Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PRAKTIKUM LUMUT KERAK (KELOMPOK 4 PENDIDIKAN BIOLOGI B 2020)

Azka Khoerunisa 2010147


Diana Dwi Pratiwi 2010046
Muhammad Naufal Daffa 2005778
Naresta Putri Karimah 2005144
Vivi Asih Nurajijah 2008482

A. JUDUL
Lumut Kerak (Lichens)
B. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Untuk mengenal keanekaragaman lumut kerak
2. Untuk menentukakan ciri umum lumut kerak
3. Untuk menemukan ciri khusus setiap kelompok kumut kerak melalui serangkaian kegiatan klasifikasi biner, karakterisasi dan klasifikasi bertingkat (bagan dikotomi konsep)
4. Untuk Menyusun kunci dikotom berdasarkan hasil kegiatan klasifikasi bertingkat
5. Untuk menganalisis urutan perkembangan filogeni dari kelompok lumut kerak primitip sampai kelompok lumut kerak yang maju melalui kegiatan seriasi menggunakan skala
filogeni
6. Untuk mengidentifikasi manfaat dari setiap kelompok lumut kerak
C. ALAT DAN BAHAN
Tabel C.1 Alat Tabel C.2 Bahan
No. Alat Jumlah No. Bahan Jumlah No. Bahan Jumlah
1. Gambar Peltigera 1 buah 8. Gambar Caloplaca 1 buah
Handphone/ 2. Gamba Lobaria 1 buah 9. Gambar Lecanora 1 buah
1. 1 buah
Laptop 3. Gambar Graphis 1 buah 10. Ascolichenes Gambar Cetraria 1 buah
4. Ascolichenes Gambar Parmelia 1 buah 11. Gambar Lepraria 1 buah
Buku catatan 5. Gambar Cladonia 1 buah 12. Gambar Physcia 1 buah
2. dan alat tulis 1 set 6. Gambar Usnea 1 buah 13. Basidiolichenes Gambar Cora pavonia 1 buah
lainnya 7. Gambar Ramalina 1 buah
D. METODE

Gambar dari
Handphone/ Gambar dari Karakteristik umum Tabel klasifikasi biner, Laporan
setiap
Laptop dan setiap species dan khusus dari tabel seriasi. dan bagan praktikum
species
alat tulis lumut kerak setiap kelompok dikotomi bertingkat Lumut Kerak
lumut kerak
disiapkan disiapkan lumut kerak dicatat dibuat disusun
diamati
E. HASIL PENLITIAN

E.1 Tabel Klasifikasi Biner

Taksa/Spesimen Taksa/Spesimen
No. Ciri No. Ciri
Ya Tidak Ya Tidak
1. Ascholichenes A, B, C, D, E, F, G, H, I, J, K, L M 6. Bentuk thallus pipih A, B, C, D, G, H, I, J, K, L, M E, F
2. Fikobion Chlorophyceae B, C, D, E, F, G, H, I, J, K, L, M A 7. Thallus bercabang panjang E, F, G A, B, C, D, H, I, J, K, L, M
3. Mikobion Basidiomycetes M A, B, C, D, E, F, G, H, I, J, K, L 8. Cara hidup epifit B, C, D, F, G, H, I, J, K, L, M A, E
4. Rizin terlihat jelas A, B, D, E, F, G, J, M C, H, I, L, K 9. Alat perkembangbakan apotheciuam A, B, C, D, E, F, G, H, I, J, K, L M
5. Tipe thallus Fructicose E, F, G, M A, B, C, D, H, I, J, K, L 10. Ada alur pada thallus M A, B, C, D, E, F, G, H, I, J, K, L

A Peltigera D Parmelia G Ramalina J Cetraria M Cora pavonia


B Lobaria E Cladonia H Caloplaca K Lepraria
C Graphis F Usnea I Lecanora L Physcia

E.2 Bagan Dikotomi Bertingkat

A= Peltigera
B= Lobaria
C= Graphis
D= Parmelia
E= Cladonia
F= Usnea
G= Ramalina
H= Caloplaca
I= Lecanora
J= Cetraria
K= Lepraria
L= Physcia
M= Cora pavonia
E.3 Tabel Seriasi
Ascolichenes
No Karakteristik Peltigera Lobaria Graphis Parmelia Cladonia Usnea Ramalina
Ciri Skor Ciri skor Ciri skor Ciri skor Ciri skor Ciri skor Ciri skor
1 Fikobion Cyanophyceae 1 Chlorophyceae 5 Chlorophyceae 5 Chlorophyceae 5 Chlrophyceace 5 Chlorophyceace 5 Chlorophyceace 5
2 Mikobion Ascomycetes 1 Ascomycetes 1 Ascomycetes 1 Ascomycetes 1 Ascomycetes 1 Ascomycetes 1 Ascomycetes 1
3 Tipe pembentukan tubuh buah Ascocarpium 1 Ascocarpium 1 Ascocarpium 1 Ascocarpium 1 Ascocarpium 1 Ascocarpium 1 Ascocarpium 1
4 Tipe thallus Folliose 3 Folliose 3 Crustose 1 Folliose 3 Fruticose 5 Fruticose 5 Fruticose 5
5 Tempat atau cara hidup Terestrial 1 Epifit 5 Epifit 5 Epifit 5 Terrestrial 1 Epifit 5 Epifit 5
Total 7 Total 15 Total 13 Total 15 Total 13 Total 17 Total 17

Ascolichenes Basidiolichenes
No Karakteristik Caloplaca Lecanora Cetraria Lepraria Physcia Cora pavonia
Ciri skor Ciri skor Ciri skor Ciri skor Ciri skor Ciri skor
1 Fikobion Chlorophyceae 5 Chloropycheae 5 Chlorophyceae 5 Chlorophyceae 5 Chlorophyceae 5 Chlorophyceae 5
2 Mikobion Ascomycetes 1 Ascomycetes 1 Ascomycetes 1 Ascomycetes 1 Ascomycetes 1 Basidiomycetes 5
3 Tipe pembentukan tubuh buah Ascocarpium 1 Ascocarpium 1 Ascocarpium 1 Ascocarpium 1 Ascocarpium 1 Basidiocarpium 5
4 Tipe thallus Crustose 1 Crustose 1 Foliose 3 Crustose 1 Crustose 1 Fructicose 5
5 Tempat atau cara hidup Epifit 5 Epifit 5 Epifit 5 Epifit 5 Epifit 5 Epifit 5
Total 13 Total 13 Total 15 Total 13 Total 13 Total 25
Rerata total per kelompok 13.66666667 25

F. PEMBAHASAN

Dari dua kelompok lumut kerak yang diamati, Ascolichenes dan Basidiolichenes terdapat perbedaan pada mikobionnya (komponen jamur yang bersama-sama dengan alga). Lumut kerak
yang merupakan hasil simbiosis alga (Cyanophyceae/Chlorophyceae) dengan fungi Ascomycetes disebut Ascolichenes, sedangkan yang bersimbion dengan fungi Basidiomycetes disebut
Basidiolichenes. Setiap species lumut kerak pada kelompok yang sama, umumnya memiliki ciri-ciri yang mirip. Seperti pada Graphis, Cladonia, Caloplaca, Lecanora, Lepraria, Usnea,
Ramalina, dan Physcia dalam kelompok Ascolichenes, keenamnya memiliki fikobion Chlorophyceae (kecuali Peltigera yang fikobionnya Cyanophyceae), mikobion Ascomycetes, tipe
pembentukan tubuh buah ascocarpium, tempat/cara hidup epifit (kecuali Peltigera yang tempat/cara hidupnya terrestrial) dan tipe thallus crustose (kecuali Cladonia, Usnea, dan Ramalina yang
tipe thallusnya fruticose). Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa berbagai spesimen dalam satu jenis kelompok itu hanya dikatakan “memiliki kemiripan karakteristik” secara umum. Karena
pada kenyataannya, tetap saja sedikit banyak selalu ada perbedaan ciri untuk spesimen-spesimen dari kelompok yang sama. Hal itu bisa dilihat dari spesimen anggota kelompok Ascolichenes
lainnya, seperti Peltigera, Parmelia, Lobaria, dan Lecanora yang memiliki tipe thallus foliose dan tempat/cara hidup epifit (kecuali Peltigera yang tempat hidupnya terrestrial). Selain itu, dari
berbagai spesimen yang diamati, ada satu spesimen lain yaitu Cora pavonia yang terpisah dari spesimen-spesimen di atas karena ia merupakan Basidiolichenes dengan mikobion Basidiomycetes,
dan tipe pembentukan tubuh buah Basidiocarpium
Tjitrosoedirdjo & Chikmawati (2014) mengatakan bahwa penggolongan tumbuhan berdasarkan skala filogeni mengasumsikan arah evolusi berawal dari organisme yang bentuknya dianggap
primitif (sederhana) menuju bentuk yang paling maju (kompleks). Keragaman yang dihasilkan oleh mekanisme evolusioner tersebut memungkinkan kita untuk mengelompokkan berbagai
organisme pada kelompok tertentu berdasarkan persamaan ciri yang dimiliki dan mengurutkannya dari kelompok yang paling primitif ke yang paling maju. Hal tersebut lah yang dilakukan pada
dua kelompok lumut kerak (Ascolichenes dan Basidiolichenes) yang diamati. Tabel biner dan bagan dikotomi bertingkat dibuat agar memudahkan memudahkan pengelempokkan berdasarkan
ciri-ciri mofologi yang nampak, sedangkan tabel seriasi digunakan untuk menentukan kelompok dari yang paling primitif ke yang paling maju. Berdasarkan tabel tabel seriasi menggunakan
skala filogeni lumut kerak, diperoleh bahwa kelompok lumut kerak dari yang paling primitif ke yang paling maju yaitu Ascolichenes kemudian Basidiolichenes. Ascholichenes dianggap sebagai
kelompok lumut kerak paling primitif karena rata-rata skor total dari skala filogeninya paling rendah. Karakteristik yang mendukung keprimitifannya tersebut berupa mikobion Ascomycetes,
tipe pembentukan buah Ascocarpium, rata-rata tipe thallus berupa crustose, dan bahkan masih terdapat fikobion yang berupa Cyanophyceae. Sebaliknya, Basidiomycetes dianggap sebagai
kelompok fungi yang paling maju karena rata-rata skor totalnya paling tinggi. Karakteristik yang mendukung kemajuannya tersebut yaitu mikobion Basidiomycetes, tipe pembentukan buah
Basidiocarpium, tipe thallus fructicose, dan tempat/cara hidup epifit. Berdasarkan paparan di atas, maka dapat dikatakan bahwa arah evolusi lumut kerak dimulai dari Ascholichenes, khususnya
spesies Peltigera sebagai kelompok lumut kerak paling primitif menuju ke Basidiolichenes sebagai kelompok lumut kerak paling maju.
Keanekaragaman lumut kerak yang ada di lingkungan ternyata memiliki nilai kebermanfaatan. Lumut kerak bermanfaat sebagai bioindikator pencemaran lingkungan. Tumbuhnya
lumut kerak di suatu tempat menandakan bahwa polusi masih rendah, hal ini disebabkan karena kadar polutan yang tingi dapat mengganggu keadaan suhu, kelembapan, serta merusak klorofil
sehingga lumut kerak tidak dapat berfotosintesis dan menghambat perkembangan kehidupan nya. Selain itu, lumut kerak juga dapat dimanfaatkan di bidang kesehatan, khususnya bahan obat
berhubungan dengan substansi yang terkandung di daalamnya. Contohnya Usnea dapat menghasilkan asam usnin yang bisa digunakan sebagai obat TBC. Lalu di bidang industri, Rocellia
Tinctoria digunakan sebagai bahan pembuat kertas lakmus. Dan yang terakhir, lumut kerak membantu proses pembentukan tanah dengan cara melepaskan fragmen thallus yang sangat halus.
Selain kaya akan manfaat, lumut kerak juga kaya akan nilai-nilai kehidupan. Yang pertama adalah nilai religi, Segala sesuatu yang telah Allah ciptakan tidak ada yang sia-sia, semua
pasti ada hikmah atau pelajaran tersirat yang dapat diambil bagi kehidupan manusia. Lumut kerak merupakan simbiosis dari jamur dan alga, artinya kehidupan lumut kerak tidak luput dari
kerjasama antara jamur dan alga. Mereka menerapkan konsep kerjasama dan saling menguntungkan agar terjadinya hubungan yang baik bahkan bermanfaat. Dalam islam dikenal istilah
Hablumminannaas yaitu terjalinnya hubungan yang baik antar makhluk (manusia) dengan konsep saling menguntungkan atau kerjasama. Hal ini diwajibkan dalam sosialisasi islam dan telah
dicontohkan oleh kehidupan lumut kerak. Yang kedua adalah nilai intelektual, dari lumut kerak manusia dapat mengambil pelajaran bahwa kita perlu melakukan hubungan kerjasama dengan
pihak lain. Dan hal pengembangan ilmu kerjasama sangat penting agar ilmu yang kita miliki dapat bermanfaat dan menghasilkan sesuatu output yang bermanfaat bagi umat manusia. Yang ketiga
adalah nilai praktis, lumut kerak memiliki manfaat bagi kehidupan manusia, antara lain Usnea bisa dijadikan bahan obat atau jamu, Rocella tinctoria sebagai bahan lakmus serta Cetraria
islandica berkhasiat sebagai obat. Yang keempat adalah nilai sosial politik. Jika kita melihat lumut kerak merupakan simbiosis muatualisme dari fungi dan algae. Meskipun banyak perbedaan
mereka hidup saling berdampingan sehingga timbul harmonisasi yang indah. Kita sebagai manusia pun harus hidup saling berdampingan meskipun setiap orang memiliki kelebihan dan
kekurangan yang berbeda-beda. Yang kelima adalah nilai Pendidikan, lumut kerak merupakan indikator suatu tempat yang masih memiliki udara yang sehat. Seharusnya pendidikan juga
merupakan indicator bahwa setiap orang yang terdidik memiliki moral yang baik. Jangan sampai seperti kasus yang banyak terjadi akhir-akhir ini, anak SMP bahkan sampai mahasiswa melakukan
tawuran. Padahal mereka adalah orang terdidik tetapi tidak memiliki moral yang baik.

G. KESIMPULAN
Dari dua kelompok lumut kerak yang diamati yaitu Ascholichenes dan Basidiolichenes, salah satu pembeda utama yang menyebabkan keduanya diklasifikan ke dalam
kelompok yang berbeda ialah perbedaan komponen mikobion diantara keduanya. Ascomycetes pada kelompok Ascolichenes dan Basidiomycetes pada Basidiolichenes.
Dominan komponen mikobion mempengaruhi tata nama keduanya. Adapun berdasarkan skala filogeninya, dapat disimpulkan bahwa kelompok lumut kerak yang paling primitif adalah
Ascolichenes dan kelompok lumut kerak yang paling maju adalah Basidiolichenes. Keanekaragaman lumut kerak yang ada di lingkungan memiliki nilai manfaat, diantaranya sebagai bioindikator
pencemaran lingkungan, sebagai bahan pembuatan obat dan kertas lakmus, serta membantu dalam proses pembentukan tanah. Lumut kerak tidak hanya kaya akan manfaat, tetapi juga kaya akan
nilai-nilai kehidupan. Seperti lumut kerak dapat dijadikan sebagai contoh penerapan konsep islam Hablumminannaas, bahwa kita sebagai makhluk ciptaan Allah SWT ditakdirkan untuk hidup
berdampingan dengan sesama makhluknya agar kita dapat menebar kebermanfaatan bagi lingkungan sekitar

DAFTAR PUSTAKA
Henny R Sofyan, N. 2017. Keanekaragaman Lumut Kerak sebagai Bioindikator Kualitas Udara di Kawasan Industri Citeureup dan Hutan Penelitian Dramaga. Institut Pertanian
Hidayat, T.,Sriyati S.,& Yudianto, S. A. (2020). Penuntun Praktikum Biosistematika Tumbuhan. Bandung: Departemen Pendidikan Biologi FPMIPA UPI.
Imaningtyas. 2010. Biologi Jilid 1 untuk SMA/MA kelas X. Jakarta Timur: Penerbit Erlangga
Bogoriandary;Tiga Serangkai. Theory and application of biology,Jilid 1(edisi Bilingual). Solo:PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
Tjitrosoedirdjo, S. S.,& Chikmawati, T. (2014). Sejarah Klasifikasi Perkembangan Taksonomi Tumbuhan. Jakarta: Universitas Terbuka

Anda mungkin juga menyukai