Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

(PERDAGANGAN BEBAS DAN HAMBATAN PERDAGANGAN)

OLEH :

KELOMPOK II

SUKMAWATI

SYAMSUL ARIF

MARWAH AHMADIAH

ERLIN ERLIANA

NUR ALAM

TAHUN AKADEMIK 2021/2022

UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat allah swt yang telah memberikan rahmat dan hidayah-nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Perdagangan Bebas Dan
Hambatan Perdagangan daerah ini tepat pada waktunya.adapun tujuan dari penulisan dari
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah yang bersangkutan.

Semoga dengan adanya makalah ini kita dapat mengetahui dan mengenal
Perdagangan Bebas Dan Hambatan Perdagangan dengan segala tahapannya dan dijelaskan
dalam bentuk yang sesederhana mungkin guna untuk menjadi suatu acuan dan pembelajaran
bagi mereka yang sama sekali belum mengenal lebih jauh tentanghal tersebut.

Kami menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Mapilli,09 november 2021

Penulis

Kelompok II

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................... 2

DAFTAR ISI ................................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 4

A. Latar belakang .............................................................................................. 4


B. Rumusan masalah ......................................................................................... 5
C. Tujuan pembahasan ...................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................... 6

A. Tarif.............................................................................................................. 6
B. kouta impor................................................................................................... 7
C. Dumping ....................................................................................................... 8
D. Kartel internasional ....................................................................................... 9
E. Subsidi impor hambatan non-tarif lainnya .................................................... 13

BAB III PENUTUP ...................................................................................................... 19

A. Kesimpulan.................................................................................................. 19
B. Saran ........................................................................................................... 20

Daftar pustaka ......................................................................................................... 21

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Perdagangan bebas telah menciptakan mekanisme lalulintas barang dan jasa
yang bebas hambatan, sehingga produk yang dihasilkan dan diedarkan di pasar
terutama pasar ekspor, akan menjadi perhatian dan kepentingan konsumen negara
tujuan ekspor. Sehingga perilaku pasar akan menentukan kriteria produk barang dan
jasa yang akan dipasarkan.1 Kesenjangan kesadaran dan intelektualitas antara bangsa
di negara maju dan di negara berkembang akan menjadi salah satu hambatan
hubungan bisnis secara timbal balik. Konsumen negara maju sangat selektif terhadap
barang dan jasa yang ingin dibelinya. Banyak kriteria yang harus dipenuhi, seperti
masalah produk bersahabat lingkungan.
Dewasa ini telah muncul konsumen global yang memiliki ciri bahwa mereka
tidak hanya membutuhkan produk barang yang akan mereka konsumsi, tetapi mereka
juga menanyakan bagaimana produk itu dibuat, dan terdapat beberapa aspek pokok.
Pertama, adalah apakah produk barang itu merusak lingkungan, apakah barang itu
menguras atau mengurangi persediaan sumber daya, apakah barang ini menimbulkan
pencemaran, dan macammacam pertanyaan lain. Masalah-masalah itu mencuat ke
atas, maka lahirlah istilah “environmentally friendly product” (produk bersahabat
dengan lingkungan). Lebih jauh lagi para konsumen kini mempertanyakan bagaimana
produk itu dibuat, apakah kondisi buruh diperhatikan, dan sebagainya. Sekarang
muncul gejala human aspect (faktor manusia), dan itu diperkuat dengan adanya
kepedulian terhadap kualitas hidup manusia. Karena itu mencuat ke atas aspek hak-
hak asasi tadi.

Masalah lingkungan tidak lagi merupakan masalah yang hanya diperhatikan


oleh pakar lingkungan, melainkan telah menjadi masalah ekonomi. Dunia
perdagangan, terutama perdagangan internasional, tidak lagi bebas dari permasalahan
lingkungan. Kecenderungannya ialah bahwa perdagangan internasional akan makin
dipengaruhi oleh pertimbangan lingkungan. Dapat diperkirakan dalam beberapa tahun
lagi akan diberlakukan ekolabel yang berkaitan dengan persyaratan lingkungan pada

4
sistem perdagangan. Semula yang menonjol adalah ekolabel pada produk kehutanan,
tetapi kini juga menjalar pada produk industri pada umumnya. Sebenarnya beberapa
negara telah memberlakukannya pada perdagangan dalam negeri sejak beberapa tahun
lalu, misalnya di Jerman dengan label disebut “bidadari biru”. Kini dorongan makin
kuat untuk memperluasnya pada perdagangan internasional

B. RUMUSAN MASALAH

a. Apa yang dimaksud tarif?


b. Apa yang dimaksud Dumping?
c. Apa yang dimaksud kuota impor?
d. Apa yang dimaksud kartel internasional?
e. apa yang dimaksud subsidi impor hambatan non-tarif lainnya?

C. TUJUAN

a. Menjelaskan maksud dari tarif.


b. Menjelaskan maksud dari Dumping.
c. Menjelaskan maksud dari kuota impor.
d. Menjelaskan maksud dari kartel internasional.
e. Menjelaskan maksud dari subsidi impor hambatan non-tarif lainnya.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. TARIF
1. Pengertian Tarif

Secara sederhana dapat disimpulkan pengertian tarif sejumlah pungutan yang


dibebankan atas suatu hal, kegiatan, kebijakan, atau apapun yang telah diatur dalam
peraturan. Dalam skala pemerintahan, tarif dapat didefinisikan sebagai pungutan yang
dibebankan untuk semua barang yang melewati negara baik keluar ataupun masuk
dan diatur melalui perundang-undangan seperti tarif ekspor, tarif impor dan
sejenisnya.

Tarif menurut salah satu ahli, Ibrahim pranoto k (1997:55) tarif disebut juga
bea atau duty yaitu sejenis pajak yang dipungut atas barang-barang yang melewati
batas negara.

2. Tujuan tarif

Dalam ekspor impor, tarif diberlakukan untuk menaikkan biaya impor untuk
barang tertentu. Bagi konsumen domestik, cara tersebut bisa mengurangi permintaan
barang impor karena harganya lebih mahal. Bagi pengekspor, tarif membuat produk
mereka menjadi tidak kompetitif di pasar negara tujuan. Selain itu pengenaan tarif
juga bisa melindungi produsen dalam negeri termasuk industri yang baru berkembang
dan menyembangkan ketidakadilan pada praktik ketidak adilan para produsen asing
yang melakukan praktik dumping alias menjual harga lebih murah daripada pasar
mereka. Tarif juga bisa menambah pendapatan pemerintah dari pajak.

3. Jenis-jenis Tarif

Berdasarkan berbagai perspektif mulai dari penentuannya dan cara


penarikannya, berikut beberapa jenis-jenis tarif :

 Tarif nominal
 Tarif proteksi efektif
 Tarif berdasarkan harga (burden rate)
 Tarif bunga efektif (effective rate of interest)
6
 Tarif dasar (basing rate)

B. KUOTA IMPOR
1. pengertian kuota impor

Kuota impor (import quota) adalah kebijakan impor dengan membatasi


kuantitas impor produk selama jangka waktu tertentu. Pemerintah memberlakukannya
untuk melindungi industri dalam negeri yang rentan terhadap tekanan produk impor.
Atau, itu merupakan pembalasan atas kebijakan serupa oleh negara mitra.

2. Tujuan kuota impor


 Pemerintah berusaha untuk melindungi industri dalam negeri dengan membatasi
kuantitas impor. Produsen di negara mitra mungkin menerapkan praktik
perdagangan yang tidak adil.
 Produsen asing mungkin dengan sengaja mencoba memaksa produsen dalam
negeri kalah bersaing. Mereka menjual harga di bawah harga pasar domestik.
 Memang, produk impor yang lebih murah mungkin karena biaya produksi yang
lebih rendah. Tapi, produsen asing mungkin juga sengaja melakukan dumping.
Mereka menjual ke pasar luar negeri dengan harga lebih rendah daripada yang
dijual di pasar domestik mereka.
 Dumping merugikan pasar domestik. Tingginya impor meningkatkan tekanan
terhadap produsen domestik dan membuat mereka kurang kompetitif.
 Sebagai akibatnya, produk impor mulai menggeser posisi produk domestik.
Konsumen domestik mulai beralih dari produk domestik untuk mendapatkan harga
yang lebih murah.
 Produk impor kemudian menangkap penjualan yang lebih besar dan menyisakan
sedikit pangsa bagi produsen domestik. Dalam jangka panjang, kondisi
kemungkinan besar mematikan produsen domestik.
 Untuk mencegahnya, pemerintah dapat menerapkan hambatan perdagangan. Salah
satu opsinya adalah dengan menerapkan kuota impor.

3. Perbedaan kuota impor dan tarif impor

7
Kuota berbeda dari tarif impor. Di bawah kuota, pemerintah membatasi
kuantitas produk. Sedangkan, tarif impor adalah pungutan atas harga produk
impor.kuota impor hanya mempengaruhi kuantitas dan tidak menaikkan harga produk
impor. Sebaliknya, tarif impor menaikkan harga produk impor. Kuota menghasilkan
kekurangan (shortage) di pasar domestik, sedangkan tarif tidak.

4. Jenis kuota impor

tariff-rate quota adalah kombinasi dari kuota impor dan tarif impor.

Jenis lain dari kuota impor adalah:

 Voluntary export restraints


 Kuota tersembunyi

5. Keuntungan dan kerugian kuota impor


keuntungan:
 Kuota bisa lebih efektif dalam membatasi perdagangan daripada tarif.
 Kuota impor juga tidak tergantung pada elastisitas permintaan atau perubahan
nilai tukar.

kerugian :

 Pemerintah tidak memperoleh pendapatan.


 Konsumen domestik menanggung harga yang lebih tinggi.
 Kuota mungkin menguntungkan bagi beberapa importir tapi tidak bagi yang
lain.

C. DUMPING

1. Pengertian Dumping

adalah suatu kegiatan menjual barang di pasar internasional dengan memasang


harga yang lebih murah atau lebih rendah dari harga pasar yang ada di dalam negeri.
Dalam dunia perdagangan internasional tentu kita tau adanya istilah eksportir dan
importir.

8
2. Tujuan Dumping

 Memperoleh keuntungan yang maksimal dengan adanya diskriminasi harga


dengan cara mengekspor ataupun menjual suatu produk ataupun komunitas pada
negara lain dengan memasang harga yang lebih rendah daripada harga produk
yang dijual pada negara eksportir ataupun importir.
 Mencegah adanya penumpukan stok barang yang ada di pasar dalam negeri
karena kelebihan produksi, sehingga perlu melakukan ekspor atau dijual ke negara
lain dengan harga yang jauh lebih murah.
 Melakukan monopoli pasar dengan cara melumpuhkan atau mematikan bisnis
kompetitor lain dengan cara merusak pasar dengan memasang harga produk yang
lebih murah, sehingga kompetitor menjadi tidak kuat secara modal dan strategi
kompetitor akan runtuh dengan sendirinya.

3. Keuntungan Praktik Dumping

 Membantu Krisis Pangan Negara Lain

 Memperluas dan Meningkatkan Pangsa pasar

 Menambah Pendapatan Devisa Bagi Negara Eksportir

4. Kerugian Praktik Dumping

 Merusak Tatanan Harga Produk Sejenis

 Mematikan Produsen Kompetitor Lain

 Eksportir Berpotensi Mengalami Kebangkrutan

D. KARTEL INTERNASIONAL
1. Pengertian Kartel International
Kartel internasional adalah suatu organisasi resmi dari para penjual secara
Bersama menetukan harga, kualitas, dan diferensiasi produk secara secara
Bersama-sama untuk memaksimumkan keuntungan industri tersebut.

9
Kartel internasional adalah perjanjian secara formal antara beberapa perusahaan
dari negara yang berbeda untuk membagi pasar atau mengurangi persaingan
diantara perusahaan tersebut.
Kartel harga yaitu yang menetukan harga mereka tidak boleh menjual harga lebih
ke luar negeri. Dalam kartel ada politik danting dimana barang lebih murah.
2. Tujuan Kartel Internasional.
a. Dengan berbagai pasar secara geografis atau atas dasar kategori produk
sehingga perusahaan mempunyai monopoli pada segmen pasar tertentu.
b. Alokasi quota kepada negara anggota dan secara bersama-sama memasarkan
produk.
c. Membatasi persaingan diantara para anggota. Dengan membentuk kesepakatan
bersama, mereka bertindak sebagai satu perusahaan, seolah-olah pemonopoli
dan pemonopsoni besar.
3. Syarat, Ciri-ciri, dan Karakteristik Kartel
a. Syarat terbentuknya kartel:
Praktik kartel biasanya diwujudkan ke dalam sebuah kongsi dagang tertentu
yang memiliki jenis badan hukum tertentu pula. Semacam perserikatan ini
pula memiliki aturan atau ketentuan yang disepakati oleh anggota-anggotanya.
Untuk bisa terjadi praktik kartel harus memiliki pernjanjian atau kolusi di
antara pelaku usaha. Ada dua bentuk kolusi yang mengindikasikan terjadinya
praktik kartel, yaitu:
 Kolusi Eksplisit Para anggota-anggotanya mengkomunikasikan
kesepakatan mereka secara yang dapat dibuktikan dengan adanya
dokumen perjanjian, data audit bersama, kepengurusan kartel, kebijakan-
kebijakan tertulis, data penjualan, dan data lainnya. Bentuk kolusi eksplisit
tidak selalu harus diwujudkan dalam asosiasi kecil, komunitas terbatas,
paguyuban, dan lain sebagainya. Ini berbeda dengan trust, karena pada
trust diwujudkan ke dalam asosiasi atau organisasi yang memiliki badan
hukum yang cukup jelas.
 Kolusi Impisit Para pelaku atau anggota-anggotanya tidak berkomunikasi
secara langsung atau tidak melakukan pertemuan terbuka (diliput oleh
media). Tetapi mereka para anggota kartel melakukan pertemuan secara
tertutup, biasanya dilakukan secara rahasia. Mereka ini pun terkadang

10
menggunakan organisasi berupa asosiasi yang fungsinya sebagai kedok
atau kamuflase. Dalam asosiasi tercantum mendukung persaingan usaha
yang sehat, tetapi dibalik semua itu hanya sebagai pengalihan. Menurut
KPPU, jenis kartel dengan kolusi implisit ini lebih sulit untuk dideteksi.
Dari semua kasus kartel di dunia, sekitar 30% di antaranya melibatkan
asosiasi. Mengenai larangan melakukan perjanjian tertutup diatur dalam
Pasal 15, Undang-Undang No 5 Tahun 1999 Tentang Monopoli dan
Persaingan Usaha.
b. Ciri-Ciri Kartel
l Pengertian kartel dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dituliskan kartel
memiliki dua ciri yang menyatu,yaitu:
 Organisasi perusahaan-perusahaan besar yang memproduksi barang-
barang sejenis
 Persetujuan sekelompok perusahaan dengan maksud mengendalikan harga
komoditi tertentu.

Poin penting dalam definisi tersebut, bahwa kelompok-kelompok di dalam


suatu kartel terdiri atas kumpulan perusahaan-perusahaan besar yang
menghasilkan barang-barang yang sejenis. Dijelaskan pula, tujuan utamanya
berfokus pada pengendalian harga, sehingga harga yang terbentuk adalah
bukan harga persaingan. Definisi ini telah menyentuh pada aspek perilaku
monopoli.

c. Karakteristik
Kartel Kartel secara umum haruslah memiliki karakteristik sebagai berikut:
 Terdapat konspirasi (persekongkolan) di antara pelaku usaha
 Melibatkan peran dari senior perusahaan atau jabatan eksekutif
perusahaan
 Biasanya menggunakan asosiasi untuk menutupi persekongkolan tadi
 Melakukan price fixing atau tindakan untuk melakukan penetapan harga,
termasuk pula penetapan kuota produksi.
 Adanya ancaman atau sanksi bagi anggota-anggotanya yang melanggar
kesepakatan atau perjanjian.

11
 Adanya distribusi informasi ke seluruh anggota kartel. Informasi yang
dimaksudkan berupa laporan keuangan, laporan penjualan, ataupun
laporan produksi.
 adanya mekanisme kompensasi bagi mereka para anggota yang memiliki
produksi lebih besar atau melebihi kuota yang telah ditetapkan bersama.
Kompensasi tersebut dapat berupa uang, saham, pembagian bunga deviden
yang lebih besar, ataupun bentuk kemitraan lain.
4. Jenis-Jenis Kartel
a. Kartel daerah
Katel daerah yaitu anggota kartel tertentu tidak boleh menjual barang ke
daerah lain yang masih dikuasai anggota kartel lainnya. Kartel jenis ini akan
membagi wilayah pemasarannya dengan perjanjian.
b. Kartel kondisi
Kartel jenis ini berfokus untuk membentuk syarat-syarat kondisi penjualan
seperti apakah suatu barang diberi diskon, kredit, dibeli secara cash atau
kredit, dimana menjualnya, dimana barang diserahkan, dan sebagainya.
c. Kartel produksi
Pihak-pihak yang terlibat dalam kartel jenis ini hanya akan memasok barang
dalam jumlah tertentu, gunanya agar barang tidak melimpah dipasaran.
Efeknya pasokan barang di pasaran menjadi sedikit sehingga harganya akan
menjadi mahal.
d. Kartel Harga
Model kartel harga dilakukan jika perusahaan ingin mengurangi tingkat
persaingan harga dengan kompetitor. Dalam model kartel harga, perjanjian
yang diadakan meliputi penentuan harga minimum dari barang-barang yang
dijual sehingga tidak terjadi perang harga.
e. Kartel Pembagian Laba
Perjanjian dalam model kartel seperti ini biasanya dengan menentukan cara
pembagian dan besarnya laba yang harus diterima oleh masing-masing
anggotanya. Laba dapat dibagi berdasarkan besarnya volume penjualan tang
dicapai oleh setiap anggota.
5. Keuntungan dan kerugian kerjasama kartel
a. Keuntungan:

12
 Kedudukan monopoli kartel di pasar menyebabkan kartel memiliki posisi
yang baik dalam menghadapi persaingan.
 Risiko penjualan barang-barang yang dihasilkan dan risiko kapital
anggota-anggotanya bisa diminimalkan karena baik produksi maupun
penjualan bisa diatur dan dijamin jumlahnya.
 Kartel dapat menjalankan rasionalisasi, sehingga harga barang-barang
yang dijual diproduksi kartel tersebut cenderung turun.
b. Kerugian:
 Dalam berbagai kemungkinan, pesaing kartel bisa menyelundup ke dalam
anggota kartel.
 Dalam kehidupan masyarakat luas, kartel dianggap sebagai sesuatu yang
merugikan mansyarakat, karena kartel tersebut praktis bisa meninggikan
harga dengan leluasa.
 Peraturan-peraturan yang dibuat bersama diantara anggota dengan sanksi-
sanksi interem kartel tersebut akan mengikat kebebasan anggota yang
bergabung di dalam kartel tersebut.

E. SUBSIDI EKSPOR HAMBATAN NON-TARIF LAINNYA

1) Subsidi ekspor

adalah kebijakan pemerintah yang ingin mendorong ekspor barang dan


mengurangi penjualan barang di pasar domestik dengan menggunakan pembayaran
langsung, pinjaman berbunga rendah, keringanan pajak untuk pengekspor, atau iklan
di negara lain yang didanai oleh pemerintah.

Subsidi ekspor menurunkan harga yang dibayarkan oleh importir asing,


sehingga konsumen domestik akan membayar lebih mahal daripada konsumen asing.
Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) melarang sebagian besar subsidi yang terkait
dengan volume ekspor kecuali untuk negara terbelakang.

Subsidi ekspor juga dapat diberikan ketika bantuan harga internal (seperti
jaminan harga minimal untuk suatu komoditas) membuat produksi lebih tinggi

13
daripada konsumsi di suatu negara. Agar komoditas yang berlebih tidak mubazir,
pemerintah akan mengekspornya.

Saat ini Perjanjian tentang Pertanian masih mengizinkan subsidi pertanian di


Uni Eropa dan Amerika Serikat, tetapi negara-negara anggota WTO yang tergabung
dalam Konferensi Kementerian Kesepuluh WTO di Nairobi, Kenya, dari tanggal 15
hingga 19 Desember 2015, telah bersepakat untuk menghapuskan subsidi ekspor
untuk produk pertanian; negara-negara terbelakang punya waktu hingga akhir tahun
2018 untuk menghapuskan subsidi ekspor pertanian (hingga 1 Januari 2017 untuk
ekspor kapas), sementara negara maju harus menghapusnya segera.

Subsidi ekspor dapat mengakibatkan inflasi: pemerintah menyubsidi industri


berdasarkan biaya, tetapi peningkatan subsidi akan dihabiskan untuk kenaikan gaji
yang diminta oleh karyawan. Kini gaji di dalam industri yang disubsidi lebih tinggi
dari tempat lain, yang membuat karyawan lain meminta gaji yang lebih tinggi, yang
kemudian membuat harga naik dan memicu inflasi.

Beberapa negara menyediakan subsidi ekspor tidak langsung dengan


memberikan keringanan pajak. Di Amerika Serikat, eksportir barang Amerika dapat
memperoleh pengurangan pajak dengan menggunakan Interest Charge Domestic
International Sales Corporation (IC-DISC).[5]

2). Bagaimana subsidi mempengaruhi ekspor?

Jika pemerintah memberikan subsidi ekspor, pengirim akan mengekspor,


pengirim akan mengekspor barang sampai batas dimana selisih harga domestic dan
harga luar negeri sama dengan nilai subsidi. Dampak dari subsidi ekspor adalah
meningkatkan harga dinegara pengekspor sedangkan di negara pengimpor harganya
turun.31 Mei 2018

3). Apa itu pemberian subsidi ekspor

Subsidi ekspor adalah bantuan (support) pemerintah, yang akan berkontribusi


secara finansial kepada produsen DN atau eksportir manakala mereka mengekspor
suatu komoditas/produk. Ekspor suatu komoditas/produk dapat didorong melalu
subsidi tersebut, karena daya saingnya menjadi lebih tinggi.

4). Mengapa pemerintah memberikan subsidi dalam kegiatan ekspor

14
Export subsidy atau subsidi ekspor adalah jenis subsidi yang dibayarkan oleh
pemerintah kepada perusahaan ketika mengekspor barang keluar negeri. Tujuan
pemberian subsidi adalah agar pengekspor dapat menjual barang di luar negeri dengan
lebih murah, sehingga lebih kompetitif.11 Des 2019

Pada dasarnya, subsidi adalah bantuan uang atau komoditas pada suatu
yayasan, perkumpulan atau masyarakat yang umumnya diberikan oleh pihak
pemerintah.

Milton H. Spencer dan Orley M. Amos, Jr. dalam bukunya yang berjudul
Contemporary Economics, subsidi adalah suatu pembayaran yang dilakukan oleh
pihak pemerintah dalam suatu perusahaan ataupun rumah tangga agar dapat mencapai
suatu tujuan tertentu.

Dalam dunia ekonomi, tujuan dari subsidi adalah demi mengurangi harga atau
meningkatkan pengeluaran. Saat ini, subsisi dibagi menjadi dua jenis, yaitu subsidi
dalam bentuk uang, atau subsidi dalam bentuk komoditi atau yang disebut dengan
innatura.

Nah, sebagai bentuk bantuan atau kontribusi bentuk maka subsidi bisa
diberikan dalam beberapa, yaitu:

1. Penyerahan suatu dana secara langsung, baik itu dalam bentuk pinjaman,
hibah, penyertaan, pemindahan dana, atau jaminan langsung atas utang.
2. Hilangnya pendapatan suatu pemerintahan atau pembangunan seperti fiskal,
keringanan pajak.
3. menyediakan barang atau jasa di luar prasarana umum atau pembelian pada
suatu barang.
4. Pihak pemerintah melakukan pembayaran pada suatu sumber pendanaan atau
memberikan otorisasi pada suatu badan swasta dalam melakukan tugas
pemerintah dalam hal penyediaan dana.
5. Seluruh bentuk pendapatan dan juga dukungan harga adalah subsidi jika
bantuan tersebut dapat menyebabkan suatu keuntungan.

Hambatan non-tarif lainnya

15
Berbagai jenis hambatan non-tarif hadir dan berikut adalah beberapa
diantaranya:

1. Linsensi
2. Standarisasi
3. Persyaratan konten lokal
4. Kuota impor
5. Embargo
6. Subsidi ekspor
7. Devaluasi nilai tukar
8. Pengekangan ekspor sukarela
9. Hambatan administratif

1. Lisensi

Pemerintah dapat menggunakan lisensi untuk membatasi siapa yang boleh


mengimpor atau mengekspor. Untuk dapat melakukan perdagangan internasional,
pengimpor atau pengekspor harus memiliki lisensi dari pemerintah.

2. Standardisasi

Pemerintah mensyaratkan produk harus memenuhi standar domestik tertentu.


Mereka memberlakukan standar pada klasifikasi, pelabelan dan pengujian produk.
Standarisasi bertujuan untuk melindungi keselamatan dan kesehatan konsumen,
keamanan nasional, dan lingkungan domestik.

3. Persyaratan konten lokal

Pemerintah mensyaratkan produk ekspor harus memiliki kandungan bahan


baku lokal sebesar persentase tertentu. Itu biasanya bertujuan untuk mengembangkan
industri hulu.

Ketika meningkatkan persyaratan konten lokal, permintaan terhadap bahan


baku domestik meningkat. Itu memacu aktivitas bisnis, menciptakan lebih banyak
pekerjaan dan pendapatan di dalam negeri.

4. Kuota impor

16
Melalui kuota, pemerintah mensyaratkan batas volume produk impor yang
masuk ke pasar domestik. Untuk memberlakukannya, pemerintah memberikan lisensi
impor ke beberapa perusahaan. Pemerintah membatasi volume impor untuk masing-
masing perusahaan. Mereka dapat mengirimkan barang dari luar negeri berapapun
sampai mencapai kuota.

Dalam pelaksanaannya, pemerintah mungkin menetapkan kuota tetap. Itu


membatasi volume maksimum yang dapat dikirimkan dari luar negeri. Misalnya,
pemerintah membatasi impor gula sebesar 1 juta ton.

Alternatifnya, pemerintah menerapkan kuota berbasis tarif tambahan (tariff-


rate quota). Dalam hal ini, pemerintah masih mengizinkan volume impor melebihi
kuota, namun mengenakan tarif yang lebih tinggi. Misalnya, impor gula bisa melebihi
1 juta ton namun importir harus membayar bea masuk sebesar 30%, lebih tinggi dari
tarif normal sebesar %10.

5. Embargo

Embargo adalah larangan total untuk bertransaksi dengan negara tertentu. Itu
mungkin bertujuan untuk membatasi impor barang-barang berbahaya seperti obat-
obatan berbahaya dan satwa langka.

Seringkali, embargo merupakan langkah politis ekonomi. Negara dengan


kekuatan ekonomi dan politik besar di dunia seperti Amerika serikat seringkali
memberlakukannya untuk menekan dan mengisolasi negara lain. Misalnya, Amerika
Serikat memberlakukan embargo dan melarang penjualan pesawat terbang dan suku
cadang ke perusahaan penerbangan Iran.

6. Subsidi ekspor

Subsidi dapat mengambil bentuk pembayaran langsung, pinjaman berbiaya


rendah, keringanan pajak untuk eksportir, atau iklan internasional yang dibiayai
pemerintah. Itu berkontribusi mengurangi biaya operasi dan memungkinkan harga
produk domestik lebih kompetitif di pasar internasional.

Tujuan utama subsidi adalah merangsang ekspor. Ketika ekspor meningkat,


industri dalam negeri dapat menyerap lebih banyak tenaga kerja dan menghasilkan
lebih banyak pendapatan.

17
7. Devaluasi nilai tukar

Pemerintah dapat mengintervensi pasar valuta asing untuk mempengaruhi


ekspor dan impor. Misalnya, China mendevaluasi Yuan agar produk ekspornya lebih
kompetitif di pasar global.

Devaluasi membuat nilai tukar Yuan relatif lemah terhadap mata uang lainya
dan membuat produk ekspor lebih murah bagi pembeli di luar negeri. Sebagai
hasilnya, itu merangsang ekspor.

Di sisi lain, devaluasi membuat produk impor lebih mahal bagi orang China.
Mereka kemudian beralih ke produk-produk lokal. Akibatnya, impor turun.

Sebagai hasilnya, devaluasi menghasilkan surplus perdagangan yang


signifikan. Di tahun 2019, China melaporkan nilai surplus perdagangan sebesar
$421.9 miliar. Surplus perdagangan berkontribusi terhadap cadangan devisa China
yang luar biasa, mencapai $3,2 triliun di September 2020 dan merupakan yang
terbesar di dunia.

8. Pengekangan ekspor sukarela

Pengekangan ekspor sukarela (voluntary export restraints) merupakan


kebijakan kuota oleh negara pengekspor. Negara pengekspor setuju untuk membatasi
volume pengiriman, biasanya karena aliansi politik atau sebagai kesepakatan
perjanjian perdagangan.

Ambil contoh kebijakan antara Jepang dan Amerika Serikat di tahun 1981.
Jepang setuju menerapkan pengekangan ekspor sukarela dan membatasi ekspor 1,68
juta mobil ke AS per tahun. Angkanya kemudian meningkat menjadi 2,3 juta pada
tahun 1985.

9. Hambatan administratif

Pemerintah memberlakukan prosedur birokrasi yang lebih panjang untuk


membatasi impor. Saat mengirimkan produk dari satu negara ke negara lain,
perusahaan harus melalui prosedur bea cukai yang lebih rumit dan mahal. Para
akhirnya, itu meningkatkan biaya administratif dan menghambat arus barang
internasional.

18
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dapat disimpulkan pengertian tarif sejumlah pungutan yang dibebankan atas suatu
hal, kegiatan, kebijakan, atau apapun yang telah diatur dalam peraturan. Dalam skala
pemerintahan, tarif dapat didefinisikan sebagai pungutan yang dibebankan untuk semua
barang yang melewati negara baik keluar ataupun masuk dan diatur melalui perundang-
undangan seperti tarif ekspor, tarif impor dan sejenisnya.

Kuota impor (import quota) adalah kebijakan impor dengan membatasi kuantitas
impor produk selama jangka waktu tertentu. Pemerintah memberlakukannya untuk
melindungi industri dalam negeri yang rentan terhadap tekanan produk impor. Atau, itu
merupakan pembalasan atas kebijakan serupa oleh negara mitra.

Dumping adalah suatu kegiatan menjual barang di pasar internasional dengan


memasang harga yang lebih murah atau lebih rendah dari harga pasar yang ada di dalam
negeri. Dalam dunia perdagangan internasional tentu kita tau adanya istilah eksportir dan
importir.

Kartel internasional adalah suatu organisasi resmi dari para penjual secara
Bersama menetukan harga, kualitas, dan diferensiasi produk secara secara Bersama-sama
untuk memaksimumkan keuntungan industri tersebut.

Subsidi ekspor adalah kebijakan pemerintah yang ingin mendorong ekspor barang
dan mengurangi penjualan barang di pasar domestik dengan menggunakan pembayaran
langsung, pinjaman berbunga rendah, keringanan pajak untuk pengekspor, atau iklan di
negara lain yang didanai oleh pemerintah.

19
B. Saran

Makalah ini merupakan hasil pembelajaran dari penulis sehingga didalamnya


mungkin terdapat banyak hal yang masih harus diperbaiki sehingga penulis
mengharapkan saran yang membangun dari para pembaca, penulis juga menyarankan
kepada para pembaca untuk tidak terlalu berpatokan pada satu sumber informasi saja
sehingga diharapkan agar pembaca juga mencari litaratur dari sumber lain.

20
DAFTAR PUSTAKA

https://cerdasco.com/kuota-impor/

https://kamus.tokopedia.com/t/tarif/

https://accurate.id/bisnis-ukm/dumping-adalah/

https://id.m.wikipedia.org › wiki › S...

https://bbs.binus.ac.id › 2018/05 › k...

https://media.neliti.com › mediaPDF

https://cerdasco.com › subsidi-ekspor

https://id.scribd.com/document/527110110/BAB-5-Kartel-Internasional-dan-Diskriminasi-
Harga

21

Anda mungkin juga menyukai