Anda di halaman 1dari 2

Ayat 13 menjelaskan bahwa kita yang dahulu jauh, sekarang telah menjadi dekat dengan Allah

karena penebusan Kristus. Kita jauh dari Allah karena dosa-dosa kita. Kita tidak bisa dan tiadk
mampu mendekatkan diri kita kepada Allah dengan perbuatan baik atau oleh kurban apapun.
Namun, yang membuat kita sekarang dekat dengan Allah adalah karena penebusan oleh darah
Kristus. Sebagaimana Rasul Paulus menulis, “Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya
oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka” (2 Kor. 5:19a).

Firman ini membuktikan bahwa kita adalah orang-orang yang dahulu juah, tetapi sekarang kita
telah menjadi dekat. Kedekatan itu disebabkan dosa-dosa kita telah dijauhkan, bahkan sudah
dihapuskan. Dia telah melupakan dan tidak memperhitungkan dosa-dosa kita lagi. Oleh karena
itu, kita jangan lambat jangan surut langkah dalam mengiring Tuhan, sebab Tuhan telah
menerima kita kembali. Kristus telah mendamaikan kita kembali dengan Allah. Terkait dengan
hal itu, kita jangan memperhitungkan kesalahan orang lain, jangan menghitung-hitung kesalahan
orang lain, tetapi ampuni dan lupakan sebagaimana Allah telah melupakan dosa dan pelanggaran
kita karena penebusan Kristus. Berlarilah mendekat untuk mengenal Dia lebih sempurna.
Dengan cara bagaimana? Dengan cara menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Dia lah
Iman besar kita. Dia yang menyelidiki hati, mengetahui segala persoalan kita, dan Dia-lah yang
berdoa untuk kita sekalipun kita tidak berdosa, Dia berdoa untuk kita.

Ibrani 2:17 berkata, “itulah sebabnya, maka dalam segala hal Ia harus disamakan dengan
saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi Iman Besar yang menaruh kasihan dan yang setia
kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa”.

1. Damai dengan Allah


Ayat 14 menyatakan bahwa Kristus adalah damai sejahtera kita yang telah
mempersatukan kita dengan Allah. Mempersatukan kita dengan Allah yang telah terpisah
oleh perseteruan karena dosa. Dosa itulah yang membuat kita tidak layak di hadapan-
Nya. Meskipun demikian, Allah telah menunjukkan Kasih-Nya kepada kita. Dosa telah
dihapuskan-Nya dan tembok pemisah telah dirobohkan-Nya. Hukum Taurat tidak
berkuasa lagi atas kita karena hukum kasih karunia telah menggantikannya. Sekarang kita
telah memiliki damai sejahtera itu, yaitu Kristus sendiri.
Sekalipun demikian, ada kalanya kita kehilangan damai sejahtera itu. Mengapa? Karena
kita tidak melihat yang hakiki, tetapi sibuk dengan hal-hal yang fana. Kita lupa bahwa
dalam kita ada Roh Kudus yang dimateraikan, yang sanggup menciptakan dan
mendatangkan damai sejahtera itu. Kejarlah Roh Kudus, hormatilah Dia. Belajarlah
seperti Daud. “Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil
roh-Mu yang kudus dari padaku!” (Mzm. 51:13).
Kita perlu menaruh hormat kepada para martir dan hamba Tuhan yang menderita aniaya
karena nama-Nya. Sekalipun mereka ada dalam deraan, hukuman dan aniaya, mereka
tidak kehilangan damai sejahtera senantiasa ada dalam diri mereka, Roma 5:6-11. Kita
telah didamaikan dan telah memperoleh damai sejahtera itu. Adakah kita masih
mengeluh, memberontak, atau menggerutu? Tidak! Sebaliknya, marilah kita ucapkan
syukur atas kemurahan-Nya itu.
2. Damai dengan diri sendiri dan dengan sesama
Kita Kembali ke 2 Korontus 5:19b dan 20, “…. Ia telah mempercayakan berita
perdamaian itu kepada kami. Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan
Allah menasihati kamu dengan perantaraan Kami; dalam nama Kristus kami meminta
kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah.” Firman ini mengatakan bahwa
Allah telah memercayakan pendamaian itu kepada kita. Kita adalah utusan-utusan Injil
untuk menjadi jurudamai. Damai dengan Allah tidak sekadar dekat tetapi hidup bersama-
sama dengan Dia. Damai dengan Allah menjadikan kita hidup dalam pertobatan dan oleh
Dia kita dijadikan Jurudamai.
Pendamaian dengan Allah akan membawa pendamian kita dengan diri sendiri, kemudian
merambah menjadi damai dengan sesama, damai dengan bangsa, damai dengan Negara,
dan damai dengan lingkungan hidup

Anda mungkin juga menyukai