OLEH :
KELOMPOK II
SUKMAWATI
SYAMSUL ARIF
MARWAH AHMADIAH
ERLIN ERLIANA
NUR ALAM
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat allah swt yang telah memberikan rahmat dan hidayah-nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Perdagangan Bebas Dan
Hambatan Perdagangan daerah ini tepat pada waktunya.adapun tujuan dari penulisan dari
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah yang bersangkutan.
Semoga dengan adanya makalah ini kita dapat mengetahui dan mengenal
Perdagangan Bebas Dan Hambatan Perdagangan dengan segala tahapannya dan dijelaskan
dalam bentuk yang sesederhana mungkin guna untuk menjadi suatu acuan dan pembelajaran
bagi mereka yang sama sekali belum mengenal lebih jauh tentanghal tersebut.
Kami menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
Penulis
Kelompok II
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................... 2
A. Tarif.............................................................................................................. 6
B. kouta impor................................................................................................... 7
C. Dumping ....................................................................................................... 8
D. Kartel internasional ....................................................................................... 9
E. Subsidi impor hambatan non-tarif lainnya .................................................... 13
A. Kesimpulan.................................................................................................. 19
B. Saran ........................................................................................................... 20
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perdagangan bebas telah menciptakan mekanisme lalulintas barang dan jasa
yang bebas hambatan, sehingga produk yang dihasilkan dan diedarkan di pasar
terutama pasar ekspor, akan menjadi perhatian dan kepentingan konsumen negara
tujuan ekspor. Sehingga perilaku pasar akan menentukan kriteria produk barang dan
jasa yang akan dipasarkan.1 Kesenjangan kesadaran dan intelektualitas antara bangsa
di negara maju dan di negara berkembang akan menjadi salah satu hambatan
hubungan bisnis secara timbal balik. Konsumen negara maju sangat selektif terhadap
barang dan jasa yang ingin dibelinya. Banyak kriteria yang harus dipenuhi, seperti
masalah produk bersahabat lingkungan.
Dewasa ini telah muncul konsumen global yang memiliki ciri bahwa mereka
tidak hanya membutuhkan produk barang yang akan mereka konsumsi, tetapi mereka
juga menanyakan bagaimana produk itu dibuat, dan terdapat beberapa aspek pokok.
Pertama, adalah apakah produk barang itu merusak lingkungan, apakah barang itu
menguras atau mengurangi persediaan sumber daya, apakah barang ini menimbulkan
pencemaran, dan macammacam pertanyaan lain. Masalah-masalah itu mencuat ke
atas, maka lahirlah istilah “environmentally friendly product” (produk bersahabat
dengan lingkungan). Lebih jauh lagi para konsumen kini mempertanyakan bagaimana
produk itu dibuat, apakah kondisi buruh diperhatikan, dan sebagainya. Sekarang
muncul gejala human aspect (faktor manusia), dan itu diperkuat dengan adanya
kepedulian terhadap kualitas hidup manusia. Karena itu mencuat ke atas aspek hak-
hak asasi tadi.
4
sistem perdagangan. Semula yang menonjol adalah ekolabel pada produk kehutanan,
tetapi kini juga menjalar pada produk industri pada umumnya. Sebenarnya beberapa
negara telah memberlakukannya pada perdagangan dalam negeri sejak beberapa tahun
lalu, misalnya di Jerman dengan label disebut “bidadari biru”. Kini dorongan makin
kuat untuk memperluasnya pada perdagangan internasional
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. TARIF
1. Pengertian Tarif
Tarif menurut salah satu ahli, Ibrahim pranoto k (1997:55) tarif disebut juga
bea atau duty yaitu sejenis pajak yang dipungut atas barang-barang yang melewati
batas negara.
2. Tujuan tarif
Dalam ekspor impor, tarif diberlakukan untuk menaikkan biaya impor untuk
barang tertentu. Bagi konsumen domestik, cara tersebut bisa mengurangi permintaan
barang impor karena harganya lebih mahal. Bagi pengekspor, tarif membuat produk
mereka menjadi tidak kompetitif di pasar negara tujuan. Selain itu pengenaan tarif
juga bisa melindungi produsen dalam negeri termasuk industri yang baru berkembang
dan menyembangkan ketidakadilan pada praktik ketidak adilan para produsen asing
yang melakukan praktik dumping alias menjual harga lebih murah daripada pasar
mereka. Tarif juga bisa menambah pendapatan pemerintah dari pajak.
3. Jenis-jenis Tarif
Tarif nominal
Tarif proteksi efektif
Tarif berdasarkan harga (burden rate)
Tarif bunga efektif (effective rate of interest)
6
Tarif dasar (basing rate)
B. KUOTA IMPOR
1. pengertian kuota impor
7
Kuota berbeda dari tarif impor. Di bawah kuota, pemerintah membatasi
kuantitas produk. Sedangkan, tarif impor adalah pungutan atas harga produk
impor.kuota impor hanya mempengaruhi kuantitas dan tidak menaikkan harga produk
impor. Sebaliknya, tarif impor menaikkan harga produk impor. Kuota menghasilkan
kekurangan (shortage) di pasar domestik, sedangkan tarif tidak.
tariff-rate quota adalah kombinasi dari kuota impor dan tarif impor.
kerugian :
C. DUMPING
1. Pengertian Dumping
8
2. Tujuan Dumping
D. KARTEL INTERNASIONAL
1. Pengertian Kartel International
Kartel internasional adalah suatu organisasi resmi dari para penjual secara
Bersama menetukan harga, kualitas, dan diferensiasi produk secara secara
Bersama-sama untuk memaksimumkan keuntungan industri tersebut.
9
Kartel internasional adalah perjanjian secara formal antara beberapa perusahaan
dari negara yang berbeda untuk membagi pasar atau mengurangi persaingan
diantara perusahaan tersebut.
Kartel harga yaitu yang menetukan harga mereka tidak boleh menjual harga lebih
ke luar negeri. Dalam kartel ada politik danting dimana barang lebih murah.
2. Tujuan Kartel Internasional.
a. Dengan berbagai pasar secara geografis atau atas dasar kategori produk
sehingga perusahaan mempunyai monopoli pada segmen pasar tertentu.
b. Alokasi quota kepada negara anggota dan secara bersama-sama memasarkan
produk.
c. Membatasi persaingan diantara para anggota. Dengan membentuk kesepakatan
bersama, mereka bertindak sebagai satu perusahaan, seolah-olah pemonopoli
dan pemonopsoni besar.
3. Syarat, Ciri-ciri, dan Karakteristik Kartel
a. Syarat terbentuknya kartel:
Praktik kartel biasanya diwujudkan ke dalam sebuah kongsi dagang tertentu
yang memiliki jenis badan hukum tertentu pula. Semacam perserikatan ini
pula memiliki aturan atau ketentuan yang disepakati oleh anggota-anggotanya.
Untuk bisa terjadi praktik kartel harus memiliki pernjanjian atau kolusi di
antara pelaku usaha. Ada dua bentuk kolusi yang mengindikasikan terjadinya
praktik kartel, yaitu:
Kolusi Eksplisit Para anggota-anggotanya mengkomunikasikan
kesepakatan mereka secara yang dapat dibuktikan dengan adanya
dokumen perjanjian, data audit bersama, kepengurusan kartel, kebijakan-
kebijakan tertulis, data penjualan, dan data lainnya. Bentuk kolusi eksplisit
tidak selalu harus diwujudkan dalam asosiasi kecil, komunitas terbatas,
paguyuban, dan lain sebagainya. Ini berbeda dengan trust, karena pada
trust diwujudkan ke dalam asosiasi atau organisasi yang memiliki badan
hukum yang cukup jelas.
Kolusi Impisit Para pelaku atau anggota-anggotanya tidak berkomunikasi
secara langsung atau tidak melakukan pertemuan terbuka (diliput oleh
media). Tetapi mereka para anggota kartel melakukan pertemuan secara
tertutup, biasanya dilakukan secara rahasia. Mereka ini pun terkadang
10
menggunakan organisasi berupa asosiasi yang fungsinya sebagai kedok
atau kamuflase. Dalam asosiasi tercantum mendukung persaingan usaha
yang sehat, tetapi dibalik semua itu hanya sebagai pengalihan. Menurut
KPPU, jenis kartel dengan kolusi implisit ini lebih sulit untuk dideteksi.
Dari semua kasus kartel di dunia, sekitar 30% di antaranya melibatkan
asosiasi. Mengenai larangan melakukan perjanjian tertutup diatur dalam
Pasal 15, Undang-Undang No 5 Tahun 1999 Tentang Monopoli dan
Persaingan Usaha.
b. Ciri-Ciri Kartel
l Pengertian kartel dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dituliskan kartel
memiliki dua ciri yang menyatu,yaitu:
Organisasi perusahaan-perusahaan besar yang memproduksi barang-
barang sejenis
Persetujuan sekelompok perusahaan dengan maksud mengendalikan harga
komoditi tertentu.
c. Karakteristik
Kartel Kartel secara umum haruslah memiliki karakteristik sebagai berikut:
Terdapat konspirasi (persekongkolan) di antara pelaku usaha
Melibatkan peran dari senior perusahaan atau jabatan eksekutif
perusahaan
Biasanya menggunakan asosiasi untuk menutupi persekongkolan tadi
Melakukan price fixing atau tindakan untuk melakukan penetapan harga,
termasuk pula penetapan kuota produksi.
Adanya ancaman atau sanksi bagi anggota-anggotanya yang melanggar
kesepakatan atau perjanjian.
11
Adanya distribusi informasi ke seluruh anggota kartel. Informasi yang
dimaksudkan berupa laporan keuangan, laporan penjualan, ataupun
laporan produksi.
adanya mekanisme kompensasi bagi mereka para anggota yang memiliki
produksi lebih besar atau melebihi kuota yang telah ditetapkan bersama.
Kompensasi tersebut dapat berupa uang, saham, pembagian bunga deviden
yang lebih besar, ataupun bentuk kemitraan lain.
4. Jenis-Jenis Kartel
a. Kartel daerah
Katel daerah yaitu anggota kartel tertentu tidak boleh menjual barang ke
daerah lain yang masih dikuasai anggota kartel lainnya. Kartel jenis ini akan
membagi wilayah pemasarannya dengan perjanjian.
b. Kartel kondisi
Kartel jenis ini berfokus untuk membentuk syarat-syarat kondisi penjualan
seperti apakah suatu barang diberi diskon, kredit, dibeli secara cash atau
kredit, dimana menjualnya, dimana barang diserahkan, dan sebagainya.
c. Kartel produksi
Pihak-pihak yang terlibat dalam kartel jenis ini hanya akan memasok barang
dalam jumlah tertentu, gunanya agar barang tidak melimpah dipasaran.
Efeknya pasokan barang di pasaran menjadi sedikit sehingga harganya akan
menjadi mahal.
d. Kartel Harga
Model kartel harga dilakukan jika perusahaan ingin mengurangi tingkat
persaingan harga dengan kompetitor. Dalam model kartel harga, perjanjian
yang diadakan meliputi penentuan harga minimum dari barang-barang yang
dijual sehingga tidak terjadi perang harga.
e. Kartel Pembagian Laba
Perjanjian dalam model kartel seperti ini biasanya dengan menentukan cara
pembagian dan besarnya laba yang harus diterima oleh masing-masing
anggotanya. Laba dapat dibagi berdasarkan besarnya volume penjualan tang
dicapai oleh setiap anggota.
5. Keuntungan dan kerugian kerjasama kartel
a. Keuntungan:
12
Kedudukan monopoli kartel di pasar menyebabkan kartel memiliki posisi
yang baik dalam menghadapi persaingan.
Risiko penjualan barang-barang yang dihasilkan dan risiko kapital
anggota-anggotanya bisa diminimalkan karena baik produksi maupun
penjualan bisa diatur dan dijamin jumlahnya.
Kartel dapat menjalankan rasionalisasi, sehingga harga barang-barang
yang dijual diproduksi kartel tersebut cenderung turun.
b. Kerugian:
Dalam berbagai kemungkinan, pesaing kartel bisa menyelundup ke dalam
anggota kartel.
Dalam kehidupan masyarakat luas, kartel dianggap sebagai sesuatu yang
merugikan mansyarakat, karena kartel tersebut praktis bisa meninggikan
harga dengan leluasa.
Peraturan-peraturan yang dibuat bersama diantara anggota dengan sanksi-
sanksi interem kartel tersebut akan mengikat kebebasan anggota yang
bergabung di dalam kartel tersebut.
1) Subsidi ekspor
Subsidi ekspor juga dapat diberikan ketika bantuan harga internal (seperti
jaminan harga minimal untuk suatu komoditas) membuat produksi lebih tinggi
13
daripada konsumsi di suatu negara. Agar komoditas yang berlebih tidak mubazir,
pemerintah akan mengekspornya.
14
Export subsidy atau subsidi ekspor adalah jenis subsidi yang dibayarkan oleh
pemerintah kepada perusahaan ketika mengekspor barang keluar negeri. Tujuan
pemberian subsidi adalah agar pengekspor dapat menjual barang di luar negeri dengan
lebih murah, sehingga lebih kompetitif.11 Des 2019
Pada dasarnya, subsidi adalah bantuan uang atau komoditas pada suatu
yayasan, perkumpulan atau masyarakat yang umumnya diberikan oleh pihak
pemerintah.
Milton H. Spencer dan Orley M. Amos, Jr. dalam bukunya yang berjudul
Contemporary Economics, subsidi adalah suatu pembayaran yang dilakukan oleh
pihak pemerintah dalam suatu perusahaan ataupun rumah tangga agar dapat mencapai
suatu tujuan tertentu.
Dalam dunia ekonomi, tujuan dari subsidi adalah demi mengurangi harga atau
meningkatkan pengeluaran. Saat ini, subsisi dibagi menjadi dua jenis, yaitu subsidi
dalam bentuk uang, atau subsidi dalam bentuk komoditi atau yang disebut dengan
innatura.
Nah, sebagai bentuk bantuan atau kontribusi bentuk maka subsidi bisa
diberikan dalam beberapa, yaitu:
1. Penyerahan suatu dana secara langsung, baik itu dalam bentuk pinjaman,
hibah, penyertaan, pemindahan dana, atau jaminan langsung atas utang.
2. Hilangnya pendapatan suatu pemerintahan atau pembangunan seperti fiskal,
keringanan pajak.
3. menyediakan barang atau jasa di luar prasarana umum atau pembelian pada
suatu barang.
4. Pihak pemerintah melakukan pembayaran pada suatu sumber pendanaan atau
memberikan otorisasi pada suatu badan swasta dalam melakukan tugas
pemerintah dalam hal penyediaan dana.
5. Seluruh bentuk pendapatan dan juga dukungan harga adalah subsidi jika
bantuan tersebut dapat menyebabkan suatu keuntungan.
15
Berbagai jenis hambatan non-tarif hadir dan berikut adalah beberapa
diantaranya:
1. Linsensi
2. Standarisasi
3. Persyaratan konten lokal
4. Kuota impor
5. Embargo
6. Subsidi ekspor
7. Devaluasi nilai tukar
8. Pengekangan ekspor sukarela
9. Hambatan administratif
1. Lisensi
2. Standardisasi
4. Kuota impor
16
Melalui kuota, pemerintah mensyaratkan batas volume produk impor yang
masuk ke pasar domestik. Untuk memberlakukannya, pemerintah memberikan lisensi
impor ke beberapa perusahaan. Pemerintah membatasi volume impor untuk masing-
masing perusahaan. Mereka dapat mengirimkan barang dari luar negeri berapapun
sampai mencapai kuota.
5. Embargo
Embargo adalah larangan total untuk bertransaksi dengan negara tertentu. Itu
mungkin bertujuan untuk membatasi impor barang-barang berbahaya seperti obat-
obatan berbahaya dan satwa langka.
6. Subsidi ekspor
17
7. Devaluasi nilai tukar
Devaluasi membuat nilai tukar Yuan relatif lemah terhadap mata uang lainya
dan membuat produk ekspor lebih murah bagi pembeli di luar negeri. Sebagai
hasilnya, itu merangsang ekspor.
Di sisi lain, devaluasi membuat produk impor lebih mahal bagi orang China.
Mereka kemudian beralih ke produk-produk lokal. Akibatnya, impor turun.
Ambil contoh kebijakan antara Jepang dan Amerika Serikat di tahun 1981.
Jepang setuju menerapkan pengekangan ekspor sukarela dan membatasi ekspor 1,68
juta mobil ke AS per tahun. Angkanya kemudian meningkat menjadi 2,3 juta pada
tahun 1985.
9. Hambatan administratif
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dapat disimpulkan pengertian tarif sejumlah pungutan yang dibebankan atas suatu
hal, kegiatan, kebijakan, atau apapun yang telah diatur dalam peraturan. Dalam skala
pemerintahan, tarif dapat didefinisikan sebagai pungutan yang dibebankan untuk semua
barang yang melewati negara baik keluar ataupun masuk dan diatur melalui perundang-
undangan seperti tarif ekspor, tarif impor dan sejenisnya.
Kuota impor (import quota) adalah kebijakan impor dengan membatasi kuantitas
impor produk selama jangka waktu tertentu. Pemerintah memberlakukannya untuk
melindungi industri dalam negeri yang rentan terhadap tekanan produk impor. Atau, itu
merupakan pembalasan atas kebijakan serupa oleh negara mitra.
Kartel internasional adalah suatu organisasi resmi dari para penjual secara
Bersama menetukan harga, kualitas, dan diferensiasi produk secara secara Bersama-sama
untuk memaksimumkan keuntungan industri tersebut.
Subsidi ekspor adalah kebijakan pemerintah yang ingin mendorong ekspor barang
dan mengurangi penjualan barang di pasar domestik dengan menggunakan pembayaran
langsung, pinjaman berbunga rendah, keringanan pajak untuk pengekspor, atau iklan di
negara lain yang didanai oleh pemerintah.
19
B. Saran
20
DAFTAR PUSTAKA
https://cerdasco.com/kuota-impor/
https://kamus.tokopedia.com/t/tarif/
https://accurate.id/bisnis-ukm/dumping-adalah/
https://media.neliti.com › mediaPDF
https://cerdasco.com › subsidi-ekspor
https://id.scribd.com/document/527110110/BAB-5-Kartel-Internasional-dan-Diskriminasi-
Harga
21