Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR

WAWANCARA PENGAMEN JALANAN

Disusun oleh : Hanifah Nur Aini

Program Studi : PGMI

Dosen : Bu Ela Hikmah Hayati

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SYEKH MANSYUR

STAISMAN PANDEGLANG

Jl.Raya Labuan Km.5 Kadulisung Pandeglang 42253

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada tuhan yang maha kuasa, karena rahmat dan berkat-nya
penulis dapat menyelesaikan laporan studi lapang mata kuliah Ilmu Social Dasar yang
dilakukan di Pasar Pandeglang.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan dan penulisan laporan ini masih jauh dari
kata kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan saran serta kritik dari semua pihak yang
sifatnya membangun demi kesempurnan yang akan datang.penulis berharap semoga laporan
ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca laporan ini guna penelitian
selanjutnya. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih

Pandeglang,27 Desember 2021

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu permasalahan sosial yang ada di Indonesia yaitu semakin meningkatnya jumlah
masyarakat miskin di negara ini. Hal ini dapat dilihat dengan semakin banyaknya jumlah
pengemis atau pengamen jalanan, terutama di alun-alun dan pasar Pandeglang. Pengamen
jalanan timbul akibat adanya kemiskinan dan kesenjangan pendapatan di kota ini.

Karena dosen yang memberikan tugas tema bebas, saya memilih topik ”Kehidupan
pengamen.” Dalam menjalankan observasi dan wawancara untuk makalah ini, saya memilih
untuk berfokus pada pengamen jalanan.

Pengamen atau sering disebut pula sebagai penyanyi jalanan (bahasa Inggris: street singers
atau buskers), sementara musik-musik yang dimainkan umumnya disebut sebagai musik
jalanan. Pengertian antara musik jalanan dengan penyanyi jalanan secara terminologi tidaklah
sederhana, karena musik jalanan dan penyanyi jalanan masing-masing mempunyai disiplin
dan pengertian yang spesifik bahkan dapat dikatakan suatu bentuk dari sebuah warna musik
yang berkembang di dunia kesenian.

Anak adalah harapan masa depan suatu bangsa, tunas yang berpotensi membawa bangsa ini
ke arah yang lebih baik atau bisa juga lebih buruk. Maka dari itu, amat miris rasanya melihat
anak-anak yang hidup mengamen di jalanan, bukannya bersekolah. Rasanya lebih
menyedihkan daripada melihat orang dewasa yang melakukan pekerjaan serupa. Oleh karena
itu saya melakukan observasi dan wawancara terhadap salah satu pengamen.

1.2 Tujuan Penelitian

Sebelum membahas permasalahan tersebut diatas maka saya memepunyai tujuan dalam
membuat makalah ini sebagai berikut :

1. Ingin mengetahui tentang kehidupan anak jalanan khususnya pengamen.

2. Ingin mengetahui mengapa mereka memilih profesi menjadi pengamen.

3. Ingin mengetahui bagaimana latar belakang mereka.


BAB II

HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Hasil Pengamatan Lapangan

No Daftar Pertanyaan Narasumber


1 Siapa nama anda? Rio Riski Dedi Udin
2 Dimana anda tinggal? Kabayan Kabayan Kabayan Kabayan
cibunut cibunut cibunut cibunut
3 Apakah anda sudah Belum Belum Belum Belum
berkeluarga?
4 Berapa jumlah saudara 7 saudara 3 saudara 6 saudara 3 saudara
anda?
5 Mengapa memilih Hobbi Ikutan teman Suka bebas Hobbie
profesi ini ?
6 Berapakah penghasilan Rp.15.000- Rp.10.000- Rp.17.000- Rp.15.000-
per hari ? 38.000 35.000 45.000 30.000
7 Sudah berapa lama 3 tahun 2,5 tahun 3 tahun 3 tahun
berprofesi ini ?
8 Berapa usia anda saat 17 tahun 15 tahun 16 tahun 14 tahun
ini?
9 Apa saja permasalahan Diusir,tidak Diusir,tidak Diusir,tidak Diusir,tidak
yang dialami selama diberi uang diberi uang diberi uang diberi uang
bekerja ? dan dicaci dan dicaci
maki maki
10 Apakah ada system Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
setoran ( pemimpin
geng) ?
11 Dimana saja biasanya Bakso 90, Jl. Bakso 90, Jl. Bakso 90, Jl. Bakso 90, Jl.
anda mengamen? Mama Ali Mama Ali Mama Ali Mama Ali
Jl.Ciherang Jl.Ciherang Jl.Ciherang Jl.Ciherang
12 Apa tanggapan dari Dianggap Dianggap Dianggap Dianggap
masyarakat dan berandalan berandalan berandalan berandalan
keluarga ? nakal nakal nakal nakal
13 Apakah kalian Kadang- Kadang- Kadang- Kadang-
memiliki waktu libur / kadang jam kadang jam kadang jam kadang jam
istirahat? 12 siang 12 siang 12 siang 12 siang
14 Lagu apa saja yang Lagu yang Lagu anak Lagu yang Lagu yang
sering kalian lagi terkenal pengamen lagi terkenal lagi terkenal
nyanyikan?

2.2 Pembahasan

Seperti kita tahu bahwa salah satu rofesi yang paling favorit dijalankan oleh orang-orang
yang tidak memiliki pekerjaan tetap adalah menjadi pengamen baik secara sendiri-sendiri
maupun berkelompok. Mengamen tidak harus bernyanyi tetapi juga bisa hanya memainkan
alat musik atau hanya bertugas menarik uang receh dari pendengar ngamenan.

Pengamen ada di mana-mana mulai di perempatan jalan raya, di dalam bis kota, di rumah
makan, di ruko, di perumahan, di kampung, di pasar, dan lain sebagainya. Penampilan
pengamen pun macam-macam juga mulai dari tampilan yang biasa saja sampai penampilan
banci / bencong, anak punk, preman, pakaian muslim, pakaian pengemis, pakaian seksi nan
minim, dsb.

Pengamen terkadang sangat mengganggu ketenangan kita akan tetapi mau bagaimana lagi.
Jika mereka tidak mengamen mereka mau makan apa dan daripada mereka melakukan
kejahatan lebih baik mengamen secara baik-baik walawpun mengganggu.

Berikut ini adalah macam-macam / jenis-jenis pengamen :

1. Pengamen Baik

Pengamen yang baik adalah pengamen profesional yang memiliki kemampuan musikalitas
yang mampu menghibur sebagian besar pendengarnya. Para pendengar pun merasa terhibur
dengan ngamenan pengamen yang baik sehingga mereka tidak sungkan untuk memberi uang
receh maupun uang besar untuk pengamen jenis ini. Pengamen ini pun sopan dan tidak
memaksa dalam meminta uang.

2. Pengamen Tidak Baik

Pengamen yang tidak baik yaitu merupakan pengamen yang permainan musiknya tidak enak
di dengar oleh para pendengarnya namun pengamen ini umumnya sopan dan tidak memaksa
para pendengar untuk memberikan sejumlah uang. Tetapi ada juga yang menyindir atau
mengeluh langsung ke pendengarnya jika tidak mendapatkan uang seperti yang diharapkan.
3. Pengamen Pengemis

Pengamen ini tidak memiliki musikalitas sama sekali dan permainan musik maupun vokal
pun ngawur seenak udel sendiri. Setelah mengamen mereka tetap menarik uang receh dari
para pendengarnya. Dibanding mengamen mereka lebih mirip pengemis karena hanya
bermodal dengakul dan nekat saja dalam mengamen serta hanya berbekal belas kasihan orang
lain dalam mencari uang.

4. Pengamen Pemalak / Penebar Teror

Pengamen yang satu ini adalah pengamen yang lebih suka melakukan teror kepada para
pendengarnya sehingga para pendengar merasa lebih memberikan uang receh daripada
mereka diapa-apakan oleh pengamen tukang palak tersebut. Mereka tidak hanya menyanyi
tetapi kadang hanya membacakan puisi-puisi yang menebar teror dengan pembawaan yang
meneror kepada para pendengar. Pengamen jenis ini biasanya akan memaksa diberi uang dari
tiap pendengar dengan modal teror. Pengamen ini layak dilaporkan ke polisi dengan
perbuatan tidak menyenangkan di depan umum.

5. Pengamen Cilik / Anak-Anak

Pengamen jenis ini ada yang bagus tetapi ada juga yang sangat tidak enak untuk didengar.
Yang tidak enak didengar inilah yang lebih condong mengemis dari pada mengamen. Akan
tetapi bagaimanapun juga mereka hanya anak-anak bocah cilik yang menjadi korban situasi
dari orang-orang jahat dan tidak kreatif di sekitarnya. Pengamen anak ini biasa dipaksa
menjadi pengamen oleh orang tua, oleh preman, dsb namun juga ada yang atas kemauan
sendiri dengan berbagai motif.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Setelah saya melakukan pengamatan ke jalan ternyata banyak factor yang mempengaruhi
mereka sehingga mereka mengamen seperti berikut, factor ekonomi, karena hobbi, karena
ikut teman dan masih banyak lainnya
3.2 saran

Berhubung pengamen yang saya wawancarai pengamen yang masih di bawah umur jadi
sarannya agar orang tuanya lebih memperhatikan lagi apa saja yang dilakukan anaknya diluar
rumah.

Daftar Pustaka

Anarita, Popon, dkk, Baseline Survei untuk Program Dukungan dn Pemberdayaan Anak
Jalanan di Perkotaan (Bandung), Bandung: Akatiga-Pusat analisis sosial, 2001.

Arief, Armai, “ Upaya Pemberdayaan Anak Jalanan Dalam Rangka Mewujudkan


Kesejahteraan Sosial dan Stabilitas Nasional”, Dalam Jurnal Fajar, LPM UIN Jakarta, Edisi
4, No.1, November 2002.

Direktorat Pemberdayaan Peran Keluarga Dirjen Pemberdayaan Sosial, Standarisasi


Pemberdayaan Peran Keluarga, Jakarta: Depsos, 2002.

Goode, William J, Sosiologi Keluarga, Jakarta: Bumi Aksara, Cet IV, 1995.

Anda mungkin juga menyukai