Anda di halaman 1dari 2

Sistem Pencernaan

Ruminansia merupakan ternak yang mampu mencerna secara fermetatif dan


enzimatis, karena memiliki saluran pencernaan yang khas, yaitu memiliki
lambung majemuk yang terdiri rumen, retikulum, omasum dan abomasum.
Rumen merupakan lambung paling depan yang berfungsi untuk proses
pencernaan pakan secara fermentatif, yang mampu mencerna pakan yang
memiliki kualitas rendah (kandungan serat yang tinggi) karena di dalam rumen
terdapat mikroorganisme yang bertugas dalam proses fermentasi pakan. Proses
pencernaan di dalam rumen terjadi secara fermentatif oleh mikrobia. Mikroba
memegang peranan penting dalam pemecahan pakan.
Hasil dari praktikum yang telah dilakukan bahwa sistem pencernaan pada
hewan ruminansia kambing ini di mulai dari mulut yang befungsi mengunyah
makanan menjadi halus agar mudah di cerna setealh itu menuju ke
kerongkongan . Tahap selanjutnya makanan tersebut akan menuju ke lambung
yang mana dapat diketahui ada 4 bagian lambung yang terdiri dari
rumen,reticulum,omasum,abomasum. Proses selanjutnya menuju ke bagian usus
halus untuk memaksimalkan pencernaan makanan dan menuju ke usus besar
untuk membuang air dan mineral electron dari ampas yang tidak di cerna.
Proses terakhir yaitu menuju ke rectum sebagai penampung fases sementara dan
nantinya akan dikeluarkan melalui anus.
Hasil tersebut didukung oleh Hartono dkk (2018) menegaskan bahwa
Produktivitas kambing dapat dipengaruhi oleh berbagai penyakit. Penyakit yang
umum menyerang kambing adalah penyakit parasit yang berasal dari cacing
yang menyerang saluran pencernaan. Pola pemberian pakan, faktor-faktor
lingkungan (suhu, kelembapan, dan curah hujan), serta sanitasi kandang yang
kurang baik dapat mempengaruhi berkembangnya cacing yang menyerang
saluran pencernaan pada ternak.
Sistem Pernapasan
Sistem pernapasan ruminansia terdiri atas paru dan saluran yang memungkinkan
udara dapat mencapai atau meninggalkan paru. Saluran tersebur meliputi :
Nostril Hidung Hidung adalah bagian yang berfungsi menghirup udara
pernafasan, menyaring udara, menghangatkan udara pernafasan, juga berperan
dalam resonansi suara. Hidung merupakan alat indera yang menanggapi
rangsang berupa bau atau zat kimia yang berupa gas. Di dalam rongga hidung
terdapat serabut saraf pembau yang dilengkapi dengan sel-sel pembau. setiap sel
pembau mempunyai rambut - rambut halussilia olfaktoridi ujungnya dan diliputi
oleh selaput lendir yang berfungsi sebagai pelembab dan untuk menyaring udara
yang masuk ke dalam rongga hidung.
Hasil dari praktikum yang telah dilakukan bahwa sistem pernapasan pada ewan
ruminansia kambing ini dimulai dari hidung yang berfungsi untuk menghirup
udara setealh itu menuju ke pemfilteran udara pada organ faring dan laring.
Proses selanjutnya menuju ke trakea sebagai jalan lewatnya udara dari faring
laring. Bronkus adalah organ seanjutnya yang dilalui yang b erfungsi sebagai
tempat jalannya udara menuju ke paru paru dan nanti aka nada fase terjadinya
pertukaran oksingen menjadi karbo yaitu melalui alveolus.
Hasil tersebut di dukung oleh Rahayu dkk(2016) menegaskn bahwa sistem
pernapasa
Sistem Reproduksi
Sistem Organ Reproduksi Kambing Betina – Organ reproduksi kambing betina
merupakan salah satu organ yang penting untuk menghasilkan produktivitas
anakan kambing berkualitas. Organ reproduksi kambing ini sama dengan organ
reproduksi domba, bukan hanya itu sama ternyata juga sama dengan berbagai
jenis ternak ruminansia baik sapi, domba, kambing, kerbau, dan juga lainnya.
Sistem reproduksi kambing sangat vital bagi keberlangsungan hidup sapi.
Sistem reproduksi kambing harus dalam kondisi baik. Dengan demikian,
peternakan harus mengenal sistem reproduksi kambing, baik kambing betina
maupun jantan. Adapun organ reproduksi yang dimiliki kambing betina.
Hasil dari praktikum yang telah dilakukan bahwa sistem reproduksi pada hewan
ruminansia kambing ini dimulai dari ovarium yang memiliki fungsi sebagi
organ penghasil sel telur. Proses selanjutnya menuju oviduk yang mana sebagai
penghubung antara ovarium dan uterus. Uterus ini sebagai tempat pembentukan
plasenta dan perkembangan fetus dan nantinya apabila sudah masuk tahap
kelahiran nanti bayi kambing akan keluar dari vagina.
Hasil tersebut didukung oleh monintja dkk(2016) menegaskan bahwa
Kelayakan dari seekor ternak betina dalam suatu usaha peternakan dapat dilihat
dari potensi reproduksi yang dimilikinya. Pengukuran potensi reproduksi
didasarkan pada kelahiran anak yang sehat, jumlah anak sekelahiran dan tipe
kelahiran (tunggal atau kembar). Pengetahuan tentang potensi reproduksi dapat
membantu dalam pengukuran laju pertumbuhan populasi ternak kambing. Pada
akhirnya dengan mengetahui potensi reproduksi, pengembangan usaha ternak
kambing akan lebih maksimal.

Anda mungkin juga menyukai