Anda di halaman 1dari 37

BAB 7

FUNGI
KOMPETENSI INTI, KOMPETENSI DASAR, DAN INDIKATOR

A. Kompetensi Inti

KI 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang

dianutnya

KI 2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,

peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun,

responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas

berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif

dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri

sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

KI 3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuanfaktual,

konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya

tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan

humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,

kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena

dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural

pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan

minatnya untuk memecahkan masalah

KI 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan

ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang

dipelajarinya di sekolah secara mandiri dan mampu

menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan


B. Kompetensi Dasar

3.7 Mengelompokan jamur berdasarkan ciri-ciri, cara

reproduksi, dan mengaitkan peranannya dalam

kehidupan

4.7 Menyajikan laporan hasil investigasi tentang

keanekaragaman jamur dan peranannya dalam

kehidupan

C. Indikator

3.7.1 Mendeskripsika ciri-ciri umum jamur

3.7.2 Membedakan spora aseksual dan seksual

3.7.3 Mengklasifikasikan jamur berdasarkan ciri

3.7.4 morfologi dan reproduksinya

4.7.1 Mengidentifikasi jamur berdasarkan ciri dan

peranannya

4.7.2 Meyajikan laporan tertulis hasil identifikasi

tentang keanekaragaman jamur dan peranannya

dalam kehidupan

Petunjuk Belajar

1. Membaca seluruh kegiatan belajar dan bertanyalah jika

ada hal yang kurang jelas


2. Mengerjakan soal evaluasi

3. Melakukan pengamatan

4. Gunakan referensi lain untuk menjawab pertanyaan


Cabang ilmu yang mempelajari tentang
jamur disebut mikologi. Jamur (fungi)
banyak kita temukan di lingkungan sekitar
kita. Jamur tumbuh subur terutama di
musim hujan karena jamur menyukai
habitat yang lembab. Akan tetapi, jamur
juga dapat ditemukan hampir di semua
tempat di mana ada materi organik. Jika
lingkungan di sekitarnya mengering, jamur
akan menjalani tahapan istiharat atau
menghasilkan spora.

Jamur termasuk dalam kelompok kapang


dan ada juga yang termasuk dalam
kelompok yeast. Tubuh vegetatif kapang
berbentuk seperti benang yang panjang
dan bercabang, yang disebut gifa. Hifa
akan memanjang dan menyerap makanan
dari permukaan substrat (tempat hidup
jamur). Hifa-hifa membentuk jaring-jaring
benang kusut, disebut miselium.
Jamur memiliki peran penting bagi
kehidupan, mulai dari pembuatan makanan
dan minuman, obat-obatan sampai
menguraikan sampah-sampah organik di
lingkungan.
A. Klasifikasi pada Fungi

Para ahli mengelompokkan fungi kedalam beberapa kelompok

yang terdiri dari kitrid, zigomisetes, gloromisetes, dan

askomisetes. Pengelompokkan fungi tersebut dibedakan

berdasarkan ciri morfologi, cara reproduksi, dan juga peranannya.

Filum chytridiomycota

sebenarnya tidak banyak yang

diketahui, karena kelompok

Kitrid merupakan klasifikasi

fungi yang pertama (1) Kitrid

Gambar 4.7.1 fungi Chytridium sp. termasuk kedalam filum


https://id.wikipedia.org/wiki/Chytridiomycota
chytridiomycota.. Kitrid juga

merupakan sekelompok fungi kecil yang mikroskopis yang hidup di

dalam air, dan darat. Spesies kitrid mempunyai ciri khas tersendiri,

yang membedakannya dengan fungi lain, yaitu hanya kelompok dari


kitrid yang memiliki flagel. kitrid juga memiliki koloni dengan hifa

dan sel-sel tunggal yang bulat.

Spesies kitrid merupakan dekomposer dan parasit pada

Protista, fungi lainnya, tumbuhan dan juga hewan (2), peranannya

sebagai dekomposer ini mampu mempertahankan pesediaan nutrien

organik yang sangat penting bagi pertumbuhan tanaman. fungi ini

juga dapat ditemukan pada kentang yang membuat kulit kentang

menjadi terdapat bitnik-bintik berwarna hitam.

Selain sebagai decomposer, kitrid yang lainnya juga

merupakan mutualis penting. Misalnya, kitrid anaerobik hidup pada

sapi dan domba disaluran pencernaannnya untuk membantu

memecah zat tumbuhan (3). Sehingga fungi juga memiliki peran

bagi pertumbuhan hewan. Sama dengan kelompok-kelompokfungi

lainnya. Kitrid memiliki dinding sel yang terbuat dari kitin, enzim

penting, dan jalur metabolik tertentu (4). Contoh spesies ini

diantaranya Synchytrium endobioticum dan chytridium sp.

Zigomisetes merupakan fungi dari filum zygomycota.

Zigomisetes merupakan klasifikasi fungi yang kedua (5). Hampir

semua anggota zygomyotina hidup pada habitat darat. Terdapat


sekitar 1000 spesies dari zigomisetes yang diketahui. Spesies ini

hidup sebagai parasite atau simbion komensal (netral) pada hewan.

Gambar 4.7.2 Fungi Rhizopus stolonifer


www.encyclopedia.com

Kapang-kapang merupakan filum zygomycota yang menyebabkan

pembusukan pada makanan seperti roti (6). Kerusakan pada roti

yang disbabkan oleh kapang ditandai dengan adanya serabut putih

seperti kapas, hitam, hijau, dan merah. Kapang yang terdapat pada

roti biasanya spesies Rhyzopus stolonifer, Aspergillus, Pennicillium,

dan Eurotium. Jika roti sudah ditumbuhi kapang, maka sebaiknya

tidak dimakan karena terdapat beberapa kapang yang merupakan

racun.
Glomeromiseters merupakan klasifikasi fungi yang ketiga (7).

Glomeromisetes merupakan filum glomeromycota.

Glomeromycota biasanya dikenal sebagai Arbuscular Mycorizal

Fungi (AM fungi). Baru-baru ini, fungi tersebut dinyatakan

memiliki kelompok terpisah dan yang lainnya. Sebelumnya,

Glomeromycota dikelompokkan ke dalam Zygomycota. Akan

tetapi, melalui analisis genetik, ternyata Glomeromycota terpisah

dengan kelompok Zygomycota. Glomeromycota memiliki hifa yang

tidak bersepta dan hanya berproduksi secara aseksual.

Pada penelitian monokular

terbaru, Glomeromisetes

membentuk sebuah kelompok

monofiletik. (8). Meskipun

jumlahnya sedikit, baru 160


Gambar 4.7.3 fungi Arbuscular Mycorrhizal
http://soilquality.org.au spesies yang telah diidentifikasi

sejauh ini glomeromiseteskelompok yang penting secraa ekologis.

Glomeromisetes membentuk mikoriza arbuskular (9). Ujung-

ujung hifa yang mendorong kedalam sel-sel akar tumbuhan

bercabang-cabang kedalam struktur mungil yang mirip dengan

pohon yang dikenal sebagai arbuskula.


Askomisetes merupakan klasfikasi fungi yang keempat. (10).

Askomisetes merupakan fungi dalam filum Ascomycota.

Ascomycota merupakan fungi kantung karena memiliki kntung spora

yang digunakan sebagai alat

perkembangbiakan seksualnya.

Kelompok fungi ini hidup

sebagai saprofit atau parasite.

Askomisetes bersimbiosis dengan

alga hijau dalam asosiasi simbiotik


Gambar 4.7.4 Fungi Auleria aurantia
Campbell, 2005 yang menguntungkan (liken). (11).

Tubuhnya ada yang uiseluler dan ada yang multiseluler. Pada fungi

yang tubunya multiseluler, hifa memiliki sekat dan berinti banyak.

Contoh spesiesnya adalah Auleria aurantia.


B. Reproduksi Pada Fungi

Fungi bereproduksi menghasilkan spora melalui siklus

hidup seksual maupun aseksual (22). Pada umumnya, reproduksi

secara seksual merupakan reproduksi darurat yag hanya terjadi

jika adanya perubahan lingkungan. Reproduksi secara seksual dapat

menghasilkan keturunan dengan variasi genetik yang lebih tinggi

dibandingkan dengan reproduksi secara aseksual. Adanya variasi

genetik ini memungkinkan dihasilkannya keturunan yang lebih

adaptif daripada bila terjadi perubahan lingkungan.

Fungi umumnya berkembangbiak dengan menghasilkan spora

yang banyak. (23). Sebuah spora adalah unit kelangsungan hidup

atau persebaran diri, yang terdiri dari satu atau beberapa sel,

yang mampu berkecambah untuk

menghasilkan hifa baru. Tidak seperti

bibit tanaman, spora fungi kekurangan

embrio, tetapi mengandung cadangan

makanan yang dibutuhkan untuk

perkecambahan. Banyak fungi Gambar 7.5 Jamur Puffball


Sumber :
menghasilkan lebih dari satu jenis https://pixabay.com

spora sebagai bagian dari siklus hidup mereka. Spora jamur dapat

dibentuk melalui proses aseksual hanya melibatkan mitosis


(mitospora), atau melalui proses seksual yang melibatkan meiosis

(meiospora). Banyak fungi dapat berkembang biak dengan baik

proses seksual dan aseksual.

Setelah spora telah terbentuk, Spora dapat terbawa jauh

melalui angin atau air (26). Spora mendarat di tempat lembab yang

terdapat makanan, mereka berkecambah dan menghasilkan

miselium baru (27). Dan akan tumbuh menjadi fungi dewasa.

Misalnya, jamur Puffball, menyemburkan triliunan spora serupa

awan (25).

Gambar 7.6 Siklus Reproduksi Fungi


Sumber : http://www.biologisma.com

Secara alamiah fungi dapat berkembang biak dengan dua cara,

yaitu secara seksual dan aseksual


Seksual
Fungi bereproduksi secara Seksual (28). Proses ini

dilakukan dengan konjugasi. Konjugasi adalah peleburan antara dua

sel yang belum diketahui mana yang jantan dan mana yang betina.

Berikut ini adalah mekanisme reproduksi fungi secara seksual :

1. Hifa (+) dan hifa (-) yang masing-masing berkromosom

haploid (n) berdekatan dan membentuk gametangium.

Gametangium merupakan perluasan dari hifa

2. Gametangium mengalami plasmogami (Plasmogami merupakan

penyatuan/peleburan sitoplasma dari 2 miselium induk. (32))

membentuk zigosporangium dikariotik (heterokariotik)

dengan pasangan nukleus haploid yang belum bersatu.

Zigosporangium memiliki lapisan dinding sel yang tebal dan

kasar untuk bertahan pada kondisi buruk atau kering.

3. Bila kondisi lingkungan membaik akan terjadi kariogami

(peleburan inti). Proses kariogami dan meiosis menghasilkan

banyak variasi genetik (37). sehingga zigosporangium

memiliki inti yang diploid (2n).

4. Inti diploid zigosporangium segera mengalami pembelahan

secara meiosis menghasilkan zigospora haploid (n) di dalam

zigosporangium.
5. Zigospora haploid (n) akan berkecambah membentuk

sporangium bertangkai pendek dengan kromosom haploid (n).

6. Sporangium haploid (n) akan menghasilkan spora spora yang

haploid (n). Spora-spora ini memiliki keanekaragaman

genetik.

7. Bila spora-spora haploid (n) jatuh di tempat yang cocok,

maka akan berkecambah (germinasi) menjadi hifa jamur yang

haploid (n). Hifa akan tumbuh membentuk jaringan miselium

yang semuanya haploid (n).

Aseksual
Fungi bereproduksi secara aseksual (38). Pada fungi bersel

satu dilakukan dengan cara pembentukan tunas yang akan tumbuh

menjadi individu baru. Sementara reproduksi secara aseksual pada

fungi multiseluler dilakukan dengan cara sebagai berikut.

Fragmentasi (pemutusan) hifa. Potongan hifa yang terpisah

akan tumbuh menjadi jamur baru.

Pembentukan spora vegetatif. Spora vegetatif dapat berupa

sporangiospora atau konidiospora.

Fungi jenis tertentu yang sudah dewasa menghasilkan

sporangiofor (tangkai kotak spora). Pada ujung sporangiofor


terdapat sporangium (kotak spora).Di dalam kotak spora terjadi

pembelahan sel secara mitosis dan menghasilkan banyak

sporangiospora dengan kromosom yang haploid (n), fungi jenis

lainnya yang sudah dewasa dapat menghasilkan konidiofor (tangkai

konidium). Pada ujung konidiofor terdapat konidium (kotak

konidiospora). Di dalam konidium terjadi pembelahan sel secara

mitosis dan menghasilkan banyak konidiospora dengan kromosom

yang haploid (n). Baik sporangiospora maupun konidiospora, bila

jatuh di tempat yang cocok, akan tumbuh menjadi hifa baru yang

haploid (n).

Reproduksi aseksual menghasilkan spora haploid melalui

mitosis. Contohnya spesies Kapang. (40). Kapang adalah jenis lain

dari fungi, sebagian besar

memiliki tekstur yang tidak

jelas dan biasanya ditemukan

pada permukaan makanan yang

membusuk atau hangat, dan

tempat-tempat lembab.
Gambar 7.7 Kapang pada buah busuk
Sumber : http://3.bp.blogspot.com
Sebagian besar kapang

bereproduksi secara aseksual, tetapi ada beberapa spesies yang

bereproduksi secara seksual dengan menyatukan dua jenis sel

untuk membentuk zigot dengan produk uniselular sel. Kapang

tumbuh menghasilkan spora secara aseksual dengan cepat (41).


C. Peranan Fungi bagi Kehidupan

Fungi berperan dalam


Heinrich Anton de
kehidupan (45). Fungi merupakan
Barry (1831-1888)
adalah seorang ahli organisme yang memiliki peran cukup
bedah, sekaligus
banyak bagi kehidupan ini. Peranan
ahli botani,
mikrobiologi tersebut ada yang menguntungkan
dan mikologi berkebangsaan dan ada juga yang merugikan. Banyak
Jerman. Ia terutama mempelajari
sistematika dan fisiologi jamur. fungi yang mengandung protein,
De Barry melakukan penelitian vitamin dan mineral, sehingga
siklus hidup jamur dan dianggap
sebagai bapak mikologi modern. Ia mempunyai nilai gizi lebih tinggi
membuktikan bahwa jamur
daripada sayuran pada umumnya. Di
patogenik (penyebab penyakit)
bukan dihasilkan dari sel dan hasil samping itu, fungi juga dapat
sekresi tumbuhan yang terserang.
dimakan, sebagai sumber lemak dan
Ia juga melakukan serangkaian
pengamatan terhadap bermacam- glukosa, serta dimanfaatkan dalam
macam jamur penyebab penyakit
industri makanan dan minuman.
pada tumbuhan.
Selain itu, de Barry juga Beberapa jenis fungi juga mampu
mempelajari pembentukan lumut
menghasilkan antibiotik, sehingga
kerak yang merupakan gabungan
antara jamur dan alga. Ia juga penting dalam dunia farmasi ataupun
yang mencetuskan istilah simbiosis
pengobatan.
pertama kalinya. Ia menerbitkan
karya pertamanya tentang jamur
pada tahun 1861.
1 Fungi yang Menguntungkan

Fungi yang menguntungkan ini di antaranya ada yang berperan

sebagai bahan makanan, bahan obat-obatan, dan juga sebagai

dekomposer di suatu ekosistem. Untuk lebih jelasnya, perhatikan

uraian berikut.

Sebagai Bahan Makanan

Gambar 7.8 (a) Gambar 7.9 (b) Gambar 7.10 (c)

Keterangan: (a) Jamur tiram


(b) Jamur kancing
(c) Jamur kuping
Sumber: www.3.bp.blogspot.com

Fungi dikonsumsi sebagai bahan makanan oleh manusia. Fungi

yang dapat dimakan ini umumnya dari divisi Basidiomycota. Untuk

mengetahui suatu jenis fungi dapat dimakan atau tidak, hanya ahli

Mikologi saja yang menguasainya, terutama fungi-fungi liar yang

belum teridentifikasi. Jenis fungi yang dapat dikonsumsi sebagai

bahan makanan. Cendawan merupaka jenis fungi yang dapat

dikonsumsi (78). Contoh lainnya yaitu jamur shitake (Lentinulla


edodes), jamur kuping (Auricularia polytricha), dan jamur merang

(Volvariella volvaceae). Selain itu terdapat juga jenis jamur yang

membantu dalam proses pembuatan suatu jenis makanan atau

minuman. Fungi membantu dalam proses pematangan keju (79).

Contoh lainnya yaitu pada proses pembuatan oncom yang dibantu

oleh jamur Neurospora crassa dan pembuatan tuak oleh jamur

Saccharomyces tuac melalui proses fermentasi.

Gambar 7.11 Neurospora crassa Gambar 7.12 Saccharomyces tuac


Sumber: www.diark.org www.4.bp.blogspot.com

Sebagai Bahan Obat-obatan


Jamur dapat digunakan sebagai

bahan obat-obatan. Beberapa fungi

menghasilkan antibiotik untuk

pengobatan infeksi bakteri (84).

Dengan adanya antibiotik dari fungi


Gambar 7.13Fungi Penicillium notatu
Sumber: www.bioweb.uncc.edu
tersebut dapat sangat membantu

terhadap proses pengobatan. Contoh


fungi tersebut adalah Penicillium notatum. Fungi ini dapat

dimanfaatkan sebagai antibiotik. Antibiotik merupakan segolongan

senyawa, baik alami maupun buatan (sintetik) yang mempunyai efek

menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam

organisme. Khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri atau virus.

Antibiotika yang dihasilkan oleh jamur Penicillium notatum adalah

penisilin. Penisilin ini mampu mengatasi penyakit infeksi oleh

bakteri dan virus. Cara kerja antibiotik ini adalah menghambat

sintesis dinding sel bakteri patogen.

Sebagai Dekomposer
Ada banyak peran fungi, salah

satunya yaitu dapat berperan

sebagai pengurai organisme. Fungi

berperan sebagai dekomposer (46).

Perannya sebagai dekomposer ini


Gambar 7.14 Fungi Pilobolus
Sumber: www.mykoweb.com mampu mempertahankan persediaan

nutrien organik yang sangat penting bagi pertumbuhan tanaman.

Tanpa adanya dekomposer, elemen-elemen penting bagi tumbuhan,

seperti karbon, nitrogen, dan elemen lainnya akan terakumulasi di

dalam bangkai dan sampah organik sehingga tidak akan tersedia

nutrien organik bagi tumbuhan untuk tumbuh. Contoh fungi yang


berperan sebagai dekomposer adalah Pilobolus yang menguraikan

sampah organik berupa kotoran hewan dan jamur kuping yang hidup

di kayu.

Fungi sebagai mutualis


Fungi berperan sebagai mutualis (50). Fungi dapat membentuk

hubungan mutualistik dengan tumbuhan, alga, sianobakteri, dan

hewan. Semua hubungan ini memiliki efek ekologis yang besar. fungi

memiliki beberapa hubungan mutualistik dengan organisme lain.

Dalam hubungan mutualisme, kedua organisme mendapatkan

keuntungan dari hubungan tersebut. Dua hubungan mutualistik

umum yang melibatkan fungi adalah mikoriza dan lichen.

Fungi sebagai mutualisme fungi

dan tumbuhan. (52) Mikoriza adalah

hubungan mutualistik antara fungi

dan tanaman. Fungi tumbuh di dalam

atau pada akar tanaman. Fungi


Gambar 7.15 Mikoriza
Sumber: www.wikimedia.org mendapat manfaat dari akses

mudah ke makanan yang dibuat oleh tumbuhan. Tanaman mendapat

manfaat karena fungi menempatkan keluar miselia yang membantu

menyerap air dan nutrisi.


Fungi sebagai simbiosis liken (62). Liken adalah organisme

yang dihasilkan dari hubungan mutualistik antara fungi dan

organisme fotosintesis. Organisme lain biasanya cyanobacteri atau

alga hijau. Fungi tumbuh di sekitar sel-sel bakteri atau alga. Fungi

mendapat dari pasokan konstan makanan yang diproduksi oleh

photosynthesizer tersebut. Photosynthesizer mendapat manfaat

dari air dan nutrisi yang diserap oleh fungi. Gambar di bawah ini

menunjukkan struktur tubuh dari liken.

Gambar 7.16 Struktur Lumut Kerak (Liken)


Sumber: campbell & Reece, 2005

Fungi sebagai Simbiosis fungi dan hewan (56). Beberapa fungi

memiliki hubungan mutualistik dengan serangga. Sebagai contoh,

semut pemotong daun menumbuhkan fungi di

tempat tidur dari daun di sarang mereka. fungi mendapatkan

tempat yang dilindungi untuk hidup. Semut memberi makan fungi

dengan larva mereka.


Kumbang ambrosia

membuat lubang di kulit

pohon dan “menanam”

spora fungi di lubang.

Lubang-lubang di kulit

memberikan jamur tempat

yang ideal untuk tumbuh.


Gambar 7.17 Semut Pemoting & Daun
Sumber: www.4.bp.blogspot.com
Kumbang memanen fungi

dari “taman” mereka.

2 Jamur yang Merugikan

Gambar 7.18 (a) Gambar 7.19 (b) Gambar 7.20 (c)

Keterangan: (a) Jamur amanita (sumber: www.2.bp.blogspot.com)


(b)Jamur pada batang padi (sumber: www.ars.usda.gof)
(c)Jamur pada roti (sumber: www.kliksma.com)

Selain menguntungkan ada pula fungi yang merugikan. Fungi

berperan Sebagai Patogen (67) Fungi yang merugikan umumnya

parasit dan menyebabkan penyakit (patogen) pada organisme lain,

contohnya penyakit kulit, infeksi pada alat kelamin, dan infeksi


paru-paru yang dapat menyebabkan kematian. Tumbuhan

merupakan organisme yang mudah terkena penyakit yang

disebabkan oleh fungi sehingga umumnya organisme yang banyak

diserang oleh fungi kebanyakan adalah tumbuhan.

Fungi juga bersifat toksik bagi manusia (71). Beberapa fungi

menyerang tanaman pangan dan dapat menyebabkan racun bagi

manusia yang mengonsumsinya. Contohnya fungi Claviceps purpurea

dari divisi Ascomycota yang dapat menyebabkan penyakit pada

perbungaan tanaman gandum.

Penyakit yang disebabkan fungi

ini membentuk struktur

berwarna ungu yang disebut

ergot. Ergot mengandung


Gambar 7.21 Ergot alkaloids
substansi yang beracun bagi
sumber:www.classconnection.s3.amaz
onaws.com manusia dan hewan ternak.

Ergot ini apabila dikonsumsi oleh manusia dapat menyebabkan

kelemayuh (penyakit yang disebabkan oleh matinya jaringan tubuh),

kejang saraf, sensasi terbakar, halusinasi, dan gila sementara atau

gangguan jiwa sementara. Menurut Campbell (1998: 585), ergot

dapat berguna untuk keperluan medis. Melalui ekstrak fungi yang

mengandung ergot ini, dalam dosis rendah dapat membantu

penderita yang mengalami tekanan darah tinggi dan mampu

menghentikan pendarahan ibu setelah melahirkan.


Contoh fungi yang

merugikan lainnya adalah

sebagai pembusuk. Fungi ini

mempercepat pembusukan.

Pada sebuah penelitian,

ditemukan senyawa etilen pada


Gambar 7.22 Aspergillus flavus
www.botany.hawaii.edu fungi sebagai salah satu

hormon yang mempercepat pematangan buah. Hormon ini juga

memicu fungi yang ada di permukaan buah untuk germinasi atau

tumbuh. Akibatnya, buah mudah diserang dan nutrisi buah pun akan

diabsorpsi oleh fungi. Selain itu, akibat germinasi ini beberapa

jenis fungi juga mampu membusukkan makanan dengan

menghasilkan racun, contohnya fungi Aspergillus flavus dan

Aspergillus parasiticus. Jamur ini mampu menyekresikan senyawa

beracun yang disebut aflatoksin. Aflatoksin ini bersifat

karsinogenik atau dapat menyebabkan kanker.


Ternyata ganoderma tidak hanya merugikan
bagi manusia. Ganoerma justru sangat
bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Menurut
buku pengobatan herbal Tiongkok, ganoderma
tercantum sebagai bahan obar nomor satu
dari 365 bahan obat lainnya. Karena itu,
ganoderma dijuluki sebagai jamur seribu khasiat. Ganoderma
belakangan diketahui mengandung polisakarida, adenosin, asam
ganoderat, triterpenoid, peptidoglukan, fiber, protein dan
sejumlah vitamin seperti E, C, B3, B6, B12, dan mineral.
Ganoderma membantu proses penyembuhan sekitar 150 macam
penyakit, antara lain: impotensi, stroke, diabetes melitus,
tumor, hipoksia, kanker, hepatitis ABC, rematik, kolesterol,
jantung, tekanan darah tinggi, wasir, migrain, ginjal, asma,
hemorhoid, jerawat, insomnia, penyakit kulit, dan
carebomalacia. Dengan khasiat yang sebanyak itu, ganoderma
dijadikan sebagai bahan campuran dalam pmbuatan kopi oleh
suatu perusahaan.
RANGKUMAN
LEMBAR KERJA SISWA

Mata Pelajaran : Biologi

Model : Eksperimen

Judul : Ciri-Ciri dan Peranan Jamur

Kelas/Semester : X/ I

Kompetensi Inti :

KI 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang

dianutnya

KI 2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,

peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai),

santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi

atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara

efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta

menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam

pergaulan dunia

KI 3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan

faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa

ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,

budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,

kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab

fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan

prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan


bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

KI 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan

ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang

dipelajarinya di sekolah secara mandiri dan mampu

menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

Kompetensi Dasar : 3.7 Mengelompokan jamur berdasarkan ciri-

ciri, cara reproduksi, dan mengaitkan

peranannya dalam kehidupan

4.7 Menyajikan laporan hasil investigasi

tentang keanekaragaman jamur dan

peranannya dalam kehidupan

Indikator :

1. Dapat menjelaskan ciri-ciri umum Divisi dalam kingdom Fungi.

2. Dapat mengklasifikasikan fungi berdasarkan ciri morfologi

3. Dapat menggambarkan struktur tubuh jamur dari berbagai

golongan.

4. Dapat menunjukkan contoh jenis-jenis jamur serta

menjelaskan peranannya bagi kehidupan.

Tujuan :

Untuk mengetahui jenis jamur dan peranannya bagi kehidupan


Alat dan bahan :

1. Alat tulis

2. Macam-macam jamur

Langkah kerja :

1. Amati dengan cermat jenis jamur yang sudah disediakan

2. Gambar dan tentukan jenis jamur yang sudah diamati dan

sebutkan ciri-ciri morfologinya

3. Sebutkan manfaat atau peranan jamur yang telah diamati

berdasarkan yang kamu ketahui

Tabel Hasil Pengamatan

No Gambar Ciri-Ciri Manfaat/Peranan

Spesies:
2

Spesies:

Spesies:
4

Spesies:

Spesies:
6

Spesies:

Spesies:
8

Spesies:

Spesies:
10

Spesies:
LEMBAR EVALUASI

1. Apa yang membedakan fungi pada filum Chytridiomycota,

ddengan yang lainnya ?

2. Bagaimanakah cara reproduksi secara aseksual pada fungi

multiseluler ?

3. Bapak Wisnu menugaskan siswa kelas X untuk membuat

tempe. Selain kedelai, dalam pembuatan tempe juga

dibutuhkan jamur untuk proses fermentasi. Sebutkan jenis

jamur tersebut !

4. Surya menyimpan roti di dalam lemari. Saat ia akan memakan

roti tersebut terlihat jamur yang muncul pada roti tersebut.

Jamur apakah yang berperan dalam pembusukan roti

tersebut ?
Rambu-rambu Jawaban

1. Spesies kitrid mempunyai ciri khas tersendiri, yang

membedakannya dengan fungi lain, yaitu hanya kelompok dari

kitrid yang memiliki flagel. kitrid juga memiliki koloni dengan

hifa dan sel-sel tunggal yang bulat.

2. Mekanisme reproduksi jamur secara seksual

- Hifa (+) dan hifa (-) yang masing-masing berkromosom

haploid (n) berdekatan dan membentuk gametangium.

Gametangium merupakan perluasan dari hifa

- Gametangium mengalami plasmogami membentuk

zigosporangium dikariotik (heterokariotik) dengan

pasangan nukleus haploid yang belum bersatu.

Zigosporangium memiliki lapisan dinding sel yang tebal

dan kasar untuk bertahan pada kondisi buruk atau kering.

- Bila kondisi lingkungan membaik akan terjadi kariogami

(peleburan inti). sehingga zigosporangium memiliki inti

yang diploid (2n).

- Inti diploid zigosporangium segera mengalami pembelahan

secara meiosis menghasilkan zigospora haploid (n) di

dalam zigosporangium.

- Zigospora haploid (n) akan berkecambah membentuk

sporangium bertangkai pendek dengan kromosom haploid

(n).
- Sporangium haploid (n) akan menghasilkan spora spora

yang haploid (n). Spora-spora ini memiliki

keanekaragaman genetik.

- Bila spora-spora haploid (n) jatuh di tempat yang cocok,

maka akan berkecambah (germinasi) menjadi hifa jamur

yang haploid (n). Hifa akan tumbuh membentuk jaringan

miselium yang semuanya haploid (n).

3. Cara reproduksi aseksual fungi multiseluler :

 Fragmentasi (pemutusan) hifa. Potongan hifa yang

terpisah akan tumbuh menjadi jamur baru.

 Pembentukan spora vegetatif. Spora vegetatif dapat

berupa sporangiospora atau konidiospora.

4. Rhyzopus sp.

5. Aspergillus sp.

Anda mungkin juga menyukai