Logika Fuzzy memungkinkan nilai keanggotaan antara 0 dan 1, tingkat keabuan dan juga hitam dan putih,
dan dalam bentuk linguistik, konsep tidak pasti seperti "sedikit", "lumayan", dan "sangat". Dia berhubungan
dengan set fuzzy dan teori kemungkinan. Dia diperkenalkan oleh Dr. Lotfi Zadeh dari Universitas
California, Berkeley pada 1965.
Himpunan Fuzzy
Pada himpunan tegas (crisp set), nilai keanggotaan suatu item x dalam suatu himpunan A (ditulis A[x]) memiliki 2 kemungkinan :
◦ Satu (1), artinya x adalah anggota A
◦ Nol (0), artinya x bukan anggota A
Contoh 1 :
Jika diketahui :
S={1,2,3,4,5,6} adalah semesta pembicaraan
A={1,2,3}
B={3,4,5}
maka :
◦ Nilai kaanggotaan 2 pada A, A[2] = 1, karena 2A
◦ Nilai kaanggotaan 4 pada A, A[4] = 0, karena 4 A
Himpunan Fuzzy(contd)
Contoh 2:
“Jika suhu lebih tinggi atau sama dengan 80 oF, maka suhu disebut panas, sebaliknya disebut tidak panas”
Kasus :
◦ Suhu = 100 oF, maka Panas
◦ Suhu = 80.1 oF, maka Panas
◦ Suhu = 79.9 oF, maka tidak panas
◦ Suhu = 50 oF, maka tidak panas
Fungsi keanggotaan dari himpunan tegas gagal membedakan antara anggota pada himpunan yang sama
Ada problem-problem yang terlalu kompleks untuk didefinisikan secara tepat
Himpunan Fuzzy(contd)
Contoh 3 :
Misal variable umur dibagi menjadi 3 katagori :
MUDA umur <35 tahun
PAROBAYA 35 ≤ umur ≤ 55 tahun
TUA umur > 55 tahun
Muda Parobaya Tua
1 1 1
0 0 35 55 0 55
35
Gambar 2a. Keanggotaan himpunan biasa (crisp) umur muda dan parobaya
0,5
0,25
0 25 35 40 45 50 55 65
Gambar 2b. Himpunan Fuzzy untuk variable umur
FUNGSI KEANGGOTAAN HIMPUNAN FUZZY (MEMBERSHIP FUNCTION)
1.0 1.0
0 a b 0 a b
Domain Domain
1.0
0 a b c
Segitiga
[x] = 0; x a atau x c
(x-a)/(b-a); a x b
(c-x)/(c-b); b x c
Fungsi Keanggotaan: Trapesium
1.0
0 a b c d
Trapesium
[x]= 0; x a atau x d
(x-a)/(b-a); a x b
1; b x c
(d-x)/(d-c); c x d
Fungsi Keanggotaan: Sigmoid
1.0
0 a b c
Sigmoid
[x;a,b,c]sigmoid = 0; x a
2 ((x - a)/(c - a))2; a x b
1 - 2((c - x)/(c - a))2; b x c
1; x c
Fungsi Keanggotaan: Phi
1.0
[x;a,b,c]phi = [x;c-b,c-b/2,c]sigmoid; x c
[x;c,c+b/2,c+b]sigmoid; x > c
Operasi Logika (Operasi Himpunan Fuzzy)
Operasi logika adalah operasi yang mengkombinasikan dan
memodifikasi 2 atau lebih himpunan fuzzy.
Nilai keanggotaan baru hasil operasi dua himpunan disebut firing
strength atau predikat, terdapat 3 operasi dasar pada
himpunan fuzzy :
◦ OR (Union)
◦ AND (Intersection)
◦ NOT (Complement)
OR (Union)
maka -predikat untuk usia MUDA atau berpenghasilan TINGGI adalah nilai
keanggotaan maksimum :
MUDA GAJITINGGI
= max(MUDA[27], GAJITINGGI[2juta])
= max (0,6 ; 0,8)
= 0,8
AND (Intersection)
⚫Fuzzy intersection (): irisan dari 2 himpunan fuzzy adalah minimum dari tiap pasang elemen
pada kedua himpunan.
⚫contoh.
A B = {MIN(1.0, 0.2), MIN(0.20, 0.45), MIN(0.75, 0.50)} = {0.2, 0.20, 0.50}
Misal nilai keanggotaan umur 27 pada himpunan muda adalah MUDA[27] = 0,6 dan nilai
keanggotaan 2 juta pada himpunan penghasilan TINGGI adalah GAJITINGGI[2juta] = 0,8
maka -predikat untuk usia MUDA dan berpenghasilan TINGGI adalah nilai keanggotaan
minimun :
MUDAGAJITINGGI
= min( MUDA[27], GAJITINGGI[2juta])
= min (0,6 ; 0,8)
= 0,6
NOT (Complement)
= 0,4
Contoh
Nilai keanggotaan sebagai hasil dari operasi 2 himpunan: fire strength atau -
predikat
Misalkan nilai keanggotaan IP 3.2 pada himpunan
AND
IPtinggi adalah 0.7 dan nilai keanggotaan 8 semester
pada himpunan LulusCepat adalah 0.8 maka -predikat
AB [x] = min(A[x], B[x]) untuk IPtinggi dan LulusCepat:
AB AB A
A’
AB
AB
Penalaran monoton
(Aturan Fuzzy If Then)
Metode penalran secara monoton digunakan sebagai dasar untuk teknik implikasi fuzzy.
Meskipun penalaran ini sudah jarang sekali digunakan, namun kadang masih digunakan untuk
penskalaan fuzzy. Jika 2 variabel fuzzy direlasikan dengan implikasi sederhana sebagai berikut :
If x is A Then Y is B
atau y=f((x,A),B)
maka sistem fuzzy dapat berjalan tanpa harus melalui komposisi dan dekomposisi fuzzy. Nilai
output dapat diestimasi secara langsung dari nilai keanggotaan yang berhubungan dengan
antesendennya
FUNGSI IMPLIKASI
Bentuk umum aturan yang digunakan dalam fungsi implikasi :
IF x is A THEN y is B
dengan x dan y adalah skalar, A dan B adalah himpunan fuzzy.
Proposisi yang mengikuti IF disebut anteseden, sedangkan proposisi
yang mengikuti THEN disebut konsekuen.
Secara umum, ada dua fungsi
implikasi, yaitu :
1. Min (minimum), fungsi ini akan memotong output himpunan fuzzy
2. Dot (product), fungsi ini akan menskala output himpunan fuzzy
a. A2 B
A1 Aplikasi fungsi implikasi Min
X1 X2 Y
If X1 is A1 and X2 is A2 Then Y is B
A1 B
Aplikasi fungsi implikasi Dot
A2
b.
X1 X2 Y
If X1 is A1 and X2 is A2 Then Y is
B
Gambar 4. (a) Aplikasi fungsi implikasi menggunakan
operator min. (b) Aplikasi fungsi implikasi menggunakan
operator dot.
Geometri Fraktal
Geometri Fraktal
Pada modul geometri, yang meliputi geometri datar, geometri
ruang dan geometri transformasi. Semua materi yang ada pada
modul esensial geometri tersebut semua diberlakukan geometri
Euclides.
“Jika fungsi 𝑓 kontinu pada selang [𝑎, 𝑏], maka 𝑓 terintegral secara Riemann
pada selang [𝑎, 𝑏].”
Bagaimana apabila
minimal salah satu Integral Tak Wajar
syarat tersebut tidak (Improper Integral)
terpenuhi?
Pengertian
𝑏
Integral 𝑥𝑑 𝑥 𝑓 𝑎disebut integral tak wajar jika
Integral yang berkaitan dengan (1) dan (2) disebut integral tak wajar jenis pertama
dan kedua, sedangkan integral memenuhi kedua kondisi disebut integral jenis ketiga.
Contoh 1.
∞
1. 0 cos 𝑥 2 𝑑𝑥 merupakan contoh integral tak wajar jenis pertama
3 𝑑𝑥
2. 0 𝑥−1
merupakan contoh integral tak wajar jenis kedua
2 𝑑𝑥
3. −∞ 1−𝑥 2 merupakan contoh integral tak wajar jenis ketiga
𝜋 sin 𝑥 sin 𝑥
4. 0 𝑥
𝑑𝑥 bukan integral tak wajar karena lim+
𝑥
= 1.
𝑥→0
(a) Integral Tak Wajar Jenis Pertama
(a) Integral Tak Wajar Jenis Pertama
Integral tak wajar jenis pertama terjadi apabila selang yang diberikan tidak terbatas.
Ada tiga jenis selang yang berkaitan dengan integral tak wajar jenis pertama yaitu
[𝑎, ∞), −∞, 𝑏 , dan −∞, ∞ .
(a) Integral Tak Wajar Jenis Pertama
Definisi 1. (Wrede & Spiegel, 2002)
∞ 𝑥
(1) Jika 𝑓 terintegralkan pada selang 𝑎, ∞ maka 𝑓 𝑎 𝑥 𝑑𝑥 = lim 𝑓 𝑎 𝑡 𝑑𝑡
𝑥→∞
𝑎 𝑎
(2) Jika 𝑓 terintegralkan pada selang −∞, 𝑎 maka −∞ 𝑓 𝑥 𝑑𝑥 = lim 𝑓 𝑡 𝑑𝑡
𝑥→−∞ 𝑥
(3) Jika 𝑓 terintegralkan pada selang −∞, ∞ maka
∞ 𝑎 ∞
න 𝑓 𝑥 𝑑𝑥 = න 𝑓 𝑥 𝑑𝑥 + න 𝑓 𝑥 𝑑𝑥
−∞ −∞ 𝑎
𝑎 𝑥
= lim න 𝑓 𝑡 𝑑𝑡 + lim න 𝑓 𝑡 𝑑𝑡
𝑥→−∞ 𝑥 𝑥→∞ 𝑎
Kekonvergenan Integral jenis pertama
Dari Definisi 1 (a), kita dapat mengubah bentuk
limit yang berkenaan yaitu apabila 𝑓 𝑥 terbatas
dan terintegralkan untuk setiap interval berhingga
𝑎, 𝑏 maka dapat didefinisikan
∞ 𝑏
න 𝑓 𝑥 𝑑𝑥 = lim න 𝑓 𝑥 𝑑𝑥
𝑎 𝑏→∞ 𝑎
∞ 𝑑𝑥 1
Jadi 2 konvergen ke .
𝑥2 2
𝑏 𝑏 𝑏
2 −∞ cos 𝑥 𝑑𝑥 = lim cos 𝑥 𝑑𝑥 = lim sin 𝑥 𝑎
𝑎→−∞ 𝑎 𝑎→−∞
Jelas lim sin 𝑎 tidak ada karena nilainya berubah-ubah di antara −1 dan 1
𝑎→−∞
𝑏
sehingga berakibat −∞ cos 𝑥 𝑑𝑥 divergen.
Integral tak wajar jenis pertama khusus
∞ −𝑡𝑥
1) Integral eksponensial atau geometrik berbentuk 𝑥𝑑 𝑒 𝑎 di mana 𝑡 adalah
suatu konstanta. Integral tersebut konvergen jika 𝑡 > 0 dan divergen jika 𝑡 ≤
0. Integran tersebut dapat dianalogikan dengan deret geometri dengan 𝑟 = 𝑒 −𝑡
dan diperoleh 𝑒 −𝑡𝑥 = 𝑟 𝑥 .
∞ 𝑑𝑥
2) Integral 𝑝 jenis pertama berbentuk 𝑝 𝑎di mana 𝑝 adalah suatu konstanta dan
𝑥
𝑎 > 0. Integral tersebut konvergen jika 𝑝 > 1 dan divergen jika 𝑝 ≤ 1.
Uji Konvergensi Integral Tak Wajar Jenis Pertama
1) Uji perbandingan (Comparison Test) utnuk integral dengan integran non
negative (≥ 0).
a. Konvergen.
Diberikan 𝑔 𝑥 ≥ 0 untuk setiap 𝑥 ≥ 𝑎.
∞
Jika 0 ≤ 𝑓 𝑥 ≤ 𝑔 𝑥 untuk setiap 𝑥 ≥ 𝑎 dan 𝑔 𝑎 𝑥 𝑑𝑥 konvergen
∞
maka 𝑓 𝑎 𝑥 𝑑𝑥 juga konvergen.
b. Divergen
Diberikan 𝑔 𝑥 ≥ 0 untuk setiap 𝑥 ≥ 𝑎.
∞
Jika 𝑓 𝑥 ≥ 𝑔 𝑥 untuk setiap 𝑥 ≥ 𝑎 dan 𝑔 𝑎 𝑥 𝑑𝑥 divergen maka
∞
𝑓 𝑎 𝑥 𝑑𝑥 juga divergen.
Uji Konvergensi Integral Tak Wajar Jenis Pertama
2) Uji hasil bagi (Quotient test) untuk integral dengan integran non negatif.
a) Diberikan 𝑓 𝑥 ≥ 0 dan 𝑔 𝑥 ≥ 0 untuk setiap 𝑥 ≥ 𝑎.
𝑓 𝑥 ∞ ∞
Jika lim = 𝐴 ≠ 0 atau ∞ maka 𝑥𝑑 𝑥 𝑓 𝑎dan 𝑥𝑑 𝑥 𝑔 𝑎kedua-duanya
𝑥→∞ 𝑔 𝑥
konvergen atau kedua-duanya divergen.
∞ ∞
b) Jika 𝐴 = 0 pada (a) dan 𝑥𝑑 𝑥 𝑔 𝑎konvergen maka 𝑥𝑑 𝑥 𝑓 𝑎konvergen.
∞ ∞
c) Jika 𝐴 = ∞ pada (a) dan 𝑔 𝑎 𝑥 𝑑𝑥 divergen maka 𝑓 𝑎 𝑥 𝑑𝑥 divergen.
Uji ini berkaitan dengan uji perbandingan dan sering kali merupakan cara alternatif yang
1
sangat berguna. Lebih khusus apabila 𝑔 𝑥 = 𝑝, kita akan memperoleh teorema terkait
𝑥
dengan integral 𝑝 sebagai berikut.
Uji Konvergensi Integral Tak Wajar Jenis Pertama
Teorema 1. (Wrede & Spiegel, 2002)
Misalkan lim 𝑥 𝑝 𝑓 𝑥 = 𝐴.
𝑥→∞
∞
1) 𝑓 𝑎 𝑥 𝑑𝑥 konvergen jika 𝑝 > 1 dan 𝐴 berhingga.
∞
2) 𝑥𝑑 𝑥 𝑓 𝑎divergen jika 𝑝 ≤ 1 dan 𝐴 ≠ 0 (𝐴 mungkin tak hingga) .
Uji Konvergensi Integral Tak Wajar Jenis Pertama
3) Uji Deret untuk integral dengan integran non negatif.
∞
𝑓 𝑎 𝑥 𝑑𝑥 konvergen atau divergen sesuai dengan σ 𝑢𝑛 di mana 𝑢𝑛 = 𝑓 𝑛
konvergen atau divergen.
4) Konvergensi bersyarat dan mutlak.
∞
𝑓 𝑎 𝑥 𝑑𝑥 dikatakan konvergen mutlak (absolutely convergent) jika
∞
𝑓 𝑎 𝑥 𝑑𝑥 konvergen.
∞ ∞ ∞
Jika 𝑥𝑑 𝑥 𝑓 𝑎konvergen tetapi 𝑥𝑑 𝑥 𝑓 𝑎divergen maka 𝑥𝑑 𝑥 𝑓 𝑎
dikatakan konvergen bersyarat (conditionally convergent).
Uji Konvergensi Integral Tak Wajar Jenis Pertama
Teorema 2. (Wrede & Spiegel, 2002)
∞ ∞
Jika 𝑎 𝑓 𝑥 𝑑𝑥 konvergen maka 𝑓 𝑎 𝑥 𝑑𝑥 konvergen.
Contoh 3.
1 1
a) Dipunyai 𝑥 ≤ 𝑥 = 𝑒 −𝑥 untuk 𝑥 ≥ 0.
𝑒 +2 𝑒
∞ 𝑏
Jelas 0 𝑒 −𝑥 𝑑𝑥 = lim 0 𝑒 −𝑥 𝑑𝑥 = lim −𝑒 −𝑥 𝑏0 = lim 𝑒 −0 − 𝑒 −𝑏 = 𝑒 0 − lim 𝑒 −𝑏 = 1.
𝑏→∞ 𝑏→∞ 𝑏→∞ 𝑏→∞
∞ −𝑥
Jadi 0 𝑒 𝑑𝑥 konvergen ke 1.
∞ 1
Hal ini berakibat 0 𝑥 𝑑𝑥 juga konvergen.
𝑒 +2
1 1
b) Dipunyai > untuk 𝑥 ≥ 2.
ln 𝑥 𝑥
∞ 𝑑𝑥 𝑏 𝑑𝑥
Jelas 2 = lim 2 = lim ln 𝑥 𝑏2 = lim ln 𝑏 − ln 2 = lim ln 𝑏 − ln 2.
𝑥 𝑏→∞ 𝑥 𝑏→∞ 𝑏→∞ 𝑏→∞
Jelas lim ln 𝑏 = ∞.
𝑏→∞
∞ 𝑑𝑥
Jadi 2 𝑥 divergen.
∞ 𝑑𝑥
Hal ini berakibat 2 juga divergen.
ln 𝑥
Contoh 4.
∞ 𝑥 3 𝑑𝑥 𝑥3 1
(a) 𝑎5𝑥 6 +37 konvergen karena lim 𝑥3. = .
𝑥→∞ 5𝑥 6 +37 5
∞ 𝑥𝑑𝑥 𝑥
(b) 𝑎4 2 divergen karena lim 𝑥. = 1.
𝑥 +2𝑥 +3 𝑥→∞ 𝑥 4 +2𝑥 2 +3
Contoh 5.
∞ cos 𝑥
0 𝑥 2 +1 𝑑𝑥 konvergen mutlak karena
∞ cos 𝑥 ∞ 𝑑𝑥 ∞ 𝑑𝑥
0 𝑥 2 +1 𝑑𝑥 ≤ 0 𝑥 2 +1 dan 0 𝑥 2 +1 konvergen.
(b) Integral Tak Wajar Jenis Kedua
(b) Integral Tak Wajar Jenis Kedua
Jika 𝑓(𝑥) tak terbatas hanya di titik ujung
𝑥 = 𝑎 pada selang [𝑎, 𝑏] maka integral
tak wajar jenis kedua ini didefiniskan
𝑏 𝑏
𝑓 𝑎 𝑥 𝑑𝑥 = lim+ 𝑎+𝜖 𝑓 𝑥 𝑑𝑥
𝜖→0
Apabila limit sebelah kanan persamaan di
atas ada maka integral sebelah kiri
konvergen selain itu divergen.
(b) Integral Tak Wajar Jenis Kedua
Begitu juga jika 𝑓(𝑥) tak terbatas
hanya di titik ujung 𝑥 = 𝑏 pada
selang 𝑎, 𝑏 maka integral tak
wajar jenis kedua ini
didefinisikan
𝑏 𝑏−𝜖
𝑓 𝑎 𝑥 𝑑𝑥 = lim+ 𝑓 𝑎 𝑥 𝑑𝑥
𝜖→0
(b) Integral Tak Wajar Jenis Kedua
Integral jenis kedua ini juga meliputi kasus di mana 𝑓 𝑥 menjadi tidak terbatas di titik interior 𝑥 = 𝑐 ∈ 𝑎, 𝑏
dan didefinisikan
𝑏 𝑐−𝜖1 𝑏
= 𝑥𝑑 𝑥 𝑓 𝑎lim+ 𝑎 𝑓 𝑥 𝑑𝑥 + lim+ 𝑐+𝜖 𝑓 𝑥 𝑑𝑥
𝜖1 →0 𝜖2 →0 2
Integral pada sebelah kiri persamaan di atas konvergen atau divergen didasarkan pada eksistensi limit pada
sebelah kanan persamaan di atas. Perluasan kasus ini dapat dilakukan apabila 𝑓 𝑥 tidak terbatas di dua atau
lebih titik pada selang 𝑎, 𝑏
𝑥=𝑐
𝑓
𝑐−𝜖1 𝑓 𝑏
න 𝑓 𝑥 𝑑𝑥 න 𝑓 𝑥 𝑑𝑥
𝑎 𝑐+𝜖2
𝑥=𝑎 𝑐 − 𝜖1
𝑐 + 𝜖2 𝑥=𝑏
(b) Integral Tak Wajar Jenis Kedua
Catatan:
Tak terbatas berbeda dengan tidak terdefinisi.
1 sin 𝑥 1 sin 𝑥
Sebagai contoh 0 𝑑𝑥 = lim 𝜖 𝑑𝑥 adalah integral tertentu
𝑥 𝜖→0 𝑥
sin 𝑥
(proper integral) karena lim = 1 dan oleh sebab itu, integral
𝑥→0 𝑥
tersebut terbatas saat 𝑥 → 0 walaupun fungsi integran tidak terdefinisi
di 𝑥 = 0.
Integral Tak Wajar Jenis Kedua Khusus
𝑏 𝑑𝑥
1) 𝑎 𝑥−𝑎 𝑝
konvergen jika 𝑝 < 1 dan divergen jika 𝑝 ≥ 1
𝑏 𝑑𝑥
2) 𝑏 𝑎−𝑥 𝑝 konvergen jika 𝑝 < 1 dan divergen jika 𝑝 ≥ 1
3 𝑑𝑥 𝑑𝑥 1
0 3−𝑥 𝑥 2 +1 divergen karena lim− 3 − 𝑥 . = .
𝑥→3 3−𝑥 𝑥 2 +1 10
Contoh 8.
sin 𝑥 1 4𝜋 𝑑𝑥
Karena 3 ≤ 3 dan 𝜋 3 konvergen
𝑥−𝜋 𝑥−𝜋 𝑥−𝜋
1
(Integral p dengan 𝑎 = 𝜋, 𝑝 = )
3
4𝜋 sin 𝑥 4𝜋 sin 𝑥
maka berakibat 𝜋 3 𝑑𝑥 konvergen sehingga 𝜋 3 𝑑𝑥 konvergen
𝑥−𝜋 𝑥−𝜋
(mutlak)
(b) Integral Tak Wajar Jenis Ketiga
(c) Integral Tak Wajar Jenis Ketiga
Integral tak wajar jenis ketiga ini dapat dinyatakan menggunakan integral tak
wajar jenis pertama dan kedua. Kekonvergenan integral tak wajar jenis ketiga ini
mengikuti kekonvergenan integral tak wajar jenis pertama dan kedua
Bilangan Kompleks
Posisi Bilangan Kompleks
Bilangan
Kompleks
Bilangan Bilangan
Real Imajiner
Bilangan Bilangan
Irasional Rasional
Bilangan
Pecahan
Bulat
Bilangan Bilangan
Bulat Negatif Cacah
dengan 𝑥 dan 𝑦 bilangan real dan 𝑖 adalah bilangan imajiner, dan nilai 𝑖 2 = −1.
Jika 𝑧 = 𝑥 + 𝑖𝑦, 𝑧 ∊ ℂ, maka 𝑥 adalah real part dari 𝑧 dan 𝑦 adalah imaginary part dari 𝑧. Penulisannya
adalah sebagai berikut.
Dari bilangan kompleks 𝑧 = 𝑥 + 𝑖𝑦, jika 𝑥 = 0, maka 𝑧 dinamakan pure imaginary. Jika 𝑥 = 0 dan 𝑦 = 1,
maka 𝑧 = 𝑖, bilangan ini dinamakan imaginary unit.
Teorema-teorema
Teorema 1.1
𝑧1 . 𝑧2 = (𝑥1 𝑥2 − 𝑦1 𝑦2 ) + (𝑥1 𝑦2 + 𝑥2 𝑦1 )𝑖
Teorema-teorema
Teorema 1.3
𝑧1 + 𝑧2 = 𝑧2 + 𝑧1
𝑧1 ∙ 𝑧2 = 𝑧2 ∙ 𝑧1
𝑧1 ∙ (𝑧2 ∙ 𝑧3 ) = (𝑧1 ∙ 𝑧2 ) ∙ 𝑧3
Sifat Operasi Bilangan Kompleks
3. Sifat Distributif kiri dan Kanan
4. Identitas Penjumlahan
5. Identitas Perkalian
∀ (𝑧 = 𝑥 + 𝑦𝑖) ∊ ℂ, ∃ 1 ∊ ℝ, ∋ 𝑧 ∙ 1 = 𝑥 + 𝑦𝑖 ∙ 1 = 𝑥 + 𝑦𝑖 = 1 ∙ 𝑥 + 𝑦𝑖 = 1 ∙ 𝑧
∀ 𝑧 = 𝑥 + 𝑦𝑖 ∊ ℂ, ∃ −𝑧 = −𝑥 − 𝑦𝑖 ∊ ℂ, ∋ 𝑧 + −𝑧 = 𝑥 + 𝑦𝑖 + −𝑥 − 𝑦𝑖 = 0 + 0𝑖 = 0 = (−𝑥 −
𝑦𝑖 ) + 𝑥 + 𝑦𝑖 = −𝑧 + 𝑧.
7. Invers Perkalian
𝑥 𝑦
∀ 𝑧 = 𝑥 + 𝑦𝑖 ∊ ℂ, ∃ 𝑧 −1 = − 𝑖 ∊ ℂ, ∋ 𝑧 ∙ 𝑧 −1 = 1 = 𝑧 −1 ∙ 𝑧 .
𝑥 2 +𝑦 2 𝑥 2 +𝑦 2