Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM FUNGI (KELOMPOK 4 PENDIDIKAN BIOLOGI B 2020)

Azka Khoerunisa 2010147


Diana Dwi Pratiwi 2010046
Muhammad Naufal Daffa 2005778
Naresta Putri Karimah 2005144
Vivi Asih Nurajijah 2008482

A. JUDUL
Fungi
B. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Untuk mengenal keanekaragaman fungi
2. Untuk menentukakan ciri umum fungi
3. Untuk menemukan ciri khusus setiap kelompok fungi melalui serangkaian kegiatan klasifikasi biner, karakterisasi dan klasifikasi bertingkat
4. Untuk menganalisis urutan perkembangan filogeni dari kelompok fungi primitif sampai kelompok fungi maju melalui kegiatan seriasi menggunakan skala
filogeni
5. Untuk mengidentifikasi manfaat dari setiap kelompok fungi
C. ALAT DAN BAHAN
Tabel C.1 Alat Tabel C.2 Bahan
No. Alat Jumlah No. Bahan Jumlah No. Bahan Jumlah
1. Gambar Rhizopus 1 buah 8. Gambar Volvariella 1 buah
Handphone/ 2. Phycomycetes Gamba Mucor 1 buah 9. Gambar Clavaria 1 buah
1. 1 buah 3. Gambar Pilobolus 1 buah 10. Gambar Auricullaria 1 buah
Laptop
4. Gambar Saccharomyces 1 buah 11. Gambar Polyporus 1 buah
Basidiomycetes
Buku catatan 5. Gambar Aspergillus 1 buah 12. Gambar Fomes 1 buah
Ascomycetes
2. dan alat tulis 1 set 6. Gambar Penicillium 1 buah 13. Gambar Ganoderma 1 buah
lainnya 7. Gambar Neurospora 1 buah 14. Gambar Lycoperdon 1 buah
15. Gambar Collybia 1 buah
D. METODE
Bagan D.1 Langkah Kerja Pengamatan Alga

Handphone/ Gambar dari Karakteristik umum Tabel klasifikasi biner,


Gambar dari Laporan
Laptop dan setiap dan khusus dari tabel seriasi. dan bagan
setiap species praktikum
alat tulis species fungi setiap kelompok dikotomi bertingkat
fungi disiapkan Fungi disusun
disiapkan diamati fungi dicatat dibuat
E. HASIL PENELITIAN
E.1 Tabel Klasifikasi Biner
Taksa/Spesimen Taksa/Spesimen
No. Ciri No. Ciri
Ya Tidak Ya Tidak
1. Multiseluler A,B,C,E,F,G,H,I,J,K,L,M,N,O D 6. Epifit J,L,M A,B,C,D,E,F,G,H,I,K,N,O
2. Ukuran Thallus Makroskopis H,I,J,K,L,M,N,O A,B,C,D,E,F, G 7. Tangkai Tubuh Panjang O,K A,B,C,D,E,F,G,H,I,J,L,M,N
3. Memiliki volva H A,B,C,D,E,F,G,I,J,K.L,M,N,O 8. Tekstur Thallus Lunak A,B,C,D,E,F,G,H,I,J,K,N L,M
4. Fase Vegetatif: Hifa A,B,C,E,F,G,H,I,J,K,L,M,N,O D 9. Hifa Bersekat E,F,G,H,I,J,K,L,M,N,O A,B,C,D
5. Terbentuk Tubuh Buah H,I,J,K,L,M,N,O A,B,C,D,E,F,G 10. Memiliki Kolumela A,B C,D,E,F,G,H,I,J,K,L,M,N,O

A Rhizopus D Saccharomyces G Neurospora J Aucullaria M Ganoderma


B Mucor E Aspergillus H Vorvariella K Polyporus N Lycoperdon
C Pilobolus F Penicillium I Clavaria L Fomes O Collybia

E.2 Bagan Dikotomi Bertingkat


E.3 Tabel Seriasi

Taksa/Spesimen
No. Karakter Rhizopus Mucor Pilobolus Saccharomyces Aspergillus Penicilium Neurospora
Ciri Skor Ciri Skor Ciri Skor Ciri Skor Ciri Skor Ciri Skor Ciri Skor
1. Jumlah sel Multiseluler 5 Multiseluler 5 Multiseluler 5 Uniseluler 1 Multiseluler 5 Multiseluler 5 Multiseluler 5
2. Ukuran thallus Mikroskopis 1 Mikroskopis 1 Mikroskopis 1 Mikroskopis 1 Mikroskopis 1 Mikroskopis 1 Mikroskopis 1
3. Keadaan hifa Tdk bersekat 3 Tdk bersekat 3 Tdk bersekat 3 Tidak ada 1 Bersekat 5 Bersekat 5 Bersekat 5
Badan penghasil
4. Sporangium 3 Sporangium 3 Sporangium 3 Tidak ada 1 Konidium 4 Konidium 4 Askus 4
spora
5. Spora Ada flagel 1 Ada flagel 1 Ada flagel 1 Tdk ada flagel 5 Tdk ada flagel 5 Tdk ada flagel 5 Tdk ada flagel 5
Hifa/ Hifa/ Hifa/ Menuju ke Hifa/ Hifa/ Hifa/
6. Fase vegetatif 5 5 5 3 5 5 5
miselium miselium miselium hifa miselium miselium miselium
7. Tubuh buah Tdk terbentuk 1 Tdk terbentuk 1 Tdk terbentuk 1 Tdk terbentuk 1 Tdk terbentuk 1 Tdk terbentuk 1 Tdk terbentuk 1
8. Tempat hidup Dalam inang 1 Dalam inang 1 Dalam inang 1 Dalam inang 1 Dalam inang 1 Dalam inang 1 Dalam inang 1
9. Tekstur thallus Lembut/rapuh 3 Lembut/rapuh 3 Lembut/rapuh 3 Tidak ada 1 Lembut/rapuh 3 Lunak 3 Lunak 3
10. Tangkai tubuh buah - 0 - 0 - 0 - 0 - 0 - 0 - 0
Total 23 Total 23 Total 23 Total 15 Total 30 Total 30 Total 30
Rerata total per kelompok 23 24,5

Taksa/Spesimen
No. Karakter Vorvariella Clavaria Aucullaria Polyporus Fomes Ganoderma Lycoperdon Collybia
Ciri Skor Ciri Skor Ciri Skor Ciri Skor Ciri Skor Ciri Skor Ciri Skor Ciri Skor
Multi- Multi- Multi- Multi- Multi- Multi- Multi-
1. Jumlah sel 5 5 5 5 5 Multiseluler 5 5 5
seluler seluler seluler seluler seluler seluler seluler
Makros- Makros- Makros- Makros- Makros- Makros- Makros-
2. Ukuran thallus 5 5 5 5 5 Makroskopis 5 5 5
kopis kopis kopis kopis kopis kopis kopis
3. Keadaan hifa Bersekat 5 Bersekat 5 Bersekat 5 Bersekat 5 Bersekat 5 Bersekat 5 Bersekat 5 Bersekat 5
4. Badan penghasil spora Basidium 5 Basidium 5 Basidium 5 Basidium 5 Basidium 5 Basidium 5 Basidium 5 Basidium 5
Tdk ada Tdk ada Tdk ada Tdk ada Tdk ada Tdk ada Tdk ada
5. Spora 5 5 5 5 5 Tdk ada flagel 5 5 5
flagel flagel flagel flagel flagel flagel flagel
Hifa/ Hifa/ Hifa/ Hifa/ Hifa/ Hifa Hifa/ Hifa/
6. Fase vegetatif 5 5 5 5 5 5 5 5
miselium miselium miselium miselium miselium /miselium miselium miselium
7. Tubuh buah Terbentuk 5 Terbentuk 5 Terbentuk 5 Terbentuk 5 Terbentuk 5 Terbentuk 5 Terbentuk 5 Terbentuk 5
8. Tempat hidup Terestrial 3 Terestrial 3 Epifit 5 Epifit 5 Epifit 5 Epifit 5 Terestrial 3 Terestrial 3
Tidak
9. Tekstur thallus Lunak 3 Lunak 3 Lunak 3 4 Keras 5 Keras 5 Lunak 3 Lunak 3
terlalu keras
10. Tangkai tubuh buah Panjang 1 Panjang 1 Sesil 5 Panjang 1 Sesil 5 sesil 5 Pendek 3 Panjang 1
Total Total 42 Total 42 Total 48 Total 45 Total 50 Total 50 Total 44 Total 42
Rerata total per kelompok 44,85
F. PEMBAHASAN

Dari tiga kelompok utama fungi yang diamati, yaitu Phycomycetes, Ascomycetes, dan Basidiomycetes, terdapat perbedaan pada badan penghasil sporanya yaitu
sporangium pada kelompok Phycomycetes, askus/konidium pada kelompok Ascomycetes (kecuali Saccharomyces yang tidak memiliki badan penghasil spora) dan basidium
pada kelompok Basidiomycetes. Setiap species fungi pada kelompok yang sama, umumnya memiliki ciri-ciri yang mirip. Seperti Rhizopus, Mucor, dan Pilobolus pada
kelompok Phycomycetes, ketiganya memiliki ukuran thallus yang mikroskopis, hifa yang tidak bersekat, dan hidup di dalam inang. Namun, ada juga species dalam kelompok
tertentu yang berbeda karakteristiknya dengan anggota lain pada kelompok yang sama, seperti Saccharomyces. Ia memiliki ciri khas tersendiri yang membedakannya dari
anggota kelompok Ascomycetes lain, yakni uniseluler, tidak mempunyai badan penghasil spora, dan fase vegetatifnya masih menuju ke hifa. Lalu pada kelompok
Basidiomycetes, ciri khusus ditemukan pada species Ganoderma dan Fomes yang thallusnya bertekstur keras. Selain itu, perbedaan ciri yang lain dapat dilihat dari tempat
hidupnya, ada yang teresterial seperti Volvariella, Clavaria, Lycoperdon, dan Collybia, ada juga yang epifit seperti Auricullaria, Polyporus, Fomes, dan Ganoderma.
Tjitrosoedirdjo & Chikmawati (2014) mengatakan bahwa penggolongan tumbuhan berdasarkan skala filogeni mengasumsikan arah evolusi berawal dari organisme yang
bentuknya dianggap primitif (sederhana) menuju bentuk yang paling maju (kompleks). Keragaman yang dihasilkan oleh mekanisme evolusioner tersebut memungkinkan kita
untuk mengelompokkan berbagai organisme pada kelompok tertentu berdasarkan persamaan ciri yang dimiliki dan mengurutkannya dari kelompok yang paling primitif ke
yang paling maju. Hal tersebut lah yang dilakukan pada 3 kelompok fungi (Phycomycetes, Ascomycetes, dan Basidiomycetes) yang diamati. Berdasarkan tabel tabel seriasi
menggunakan skala filogeni fungi, diperoleh bahwa kelompok fungi dari yang paling primitif ke yang paling maju secara berurutan yaitu Phycomycetes, Ascomycetes, dan
Basidiomycetes. Phycomycetes dianggap sebagai kelompok fungi paling primitif karena rata-rata skor total dari skala filogeninya paling rendah. Karakteristik yang
mendukung keprimitifannya tersebut berupa uniseluler, ukuran thallus mikroskopis, tidak berbentuk hifa, tidak mempunyai badan penghasil spora, sporanya berflagel, fase
vegetatif berupa lendir, tubuh buah tidak terbentuk, dan habitatnya di dalam inang. Sebaliknya, Basidiomycetes dianggap sebagai kelompok fungi yang paling maju karena
rata-rata skor totalnya paling tinggi. Karakteristik yang mendukung kemajuannya tersebut yaitu multiseluler, ukuran thallus makroskopis, mempunyai badan penghasil spora
berupa basidium, sporanya tidak berflagel, fase vegetatif berupa hifa/miselium, tubuh buah terbentuk, epifit, tekstur thallus keras dan tidak memiliki tangkai tubuh buah.
Berdasarkan paparan di atas, maka dapat dikatakan bahwa arah evolusi fungi dimulai dari Phycomycetes sebagai kelompok fungi paling primitif menuju ke Basidiomycetes
sebagai kelompok fungi paling maju. Diantara khamir (yeast), kapang (mold), dan cendawan (mushroom), yang paling primitif adalah khamir (fungi uniseluler) dan yang
paling maju adalah cendawan (fungi multiseluler yang membentuk tubuh buah).
Keanekaragamannya fungi yang melimpa ternyata sebanding dengan kebermanfaatannya. Terdapat beberapa species fungi yang berperan sebagai agen dalam pembuatan
makanan, seperti Aspergillus oryzae untuk pembuatan tape, Saccaromyces cerevisiae untuk pembuatan minuman segar, Aspergillus wentii untuk pembuatan kecap,
Penicillium requeforti untuk mengharumkan keju, Penicillium notatum untuk bahan penghasil antibiotik, Monilia sitophila/Neurospora sitophila untuk pembuatan oncom,
dan Rhizopus nigrican untuk pembuatan tempe. Selain itu, ada jamur yang tubuh buahnya dapat dimakan seperti jamur merang (Volvartella volvacea), jamur kuping
(Aucularia auricula), dan jamur champignon.
Selain kaya akan manfaat, fungi juga kaya akan nilai-nilai kehidupan. Yang pertama adalah nilai religi, Tuhan sebagai pencipta semua mahluk hidup, menciptakan
mahluk hidup dengan sebaik-baiknya. Tubuh jamur tersusun atas anyaman-anyaman hifa. Dalam aplikasi pada manusia, Tuhan menciptakan manusia tidak hanya terdiri dari
satu sel atau jaringan melainkan terdiri dari berbagai sel yang sangat kompleks. Yang kedua adalah nilai intelektual, jamur sudah terbukti memiliki banyak manfaat bagi
manusia, akan tetapi beberapa jamur bersifat parasit dan dapat menimbulkan penyakit. Misalnya, ketika ada spora jamur yang terbang melalui udara lalu hinggap di baju
seseorang, kemudian jamur tersebut tumbuh di badan karena kurangnya kesadaran untuk menjaga kebersihan. Maka dari itu, kebersihan lingkungan dan badan harus selalu
diperhatikan. Lingkungan yang lembab dapat menyuburkan pertumbuhan jamur. Yang ketiga adalah nilai sosial politik, Jamur hidupnya sebagai saprofit, yaitu hidup dari zat-
zat organik yangsudah mati (sampah). Hidup jamur yang saprofit memiliki keuntungan yaitusebagai pengurai dalam ekosistem. Implikasinya dalam kehidupan sehari-
hariyaitu manusia harus bisa bersosialisasi dengan siapa pun. Bukan hanya dengankerabat dekat tetapi harus dengan semua kalangan. Yang keempat adalah nilai pendidikan,
Tempat hidup jamur salah satunya adalah di sampah dan di makanan yangtelah basi. Sampah dan makanan yang sudah basi dianggap sudah tidak pentinglagi oleh manusia
tetapi tidak untuk jamur. Ternyata sesuatu hal yang sudahtidak berharga masih bisa berguna bagi sebagian komponen makhluk hidup.Kita juga sebagai manusia harus bisa
memanfaatkan suatu hal agar bisa berguna baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain. Yang kelima adalah nilai praktis, Peranan jamur dalam kehidupan manusia sangat
beragam. Jamur berfungsisebagai pengurai dalam ekosistem. Produsen dan konsumen yang mati berupasampah, bangkai dan kotoran dibusukkan dan diuraikan kembali
menjadi zat-zat anorganik oleh pengurai (bakteri dan jamur), misal dalam proses
peragian, proses pembiakan jamur (jamur merang), pembusukkan makanan sehinggamakanan lapuk (roti yang terjamuri, nasi yang terjamuri, dsb). (Utami dkk, 2015:30-32)

G. KESIMPULAN

Dari tiga kelompok utama fungi yang diamati, yaitu Phycomycetes, Ascomycetes, dan Basidiomycetes, salah satu pembeda utama yang menyebabkan berbagai fungi
diklasifikasikan ke dalam 3 kelompok tersebut yaitu pada badan penghasil sporanya; sporangium pada kelompok Phycomycetes, askus/konidium pada kelompok
Ascomycetes (kecuali Saccharomyces yang tidak memiliki badan penghasil spora) dan basidium pada kelompok Basidiomycetes. Adapun berdasarkan skala filogeninya,
dapat disimpulkan bahwa kelompok fungi yang paling primitif adalah Phycomycetes dan kelompok fungi yang paling maju adalah Basidiomycetes, dengan urutan dari yang
paling primitif ke yang paling maju yaitu Phycomycetes, Ascomycetes, dan Basidiomycetes. Beragam species fungi dari berbagai kelompok memiliki banyak manfaat,
diantaranya dapat dimanfaatkan sebagai agen dalam pembuatan berbagai makanan (seperti tape, kecap, keju, oncom, tempe) dan agen dalam pembuatan antibiotik penisilin.
Ada juga yang tubuh buahnya dapat dimakan seperti jamur merang (Volvartella volvacea) dan jamur kuping (Aucularia auricula). Fungi tidak hanya kaya akan manfaat,
tetapi juga kaya akan nilai-nilai kehidupan. Seperti fungi yang memiliki banyak manfaat, manusia sebagai sama-sama makhluk ciptaan Tuhan juga harus bisa menebar
manfaat bagi lingkungan sekitarnya.

DAFTAR PUSTAKA

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Media Pembelajaran IPA – Biologi: Jamur. Nusa Tenggara Barat. Diakses dari:
https://dikbud.ntbprov.go.id/assets/download/mediapembelajaran/IPA%201%20(Jamur).pdf
Hastiono, Sukardi. 2004. Hikmah Hidup Bersama Cendawan. Balai Penelitian Veteriner Bogor, PO Box 151, Bogor 16114.
Hidayat, T.,Sriyati S.,& Yudianto, S. A. (2020). Penuntun Praktikum Biosistematika Tumbuhan. Bandung: Departemen Pendidikan Biologi FPMIPA UPI.
Kusnadi. Buku Saku Biologi SMA. Bandung: FPMIPA UPI. Diakses dari: http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196805091994031-
KUSNADI/BUKU_SAKU_BIOLOGI_SMA,KUSNADI_dkk/Kelas_X/bab_jamur.pdf
Suryani, Y., Taupiqurrahman, O., Kulsum, Y. (2020). Mikologi. Padang: Freeline Cipta Granesia
Tjitrosoedirdjo, S. S.,& Chikmawati, T. (2014). Sejarah Klasifikasi Perkembangan Taksonomi Tumbuhan. Jakarta: Universitas Terbuka
Utami dkk. 2015. Fungi Laporan Praktikum. Bandung: Departemen Pendidikan Biologi FPMIPA UPI

Anda mungkin juga menyukai