Anda di halaman 1dari 16

UNTAD

UJI EFEKTIFITAS AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN


SIRSAK (Annona muricata) TERHADAP BAKTERI ESCHERICHIA COLI

PROPOSAL PENELITIAN

FANI PANGGALO
N101 17 056

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2020​
iv
LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL

UJI EFEKTIFITAS AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN


SIRSAK (Annona muricata) TERHADAP BAKTERI ESCHERICHIA COLI

Yang diajukan oleh:

Fani Panggalo
N101 17 056

Disetujui dan Disahkan Oleh :

Pembimbing ​ ​ ​ ​ ​
Tanggal: 18 Agustus 2020

dr. Sarifuddin, Sp. P


NIP: 19800929 200801 1 012

iv

DAFTAR ISI

UNTAD ​i
LEMBAR PENGESAHAN ​ii
DAFTAR ISI ​iii
BAB I ​1
PENDAHULUAN ​1
A. ​Latar Belakang ​1
B. ​Rumusan Masalah ​3
C. ​Tujuan penelitian ​3
D. ​Manfaat Penelitian ​3
E. ​Keaslian Penelitian ​4
BAB II ​6
TINJAUAN PUSTAKA ​6
A. ​Telaah Pustaka ​6
2.1 ​Annona Muricata ​6
2.1.1. ​ aksonomi
T ​8
2.1.2. ​ orfologi
M ​9
2.1.3. ​ andungan Kimia
K ​10
2.1.4. ​ ktivitas Antibakteri
A ​11
2.1.5. ​ anfaat
M 1​ 2

2.2 ​ scherichia coli


E 1​ 4

2.2.1. ​ aksonomi
T 1​ 4

2.2.2. ​ orfologi
M 1​ 4

2.2.3. ​ enyakit yang ditimbulkan


P ​15
2.2.4. ​ pidemiologi
E 1​ 5

2.2.5. ​ atogenesis
P 1​ 5

2.3 ​ kstrak
E 1​ 6
B. ​ erangka Teori
K 1​ 8
C. ​ erangka Konsep
K 1​ 9
D. ​ andasan Teori
L 2​ 0
E. ​ ipotesis
H 2​ 1
BAB III 2​ 2
METODE PENELITIAN 2​ 2
A. ​ esian Penelitian
D 2​ 2
B. ​ opulasi dan Sampel Penelitian
P 2​ 2
C. ​ ariabel Penelitian
V 2​ 2
D. ​ rosedur Penelitian
P 2​ 6
E. ​ efinisi Operasional
D 2​ 4
F. ​ lur Penelitian
A 2​ 6

G. ​ nalisis Data
A 2​ 7
DAFTAR PUSTAKA v​

iv

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak zaman dahulu sampai sekarang, tumbuhan telah member banyak
manfaat bagi kehidupan manusia, baik untuk keperluan sehari-hari ataupun
sebagai obat. Saat memasuki abad ke-20 sekitar 100 tahun yang lalu, pabrik
farmasi terlibat aktif dalam pengembangan ekstraksi, penelitian, dan pemasaran
senyawa aktif yang berasal dari tumbuhan obat (Supriyatna, 2014).
Tanaman herbal merupakan tumbuhan yang diidentifikasi berdasarkan
pengamatan manusia memiliki senyawa yang bermanfaat untuk mencegah,
menyembuhkan penyakit, melakukan fungsi biologis tertentu, hingga mencegah
serangan serangga dan jamur. Dengan banyaknya khasiat yang bisa didapatkan
dari tanaman herbal, memanfaatkan lahan pekarangan sebagai lahan
menumbuhkan tanaman herbal akan membawa banyak manfaat (Hidyanto, 2015).
Studi klinis farmasi dan kimia obat-obatan tradisional berasal dari
tanaman, serta berbagi obat-obatan yang ada saat ini seperti Aspirin (berasal dari
kulit pohon willow), Digoxin (berasal dari Foxglove), Morphine (berasal dari
Opium poppy), Quinine (berasal dari kulit Cinchona), dan Pilocarpine (berasal
dari Maranham Jaborandi). Hingga saat ini diperkirakan bahwa sekitar lebih dari
50% obat-obatan yang tersedia berasal dari tanaman (Kia, 2018).
Sirsak dengan nama ilmiah Annona muricata L juga dikenal sebagai
guanabana, graviola, zuurzak, coração-da-india, guyabano atau corossol
merupakan salah stu buah eksotis yang telah dikenal merupakan buah asli yang
berasal dari Hindia Barat, Amerika Tengah, dan Brazil. Tanaman ini banyak
dijumpai dan merupakan buah yang umum di Asia tropis saat ini. Annona
muricata L termasuk dalam famili Annonaceae terdiri dari 2300 sampai 2500
spesies termasuk didalamnya ada lebih dari 130 genus, sehingga dapat dikatakan
ini adalah keluarga terbesar dari Magnoliales, hanya empat genus (Annona,
Rollinia, Uvaria, dan Asimina) yang menghasilkan buah yang dapat dikonsumsi
(Mugiyanto, 2017)
Annona muricata adalah pohon hijau dengan buah yang dapat dikonsumsi
dengan daun besar berwarna hijau gelap mengkilap. Pohon ini di budidayakan di
seluruh india. Ekstrak dari pohon ini dapat berasal dari daun, akar batang, dan
bijinya. Telah di buktikan menunjukan aktivitas anti bakteri terhadap sejumlah
besar mikroorganisme (Mathew, 2016).
Anonnaceous acetogenins merupakan beberapa phytochemical kuat yang
ditemukan pada Annona muricata. Bahan kimia yang ini merupakan serangkaian
polieter yang memiliki kemampuan dalam antitumor, antiparasit, antimalaria,
insektisida, dan sebagai antibakteri. Sinergisme diantara flavonoid, steroid dan
alkaloid yang ditemukan dari hasil ekstraksi oleh daun Annona muricata dikaitkan
dengan aktivitas antibakterinya (Mathew, 2016).
Suatu penelitian di beberapa negara industri menunjukkan bahwa lebih
dari 60% penyakit bawaan makanan disebabkan karena buruknya kemampuan
penjamah makanan untuk mengolah makanan. Penyakit-penyakit yang dapat
ditularkan oleh penjamah makanan berasal dari organisme dan mikroorganisme
yang ada di tubuh atau di dalam tubuh seorang penjamah makanan yang dapat
memperbanyak diri sampai dosis yang efektif, kondisi yang tepat dan kontak
langsung dengan makanan atau ketika penyajian makanan (Satyaningsih, 2017)
Escherichia coli atau biasa disingkat E. coli adalah salah satu jenis spesies
utama bakteri gram negatif, pada umumnya bakteri ini diketahui terdapat secara
normal dalam alat pencernaan manusia dan hewan. Keberadaannya di luar tubuh
manusia menjadi indikator sanitasi makanan dan minuman apakah pernah
tercemar oleh kotoran manusia atau tidak. Keberadaan E. coli dalam air atau
makanan juga dianggap memiliki kolerasi tinggi dengan ditemukannya bibit
penyakit (patogen) pada pangan dalam persyaratan mikrobiologi E. coli dipilih
sebagai indikator tercemarnya air atau makanan karena keberadaan bakteri E. coli
dalam sumber air atau makanan merupakan indikasi terjadinya kontaminasi tinja
manusia. Adanya E. coli menunjukkan suatu tanda praktek sanitasi yang tidak
baik karena E. coli bisa berpindah dari tangan ke mulut atau dengan pemindahan
pasif lewat makanan, air, susu dan produk-produk lainnya. E. coli yang terdapat
pada makanan atau minuman yang masuk kedalam tubuh manusia dapat
menyebabkan gejala seperti kolera, disentri, gastroenteritis, diare dan berbagai
penyakit saluran pencernaan lainnya (Satyaningsih, 2017)
Ditinjau dari potensi antimikrobial serta tersedianya bahan yang melimpah
di alam, daun sirsak dipilih dalam penelitian ini, sehingga penulis tertarik
melakukan penelitian untuk mengetahui apakah ekstrak daun sirsak (Annona
muricata) memiliki efektifitas terhadap bakteri Eschericia Coli.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka rumusan
masalahnya, yaitu :
1. Apakah ekstrak daun sirsak (Annona Muricata) memiliki efektifitas
antibakteri terhadap bakteri Escherichia Coli?

2. Berapakah kadar hambat minimal ekstrak daun sirsak (Annona Muricata)


terhadap Escherichia Coli?

C. Tujuan penelitian
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui efektifitas antibakteri ekstrak (Anonna Muricata) terhadap
bakteri Escherichia Coli.
2. Tujuan khusus
Untuk mengetahui kadar hambat minimal ekstrak daun sirsak (Annona
Muricata terhadap Escherichia Coli.

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
Peneliti dapat memperoleh informasi mengenai efek antibakteri dari ekstrak
daun sirsak (Annona Muricata) terhadap pertumbuhan Escherichia Coli.
2. Bagi masyarakat
Dapat memberikan informasi mengenai cara alternatif untuk pencagahan dan
penangana infeksi Escherichia Coli.
3. Bagi instansi program studi kedokteran
Dapat digunakan sebagai informasi tambahan mengenai efektifitas daun
sirsak (Annona Muricata) sebagai pengobatan herbal.
4. Bagi peneliti selanjutnya
Dapat menjadi referensi tambahan bagi pihak yang ingin melanjutkan
penelitian ini atau melakukan penelitian yang berhubungan dengan penelitian
ini.
E. Keaslian Penelitian
Keaslian dari penelitian yang dilakukan penulis ini dapat diketahui dari
beberapa penelitian yang serupa dilakukan, yaitu :
1. Olugburiyo, JAO, dkk, 2017, dengan judul penelitian Antimicrobial activities
and phytochemical properties of Annona muricata leaf, dalam penelitian telah
melakukan penelitian terhadap aktifitas antibakteri pada beberapa mikro
organisme diantaranya Escherichia coli, pseudomonas aeruginosa,
staphylococcus aureus, dan candida albican, penelitian dilakukan dengan
metode difusi pada media nutrien agar, kemudian aktifitas antibakteri dinilai
dengan melihat diameter zona hambat. Hasil dari penelitian yang dilakukan
didapatkan, ekstrak Annona muricata mempunyai aktivitas antibakteri dilihat
dari zona hambat pada S. Aureus zona hambat sebesar 42mm, E. Coli zona
hambat 28mm, P. Aeruginosa zona hambat 22mm, dan pada Candida albicans
zona hambat sebesar 24mm. ​
2. Mathew, J, dkk, 2016, dengan judul penelitian Antibacterial activity of leaf
extract of annona muricata and simarouba glauca on enterococcus faecalis,
dengan menggunakan whatman disk yang telah menyerap hasil dari ekstraksi
lalu akan di tempatkan pada permukaan agar kemudian dinilai zona
hambatnya. Hasil yang didapatkan pada konsentrasi 1% dan 2% ekstrak
Anonna muricata dapat menghambat pertumbuhan bakteri dilihat dari zona
hambat yang terbentuk, kemudian pada konsentrasi 0,5% tidak ditemukan
zona hambat. ​
3. Fitriani, E, dkk, 2015, dengan judul uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol
daun sirsak (Annona muricata L) terhadap shigella flexneri secara invitro,
daun sirsak yang di ekstraksi dilakukan uji aktivitas antibakterinya dengan
metode difusi cakram Kirby-Bauer, penelitian ini menggunakan 6 konsentrasi
yaitu 500 mg/ml, 600 mg/ml, 700mg/ml, 800mg/ml, 900 mg/ml, dan 1000
mg/ml.Hasil tidak adanya zona hambat yang terbentuk. ​
4. Herwandi, dkk, 2019, dengan judul uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol
annona muricata linn. Terhadap vibrio cholerae secara invitro, uji aktifitas
antibakteri menggunakan metode difusi cakram dengan konsentrasi 25
mg/ml, 50 mg/ml, 100 mg/ml, 200 mg/ml, 400 mg/ml, 500 mg/ml. Hasil yang
didapatkan ekstrak etanol daun sirsak (A. muricata L.) memiliki aktivitas
antibakteri terhadap V. cholerae pada konsentrasi 25 mg/ml; 50 mg/ml; 100
mg/ml; 200 mg/ml; 400 mg/ml dan 500 mg/ml dengan masing-masing
diameter zona hambat 7,42 mm, 9,46 mm, 9,54 mm, 16,08 mm, 18,64 mm
dan 25,28 mm.
5. Zai, Y, dkk, 2019, dengan judul uji evektifitas antibakteri ekstrak daun sirsak
(Annona muricata Linn.) terhadap bakteri propionibacterium acnes, Metode
yang digunakan adalah metode difusi agar. Daun diekstraksi dengan metode
maserasi, dengan menggunakan etanol sebagai pelarut. Ekstrak daun sirsak
yang diperoleh kemudian diencerkan dengan menggunakan etanol 96% pada
konsentrasi 20%, 40%, 60%, 80%. Kontrol positif menggunakan klindamisin
dan kontrol negatif menggunakan aquades steril. Model penelitian yang
digunakan dalam penetian ini adalah model penelitian eksperimental secara
In Vitro. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun sirsak memiliki
efektivitas anti bakteri terhadap Propionibacterium acnes dengan rata-rata
diameter zona hambat 9,7 mm;13,7 mm;15,7 mm;16,3 mm; kontrol positif
(klindamisin) 21,0 mm ; dan kontrol negatif (akuadest) tidak memiliki nilai
untuk dapat menghambat pertumbuhan bakteri. ​​
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka
2.1 Annona Muricata
Sirsak (Annona Muricata) adalah salah satu tanaman buah yang berasal
dari Karibia, Amerika Tengah dan Amerika Selatan tanaman ini sudah sangat
dikenal di seluruh indonesia dengan berbagai macam manfaat (Zuddin, 2016).

Sirsak (Annona muricata) merupakan tanaman yang berasal dari bahasa


belanda yaitu Zuurzak yang berarti kantung yang asam tanaman ini mudah
tumbuh di banyak tempat. Sirsak temasuk dalam tanaman tahunan. Tanaman
ini sering di budidayakan untuk pemanfaatan buahnya karena kandungan gizi
yang terkandung didalam buah yang tinggi seperti karbohidrat, Vit C, ada
mineral. Buah dari tanaman ini berkhasiat dalam mencegah dan mengobati
diare, maag, disentri, demam, flu, menjaga stamina, dan pelancar asi. Tidak
hanya buah yang dapat dimanfaatkan bagian-bagian tanaman lain juga dapat
dimanfaatkan. Bunga digunakan sebagi obat bronkhitis dan batuk. Biji
digunakan untuk mencegah dan mengobati astrigent, karminatif, muntah,
mengobati kepala berkutu dan parasit kulit serta obat cacing. Kulit batang
digunakan untuk pengobatan asma, batuk, hipertensi, obat parasit, obat
penenang dan kejang. Akarnya digunakan untuk obat diabetes, obat penenang
dan kejang. Daun juga bermanfaat sebagai obat penyakit jantung, diabetes,
dan sebagai antikanker karena memiliki senyawa antioksidan
(Kurniasih, 2015).
Tanaman sirsak bagi masyarakat indonesia sudah tidak asing lagi.
Sirsak juga dikenal dengan sebutan nangka sebrang dan merupakan tanaman
tropis. Manfaat dari tumbuhan sirsak sudah diketahui sejak lama. Pada zaman
dahulu bangsa indian dari Amerika telah memanfaatkan sirsak untuk
pengobatan berbagai macam penyakit. Dalam industri makanan, sirsak dapat
diolah menjadi selai buah, sari buah, sirup, dan dosol sirsak (Haryanto, 2017).
2.1.1. Taksonomi
Sirsak dengan nama ilmiah Annona muricata L juga dikenal
sebagai guanabana, graviola, zuurzak, coração-da-india, guyabano
atau corossol merupakan salah stu buah eksotis yang telah dikenal
merupakan buah asli yang berasal dari Hindia Barat, Amerika Tengah,
dan Brazil. Tanaman ini banyak dijumpai dan merupakan buah yang
umum di Asia tropis saat ini. Annona muricata L termasuk dalam
famili Annonaceae terdiri dari 2300 sampai 2500 spesies termasuk
didalamnya ada lebih dari 130 genus, sehingga dapat dikatakan ini
adalah keluarga terbesar dari Magnoliales, hanya empat genus
(Annona, Rollinia, Uvaria, dan Asimina) yang menghasilkan buah
yang dapat dikonsumsi (Mugiyanto, 2017)
Klasifikasi dari tumbuhan sirsak adalah
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Polycarpiceae
Familia : Annonaceae
Genus : Annona
Spesies : Annona muricata Linn (Kurniasih, 2015)

2.1.2. Morfologi
Secara morfologis, tanaman sirsak terdiri dari daun Berbentuk
bulat panjang, daun menyirip, berwarna hijau muda sampai hijau tua,
ujung daun meruncing, dan permukaan daun mengkilap. Bunga
tunggal, dalam satu bunga terdapat banyak putik sehingga dinamakan
bunga berpistil majemuk. Bagian bunga tersusun secara hemicyclis,
yaitu sebagian terdapat dalam lingkaran dan yang lain spiral atau
terpencar. Mahkota bunga yang berjumlah 6 sepalum yang terdiri atas
dua lingkaran, bentuknya hampir segitiga, tebal, dan kaku, berwarna
kuning keputih –putihan, dan setelah tua mekar dan lepas dari dasar
bunganya. Putik dan benang sari lebar dengan banyak karpel. Bunga
keluar dari ketiak daun, cabang, ranting, atau pohon. Bunga umumnya
sempurna (hermaprhodit). Tapi terkadang hanya bunga jantan dan
bunga betina saja yang terdapat pada satu pohon. Bunga melakukan
penyerbukan silang, karena umumnya tepung sari matang terlebih
dahulu sebelum putiknya reseptif (Wijaya. 2019).
Tanaman sirsak memiliki daun berwarna hijau mudah dan tua
dengan panjang 6-18 cm, lebar 3-7 cm, berbentuk bulat telur, ujung
lancip dan ada juga yang tumpul, daun bagian atas mengkilap hujai
dan gundul kusam di bagian bawah daun. Daun tanaman sirsak ini
memiliki bau yang sangat menyengat dengan tangkai 3-10 mm
(Arfianto, 2018).
Tanaman sirsak memiliki buah berwarna hijau kekuningan jika
mulai matang dan hijau muda km etika masih mudah atau
mentil.Bentuk buah sirsak oval dan juga yang loncong, dengan strukut
kulit berduri kehitaman dan tidak terlalu tajam.Bagian dalam buah ini
lembek, berwarna putih dan memiliki biji berwarna kehitaman
(Arfianto, 2018).
Tanaman sirsak memiliki biji kehitaman atau coklat berbentuk
bulat dan lonjong dengan panang 16,8 mmdan lebar 9,6 mm. Memiliki
jumlah yang sangat bervariasi mecapi 20-70 butir biji secara
normalnya. Jika biji berwarna putih kecoklatan berarti biji tersebut
tidaklah normal (Arfianto, 2018).
2.1.3. Kandungan Kimia
Kandungan kimia yang dimiliki oleh Annonia Muricata
berdasarkan evaluasi fitokimia pada berbagai bagian dari tanaman
sirsak menunjukan adanya berbagai phytoconstituents dan senyawa,
termasuk Alkaloid (ALK), Megastigmanes (MG), Flavonol
Triglycosides (FTGs), Fenolik (PLs), Cyclopeptide (CPs), dan minyak
esensial. Namun spesies annona, termasuk A. Muricata, telah terbukti
mengandung senyawa Acetogenin Annonaceous (AGEs). Juga
mengandung berbagai mineral utama seperti K, Ca, Na, Cu, Fe dan
Mg (Moghadamtousi, 2015),
Daun Sirsak (Annona Muricata) menunjukan bahwa terkandung
senyawa metabolit sekunder berupa steroid, flavonoid, tannnin,
saponin. Metabolit sekunder diketahui mempunyai kemampuan untuk
memproteksi, sebagai antioksidan yang menetralisir ketidakstabilan
karena diakibatkan molekul yang reaktif, biasa disebut radikal bebas.
Flavonoid bertindak sebagai penampung untuk radikal hidroksi dan
superoksida, dengan demikian melindungi lipid membran terhadap
reaksi yang dapat merusak. Akan tetapi, meskipun dengan konsumsi
flavonoid dalam jumlah tinggi, konsentrasi dalam plasma dan
intraseluler manusia hanya sekitar 100-1000 kali lebih rendah
dibandingkan dengan konsentrasi antioksidan lain seperti asam
askorbat (vitamin C, asam urat atau glutation) (Londok, 2015).
Annonaceous Acetogenins merupakan senyawa yang memiliki
potensi sitotosik. Senyawa sitotoksis merupakan senyawa yang
bersifat toksik untuk menghambat dan menghentikan pertumbuhan sel
kanker. Acetogenins merupakan senyawa poluketides dengan struktur
30-32 rantai karbon tidak bercabang terikat pada gugus 5-methyl-2-
furanone. Salah satu gugus acetogenin adalah fenol sehingga
menyebabkan kandungan total fenol yang terdapat pada daun sirsak
tergolong tinggi. Ekstrak etanol daun sirsak ditemukan asam
fenolat dalam bentuk bebas, bentuk glikosida, dan bentuk ester
adalah asam kafeat, asam p-kumarat, asam p-hidroksibenzoat, dan
asam vanilat. Sedangkan asam ferulat hanya ada dalam bentuk
glikosida dan ester. Dari ekstraksi etanol maserasi-perkolasi
ditemukan adanya flavanol yang tersulih pada 3-O yang memiliki
gugus hidroksipada posisi 4’, 5, dan 7 serta memiliki glukosa dan satu
senyawa gula lain yang belum diketahui sebagai glikonnya. Flavonoid
yang ditemukan diduga kaemferol. Hasil identifikasi golongan
flavonoid menunjukkan ekstrak daun sirsak mengandung flavonoid
golongan flavon, dihidroflavonol, flavonol, dan flavanon
(Puspitasari, 2016).
2.1.4. Aktivitas Antibakteri
Aktivitas antibakteri dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu
konsentrasi dari ekstrak, kandungan senyawa antibakteri daya difusi
ekstrak, dan jenis bakteri yang dihambat. Saponin merupakan senyawa
yang terkandung dalam ekstrak etanol daun sirsak, memiliki sifat
antibakteri dengan bekerja efektif pada bakteri gram positif.
Mekanisme kerja dari saponin dengan cara meningkatkan
permeabilitas membran sel sehingga membran menjadi tidak stabil
dan mengakibatkan hemolisis sel. Senyawa flavonoid bersifat
antibakteri melalui tiga mekanisme yaitu dengan menghambat sintesis
asam nukleat, menghambat fungsi membran sel dan menghambat
metabolisme energi (Rahman, 2017)
Mekanisme kerja flavonoid dalam menghambat sintesis nukleat
dilakukan melalui cincin B pada flavanoid yang mempunyai peranan
penting dalam proses interkalasi atau ikatan hidrogen dengan
menumpuk basa asam nukleat yang menghambat sintesis DNA dan
RNA. Flavonoid menghambat fungsi membran sel bakteri melalui
ikatan kompleks dengan protein ekstraseluler yang bersifat larut
sehingga dapat mengganggu integritas membran sel bakteri. Adanya
gangguan permeabilitas membran sel akan mempengaruhi gradien
elektrokimia proton melintasi membran sangat penting bagi bakteri
dalam mensintesis ATP, tranport membran dan pergerakan bakteri,
sehingga dengan adanya senyawa dengan adanya senyawa flavonoid
akan menyebaban terganggunya proton motive force yang berakibat
terganggunya sintesis ATP, transport membran dan pergerakan bakteri.
Selain menghambat metabolisme energi bakteri oleh flavonoid
dilakukan dengan menghambat proses respirasi bakteri sehingga
adanya energi yang di hambat akan berpengaruh terhadap aktivitas
penyerapan metabolit dan biosintesis makro molekul bakteri (Rahman,
2017).

2.1.5. Manfaat
Seluruh bagian dari tanaman Anonna Muricata mirip dengan
spesies Annona lainnya, termasuk A. Squamosa dan A. Reticulata.
Tanaman ini banyak digunakan untuk berbagai penyakit, terutama
kanker dan infeksi parasit. Buah dari tanaman ini digunakan sebagai
obat alami untuk sakit radang sendi, neuralgia, arthritis, diare, disentri,
demam, malaria, parasit, rematik, kulit, dan juga untuk meningkatkan
produksi asi setelah melahirkan. Bagian daunnya dapat digunakan
untuk mengobati sistitis, diabetes, sakit kepala, dan insomnia. Selain
itu, pemberian rebusan dari daun sirsak diyakini memberikan efek
antirematik dan neuralgik, sedangkan daun yang dimasak secara
topikal digunakan untuk mengobati abses dan rematik. Biji yang di
hancurkan diyakini memiliki efek anti parasit (Moghadamtousi. 2015)
Diberbagai negara seperti di Afrika Tropis, tanaman ini digunakan
sebagai zat astrigen, insektisida, dan piscisida juga untuk mengobati
batuk, nyeri, dan penyakit kulit. Di India buah dan bunga dari tanaman
ini digunakan sebagi obat melawan catarrh, sementara kulit akar dan
daunnya diyakini memiliki efek aktivitas antiphlogistic dan
antihelmintik. Di Malaysia campuran daun A. Muricata yang diolah
bersama dengan daun A. Squamosa dan Hibiscus rosa-sinensis
digunakan untuk mencegah pusing kepala. Di Amerika Selatan dan
Afrika Tropis, termasuk Nigeria, daun A. Muricata digunakan sebagai
obat terhadap tumor dan kanker. Selain itu juga memiliki efek
antiinflamasi, hipoglikemik, sedatif, relaksan otot polos, hipotensi,
dan antispasmodik. Selain digunakan sebagi obat, buah-buahan
banyak digunakan sebagai minuman, permen, eskrim dan sirup
(Moghadamtousi. 2015).

2.2 Escherichia Coli


E. coli merupakan flora normal pada saluran pencernaan tetapi mempunyai
potensi menimbulkan penyakit. E. coli menjadi patogen jika jumlahnya dalam
saluran pencernaan meningkat seperti mengkonsumsi air maupun makanan yang
terkontaminasi atau masuk ke dalam tubuh dengan sistem kekebalan yang rendah
seperti pada bayi, anak, lansia dan orang yang sedang sakit. Beberapa strain E.
coli seperti EPEC dan ETEC yang bersifat patogenik maupun toksigenik sehingga
pertumbuhannya harus dihambat (Satyaningsih. 2017).
Bakteri Escherichia coli secara normal berada di saluran pencernaan bagian
bawah dan akan dapat berubah menjadi patogen jika perkembangan kuman di
dalam tubuh melebihi batas normal. Dampak yang muncul pada penderita ialah:
menurunnya berat badan dan kondisi tubuh, pertumbuhan terhambat, dan jika
tidak segera ditangani dapat menimbulkan kematian . Escherichia coli dapat
menyebar melalui debu yang terkontaminasi atau melalui makanan dan minuman
yang terkontaminasi ataupun tangan yang terkontaminasi feses (Rini. 2018).
2.2.1 Taksonomi
Escherichia Coli adalah nama dari ilmuan Theodor Escherichia, sedang
coli menjelaskan bahwa E. coli hidup dikolon atau usus besar. E. coli
berasal dari kingdom Prokaryotae, Divisi Gracilicutes, Klas Scotobacteria,
Ordo Eubacteriales, Famili Enterobacteriaceae, Genus Ascherichia, dan
Spesies Escherichia coli (Murwani.2015)
2.2.2 Morfologi
E.Coli merupakan bakteri gram negative batang. Sel E. Coli memiliki
ukuran panjang 2,6-6,0 mikro dan diameter 1,1-1,5 mikro, tunggal atau
berpasangan dan bersifat non motil atau motil dengan peririkus flagella.
Beberapa galur E.Coli bersifat aerogenik dan kebanyakan dapat melakukan
fermentasi teradap laktosa, hanya beberapa yang tidak dapat melakukannya
atau melakukannya secara lambat. Jumlah guanine dan cytosine (G+C) dari
DNA adalah 50-51 mol % (Sumampouw. 2019)

2.2.3 Penyakit Yang Ditimbulkan


VTEC adalah sekelompok patogen yang ditularkan melalui air dan
makanan yang terkait dengan spektrum penyakit manusia yang beragam,
mulai dari diare ringan hingga Hemorragic colitis(HC), trombo-cytopenia,
hemolityc uremic syndrome (HUS), dan juga dapat menyebabkan
kematian (Nobili. 2017)
2.2.4 Epidemiologi
Escherichia coli enterohemoragik (EHEC) kini merupakan emerging
cause keracunan makanan di AS dan Kanada, reservoir utama EHEC
adalah ternak lembu dan sapi. Di Amerika Serikat, diperkirakan telah
terjadi 100.000 kasus pencemaran akibat shiga-toxin-producing
Escherichia coli pertahun, dan hamper 50%. Pada tingkaqt dunia, telah
mengakibatkan lebih dari 600 juta kasus diare setahun dengan korban
meninggal 700.000 anak balita, terutama di Negara berkembang. Diare
petualang (traveller’s diarrhea) juga disebabkan oleh Escherichia coli
(Arisman. 2010)
2.2.5 Patogenesis
Sejauh ini, ada kelas Escherichia coli yang bersifat enterovirulen.
Gambar kelas
Keempat 2.1 Annona
tersebutMuricata L. : (A) Annona
adalah Escherichia Muricata, (B) Daun
coli enteropatogenik (EPEC),
Escherichia coli enterotoksigenik (ETEC), Escherichia (D)
A. Muricata, (C) Bunga A. Muricata, coli Buah A.
enteroinvasif
(EIEC), danMuricata.
Escherichia coli enterohemoragik (EHEC). EPEC
Sumber : Moghadamtousi,2015
menyebabkan diare yang parah pada bayi, meskpun mekanismenya belum
dapat dijelaskan. ETEC menghasilkan dua jenis toksik yang bersifat
stabile dan agak labil terhadap panas dan menyababkan diare pada anak
serta bayi, yaitu penyakit yang mirip dengan kolera, dan diare petualang.
EIEC menginvasi dan berploriferasi didalam sel epitel mukosa
sehingga tidak jarang menimbulkan colonic epithelial cell death (Arisman.
2010) Eschericia coli enterotoksigenik (ETEC) adalah penyebab utama
traveler diarrhea dan infaik diarrhea dinegara berkembang. Diare ada
kasus ini berupa watery diarrhea, dengan gradasi keparahan berkisar dari
ringan sampai parah . pathogenesis diare oleh family ETEC berkaitan
dengan enterotoksik yang dihasilkannya. Toksin itu sendiri terbagi
menjadi heat labile toxins, dan heat stable toxins (Arisman 2010)
2.3 Ekstrak
Tanaman sirsak (Annona muricata L.) merupakan salah satu
tanaman yang banyak digunakan di Indonesia dalam pengobatan
tradisional. Daun sirsak secara tradisional juga digunakan untuk
mengobati sakit kepala, demam, sakit gigi, batuk dan asma. Daun sirsak
menunjukkan adanya kandungan senyawa aktif alkaloid, tanin, flavonoid.
Tanaman yang mengandung flavonoid dan alkaloid menunjukkan
kemampuan menghambat pertumbuhan bakteri kariogenik, selain itu tanin
juga mampu menghambat pertumbuhan bakteri (Rahman, 2017).
Ekstraksi adalah langkah pertama untuk memisahkan produk alami
yang diinginkan dari bahan baku. Metode ekstraksi meliputi ekstraksi pelarut,
metode distilasi, penekanan dan sublimasi sesuai dengan prinsip ekstraksi.
Ekstraksi pelarut adalah metode yang paling banyak digunakan. Ekstraksi
produk alami berlangsung melalui tahap-tahap berikut: (1) pelarut menembus
ke dalam matriks padat; (2) zat terlarut larut dalam pelarut; (3) zat terlarut
keluar dari matriks padat; (4) zat terlarut yang diekstrak dikumpulkan. Faktor
apa pun yang meningkatkan difusivitas dan kelarutan dalam langkah-langkah
di atas akan memfasilitasi ekstraksi. Sifat-sifat pelarut ekstraksi, ukuran
partikel bahan baku, rasio pelarut-ke-padat, suhu ekstraksi dan durasi
ekstraksi akan mempengaruhi efisiensi ekstraksi (Zhang, 2018).
Metode ekstraksi konvensional, termasuk maserasi, perkolasi dan
ekstraksi refluks, biasanya menggunakan pelarut organik dan membutuhkan
volume besar pelarut dan waktu ekstraksi yang lama. Beberapa metode
ekstraksi modern atau lebih hijau super critical fluid extraction (SFE),
pressurized liquid extraction (PLE) and microwave assisted extraction
(MAE), juga telah diterapkan dalam ekstraksi produk alami, dan mereka
menawarkan beberapa keuntungan seperti konsumsi pelarut organik yang
lebih rendah , waktu ekstraksi lebih pendek dan selektivitas lebih tinggi.
Namun, beberapa metode ekstraksi, seperti sublimasi, penekanan expeller,
dan enfleurage jarang digunakan dalam penyelidikan fitokimia saat ini dan
tidak akan dibahas dalam ulasan ini (Zhang, 2018).

B. Kerangka Teori
C. Kerangka Konsep

D. Landasan Teori
Negara Indonesia merupakan negeri yang kaya akan keaneka ragaman
hayati yang dimiliki oleh hewan dan tumbuhannya, khusus untuk tumbuhan
dimana tumbuhan memuliki berbagai jenis spesies yang dapat dimanfaatkan
sebagi pengobatan maupun sebagai sumber bahan makanan, dalam pengobatan
penanggulangan infeksi oleh pelayanan kesehatan menggunakan antibiotik yang
semakin banyak dapat meningkatkan terjadinya resistensi terhadap antibiotik yang
beredar. Penggunaan obat-obatan tradisional dapat digunakan sebagai alternatif
pengobatan (Irmawati, 2018).
Escherichia coli (E. coli) merupakan bakteri yang hidup di usus manusia
dan hewan. Pada umumnya bakteri ini tidak berbahaya dan merupakan bagian
penting di saluran usus manusia yang sehat. Namun, beberapa E. coli bersifat
patogen yang dapat menyebabkan penyakit seperti diare dan penyakit saluran usus
lainnya. Jenis-jenis E. coli yang dapat menyebabkan diare dapat ditularkan
melalui air atau makanan yang terkontaminasi, atau melalui kontak dengan hewan
atau orang (Sumampouw. 2018)
Hasil penelitian Zai, Y, dkk, 2019, dengan judul uji evektifitas antibakteri
ekstrak daun sirsak (Annona muricata Linn.) terhadap bakteri propionibacterium
acnes, Metode yang digunakan adalah metode difusi agar. Daun diekstraksi
dengan metode maserasi, dengan menggunakan etanol sebagai pelarut. Ekstrak
daun sirsak yang diperoleh kemudian diencerkan dengan menggunakan etanol
96% pada konsentrasi 20%, 40%, 60%, 80%. Kontrol positif menggunakan
klindamisin dan kontrol negatif menggunakan aquades steril. Model penelitian
yang digunakan dalam penetian ini adalah model penelitian eksperimental secara
In Vitro. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun sirsak memiliki
efektivitas anti bakteri terhadap Propionibacterium acnes dengan rata-rata
diameter zona hambat 9,7 mm;13,7 mm;15,7 mm;16,3 mm; kontrol positif
(klindamisin) 21,0 mm ; dan kontrol negatif (akuadest) tidak memiliki nilai untuk
dapat menghambat pertumbuhan bakteri.

E. Hipotesis
H1 : Terdapat efektifitas antibakteri dari ekstrak daun sirsak terhadap Escherichia
Coli.
H0 : Tidak adanya aktifitas antibakteri dari ekstrak daun sirsak terhadap
Escherichia Coli.

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desian Penelitian
1. Jenis penelitian
Desain penelitian digunakan pada penelitan ini adalah desain penelitian
post test control only group desaign untuk mengetahui adanya kemampuan
daya hambat pertumbuhan bakteri oleh ekstrak dari daun sirsak (Annona
Muricata) sebagain antibakteri terhadap bakteri Escherichia Coli. Penelitian
ini dilakukan dengan melakukan pengumpulan sampel yang dibutuhkan,
kemudian pembuatan ekstrak dengan beberapa konsentrasi 20%, 40%, 60%,
80%, dan 100%. Kemudian dilakukan pembuatan media agar bakteri dapat
hidup dan pertumbuhan bakteri dapat dinilai nantinya yaitu dengan
pemberian ekstrak dari daun sirsak pada bakteri serta dinilai kadar hambat
minimal (KHM).
2. Tempat dan waktu penelitian.
Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli 2020 di Laboratorium
mikrobiologi fakultas kedokteran untad untuk uji aktifitas antibakteri dan
Laboratorium Fakultas MIPA untad untuk untuk pembuatan ekstrak.

B. Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah ekstrak daun sirsak (Annona
Muricata) dengan beberapa konsentrasi pengenceran yang telah di tentukan.
2. Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah efektifitas antibakteri dari ekstrak
daun sirsak (Annona Muricata).

C. Populasi dan Sampel Penelitian


1. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah bakteri Escherichia Coli.
2. Sampel Penelitian
Subjek dalam penelitian eksperimen ini adalah isolat bakteri Escherichia
Coli. Perlakuan yang diberikan berupa pemberian ektrak dari daun sirsak
(Annona Muricata).
Pada penelitian ini dilakukan 7 kelompok perlakuan masing-masing bahan
uji, yaitu :
1. Kelompok 1 : ekstrak daun sirsak 20%
2. Kelompok 2 : ekstrak daun sirsak 40%
3. Kelompok 3 : ekstrak daun sirsak 60%
4. Kelompok 4 : ekstrak daun sirsak 80%
5. Kelompok 5 : ekstrak daun sirsak 100%
6. Kelompok 6 : Kloramfenicol sebagai kontrol positif (+)
7. Kelompok 7 : Aquades Steril sebagai kontrol negatif (-)
Penentuan jumlah sampel minimal di tentukan dengan berdasarkan
pada rumus federer yaitu (t-1) (n-1) ≥ 15, bahwa t merupakan jumlah
perlakuan, sedangkan n merupakan banyak pengulangan pada tiap
perlakuan.
Dimana :
t = jumlah perlakuan
n = jumlah sampel
karena diketahui t = 5, maka:
Berdasarkan perlakuan diatas, maka dilakukan replikasi sebanyak
4 kali sehingga jika dikalikan dengan 7 kelompok perlakuan didapatkan
besaran sampel yang akan diuji adalah 28.
3. Kriteria Inklusi dan Ekslusi
a. Kriteria Inklusi
Koloni bakteri yang digunakan tumbuh secara merata pada lempeng
agar.
b. Kriteria Ekslusi
Koloni bakteri tidak tumbuh merata atau terkontaminasi pada lempeng
agar.

D. Prosedur Penelitian
1. Pembuatan Ekstrak Darun Sirsak
a. Daun sirsak sebanyak 5 kg dikumpulkan,lalu dilakukan sortasi basah,
lalu dicuci dengan air mengalir sampai bersih.
b. Daun sirsak kemudian dikeringkan dengan cara diangin-anginkan dan
tidak dijemur dibawah sinar matahari langsung.
c. Setelah daun kering, dilakukan sortasi kering kemudian daun
sambiloto dihaluskan menggunakan blender kering hingga diperoleh
serbuk.
d. Serbuk dimaserasi menggunakan etanol 96%..
e. Hasil maserasi disaring, kemudian maserat diuapkan dengan rotary
evapator hingga diperoleh ekstrak kental daun sirsak.
2. Pembuatan media
Komposisi :
Lab lemco powder : 1,0 gram
Yeast extract : 2,0 gram Pepton : 5,0 gram
Sodium chloride : 5,0 gram
Agar : 15,0 gram
Air suling hingga : 1000 ml

Cara pembuatan :
Ditimbang medium NA sebanyak 2,8gram, dimasukkan kedalam
Erlenmeyer kemudian dilarutkan dengan air suling hingga 100 ml
dihomogenkan dan dipanaskan di hot plate sambal diaduk hingga larutan
mendidih, kemudian ditutup dengan aluminium foil. Setelah itu disterilkan
dalam autoklaf pada suhu 121ºC selama 15 menit.
3. Uji Aktivitas Antibakteri
a. Persiapkan suspensi biakan bakteri yang baru.
b. Diambil medium NA sekitar 20 ml dan dimasukkan dalam cawan petri
steril lalu dibiarkan memadat.
c. Setelah memadat ditambahkan suspense Escherichia coli 0,5 ml pada
cawan petri.
d. Disiapkan 7 paper disk dan dimasukkan kedalam masing-masing
erlenmeyer (kosentrasi 20%, 40%, 60%, 80%, 100%, kontrol positif dan
kontrol negatif).
e. Ditempatkan paper disk secara diagonal pada permukaan medium
tersebut.
f. Cawan petri kemudian diinkubasi pada suhu 37ºC selama 1x24 jam.
4. Pengamatan dan Pengukuran Diameter Hambat
Pengamatan dan pengukuran diameter hambatan dilakukan dengan
menggunakan jangka sorong setelah diinkubasi pada suhu 37ºC selama 1x24
jam.
E. Definisi Operasional
Variabel Definisi Cara Ukur Hasil Ukur Skala
1. Ekstrak Daun Zat yang Menggunakan Ekstrak Numerik
Sirsak diperoleh dari persamaan daun sirsak
(Annona ekstraksi N1xV1=N2xV2 dengan
Muricata) menggunakan Keterangan: kadar dan
etanol daun N1=konsentrasi volume
sirsak menjadi awal akhir yang
cairan melalui N =konsentrasi diinginkan
2
proses mekanik akhir
dan kimiawi. V =volume awal
1
V2=volume akhir
2. Zona daya Pertumbuhan Menggunakan Zona Numerik
hambat bakteri yang metode Difusi Hambat
pertumbuhan terbentuk Cakram. Minimal
Escherichia sesudah dan
Coli sebelum
perlakuan

F. Alur Penelitian
Escherichia
Coli
Patogenesis

G. Analisis
Diare Data
Dari hasil yang di dapatkan akan dilakukan analisis data menggunakan uji
One Way Analysis of Variance (ANOVA) Tataksana analisa data ini dilakukan dengan
menggunakan program Statistical Product And Service Solution (SPSS).
Antibakteri
Besar sampel penelitian ini < 50, maka digunakan uji Shapiro-Wilk untuk
menguji normalitas data. Distribusi data normal jika p > 0,05 dan jika p < 0,05
distribusi data tidak normal. Analisis ini digunakan untuk menganalisis variabel
Kloramfenicol
independen, yaitu untuk mengetahui ada tidaknya pengaruhEkstrak Daun ekstrak
pemberian Sirsak
daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap pertumbuhan bakteri Salmonella typhi
dan Staphylococcus aureus.
Namun jika data penelitian tidak normal, maka akan dinormalisasi
terlebihdahulu, setelah itu bila data masihFlavonoid
tidak normal akan Saponin
digunakan uji
alternatif Kruskal-Wallis.​
iv Mengahambat meningkatkan
sintesis protein • permeabilitas
membran sel
DAFTAR PUSTAKAmenghamb bakteri
at sintesis
Arfianto, F. 2018. Pengendalian Hama Kutu nukleat
Putih (Bemisa tabaci) Pada Buah
Sirsak Dengan Menggunakan Pestisida Nabati Ektrak Serai (Cymbopogon
nardus L.). Jurnal
• Daun 5(1), 17- 26.
menghamb
http://journal.umpalangkaraya.ac.id/index.php/daun/article/view/321
Arisman.2010. Buku Ajar Keracunan Makanan. Jakarta: EGC
Fitriani, E., Wahdaningsih, S., Rialita, A.at fungsi
2015. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak
membran Shigella Flexneri secara
Etanol Daunsirsak (Annona muricataL.)Terhadap
in Vitro. https://media.neliti.com/media/publications/194442-ID-uji-
aktivitas-antibakteri-ekstrak-etanol.pdf sel bakteri
Aktivitas
Haryanto B. 2017. Pengaruh Penambahan • Gula Terhadap Karakteristik Bubuk
Antibakteri
Instan Daun Sirsak (annona muricata l.) dengan Metode Kristalisasi. Jurnal
Penelitian Pascapanen menghamb
Pertanian 14 (3) 163 – 170.
at
http://ejurnal.litbang.pertanian.go.id/index.php/jpasca/article/view/7664
Kadar Hambat
Hidyanto, F., Ardi, D. S., Ilmi, M. Z.,MinimalSutopo, I. G., Religia, A. M., Millah, F. N.,
Afifah, Y. N. (2015). Tanaman metabolis Herbal Sebagai Tanaman Hias Dan
Tanaman Obat, 4(1), 1–4.JMKAN me energi
:
Herwandi., Mahyarudin., ​Variabel diteliti
Effiana. 2019. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol
Annona Muricata
: Linn. Terhadap bakteri
​Variabel tidak diteliti
Vibrio Cholerae Secara In Vitro. Jurnal
MKA
Gambar 2. 42(1).
3 Baganhttp://jurnalmka.fk.unand.ac.id/index.php/art/article/view/599
kerangka teori penelitian
Irmawati. 2018. Uji aktifitas Antibakteri ekstrak daun sirsak (Annona muricata)
terhadap bakteri staphylococcus aureus secara invitro. Jurnal teknosains
12(1) 19-26. http://journal.uin-
alauddin.ac.id/index.php/teknosains/article/view/7865
Kurniasih N., Kusmiyati M., Nurhasanah., Sari RP., Wafdan R. 2015. Potensi
Ekstrak daun sirsak
Daun Sirsak(Annona Escherichia
Muricatalinn), Daun Binahong Coli
(Anredera Cordifolia
(Ten) Steenis),Dan Daun Benalu Mangga (Dendrophthoe Pentandra)
(Annona Muricata
Sebagai Antioksidan Pencegah Kanker. Journal uinsgd 9(1). From
)
https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/istek/article/viewFile/182/197
Londok, JJMR., Mandey, JS. 2015. Potensi Fitokimia Dan Aktivitas Antimikroba
Daun Sirsak (Annona Muricata Linn.) Sebagai Kandidat Bahan Pakan
Ayam Pedaging. Jurnal LPPMBidang Sains dan Teknolog 1(1).
: ​Variabel bebas
https://media.neliti.com/media/publications/108539-ID-none.pdf
Murwani. S., 2015.
: ​VariabelMicrobiologi
Dasar-dasar terikat Veteriner. Malang. Indonesia
Mugiyanto E., Simanjuntak P, Setyahadi S. 2017. Identifikasi Senyawa Aktif
Fraksi Etanol Daun Sirsak (Annona muricata Linn.) Sebagai Inhibitor Α-
Amylase.
Gambar 2.4 Kerangka konsepJurnal penelitian Para Pemikir 6(2).
https://ejournal.poltektegal.ac.id/index.php/parapemikir/article/view/594
Mathew, J., George, R., Theruvil, T., Padavi, TC., Tomy, L., Kurian, A. 2016.
Antibacterial Activity of Leaf Extract of Annona muricata and Simarouba
glauca on Enterococcus faecalis. The Journal of Contemporary Dental
Practice 17(8):650-653.
https://www.researchgate.net/publication/309595730_Antibacterial_Activity
_of_Leaf_Extract_of_Annona_muricata_and_Simarouba_glauca_on_Entero
coccus_faecalis
Mufti, N., Bahar, E., Arisanti, D. 2017. Uji Daya Hambat Ekstrak Daun Sawo
terhadap Bakteri Escherichia Coli secara In Vitro. Jurnal Kesehatan
Andalas. 6(2).
http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/view/693/549
Moghadamtousi, SZ., Fadaeinasab, M., Nikzad, S., Mohan, G., Ali, HM., Kadir,
HA. 2015. Annona muricata (Annonaceae): A Review of Its Traditional
Uses, Isolated Acetogenins and Biological Activities. Int. J. Mol. Sci. 16 (1)
15625-15658.
https://www.researchgate.net/publication/281768516_Annona_muricata_An
nonaceae_A_Review_of_Its_Traditional_Uses_Isolated_Acetogenins_and_
Biological_Activities
Nobili.G., et all. 2017. Prevalence of Verocytotoxigenic Escherichia coli Strains
Issolate from Raw Beef in Southern Italy. International Journal of Food
Microbiology. 257 (2017): 201-2015.
https://reader.elsevier.com/reader/sd/pii/S0168160517302908?
token=A23E204F13F79E1021A7389877F7ED550AFDEC984470495BC03
096E2CA06483CC057FE6338AA936CAF5B819975218C83
Olugburiyo., JAO., Omotosho, OE., Taiwo, OS., Ononiwu, FO., Banwo, A.,
Akintokun, OA., Obaseki, OS., Ogunleye, OM. 2017. Antimicrobial
activities and phytochemical properties of Annona muricataleaf. Covenant
Journal of Physical & Life Sciences (CJPL) 5 (2).
https://pdfs.semanticscholar.org/0eb4/e5aa801077e93d0914fb8d39713bae8
57024.pdf?ga=2.184514342.1652727353.1574650460-
1405032806.1574650460
Puspitasari1, ML., Wulansari1, TV., Widyaningsih, TD., Maligan, JM, Nugrahini,
NIP. 2016. Aktivitas Antioksidan Suplemen Herbal Daun Sirsak (Annona
muricata L.) Dan Kulit Manggis(Garcinia mangostana L.): Kajian Pustaka.
Jurnal Pangan dan Agroindustri 4(1) p.283-290.
https://pdfs.semanticscholar.org/8620/325c3dfd9cd7439fb0467d366ff705e8
9586.pdf
Rahman, FA., Haniastuti, T., Utami, TW. 2017. Skrining Fitokimia dan aktivitas
antibakteri ekstrak etanol daun sirsak (Annona muricata L.) pada
Streptococcus mutans ATCC 35668. Artikel penelitian Majalah Kedokteran
Gigi Indonesia 3(1). https://jurnal.ugm.ac.id/mkgi/article/view/11325/17881
Rini., Nugraheni. 2018. Uji Daya Hambat Berbagai Merek Hand Sanitizer Gel
Terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus
aureus. Vol 18. No 1. Journal of Pharmaceutical Science and Clinical
Research. Viewed on 26 April 2020. From:
https://jurnal.uns.ac.id/jpscr/article/view/15380/pdf
Satyaningsih, A., Sabilu, Y., Munandar, S., 2017. Gambaran Higine Sanitasi dan
Keberadaan Eschericia Coli Dalam Jajanan Kue Basah di Pasar Kota
Kendari Tahun 2016. JIMKESMAS 2(16).
http://ojs.uho.ac.id/index.php/JIMKESMAS/article/viewFile/1930/1362
Supriyatna. 2014. Prinsip Obat Herbal: Sebuah Pengantar untuk Fitoterapi. Edisi
1. Yogyakarta: Deepublish
Sumampouw. O.J., 2019. Mikrobiologi Kesehatan. Yogyakarta. Deepublish
Sumampouw. 2018. Uji Efektivita Antibiotik terhadap Bakteri Escherichia Coli
Penyebab Diare Balita di Kota Manado. Journal Of Current Pharmaceutical
Sciences. Vol 2. No 1. 104-110. http://Journal.umbjm.ac.id/idex.php.jcps
Wijaya., Rachmat, B. 2019. Efek Pemberian Infusa Daun Sirsak (Annona
Muricata Linn) Terhadap Penurunan Kadar Asam Urat Dalam Darah Pada
Mencit Model Hiperurisemia. http://hdl.handle.net/123456789/531
Zai, Y., Kristino, AY., Nasution, SLR., Natali, O. Uji Efektivitas Antibakteri
Ekstrak Daun Sirsak (Annona Muricata Linn.) Terhadap Bakteri
Propionibacterium Acnes. Jurnal Biologi Lingkungan, Industri dan
Kesehatan 6(1). htts://ojs.uma.ac.id/index.php/biolink/article/view/2244
Zhang, QW., Lin, LG., Ye, WC. 2018. Techniques for extraction and isolation of
natural products: a comprehensive review. Chin Med. 13 (20).
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5905184/
Zuddin RR., Abadi H. 2016. Uji Toksisitas Ekstrak Etanol Daun Sirsak (Annona
Muricata L.) Pada Larva Udang (Artemia Salina Leach.). Jurnal Dunia
Farmasi 1(1). http://ejournal.helvetia.ac.id/index.php/jdf/article/view/4349
iv

Anda mungkin juga menyukai