Pasal 133 Baku Mutu Air Limbah
Pasal 133 Baku Mutu Air Limbah
Pasal 134
(1) Kajian pembuangan danlatau pemanfaatan Air Limbah sebagaimana dimaksud dalam pasal
133 dilakukan melalui penyusunan skenario dampak berdasarkan:
a. fungsi ekologis di sekitar Usaha dan/atau Kegiatan;
b. alokasi beban pencemar air; dan/atau
c. teknologi yang akan digunakan pada rencana Usaha dan/atau Kegiatan.
(2) Dalam hal alokasi beban pencemar air belum ditetapkan, perhitungan Baku Mutu Air Limbah
dilakukan melalui prediksi sebaran Air Limbah berdasarkan data Mutu Air pada segmen atau
zonasi Badan Air permukaan pada lokasi Usaha dan/atau Kegiatan.
(3) Dalam hal perhitungan Baku Mutu Air Limbah yang dibuang pada air permukaan lebih longgar
dari Baku Mutu Air Limbah yang ditetapkan Menteri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 131
ayat (1), pejabat pemberi Persetujuan Teknis wajib menentukan Baku Mutu Air Limbah sama
atau lebih ketat dari Baku Mutu Air Limbah yang ditetapkan Menteri.
(4) Dalam hai alokasi beban pencemar air sudah terlewati, Usaha dan/atau Kegiatan tidak
diperbolehkan untuk melakukan pembuangan Air Limbah atau diwajibkan:
1
a. untuk memanfaatkan Air Limbah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 128 ayat (3) huruf
b; dan/atau
b. melakukan alternatif iain dalam upaya penurunan beban pencemar air pada sektor lain.
(5) Dalam hal alokasi beban pencemar air sudah terrewati, pejabat pemberi Persetujuan Teknis
wajib melakukan evaluasi terhadap Persetujuan Teknis yang telah diterbitkan
Pasal 3
(1) Setiap Usaha dan/atau Kegiatan wajib Amdal atau UKLUPL yang melakukan kegiatan
pembuangan dan/atau pemanfaatan Air Limbah, wajib memiliki:
a. Persetujuan Teknis; dan
b. SLO.
(2) Kegiatan pembuangan dan/atau pemanfaatan Air Limbah meliputi:
a. pembuangan Air Limbah ke Badan Air permukaan;
b. pembuangan Air Limbah ke formasi tertentu;
c. pemanfaatan Air Limbah ke formasi tertentu;
d. pemanfaatan Air Limbah untuk aplikasi ke tanah; dan
e. pembuangan Air Limbah ke Laut.
Pasal 4
Untuk mendapatkan Persetujuan Teknis penanggung jawab Usaha dan/atau Kegiatan
pembuangan dan/atau pemanfaatan Air Limbah harus melakukan:
a. Penapisan Secara Mandiri; dan
b. permohonan Persetujuan Teknis.
Pasal 5
(1) Penapisan Secara Mandiri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a dilakukan untuk
menentukan kelengkapan permohonan Persetujuan Teknis berupa:
a. kajian teknis; atau
b. Standar Teknis yang Ditetapkan oleh Pemerintah.
(2) Standar Teknis yang Ditetapkan oleh Pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
b meliputi:
a. Baku Mutu Air Limbah; dan/atau
b. standar teknologi.
(3) Dalam hal hasil Penapisan Secara Mandiri menunjukkan rencana Usaha dan/atau Kegiatan:
a. wajib dilengkapi dengan kajian teknis, penanggung jawab Usaha dan/atau Kegiatan mulai
menyusun kajian teknis; atau
b. wajib memenuhi Standar Teknis yang Ditetapkan oleh Pemerintah, penanggung jawab
Usaha dan/atau Kegiatan menyusun dokumen pemenuhan standar teknis.
(4) Dalam hal Standar Teknis yang Ditetapkan oleh Pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) belum tersedia, penanggung jawab Usaha dan/atau Kegiatan menyusun kajian teknis.