Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

BIOKIMIA DASAR (ABKK 3501)


ANALISIS JURNAL
“Aplikasi Asam Deoksiribonukleat (DNA) untuk Identifikasi Forensik Sidik
Jari Manusia”

Oleh :
Muhammad Hasan Amin 1910120210014
Nurul Hasanah 1910120120002

Dosen Pengampu:

Rahmat Eko Sanjaya, M.Si.


Dra. Hj. Rilia Iriani, M.Si.
Dr. Syahmani, M.Si.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
NOVEMBER 2021

|BIOKIMIA DASAR
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan ilmu
pengetahuan, kekuatan, dan petunjuk-Nya. Dimana dengan izin-Nyalah kami dapat
menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat waktu. Penulisan makalah ini
disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas makalah Mata Kuliah Biokimia
Dasar. Pada makalah ini, diharapkan mampu membantu mahasiswa untuk
mengetahui dan menambah wawasan tentang “Aplikasi Asam Deoksiribonukleat
(DNA) untuk Identifikasi Forensik Sidik Jari Manusia”, bagaimana
implementasinya dalam kehidupan sekaligus memperkaya khasanah keilmuan
dunia pendidikan. Oleh karena itu, kami mengucapkan terimakasih kepada bapak
Dr. Syahmani, M.Si., ibu Dra. Hj. Rilia Iriani, M.Si., dan bapak Rahmat Eko
Sanjaya, S.Pd., M.Si.. selaku Dosen Pengampu pada Mata Kuliah Biokimia Dasar.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu
kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca.
Akhirnya kami berharap semoga makalah ini memberikan banyak manfaat bagi
kehidupan kita semua. Atas perhatiannya, saya ucapkan terima kasih.

Banjarmasin, 29 November 2021

Penulis

i|BIOKIMIA DASAR
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 1
C. Tujuan .......................................................................................................... 2
BAB II ..................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 3
A. Pengertian DNA ................................................................................................. 3
B. Jenis – jenis Identifikasi Melalui DNA .............................................................. 4
C. Aplikasi Identifikasi Forensik melalui Asam deoksiribonukleat (DNA). .......... 5
BAB III ................................................................................................................. 11
PENUTUP ............................................................................................................. 11
A. Kesimpulan ................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 12

ii | B I O K I M I A D A S A R
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia memiliki bentuk sidik jari yang berbeda-beda, dan banyak
penelitian yang meneliti keunikan pola sidik jari. Di bidang teknologi,
keunikan sidik jari ini diwujudkan dalam sistem otentikasi/password,
keamanan, akses dan data pribadi, karena keakuratan sidik jari ini lebih baik
dibandingkan dengan sistem biometrik lainnya seperti palm, retina dan
DNA.
Sesuai dengan perkembangan zaman, inovasi terbaru datang dari
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, yaitu dibuktikan dengan Deoxyribo
Nucleic Acid Finger Printing atau yang juga dikenal dengan tes DNA. Sejak
ditemukannya sidik jari DNA atau DNA fingerprints oleh Alec J Jeffreys
pada tahun 1984 yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi individu,
teknologi DNA dalam bidang forensik berkembang pesat. Pada titik ini,
berbagai tes DNA dilakukan untuk hampir pasti mengidentifikasi korban
yang tidak dikenal sebagai A atau B.
Penelitian menunjukkan bahwa dari tiga miliar DNA manusia,
beberapa di antaranya unik untuk satu individu – yaitu, susunan unik setiap
individu sehingga dapat digunakan untuk membedakan individu ini dari
individu lain. Setiap tahun, lebih dari dua puluh ribu tes DNA dipelajari di
Inggris. Diantaranya untuk mengusut kasus pencurian, pembunuhan,
kekerasan seksual dan terorisme. Sistem peradilan pidana di Inggris
sebagian besar didasarkan pada bukti tes DNA, karena analisis tes DNA
memiliki nilai akurasi yang tinggi, terutama untuk biomarker yang
tertinggal di TKP. Selain itu, berdasarkan bukti, tes DNA juga dapat
membebaskan tersangka kejahatan terhadap mereka.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Asam Deoksiribonukleat (DNA)?
2. Apa saja jenis-jenis identifikasi melalui Asam Deoksiribonukleat (DNA)?
3. Bagaimana aplikasi identifikasi dengan Asam Deoksiribonukleat (DNA)?

1|BIOKIMIA DASAR
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu Asam Deoksiribonukleat (DNA).
2. Untuk mengetahui apa saja yang dapat diidentifikasi melalui Asam
Deoksiribonukleat (DNA).
3. Untuk mengetahui cara pengaplikasian Asam Deoksiribonukleat (DNA)
untuk identifikasi Forensik.

2|BIOKIMIA DASAR
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian DNA
Asam deoksiribonukleik atau dalam bahasa Inggrisnya deoxyiribonucleic
acid (DNA) merupakan komponen kimia utama kromosom dan merupakan bahan
yang menghasilkan gen. Asam ini juga dipanggil molekul warisan atas keadaannya
yang boleh mewariskan sifat-sifat daripada organisma induk. Asam
deoksiribonukleat [DNA] adalah polinukleotida. Monomer adalah nukleotida.
Setiap nukleotida terdiri dari tiga komponen, molekul gula pentosa (deoksiribosa),
gugus fosfat, dan basa nitrogen. Dua komponen pertama yang ada di semua
nukleotida memiliki susunan dan konformasi yang identik, sedangkan komponen
ketiga (basa nitrogen) memiliki susunan dan konformasi yang berbeda dari
nukleotida ke nukleotida. Basa nitrogen utama DNA adalah Guanin dan Adenin
adalah purin dan Sitosin dan Timin adalah pirimidin.

Gambar 1. DNA
Sumber: images.app.goo.gl/G3bp2LTkhNk7Hq8D8

DNA merupakan unit keturunan terkecil dan terdapat pada semua mahluk
hidup mulai dari mikroorganisme sampai organisme tingkat tinggi seperti manusia,
hewan dan tanaman. Menurut Notosoehardjo, tiap jaringan mempunyai kandungan
DNA yang berbeda-beda tergantung struktur serta komposisi selnya. Jaringan
dengan banyak sel berinti dan sedikit jaringan ikat umumnya mempunyai kadar
DNA tinggi. Pemilihan organ yang akan diisolasi DNA guna analisis kasus forensik
sangatlah pentin. DNA dapat diperoleh dari inti sel yang disebut DNA kromosomal
dan dari mitokondria yang disebut mt- DNA, yang dapat diekstrak dari setiap
bagian biologis makhluk hidup termasuk manusia. Pada manusia bagian biologis

3|BIOKIMIA DASAR
sebagai sumber DNA dapat berupa darah, epitel mukos mulut, folikel rambut, urine,
sperma, dan lain-lain. Sperma merupakan bagian biologis yang sering digunakan
sebagai bukti untuk menyelesaikan kasus pemerkosaan, terutama dalam identifikasi
pelaku.

B. Jenis – jenis Identifikasi Melalui DNA


Identifikasi berasal dari kata Identify yang artinya meneliti,
menelaah.Identifikasi adalah kegiatan yang mencari, menemukan, mengumpulkan,
meneliti, mendaftarkan, mencatat data dan informasi dari “kebutuhan” lapangan.
Secara intensitas kebutuhan dapat dikategorikan (dua) macamyakni kebutuhan
terasa yang sifatnya mendesak dan kebutuhan terdugayang sifatnya
tidak mendesak.
Fungsi dan tujuan identifikasi kebutuhan program untuk
mengetahuiberbagai masalah atau kebutuhan program yang diinginkan masyarakat.
Untuk mengetahui berbagai sumber yang dapat dimanfaatkan untukpendukung
pelaksanaan program dan mempermudah dalam menyusun rencana program yang
akan dilaksanakan.
a) Identifikasi Orang Hidup
Mengidentifikasi seseorang adalah mengidentifikasi seseorang
berdasarkan suatu ciri atau ciri yang membedakannya dengan orang lain.
Identifikasi di sini mencakup korban hidup dan mati. Identifikasi orang
hidup pada dasarnya meliputi anatomi, gigi, dan golongan darah.
Identifikasi meliputi pemeriksaan dan pengamatan menyeluruh, meliputi:
1) Pemeriksaan fisik, termasuk namun tidak terbatas pada usia, jenis
kelamin, ukuran, kelainan bentuk parut, tato, gigi, warna mata, kulit
dan rambut, ukuran sepatu dan topi, kecacatan (tunarungu,
tunanetra)
2) Tes sidik jari
3) Penentuan golongan darah
4) Karakteristik fisik tertentu (tinggi badan, gaya berjalan)
5) Foto, Barang pribadi (KTP, SIM, sertifikat, cincin kawin, pakaian)

4|BIOKIMIA DASAR
b) Identifikasi Orang Mati
Identifikasi orang mati dapat dilakukan dalam kasus-kasus berikut:
Identifikasi forensik bagian tubuh atau kerangka yang utuh atau utuh, di
mana mayat baru masih utuh dan sedang membusuk, memiliki dampak
signifikan pada proses sistem peradilan. Istilah forensik ( dalam kasus
pengadilan) itu sendiri berarti "dalam kasus pengadilan", dan tujuan utama
dari forensik adalah untuk memberikan bukti aktual dan informasi yang
diperlukan untuk penegakan hukum di pengadilan. Forensik dan polisi saat
ini menggunakan sistem identifikasi untuk merekonstruksi kejahatan,
termasuk yang ditemukan pada mayat.

C. Aplikasi Identifikasi Forensik melalui Asam deoksiribonukleat (DNA).


a) DNA Fingerprint/ Sidik Jari
Forensik adalah proses investigasi dalam sistem Bukti
menggunakan sains dan teknologi atau menggunakan fitur Kedokteran
forensik (identifikasi forensik, lembaga penelitian forensik, psikologi
forensik, kedokteran) Ilmuwan forensik dan ilmuwan forensik lainnya).
Forensik adalah yang berhubungan dengan hukum, dalam buku Law
Dictionary, court adara. Kata tersebut menunjukkan penerapan subjek
hukum tertentu. Metode identifikasi dalam forensik termasuk sidik jari
eksklusif. Saat ini, metode identifikasi telah berkembang menjadi forensik
molekuler. Forensik molekuler pertama kali diperkenalkan oleh Sir Alex
Jeffreys pada tahun 1985, menggunakan pengetahuan medis dan biologi
pada tingkat molekuler atau DNA (deoxyribonucleotic acid).
Dalam pendeteksian kasus pidana salah satunya menggunakan
forensik dan kejahatan forensik DNA. DNA Profiling adalah alat
identifikasi baru. Metode ini diperkenalkan sebagai sidik jari DNA oleh
Jeffereys pada tahun 1985. Metode ini diyakini sangat andal dalam
mengidentifikasi orang, karena mereka tidak memiliki urutan DNA yang
sama persis, kecuali kembar identik (dari satu telur). DNA (asam
deoksiribonukleat) adalah kombinasi dari gula deoksi, gugus fosfat, dan

5|BIOKIMIA DASAR
basa nitrogen. Ada empat jenis basa nitrogen dalam DNA. Yaitu, guanin
(G), adenin (A), sitosin (C), dan timin (T).

Gambar 2. Struktur Basa Nitrogen dalam DNA


Sumber: brainly.co.id

Gambar 3. Pasangan Basa Nitrogen Penyusun DNA


Sumber: brainly.co.id

DNA dapat diperoleh dari inti sel, yang disebut DNA kromosom,
dari mitokondria (mt DNA), yang dapat diekstraksi dari bagian biologis
makhluk hidup, termasuk manusia. Bagian biologis sebagai sumber DNA

6|BIOKIMIA DASAR
pada manusia dapat berupa darah, epitel mukosa mulut, folikel rambut, urin,
sperma, dll.
DNA digunakan karena DNA mengandung materi warisan yang bisa
digunakan untuk mengidentifikasi urutan keturunan dalam suatu keluarga
dari generasi ke generasi dalam pola acak (karena berasal dari peleburan inti
sel telur dan sperma) dapat digunakan untuk mengidentifikasi
pembunuhnya dalam kasus kejahatan, karena selalu dapat diidenfikasi DNA
nya bahkan apabila pelaku telah mengubah wajahnya, DNA pelaku masih
bisa di identifikasi.
Keunggulan pemindai sidik jari ini adalah dapat mendeteksi
hubungan, karakteristik, dan penanda spesies tumbuhan dan hewan. Di
Indonesia, Sidik jari DNA banyak digunakan sebagai sarana untuk
mengidentifikasi penjahat dan kemungkinan korban hancur setelah
kecelakaan atau ledakan bom, dll.
DNA sidik jari merupakan hasil penerapan teknik polymerase chain
reaction (PCR). yang menggunakan deskripsi sampel dari setiap fragmen
DNA individu. Karena sidik jari dan DNA setiap individu berbeda, dalam
kasus forensik informasi ini dapat digunakan sebagai bukti yang jelas dari
suatu kejahatan di pengadilan.
DNA yang biasa digunakan dalam pengujian adalah DNA
mitokondria dan DNA dari inti sel. Tes DNA yang paling akurat adalah
DNA inti sel, karena DNA inti sel tidak dapat diubah, sedangkan DNA
dalam mitokondria dapat diubah karena berasal dari garis keturunan ibu,
dapat bervariasi sesuai atau seiring dengan perkawinan anak-anaknya/
keturunannya.
b) Metode Analisis DNA Fingeprint/ Sidik Jari.
Metode tes DNA yang paling umum digunakan di dunia masih
menggunakan metode biasa, yaitu elektroforesis DNA. Sedangkan metode
pengujian DNA yang terakhir adalah dengan menggunakan kemampuan
DNA-binding partikel emas berukuran nano. Metode ini ditemukan oleh

7|BIOKIMIA DASAR
dua ilmuwan Amerika, Huixiang Li dan Lewis Rothberg. Langkah-langkah
metode pengujian elektroforesis DNA antara lain sebagai berikut, yaitu :

Gambar 4. Proses DNA Fingerprint/Sidik Jari.


Sumber: http://dnafingerprintingx.yolasite.com/

1. Preparasi Sampel
Preparasi sampel meliputi pengumpulan DNA (isolasi) dan
pemurnian DNA. Pada tahap ini, sterilitas instrumen diperlukan. Untuk
sampel darah, phenolchloroform dapat digunakan secara terpisah,
sedangkan untuk sampel rambut, Chilex dapat digunakan.

2. Pemurnian DNA
DNA dimurnikan dari pengotor seperti protein, lipid dan lain-lain.
Langkah selanjutnya adalah mengimpor sampel DNA yang telah
dimurnikan ke dalam mesin PCR (polymerase chain reaction) sebagai

8|BIOKIMIA DASAR
langkah amplifikasi. Hasil akhir dari langkah amplifikasi ini adalah salinan
urutan DNA lengkap dari template DNA.

3. Karakterisasi DNA

Gambar 5. DNA Fingerprint/ Sidik Jari


Sumber: www.genome.gov

Salinan untai DNA akan dikarakterisasi dengan elektroforesis untuk


melihat pola pita. Karena urutan DNA setiap orang berbeda, jumlah dan
lokasi pita DNA individu (pola elektroforesis) juga bervariasi. Pola pita
inilah yang dimaksud dengan sidik jari DNA. Ada kesalahan bahwa
kesamaan pola pita yang bisa terjadi secara acak (secara kebetulan) sangat
kecil kemungkinannya, mungkin satu bagian per sejuta. Akhir dari metode
ini adalah mencocokkan sidik jari DNA tipe dengan pemilik sampel
jaringan (tersangka kriminal).

9|BIOKIMIA DASAR
Gambar 6. Contoh DNA Fingerprint/ Sidik Jari pada sebuah Keluarga
Sumber: www.kompasiana.com

Setiap anak akan menerima setengah pasang kromosom dari ayah


dan setengah lainnya dari ibu sehingga setiap individu membawa sifat-sifat
yang diwarisi dari kedua orang tuanya. Sedangkan DNA di mitokondria
hanya diturunkan dari ibu ke anak. Pola pewarisan DNA mitokondria yang
unik berarti DNA mitokondria digunakan sebagai penanda untuk
menentukan kekerabatan ibu.

10 | B I O K I M I A D A S A R
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
DNA adalah unit terkecil dari hereditas dan terjadi pada semua organisme
hidup, dari mikroorganisme hingga organisme yang lebih tinggi seperti manusia,
hewan, dan tumbuhan. Menurut Notosoehardjo, setiap jaringan memiliki
kandungan DNA yang berbeda tergantung pada struktur dan komposisi selnya.
DNA diperoleh dari mitokondria (mt DNA) inti sel. Ini dikenal sebagai DNA
kromosom. Mitokondria dapat diperoleh dari setiap bagian biologis suatu
organisme, termasuk manusia. Bagian biologis dari sumber
DNA manusia termasuk darah, epitel mukosa mulut, folikel rambut, urin
dan air mani. Karena DNA digunakan dari fusi butir, maka mengandung materi
warisan yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi pewarisan keturunan
keluarga dari generasi ke generasi dalam pola acak (telur dan biji). Pembunuhnya
adalah kasus kriminal. DNA dapat diidentifikasi kapan saja, sehingga meskipun
wajah penjahat berubah, DNA penjahat dapat diidentifikasi.
Penggunaan tes DNA untuk mengidentifikasi pelaku tindak pidana dapat
dilakukan pada tahap ini berdasarkan kredibilitas alat bukti tes DNA itu sendiri,
sesuai dengan Pasal 184 KUHAP tentang Alat Bukti Yang Sah. .. Sebagai alat bukti,
hal ini tentunya berdampak sangat penting terhadap pendeteksian perkara pidana.
Pentingnya bukti dari tes DNA.

11 | B I O K I M I A D A S A R
DAFTAR PUSTAKA

Sativa, R. (2021). Scientific Investigation dalam Penyidikan Tindak Pidana


Pembunuhan. Jurnal Ilmu Kepolisian, 15(1), 11.
Sandwinata, M. F. (2018). Analisis DNA dalam Kasus Forensik. TEKNOSAINS:
MEDIA INFORMASI SAINS DAN TEKNOLOGI, 12(1), 1-10.
Sinelnikov, A., & Reich, K. (2017). Materials and methods that allow fingerprint
analysis and DNA profiling from the same latent evidence. Forensic
Science International: Genetics Supplement Series, 6, e40-e42.
Wang, X., Zhang, Y., Zhang, H., Wei, X., & Wang, G. (2019). Identification and
authentication for wireless transmission security based on RF-DNA
fingerprint. EURASIP Journal on Wireless Communications and
Networking, 2019(1), 1-12.

12 | B I O K I M I A D A S A R

Anda mungkin juga menyukai