Anda di halaman 1dari 18

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Sejarah Shopee

Sejarah Shopee di Indonesia dimulai pada bulan Desember tahun 2015. Kehadiran

Shopee tidak lepas dari perkembangan toko online di Indonesia yang sangat pesat. Shopee

pertamakali diluncurkan di Singapura sebagai pengikut pasar mobile-sentris social. Setelah

itu Shopee yang berpusat di Singapura, melakukan ekspansi ke negara ASEAN lain dan

membuka Shopee Indonesia, Shopee Malaysia, Shopee Thailand, Shopee Taiwan, Shopee

Vietnam dan Shopee Filipina. Di Indonesia Shopee dikelola oleh Garena Group yang

sekarang berubah nama menjadi SEA Group. Jika dibandingkan dengan situs marketplace

lainnya seperti bukalapak, tokopedia, OLX dan lain-lain, maka shopee termasuk yang

termuda dan minim pengalaman. Namun dengan promosi yang gencar ecommerce ini mampu

berdiri sejajar dengan pesaing-pesaing terdahulunya tersebut.

4.2 Karakteristik Responden

Konsumen yang melakukan pembelian secara online pada situs Shopee berasal dari

berbagai kalangan baik mahasiswa, pegawai pemerintah, karyawan swasta maupun

wiraswasta. Mereka terpilih sesuai dengan jumlah yang telah ditetapkan dalam sampel

penelitian yaitu sebanyak 96 orang. Konsumen tersebut memiliki tingkat umur, jenis kelamin,

pendidikan, status pekerjaan dan pendapatan. Perbedaan karateristik social dan demografi

tersebut ini akan menyebabkan berbedanya perilaku pembelian mereka. Karakteristik

konsumen dalam pembelian pada situs Shopee dapat di lihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1
38
Karakteristik Responden

Frekwensi Persentase
Karakteristik
(%) (%)
Umur 21-25 tahun 69 71,9
26-30 tahun 18 18,8
31-35 tahun 5 5,2
>36 tahun 4 4,2
Total 96 100,0
Jenis kelamin Laki-laki 58 60,4
Perempuan 38 39,6
Total 96 100,0
Pendidikan SLTA 39 40,6
DIII 3 3,1
S1 46 47,9
S2 8 8,3
Total 96 100,0
Status Belum Kawin 87 90,6
Kawin 9 9,4
Total 96 100,0
Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil 19 19,8
Wiraswasta 4 4,2
Karyawan Swasta 11 11,5
Mahasiswa 62 64,6
Total 96 100,0
Pendapatan Rp.500.000-1.000.000 62 64,6
Rp.1.000.000-2.000.000 8 8,3
Rp.2.100.000-3.000.000 26 27,1
Total 96 100,0
Sumber :Data Primer (diolah), 2019

Dari 96 konsumen yang melakukan pembelian produk pada toko online situs Shopee

seperti yang terlihat pada Tabel 4.1 sebahagian besar atau sebanyak 69 orang (71,9%)

berumur antara 21-25 tahun. Kemudian diikuti umur antara 26-30 tahun sebanyak 18 orang

(18,8). Ada 4 orang (4,2%) dari jumlah konsumen yang membeli pada situs Shopee dengan

umur lebih dari 36 tahun. Selebihnya 5 orang (5,2%) dari jumlah konsumen berumur antara

36-40 tahun.

Sebahagian besar atau sebanyak 58 orang (60,4%) dari jumlah konsumen yang

melakukan pembelian pada situs Shopee berjenis kelamin laki-laki. Selebihnya 38 orang

(39,6%) berjenis kelamin perempuan.


Dilihat dari pendidikan terakhir, sebahagian besar atau 46 orang (47,9%) dari jumlah

konsumen yang melakukan pembelian pada situs Shopee adalah mereka dengan tingkat

pendidikan S1. Kemudian diikuti oleh jumlah konsumen dengan tingkat pendidikan SLTA

sebanyak 39 orang (40,6%). Ada 8 orang (8,3%) dari jumlah konsumen yang melakukan

pembelian pada situs Shopee dengan tingkat pendidikan S2. Selebihnya 3 orang (3,1%) dari

jumlah konsumen dengan tingkat pendidikan DIII.

Dilihat dari status pekerjaan, 62 orang (64,4%) dari jumlah konsumen yang

melakukan pembelian produk pada toko online situs Shopee adalah mereka yang berstatus

mahasiswa. Kemudian diikuti oleh pegawai Negeri Sipil sebanyak 19 orang (19,8%).

Selebihnya 4 orang (4,2%) dan 11 orang (11,5%) dari jumlah konsumen yang melakukan

pembelian pada situs Shopee merupakan wiraswasta dan karyawan swasta. Mereka

sebahagian besar atau 62 orang (64,6%) memiliki pendapatan antara 500.000-990.000 rupiah.

Ada 26 orang (27,1%) dari jumlah konsumen yang melakukan pembelian pada situs Shopee

dengan pendapatan antara 2.100.000 -3.000.000 rupiah.


4.2. Deskripsi Variabel Penelitian

4.2.1 Variabel Keputusan Pembelian

Tabel 4.2
Gambaran Keputusan Pembelian Konsumen Pada Toko Online Situs Shopee
Sgt Tdk Tdk Krg Sgt
Setuju Mean
No Keputusan pembelian Konsumen Setuju Setuju Setuju Setuju
Fr % Fr % Fr % Fr % Fr %
Toko online situs Shopee dapat
1. 0 0.0 12 12,5 33 34,4 48 50,0 3 3,1 3.437
menjawab kebutuhan saya.
Sebelum saya membeli produk
pada Toko online situs Shopee
2.
saya terlibat dalam mencari 0 0.0 12 12,5 24 25,0 51 53,1 9 9,4 3.594
informasi secara lengkap.
Toko online situs Shopee adalah
3. tempat berbelanja yang telah Saya 0 0.0 0 0,0 40 41,7 44 45,8 12 12,5 3.708
pertimbangkan secara baik dari
sejumlah toko online lainnya
Karena kepercayaan dan banyak
orang yang membeli pada situs
4. Shopee, maka tanpa 0 0.0 0 0,0 29 30,2 53 55,2 14 14,6 3.844
pertimbangan konsumen segera
membeli pada situs Shopee.
Setelah saya berbelanja pada
5. Toko online situs Shopee harapan 0 0.0 0 0,0 26 27,1 53 55,2 17 17,7 3.906
Saya sangat memuaskan.
Rerata 3,698
Sumber :Data Primer (diolah), 2019

Tabel 4.2 menjelaskan keputusan pembelian konsumen pada toko online situs Shopee

sudah relatif baik dengan nilai jawaban rata-rata 3,698. Nilai tersebut masuk dalam kategori 4

(skor untuk pilihan setuju). Kondisi ini menandakan sebahagian besar dari jumlah konsumen

yang terdata menjawab setuju untuk sejumlah pertanyaan tentang keputusan pembelian

tersebut. Kalaupun ada dari konsumen yang memilih alternatif jawaban tidak setuju, kurang

setuju dan sangat setuju hanya sebahagian kecil.

Dari 5 (lima) indikator yang digunakan untuk mengukur keputusan pembelian

konsumen pada situs Shopee, evaluasi pasca pembelian menjadi bentuk keputusan pembelian

yang sangat baik dari keputusan konsumen dengan nilai jawaban 3.906. Nilai tersebut lebih

tinggi dari nilai indikator lainnya dan masuk dalam kategori 4 (skor untuk jawaban setuju).
Kondisi ini menandakan sebahagian besar dari jumlah konsumen yang terdata menjawab

setuju jika setelah saya berbelanja pada Toko online situs Shopee harapan Saya sangat

memuaskan.

Kemudian indikator pengenalan masalah menjadi indikator yang masih kurang

mendukung dengan nilai jawaban 3.437. Nilai tersebut lebih rendah dari indikaor lainnya dan

masuk dalam kategori nilai 3 (skor untuk pilihan kurang setuju). Kondisi ini menandakan

sebahagian besar dari jumlah konsumen yang terdata menjawab kuang setuju jika toko online

situs Shopee dapat menjawab kebutuhan saya.

4.2.2 Variabel Iklan

Tabel 4.3
Gambaran Iklan Produk pada Toko Online Situs Shopee
Sgt Tdk Tdk Krg Sgt
Setuju Mean
No Iklan Setuju Setuju Setuju Setuju
Fr % Fr % Fr % Fr % Fr %
Iklan online pada situs Shopee
1. 0 0.0 0 0,0 48 50,0 39 40,6 9 9,4 3.594
cukup menarik perhatian.
Iklan online pada situs Shopee
2. 0 0.0 3 3,1 54 56,3 36 37,5 3 3,1 3.406
dapat merangsang minat beli.
Iklan produk online pada situs
3. Shopee dapat membangkitkan 0 0.0 0 0,0 39 40,6 54 56,3 3 3,1 3.625
keinginan untuk membeli.
Rerata 3,542
Sumber :Data Primer (diolah), 2019

Tabel 4.3 menjelaskan iklan produk pada toko online pada situs Shopee sudah relatif

baik dengan nilai jawaban rata-rata 3.542. Nilai tersebut masuk dalam kategori 4 (skor untuk

pilihan setuju). Kondisi ini menandakan sebahagian besar dari jumlah konsumen yang

melakukan pembelian secara online pada situs Shopee menjawab setuju untuk sejumlah

pertanyaan tentang iklan tersebut. Kalaupun ada dari konsumen yang memilih alternatif jawaban

tidak setuju, kurang setuju dan sangat setuju hanya sebahagian kecil.

Dari 3 (tiga) indikator yang digunakan untuk mengukur variabel iklan online pada situs

Shopee, iklan dapat membangkitkan keinginan konsumen menjadi indikator terbaik dari
aktivitas iklan online pada situs Shopee dengan nilai jawaban 3.594. Nilai indikator tersebut lebih

tinggi dari nilai indikator lainnya dan masuk dalam kategori 4 (skor untuk jawaban setuju).

Kondisi ini menandakan sebahagian besar dari jumlah konsumen yang terdata menjawab setuju

jika iklan produk online pada situs Shopee dapat membangkitkan keinginan konsumen untuk

membeli.

Sementara indikator iklan dapat menarik minat menjadi indikator yang masih rendah

dalam indikator citra merek dengan nilai jawaban 3,406. Nilai tersebut lebih rendah dari nilai

indikator lainnya dan masuk dalam kategori 3 (skor untuk pilihan kurang setuju). Kondisi ini

menandakan sebahagian besar dari jumlah konsumen yang terdata menjawab kurang setuju jika

iklan online pada situs Shopee dapat merangsang minat beli konsumen.

4.2.3 Variabel Citra Merek

Tabel 4.4
Gambaran Citra Merek Toko Online Situs Shopee
Sgt Tdk Tdk Krg Sgt
Setuju
No Citra merek Setuju Setuju Setuju Setuju Mean
Fr % Fr % Fr % Fr % Fr %
Nama dan lambang merek situs
Shopee dapat memberi nilai
1. 0 0.0 0 0,0 21 21,9 58 60,4 17 17,7 3.958
kepercayaan terhadap kualitas
mutu.
Nama dan lambang merek situs
2. Shopee dapat meningkatkan citra 0 0.0 12 12,5 27 28,1 51 53,1 6 6,3 3.531
diri para pembelinya.
Nama dan lambang situs Shopee
memberikan nilai keunggulan
3. yang berbeda dengan toko online 0 0.0 3 3,1 18 18,8 75 78,1 0 0,0 3.750
lainnya.
Rerata 3,747
Sumber :Data Primer (diolah), 2019

Tabel 4.4 menjelaskan citra merek situs Shopee menurut konsumen sudah relatif baik

dengan nilai jawaban 3,747. Nilai tersebut masuk dalam kategori 4 (skor untuk pilihan

setuju). Kondisi ini menandakan sebahagian besar dari jumlah konsumen yang terdata

menjawab setuju untuk sejumlah pertanyaan tentang citra merek tersebut. Kalaupun ada dari
konsumen yang memilih alternatif jawaban tidak setuju, kurang setuju dan sangat setuju

hanya sebahagian kecil.

Dari 3 (tiga) indikator yang digunakan untuk mengukur citra merek situs Shopee,

nilai kepercayaan menjadi indikator terbaik dari citra merek situs Shopee dengan nilai

jawaban 3.958. Nilai tersebut lebih tinggi dari nilai indikator lainnya dan masuk dalam

kategori 4 (skor untuk jawaban setuju). Kondisi ini menandakan sebahagian besar dari jumlah

konsumen yang terdata menjawab setuju jika nama dan lambang mereksitus Shopee dapat

memberi nilai kepercayaan terhadap kualitas mutu.

Sementara merek mempertinggi citra diri penggunanya menjadi indikator yang masih

rendah dalam mendukung kekuatan merek situs Shopee dengan nilai jawaban 3,531. Nilai

tersebut lebih rendah dari nilai indikator lainnya dan masuk dalam kategori 3 (skor untuk

pilihan kurang setuju). Kondisi ini menandakan sebahagian besar dari jumlah konsumen yang

terdata menjawab kurang setuju jika nama dan lambang merek situs Shopee dapat

meningkatkan citra diri para pembelinya.

4.3 Hasil Pengujian Data

4.3.1 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas

4.3.1.1 Hasil Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui ketepatan alat ukur kuesioner dalam

melakukan fungsinya dalam menyajikan data yang nyata dan sesuai dengan kondisi dan

fenomena yang terjadi sebagaimana yang diharapkan. Ketidaktepatan dalam pengukuran,

akan menyebabkan data dari variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tanggapan

tentang iklan, Citra merek dan keputusan pembelian konsumen tidak mewakili berbagai

kejadian yang benar-benar diharapkan. Sehingga data yang digunakan tidak dapat dipercaya.

Untuk itu perlu di lakukan uji validitas.


Uji validitas dilakukan dengan menggunakan uji Pearson Product-Moment Coeffisient of

Corelation. Sehingga di peroleh nilai hubungan skor item pertanyaan dengan skor secara

keseluruhan. Kemudian nilai korelasi hasil perhitungan dibandingkan dengan nilai kritis korelasi

product moment pada tingkat signifikansi 5% dan df sebesar 96 sampel yaitu sebesar 0,202. Hasil

uji validitas dapat dilihat pada Tabel 4.5

Tabel 4.5
Hasil Uji Validitas
Item Koefisien Nilai Kritis r
Variabel Keterangan
Pernyataan Korelasi N = 96
B1 0,535 Valid
Iklan 0,655 0,202
B2
B3 0,788
C1 0,493
Citra merek 0,202 Valid
C2 0,806
C3 0,753
D1 0,882
D2 0,934 0,202
Keputusan pembelian Valid
D3 0,922
konsumen
D4 0,646
D5 0,745
Sumber :Data Primer (diolah), 2019
Tabel 4.5 menjelaskan hasil uji validitas untuk pernyataan yang berhubungan dengan

variabel iklan sebagaimana yang dilambangkan dengan B1 hingga B3 dan pertanyaan yang

berhubungan dengan variabel citra merek sebagaimana yang dilambangkan dengan C1 hingga C3

serta pertanyaan yang berhubungan dengan variabel keputusan pembelian konsumen

sebagaimana yang dilambangkan dengan D1 sampai dengan D5 diperoleh nilai korelasi minimal

0,493. Sedangkan nilai korelasi tabel pada df = 96 menunjukkan angka sebesar 0,202. Dengan

demikian dapat diartikan seluruh indikator yang membentuk data variabel iklan, citra merek dan

keputusan pembelian sudah dapat dinyatakan valid karena nilai r hitung > r tabel kritis product

moment.

4.3.1.2 Hasil Uji Reliabilitas


Uji reliabiitas dilakukan untuk mengetahui tingkat konsistensi alat ukur dalam

menghasilkan data yang dapat dipercaya. Agar dapat di percaya, maka pengukuran instrumen

data dalam peneitian ini meliputi iklan, Citra merek dan Keputusan pembelian organisasi

tidak akan diperoleh hasil yang berbeda secara signifikan jika dilakukan pengukuran terhadap

subyek yang sama (konsumen) pada lokasi yang berbeda. Untuk itu perlu dilakukan uji

kehandalan.

Pengujian kehandalan dalam penelitian dilakukan dengan teknik belahan data dengan

dukungan rumus koefisien alpha dari Cronbach atau biasa disebut dengan Cronbach

Coefficient Alpha. Ukuran reliabilitas dianggap handal berdasarkan pada koefesien alpha

0,60 (Priyanto, 2012: 26). Jika derajat kehandalan data lebih besar dari koefesien alpha (α),

maka hasil pengukuran dapat dipertimbangkan sebagai alat ukur dengan tingkat ketelitian

dan konsistensi pemikiran yang baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat tabel dibawah ini.

Tabel 4.6
Hasil Uji Reliabilitas
Jumlah Nilai Alpha
No Variabel Hitung Standar
Keterangan
Indikator
Keputusan pembelian (Y) 5 0.942 0,60 Handal
konsumen
Iklan (X1) (Y) 3 0.641 0,60 Handal
Citra merek (X2) 3 0.683 0,60 Handal
Sumber :Data Primer (diolah), 2019

Tabel 4.6 menjelaskan hasil uji reliabilitas sebagaimana yang ditunjukkan pada nilai

cronbach alpha untuk 3 (tiga) variabel yang diteliti yaitu iklan, citra merek dan keputusan

pembelian konsumen diperoleh nilai cronbach alpha masing-masing lebih besar dari 0,60.

Dengan demikian kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini telah dapat dipercaya atau

memenuhi kredibilitas Cronbach”s Alpha (kehandalan) dengan nilai alpha melebihi 60%

(Priyanto, 2012: 26).

4.3.2. Uji Asumsi Klasik

4.3.2.1. Pengujian Normalitas.


Baik data skala iklan (X1), citra merek (X2) dan keputusan pembelian online (Y) Guru

harus mencerminkan data skala yang bebas dari pengganggu atau residual memiliki distribusi

normal. Untuk menguji apakah distribusi nilai-nilai sampel pada variabel penelitian sesuai

dengan distribusi teoritis maka digunakan uji normalitas dengan menggunakan gambar normal P

–P Plot. Gambar ini menunjukkan sebaran standarrized residual berada dalam kisaran garis

diagonal seperti terlihat pada gambar berikut :


Gambar 4.1
Uji Normalitas Keputusan Pembelian Secara Online

Berdasarkan gambar normal P-P Plot di atas menunjukkan bahwa data observasi

dengan data distribusi sudah mendekati distribusi normal.

4.3.2.2 Multikolinieritas

Multikolinearitas adalah suatu kondisi hubungan linear antara variabel independen

yang satu dengan yang lainnya dalam model regresi. Cara untuk menguji adanya

multikolinearitas dapat dilihat pada Variance Inflation Factor (VIF). Batas VIF yang

ditetapkan adalah 10. Jika nilai VIF di atas 10 maka terjadi multikolinearitas.

Tabel 4.7
Hasil Uji Multikolinearitas

No Variabel Tolerance Nilai VIF Keterangan


1 Iklan (X1) 0,809 1,236 Non Multikolinieritas
2 0,809 1,236 Non Multikolinieritas
Citra merek (X2)
Sumber : Data Primer (diolah), 2019

Hasil pengujian multikolinieritas di atas menunjukkan nilai VIF dari dua variabel

bebas yang terlibat dalam model analisis yaitu iklan (X1) dan citra merek (X2) adalah
masing-masing 1,039 atau < 10,00 sehingga dapat diartikan tidak terjadi gejala

multikolinieritas antara variabel bebas tersebut. Dengan demikian model regresi pengaruh

variabel bebas terhadap variabel terikat dalam penelitian ini masing-masing diprediksi secara

terpisah oleh kekuatan masing-masing variabel sehingga sudah dapat dijadikan sebagai dasar

untuk pengambilan keputusan.

4.3.2.3 Heteroskedastisitas

Asumsi dari penggunaan data skala dalam model regresi linier berpotensi terjadinya

gangguan (disturbance) U1 yang di kenal dengan gangguan Homoscedastic. Homoscedastic

terjadi jika data dari variabel kebijakan iklan (X1), Citra merek (X2) dan keputusan

pembelian online Guru (Y) mempunyai varian yang sama, sehingga menyebabkan tingginya

tingkat kesalahan. Alat untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas adalah dengan metode

chart (diagram scatterplot), dengan dasar pemikiran bahwa :

1. Jika ada pola tertentu terdaftar titik-titik (point-point), yang ada membentuk suatu pola

tertentu yang beraturan (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka terjadi

heteroskedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik (point-point) menyebar keatas dan dibawah

0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisistas.

Output SPSS hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada Gambar 4.2
Berdasarkan chart diatas terlihat bahwa ada pola yang jelas serta titik-titik yang

menyebar keatas dan dibawah 0, sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas.

4.4 Pengaruh Iklan dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Online pada Situs

Shopee.

Pengaruh iklan dan Citra merek terhadap keputusan pembelian sepatu oleh konsumen

dalam model analisis ini dapat dibuktikan melalui formula regresi berganda (multiple

regression). Formulasi ini bertujuan untuk memprediksi sejauhmana tingkat kenaikan skala

likert dari 2 (dua) variabel bebas terhadap kenaikan skala variabel terikat pada tingkat

kesalahan tertentu (signifikan) atau dimana pengaruh antar variabel tersebut benar-benar

nyata (signifikan). Hasil output SPSS regresi linier berganda pengaruh variabel bebas dan

terikat dapat dilihat pada Tabel 4.8.


Tabel 4.8
Analisis Model Regresi Pengaruh Iklan dan Citra Merek Terhadap
Keputusan Pembelian Online pada Situs Shopee

Model Unstandardized Standardized


Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
1 (Constant) 0,896 0,480
Iklan (X1) 0,396 0,114 0,287
Citra merek (X2) 0,868 0,136 0,526
Sumber :Data Primer (diolah), 2019

4.4.1 Koefisien Regresi Linier

Dari hasil perhitungan analisis statistik dengan bantuan program SPSS seperti terlihat

pada tabel di atas, maka dapat diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:

Y= 0,896+0,396X1+0,868X2

Dari persamaan regresi di atas dapat diketahui hasil penelitian sebagai berikut:

a. Nilai konstanta keputusan pembelian konsumen sebesar 0,896 menjelaskan jika iklan

(X1) dan citra merek (X2) tidak mengalami perubahan, maka keputusan konsumen (Y)

dalam pembelian online pada situs Shopee secara konstan berada pada nilai 0,896 unit

skala likert.

b. Nilai koefisien regresi pengaruh variabel iklan (X1) adalah sebesar 0,396, dapat diartikan

bahwa setiap adanya perubahan terhadap kegiatan iklan online sebesar 1 satuan maka akan

meningkatkan keputusan pembelian konsumen pada situs Shopee sebesar 0,396 unit skala

likert. Dengan demikian jika strategi iklan dapat ditingkatkan maka keputusan pembelian

konsumenn akan semakin baik.

c. Nilai koefisien regresi pengaruh variabel citra merek (X2) sebesar 0,868 dapat diartikan

bahwa setiap adanya perubahan terhadap citra merek sebesar 1 satuan maka akan

meningkatkan keputusan pembelian konsumen pada situs Shopee sebesar 0,868 unit skala

likert. Dengan demikian semakin baik citra merek situs Shopee maka akan semakin baik

tingkat keputusan pembelian konsumen.


4.4.2 Koefisien Korelasi dan Diterminan

Pengaruh linier antara iklan dan keputusan pembelian konsumen dengan keputusan

pembelian konsumen selalu memiliki hubungan yang dapat di buktikan dengan koefisien

korelasi berganda dan koefisien diterminansi. Koefisien ini menjelaskan keeratan hubungan

keseluruhan variabel bebas secara serentak dengan variabel tak bebas. Nilai korelasi

bergerak antara -1 sampai dengan +1 dan semakin masuk dalam kategori nilai 1 atau sama

dengan 1 maka korelasi antara variabel akan semakin kuat atau sebaliknya. Sedangkan

koefisien dterminasi berganda adalah suatu koefisien yang menjelaskan besarnya pengaruh

secara serentak variabel-variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Dari hasil out put SPSS

dapat diketahui tingkat hubungan variabel bebas dengan variabel terikat antara lain:

Tabel 4.9
Hasil Analisis Korelasi dan Diterminasi.
Adjusted
Model R R Square
R Square
1 0,700 0,490 0,479
Sumber :Data Primer (diolah), 2019

Koefisien korelasi R sebesar 0,700 menjelaskan terdapat hubungan yang positif dan

kuat antara variabel iklan online (X1) dan citra merek (X2) dengan keputusan pembelian

konsumen (Y) secara online pada situs Shopee dengan keeratan 70,0% .

Kemudian nilai korelasi determinasi (r2) sebesar 0,490 menjelaskan, peran variabel

iklan (X1) dan citra merek (X2) dalam mempengaruhi keputusan pembelian konsumen (Y)

pada situs Shopee adalah sebesar 0,479 (47,9%). Sementara selebihnya 0,521 (52,1%)

dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak dilibatkan dalam penelitian ini. Dengan

demikian peran variabel bebas dalam mendukung perubahan variabel terikat dalam model

penelitian ini relatif sedang karena hampir setengah atau <0,50 (50%). Sedangkan peran

variabel lainnya lebih dari setengah atau <50%.


4.4.3 Pengujian Hipotesis

4.4.3.1 Pengujian Secara Simultan (Uji F)

Uji F dilakukan untuk melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel

dependen secara bersama-sama (secara simultan). Bila Fhitung >Ftabel dengan tingkat signifikan

5% maka dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama variabel independen berpengaruh

signifikan terhadap variabel dependen. Sebaliknya jika Fhitung < Ftabel tingkat signifikan 5%

maka dapat disimpulkan variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

Pembuktian hipotesis secara simultan dapat dijelaskan sebagai berikut:

Tabel 4.10
Hasil Analisis Uji F

Mode Sum of Mean


Df F F-tabel Sig.
l Squares Square
1 Regression 17,551 2 8,775 44,724 3,305 0,000a

Residual 18,248 93 .196

Total 35,798 95
Sumber :Data Primer (diolah), 2019

Hasil perbandingan mean square regresi dan residual diperoleh nilai F hitung sebesar

44.724. Sedangkan nilai F tabel pada taraf signifikan 5% dan n =96 adalah sebesar 3,305.

Dengan demikian F hitung (44.724) diperoleh > F tabel (3,305) pada batasan nilai

probabilitas 0,000, sehingga hasil penelitian ini dapat diambil suatu keputusan bahwa

hipotesis alternatif (Ha) diterima dan menolak hipotesis nol (Ho), artinya iklan online (X1)

dan citra merek (X2) secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap keputusan

pembelian online pada situs Shopee .

4.4.3.2 Pengujian Secara Partial (Uji t)

Uji ini dilakukan untuk melihat signifikan dari pengaruh variabel independen secara

individu terhadap variabel dependen (secara parsial). Dengan menganggap variabel lainnya
konstan. Bila t hitung t tabel dengan signifikan 5% maka dapat disimpulkan bahwa secara

parsial variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Jika t hitung <

ttabel dengan tingkat signifikan 5% maka dapat disimpulkan variabel independen tidak

berpengaruh terhadap variabel dependen. Pembuktian hipotesis secara partial dapat dijelaskan

sebagai berikut:

Tabel 4.10
Hasil Analisis Uji T

Model Unstandardized
Coefficients
t t tabel Sig.
B Std. Error
1 (Constant) 0,896 0,480 1,865 0,065
Iklan (X1) 0,396 0,114 3,487 1,986 0,001
Citra merek (X2) 0,868 0,136 6,386 0,000
Sumber :Data Primer (diolah), 2019

a. Pengaruh iklan (X1) terhadap keputusan pembelian konsumen (Y) diperoleh nilai t-hitung

sebesar 3,487 sementara nilai t-tabel pada tingkat kesalahan 5% adalah sebesar 1,986. Hasil

analisis ini menunjukkan bahwa nilai t-hitung (3,487) lebih besar dari t-tabel (1,986) pada

batasan signifikan 0,001. Dengan demikian hasil perhitungan tersebut menunjukkan

bahwa secara parsial iklan (X1) berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen (Y)

pada toko online Situs Shopee. Dengan demikian penelitian ini menerima hipotesis Ha1

dan menolak hipotesis Ho1.

b. Pengaruh citra merek (X2) terhadap keputusan pembelian konsumen (Y) diperoleh nilai t-

hitung sebesar 6,386, sementara nilai t-tabel pada tingkat kesalahan 5% adalah sebesar 1,986.

Hasil analisis ini menunjukkan bahwa nilai t-hitung (6,386) lebih besar dari t-tabel (1,986)

pada batasan signifikan 0,000. Dengan demikian hasil perhitungan tersebut menunjukkan

bahwa secara parsial citra merek (X2) berpengaruh signifikan terhadap keputusan

konsumen (Y) dalam pembelian online pada situs Shopee. Dengan demikian peneltian ini

menerima hipotesis Ha2 dan menolak hipotesis Ho2.


4.5 Implikasi Hasil Penelitian.

Berdasarkan hasil penelitian dapat dikemukakan bahwa iklan dan citra merek menjadi

sejumlah faktor yang ikut mempengaruhi keputusan pembelian konsumen pada toko online

Situs Shopee, sehingga kedua faktor tersebut perlu diperhatikan dan dikembangkan oleh toko

online Situs Shopee karena perkembangan pemasaran yang terjadi pada pasar virtual tersebut

cenderung membuat konsumen sangat cepat beralih pada toko online lainnya. Namun

dibanding iklan, peran citra merek dalam mempengaruhi keputusan pembelian online pada

toko online Situs Shopee jauh lebih signifikan karena citra merek ini secara pasti dapat

memberi suatu kepastian transaksi yang lebih terpercaya. Citra merek telah menjadi suatu

kekuatan dari toko online Situs Shopee untuk melayani konsumen secara professional dan

terpercaya. Walaupun diskon harga tidak sering dilakukan namun dengan suatu kepercayaan

yang diperoleh konsumen selama ini membuat citra merek lebih signifikan pengaruhnya.

Wallaupun demikian iklan juga menjadi suatu strategi yang tidak bisa ditingggalkan.

Iklan juga menjadi strategi yang perlu di kembangkan oleh toko online Situs Shopee karena

iklan ikut mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Walaupun tidak sebesar citra

merek, namun dengan berfungsinya iklan dengan baik maka konsumen akan selalu teringat

dengan toko online Situs Shopee.

Anda mungkin juga menyukai