Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEPERAWATAN

Pasien An. Dengan DHF

Dosen Pengampu:
Ibu Lisna Agustina S.Kep., Ns.M.Kep

Disusun Oleh:

Nama : M. Fahmi Syarif


Kelas : 3b Keperawatan
Npm : 191560111056

STIKes MEDISTRA INDONESIA


S1 KEPERAWATAN TAHUN AJARAN 2019/2020
Jl. Cut Mutia No.88A, RT.001/RW.002, Sepanjang Jaya, Kec. Rawalumbu,
Kota Bks, Jawa Barat 17113

a
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan asuhan
keperawatan tentang “DHF” makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Allah
SWT mungkin kami penyusun tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui proses pemecahan dan pengayakan yang
kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh kami
penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang
datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya
Makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini memuat asuham keperawatan tentang “DHF” Kami penyusun juga mengucapkan
terima kasih kepada guru/dosen pembimbing yang telah banyak membantu penyusun agar dapat
menyelesaikan asuhan keperawatan ini.
Semoga Makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun
Makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya.

Bekasi,

Penulis

a
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................a
DAFTAR ISI...............................................................................................................................b
BAB I...........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG.....................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH.................................................................................................2
C. TUJUAN..........................................................................................................................2
BAB II.........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.........................................................................................................................3
A. DEFINISI DHF.................................................................................................................3
B. KLASIFIKASI DHF.........................................................................................................4
C. Patofisiologi...........................................................................................................................4
D. ETIOLOGI DHF...............................................................................................................6
E. Gejala/Tanda DHF............................................................................................................7
F. Pemeriksaan Penunjang...................................................................................................7
PATHWAY..........................................................................................................................10

b
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Penyakit Deman Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus

dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypty dan Aedes albopictus

yang mana menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan pada system

pembekuan darah sehingga mengakibatkan pendarahan. Biasanya ditandai dengan

demam yang bersifat bifasik selama 2-7 hari, petekie dan adanya manifestasi pendarahan.

Faktor-faktor yang yang mempengaruhi kejadian Demam Bedarah Dengue sangat

kompleks, antara lain iklim dan pergantian musim, kepadatan penduduk, mobilitas

penduduk dan transportasi. Berdasarkan kejadian dilapangan dapat didentifikasi factor

utama adalah kurangnya pehatian sebagaian masyarakat terhadap kebersihan lingkungan

tempat tinggal. Sehingga terjadi genangan air yang mengakibatkan berkembangnya

nyamuk. Insiden dan prevalensi penyakit Demam Bedarah Dengue menimbulkan

kerugian pada individu, keluarga, dan masyarakat. Kerugian ini berbentuk kematian,

penderitaan, kesakitan, dan hilangnya waktu produktif. Dan jika dibandingkan dengan

jumlah kasus DHF meningkat setiap bulanya,

(Februari – April 2013) dilihat dari 10 besar penyakit, DHF selalu menduduki

peringkat teratas yakni pada bulan Februari dari keseluruhan pasien 1.048 orang terdapat

100 orang pasien dengan DHF, pada bulan Maret dari keseluruhan pasien 1.196 orang

terdapat 121 orang pasien dengan DHF, pada bulan April dari Jumlah jumlah keseluruhan

pasien 1.301 orang terdapat 153 orang pasien DHF. Dan khusus diruangan Cendrawasih

dari 276 pasien rawat inap terdapat 69 orang pasien dengan DHF pada tiga bulan terakhir

1
(Februari s/d April) dengan rincian sebagai berikut: pada bulan Februari dari

keseluruhan pasien 77 orang terdapat 23 orang pasien dengan DHF, bulan Maret dari

keseluruhan pasien 107 orang terdapat 21 orang pasien dengan DHF, bulan April dari

keseluruhan pasien 92 orang terdapat 25 orang pasien dengan DHF.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Yang Dimaksud Dengan DHF ?
2. Apa Saja Klasifikasi DHF?
3. Apa Etiologi DHF?
4. Bagaimana Patofisiologi DHF ?
5. Apa Saja Gejala Dan Tanda DHF?
6. Pemeriksaan Penunjang DHF?

C. TUJUAN
1. Agar mahasiswa mengetahui definisi DHF
2. Agar mahasiswa mengetahui klasifikasi DHF
3. Agar mahasiswa mengetahui etiologi DHF
4. Agar mahasiswa mengetahui patofisiologi DHF
5. Agar mahasiswa mengetahui gejala dan tanda DHF
6. Agar mahasiswa mengetahui pemeriksaan penunjang DHF

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI DHF
DHF(Dengue Haemorrhagic Fever) atau di kenal sebagai Demam Berdarah diduga diambil

namanya dari gejala penyakitnya yaitu adanya demam/panas dan adanya pendarahan.(Arita

Murwani, 2009)

Penyakit Demam Berdarah (DBD) atau Dengue Hemorrhragic Fever (DHF) ialah penyakit

yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypty

dan Aedes albopictus.(H.Akhasin Zulkoni, 2011)

DHF adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh empat serotype virus dengue dan

ditandai dengan empat gejala klinis utama yaitu demam yang tinggi, manifestasi perdarahan,

hepatomegali dan tanda - tanda kegagalan sirkulasi sampai timbulnya renjatan (sindrom

renjatan dengue) sebagai akibat dari kebocoran plasma yang dapat menyebabkan kematian

(C.D. Sucipto ,2011).

Dari ketiga pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa DHF adalah penyakit fibris virus

akut yang terdapat pada anak dan dewasa yang disebabkan oleh virus dengue melalui gigitan

nyamuk Aedes Aegypty yang ditemukan diseluruh belahan dunia terutama di negara-negara

tropik dan subtropik dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi, sakit kepala, nyeri

tulang, ruam, leukopenia yang biasanya memburuk setelah 2 hari pertama.

3
B. KLASIFIKASI DHF

a. Derajat 1 (ringan)
Demam disertai gejala tidak khas dan satu-satunya uji perdarahan yaitu uji turniket.

b. Derajat 2 (sedang)
Seperti derajat 1 disertai dengan perdarahan spontan pada kulit dan atau perdarahan
lainnya.

c. Derajat 3
Ditemukannya kegagalan sirkulasi seperti nadi cepat dan lemah, tekanan nadi
menurun.

d. Derajat 4
Terdapat Dengue Shock Sindrome (DSS) dengan nadi tak teraba dan tekanan darah tidak
dapat diukur (Wijaya, 2013)

C. Patofisiologi
Virus Dengue adalah anggota dari group B Arbovirus yang termasuk dalam genus

Flavivirus, famili Flaviviridae. Dikenal ada 4 jenis serotipe virus Dengue yaitu virus Dengue

tipe 1 (DEN-1), virus Dengue tipe 2 (DEN-2), virus Dengue tipe 3 (DEN-3), dan virus

Dengue tipe 4 (DEN-4) ditularkan ke manusia melalui vektor nyamuk jenis Aedes Egypty dan

Aedes Albopictus. Virus yang masuk ke tubuh manusia melalui gigitan nyamuk Aedes yang

telah terinfeksi virus Dengue selanjutnya akan beredar dalam sirkulasi darah selama periode

sampai timbul gejala demam dengan masa inkubasi 4 – 6 hari (minimal 3 hari sampai

maksimal 10 hari) setelah gigitan nyamuk yang terinfeksi virus Dengue. Pasien akan

mengalami keluhan dan gejala karena viremia, seperti demam, sakit kepala, mual, nyeri otot,

pegal seluruh badan, hiperemia di tenggorok, timbulnya ruam dan kelainan yang mungkin

terjadi pada sistem retikuloendotelial seperti pembesaran kelenjar-kelenjar getah bening, hati

dan limpa. Ruam pada DHF disebabkan oleh kongesti pembuluh darah di bawah kulit. DHF

dapat terjadi bila seseorang setelah terinfeksi dengue pertama kali, mendapat infeksi berulang

virus dengue lainnya. Re-infeksi ini akan menyebabkan suatu reaksi anamnestik antibodi,

4
sehingga menimbulkan konsentrasi kompleks antigen antibodi (kompleks virus antibodi) yang

tinggi. Terdapatnya kompleks virus antibodi dalam sirkulasi darah mengakibatkan

pembentukan aktivasi sistem komplemen, agregasi trombosit dan aktivasi koagulasi.

Kompleks virus-antibodi akan mengaktivasi sistem komplemen, yang berakibat

dilepaskannya anafilatoksin C3a dan C5a, histamin dan serotinin yang menyebabkan

meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah dan menghilangnya plasma melalui

endotel dinding tersebut, suatu keadaan yang amat berperan dalam terjadinya renjatan

timbulnya agregasi trombosit menyebabkan pelepasan trombosit oleh sistem

retikuloendotelial dengan akibat trombositopenia hebat sehingga terjadi koagulapati atau

gangguan fungsi trombosit yang menimbulkan renjatan/syok. Renjatan yang berkepanjangan

dan berat menyebabkan diseminated intravaskuler coagulation (DIC) sehingga perdarahan

hebat dengan prognosis buruk dapat terjadi. Terjadinya aktivasi faktor Hageman (faktor XII)

dengan akibat akhir terjadinya pembekuan intravaskular yang meluas. Dalam proses aktivasi

ini, plasminogen akan menjadi Plasmin yang berperan dalam pembentukan anafilatoksin dan

penghancuran fibrin. Disamping itu akan merangsang sistem kinin yang berperan dalam

proses meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah. Hal ini berakibat mengurangnya

volume plasma, hipotensi, hemokonsentrasi, hipoproteinemia, efusi dan renjatan. Plasma

merembes selama perjalanan penyakit mulai dari saat permulaan demam dan mencapai

puncaknya pada saat renjatan. Renjatan hipovolemia bila tidak segera diatasi dapat berakibat

anoksia jaringan, asidosis metabolik dan kematian.

5
Manifestasi klinis yang mungkin muncul pada DHF adalah demam atau panas, lemah, sakit

kepala, anoreksia, mual, haus, sakit saat menelan, nyeri ulu hati, nyeri otot dan sendi, pegal –

pegal pada seluruh tubuh, mukosa mulut kering, wajah kemerahan (flushing), perdarahan

gusi, lidah kotor (kadang-kadang), petekie (uji turniquet (+), epistaksis, ekimosis, hematoma,

hematemesis, melena, hiperemia pada tenggorokan, nyeri tekan pada epigastrik. Pada renjatan

(derajat IV) nadi cepat dan lemah, hipotensi, ekstrimitas dingin, gelisah, sianosis perifer, nafas

dangkal. Pada DHF sering dijumpai pembesaran hati (hepatomegali), limpa (splenomegali),

dan kelenjar getah bening yang akan kembali normal pada masa penyembuhan. Adapun

komplikasi dari penyakit DHF adalah Hipotensi, Hemokonsentrasi, Hipoproteinemia, Efusi

dan Renjatan / Syok hipovolemia .(H.Akhasin Zulkoni,2011 , A.W.Sudoyo,2006,

WHO,2005)

 D. ETIOLOGI DHF

Penyakit DHF merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan
disebarkan oleh nyamuk terutama spesies nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk penular dengue
tersebut hampir ditemukan di seluruh pelosok Indonesia, kecuali di tempat yang
ketinggiannya lebih dari 1000 meter di atas permukaan laut (Rahayu & Budi, 2017).
Penyebab penyakit adalah virus dengue kelompok Arbovirus B, yaitu arthropod-bornevirus
atau virus yang disebabkan oleh artropoda. Virus ini termasuk genus Flavivirus dan family
Flaviviridae. Sampai saat ini dikenal ada 4 serotipe virus yaitu:

a. Dengue 1 diisolasi oleh Sabin pada tahun 1944.


b. Dengue 2 diisolasi oleh Sabin pada tahun 1944.
c. Dengue 3 diisolasi oleh Sather.
d. Dengue 4 diisolasi oleh Sather.

Keempat virus tersebut telah ditemukan di berbagai daerah di Indonesia dan yang
terbanyak adalah tipe 2 dan tipe 3. Penelitian di Indoneisa menunjukkan Dengue tipe 3
merupakan serotipe virus yang dominan menyebabkan kasus DHF yang berat (Masriadi,
2017). Infeksi salah satu serotipe akan menimbulkan antibody terhadap serotipe yang
bersangkutan, sedangkan antibody yang terbentuk terhadap serotipe lain sangat kurang,
sehingga tidak dapat memberikan perlindungan yang memadai terhadap serotipe lain
(Wijaya, 2013).

6
E. Gejala/Tanda DHF

Diagnosis penyakit DHF bias ditegakkan jika ditemukan tanda dan gejala seperti:

a. Demam tinggi mendadak tanpa sebab yang jelas, berlangsung terus-menerus selama 2-7 hari.
b. Manifestasi perdarahan:

1) Uji turniket (Rumple leede) positif berarti fragilitas kapiler meningkat.


Dinyatakan positif apabila terdapat >10 petechie dalam diameter 2,8cm (1 inchi persegi)
dilengan bawah bagian volar termasuk fossa cubiti.

2) Petekie, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, melena dan hematemesis.

3) Trombositopenia yaitu jumlah trombosit dibawah 150.000/mm3, biasanya ditemukan


antara hari ke 3-7 sakit.

4) Monokonsentrasi yaitu meningkatnya hematocrit, merupakan indicator yang peka terhadap


jadinya renjatan sehingga perlu dilaksanakan penekanan berulang secara periodic.
Henaikan hematocrit 20% menunjang diagnosis klinis DHF (Masriadi, 2017).

F. Pemeriksaan Penunjang
A. Dilakukan pemeriksaan laboratorium yaitu : (Aru W Sudoyo, 2006)

1). Darah

Pada DHF akan dijumpai leukopenia yang akan terlihat pada hari ke-2 atau ke-3 dan titik

terendah pada saat peningkatan suhu kedua kalinya. Pada saat suhu meningkat kedua kalinya

sel limposit relatif sudah bertambah.sel-sel eusinofil sangat berkurang. Pada DHF

umumnya dijumpai trombositopenia (<100.000/mm 3) dan haemokonsentrasi (kadar HCT

¿ 20% dari normal). Uji tourniquet yang positif merupakan pemeriksaan penting pada

pemeriksaan kimia darah tampak hipoproteinemia, hiponatremia, serta hipokalemia, SGOT,

SGPT, ureum dan PH darah mungkin meningkat.

7
2) Air seni

Mungkin ditemukan albuminuria ringan.

3) Sumsum tulang

Pada awal sakit biasanya hiposelular, kemudian menjadi hiperselular pada hari

kelima dengan gangguan maturasi sedangkan pada hari kesepuluh biasanya

sudah kembali normal untuk semua data.

4) Serologi

Uji serologi untuk infeksi dengue dapat dikategorikan menjadi:

a) Uji serologi memakai serum ganda, yaitu serum yang diambil pada masa

akut dan konvalesen.

b) Uji serologi memakai serum tunggal, yaitu uji dengue blood yang mengukur

antibodi.

B. Penatalaksanaan Medis(Arita Murwani , 2009)

1) Penatalaksanaan penderita DHF adalah :

a) Tirah baring atau istirahat baring.

b) Diet makanan lunak.

c) Minum banyak 50ml/kg BB dalam 4 – 6 jam pertama dapat berupa : susu,

teh manis, sirup, jus buah, dan oralit, pemberian cairan merupakan hal

yang paling penting bagi penderita DHF. Setelah keadaan dehidrasi dapat

diatasi, memberikan cairan rumatan 80 – 100 ml/kg BB dalam 24 jam

berikutnya.

8
d) Pemberian cairan intravena pada pasien DBD tanpa renjatan dilakukan bila

pasien terus menerus muntah sehingga tidak mungkin diberikan makanan

per oral atau didapatkan nilai hematokrit yang bartendensi terus

meningkat (>40 vol %). Jumlah cairan yang diberikan tergantung dari derajat

dehidrasi dan kehilangan elektrolit, dianjurkan cairan glukosa 5% dalam 1/3

larutan Nacl 0,9%.

e) Cairan-cairan yang digunakan untuk penggantian volume dengan cepat

mencakup berikut ini :

(1) Kristaloid.

Larutan ringer laktat (RL) atau dektrose 5% dalam larutan RL (D5/RL),

larutan Ringer Asetat (RA) atau dektrose 5% dalam larutan asetat

(D5/RA), larutan garam faali (D5/GF).

(2) Koloid.

Dekstran 40 dan plasma.

f) Monitor tanda-tanda vital tiap 3 jam (suhu, nadi, tensi, pernapasan) jika

kondisi pasien memburuk, observasi ketat tiap jam.

g) Periksa HGB, HCT dan trombosit setiap hari.

h) Pemberian obat antipiretik.

i) Monitor tanda-tanda dini renjatan meliputi keadaan umum, perubahan tanda-

tanda vital, hasil-hasil pemeriksaan laboratoriurn yang memburuk.

j) Monitor tanda-tanda pendarahan lebih lanjut.

k) Pemberian antibiotika bila terdapat kekhwatiran infeksi sekunder.

l) Bila timbul kejang dapat diberikan diazepam (kolaborasi dengan dokter).

9
10
PATHWAY

Virus dengue Perbanyak diri


di hepar

Infeksi
dengue
Gangguan rasa Hepatomegali
Terbentuk nyaman nyeri
Depresi
komplek antigen
Sumsum
antibodi
Tulang
- Mual
- Muntah
Mengaktivasi - Anoreksia
sistem komplemen

Melepaskan Perubahan
- Perdarahan Intoleransi
- Trombositopeni
histamine Nutrisi kurang
aktivitas
dari kebutuhan
tubuh
Permebilitas
pembuluh darah
meningkat
Hipotalamus

Kebocoran plasma - Mukosa bibir kering


- Hemokonsentrasi
- Suhu tubuh tinggi
- kulit kemerahan
- Demam
- Menggigil Hipovolemik
Pasien
terjaga
Penjatan
Hipertermia Hipovolemik dan Kekurangan
hipotensi volume cairan
Gangguan
Pola tidur
Agregasi trombosit

Trombositopeni

Risiko
Pendarahan

- Akral dingin
- Sianosis

- Keluarga/pasien bertanya-tanya tentang


penyakit (DHF)
Gangguan perfusi
- Keluarga/pasien tampak gelisah
jaringan perifier

11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
BAB III
PENUTUP

a. Kesimpulan

Penyakit Deman Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus

dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypty dan Aedes albopictus yang

mana menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan pada system pembekuan

darah sehingga mengakibatkan pendarahan. Biasanya ditandai dengan demam yang bersifat

bifasik selama 2-7 hari, petekie dan adanya manifestasi pendarahan. Faktor-faktor yang yang

mempengaruhi kejadian Demam Bedarah Dengue sangat kompleks, antara lain iklim dan

pergantian musim, kepadatan penduduk, mobilitas penduduk dan transportasi. Berdasarkan

kejadian dilapangan dapat didentifikasi factor utama adalah kurangnya pehatian sebagaian

masyarakat terhadap kebersihan lingkungan tempat tinggal. Sehingga terjadi genangan air

yang mengakibatkan berkembangnya nyamuk. Insiden dan prevalensi penyakit Demam

Bedarah Dengue menimbulkan kerugian pada individu, keluarga, dan masyarakat. Kerugian

ini berbentuk kematian, penderitaan, kesakitan, dan hilangnya waktu produktif. Dan jika

dibandingkan dengan jumlah kasus DHF meningkat setiap bulanya,

b. saran

Dengan adanya Karya Tulis Ilmiah atau Laporan studi Kasus dapat mengembangkan
pengetahuan serta wawasan khususnya mengenai ilmunkeperawatan anak tentang asuhan
keperawatan pada anak DHF. Dan dapat menjadi acuan bagi perawat dalam melaksanakan
asuhan keperawatan selanjutnya dengan lebih baik lagi.

26

Anda mungkin juga menyukai