Anda di halaman 1dari 16

Tugas Kelompok

MANAJEMEN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DIKLAT

DI SEBUAH LEMBAGA

OLEH
KELOMPOK 2

Fatur Audy Ramadhan 21911026


Nasrudin 21911017
Tutut Selpiatin 21911022
Darlianti 21911018
Indri Wahyuni Safitri 21911004
Ainun Nisa Asyhadi 21911032
Sri Ayu 21911038

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KENDARI
KENDARI
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan rahmat-Nya, Kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Makalah ini dibuat sebagai tugas mata kuliah Manajemen Pelatihan
dengan judul ‘ Manajemen pendidikan dan pelatihan diklat disebuah lembaga’
Kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan tambahan wawasan
dan pengetahuan kepada para pembacanya.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
penyusunan makalah ini terutama kepada dosen Manajemen Pelatihan dan juga
rekan-rekan sehingga Kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari dalam penyusunan dan penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan dan kesalahan seperti kata pribahasa “Tak Ada Gading yang Tak Retak”
untuk itu Kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif agar dimasa
yang akan datang dapat menjadi lebih baik.

Kendari, 9 Desember 2021

Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul...............................................................................................................i
Kata Pengantar.............................................................................................................ii
Daftar Isi......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................2
1.3 Tujuan.........................................................................................................2
1.4 Manfaat.......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dasar Diklat……...……………………………………………...3
2.1.1 Pengertian Pendidikan……………………………………………...3
2.1.2 Pengertian Pelatihan………………………………………………..4
2.1.3 Perbedaan Pendidikan dan Pelatihan……………………………….4
2.1.4 Tujuan Pendidikan dan Pelatihan…………………………………..6
2.1.5 Prinsip-prinsip Pendidikan dan Pelatihan…………………………..7
2.1.6 Fungsi Pendidikan dan Pelatihan…………………………………...9
2.1.7 Manfaat Pendidikan dan Pelatihan…………………………………9
2.1.8 Jenis-jenis Pendidikan dan Pelatihan……………………………...11
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan..............................................................................................13
3.2 Saran……………………………………………………………………13
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada era dulu hingga saat ini, Pendidikan dan pelatihan selalu berdampingan
dengan peradaban manusia khususnya pada dunia formal maupun non-formal. Diklat
diberikan kepada para pegawai oleh perancang, namun kompetensi yang dimiliki
diduga masih kurang, karena masih banyak permasalahan yang terkait dengan
kompetensi Pegawai, yaitu masih banyak terjadi pelanggaran terhadap aturan yang
dilakukan oleh Pegawai.
Hal yang perlu kita ketahui tentang dasar pendidikan dan pelatihan adalah
konsep dan prosedur analasis kebutuhannya. Ialah suatu proses kegiatan yang
sistematis antara standar kinerja dan kompetensi pegawai sehingga dapat ditingkatan
melalui pendidikan dan pelatihan. Mengingat pentingnya pelatihan yang diberikan
kepada para peserta, maka berbagai persiapan yang berkaitan dengan keberhasilan
dalam pelaksanaan kegiatan ini sangat membutuhkan persiapan yang matang.
Melalui analisa kebutuhan pelatihan, berbagai kebutuhan pendukung kegiatan harus
benar-benar dipersiapkan.
Pada dasarnya analisa kebutuhan pelatihan ini merupakan suatu proses untuk
mengumpulkan dan menganalisa berbagai data untuk mengidentifikasi hal-hal yang
diperlukan dalam mencapai suatu tujuan tertentu. Berbagai hal yang perlu dilakukan
analisa untuk memenuhi kebutuhan pelatihan diantaranya adalah hal-hal yang
berkaitan dengan materi, media pendukung kegiatan pelatihan, dan beberapa
antisipasi yang lain. Sehingga jika dalam penyelenggaraan kegiatan tersebut ternyata
tidak sesuai dengan target yang ditentukan maka akan penyelenggara pelatihan sudah
mempersiapkan solusi selanjutnya.
Kegiatan pelatihan memang tidak selalu berjalan mulus dan sesuai dengan
target penyelenggara. Bahkan kondisi di lapangan, ternyata banyak kegiatan
pelatihan yang justru tidak mendapat respon yang positif dari masyarakat atau
anggota organisasi.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam makalah
ini antara lain :
1. Bagaimana konsep dasar sebuah program diklat ?
2. Bagaimana analisis kebutuhan sebuah program diklat ?

C.Tujuan
1. Mengetahui tentang konsep dasar sebuah program diklat.
2. Mengetahui tentang analisis kebutuhan sebuah program diklat.

D. Manfaat
Manfaat dari makalah yang berjudul “Manajemen Pendidikan dan Pelatihan
Diklat Disebuah Lembaga ” antara lain:

1. Memahami secara rinci tentang konsep analisis diklat sesuai dengan


kebutuhan organisasi, jabatan maupun individu.
2. Dapat memberikan informasi kepada pelaksana program diklat mengenai
konsep dan prosedur analisis kebutuhan program diklat
3. Dapat membantu menjadi referensi untuk penulisan makalah dengan tema
yang sama.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar Diklat


Sebuah diklat akan lebih terencana dan tersruktur ketika pengelola program
diklat mengetahui dan memahami konsep-konsep sederhana mengenai sebuah diklat.
Tanpa adanya sebuah pemahaman mengenai konsep-konsep tersebut maka sebuah
program diklat tidak akan berjalan sesuai dengan harapan. Yang harus dipahami
terlebih dahulu mengenai konsep dasar diklat :

2.1.1 Pengertian Pendidikan


Secara etimologi pendidikan berasal kata didik yang diberi awalan pe- dan
akhiran –an. Menurut www.kbbi.web.id pendidikan merupakan proses pengubahan
sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan
manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Pelaku prosesnya disebut pendidik,
sedangkan objek didiknya disebut peserta didik.
Menurut Zais (1986:317) pendidikan merupakan sebuah proses memperluas
kepedulian dan keberadaan sesorang menjadi dirinya sendiri atau proses
mendefinisikan keberadaan diri sendiri di tengah-tengah lingkungannya.
Menurut UU No.20 Tahun 2003 pengertian pendidikan adalah sebuah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.
Sementera menurut UU No. 2 Tahun 1989 bahwa pendidikan adalah sebuah
usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran, dan pelatihan bagi peranannya di masa yang akan datang.
Sedangkan menurut GBHN, pendidikan adalah usaha sadar untuk
mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan
berlangsung seumur hidup.
Berdasarkan definisi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
pendidikan adalah suatu proses atau usaha yang sistematis dan terencana yang

3
digunakan untuk merubah sikap dan tata laku seseorang ke arah yang lebih
dewasa melalui sebuah proses pengajaran.
2.1.2 Pengertian Pelatihan
Secara etimologi pelatihan berasal kata latih yang diberikan awalan pe- dan
akhiran -an. Dalam kbbi.web.id pelatihan adalah proses, cara, perbuatan melatih;
kegiatan atau pekerjaan melatih, juga diartikan tempat melatih semacam pusat
pendidikan.
Menurut Nadler dan Wiggs pelatihan (training) merupakan teknik-teknik
yang memusatkan pada belajar tentang ketrampilan, pengetahuan dan sikap-sikap
yang dibutuhkan untuk memulai suatu pekerjaan atau tugas-tugas atau untuk
meningkatkan kemampuan dalam melakukan suatu pekerjaan atau tugas.
Sedangkan menurut Payaman Simanjuntak (2005) mendefinisikan bahwa
pelatihan merupakan bagian dari investasi SDM (human investment) untuk
meningkatkan kemampuan dan keterampilan kerja sehingga meningkatkan kinerja
pegawai. Pelatihan biasanya dilakukan dengan kurikulum yang disesuaikan dengan
kebutuhan jabatan, diberikan dalam waktu yang relatif pendek, untuk membekali
seseorang dengan keterampilan kerja.
Menurut beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
pelatihan merupakan suatu kegiatan dalam maksud untuk memperbaiki dan
mengembangkan sikap, tingkah laku, keterampilan, dan pengetahuan dari para
pegawai sesuai dengan keinginan dari suatu lembaga atau organisasi.

2.1.3 Perbedaan Pendidikan dan Pelatihan


Pemahaman terhadap istilah pendidikan dan pelatihan sering tumpang
tindih, batasan antara keduanya seringkali kabur, karena keduanya memiliki tujuan
yang sama yaitu terjadinya perubahan perilaku ke arah yang lebih baik sesuai
dengan yang diinginkan. Keduanya berhubungan dengan belajar dan perubahan
pada diri manusia, tetapi berbeda terutama dalam hal tujuan khusus yang ingin
dicapai.
Miner (1992) menyebut bahwa pendidikan lebih terkait dengan tujuan-
tujuan yang bersifat individual dan tidak terkait langsung dengan tujuan organisasi
(walaupun tujuan-tujuan tersebut bisa saja tumpang tindih), sedang pelatihan pada
dasarnya berhubungan dengan peran khusus individu dalam organisasi. Pelatihan
ditujukan untuk membantu individu agar berhasil menampilkan kinerjanya

4
dalam suatu pekerjaan tertentu. Jadi, pertumbuhan mereka dan berbagai peran
yang akan mereka mainkan di lingkungan sosial mereka menjadi titik awal dalam
pendidikan, sedangkan pelatihan berawal dari kebutuhan dalam suatu pekerjaan
tertentu yang akan dilakukan.
Lebih jauh Miner menjelaskan bahwa proses pelatihan lebih dipusatkan
pada pembelajaran dan perubahan pada suatu hal yang secara khusus dapat
diterapkan pada suatu jabatan, melengkapi persayaratan jabatan yang
dibutuhkan, dan efisien dalam hal waktu, biaya, dan sumber daya yang
digunakan.
Jadi, pendidikan lebih mengarah pada pengetahuan dan hal-hal yang
bersifat umum dan terkait dengan kehidupan pribadi secara luas, sedangkan
pelatihan mengarah pada ketrampilan berperilaku secara khusus dan ada ukuran
benar atau salah. Pendidikan lebih diarahkan untuk memecahkan knowledge
problems, sedangkan pelatihan lebih pada skill problems, dan keduanya digunakan
secara bersama untuk memecahkan motivation problems. Dalam konteks dunia
kerja secara tegas membedakan antara pendidikan dan pelatihan sebagaimana
pada tabel berikut ini:

PENDIDIKAN PELATIHAN
Proses memperoleh pengetahuan atau Proses mengembangkan keterampilan
informasi. untuk suatu pekerjaan atau tugas tertentu.

Menekankan pada mengetahui. Menekankan pada melakukan.

Menekankan pencapaian dengan Menekankan pencapaian pada tingkat


membandingkan dengan tingkat keterampilan tertentu yang bisa
pengetahuan yang dimiliki oleh orang dilakukan.
lain.
Menekankan pada cara pandang sistem Menekankan pada cara pandang sistem
terbuka, bahwa ada banyak cara yang tertutup, bahwa ad acara khusus yang
bisa digunakan untuk mencapai suatu benar atau salah dalam menunjukkan
tujuan, berpikir kreatif dan kritis sangat suatu keterampilan.
dianjurkan.

5
Menekankan pada mengetahui Menekankan pada tingkat kinerja pada
informasi yang tidak harus berhubungan suatu pekerjaan tertentu.
secara langsung dengan pekerjaan atau
karir tertentu.

Menekankan pada pendekatan terbuka Menekankan pada suatu urutan yang


dalam mencapai suatu tujuan, setiap komprehensif dalam menampilkan suatu
tahap dalam prosesnya tidak ditentukan. keterampilan yang diperlukan untuk
menunjukkan suatu perilaku tertentu dan
setiap langkah dalam prosesnya
ditentukan.

2.1.4 Tujuan Pendidikan dan Pelatihan


Pendidikan dan pelatihan meliputi dua tujuan sekaligus, yaitu tujuan
pendidikan dan tujuan pelatihan yang merupakan kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan. Tujuan diadakannya pusat/ badan/ lembaga/ unit pendidikan dan
pelatihan tersebut umumnya untuk dapat memecahkan masalah-masalah perilaku
dalam organisasi yang meliputi masalah pengetahuan, ketrampilan dan motivasi
atau sikap, serta untuk meningkatkan kompetensi para pesertanya terkait dengan
tugas-tugas dan pekerjaan yang akan dipertanggungjawabkan kepada mereka.
Seseorang yang mengalami skill problems, tidak bisa berperilaku
sebagaimana yang diharapkan, mungkin karena ia memang belum tahu
sehingga perlu dididik. Seseorang yang mengalami motivation problems mungkin
bukan karena ia tidak mau melakukan sebagaimana yang diharapkan, melainkan
karena ia tidak tahu mengapa harus melakukannya sehingga ia perlu diberitahu.
Seseorang yang mengalami knowledge problems bisa saja bukan karena ia tidak
tahu tetapi karena ia tidak mau tahu sehingga perlu dimotivasi. Dengan
demikian, para pegawai, karyawan atau anggota-anggota organisasi akan mampu
melaksanakan tugas-tugas dan pekerjaan yang dipertanggungjawabkan kepada
mereka sebagaimana yang diharapkan, dengan mengikuti program pendidikan
dan pelatian. Jadi baik pendidikan maupun pelatihan, sebenarnya sama-sama
mengupayakan dicapainya suatu kompetensi tertentu dari para pesertanya.
Menurut pasal 9 Undang-Undang Ketenagakerjaan tahun 2003, pendidikan
dan pelatihan kerja diselenggarakan dan diarahkan untuk membekali, meningkatkan

6
dan mengembangkan kompetensi kerja guna meningkatkan kemampuan,
produktivitas dan kesejahteraan. Tujuan-tujuan pendidikan dan pelatihan dapat
dikelompokkan mejadi lima bidang, yaitu:
a. Memperbaiki kinerja
b. Memutakhirkan keahlian-keahlian para pegawai/ karyawan sejalan dengan
kemajuan tekhnologi.
c. Mengurangi waktu pembelajaran bagi pegawai/ karyawan baru agar
kompeten dalam pekerjaan.
d. Membantu memecahkan masalah operasional.
e. Mempersiapkan pegawai/ karyawan untuk mendapatkan promosi jabatan.

2.1.5 Prinsip-Prinsip Pendidikan dan Pelatihan


Beberapa prinsip dalam pendidikan dan pelatihan antara lain :
a. Perbedaan individu
Pada saat perencanaan dan pelaksanaan harus tetap diingat adanya perbedaan
individu dari para peserta baik latar belakang pendidikan, pengalaman, maupun
keinginan. Oleh karena itu, sifat dan cara pendidikan dan pelatihan harus
direncanakan dan dilaksanakan sedemikian rupa, sehingga pendidikan dan pelatihan
tersebut akan dapat memberikan hasil dan manfaat dengan cakupan yang besar.

b. Analisis jabatan
Spesifikasi pekerjaan akan dapat menjelaskan pendidikan yang sesuai dan
harus dimiliki oleh calon pekerja untuk dapat menunjang pelaksanaan pekerjaannya.
Oleh karena itu, bahan-bahan yang akan diajarkan harus berhubungan erat dengan
apa yang dinyatakan dalam analisis pekerjaan peserta.

c. Motivasi
Orang akan bersungguh-sungguh melaksanakan suatu tugas tertentu bila ada
daya rangsangannya. Demikian juga halnya dengan peserta yang mengikuti
pendidikan dan pelatihan, mereka melihat kenaikan upah maupun kenaikan
kedudukan adalah beberapa daya rangsang yang dipergunakan untuk belajar
sungguh-sungguh selama pendidikan dan pelatihan.

d. Partisipasi aktif

7
Peserta pendidikan dan pelatihan harus turut aktif dalam pelaksanaan
pendidikan dan pelatihan. Sistem pendidikan dengan jalan memberikan kuliah sering
kali membosankan karena bersifat satu arah. Oleh karena itu, pendidikan dan
pelatihan harus dapat memberikan kesempatan untuk bertukar pikiran antara peserta
dan pengajar, sehingga peserta turut aktif berfikir selama pelaksanaan berlangsung.

e. Seleksi peserta pelatihan


Diantara peserta pendidikan dan pelatihan terdapat perbedaan baik
pendidikan, pengalaman maupun keinginan sehingga untuk menjaga agar perbedaan
tidak terlalu besar, maka calon peserta harus diseleksi. Pendidikan dan pelatihan
sebaiknya diberikan kepada peserta yang berminat dan berkemauan keras untuk
mengikutinya. Pada umumnya orang menganggap bahwa adanya seleksi
memberikan gambaran bahwa hanya orang-orang tertentu yang dapat mengikuti
pendidikan dan pelatihan.

f. Seleksi pengajar
Tidak setiap orang dapat menjadi seorang pengajar yang baik. Jabatan untuk
mengajar juga memerlukan kualifikasi tertentu karena berhasil atau tidaknya
pendidikan dan pelatihan tergantung ada atau tidaknya persamaan kualifikasi analisis
jabatan pengajar dengan kalifikasi analisisi pekerjaan peserta. Oleh karena itu, salah
satu asas penting dari pendidikan dan pelatihan ialah tersedianya tenaga pelatih yang
terdidik, berminat, dan mempunyai kesanggupan untuk mengajar.

g. Pelatihan pengajar
Pengajar dalam suatu pendidikan dan pelatihan harus mudah mendapatkan
pendidikan khusus untuk menjadi tenaga pelatih. Harus diingat bahwa tidak semua
orang yang pandai dalam suatu bidang tertentu dapat mengajarkan kepandaiannya
kepada orang lain.

h. Metode pelatihan
Metode pendidikan dan pelatihan yang diberikan harus sesuai dengan jenis
latihan yang diberikan. Metode pemberian kuliah tidak tepat bagi supervisor,
meskipun cara seperti ini dapat diberikan pada jenis pendidikan yang lain. Oleh

8
karena itu, pilih metode yang tepat untuk digunakan pada saat pendidikan dan
pelatihan.

i. Asas belajar
Pada umumnya orang akan lebih mudah mengkap pelajaran jika pelajaran
yang diberikan dimulai dari hal yang lebih mudah, baru kemudian mempelajari hal
yang lebih sulit.

2.1.6 Fungsi Pendidikan dan Pelatihan


Fungsi pendidikan dan pelatihan adalah :
a. Memperbaiki kinerja ( performance ) para peserta.
b. Mempersiapkan promosi ketenagakerjaan pada jabatan yang lebih rumit dan
sulit.
c. Mempersiapkan tenaga kerja pada jabatan yang lebih tinggi yaitu tingkatan
kepengawasan atau manajerial.
d. Dapat membantu karyawan membuat keputusan yang lebih baik.
e. Meningkatkan kemampuan di bidang kerjanya sehingga dapat mengurangi
stres dan menambah rasa percaya diri.
f. Sebagai proses penumbuhan intelektualitas sehingga kecemasan menghadapi
perubahan di masa-masa mendatang dapat dikurangi.

2.1.7 Manfaat Pendidikan dan Pelatihan


Manfaat pendidikan dan pelatihan pata dikelompokan menjadi:
a. Manfaat bagi organisasi
 Peningkatan produktivitas kerja organisasi sebagai keseluruhan antara lain
karena tidak terjadinya pemborosan tetapi kecermatan melaksanakan tugas.
Kerjasama yang baik antara berbagai satuan kerja yang melaksanakan
kegiatan berbeda dan spesialistik, meningkatkan tekad mencapai sasaran
yang telah ditetapkan serta lancarnya koordinasi sehingga organisasi bergerak
sebagai satuan yang bulat dan utuh.
 Terwujudnya hubungan yang serasi antara atasan dan bawahan. Saling
menghargai dan adanya kesempatan bagi bawahan untuk berfikir dan
bertindak secara inovatif.

9
 Terjadinya proses pengambilan keputusan yang lebih cepat dan kegiatan
tepat, selain itu para pegawai yang bertanggung jawab menyelengagarakan
kegiatan-kegiatan operasional dan tidak sekedar diperintah oleh manajer.
 Meningkatkan semangat kerja seluruh pegawai dalam organisasi dengan
komitmen organisasi yang lebih tinggi.
 Mendorong sikap keterbukaan manajemen, penerapan gaya manajerial
(pengurusan) yang partisipatif.
 Memperlancar jalannya komunikasi efektif yang memperlancar proses
perumusan kebijakan organisasi dan operasional.
 Penyelesaian konflik secara fungsional yang dampaknya ialah rasa persatuan
dan suasan kekeluargaan dikalangan para anggota organisasi.

b. Manfaat bagi individu


 Menolong para pegawai membuat keputusan dengan baik.
 Meningkatkan kemampuan para pegawai menyelesaikan berbagai masalah
yang dihadapinya.
 Timbulnya dorongan di dalam diri para pegawai untuk terus meningkatkan
kemampuan kerjanya.
 Peningkatan kemampuan pegawai untuk mengatasi stress, frustasi, dan
konflik yang pada gilirannya memperbesar rasa percaya diri.
 Tersedianya informasi tentang berbagai program yang dapat dimanfaatkan
oleh para pegawai dalam rangka pertumbuhan masing-masing secara teknikal
dan intelektual.
 Meningkatkan kepuasan kerja
 Semakin besarnya tekad pegawai untuk lebih mandiri.
 Mengurangi ketakutan mengahadapi tugas-tugas baru di masa depan.

c. Manfaat bagi kelompok kerja


 Terjadinya proses komunikasi yang efektif.
 Adanya persepsi yang sama tentang tugas-tugas yang harus diselesaikan.
 Ketaatan semua pihak terhadap berbagai ketentuan yang bersifat normal,
berlaku umum, dan ditetapkan oleh instansi pemerintah yang berwenang
maupun yang berlaku khusus di lingkungan seluruh pegawai.

10
 Terjadinya iklim yang baik bagi pertumbuhan seluruh pegawai.Menjadikan
organisasi sebagai tempat yang lebih menyenangkan untuk berkarya.

2.1.8 Jenis-Jenis Pendidikan dan Pelatihan


Adapun jenis-jenis pendidikan dan pelatihan antara lain:
a. Diklat kepemimpinan
Diklat kepemimpinan yang selanjutnya disebut DIKLATPIM dilaksanakan
untuk mencapai persyaratan kompetensi kepemimpinan aparatur pemerintah yang
sesuai dengan jenjang jabatan struktural. Diklat kepemimpinan adalah diklat dengan
sasaran utama untuk meningkatkan karir guna memangku suatu jabatan fungsi atau
pangkat tertentu secara bertahap dan untuk memperkaya atau meningkatkan
keterampilan manajemen kepemimpinan serta kemampuan menciptakan metode-
metode kerja baru. Diklat kepemimpinan dititikberatkan pada penajaman keahlian
spesifik baik dalam bidang pekerjaan maupun bidang manajerial. Antara lain
meliputi Diklat Pengelola Cabang, Kursus pimpinan Madya, dan Kursus pimpinan
Utama.
b. Diklat Fungsional
Diklat fungsional adalah diklat yang ditujukan untuk menunjang
mengembangkan keahlian atau keterampilan kerja dan dititikberatkan pada
perubahan pola kerja, cara kerja dan penggunaan metode kerja mutakhir. Diklat
fungsional dilaksanakan untuk mencapai persyaratan kompetensi yang sesuai dengan
jenis dan jenjang jabatan fungsional masing-masing jenis dan jenjang diklat
fungsional untuk masing-masing jabatan fungsional ditetapkan oleh instansi pembina
jabatan fungsional yang bersangkutan.

c. Diklat Teknis
Diklat teknis dilaksanakan untuk mencapai persyaratan kompetensi teknis
yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas pegawai atau karyawan. Diklat teknis
dapat dilaksanakan secara berjenjang. Jenis dan jenjang diklat teknis untuk masing-
masing jabatan ditetapkan oleh instansi teknis yang bersangkutan.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah yang berjudul “Konsep dan Prosedur Analisis
Program Diklat” ini yaitu sebuah pelaksanaan program diklat tidak akan berjalan
sesuai dengan rencana tanpa adanya analisis kebutuhan diklat terlebih dahulu.
Konsep dasar sebuah diklat yaitu meliputi sebuah pemahaman mengenai pengertian
pendidikan, pengertian pelatihan serta perbedaan dari keduannya. Selain itu
mengenai pemahaman tentang apa saja kebutuhan diklat yang dibutuhkan dan
bagaimana prosedur analisis kebutuhan program diklat tersebut.

3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh
dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman
pada banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu penulis
mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di
atas. 

12
DAFTAR PUSTAKA

file:///C:/Users/USER/Downloads/ANALISIS-KEBUTUHAN-DIKLAT.pdf,
diakses 31 Agustus 2019.
http://izzaucon.blogspot.com/2014/06/konsep-pendidikan-dan-pelatihan.html,
diakses 31 Agustus 2019.
https://ahlipresentasi.com/bagaimana-cara-melakukan-analisa-kebutuhan-pelatihan-
secara-efektif/, diakses 31 Agustus 2019.
https://amrianihamzah.blogspot.com/2013/01/konsep-dasar-analisis-kebutuhan-
diklat.html, diakses 31 Agustus 2019.
https://bdksemarang.kemenag.go.id/upaya-peningkatan-mutu-diklat-melalui-
kegiatan-analisis-kebutuhan-diklat-akd/, diakses 31 Agustus 2019.
https://edutrial.wordpress.com/2012/05/05/analisis-kebutuhan-diklat-training-needs-
assessment/, diakses 31 Agustus 2019.
https://www.academia.edu/21873744/Konsep_Dasar_Pendidikan_dan_Latihan,
diakses 31 Agustus 2019.
https://www.slideshare.net/RoyadiNusa/pengertian-diklat-ii, diakses 31 Agustus
2019.
https://www.zonareferensi.com/pengertian-pendidikan/, diakses 31 Agustus 2019.

Anda mungkin juga menyukai