Anda di halaman 1dari 9

Acara 1.

Diversitas Fungi | Biologi Dasar II

Nama Lengkap Gitta Ardelia Putri Kelas C1


NIM B1A022106 Rom/Klp 2
Dosen Ibu Dian Palupi. S.Si., M.Sc. Tgl. Prak 22 Februari 2023
Ibu Dra. Anastasia Endang Pulungsari,
M.Si

Lembar Kerja (Worksheet)


Acara 1. Diversitas Fungi
[dikompilasi oleh Galang Anahatta Hidayat]

Alokasi Waktu [total kegiatan: 170 menit]: Pre-lab exercise [30 menit], Aktivitas laboratorium
[60 menit], Penyusunan laporan [80 menit]

Capaian Pembelajaran
- Mahasiswa mampu mendeskripsikan struktur tubuh Fungi dan membandingkan
kelompoknya (SubCPMK-03)

“Gunakan kalimat Anda sendiri untuk menghindari plagiasi, walaupun Anda


bekerja berkelompok”

1. Pendahuluan
Jamur merupakan organisme heterotrof yang memiliki ciri khusus dari cara
mendapatkan nutrisinya, yaitu dengan cara absorpsi. Karakteristik kunci lain dari banyak
jamur adalah bahwa mereka tumbuh dengan membentuk filamen multiseluler. Mereka tidak
dapat membuat makanan sendiri seperti yang bisa dilakukan tanaman dan alga. Namun tidak
seperti hewan, jamur tidak menelan (memakan) makanan mereka. Jamur mendapatkan
makanan dengan cara menyerap nutrisi dari lingkungan di luar tubuhnya. Jamur melakukan
ini dengan mengeluarkan enzim hidrolitik ke lingkungan mereka. Enzim ini memecah molekul
kompleks menjadi senyawa organik yang lebih kecil yang dapat diserap ke dalam sel. Selain itu
jamur dapat menggunakan enzim untuk menembus dinding sel inang, memungkinkan jamur
menyerap nutrisi dari sel inang. Secara kolektif, berbagai enzim yang ditemukan dalam
berbagai spesies jamur dapat mencerna senyawa dari berbagai sumber, hidup atau mati.
Spesies jamur yang berbeda hidup sebagai pengurai (dekomposer), parasit, atau
mutualis (simbion). Jamur yang merupakan pengurai memecah dan menyerap nutrisi dari
bahan organik yang tidak hidup, seperti batang kayu mati, jasad hewan, dan limbah organik.
Jamur parasit menyerap nutrisi dari sel-sel inang hidup. Beberapa jamur parasit bersifat

1
Acara 1. Diversitas Fungi | Biologi Dasar II

patogen, termasuk banyak spesies yang menyebabkan penyakit pada tanaman maupun hewan.
Jamur mutualist (simbion) juga menyerap nutrisi dari inang, tetapi mereka juga
menguntungkan bagi inangnya. Misalnya, jamur mutualistik yang hidup di dalam saluran
pencernaan spesies rayap tertentu menggunakan enzim mereka untuk memecah kayu, seperti
halnya protista mutualistik di rayap lain

2. Struktur Tubuh
Fungi atau jamur merupakan organisme eukariotik yang memproduksi spora, tidak
memiliki klorofil, mendapatkan nutrisi dengan cara absorbsi, bereproduksi secara seksual dan
aseksual. Struktur tubuh jamur yang paling umum adalah berbentuk filamen multiseluler dan
sel tunggal (yeast). Jamur terdiri dari miselium, yaitu jaringan hifa bercabang yang disesuaikan
untuk penyerapan makanan, perkembangbiakan dan pembentukan struktur tubuhnya (Gambar
1.1). Memiliki dinding sel yang terdiri dari kitin atau selulosa atau keduanya. Berdasarkan
morfologinya jamur dibagi menjadi tiga yaitu cendawan (mushroom), kapang (mold) dan
khamir (yeast). Cendawan (mushroom) memiliki tubuh buah, dapat dilihat dan dipetik,
memiliki miselium yang rapat. Adapun contoh jamurnya yaitu jamur tiram putih (Pleurotus
ostreatus). Kapang (mold) berbentuk seperti benang (filamen), tubuh terdiri dari spora dan
miselium, tidak memiliki tubuh buah contohnya yaitu jamur tempe (Rhizopus oryzae). Khamir
(yeast) memiliki tubuh uniseluler contohnya yaitu Candida albicans.

Gambar 1.1. Struktur dari fungi multiseluler (Boletus edulis)

2
Acara 1. Diversitas Fungi | Biologi Dasar II

Gambar 1.2. Hifa septat dan hifa aseptat/senositik

Struktur penting lainnya dari sebagian besar jamur adalah hifanya terbagi menjadi
sel-sel oleh dinding pembatas yang sering disebut sebagai septa (Gambar 1.2a). Septa
umumnya memiliki pori-pori yang cukup besar untuk memungkinkan ribosom, mitokondria,
dan bahkan inti mengalir dari sel ke sel. Beberapa jamur tidak memiliki septa (Gambar 1.2b).
Dikenal sebagai jamur senositik, organisme ini terdiri dari massa sitoplasma kontinu yang
memiliki ratusan atau ribuan inti. Kondisi senositik dihasilkan dari pembelahan inti yang
berulang tanpa sitokinesis.

3. Diversitas Fungi
Secara filogenetik jamur dibagi menjadi 5 Filum yaitu Chytridiomycota, Zygomycota,
Ascomycota, Basidiomycota dan Glomeromycota. Karakter penting dari Chytridiomycota
yaitu memiliki spora berflagel, hifa tidak bersekat/aseptat/senositik, serta banyak ditemukan
pada lingkungan perairan. Zygomycota memiliki hifa aseptate/senositik. Banyak ditemukan
menjadi pencemar dalam makanan seperti roti, oleh karena itu sering disebut sebagai
black-bread mold, namun beberapa memiliki manfaat seperti spesies Rhizopus sp. yang
digunakan sebagai agen pembuat tempe. Ascomycota membenttuk spora di dalam kantung
(sac) dan memiliki hifa bersekat/septat. Kelompok Ascomycota ada yang merupakan uniseluler
maupun multiseluler. Contoh fungi dari kelompok ini adalah Aspergillus flavus dan Penicillium
notatum. Basidiomycota merupakan kelompok jamur besar (mushroom) yang membentuk
tubuh buah. Tubuh buah bentuknya bermacam-macam, ada yang seperti payung, bola atau
papan. Tubuh buah Basidiomycota terdiri atas tudung (pileus), bilah (lamella), dan tangkai (stipe)
dan struktur pelengkap lainnya (Gambar 1.3). Contoh jamur dari kelompok ini yang sering kita
temui yaitu jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus), jamur kuping (Auricularia auricula) dan
jamur lingzhi (Ganoderma lucidum) yang biasa digunakan sebagai obat tradisional.

3
Acara 1. Diversitas Fungi | Biologi Dasar II

Glomeromycota merupakan kelompok jamur yang awalnya tergabung dalam filum


Zygomycota. Filum ini memiliki anggota yang berisikan jamur mikoriza arbuskula, suatu jenis
jamur yang berasosiasi secara menguntungkan dengan akar tanaman.

Gambar 1.3. Struktur tubuh buah jamur filum Basidiomycota

Gambar 1.4. (a) Kapang (mold) pada cawan petri, (b) Struktur mikroskopis Rhizopus sp., (c)
Struktur mikroskopis Penicillium sp.

4
Acara 1. Diversitas Fungi | Biologi Dasar II

Prosedur Kerja Lab.

Diversitas Fungi
1. Masing-masing kelompok mendapatkan 5 preparat mikroskopis dan 2 preparat
makroskopis jamur.
2. Amati preparat mikroskopis dengan mengamati hifanya (septa/senositik) – amati
menggunakan perbesaran total maksimal 400x.
3. Amati preparat makroskopis dengan mengamati: (Gambar 1.5-Gambar 1.6)
a. Warna
b. Karakter tudung
c. Memiliki lamela/porus
d. Perlekatan lamela
e. Ada/tidaknya tangkai
f. Karakter tangkai
4. Berdasarkan ciri yang diamati dari masing-masing preparat, tentukan filum dari:
a. Aspergillus sp.
b. Penicillium sp.
c. Rhizopus sp.
d. Trichoderma sp.
e. Pleurotus sp.
f. Trametes sp.

Gambar 1.5. (a) Karakter tudung jamur, (b) Bentuk tangkai jamur

5
Acara 1. Diversitas Fungi | Biologi Dasar II

Gambar 1.6. Perlekatan lamela

Tugas. Kerjakan di Laboratorium

Tabel 1.1. Preparat yang digunakan


Preparat mikroskopis

Gambar 2.1. Aspergillus sp [perbesaran total 100×]


Hifa bersepta

6
Acara 1. Diversitas Fungi | Biologi Dasar II

Gambar 2.2. Rhizopus sp. [perbesaran total 100×]


Hifa asepta

Gambar 2.3. Penicillium sp [perbesaran total 100×]


Hifa bersepta

Gambar 2.4. Trichoderma sp. [perbesaran total 100×]


Hifa bersepta

Gambar 2.5. Pleurotus sp. [perbesaran total 100×]


Hifa bersepta

7
Acara 1. Diversitas Fungi | Biologi Dasar II

Preparat makroskopis

Gambar 2.6 Pleurotus ostreatus

Gambar 2.7. Trametes versicolor

8
Acara 1. Diversitas Fungi | Biologi Dasar II

Tabel 1.2. Jenis hifa (septa/senositik) preparat mikroskopis jamur


No Spesies Septa/Senositik

1 Aspergillus sp. Septa

2 Penicillium sp. Septa

3 Rhizopus sp. Senositik

4 Trichoderma sp. Septa

5 Pleurotus sp. Septa

Tabel 1.3. Karakter preparat makroskopis jamur


Spesies
No Karakter
(a) Pleurotus ostreatus (b) Trametes versicolor

1 Warna Putih Putih kecoklatan

2 Karakter tudung Funnel shaped/sunken Depressed

3 Memiliki lamela/porus Lamela Porus

4 Perlekatan lamela Decurrent -

5 Ada/tidaknya tangkai Ada Tidak

6 Karakter tangkai Fusoid -

Tabel 1.4. Kelompok diversitas fungi berdasarkan filumnya


No Spesies Filum

1 Rhizopus sp. Zygomycota

2 Aspergillus sp. Ascomycota

3 Penicillium sp. Ascomycota

4 Trichoderma sp. Ascomycota

5 Pleurotus sp. Basidiomycota

6 Trametes sp. Basidiomycota

Anda mungkin juga menyukai