Anda di halaman 1dari 10

Tugas Makalah

Pencemaran Lingkungan Contoh, Dampak dan Cara Mengatasi

Di susun oleh :

Reza Angreini

Nim : P07133218032

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES ACEH

PRODI SANITASI LINGKUNGAN

TAHUN AJARAN 2021-2022


A. Pengertian Pencemaran Lingkungan

Pencemaran lingkungan didefinisikan sebagai perubahan faktor abiotik akibat kegiatan


yang melebihi ambang batas toleransi ekosistem biotik. Misalnya saja penggunaan kendaraan
bermotor ataupun alat pengolah bahan baku yang terkadang tidak sesuai dengan standarisasi
lingkungan. Ada dua jenis bahan dalam pencemaran:

 Degradable, yaitu polutan yang dapat diuraikan kembali atau dapat diturunkan sifat
bahayanya ke tingkat yang dapat diterima oleh proses alam. Contohnya adalah
kotoran manusia atau hewan dan limbah tumbuhan.
 Non-Degradable, yaitu polutan yang tidak dapa diuraikan oleh kemampuan proses
alam itu sendiri. Contohnya merkuri, timah hitam, arsenik, dan lain-lain.

Pencemaran lingkungan disebabkan oleh beragam faktor. Namun, faktor terbesarnya


adalah manusia. Sadar atau tidak, kita telah berkontribusi dalam proses pencemaran
lingkungan. Mulai dari pertambahan jumlah penduduk yang tak terkendali, banyaknya
sumber-sumber zat pencemaran sehingga alam tak mampu menetralisir.
Selain itu banyak juga aktivitas sehari-hari yang tanpa disadari menjadi faktor rusaknya
lingkungan, diantaranya :

 Penggunaan kantong plastik secara massif,


 Pembuangan sampah dan limbah deterjen ke sungai,
 Penggunaan AC berlebih,
 Pembuangan limbah elektronik yang tak sesuai aturan,
 Pembakaran hutan,
 Penggunaan kendaraan pribadi sehingga menimbulkan lebih banyak polusi,
 Pembuangan limbah pabrik atau kotoran ke sungai,
 Penebangan hutan yang mengakibatkan hutan tak mampu menyerap karbon-dioksida
lebih banyak, dan lain-lain.

Dengan adanya begitu banyak penyebab pencemaran lingkungan itu sendiri


menghasilkan berbagai dampak pula kepada lingkungan yang ada dan hal ini dilakukan
analisis pada buku Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal).
B. Macam dan Pembagian Pencemaran Lingkungan
Berikut ini beberapa jenis pencemaran lingkungan berserta dampaknya.
1. Pencemaran Udara
Pencemar udara dapat berupa gas dan partikel. Contohnya sebagai berikut:
Gas HzS. Gas ini bersifat racun, terdapat di kawasan gunung berapi, bisa juga
dihasilkan dari pembakaran minyak bumi dan batu bara. Gas CO dan COz. Karbon
monoksida (CO) tidak berwarna dan tidak berbau, bersifat racun, merupakan hash
pembakaran yang tidak sempurna dari bahan buangan mobil dan mesin letup. Gas
COZ dalam udara murni berjumlah 0,03%. Bila melebihi toleransi dapat mengganggu
pernapasan, sumber pencemaran udara lainnya yaitu:

 Oksida karbon: karbon monoksida (CO) dan (CO2). Gas CO2 adalah gas yang
dihasilkan dari proses pernapasan makhluk hidup, pembusukan bahan organik
dan pelabukan dari batuan. Bila gas ini di atmosfer jumlahnya meningkat,
maka akan menyebabkan peningkatan suhu pada bumi.
 Oksida belerang: SO dan (SO3). Gas sulfur dioksida ini berasal dari pabrik
yang menggunakan belerang dan hasil dari pembakaran fosil. Gas ini jika
bereaksi dengan air akan membentuk senyawa asam. Bila senyawa ini turun
bersamaan dengan hujan, maka akan terjadilah hujan asam.
 Oksigen nitrogen: NO, (NO2), N2O. Gas nitrogen ini sangat dibutuhkan oleh
makhluk hidup sebagai bahan untuk membangun protein. Jika gas ini bereaksi
dengan air maka akan membentuk sebuah senyawa asam.
 Komponen organik volatile: metan (CH4), benzene (C6h6), Klorofluoro
karbon (CFC), dan kelompok bromin. CFC sering kali digunakan untuk bahan
pendingin pada AC dan kulkas. Selain itu, CFC juga digunakan untuk alat
penyemprot rambut dan juga alat penyemprot nyamuk. CFC sangat berbahaya
sekali karena bisa merusak lapisan ozon pada atmosfer. Akibatnya
perlindungan bumi dari radiasi sinar ultraviolet akan berkurang.
 Suspensi partikel: debu tanah, dioksin, logam, asam sulfat, dan lain-lain
 Substansi radioaktif: radon-222, iodin-131. strontium-90, plutonium-239, dan
lain-lain
 Suara: kendaraan bermotor, mesin industri, pesawat, dan lain-lain
Dampak dari pencemaran udara sendiri adalah Hujan asam, Perubahan cuaca
yang ekstrim Penipisan ozon, Peningkatan kasus kerusakan mata hingga Kanker kulit.
Oleh sebab itu, sangat penting untuk mengatasi pencemaran udara ini, dimana udara
merupakan kebutuhan dasar manusia. Sebagai bentuk kontribusi karya ilmiah dalam
menemukan solusi yang tepat, buku Limbah Kimia dalam Pencemaran Udara & Air
dapat kamu pelajari lebih lanjut.

2. Pencemaran Air

Polusi air dapat disebabkan oleh beberapa jenis pencemar sebagai berikut:
Pembuangan limbah industri, sisa insektisida, dan pembuangan sampah domestik,
misalnya, sisa detergen mencemari air. Buangan industri seperti Pb, Hg, Zn, dan CO,
dapat terakumulasi dan bersifat racun. Bila terjadi pencemaran di air, maka terjadi
akumulasi zat pencemar pada tubuh organisme air. Akumulasi pencemar ini semakin
meningkat pada organisme pemangsa yang lebih besar. Sumber lainnya yaitu:

 Bahan Anorganik: Timbal (Pb), arsenik (As), kadmium (Cd), merkuri (Hg),
kromium (Cr), nikel (Ni), kalsium (Ca), magnesium (Mg), dan kobalt (Co)
 Bahan Kimia: Pewarna tekstil, pestisida, dan lain – lain
 Bahan Organik: Berbentuk limbah yang dapat diuraikan oleh mikroba yang
akan memicu meningkatkan populasi mikroorganisme di dalam air
 Cairan Berminyak
 Dampaknya: Media penyebaran penyakit, Peningkatan alga dan eceng gondok,
Menurunkan kadar oksigen dalam air hingga mengganggu organisme di
perairan, Mengganggu pernapasan karena bau yang menyengat

Dengan adanya pembuangan limbah mengandung bahan kimia berbahaya


dapat merusak lingkungan yang ada di sekitar jika tidak dikelola secara hati-hati yang
dibahas pada buku Pencemaran Lingkungan.

3. Pencemaran Tanah
Pencemaran tanah Pencemaran tanah disebabkan oleh beberapa jenis
pencemaran berikut ini : Sampah-sampah plastik yang sukar hancur, botol, karet
sintesis, pecahan kaca, dan kaleng. Detergen yang bersifat non bio degradable (secara
alami sulit diuraikan). Zat kimia dari buangan pertanian, misalnya insektisida. Sumber
lainnya:

 Bahan logam: mangan (Mn), besi (Fe), aluminium (Al), timbal (Pb), merkuri
(Hg), seng (Zn). asenik (As), dan lain – lain
 Bahan kimia organik: pestisida (insektisida, herbisida, dan fungisida), deterjen,
dan sabun
 Bahan pupuk anorganik: urea, TSP, ammonium sulfat, dan KCL
 Zat radioaktif
 Dampak: Pertanian, seperti peningkatan salinitas tanah dan penurunan
kesuburan tanah Bencana alam, seperti tanah longsor dan erosi hingga
Penyumbatan saluran air

4. Pencemaran Suara
Polusi suara disebabkan oleh suara bising kendaraan bermotor, kapal terbang,
deru mesin pabrik, radio/tape recorder yang berbunyi keras sehingga mengganggu
pendengaran. Pernah ada kasus warga yang merasa terganggu dengan suara mesin
boiler milik pabrik kelapa sawit.

Setiap hari mereka tidak bisa tidur nyenyak, terutama anak-anak karena bising
dari mesin itu. Menurut WHO, tingkat pencemaran didasarkan pada kadar zat
pencemar dan waktu (lamanya) kontak. Sumber pencemaran suara diantaranya:

 Percakapan pelan (20 – 30 dB)


 Radio (50 – 6- dB)
 Mesin pemotong rumput (60 – 80 dB)
 Lalu lintas (60 – 90 dB)
 Truk (90 – 100 dB)
 Kendaraan bermotor (105 dB)
 Pesawat terbang (90 – 120 dB)
 Musik / beat music: 120 dB
 Mesin jet: 140 dB
 Roket (140 – 179 dB)
Tingkat pencemaran sendiri dibedakan menjadi 3, yaitu:

 Pencemaran yang mulai mengakibatkan iritasi (gangguan) ringan pada panca


indra dan tubuh serta telah menimbulkan kerusakan pada ekosistem lain.
Misalnya gas buangan kendaraan bermotor yang menyebabkan mata pedih.
 Pencemaran yang sudah mengakibatkan reaksi pada faal tubuh dan
menyebabkan sakit yang kronis. Misalnya pencemaran Hg (air raksa) di
Minamata Jepang yang menyebabkan kanker dan lahirnya bayi cacat.
 Pencemaran yang kadar zat-zat pencemarnya demikian besarnya sehingga
menimbulkan gangguan dan sakit atau kematian dalam lingkungan. Misalnya
pencemaran nuklir.

Berbagai dampak dari pencemaran lingkungan lainnya yang dapat terjadi


dapat kamu pelajari melalui buku Dampak Pencemaran Lingkungan oleh Wisnu Arya
Wardhana, Ir.

C. Contoh Kasus Pencemaran Lingkungan

Kasus pencemaran merkuri yang paling besar terjadi Teluk Minamata, Jepang.
Sebuah perusahaan yang memproduksi asam asetat membuang limbang cairnya ke Teluk
Minamata, salah satunya adalah methyl mercury konsentrasi tinggi. Tragedi yang dikenal
dengan Penyakit Minamata (Minamata Disease) terjadi antara tahun 1932-1968. Teluk
Minamata merupakan daerah yang kaya sumber daya ikan dan kerang. Selama bertahun-
tahun, tidak ada yang menyadari bahwa ikan, kerang, dan sumber daya laut lainnya dalam
teluk tersebut telah terkontaminasi merkuri.

Methyl mercury ini masuk ke dalam tubuh organisme laut baik secara langsung dari
air maupun mengikuti rantai makanan. Kemudian mencapai konsentrasi yang tinggi pada
daging kerang-kerangan, krustacea dan ikan yang merupakan konsumsi sehari-hari bagi
masyarakat Minamata. Akibat adanya proses bioakumulasi dan biomagnifikasi, konsentrasi
merkuri dalam rambut beberapa pasien di rumah sakit Minamata mencapai lebih 500 ppm.
Pada saat itu, setidaknya 50.000 orang yang terkena dampak dan lebih dari 2.000
kasus penyakit Minamata disertifikasi.  Masyarakat Minamata yang mengonsumsi makanan
laut yang tercemar tersebut diidentifikasi terserang penyakit syaraf, lumpuh, kehilangan
indera perasa, bicara ngawur, dan bahkan banyak yang meninggal dunia.

Di Indonesia, kasus pencemaran merkuri yang cukup serius juga pernah terekspos di
Teluk Buyat, Sulawesi Utara pada 2004. Perusahaan tambang emas PT Newmont Minahasa
Raya yang beroperasi di area Teluk Buyat diduga telah membuang limbah tailing-nya ke ke
dasar Teluk Minahasa sehingga menimbulkan masalah lingkungan dan kesehatan masyarakat
yang serius.  Sejumlah ikan mati mendadak dan menghilangnya beberapa beberapa jenis ikan.

Merkuri atau yang juga dikenal dengan air raksa dapat menimbulkan berbagai bahaya
dan kematian pada makhluk hidup. Buku Merkuri dan Keberadaannya hadir sebagai
penambahan materi dan pemahaman para pembacanya.

Selain itu, ditemukan sejumlah ikan memiliki benjolan semacam tumor dan
mengandung cairan kental berwarna hitam dan lendir berwarna kuning keemasan. Fenomena
yang sama juga ditemukan pada sejumlah penduduk Buyat, di mana mereka memiliki benjol-
benjol di leher, payudara, betis, pergelangan, pantat dan kepala. Hasil penelitian WALHI
(2004) menemukan bahwa sejumlah konsentrasi logam berat (arsen, merkuri, antimon,
mangan) dan senyawa sianida pada sedimen di Teluk Buyat sudah tinggi.

Jika dibandingkan pada konsentrasi logam berat sebelum pembuangan tailing (data
dari studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan/AMDAL, 1994), konsentrasi merkuri di
daerah dekat mulut pipa tailing di Teluk Buyat meningkat hingga 10 kali lipat (data WALHI
dan KLH, 2004).

D. Dampak Pencemaran Lingkungan


Dampak Pencemaran Lingkungan yang lebih terasa saat ini adalah pemanasan global
(global warming). Dimana suhu bumi meningkat yang menyebabkan beberapa es di kutub
utara mencair dan terjadinya kenaikan permukaan air laut. Pemekatan hayati juga merupakan
salah satu dampak yang akan ditimbulkan dari adanya pencemaran lingkungan. Proses
pemekatan hati ini dapat diartikan sebagai peningkatan kadar bahan pencemar yang melalui
tubuh makhluk hidup tertentu. Pemekatan hayati ini juga disebut sebagai amnalgamasiasi.
Sebagai contoh untuk menggambarkan kasus ini adalah suatu perairan yang telah tercemar,
maka bahan pencemar yang ada di air tersebut akan menempel pada alga yang hidup di
wilayah perairan tersebut.

Ketika alga dimakan ikan- ikan kecil maka ikan kecil akan terkontaminasi bahan
pencemar. Ketika ikan-ikan kecil tersebut dimakan oleh ikan-ikan besar, maka ikan besar
juga akan mengandung berbagai bahan pencemar yang dimiliki oleh ikan kecil. Dan ketika
ikan-ikan besar ditangkap nelayan dan dimakan oleh manusia, maka bakteri atau polutan
tersebut akan masuk ke dalam tubuh manusia melalui ikan-ikan besar tersebut.

Ketika manusia mengonsumsi beberapa makanan yang yang berupa hewan atau
tumbuhan yang telah terkontaminasi bahan pencemar, maka segala kemungkinan buruk bisa
terjadi. Beberapa kemungkinan buruk dari mengonsumsi  bahan makanan yang tercemar
adalah keracunan atau meninggal dunia. George Tyler Miller (1979) dalam bukunya yang
berjudul Living in The Environment menjelaskan bahwa akibat pencemaran lingkungan
terhadap kehidupan dikelompokkan ke dalam 6 tingkatan. Adapun tingkatan tersebut adalah
sebagai berikut.
 Tingkatan 1: Gangguan estetika, misalnya bau
 Tingkatan 2: Kerusakan properti, misalnya bahan logam menjadi karatan
 Tingkatan 3: Gangguan pada tumbuhan/hewan, misalnya penurunan hasil pertanian
 Tingkatan 4: Gangguan pada kesehatan manusia, misalnya penyakit saluran
pernapasan
 Tingkatan 5: Kerusakan secara genetik dan reproduksi manusia
 Tingkatan 6: Gangguan pada ekosistem secara luas, misalnya perubahan iklim
global.

E. Cara Menanggulangi Pencemaran Lingkungan


1. Penanggulangan Secara Administratif
Penanggulangan secara administratif terhadap pencemaran lingkungan
merupakan tugas pemerintah, yaitu dengan membuat peraturan-peraturan atau undang-
undang. Beberapa peraturan yang telah dikeluarkan, antara lain sebagai berikut :
 Pabrik tidak boleh menghasilkan produk (barang) yang dapat mencemari
lingkungan. Misalnya, pabrik pembuat lemari es, AC dan sprayer tidak boleh
menghasilkan produk yang menggunakan gas CFC sehingga dapat menyebabkan
penipisan dan berlubangnya lapisan ozon di stratosfer.
 Industri harus memiliki unit-unit pengolahan limbah (padat, cair, dan gas)
sehingga limbah yang dibuang ke lingkungan sudah terbebas dari zat-zat yang
membahayakan lingkungan.
 Pembuangan sampah dari pabrik harus dilakukan ke tempat-tempat tertentu yang
jauh dari pemukiman.
 Sebelum dilakukan pembangunan pabrik atau proyek-proyek industri harus
dilakukan analisis mengenai dampak lingkungan (AM-DAL).
 Pemerintah mengeluarkan buku mutu lingkungan, artinya standar untuk
menentukan mutu suatu lingkungan. Untuk lingkungan air ditentukan baku mutu
air, sedangkan untuk lingkungan udara ditentukan baku mutu udara. Dalam buku
mutua air, antara lain tercantum batasan kadar bahan pencemar logam berat,
misalnya fosfor dan merkuri. Didalam buku mutu udara, antara lain tercantum
batasan kadar bahan pencemar, misalnya gas CO2 dan CO. Pemerintah akan
memberikan sanksi kepada pabrik yang menghasilkan limbah dengan bahan
pencemar yang melebihi standar baku mutu.

2. Penanggulangan Secara Teknologi


Penanggulangan pencemaran lingkungan secara teknologis, misalnya
menggunakan peralatan untuk mengolah sampah atau limbah. Di surabaya terdapat suatu
tempat pembakaran akhir sampah dengan suhu yang sangat tinggi sehingga tidak
membuang asap. Tempat tersebut dinamakan insinerator.

3. Penanggulangan Secara Edukatif


Penangkalan pencemaran secara edukatif dilakukan melalui jalur pendidikan baik
formal maupun nonformal. Melalui pendidikan formal, disekolah dimasukkan
pengetahuan tentang lingkungan hidup tentang lingkungan hidup ke dalam mata
pelajaran yang terkait, misalnya IPA dan Pendidikan agama. Melalui jalur pendidikan
nonformal dilakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya pelestarian
lingkungan dan pencegahan serta penanggulangan pencemaran lingkungan.
4. Penanggulanan Pencemaran Lingkungan Berdasarkan Undang-undang
Jika Berdasarkan pada Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Lingkungan Hidup sendiri diketahui bahwa upaya penanganan terhadap permasalahan
pencemaran lingkungan adalah sebagai berikut:
 Mengatur sistem pembuangan limbah industry
 Penempatan kawasan industri terpisah dan berjauhan dari kawasan permukiman
penduduk, Pengawasan akan penggunakan bahan kimia, misalnya pestisida dan
insektisida,
 Melakukan penghijauan,
 Pemberian sanksi secara tegas kepada pelaku pencemaran lingkungan, hingga
 Penyuluhan pendidikan lingkungan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat
akan pencemaran lingkungan

Anda mungkin juga menyukai