang sedang berjalan sehingga
program terlaksana sesuai harapan dengan hasil yang efektif dan efisien.
5. Kompetisi Seorang kepala sekolah yang baik harus membebaskan guru –guru dalam
dalam menjalankan tugasnya .Caranya adalah dengan memberikan rewed (hadiah)dan
punishment(hukuman)guna menciptakan iklim kompetensi yang sehat.dengan adanya
iklim kompetensi yang sehat dengan cara memberikan hadiah / penghargaan bagi
guru yang berpretasi dibidang tertentu ,pernah menjuarai lomba pembuatan APE
misalnya.

 FUNGSI MENEJEMEN PAUD


1. Perencanaan Perencanaan dalam menyelenggarakan pendidikan anak usia dini sudah
dituangkan kedalam visi misi lembaga, dan strategi untuk mencapai
tujuannya.Usahakan dalam membuat perencanaan dilengkapi dengan table
penjadwalan kapan program akan dimulai dan selesai.Perencanaan ini akan membuat
program berjalan matang dan tepet waktu.
63
2. Pengorganisasian Selain perencanaan yang matang ,hal yang tidak kalah pentingnya
dalam keberhasilan program PAUD adalah pengorganisasian .Bagilah tugas secara
profesionalsesuai dengan kemampuan yang dimiliki masing –masing sumberdaya
individu yang ada. Dengan adanya menejemen PAUD ,pengorganisasian akan dapat
dilakukan dengan mudah karena komponen PAUD yang didalamnya terdapat
sumberdaya dapat bekerja sama membentuk sebuah sistem untuk mencapai tujuan
tertentu.
3. .Kepemimpinan Seorang pengelola PAUD tidak boleh disibukkan dengan pekerjaan
intern lembaga yang dipimpinnya .Ia harus melihat keluar mencari ide dan inspirasi
agar PAUD yang dipimpinnya bisa maju .PengelolahanPAUD juga harus mengajar
kekelas dan tentu jam mengajarnya tidak sebanyak guru-guru lain karena ia juga
harus tahu kondisi lapangan dengan instansi yang dipimpinnya sehingga ia
mengetahui persis program yang bagai mana yang harus dilaksanakan .
4. Pengawasan Dengan adanya menejemen PAUD pengewasan akan menjadi lebih
mudah karena pengelolahannya akan membagi pekerjaan kepada individu –
individuyang terlibat guna mencapai tujuan .Sebuahrencana program harus diawasi
/dikontrol /disuvervisikan yang tujuannya bukan untuk menilai baik atau buruk akan
tetapi seorang kepala sekolah harus memberikan motivasi,arahan,guna
mengoptimalkan lagi hasil kerja yang dicapai para individu.

B. ARTI DAN KEGUNAAN PENGEMBANGAN DALAM ORGANISASI PAUD


Peran Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Dalam Mengembangkan Potensi dan
Pembentukan Karakter Anak Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk
penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakkan dasar kearah
pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya
pikir, daya cipta kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku
serta beragama), bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap
perkembangan yang dilakukan oleh anak usia dini. Tujuan pendidikan memiliki dua fungsi
yaitu memberikan arah kepada segenap kegiatan pendidikan dan merupakan sesuatu yang
ingin dicapai oleh segenap kegiatan pendidikan. Pendidikan Anak Usia Dini merupakan
upaya pendidikan anak usia dini lahir hingga delapan tahun, berfungsi mengembangkan
potensi anak dan membentuk kepribadian anak dengan benar. Beberapa tujuan PAUD, antara
lain:
64
1. membentuk anak Indonesia yang berkualitas;
2. membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar di sekolah;
3. intervensi dini dengan memberikan rangsangan sehingga dapat menumbuhkan
potensi-potensi yang tersembunyi;
4. dan melakukan deteksi dini terhadap kemngkinan terjadinya gangguan terhadap
pertumbuhan dan perkembangan anak.
Pendidikan Anak Usia dini merupakan pondasi awal bagi pertumbuhan dan
perkembangan selanjutnya.Ontologis, anak sebagai mahluk individu yang mempunyai aspek
biologis dan psikologis, pembelajaran pada anak usia dini haruslah menggunakan konsep
belajar melalui bermain, belajar sambil berbuat, belajar melalui stimulasi Pendidikan Anak
Usia Dini berdasarkan aspek pedagogis, masa anak dini merupakan masa pondasi awal bagi
pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya. Dari segi empiris, Pendidikan Anak Usia Dini
sangat penting, antara lain menjelaskan bahwa pada waktu manusia lahir, kelengkapan
organisasi otak memuat 100-200 milyar sel otak yang siap dikembangkan serta
diaktualisasikan mencapai tertinggi. Selain itu tujuan PAUD yang ingin dicapai adalah
mengembangkan pengetahuan dan pemahaman orang tua dan guru serta pihak-pihak yang
terkait dengan pendidikan dan perkembangan anak usia dini.
Secara umum, tujuan PAUD untuk mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini
sebagai persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Pendidikan Anak Usia Dini membantu perkembangan motorik, kognitif,bahasa, dan sosial
emosi. Pendidikan nasional berfungsi untuk mencerdaskan setiap bangsanya,
mengembangkan setiap potensi yang dimiliki oleh peserta didik. Pendidikan Anak Usia Dini
memiliki fungsi untuk mengembangkan seluruh potensi anak didiknya dengan benar secara
jasmani dan rohani, pembentukan karakter anak (menanamkan kedisplinan pada anak,
bersosialisasi dengan sesama teman maupun pada guru), memberikan kesempatan anak untuk
bermain sekaligus belajar. Pendidikan anak sejak dini dipengaruhi oleh tiga
lingkunganpendidikan yang utama yakni keluarga, sekolah, dan masyarakat, dan ketiga
lingkungan tersebut dinamakan tripusat.
Pendidikan anak merupakan tanggungjawab bersama antara orang tua dan sekolah.
Orang tua tidak dapat sepenuhnya membebankan proses pendidikan anaknya pada sekolah.
Idealnya proses pendidikan yang berlangsung di satuan pendidikan dapat menghasilkan
peserta didik yang tidak hanya memiliki kompetensi secara intelektual namun hendaknya
juga memiliki akhlak mulia. Dengan bekal akhlak mulia ini peserta didik akan berkembang
menjadi anak yang baik dan akan menjadi dewasa kelak memiliki karakter yang kuat
bermanfaat bagi nusa dan bangsa Pembudayaan Karakter adalah kegiatan yang harus
dilakukan oleh peserta didik, guru, tenaga kependidikan dan orang tua/wali untuk
menumbuhkan kebiasaan yang baik dan membentuk generasi berkarakter Pancasila dengan
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia berhati, berpikir baik, dan
berperilaku baik dan membangun bangsa yang berkarakter Pancasila. Untuk memperkuat
pelaksanaan pendidikan karakter pada sekolah yang bersumber dari agama, Pancasila, budaya
dan tujuan pendidikan nasional, meliputi: regilius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras,
65
kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air,
bersahabat/komunikatif, cinta damai, peduli lingkungan, peduli sosial dan tanggungjawab.
Pembudayaan dilaksanakan sejak hari pertama masuk satuan PAUD pada masa orientasi
peserta didik baru, misal gerakan orang tua/wali mengantarkan peserta didik ke Satuan
PAUD dan melalui pembiasaan dilaksanakan dalam bentuk kegiatan umum, harian,
mingguan, bulanan, tengah tahun dan tahunan. Dalam membiasakan dapat dilakukan dengan
memberikan contoh sikap sopan dan santun yang ditunjukkan oleh guru. Peserta didik
sebagai pembelajar dapat menggunakan guru sebagai model. Dengan contoh atau model dari
guru ini peserta didik dengan mudah dapat meniru sehingga guru dapat dengan mudah
menanamkan sikap dan perilaku baik. Sehingga sikap dan perilaku ini dapat dijadikan bekal
awal dalam membina karakter anak.
Pembudayaan sikap dan perilaku di sekolah dapat dilakukan melalui program yang
dibuat oleh Satuan PAUD untuk mendesain skenario pembiasaan pembudayaan karakter,
sebagai contoh guru mengintegrasikan sikap dan perilaku baik sebelum pembelajaran, pada
saat pembelajaran, dan istirahat/bermain, atau guru ekstrakurikuler (drumband, menari,
melukis) dapat membantu pembiasaan sikap dan perilaku baik melalui; disiplin dalam
menggunakan peralatan drumband, dalam gerakan tari yang memiliki nilai nilai budi pekerti,
melukis dengan mengaitkan ajaran agama. Lingkungan keluarga memiliki program untuk
pendidikan anak, seperti perbaikan gizi, permaian edukatif, pengembangan nilai moral, nilai
budaya, keyakinan agama, hal ini dikembangkan selanjutnya di sekolah dan masyarakat.
Lingkungan sekolah mengupayakan program-program yang lebih mendekatkan sekolah
dengan orang tua peserta didik (organisasi orang tua, kunjungan rumah oleh pihak sekolah,
dan sebagainya), selanjutnya sekolah juga mengupayakan program yang berkaitan erat
dengan masyarakat di sekitarnya.
Kontribusi tripusat pendidikan yang saling memperkuat dan saling melengkapi itu akan
memberi peluang mewujudkan sumber daya manusia terdidik daya manusia terdidik yang
bermutu. Adapun hal yang dapat dilaksanakan dalam Pembudayaan Karakter PAUD, adalah;
Berbaris setiap akan masuk kelas Berdoa sebelum kegiatan belajar mengajar Memberi salam,
senyum dan sapaan kepada setiap orang di sekolah Membersihkan lingkungan sekolah
Mencuci tangan Menerima sesuatu selalu dengan tangan kanan. Tidak berkata-kata kotor
kasar dan sombong Tidak meludah di sembarang tempat Menghormati orang yang lebih tua
Membersihkan kelas Menekankan nilai regilius (beragama Islam membaca/menghapalkan
Iqro/surat pendek) Ekstrakurikuler (drumband, menari, melukis) Dalam pembudayaan
karakter harus juga didukung dari rumah dapat dilakukan melalui peran orang tua/wali dalam
mendidik anaknya. Orang tua memberikan contoh-contoh penerapan perilaku sopan santun di
depan anak. Contoh merupakan alat pendidikan yang sekaligus dapat memberikan
pengetahuan pada anak tentang makna dan implementasi dari sikap dan perilaku baik .
Pembentukan sikap dan perilaku sangat dipengaruhi lingkungan.
66
Anak pasti menyontoh perilaku orang tua sehari-hari. Tak salahlah kalau ada yang
menyebutkan bahwa ayah/ibu merupakan model yang tepat bagi anak. Di sisi lain, anak
dianggap sebagai sosok peniru yang ulung. Pembudayaan karakter merupakan proses panjang
yang dapat dimulai dari anak usia dini, namun demikian pada setiap jenjang sekolah dapat
melakukan proses pendidikan karakter salah satunya dengan melakukan pembiasaan.
Pembentukan anak untuk menjadi anak yang memiliki sikap dan perilaku baik dalam
kehidupan sehari-hari baik dalam kehidupan di sekolah, di rumah, dan di lingkungan tempat
tinggal anak dapat ditanamkan melalui proses pembudayaan. Terlaksananya proses
pembudayaan karakter ini hanya dapat dilakukan melalui proses pembiasaan sikap dan
perilaku baik. Proses pembiasaan ini akan berhasil secara efektif jika dilakukan kerjasama
yang sinergi antara peran orang tua di rumah dan peran sekolah. Teknik-teknik yang dapat
dilakukan meliputi pemodelan dari orang tua dan guru, melalui pengintergrasian penanaman
sikap dan perilaku dalam semua bidang pelajaran, peningkatan peran pembelajaran
pendidikan agama. Fungsi pendidikan karakter adalah untuk mengembangkan, memperkuat
potensi pribadi, dan menyaring pengaruh dari luar yang akhirnya dapat membentuk karakter
peserta didik yang dapat mencerminkan budaya bangsa Indonesia.
Diharapkan di lingkungan sekolah, guru dapat mengawasi sekaligus membantu anak
untuk menemukan potensi mereka dan dikembangkan dengan baik, sesuai dengan potensi
yang dimiliki anak.Tapi bukan hanya di lingkungan sekolah saja anak harus mendapatkan
pendidikan, dari lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat. Supaya ketika anak
sudah menginjak usiasekolah dasar, anak mampu mempersiapkan diri untuk pendidikan
selanjutnya. Peranan keluarga, sekolah dan masyarakat sebagai lingkungan pendidikan
sebagai tripusat pendidikan sangat dibutuhkan untuk kelancaran proses pendidikan anak.
Perkembangan kognitif yang akan dibahas meliputi: perkembangan cara berpikir, persepsi,
memori, atensi, bahasa, dan emosi. Kognitif dapat berarti kecerdasan, berfikir, dan
mengamati, yaitu tingkah laku yang mengakibatkan orang memperoleh pengetahuan atau
yang diperlukan untuk menggunakan pengetahuan. Dengan pengertian ini, maka anak yang
mampu mengkoordinasikan pelbagai cara berfikir untuk menyelesaikan persoalan-persoalan
dengan merancang, mengingat, dan mencari alternatif bentuk penyelesaian persoalan,
merupakan tolok ukur perkembangan kognitif. Apabila mengamati cara berfikir dan tingkah
laku anak usia prasekolah, maka cara berfikir mereka termasuk semi logis, yaitu setengah
masuk akal. Pada tahap cara berpikir anak masih berpusat pada apa yang dipersepsikan
sendiri, tidak melihat dari sisi yang dipersepsikan oleh orang lain.

Anak usia dini dalam memandang suatu keadaan lebih memfokuskan pada tampilan
keadaan, bukan pada isi atau kenyataan di balik tampilan itu. Anak pendidikan anak usia dini
berfikir hanya pada keadaan “sebelum” dan “sesudah”, tidak pada proses perubahan dari
sebelum dan sesudah melihat tampilan suatu keadaan. Kekakuan berfikir ini karena mereka
tidak dapat berfikir dari sisi kebalikannya suatu rangkaian kejadian atau perubahan bentuk.
Perkembangan persepsi anak usia dini terhadap objek semakin baik seiring dengan
peningkatan ketajaman visualnya. Kemampuan memori tergantung kepada pengulangan
informasi. Pengulangan informasi itu penting.

67
Kecepatan dan efisiensi pemrosesan informasi juga penting, terutama item-item ingatan
yang dapat diidentifikasi. Kecepatan pengulangan informasi merupakan estimasi akurat bagi
rentang memori, apalagi jika kecepatan pengulangan itu terstandar, maka rentang memori
jangka pendek anak usia dini sama dengan memori orang dewasa muda.
Perkembangan memori jangka panjang anak prasekolah umumnya memiliki
kemampuan pengenalan (recognition) yang lebih baik, tetapi kemampuan pemanggilan
kembali agak kurang. Untuk mengukur kedua aspek memori jangka panjang tersebut, pada
umumnya yang dilakukan adalah mengukur recall daripada mengukur recognition, sebab
recall membutuhkan strategi pengulangan yang aktif dan berlangsung terus menerus dalam
memori. Perkembangan atensi anak prasekolah biasanya lebih tertuju kepada hal-hal yang
menarik dan lucu, yang kemudian tersimpan lebih lama dalam memorinya. Misalnya
pertunjukan badut yang lucu. Atensi adalah respon dalam sistem kognitif yang terkonsentrasi
pada satu objek atau suatu tugas mental, di mana anak meniadakan stimulus lain yang
mengganggu. Atensi juga dapat diartikan mengabaikan semua pesan, kecuali pesan tertentu
yang biasanya lebih menarik. Hilangnya atensi dan pulihnya atensi berkaitan dengan
kecerdasan anak. Perkembangan bahasa anak prasekolah seiring dengan perkembangan
kognitifnya.
Kemampuan anak usia dini memahami bahasa orang lain masih terbatas. Anak pra
sekolah hanya memahami bahasa dari persepsi dirinya sendiri dan akselerasi perkembangan
bahasa anak terjadi sebagai hasil perkembangan fungsi simbolis. Apabila fungsi simbolis
telah berkembang, akan memperluas kemampuan memecahkan persoalan dengan belajar dari
bahasa orang lain. Bahasa merupakan bentuk utama dalam mengekspresikan pikiran dan
pengetahuan jika anak mengadakan hubungan dengan orang lain.
Anak yang sedang tumbuh kembang mengkomunikasikan kebutuhan, pikiran, dan
perasaan melalui bahasa dengan kata-kata yang mempunyai makna. Berbahasa menghasilkan
bunyi verbal. Kemampuan mendengar dan membuat bunyi verbal merupakan hal utama
untuk menghasilkan pembicaraan. Kemampuan berbicara anak meningkat melalui
pengucapan suku kata yang berbeda-beda yang diucapkan anak secara jelas. Kemampuan
berbicara akan lebih baik bila anak memberi arti kata-kata baru, menggabungkan kata-kata
baru, memberikan pernyataan atau pertanyaan. Semua ini merupakan gabungan proses
berbicara, kreativitas, dan berfikir. Berfikir adalah awal berbahasa, dan berfikir lebih luas dari
bahasa.
Berfikir tidak tergantung kepada bahasa, meskipun bahasa dapat membantu
perkembangan berfikir. Bahasa dapat mengarahkan perhatian anak terhadap objek-objek atau
hubungan-hubungan dalam lingkungan, memperkenalkan mereka pada perbedaan cara
pandang dan menanamkan informasi abstrak. Bahasa adalah salah satu alat dalam berfikir.
Tahap perkembangan berbicara anak yang menentukan tingkat perkembangan berfikir
dengan bahasa, yaitu tahap eksternal, egosentris, dan internal. Tahap eksternal di mana
sumber berfikir anak dalam berbahasa datang luar dirinya, misalnya saat ibunya mengajukan
pertanyaan kepada anak, lalu anak berfikir untuk menjawabnya. Tahap egosentris di mana
pembicaraan orang lain tidak lagi menjadi prasyarat awal terjadinya proses berfikir dan
berbahasa.

68
Tahap internal di mana anak menghayati sepenuhnya proses berfikir tanpa ada orang
lain yang menuntutnya. Perkembangan psikososial yang akan dibahas di sini adalah:
perkembangan permainan, emosi, moral, dan sosialisasi dengan lingkungan yang lebih luas.
Perkembangan bermain merupakan aspek penting dalam perkembangan psikososial anak usia
dini. Bermain bagi anak merupakan suatu aktivitas yang mengasyikkan. Melalui aktivitas
bermain berbagai keinginannya terwujud. Bermain adalah aktivitas yang dipilih sendiri oleh
anak, karena menyenangkan, bukan karena memperoleh hadiah atau pujian. Bermain adalah
salah satu alat utama yang menjadi latihan untuk pertumbuhannya. Bermain adalah medium
anak untuk mencoba dengan berfantasi secara benar dan aktif. Dalam hubungan dengan
perkembangan anak, bermain dapat memberikan kontribusi positif terhadap hampir semua
aspek perkembangan, antara lain: membangun pengetahuan baru, mengembangkan
keterampilan sosial, kecakapan untuk mengatasi kesulitan, rasa memiliki kemampuan, dan
keterampilan motorik.
Anak yang kurang memiliki teman bermain, ia akan bermain sendiri dan mungkin
aman, tetapi mereka kurang kesempatan untuk belajar bersikap sosial. Anak yang tidak
memiliki teman bermain, sering menghabiskan waktu di depan layar tv. Alat permainan perlu
diperhatikan, karena ada yang mengandung bahaya, dan ada pula yang tidak mengembangkan
kreativitas anak. Alat permainan yang memicu agresivitas anak, akan mempengaruhi anak
berperilaku agresif yang akan dibawa dalam kehidupan nyata. Bermain mempunyai makna
penting bagi perkembangan anak usia dini. Perkembangan emosi anak prasekolah merupakan
domain dari perkembangan psikososial. Emosi berfungsi untuk mengkomunikasikan
kebutuhan, suasana hati, dan perasaan kepada orang lain. Melalui ekspresi perasaan, anak
dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial, seperti: menghormati orang lain,
memperoleh hubungan dan memelihara hubungan sosial yang harmonis, dan menenangkan
perasaan. Jika perkembangan emosi anak itu baik, mereka akan belajar bagaimana
menggunakan kedalaman perasaan dengan tidak mengekspresikan berlebihan dan dapat
mengikuti perasaan orang lain sehingga menumbuhkan pengertian dan kerja sama dengan
orang lain. Tiap anak mengekspresikan emosi sesuai dengan suasana hati dan pengaruh
lingkungan, terutama pengalaman lekat dengan pengasuh dan temannya. Beberapa metode
pembelajaran yang dianggap sesuai untuk PAUD, di antaranya adalah sebagai berikut.
Bercerita Bercerita adalah cara bertutur dan menyampaikan cerita secara lisan. Cerita harus
diberikan secara menarik. Anak diberi kesempatan untuk bertanya dan memberikan
tanggapan. Pendidik dapat menggunakan buku sebagai alat bantu bercerita.
Demonstrasi Demonstrasi digunakan untuk menunjukkan atau memeragakan cara untuk
membuat atau melakukan sesuatu. Bercakap-cakap Bercakap-cakap dapat dilakukan dalam
bentuk tanya jawab antara anak dengan pendidik atau antara anak dengan anak yang lain.
Pemberian tugas Pemberian tugas dilakukan oleh pendidik untuk memberi pengalaman yang
nyata kepada anak baik secara individu maupun secara berkelompok. Sosio-drama/bermain
peran Sosio-drama atau bermain peran dilakukan untuk mengembangkan daya
khayal/imajinasi, kemampuan berekspresi, dan kreativitas anak yang diinspirasi dari tokoh-
tokoh atau benda-benda yang ada dalam cerita. Karyawisata Karyawisata adalah kunjungan
secara langsung ke objek-objek di lingkungan kehidupan anak yang sesuai dengan tema yang
sedang dibahas.
69
Proyek Proyek merupakan suatu tugas yang terdiri atas rangkaian kegiatan yang
diberikan oleh pendidik kepada anak, baik secara individu maupun secara berkelompok
dengan menggunakan objek alam sekitar maupun kegiatan sehari-hari. Eksperimen
Eksperimen merupakan pemberian pengalaman nyata kepada anak dengan melakukan
percobaan secara langsung dan mengamati hasilnya. Dukungan pada Pembelajaran Untuk
membantu pencapaian pembelajaran yang optimal, diperlukan dukungan di antaranya: Media
dan sumber belajar yang sesuai dengan kegiatan yang dilaksanakan; Kegiatan yang dimaksud
hendaklah mengacu pada tema dan tujuan pembelajaran saat itu. Tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan yang memiliki kualifikasi dan kompetensi yang relevan; Keterlibatan orang tua;
dan Keterlibatan instansi terkait (misalnya: puskesmas, pemadam kebakaran, kepolisian, dll)
dalam kegiatan pembelajaran yang sedang dilaksanakan. Pengajaran yang mendidik.Setiap
kegiatan pengajaran, pendidik mengajar dengan membawa berbagai dampak atau efek kepada
siswa, baik efek intruksional (instructional effect) yaitu efek langsung dari bahan ajaran yang
yang menjadi isi pesan dari belajar mengajar, maupun efek pengiring (nurturant effect) yaitu
efek yang secara tidak langsung dari bahan ajaran dan pengalaman belajar yang dihayati oleh
siswa. Peningkatan dan pemantapan pelaksaan program bimbingan dan peyuluhan di sekolah,
agar program edukatif ini tidak sekedar suplemen tetapi menjadi komplemen yang secara
setara dengan program pengajaran.
Pengembangan perpustakaan sekolah menjadi suatu pusat sumber belajar, dengan
menyediakan berbagai perangkat lunak yang didukung oleh perangkat keras lainnya.
Peningkatan dan pemantapan program pengelolaan sekolah, khususnya yang terkait dengan
peserta didik, pengelolaan sebagai pusat pendidikan dan kebudayaan seharusnya merupakan
refleksi dari suatu masyarakat Pancasila sebagaimana yang dicita-citakan dalam tujuan
nasional. Secara umum kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini dapat dimaknai sebagai
seperangkat kegiatan belajar sambil bermain yang sengaja direncanakan untuk menyiapkan
dan meletakkan dasar-dasar bagi pengembangan diri anak usia dini selanjutnya. Kurikulum
memiliki program kegiatan bermain yang dikembangkan sesuai dengan tahap perkembangan
anak.Secara khusus pengembangan kurikulum juga harus didasarkan pada prinsip-prinsip
perkembangan anak usia dini, yaitu: (1) Proses kegiatan belajar pada anak usia dini harus
dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip belajar melalui bermain; (2) dilaksanakan dalam
lingkungan yang kondusif dan inovatif baik di dalam ruangan ataupun luar ruangan; (3)
dilaksanakan dengan pendekatan terpadu; (4) harus diarahkan pada pengembangan potensi
kecerdasan secara menyeluruh dan terpadu. Kurikulum merupakan rancangan kegiatan yang
disusun oleh para ahli pendidik, ahli bidang ilmu, pendidik, penjabat pendidik, serta unsur-
unsur mansyarakat lainnya yang ditujukan untuk siswa di sekolah.
Pengembangan kurikulum itu harus didasarkan oleh prinsip-prinsip perkembangan anak
.Tujuan kurikulum itu sendiri untuk membantu kegiatan belajar anak yang dalam kegiatan
tersebut kurikulum dapat memberikan arah yang tepat dan hasil yang ingin dicapai.
Lingkungan pendidikan yang utama ialah keluarga dan peran orang tua dalam hal pendidikan
anak sangatlah penting, karena sejak lahir anak secara tidak langsung mendapatkan
pendidikan dari orang tua, melatih dan memberi anak petunjuk tentang berbagai aspek
kehidupan, hingga anak menjadi dewasa dan mandiri.

70
Keluarga merupakan tempat pendidikan yang sempurna.Lingkungan keluarga
memberikan keterampilan, nilai moral, nilai budaya, bersosialisasi, keyakinan agama, adab
pergaulan, sehingga anak dapat tubuh dan berkembang dengan baik. Lingkungan keluarga
merupakan pusat pendidikan yang penting dan menentukan, karena itu tugas pendidikan
adalah mencari cara, dan membantu ibu untuk mendidik anaknya secara optimal. Hubungan
orang tua-anak mempengaruhi penyesuaian anak, baik pribadi maupun sosial terutama saat
awal masa kanak-kanak atau prasekolah, hubungan anak dengan saudara dan sanak keluarga
terutama nenek tidak terlalu penting.
Meskipun tidak satu pun pola pendidikan anak yang dapat menjamin penyesuaian yang
baik atau penyesuaian yang buruk, baik pribadi maupun sosial, ada bukti bahwa anak yang
dibesarkan dalam suasana yang demokratif mampu menyesuaikan diri dengan baik.
Meskipun keluarga merupakan pusat pendidikan, akan tetapi seiring tumbuh kembangnya
anak, kebutuhan akan pendidikan anak pun juga meningkat. Hal ini menyebabkan keluarga
diharapkan bekerja sama dengan pusat pendidikan lainnya, yaitu sekolah dan masyarakat.
Satuan Pendidikan Anak Usia Dini merupakan salah satu fasilitas pendidikan untuk
anak, yang memiliki kurikulum khusus dalam mendidik anak. kurikulum tersebut memiliki
program kegiatan bermain dan belajar yang dikembangkan sesuai tahap perkembangan anak,
dan dalam pengembangan kurikulum itu sendiri memiliki beberapa prinsip (relevansi,
adaptasi, kontinuitas, fleksibilitas, kepraktisan dan akseptabilitas, kelayakan, dan
akuntabilitas) supaya dapat memberikan arah yang benar dalam proses pendidikan dan hasil
yang ingin dicapai. Selain itu, fungsi PAUD itu sendiri untuk mengembangkan potensi anak,
pembentukan karakter anak, dan tetap memberikan kesempatan bermain pada anak.

 Pengertian, Tugas, dan Fungsi HIMPAUDI


Pengertian HIMPAUDI. HIMPAUDI adalah suatuorganisasi independen yang
menghimpun unsurpendidik dan tenaga kependidikan anak usia dini. Pendidik anak usia
dini adalah tenaga yang berperan menjadi panutaan , pembimbing, pengasuh dan
fasilitator bagi anak usia dini .Pendidik bagi anak usia dini disebut pendid ik(guru).
Sedangkan tenaga kependidikan adalah pengelola, pemerhati , pakar, praktisi
danmasyarakat umum lainnya yang melaksanakan program PAUD (h ttp:/ /www .scr i
bd.c om/do c /9628183/HIMPAUDI-ADARTpdf).Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi)
HIMPAUDI.Ada empat tugas pokok HIMPAU DI yaitu :
1. Mensosialisaikan pentingnya pendidikan anak usiadini yang berkualitas kepada
semua lapisan masyatakat ;
2. Melakukan pembinaan danpengembangan organisasi secara berjenjang;
3. Menampung, memperjuangkan dan mewujudkan aspirasi para pendidik dan tenaga
kependidikananak usia dini;
4. Memfasilitasi pengembangan profesi pendidik dan tenaga kependidikan anakusia
dini.

71
Fungsi HIMPAUDI yaitu:
1. Mempersatu-kan para pendidik dan tenaga kependidikan anakusia dini di Indones
ia; dan
2. Meni ngkatk ankualitas pendidikan anak usia dini sesuai dengankonsep dasar
pembinaan tumbuh kembang anaksecara holistik.Dala m AD pasal 1 7 d.

C. STRATEGI PENGEMBANGAN PAUD


A.Orientasi Pembelajaran Anak Usia Dini
Usia dini merupakan kesempatan emas bagi anak untuk belajar (golden age).Oleh
karena itu kesempatan ini hendaknya dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk proses belajar
anak.Rasa ingin tahu pada usia ini berada pada posisi puncak.Tidak ada usia sesudahnya yang
menyimpan rasa ingin tahu anak melebihi usia dini,khususnya usia 3-4 tahun.Orientasi
belajar anak usia dini bukan untuk mengejar prestasi,seperti kemampuan
membaca,menulis,berhitung dan penguasaan pengetahuan yang lain yang sifatnya
akademis.Namun orientasi belajar anak yang sesungguhnya adalah mengembangkan sikap
dan minat belajar serta berbagai potensi dan kemampuan dasar anak.Orientasi belajar anak
lebih baik bila mengarah pada pengembangan sikap mental yang positif.Bila hal itu
tercapai,maka berarti aset yang tiada nilai harganya.Anak yang mampu mengembangkan
sikap mental positif akan mengembangkan rasa ingin tahu yang tinggi,semangat belajar yang
menyala,gemar membaca,mampu mengembangkan kreativitas diri dan memiliki dorongan
yang kuat untuk terus mengembangkan diri.
Dengan demikian,secara garis besar orientasi pembelajaran anak usia dini adalah:
1.Mengembangkan potensi dan kemampuan dasar.
2.Mengembangkan sikap dan minat belajar.
3.Membangun dasar kepribadian yang positif.
B.Metode Pembelajaran untuk Anak Usia Dini
Penggunaan metode pengajaran yang tepat dan sesuai dengan karakter anak akan
dapat memfasilitasi perkembangan berbagai potensi dan kemampuan anak secara optimal
serta tumbuhnya sikap dan perilaku positif bagi anak.Beberapa prinsip metode pembelajaran
untuk anak usia dini antara lain:
1. Berpusat pada anak.Artinya penerapan metode berdasarkan kebutuhan dan kondisi
anak bukan berdasarkan keinginan dan kemampuan pendidikan.Pendidikan
menyesuaikan diri terhadap kebutuhan anak,bukan sebaliknya anak menyesuaikan diri
terhadap keinginan dan kemampuan guru.
2. Partisipasi aktif.Maksudnya penerapan metode pembelajaran ditunjukkan untuk
membangkitkan anak untuk terus berpatisipasi aktif dalam proses belajar anak.Anak
adalah subjek dan pelaku utama dalam proses pendidikan,bukan objek.

72
3. Bersifat holistik dan integratif.Artinya,kegiatan belajar yang diberikan kepada anak
tidak terpisah menjadi bagian-bagian seperti pembidangan dalam
pembelajaran,melainkan terpadu dan menyeluruh,terkait anatara satu bidang dengan
bidang yang lain.
4. Fleksibel.Artinya metode pembelajaran yang diterapkan pada anak usia dini bersifat
dinamis tidak terstruktur dan disesuaikan dengan kondisi dan cara belajar anak yang
memang tidak terstruktur..Anak belajar dengan cara yang ia suka.
5. Perbedaan individual (individual defferences).maksudnya tidak ada anak yang
memiliki kesamaan walau kembar sekalipun.Dengan demikian guru dituntut untuk
merancang dan menyediakan alternatif kegiatan belajar guna memberi kesempatan
kepada anak untuk memilih aktifitas belajar sesuai dengan minat dan kemampuannya
Bila mengacu pada kurikulum hasil belajar pendidikan anak usia dini,ada beberapa
prinsip dalam menerapkan metode,yakni:
1.Berorientasi pada kebutuhan anak
2.Belajar sambil bermain
3.Kreatif dan inovatif
4.Lingkungan kondusif
5.Menggunakan sistem Tema
6.Mengembangkan keterampilan hidup
7.Menggunakan pembelajaran terpadu
8.Pembelajaran berorientasi pada prinsip-prinsip perkembangan anak.
Secara teknis ada beberapa metode yang untuk diterapkan pada anak usia dini,antara
lain:
1.Bermain
2.Bercerita
3.Bernyanyi
4.Bercakap(dialog dengan Tanya jawab)
5.Karya wisata
6.Praktik langsung
7.Bermain peran(sosio drama)
8.Penugasan

 Karakteristik Cara Belajar Anak Usia Dini


Anak memiliki karakteristik yang berbeda dengan orang dewasa dalam
berperilaku.Dengan demikian dalam hal belajar anak juga memiliki karakteristik yang tidak
sama pula dengan orang dewasa.Karakteristik cara belajar anak merupakan fenomena yang
harus dipahami dan dijadikan acuan dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran
untuk anak usia dini.Adapun karakteristik cara belajar anak menurut Masitoh dkk.(2009:6.9-
6.12) adalah:
73
1.Anak belajar melalui bermain.
2.Anak belajar dengan cara membangun pengetahuannya.
3.Anak belajar secara alamiah.
Anak belajar paling baik jika apa yang dipelajarinya mempertimbangkan keseluruhan aspek
pengembangan,bermakna,menarik,dan fungsional.
 Bahan dan Perlengkapan belajar Anak Usia Dini
Beberapa kriteria untuk menentukan bahan dan perlengkapan belajar anak usia
dini,antara lain:
Relevan dengan kondisi anak artinya bahan dan perlengkapan yang disediakan sesuai dengan
karakteristik dan kebutuhan anak.Bahan yang mahal bukan jaminan sesuai dengan dengan
kondisi anak.
Berwarna dan atraktif,bahan yang berwarna,apabila dengan warna mencolok akan
mengundang anak untuk memegang dan mengerakkannya,sehingga bahan dan perlengkapan
yang disediakan memungkinkan bagi anak untuk beratraksi dengan benda tersebut.
1. Sederhana dan konkrit.Bahan dan perlengkapan belajar anak bukanlah yang rumit dan
sulit melainkan sederhana,jelas dan konkrit di mata anak.
2. Eksploratif dan mengundang rasa ingin tahu. Bahan dan perlengkapan yang tersedia
dapat di eksplorasi oleh anak,karena sifat dasar anak adalah ingin tahu dan ingin
selalu mencoba.
3. Berkaitan dengan aktivitas keseharian anak. Anak tumbuh dan berkembang bersama
lingkungan yang ada.segala yang dia lihat,dia dengar dan ia rasakan,ingin ditiru dan
diulang,oleh karena itu bahan dan perlengkapan belajar anak diupayakan.
4. Aman dan tidak membahayakan. Bahan dan perlengkapan belajar anak harus aman
dari segi bahan,bentuk dan pewarna yang digunakan agar bahan tersebut tidak
membahayakan bagi anak ketika ia bereksplorasi.
5. Bermanfaat dan mengandung nilai pendidikan. Bahan dan perlengkapan belajar
dipilih yang dapat memberikan manfaat bagi pengembangan kemampuan anak,dan
juga mengandung nilai pendidikan yang positif.
 Pengorganisasian kelas
Dalam pengorganisasian kelas ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain:
1. Pengaturan ruangan Ruangan atau kelas yang digunakan untuk belajar anak sebaiknya
ruangan yang lapang sehingga memungkinkan anak untuk melakukan berbagai
aktivitas dengan leluasa.ciptakan ruangan yang membangkitkan anak untuk
beraktivitas dan memungkinkan anak untuk bereksplorasi sesuai dengan
keinginannya.

74
2. Pengaturan sarana dan prasarana. Sarana dan prasarana yang ada di dalam ruangan
sebaiknya diatur sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu aktivitas anak dan
memungkinkan bagi anak untuk mengambil dan mengembalikannya sendiri tanpa
tergantung kepada orang lain.
3. Pengaturan waktu belajar. Pengaturan waktu belajar anak perlu diatur dan disesuaikan
dengan kemampuan anak untuk berkonsentrasi terhadap suatu kegiatan.Semakin
bertambah usia,daya konsentrasi anak semakin meningkat.
4. Pengaturan siswa(anak). Proses belajar mengajar yang dilakukan untuk anak dapat
berbentuk klasikal maupun individual.
5. Pengaturan suasana. Suasana belajar bagi anak usia dini diupayakan bersifat
menyenangkan,gembira,bahagia dan penuh keceriaan.Indikasi suasana belajar yang
baik adalah anak mampu berinteraksi secara baik dengan pengasuh,pendidik dan
teman sebaya.
 Penilaian
Beberapa hal yang menjadi prinsip dalam pelaksanaan penilaian untuk anak usia dini
antara lain:
1. Penilaian diberikan dalam bentuk narasi atau penggambaran,bukan diwujudkan
dengan symbol huruf atau angka.
2. Evaluasi dilakukan dengan observasi(pengamatan),bukan dengan teknik tes.
3. Kesalahan dipandang sebagai sesuatu yang wajar,dan menjadi bagian dari proses
belajar.
4. Bagian yang mendapat penekanan adalah sisi positif dan kelebihan anak,bukan
kekurangan anak.
5. Hasil yang diperoleh harus diberi penghargaan,bagaimana pun hasilnya.Kegagalan
yang dialami anak merupakan proses dari keberhasilan
Teknik pelaksanaan evaluasi dapat dilakukan dengan beberapa cara,antara lain:
1. .Pengamatan,yakni mengamati tingkah laku anak dalam kehidupan sehari-hari.
2. Pencatatan anekdot,yakni mencatatan peristiwa-peristiwa penting yang dialami anak
atau perilaku anak.
3. Portofolio,yakni penilaian berdasarkan kumpulan hasil kerja anak yang dapat
menggambarkan sejauh mana anak memiliki kemampuan keterampilan tertentu.

75
 Jenis-jenis Strategi Pembelajaran umum di Taman Kanak-kanak
Ada beberapa jenis strategi pembelajaran umum yang dapat digunakan di Taman
kanak-kanak.Strategi pembelajaran tersebut pada umumnya lebih menekankan pada aktivitas
anak dalam belajar,namun tidak berarti peranan guru pasif.Guru harus berperan sebagai
fasilitator yang dapat memberikan kemudahan dan kelancaran kepada anak dalam proses
belajar. Jenis-jenis strategi pembelajaran umum tersebut adalah:
1. meningkatkan keterlibatan indra
2. mempersiapkan isyarat lingkungan
3. analisis tugas,
4. scaffolding
5. praktik terbimbing
6. undangan/ajakan
7. refleksi tingkah laku/tindakan
8. refleksi kata-kata
9. contoh atau modeling
10. penghargaan efektif
11. menceritakan/menjelaskan/menginformasikan
12. do-it-signal
13. tantangan
14. pertanyaan
15. kesenyapan.Strategi-strategi pembelajaran tersebut dapat diintegrasikan atau
digabungkan dalam keseluruhan proses pembelajaran,sehingga tercipta kegiatan
belajar yang lebih bervariasi.
76

DAFTAR PUSTAKA

Teori kecerdasan Anak Usia Dini https://www.sehatq.com/artikel/tahap-


perkembangan-otak-si-kecil-hingga-ia-dewasa

Dasar-dasar teori pengajaran dan pembelajaran https://www.google.com/search?


q=TEORI+PEMBELAJARAN&oq=TEORI+PEMBELAJARAN+&aqs=chrome

Konsep Pendidikan Anak usia dini https://www.google.com/search?


q=konsep+pendidikan+anak+usia+dini&oq=konsep+&aqs=chrome

KONSEP Dasar PAUD (http://id.wikipedia. org/wiki/Pendidikan_anak_usia_dini).

MAKALAH PELAKSANAAN PROGRAM PAUD DAN ASPEK-ASPEK PROGRAM YANG


DINILAI.

MAKALAH ILMU PENDIDIKAN ANAK KAITAN ANTARA PENGEMBANGAN


PROGRAM PAUD DAN KAITANNYA DALAM MANAJEMEN.
II

Anda mungkin juga menyukai